- Ni Putu Melia Astuti (1907631038) - A.A. Ngurah Wicaksana Putra (1907531133)
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) serupa dengan konstitusi yang
merupakan suatu sistem yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan. Adanya kerangka kerja konseptual yang menciptakan standar yang konsisten, maka akan meningkatkan pemahaman serta keyakinan para pengguna laporan keuangan karena laporan keuangan memiliki nilai komparabilitas atau bisa dibandingkan karena konsistensi tersebut. Selain itu, kerangka kerja konseptual membantu untuk menetapkan standar yang dapat diterima secara universal, sehingga para akuntan diharapkan fokus pada perlakuan yang rasional dan dapat diterima. Standar akuntansi yang dulunya merupakan standar berdasarkan aturan, telah berubah menjadi standar berdasarkan prinsip. Inilah yang menjadi tujuan kerangka kerja konseptual untuk pelaporan keuangan. Secara umum, tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi: (1) berguna bagi mereka yang mempunyai pemahaman yang memadai tentang aktivitas bisnis untuk membuat keputusan investasi; (2) untuk membantu investor atau kreditor yang ada dan potensial dalam menilai jumlah, waktu, serta ketidakpastian arus kas di masa depan; dan (3) tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya, dan perubahan di dalamnya. Akuntan mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum yang artinya laporan keuangan menyediakan informasi yang paling bermanfaat dengan biaya minimal untuk berbagai kelompok pemakai. Tujuan dasar ini merupakan tingkat pertama dalam kerangka kerja konseptual. Pada tingkatan kedua kerangka kerja konseptual, terdapat konsep-konsep fundamental yang menjadi jembatan antara tujuan (tingkat satu) dan pengakuan serta pengungkapan akuntansi (tingkat tiga). Kembali lagi, tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang paling bermanfaat. Dalam menentukan mana informasi yang paling bermanfaat dan mana yang lebih inferior, ada kualitas primer dan sekunder yang harus dipenuhi. Kualitas primer berkaitan dengan relevansi (mampu membuat perbedaan keputusan) dan reliabilitas (dapat diverifikasi, disajikan dengan tepat, dan bebas dari bias). Di samping itu, ada pula kualitas sekunder yang berkaitan dengan komparabilitas (dapat diperbandingkan) dan juga konsistensi (menggunakan metode yang sama untuk kejadian serupa). Dalam rangka mencapai tujuan dasar pelaporan keuangan, dalam kerangka kerja konseptual tingkat tiga terdapat konsep-konsep pengakuan dan pengukuran yang berfungsi sebagai pedoman utnuk menanggapi isu-isu pelaporan keuangan. Akuntansi keuangan didukung oleh empat asumsi dasar (entitas ekonomi, kelangsungan hidup, unit moneter, dan periodisitas) serta ada juga empat prinsip dasar (biaya historis, pengakuan pendapatan, penandingan, dan pengungkapan penuh). FASB juga telah mengidentifikasi kendala-kendala yang timbul dalam proses akuntansi, yaitu mengenai hubungan biaya-manfaat yang sulit dikuantifikasi, materialitas yang bisa memengaruhi perbedaan keputusan, sifat unik dari setiap industri, serta mengenai konservatisme (penyajian angka laba dan aktiva bersih yang terlalu tinggi, bukan anjuran untuk menyajikannya terlalu rendah).