Anda di halaman 1dari 44

PERTEMUAN II

* Konsep dasar akuntansi dapat berupa asumsi, prinsip, hukum, atau sekedar konvensi atau
kesepakatan. Jadi, hal ini merupakan konsep buatan manusia. Bukan konsep yang memang ada
di alam (alamiah).

* Salah satu contoh konsep dasar akuntansi adalah GOING CONCERN. Ini adalah sebuah
asumsi di mana perusahaan diasumsikan akan hidup terus, sepanjang tidak ada bukti atau hal-
hal yang menunjukkan sebaliknya (pailit). Arti kata 'CONCERN' sendiri dalam kata 'GOING
CONCERN' adalah perusahaan.
(https://www.merriam-webster.com/thesaurus/concern)

* Pengertian dari FASB, SFAC, SFAS, IASB, CFFR, IFRS, dan DSAK.
- FASB (Financial Accounting Standards Board) merupakan sebuah badan yang
bertanggungjawab dalam menetapkan standar akuntansi dan prinsip akuntansi secara umum.
- SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) merupakan dokumen yang dikeluarkan
oleh FASB yang mencakup konsep pelaporan keuangan yang luas.
- SFAS (Statement of Financial Accounting Standards) merupakan dokumen yang dikeluarkan
oleh FASB dalam rangka memberikan panduan mengenai topik akuntansi tertentu.
- IASB (International Accounting Standards Board) merupakan badan independen yang
didanai oleh swasta yang memiliki tanggungjawab dalam membangun dan meningkatkan
standar akuntansi internasional.
- CFFR (Conceptual Framework for Financial Reporting) merupakan seperangkat kriteria
untuk pelaporan keuangan yang memenuhi standar akuntansi untuk pengguna eksternal.
- IFRS (International Financial Reporting Standards) merupakan seperangkat standar a kuntansi
global yang dikembangkan oleh IASB sebagai standar dalam penyusunan laporan keuangan
publik.
- DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) merupakan badan yang berwenang menyusun
SAK entitas privat di Indonesia.

* Paton & Littleton (PL) mengajukan enam konsep dasar akuntansi, yaitu:
1. The Business Entity Concept: menjelaskan bahwa transaksi yang terkait dengan proses bisnis
harus dipisahkan dari pemiliknya. Kesimpulannya, perusahaan dipandang terpisah dari
pemiliknya.
2. Going Concern: keberlangsungan sebuah usaha.
3. Measured Consideration: sebelum kata 'CONSIDERATION' ini artinya pembayaran atau
penghargaan. Konsep ini berarti bahwa transaksi dicatat sebesar harga kesepakatan antara
penjual dengan pembeli, a.k.a jumlah uang yang dibayarkan pembeli. Misal, A membeli sebuah
produk dengan harga Rp 1.000. Besoknya ada diskon 20% dan B membelinya seharga Rp 800.
Sehingga A mencatat transaksi sebesar Rp 1.000 dan B mencatat transaksi sebesar Rp 800.
4. Cost Attach: sebelumnya perbedaan cost dan expenses yaitu cost merupakan pengeluaran
yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan manfaat di masa mendatang. Contohnya biaya
bahan baku dan upah tenaga kerja. Cost muncul di neraca. Sementara, exepenses merupakan
penurunan nilai ekonomi yang sudah memberikan manfaat berupa penciptaan penjualan
kepada perusahaan. Contohnya seperti penyusutan mobil. Expenses muncul di laba rugi.
Cost Attach merupakan biaya atau cost memiliki daya lekat, melekat pada produk. Kalau
produk meninggalkan perusahaan (misal karena dijual), maka cost yang melekat pada produk
itu juga ikut meninggalkan perusahaan (akan tercatat sebagai expenses).
5. Effort and Accomplishment yang sekarang lebih kenal MATCHING: maksudnya di sini
adalah jika suatu perusahaan mengakui pendapatan, maka beban-beban untuk menghasilkan
pendapatan itu juga harus diakui. Ada dua jenis matching, yaitu:
○ Product Matching, contohnya adalah cost of goods sold atau harga pokok penjualan.
○ Period Matching, contohnya adalah beban penyusutan.
6. Verifiable, Objective Evidence: konsep ini berarti bahwa informasi akuntansi harus didasari
oleh bukti yang objektif dan dapat diverifikasi. Verifiable adalah dapat dibuktikan
kebenarannya melalui penelusuran bukti-bukti, seperti kuitansi dan tanda penerimaan barang.

* Patton & Littleton (PL) menyatakan bahwa konsep dasar yang mereka ajukan didasari oleh
beberapa asumsi, yaitu sebagai berikut.
1. Profit Motives menurut melia adalah suatu motivasi perusahaan atau entitas yang beroperasi
dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan atau entitas terkait.
Maksud asumsi PROFIT MOTIVES adalah bahwa konsep dasar yang diajukan PL mengambil
asumsi bahwa organisasi bertujuan untuk mencari laba. Ada konsep yang berbeda untuk
organisasi nirlaba (organisasi yang tidak mencari laba).
2. Rational Business Conducts maksud dari asumsi ini bahwa para pelaku bisnis berperilaku
rasional. Misal, A menawar Rp 800, B menawar Rp 600. Maka, produk yang dijual kepada A.
3. Periodicity asumsi ini memiliki arti bahwa kegiatan perusahaan dianggap dapat dipecah atau
dibagi ke dalam periode bulanan atau tahunan. Kenyataannya tidak semudah itu. Jika
perusahaan melakukan iklan besar-besaran, maka tidak dapat diketahui apakah iklan tersebut
memberikan manfaat tahun ini juga, atau tahun depan, atau dua atau beberapa tahun lagi. Jadi,
hanya dapat diasumsi saja.
4. Stabel Monetary Unit maksud asumsinya bahwa uang memiliki nilai yang relatif stabil.
Dalam kondisi inflasi yang berlebihan (hyper inflation), akan berlaku konsep akuntansi yang
berbeda.
PERTEMUAN III
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN MENURUT CFFR

* Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan entitas pelapor
yang berguna bagi investor, pemberi pinjaman, dan kreditur lain baik yang ada pada saat ini
maupun yang potensial dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan penyediaan sumber
daya kepada entitas.

