Disusun oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
pertolongan dan cinta kasih nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
Manajemen SDM Kesehatan. Adapun maksud penyusunan laporan praktikum ini adalah
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen SDM Kesehatan yang juga merupakan
salah satu tugas yang diberikan kepada setiap mahasiswa dalam bentuk tugas individu.
Selain itu tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam proses penyusunan makalah ini yang tak sempat penulis lampirkan satu
persatu. Penulis sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik
dari segi isi maupun cara penyusunan nya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun guna menyempurnakan laporan yang kami buat ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih banyak dan penulis mohon maaf bila
ada kesalahan penulisan kata dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca serta membutuhkan laporan ini sebagai
referensi ataupun acuan dalam membuat laporan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
COVER..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2
3
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
4
DAFTAR TABLE
Halaman
0
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
e. Langkah- langkah perhitungan beban kerja secara work sampling adalah
(Ilyas,011) :
− Ambil salah satu unit kerja, misalnya perawat instalasi gawat darurat
di salah satu rumah sakit.
− Identofikasi salah satu kategori petugas kesehatan yang diamati.
− Pelajari tentang tugas pokokkategori tenaga kesehatan yang akan
diteliti.
− Ambil sampel pengamatan dari perawat yang bekerja pada waktu
itu.
− Kategorikan pekerja perawat yang terdiri dari pekerja langsung,
pekerja tidak langsung, pekerja pribadi serta pekerja tidak produktif.
− Tenaga kesehatan tersebut secara bergantian diaamati dengan jeda
5-10 menit secara sistematis dan teratur.
− Lakukan kalkulasi dan perhitungan persentase waktu yang
dihabiskan untuk melakukan kegiatan langsung, tidak langsung,
pribadi dan tidak produktif dari keseluruhan waktu kerja yang
tersedia.
− Analisis pemakaian waktu kerja.
Berdasarkan penggunaan waktu kerja untuk kegiatan produktif dapat
diperkirakan kebutuhan tenaga.
4
d. Pelaksana seharusnya mengetahui secara pasti tentang kompetensi dan
fungsi perawat mahir, berasal dari perawat mahir rumah sakit lain.
Dalam perhitungan beban kerja secara time and motion studi yang
ingin diketahui adalah bagaimana perwat yang diamati melakukan
aktivitasnya dan bagaimana kualitas pekerjaannya.
5
Staff Needed (ISN). Metode ISN ini adalah metode untuk menetapkan jumlah
tenaga berdasarkan jenis kegiatan dan volume pelayanan pada suatu unit atau
institusi.
Dengan metode estimasi beban kerja setiap tenaga kesehatan mempunyai
beban kerja efektif sekitar 80% dari waktu kerja sebulan. Waktu kerja normal
perminggunya (6 hari kerja) adalah 37,5 jam sehingga jumlah jam kerja rata-rata
dalam satu hari adalah 6,25 jam.
Jadi jumlah jam kerja dalam satu bulan (24 hari kerja) adalah 6,25 jam x 24
hari = 150 jam perbulan. Dimana waktu kerja waktu efektif adalah waktu yang
sungguh-sungguh digunakan secara efektif oleh tenaga kesehatan dalam
melaksanakan tugasnya yaitu 80% dari waktu kerja sebulan 150 jam (0,8 x 150
jam = 120 jam/bulan).
Berdasarkan uraian tersebut maka apabila beban kerja seorang tenaga
kesehatan dengan tugas dan fungsi tertentu berada pada ukuran standar 120
sampai 150 jam perbulan berarti tidak diperlukan tambahan tenaga pada tugas
yang sama. Tetapi apabila beban kerja tenaga kesehatan dengan tugas dan fungsi-
fungsi tertentu berada dibawah ukuran standar maka tenaga kesehatan tersebut
perlu diberikan tugas tambahan sehingga beban kerja dapat maksimal.
Penambahan tenaga kesehatan hanya diperlukan jika beban kerja melebihi standar
dan tidak bisa lagi dibagi dengan tenaga lain pada unit tersebut
6
Melaksanakan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, melaksanakan
pelayanan KB, melaksanakan pertolongan persalinan normal
perawatan nifas (PNC), melaksanakan pelayanan kesehatan bayi dan
anak.
7
melakukan analisis dampak lingkungan, penyuluhan kesehatan
lingkungan.
8
Melakukan kordinasi pengumpulan data laporan hasil kegiatan
bulanan puskesmas, melakukan validasi data hasil laporan bulanan
kegiatan program, melakukan pengumpulan dan analisa data
stratifikasi puskesmas, merekap dan mendokumentasikan laporan
hasil kegiatan bulanan puskesmas, melakukan visualisasi data hasil
laporan bulanan kegiatan program, mendokumentasikan semua
rencana dan hasil kegiatan puskesmas secara sistematis.