Tujuan lainnya dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna sebagai
dasar pengambilan keputusan oleh investor dan calon investor serta kreditor dan calon kreditor.
Jika pertanyaannta mana yang lebih diutamakan, maka jawabannya adalah para investor. Agar
bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan tersebut, maka informasi akuntansi harus
memenuhi karakteristik kualitatif tertentu.

* Pada chapter 1 di CFFR Summary, ada tiga jenis keputusan yang harus diambil oleh
pengguna laporan keuangan (terutama investor):
1. Membeli, menjual, atau memegang instrumen ekuitas dan utang.
2. Memberikan atau menyelesaikan pinjaman dan bentuk kredit lainnya.
3. Menggunakan hak untuk memilih atau memengaruhi tindakan manajemen dalam
penggunaan sumber daya ekonomi enitas.

Sehingga untuk itu investor perlu mengevaluasi:


1. Prospek arus kas masa depan entitas.
2. Kepengurusan manajemen terhadap sumber daya ekonomi entitas.
Serta untuk dapat melakukan evaluasi dengan baik, maka investor perlu informasi tentang:
1. Informasi seperti sumber daya ekonomi milik entitas, klaim terhadap entitas, dan perubahan
terhadap sumber daya dan klaim tersebut.
2. Bagaimana efisiensi dan efektivitas manajemen dalam melaksanakan tanggungjawab dalam
menggunakan sumber daya ekonomi entitas.

* Perbedaan antara pelaporan keuangan (financial reporting) dengan laporan keuangan


(financial report or financial statement), yaitu: pelaporan keuangan yaitu proses yang
digunakan dalam menghasilkan laporan keuangan dan media pelaporan informasi lainnya yang
berkaitan secara langsung atau tidak dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi
untuk mengambil keputusan. Sedangkan, laporan keuangan adalah catatan yang berisi
informasi keuangan suatu entitas untuk satu periode tertentu yang digunakan untuk
menggambarkan keadaan atau kinerja dari entitas tersebut.

* Management Stewardship dalam financial reporting merupakan tindakan yang mengarah


pada manajemen dalam mengelola sumber daya entitas yang mana manajemen bertindak sesuai
dengan kepentingan bersama. Management Stewardship ini sangat penting karena tindakan
manajemen akan tercermin dalam pelaporan keuangan yang informasinya dibutuhkan para
pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan penyediaan
sumber daya kepada entitas.

* Users of financial reports are an entity's existing and potential investors, lenders, and other
creditors. Those users must rely on financial reports for much of the financial information they
need. Artinya pengguna laporan keuangan adalah investor, pemberi pinjaman, dan kreditur lain
yang ada dan potensial dari suatu entitas. Pengguna tersebut harus mengandalkan laporan
keuangan untuk sebagian besar informasi keuangan yang mereka butuhkan.

> Hal ini menunjukkan bahwa IASB mengutaman kepentingan informasi para investor dan
calon investor, serta kreditor dan calon kreditor. Karena merekalah yang menyediakan sumber
daya (dana) bagi perusahaan, tetapi mereka tidak memiliki akses langsung kepada informasi
yang diperlukan. Akses langsung hanya dimiliki oleh manajemen.

* Transaksi atau transaction merupakan suatu kegiatan yang biasanya melibatkan pihak lain
dan terdapat pertukaran atau exchange, ex: perusahaan yang melakukan penjualan kepada
konsumen. Sedangkan, kejadian atau event tidak selalu melibatkan pihak lain, ex: gedung
perusahaan yang mengalami kebakaran.

* The entity's economic resources, claims against the entity and changes in those resources and
claims (sumber daya ekonomi entitas, klaim terhadap entitas, serta perubahan sumber daya dan
klaim tersebut) > informasi ini ada di laporan posisi keuangan dan laporan perubahan ekuitas.

How efficiency and effectively management has discharged its responsibilities to use the
entity's economic resources (Bagaimana efisiensi dan efektivitas manajemen dalam
melaksanakan tanggungjawab dalam menggunakan sumber daya ekonomi entitas) > ini
diwakili oleh laporan laba rugi dan laporan arus kas.

CALK melengkapi informasi yang tersaji pada keempat laporan tersebut.

* Tujuan IASB membuat CFFR yaitu sebagai landasan untuk penetapan standar yang konsisten
di mana terdiri dari tujuan dan konsep yang saling berhubungan. Sehingga dengan adanya
CFFR ini dapat menciptakan standar yang konsisten yang nantinya akan meningkatkan
pemahaman dan juga keyakinan para pengguna laporan keuangan.

Selain itu, ada pula tujuan yang lain sebagai berikut.


1. Membantu IASB (International Accounting Standards Board) untuk mengembangkan
standar IFRS yang didasarkan pada konsep konsistensi.
2. Membantu penyusun untuk mengembangkan kebijakan akuntansi yang konsisten ketika
tidak ada standar berlaku untuk transaksi tertentu, atau ketika standar memungkinkan untuk
memilih kebijakan akuntansi.
3. Membantu semua pihak untuk memahami dan menafsirkan standar tersebut.
PERTEMUAN IV
KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI KEUANGAN

* Informasi yang relevan adalah informasi yang dapat mempengaruhi keputusan yang akan
diambil.