2. Tugas Tambahan
Tugas tambahan merupakan bagian dari pekerjaan dan dikerjakan seperti
halnya tugas utama. Namun akan menjadikan beban kerja meningkat jika
tugas tambahan lebih banyak sehingga menjadikan tanggungan pekerjaan
yang harus dikerjakan menjadi lebih besar. Dapat juga terjadi sebaliknya
yakni dengan tugas tambahan beban kerja meningkat tetapi tetap sesuai
dengan standar karena tingkat produktivitas menjadi lebih optimal. Tugas
tambahan tenaga kesehatan pada puskesmas sebagai berikut :
a. Tugas Tambahan Tenaga Dokter
Membuat Laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan,
melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan manajemen
puskesmas, melakukan kordinasi lintas program, melakukan supervisi
program.
9
Membuat laporan bulanan, menghadiri pertemuan, membuat
pencatatan dan pelaporan perawatan gigi pasien.
3. Waktu Kerja
Waktu kerja adalah lamanya seseorang bekerja dalam seharinya.
Setiap tenaga kesehatan mempunyai waktu kerja normal tiap minggunya
37,5 - 40 jam, sehingga jumlah jam kerja rata-ratanya dalam satu hari
10
adalah 6,25 – 6,67. Jadi dalam satu bulan jumlah jam kerja adalah 150 –
160 jam (24 hari kerja).
Dimana waktu kerja efektif adalah waktu yang sungguh-sungguh
digunakan untuk bekerja secara efektif oleh tenaga kesehatan yaitu 80%
dari waktu kerja sebulan (150 jam) atau sama dengan 0,8 x 150 jam =120
jam perbulan. ( Depkes RI, 1999). Jumlah waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan adalah sama dengan jumlah keempat waktu
berikut:
a. Waktu yang sungguh-sungguh dipergunakan untuk bekerja, yakni
waktu yang di pergunakan dalam kegiatan-kegiatan yang langsung
berhubungan dengan produksi yang disebut waktu lingkaran (cycle
time atau cyclical time) atau waktu baku /dasar.
b. Waktu yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang tidak langsung
berhubungan dengan produksi yang disebut waktu bukan lingkaran
(Non Cyclical Time).
c. Waktu untuk menghilangkan kelelahan (Fatique Time).
d. Waktu untuk keperluan pribadi (Personal Time).
11
Table 2.1.7.1
Jawaban Latihan Menghitung Beban Kerja
JAWAB KESIMPULAN
− Dengan demikian beban kerja
− Pasien rujukan dan resep untuk pemeriksaan, pemberian
(60% x 60) = 36 pasien rujukan dan resep pasien
− Jam kerja/hari = 6 jam x 60 perhari adalah 36 pasien/hari.
menit = 360 menit − Laboratorium 40% x 60 = 24
− Rujukan dan resep dibutuhkan pasien
waktu 10 menit = 360/10 = 36 − Waktu yang dibutuhkan 15
pasien. menit (360 menit/15 menit= 24
pasien)
JAWAB
a. Beban kerja tugas b. Beban kerja tugas c. Beban kerja tugas
12
poliklinik tambahan Penyuluhan
− Terdapat 17.901 − Pertemuan lintas − 84 x 3 jam = 252
kunjungan x 4 sektoral: jam/tahun
menit pemeriksaan 1 x perbulan X 3 − 252/jam/tahun :
= 71.604 jam = 3 jam 12 = 21
menit/tahun − Rapat koordinasi: jam/bulan
− 71.604 menit/tahun 1 x perbulan x 5
= 1193.4 jam/tahun jam = 5 jam
= 99,45 jam/bulan − Rapat program:
1 x perbulan x 3
jam = 3 jam
Total = 11
Jam/bulan
d. Beban kerja tugas − Jumlah sekolah = 26 SD
Pembinaan UKS − Kunjungan dokter = 98 x/tahun
− Dalam satu tahun untuk 1 SD jumlah
kunjungan adalah : 98/ 26 SD x 4
x/SD/tahun
− Waktu kunjungan untuk 1 SD adalah 2 jam.