* Misal, saya akan menjual mobil. Dulu mobil itu saya beli seharga 200 juta. Sekarang harga
pasarnya sekitar 80 juta. Mana informasi yang relevan dengan keputusan menjual mobil itu?
Harga beli dulu atau harga pasar sekarang?
: Harga pasar sekarang. Maka jika ada yg menawar 90 juta mestinya diterima meskipun dulu
belinya 200 juta. Harga beli dulu tidak relevan

* Informasi akuntansi harus memiliki predictive value dan confirmatory value agar relevan.
Artinya dapat digunakan untuk membuat prediksi dan dapat digunakan untuk mengevaluasi
apakah prediksi yang dibuat itu terpenuhi atau tidak.

* Jadi, kalau perusahaan menyatakan ASET 200 juta itu harus berarti ada SUMBER DAYA
EKONOMIS YANG DIKUASAI, yang nilainya 200 juta. Kalau tidak begitu berarti
representasi yang diwakili oleh kata ASET dan angka 200 JUTA itu tidak faithful atau tepat.

* Syarat agar informasi akuntansi memiliki representational faithfulness:


- Lengkap artinya semua informasi yg relevan disajikan. Biasanya kelengkapan informasi
terlihat di CALK.
- Netral, tidak berpihak pada salah satu kelompok kepentingan. Bagi Pak Dosen ini agak
meragukan karena IASB sendiri menyatakan mengutamakan kepentingan investor. Harus
disajikan secara faktual, benar, dan tidak bias.
- Terbebas dari kesalahan, terbebas dari segala jenis kesalahan atau tidak ada kesalahan dan
kelalaian dalam deskripsi fenomena, serta proses yang digunakan dalam menghasilkan
informasi diterapkan tanpa adanya kesalahan.

* Dua karakteristik fundamental didukung oleh empat karakteristik:


- Comparability atau keterbandingan adalah karakteristik yang memungkinkan pengguna untuk
memahami persamaan dan perbedaan antara pos-pos antara satu periode dengan periode yang
lain atau antara perusahaan.
- Verifiable atau dapat diverifikasi adalah dapat dibuktikan kebenarannya melalui penelusuran
bukti-bukti. Ex: Kalau persh menyatakan memiliki aset berupa tanah dinyatakan sebesar 1
milyar, maka ketika ditelusuri misalnya ke akta jual beli maka angka yg tersaji harus sama.
Siapa pun yg melihat ke akta itu akan memperoleh simpulan yang sama.
- Timeliness atau ketepatan waktu: informasi yang timely adalah in formasi yang tersaji
sebelum dia kehilangan potensinya untuk mempengaruhi keputusan.
- Understandability atau dapat dipahami, dalam laporan keuangan yang disajikan harus secara
jelas dan ringkas sehingga nantinya mudah dipahami oleh para pengguna laporan keuangan itu
sendiri dan juga bergantung pada apakah pembaca memiliki pengetahuan yang wajar tentang
kegiatan bisnis dan ekonomi, dan yang bersedia mempelajari sesuatu yang baru tersebut dengan
tekun.

* Timeliness lebih berkaitan dengan relevansi.

* Kalau anda membaca laporan keuangan astra international setebal 250 halaman kemudian
anda pusing tidak paham...apakah berarti syarat understandable tidak terpenuhi?
: Tergantung pada apakah pembaca memiliki pengetahuan yang wajar tentang kegiatan bisnis
dan ekonomi, dan yang bersedia mempelajari sesuatu yang baru tersebut dengan tekun.

* Cost constraint:
Biaya merupakan kendala pervasif pada kemampuan entitas pelapor dalam menyediakan
informasi keuangan yang bermanfaat bagi pengguna. Penyedia informasi keuan gan akan
mengeluarkan upaya yang terlibat dalam mengumpulkan, meproses, memverifikasi, dan
menyebarkan informasi keuangan dimana penyedia nantinya akan menanggung biayanya.
Selain itu, pengguna informasi keuangan juga dikenakan biaya untuk menganalisis dan
menafsirkan informasi yang diberikan. Jika informasi yang dibutuhkan tidak tersedia,
pengguna dikenakan biaya tambahan untuk mendapatkan informasi tersebut di tempat lain atau
untuk memperkirakannya. Karena subjektivitas yang melekat, penilaian individu b erbeda atas
biaya dan manfaat pelaporan item tertentu dari informasi keuangan akan bervariasi. Itu tidak
berarti bahwa penilaian biaya dan manfaat selalu membenarkan persyaratan pelaporan yang
sama untuk semua entitas.
* Dijelaskan kesulitan dalam cost-benefit analysis adalah bahwa costs dan terutama benefits
tidak selalu jelas atau terukur, apakah ada cara dalam mengatasi hal tersebut?
: Cost mungkin bisa dihitung (diukur), tetapi manfaat memang sulit dievaluasi secara terukur.
Ada unsur subjektivitas, dan ini diakui oleh IASB.
PERTEMUAN V
ASET

§ Penjelasan dari bapak dosen:


IASB dapat dipastikan hanya "mencontoh" dari FASB ketika menyajikan istilah "hasil
transaksi masa lalu." Suwardjono menyatakan itu tidak perlu karena kalau perusahaan
menguasai suatu aset maka itu pasti hasil sebuah transaksi atau kejadian di masa lalu. Saya
setuju. Jadi, kalau frase "as a result of past transaction or event" dihilangkan maka definisi aset
malah akan menjadi lebih baik.

§ Definisi aset yang dikuasai yaitu entitas memiliki hak untuk mengelola aset sesuai dengan
pertimbangan yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk menciptakan manfaat yang optimal
bagi entitas tersebut.

§ Aset yang diperoleh melalui leasing boleh diakui sebagai aset meskipun hak kepemilikan
masih ada di tangan lessor (akan berpindah kalau leasing sudah dilunasi). Ini m erupakan
penerapan konsep SUBSTANCE OVER FORM. Substansi ekonomis lebih dipentingkan dari
bentuk hukum (legalitas).

§ Kalau sudah tidak ada manfaat ekonomis maka tidak dapat lagi disebut aset.

§ Aset tidak lancar dan aset tetap itu berbeda.

§ Ini masalah pengakuan (recognition). Sesuatu akan DIAKUI sebagai salah satu komponen
laporan keuangan kalau (1) memenuhi definisi dan (2) dapat diukur dengan andal. Itu istilah
dari FASB. Dapat diukur artinya dapat ditentukan angka rupiah yang akan digunakan sebagai
representasi nilai komponen laporan keuangan itu.

§ Standar akuntansi menyatakan bahwa aset tetap berupa tanah dan bangunan diukur
berdasarkan harga perolehannya. Hasilnya adalah laporan keuangan yang KURANG
RELEVAN. Mengapa tidak diukur berdasarkan nilai sekarang? Jawabannya: KARENA NILAI
SEKARANG TIDAK DAPAT DITETAPKAN DENGAN ANDAL. Dalam hal perusahaan
melakukan revaluasi, nilai tercatat akan berubah sesuai hasil revaluasi, dan informasi itu harus
diungkapkan di CaLK.
PERTEMUAN VI
LIABILITAS DAN EKUITAS

Sesi Diskusi:
1. Dijelaskan sebelumnya bahwa satu pihak yang mengakui liabilitas dan mengukurnya pada
nilai tertentu tidak berarti bahwa pihak lain harus mengakuinya pada jum lah yang sama.
Mengapa perbedaan pengukuran tersebut bisa terjadi? Bukahkah pihak -pihak tersebut harus
memiliki persepsi yang sama?
: Perbedaan pengukuran tersebut bisa terjadi karena standar tertentu mungkin menerapkan
kriteria pengakuan atau persyaratan pengukuran yang berbeda untuk kewajiban satu pihak dan
aset yang sesuai dengan pihak lain. Perbedaan kriteria atau pengukuran ini merupakan
konsekuensi yang dimaksudkan untuk memilih informasi yang paling relevan yang disajikan
secara jujur

NOTE BAPAK DOSEN:

LIABILITAS:
PT A punya utang Rp1 juta yang harus dilunasi 1 tahun yang akan datang. PT B punya utang
Rp1 juta yang harus dilunasi 20 tahun yang akan datang. Apakah nilai utang A dan B sama?
Betul, nilainya tidak sama, jumlah yang tersaji pada laporan keuangan akan berbeda.
(bergantung pada value of money)

Sebuah perusahaan memiliki utang yang harus dilunasi dengan cara menyerahkan kas sebesar
Rp1 juta 20 tahun yang akan datang. Berapa nilai utang perusahaan sekarang? Present value
dari 1 juta, yang dicari dengan rumus PV= FV ( 1/(1+r)^n)

Perhitungan present value tergantung dari tingkat bunga yang digunakan. Kalau B
menggunakan tingkat bunga 6%, tetapi kreditornya menggunakan tingkat bunga 7%, maka
perhitungan nilai utang antara B dan pihak lawannya akan berbeda. Ini adalah salah satu
penyebab nilai yang tersaji pada laporan B dapat berbeda dengan yang tersaji pada laporan
keuangan kreditornya.

Apakah setiap entitas wajib memiliki liabilitas? Serta apa menfaat bagi entitas?
- Tidak diwajibkan. Namun perlu diperhatikan bahwa liabilitas tidak selalu berarti negatif.
Liabilitas dapat membantu entitas dalam mengenbangkan entitas dengan lebih cepat, yang
mana jika entitas memilih menggunakan modal sendiri untuk mengembangkan entitas akan
memakan waktu yang lama untuk mengumpulkan modal tersebut, apalagi jika perusahaan tidak
memiliki aset yang banyak. Sehingga memiliki liabilitas akan mempercepat perkembangan
entitas dalam waktu yang lebih efisien.
- Entitas tidak wajib memiliki liabilitas. Liabilitas diperlukan untuk bisnis yang ingin
memperluas kegiatan bisnisnya dengan menggunakan pengorbanan yang seminimal mungkin
untuk menghasilkan profit yang optimal. Ini dikarenakan pengorbanan yang dilakukan oleh
entitas tidak sebesar pengorbanan yang dilakukan oleh pihak yang mendanai, namun entitas
memiliki tantangan dan kewajiban untuk melunasi liabilitas tersebut sesuai dengan waktu jatuh
temponya.

Ada dua dasar pengukuran yang digunakan oleh IASB, historical cost dan current value.
Pengukuran aset menggunakan keduanya, tergantung sifat dan jenis asetnya. Pengukuran
liabilitas umumnya menggunakan current value.

PT A memiliki utang Rp11 juta, terdiri atas Rp1 juta liabilitas jangka pendek dan Rp10 juta
liabilitas jangka panjang. PT B memiliki utang Rp11 juta, terdiri atas Rp10 juta liabilitas jangka
pendek dan Rp1 juta liabilitas jangka panjang. Jika A dan B memiliki aset total dalam jumlah
yang sama, mana yang memiliki risiko lebih tinggi?
Yang memiliki risiko lebih tinggi adalah PT B, karena PT B memiliki liabilitas yang harus
dilunasi segera lebih banyak sehingga memungkinkan asset yang dimiliki oleh PT B akan lebih
banyak berkurang jika dibandingkan dengan PT A yang hanya perlu melakukan pelunasan
segera dalam jumlah sedikit.