− Sehingga, jumlah kunjungan dokter ke 26
SD adalah = 26 x 4 kunjungan x 2 jam = 208
jam/ tahun
− 208 jam/tahun
− 12 bulan = 17 jam/bulan
− Total beban kerja dokter puskesmas Antah
Berantah adalah :
− Poliklinik = 99,45 jam/bulan
− Manajerial tambahan = 11 jam/bulan
− Pembinaan UKS&Penyuluhan = 38
jam/bulan
− Total 148,45 jam/bulan
13
− Dengan asumsi beban kerja normal seorang
dokter adalah 75 jam/bulan, sehingga jumlah
dokter yang dibutuhkan adalah 148,45/75 =2
tenaga dokter.
14
Dapat disimpulkan bahwa WISN merupakan indikator yang menunjukan
besarnya kebutuhan sumber daya manusia pada pada suatu sarana kesehatan
yang sesuai dengan beban kerja agar alokasi dan relokasi tenaga lebih mudah
dan rasional.
15
1. Time Motion Study
Time Motion Study adalah suatu cara sistematik yang membantu
dalam menentukan metode kerja yang sesuai dan menentukan waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (Ciptani, 2004).
Time motion study sebenarnya merupakan dua studi yang berbeda yang
pada akhirnya dikombinasikan. Time study dikembangkan oleh
Frederick W. Taylor yang juga dikenal sebagai “father of scientific
management”. Time study terdiri dari berbagai macam variasi prosedur
untuk menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan pada suatu kondisi
perhitungan yang standar, untuk seseorang menyelesaikan tuagsnya.
Sementara motion study dikembangkan oleh Frank B.Gilbreth dan Lillian
M. Gilberth. Studi ini terdiri dari berbagai macam variasi prosedur untuk
deskripsi, analisis sistematis dan perbaikan metode kerja.Tujuannya
adalah untuk menentukan aau mendesain metode kerja yang sesuai
untuk menyelesaikan suatu aktivitas.
Tujuan utama dari time motion study adalah untuk mendapatkan
snapshot dari program yang diteliti dalam suatu kerangka waktu
(Geneva International Centre for Humanitarian Demining, 2005). Adanya
snapshotdari program yang diteliti akan membantu untuk menemukan
detail prosedur operasional dari
program tersebut. Selain itu, time motion study dapat membantu
menemukan cara bagaimana mengatur dan mengkontrol suatu aktifitas
secara efisien (Harper & Mousa, 2013). Metode Time Motion Study
ini dapat diterapkandi seluruh bidang dan fungsi serta aktivitas yang ada
di suatu perusahaan (Ciptani, 2004). Teknik ini dapat untuk
mengevaluasi kualitas pekerjaan seseorang dengan melakukan
pengamatan terus menerus dari awal kerja dimulai hingga pekerjaan
selesai,kemudian dilakukan pengulangan pengamatan pada keesokan
harinya (Puspita, 2011).
Time Motion Studydilaksanakan dengan menyiapkan tabel proses
yang berisi jenis kegiatan secara ringkas. Tabel proses akan
menggambarkan kegiatan yang dilakukan pekerja sepanjang proses
pekerjaanya berlangsung.
16
Teradapat dua macam teknik pengukuran time motion study
(Widiawati, 2009) yaitu:
a. Pengukuran waktu secara langsung
Pengukuran ini dilaksanakan dengan mengamati secara langsung
pekerja dan mencatat waktu yang dibutuhkan pekerja dalam
menyelesaian tuagsnya. Maka,sebelumnya perlu diidentifikasi
elemen-elemen tugas pekerja sedetail mungkin dengan syarat
masih bisa diamati dan diukur. Cara pengukuran ini dapat
menggunakan metode jam henti (Stopwatch Time Study) dan
Work Sampling.
b. Pengukuran waktu secara tidak langsung
Pengukuran ini dilaksanakan ketika pengamat tidka berada di tempat
pekerjaan yang diukur. Data yang digunakan adalah data waktu baku
(Standard data) dan data waktu gerakan (Predetmined Time
System).
17
b. Mengumpulkan data-data yang benar sesuai dengan kebutuhan
penelitian.
c. Sampling dilakukan dengan sesuai.
d. Menganalisis jawaban pertanyaan yang telah ditanyakan.
e. Membuat laporan dengan menjelaskan hasil penilitian dan
membuat kesimpulan.