Liabilitas dibagi menjadi dua kelompok: jangka pendek dan jangka p anjang. Apa manfaat
pembagian liabilitas menjadi dua kelompok itu?
Manfaatnya yaitu agar entitas dapat secara jelas mengidentifikasi berapa nilainya, bagaimana
sifat urgensinya, dan jenis liabilitas yang harus dilunasi serta mampu mengetahui tingkat risiko
suatu perusahaan dalam melunasi liabilitasnya

EKUITAS:
Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitas.
Apa makna hak residual dalam pengertian ekuitas ini?
- Pengertian hak residual dalam pengertian ekuitas tersebut adalah untuk menunjukkan bahwa
ekuitas berbeda dengan kewajiban dan bukan merupakan pengorbanan ekonomi di masa
mendatang. Jadi, ekuitas adalah hak residual atau bisa dikatakan sisa atas aset perusahaan
setelah dikurangi dengan kewajiban. Hak yang tersisa BAGI PEMILIK PERUSAHAAN atas
aset setelah dikurangi liabilitas.
- Makna hak residual dalam pengertian ekuitas adalah setelah entitas membayar liabilitas nilai
yang tersisa tersebut akan disebut ekuitas

Ekuitas tidak diukur secara khusus. Nilai yang tersaji pada laporan keuangan adalah nilai
setelah perusahaan mengukur aset dan liabilitasnya.

Dari CFFR 6.87: Jumlah total ekuitas (total ekuitas) tidak diukur secara langsung. Jumlah
tersebut sama dengan total jumlah tercatat dari semua aset yang diakui dikurangi total jumlah
tercatat dari semua kewajiban yang diakui.

Dikatakan bahwa akun ekuitas dalam perusahaan sangat berbeda pada Partnership dengan
Proprietorship (perusahaan perseorangan). Seperti apa perbedaan tersebut?
Akun ekuitas dalam proprietorship hanya terdiri dari modal seorang pemilik, sedangkan akun
ekuitas dalam partnership terdiri dari modal yang disetor para pemilik.
Iya betul sama2 ekuitas pemilik, tetapi pada partnership ada lebih dari satu pemilik. Laba
langsung diakumulasi ke akun modal.

Perusahaan menerbitkan saham dengan nilai nominal Rp100, terjual seharga Rp150 dibayar
tunai. Buatlah jurnalnya. Gunakan nama akun seperti contoh pada laporan keuangan Astra
International.
Kas dan Setara Kas Rp 150 (D)
Modal Saham Rp 100 (K)
Tambahan Modal Disetor Rp 50 (K)
NOTE: Akun yang digunakan Astra: Modal ditempatkan dan disetor penuh. Sering juga
digunakan MODAL DISETOR saja, terutama kalau modal ditempatkan belum disetor penuh.
PERTEMUAN VII
KOMPONEN LABA RUGI

§ Oleh IAI, cost diterjemahkan biaya, expense diterjemahkan beban.


Ini definisinya: Expenses are decreases in assets, or increases in liabilities, that result in
decreases in equity, other than those relating to distributions to holders of equity claims. (Biaya
adalah penurunan aset, atau peningkatan kewajiban, yang mengakibatkan penurunan ekuitas,
selain yang berkaitan dengan distribusi kepada pemegang klaim ekuitas)

§ IASB menggunakan istilah INCOME, FASB menggunakan istilah REVENUE, sama2


diterjemahkan PENDAPATAN. Ada istilah EARNINGS PROCESS, diterjemahkan
PENGHIMPUNAN PENDAPATAN atau PEMBENTUKAN PENDAPATAN. Ini adalah
seluruh rangkaian proses yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan pendapatan. Kita coba
memperkirakan earnings process sebuah produk ya, misalkan saja Honda Scoopy. Apa kira2
proses pertama yang dilakukan? Membuat desain produk.

§ Kita anggap mulai dari desain produk, kemudian membuat prototipe, diuji coba, melakukan
market research, produksi, penjualan, pengumpulan kas (atas penjualan kredit). Itu semua
namanya earnings process. Pendapatan hanya boleh diakui kalau earnings process sudah
dilakukan, dan kalau pendapatan sudah terealisasi. Masalahnya: Apa maksudnya
TEREALISASI? Terealisasi (realized) artinya sudah menjadi KAS atau segera dapat menjadi
kas. Kalau penjualan dilakukan secara kredit, pendapatan dapat diakui saat produk terjual
karena dianggap sudah terealisasi meskipun belum menjadi kas (uang belum diterima).

§ Ini defisini IASB: Income is increases in assets, or decreases in liabilities, that result in
increases in equity, other than those relating to contributions from holders of equity claims.
Apa maksudnya: other than those relating to contributions from holders of equity claims?
○ Pendapatan dikatakan selain yang berkaitan dengan kontribusi dari pemegang klaim ekuitas,
artinya kas yang diterima entitas selain berasal dari investasi atau kontribusi pemegang saham,
merupakan pendapatan dari entitas.
○ Maksudnya adalah pendapatan tidak berasal dari setoran dari pemilik karena akan masuk
langsung ke bagian ekuitas.
○ Pemberian modal dari pemegang ekuitas bukan merupakan penghasilan.
○ Maksud dari kalimat tersebut adalah kontribusi dari pemegang klaim ekuitas bukanlah
pendapatan.

§ Bagaimana dengan pengakuan beban? Kapan beban diakui? Beban diakui saat terjadi
penurunan aset atau peningkatan liabilitas, yang mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang
berkaitan dengan distribusi ke pemegang klaim ekuitas.