2. Work Sampling
Work sampling adalah suatu teknik untuk mengukur besaran masing-
masing pola kegiatan dari total waktu kegiatan yang dilaksanakan dari
suatu kelompok kerja atau unit kerja (Niebel, 1982). Sedangkan
menurut Wangsaraja (1998) work sampling adalah suatu pengamatan
sesaat, berkala pada suatu sampel dari waktu kerja seseorang atau
sekelompok kerja. Work sampling bertujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai alokasi waktu pelaksanaan berbagai tugas dan
kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam penyesuaian suatu
pekerjaan dalam menjalankan peran dan fungsinya. Barnes (1980)
menyatakan ada tiga kegunaan utama dari work sampling, yaitu:
a. Activity and Delay Sampling
Untuk mengukur aktifitas dan penundaan aktifitas dari seorang
pekerja.
b. Performance Sampling
Untuk mengukur waktu yang digunakan untuk bekerja dan waktu
yang tidak digunakan untu bekerja.
c. Work measurement
Untuk menetapkan waktu standar dari suatu kegiatan.
Menetapkan Unit
Menetapkan Waktu Menyusun Standar
Kerja dan Kategori
Kerja Tersedia Beban Kerja
SDM yang Dihitung
18
Perhitungan
Menyusun Standar
Kebutuhan Tenaga
Kelonggaran
Perunit Kerja
Keterangan:
A = Hari Kerja D = Hari Libur Nasional
B = Cuti Tahunan E = Ketidak Hadiran Kerja
C = Pendidikan dan Pelatihan F = Waktu kerja
19
− Peraturan perundang-undangan berkaitan dengan jabatan
fungsional SDM kesehatan.
− Standar profesi, standar pelayanan, dan standar operasional
prosedur (SOP) pada tiap unit kerja di Rumah Sakit.
Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisa
organisasi, dikarenakan fungsi utama rumah sakit yaitu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, maka unit kerja Rumah Sakit
yaitu unit kerja fungsional langsung (langsung terkait penyelenggaraan
pelayanan kesehatan) dan unit kerja fungsional penunjang (tidak
langsung terkait penyelenggaraan pelayanan kesehatan). Setelah
mengetahui unit dan sub unit kerja di Rumah Sakit, selanjutnya adalah
menetapkan kategori SDM sesuai kompetensi atau pendidikan.
20
Maka data atau informasi yang dapat membantu menetapkan beban
kerja masing-masing kategori SDM adalah sebagai berikut:
a. Kategori SDM yang bekerja pada tiap unit kerja Rumah
Sakit (hasil langkah kedua).
b. Standar profesi, standar pelayanan.
c. Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori dalam
menyelesaikan pelayanannya.
d. Data dan informasi kegiatan pelayanan tiap unit kerja
Rumah Sakit.
4. Menyusun standar kelonggaran
Tujuan penyusunan standar kelonggaran adalh untuk memperolah
faktoer kelonggaran SDM adalah meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan
waktu untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung
denagn pelayanan pada pasien, misalnya rapat atau penyusunan faktor
kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara
kepada tiap kategori tentang:
− Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung pada pelayanan pada
pasien.
− Frekuensi kegiatan pada suatu hari, minggu dan bulan.
− Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.
Contoh faktor kelonggaran pada kategori SDM Dr.Sp. Penyakit Dalam
yaitu pertemuan audit medik,mengajar program pendidikan dokter, atau
mengajar programpendidikan dokter spesialis.\
21
− Standar beban kerja masing-masing kategori SDM yang
diteliti.
b. Kuantitas kegiatan pokok atau kegiatan produktif tiap unit kerja
selama satu tahun.
Kuantitas kegiatan pelayanan dapat diperoleh dari laporan kegiatan
Rumah Sakit (SP2RS). Contoh untuk pelayanan Instalasi Rawat
Jalan, kuantitas kegiatan dapat diperoleh dari SP2RS serta data dari
buku register untuk mengetahui kegiatan tindak medik yang
dilaksanakan. Sedangkan untuk pelayanan Instalasi Rawt Inap
berdasarkan data jumlah tempat tidur, jumlah pasien masuk/keluar
dalam 1 tahun, rata-rata sensus harian dan rata-rata lama pasien di
rawat (LOS). Dengan mengetahui kuantitas kegiatan pokok, maka
dapat dihitunh kebutuhan tenaga dengan rumus sebagai berikut :
Kualitas Kegiatan Pokok
Kebutuhan Tenaga = Standar Beban Kerja + Standar Kelonggaran
Terdapat dua pegawai Unit Pelatihan dan Pengembangan Rumah Sakit Tebet
Jakarta yaitu Kepala Unit Pelatihan dan Pengembangan dan Staf Unit Pelatihan
dan Pengembangan. Berikut uraian tugas pegawai unit pelatihan dan
pengembangan :
Table 2.2.6.1
Uraian Tugas Pegawai Unit Pelatihan dan Pengembagan
No. Jabatan Uraian Tugas
1. Kepala Unit Pelatihan dan a. Menyelenggarakan pelaksanaan
22
Pengembangan aktifitas di Unit Pelatihan dan
Pengembangan
b. Melakukan pengawasan
terhadap kegiatan yang
dilakukan di Unit
c. Pelatihan dan Pengembangan
d. Bertanggung jawab terhadap
kelancaran fungsi dan pelayanan
bidang pelatihan, pendidikan
dan pengembangan tenaga
medis , paramedia , tenaga non
medis di lingkungan Rumah
Sakit Tebet
e. Membuat perencanaan program
tahunan beserta anggarannya
2. Staf Unit Pelatihan dan a. Mengatur jadwal pelatihan yang
Pengembangan telah disetujui oleh kepala
bidang masing-masing unit yang
ada.
b. Mencari informasi mengenai
program pelatihan serta
mensosialisasikannya.
c. Mengobservasi dan menerima
masukan dari unit-unit terkait
mengenai masalah-masalah
yang terjadi di lapangan yang
soluasinya dapat dilakukan
melalui pelatihan.
d. Mengkoordinasi semua kegiatan
yang terkait dengan program
pelatihan.
e. Melakukan pendaftaran
pelatihan beserta
23
administrasinya.
f. Mengevaluasi pelatihan yang
dilaksanakan
g. Mengkoordinasi dan
mempersiapkan program
orientasi karyawan baru.
h. Mencari dan mengumpulkan
informasi dari sekolah-sekolah
atau institusi pendidikan.
Table 2.2.6.3
24
Standar Beban Kerja Pegawai Unit Pelatihan dan Pengembangan
RS. Tebet Tahun 2011
Rata-Rata
No. Aktifitas Standar Beban Kerja
Waktu
407520 menit/tahun :
1. Mengurus pelatihan 300’
300’ = 1358.4
Mencari pelatihan di 407520 menit/tahun :
2. 180’
luar rumah sakit 180’ = 2264
Memerika/mengecek 407520 menit/tahun :
3. 200’
file/berkas/surat 200’ = 2037.6
Mengurus orientasi 407520 menit/tahun : 60’
4. 60’
siswa PKL = 6792
Menginput kegiatan 407520 menit/tahun :
5. 180’
pelatihan 180’ = 2264
407520 menit/tahun :
6. Pengarsipan 120’
120’ = 3396
c. Standar Kelonggaran
Table 2.2.6.4
Waktu Kelonggaran di Unit Pelatihan dan Pengembangan RS.Tebet
Rata-Rata Standar
No. Faktor Kelonggaran Jumlah
Waktu Kelonggaran
1. Mengikuti pelatihan 5 jam 260 Jam/ 260 jam/ tahun :
Tahun 2264
2.jam/ tahun = 0.11
2. Menyiapkan rapat 2 jam 104 Jam/ 104 jam/
Tahun tahun :2264
jam/ tahun = 0.05
3. Mengevaluasi 2 jam 104 Jam/ 104 jam/ tahun :
pekerjaan lalu Tahun 2264
jam/ tahun = 0.05
25
Total Standar Kelonggaran 0.21
BAB III
PENUTUP
26
3.1 Kesimpulan
Beban kerja merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan
dalam proses manajemen sumber daya manusia. Beban kerja bisa dikatakan rendah,
normal, maupun tinggi. Analisis beban kerja adalah suatu analisis mengenai banyaknya
pekerja yang harus dipekerjakan untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan tertentu.
Perhitungan beban kerja dapat dilihat dari 3 aspek, yakni fisik, mental dan
panggunaan waktu.
Komposisi penduduk menggambarkan pengelompokan penduduk atas dasar
kriteria tertentu.Ada bermacam-macam komposisi penduduk di lihat dari berbagai
aspek antara lain:aspek biologis,aspek social,ekonomi,aspek georafis.Pengelompokkan
penduduk atau komposisi penduduk dapat di gunakan untuk dasar pengambilan
kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang
kepandudukan.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan,
masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan
penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan
masukan yang dapat membangun penulisan makalah ini.
DAFTAR ISI
27
Adilla,Astiena kasni. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan. Padang : Andalas
University Press
Bruce , F. J., 2008. Human Resources in Healthcare: Managing for Success. 3rd penyunt.
Chicago: Health Administration Press.
Adawiyah, W. & Sukmawati, A., 2013. Analisis Beban Kerja Sumber Daya Manusia
dalam Aktivitas Produksi Komoditi Sayuran Selada (Studi Kasus:CV Spirit Wira Utama).
Jurnal Manajemen dan Organisasi, IV(2), pp. 128-143.
28