§ FASB memisahkan REVENUE dan GAIN serta EXPENSE dan LOSS. Gain biasanya
diterjemahkan keuntungan, loss diterjemahkan kerugian. Revenue dan expense berasal dari
kegiatan rutin, gain dan loss bersifat insidental.

§ Dalam laporan keuangan Astra International, pos mana yang tergolong Gain atau loss?
GAIN: keuntungan penjualan investasi pada PT Bank Permata Tbk
LOSS: kerugian selisih kurs bersih

§ Kemudian, untuk laba bersihnya berapa?


Laba bersih tahun 2020 Rp 18.571 miiyar dan tahun 2019 Rp 26.621 miliyar

§ Sekarang tidak ada lagi istilah laba bersih. Penggantinya adalah LABA atau LABA TAHUN
BERJALAN.

§ Pernah ada perdebatan tentang pos penghasilan komprehensif. Dulunya banyak ya ng


berpendapat pos itu seharusnya tidak ditampilkan dalam laporan laba rugi karena tidak
mencerminkan kinerja manajemen.

§ Dikatakan bahwa informasi tentang penghasilan dan beban sama pentingnya dengan
informasi tentang aset dan liabilitas, mengapa demikian?
a. Informasi tentang penghasilan dan beban sama pentingnya dengan informasi tentang aset
dan liabilitas, karena seluruh informasi penghasilan dan beban akan membantu pemakai
laporan keuangan untuk memahami bagaimana kinerja keuangan suatu entitas ya ng disajikan
pada laporan laba rugi.
b. Pendapatan dan beban ini termasuk ke dalam komponen laporan laba rugi yang di mana akan
mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
§ Informasi akuntansi menyajikan aset dan klaim atas aset serta perubahannya. Peru bahan aset
dan klaim atas aset tersaji pada laporan laba rugi.

§ Mengapa penurunan ataupun penghentian pengakuan kewajiban dapat menyebabkan


pengakuan pendapatan?
Contohnya adalah pendapatan diterima di muka, ketika pembeli sudah melunasi produk
sebelum diproduksi. Hal itu menjadi kewajiban bagi penjual. Ketika produk sudah selesai dan
akan diserahkan kepada pembeli, pendapatan diterima di muka akan dikurangi/dihilangkan dan
pendapatan dapat diakui.

§ Misalkan perusahaan memiliki utang bank sebanyak 1000. Karena situasi yang sangat sulit,
bank memberi keringanan sehingga utang bank turun menjadi 800 saja. Bagaimana jurnalnya?
Utang usaha 200 (D)
Pendapatan lain-lain 200 (K)
Keringan tersebut diakui sebagai pendapatan karena sesuai dengan definisi pendapatan, yaitu
peningkatan aset atau penurunan liabilitas, yang menghasilkan peningkatan ekuitas, selain
yang berkaitan dengan kontribusi dari pemegang klaim saham. Selain itu, penghentian
pengakuan kewajiban, dalam hal ini utang usaha, dapat diakui sebagai pendapatan.
PERTEMUAN IX
PSAK 8: PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

• Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi setelah akhir periode
pelaporan sampai dengan laporan keuangan diotorisasi untuk terbit. Dulu, sebutannya adalah
peristiwa setelah tanggal neraca. Umumnya, akhir periode pelaporan adalah 31 Desember.
Tanggal yang menunjukkan laporan keuangan diotorisasi dilihat pada surat pertanyaan
pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap laporan keuangan, pada PT ASTRA
tanggalnya adalah 25 Februari 2021 dan yang mengotorisasi adalah direksi.

• Jadi, untuk contoh ASII itu, PSAK mengatur peristiwa yang terjadi antara tanggal 1 Jan 2021
sd 25 Feb 2021. Misalnya:
Peristiwa 1: Tanggal 11 Jan 2021 gudang yang menyimpan persediaan terbakar.
Peristiwa 2: Tanggal 2 Feb 2021 salah satu debitor utama perusahaan dinyatakan bangkrut.

Peristiwa 1 harus diungkapkan tetapi angka dalam laporan keuangan TIDAK PERLU
DISESUAIKAN karena tanggal 31 Des 2020 gudang masih ada (belum terbakar).

Peristiwa 2 harus diungkapkan dan angka dalam laporan keuangan HARUS DISESUAIKAN.
Pertanyaan: Pos (akun) apa yang harus disesuaikan? Mengapa perlu penyesuaian?
: Pos atau akun yang harus disesuaikan adalah piutang usaha. Hal ini perlu disesuaikan karena
peristiwa tersebut termasuk ke dalam peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan dan
terindikasi terjadinya penurunan nilai aset sehingga munculnya kerugian. Maka dari itu
diperlukan penyesuaian.
(Tambahan Bapak Dosen)
Betul, akun yang disesuaikan adalah piutang (piutang dagang atau piutang usaha). Penyesuaian
diperlukan karena kondisi yang menyebabkan peristiwa itu dianggap sudah ada pada 31 Des
2020 (perusahaan tidak tiba2 saja bangkrut, melainkan sebelumnya kondisinya sudah
memburuk).

Untuk contoh sebelumnya, dianggap bahwa perusahaan tidak membuat akun cadangan
kerugian piutang dalam jumlah yang memadai. Setelah peristiwa terjadi, dilakukan
penyesuaian dengan mengkredit akun cadangan kerugian piutang dan mendebit akun beban
kerugian piutang.

Peristiwa setelah periode pelaporan perlu diperhatikan karena berpotensi mempengaruhi


keputusan yang diambil oleh pengguna laporan keuangan. Jika tidak diungkapkan maka
representational faithfulness (ketepatan penyajian: lengkap, netral, terbebas dari ke salahan)
laporan keuangan akan berkurang.

• Kembali ke contoh laporan ASII. Misalkan tanggal 17 Jan 2021 perusahaan membeli sebuah
mesin. Nah, apakah transaksi itu juga termasuk objek yang diatur oleh PSAK 8? Jawab dan
beri alasan.
: TIDAK. Secara umum, PSAK 8 mengatur PERISTIWA, bukan TRANSAKSI. Kalau
transaksi, dicatat secara normal saja.

• Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian adalah peristiwa yang
memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan. Contohnya yaitu
penemuan kecurangan atau kesalahan yang menunjukkan bahwa laporan keuangan tidak benar.
Contoh lainnya adalah

• Pertanyaan yang salah:


Mengapa hanya dividen yang dideklarasikan setelah periode pelaporan yang dapat diakui
sebagai liabilitas?
Kesalahannya yaitu:
Dividen yang dideklarasikan setelah periode pelaporan tidak diakui sebagai liabilitas pada
akhir periode pelaporan.

• PSAK 8 umumnya mengatur PERISTIWA. Namun, ada juga TRANSAKSI yang dapat
menjadi objek yang termasuk diatur dalam PSAK 8, yaitu transaksi yang "mencurigakan," yang
mengindikasi adanya kondisi tertentu pada akhir periode pelaporan.
Contohnya: mengapa tidak memerlukan penyesuaian (tidak diakui sebagai liabilitas pada
tanggal neraca?
: (Melia) Karena tidak ada kewajiban yang terjadi pada saat itu. Maksudnya adalah kejadian
tersebut terjadi saat setelah periode pelaporan sehingga dividen hanya diungkapkan pada
CALK.
(Bella) Dividen setelah periode pelaporan tidak diakui sebagai liabilitas pada tanggal neraca
karena tidak ada liabilitas saat itu. Pengumuman dividen setelah periode pelaporan tidak terkait
pada liabilitas sebelumnya, namun mencerminkan keadaan yang timbul setelahnya, sehingga
hanya diungkapkan pada CALK.

(Prilia) Karena dividen tersebut tidak termasuk dalam kewajiban pada tanggal neraca sehingga
deviden hanya akan diungkapkan pada CALK

• Bagaimana cara perusahaan menentukan apakah suatu peristiwa non penyesuaian setelah
periode pelaporan berdampak material atau tidak sehingga perlu diungkapkan?
Mana penulisan yang benar?
a. non penyesuaian
b. non-penyesuaian
c. nonpenyesuaian
Pilih dulu a, b, atau c. Setelah itu jawab pertanyaannya
: c. nonpenyesuaian. Ini memerlukan judgment manajemen. Kalau ada potensi mempengaruhi
keputusan pengguna maka harus diungkapkan.

• Apakah peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian juga menyangkut
mengenai materialitas jumlah dan akun tersebut?
: Semua PSAK berlaku untuk hal yang material saja. Kalau tidak material boleh diabaikan.

• Apakah peristiwa pandemi COVID-19 merupakan peristiwa setelah tanggal periode


pelaporan yang dapat memengaruhi laporan keuangan 2019?
: Dari sisi periode, jika pandemi terjadi setelah tanggal laporan diotorisasi untuk terbit, maka
bukan objek PSAK 8. Jika masih berada dalam periode yang diatur dalam PSAK 8, maka perlu
pertimbangan tambahan. Jika manajemen berpendapat bahwa pandemi memiliki dampak yang
luar biasa pada perusahaannya, dan dampak itu melebih dampak pandemi secara umum, maka
harus ada pengungkapan.

• Konsep going concern atau konsep kelangsungan usaha adalah perusahaan diasumsikan akan
hidup terus (terus beroperasi), sepanjang tidak ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.
• Mengapa entitas tidak boleh menyusun laporan keuangan atas dasar kelangsungan usaha jika
peristiwa setelah periode pelaporan mengindikasikan bahwa penerapan asumsi kelangsungan
usaha tidak tepat?
: Supaya pembaca tidak tersesat, tidak mengambil keputusan yang salah. Ini berkaitan dengan
karakteristik yang harus dipenuhi oleh informasi akuntansi.
PERTEMUAN X
PSAK 10: PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING

Pertanyaan-Pertanyaan Sesi Diskusi


1. Dikatakan bahwa mata uang fungsional jika sekali sudah ditentukan, maka tidak akan
berubah, kecuali ada perubahan pada transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mendasari.
Mengapa demikian dan bisa diberikan penjelasan apa transaksi, peristiwa, dan kondisi yang
dapat menyebabkan perubahan mata uang fungsional tersebut?
: Pada PSAK 10 paragraf 13, dijelaskan bahwa mata uang fungsional mencerminkan transaksi,
kejadian, dan kondisi yang relevan dari suatu entitas, sehingga sekali ditentukan mata uang
fungsional tidak dapat diubah, kecuali ada perubahan pada transaksi, kejadian, dan kondisi
yang mendasarinya. Selain itu, perubahan mata uang fungsional akan berpengaruh pada
pandangan terhadap konsistensi suatu entitas. Hal tersebut nantinya dapat berakibat pada
munculnya pandangan bahwa suatu entitas tidak konsisten dalam hal pelaporan keuangannya,
bila mata uang fungsionalnya diubah tanpa ada pendukung yang kuat mengapa perubahan
tersebut terjadi. Apabila terjadi perubahan mata uang fungsional, maka entitas harus
menerapkan prosedur penjabaran untuk mata uang fungsional yang baru secara prospektif ,
seperti yang dijelaskan pada paragraf 35. Penerapan prospektif adalah suatu penerapan dampak
perubahan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang terjadi
setelah tanggal perubahan kebijakan tersebut.
Transaksi, peristiwa, dan kondisi yang dapat menyebabkan perubahan mata uang fungsional
yaitu kegiatan usaha luar negeri (seperti entitas anak atau cabang). Beberapa entitas pelapor
terdiri dari sejumlah entitas individual (misalnya kelompok usaha terdiri dari satu entitas induk
dan satu atau lebih entitas anak). Beberapa entitas, apakah entitas tersebut adalah anggota dari
suatu kelompok usaha ataupun sebaliknya, mungkin memiliki investasi dalam entitas asosiasi
atau ventura bersama. Entitas mungkin dapat juga memiliki cabang. Mata uang fungsional
sendiri didefinisikan sebagai mata uang pada lingkungan ekonomi di mana entitas beroperasi.
Bila dilihat dari pengertiannya, maka perusahaan anak atau cabang yang berada di luar negeri
dapat menentukan mata uang fungsionalnya sesuai dengan lingkungan operasinya.

2. Bagaimana pengakuan akuntansi entitas terhadap selisih kurs yang terjadi?


: Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada proses penjabaran pos
moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos mone ter tersebut dijabarkan, pada
pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, diakui dalam
laba rugi pada periode saat terjadinya. Jika transaksi diselesaikan dalam periode akuntansi yang
sama dengan terjadinya transaksi, maka semua selisih kurs diakui dalam periode tersebut.
Namun, jika transaksi diselesaikan pada periode akuntansi berikutnya, maka selisih kurs yang
diakui dalam setiap periode sampai pada tanggal penyelesaian ditentukan dengan perubahan
kurs selama masing-masing periode.
Selisih kurs yang timbul pada pos moneter yang membentuk bagian dari investasi neto entitas
pelapor dalam kegiatan usaha luar negeri yang diakui dalam laba rugi pada laporan keuangan
tersendiri entitas pelapor. Dalam laporan keuangan yang mencakup kegiatan usaha luar negeri
dan entitas pelapor, selisih kurs diakui awalnya dalam pendapatan komprehensif lain dan
direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi pada saat pelepasan investasi neto. Kemudian, jika pos
moneter membentuk bagian investasi neto entitas pelapor dalam kegiatan usaha luar negeri dan
didenominasikan dalam mata uang fungsional entitas pelapor, maka selisih kurs muncul dalam
laporan keuangan individual kegiatan usaha luar negeri.

Penjelasan Bapak Dosen


• GGRM dan ADRO sama-sama berada di Indonesia. Mengapa menggunakan mata uang
fungsional yang berbeda? Atau: Mengapa ADRO menggunakan USD?
: Bisnis ADRO adalah pertambangan batubara, dan harga jual batubara ditetapkan dalam USD.
Itu sebabnya ADRO menggunakan USD sebagai mata uang fungsional.

• Pertimbangan seperti apa yang digunakan manajemen dalam menentukan mata uang
fungsional yang paling tepat jika indikator yang ada bercampur dan mata uang fungsional tidak
jelas?
: Pertimbangan yang digunakan manajamen dalam menentukan mata uang fungsional yang
tepat jika indikator yang ada bercampur dan mata uang fungsional tidak jelas terdiri dari tiga
metode, yang mana metode pertama lebih diutamakan sebelum metode kedua dan ketiga.
Metode tersebut yaitu: (1) Ditentukan berdasarkan mata uang yang paling memengaruhi biaya
tenaga kerja, material, dan biaya-biaya lain dari pengadaan barang dan jasa; (2) Berdasarkan
mata uang yang digunakan untuk meminjam atau meminjamkan dana serta mata uang
penerimaan dari aktivitas operasi; (3) Ditentukan dengan melihat apakah entitas memiliki
kegiatan usaha luar negeri dan dianalisis mana yang memberikan kontribusi terbesar pada
entitas. Jika metode pertama masih belum juga bisa ditentukan mana mata uang fungsional
entitas, maka digunakan metode kedua. Dan begitu pula jika metode kedua belum juga dapat
menentukan mata uang fungsional entitas, maka digunakan metode ketiga. Seandainya ketiga
metode tersebut tidak dapat digunakan, maka barulah dilakukan judgement manajemen.
Ini jawaban yang lengkap. Judgment manajemen juga dapat mempertimbangkan unsur
kepraktisan. Untuk ASII, salah satu pertimbangan kepraktisannya adalah karena berada di
Indonesia, jadi menggunakan rupiah.

• Sebuah perusahaan dengan mata uang fungsional Rupiah pada 1 Juli 2020 membeli mesin
seharga USD1000. Kurs saat itu adalah Rp13.500. Tanggal 31 Desember 2020 perusahaan
membuat laporan keuangan. Kurs USD per 31 Des adalah Rp14.000. Perlukah dilakukan
penyesuaian atas aset yg dibeli dengan USD itu?
: Tidak perlu dilakukan penyesuaian karena aset tetap merupakan pos nonmoneter yang di
mana dicatat dengan menggunakan kurs historis sehingga tidak perlu disesuaikan dengan kurs
pada tanggal pelaporan.

Mesin termasuk ke dalam pos nonmoneter. Pos nonmoneter ini dibagi menjadi dua, yaitu yang
diukur dengan biaya historis dan fair value. Mesin termasuk dalam pos nonmoneter yang
diukur dengan biaya historis sehingga pada periode pelaporan mesin tidak perlu disesuaikan
dengan kurs per 31 Des dan hanya menggunakan translasi pada tanggal transaksi.

Untuk jurnalnya:
Mesin (D) = USD1000 x Rp13.500 = Rp13.500.000
Kas (K) = Rp13.500.000

Pada tanggal 31 Des tidak perlu disesuaikan dengan kurs per 31 Des. Namun, nilai tercatat
mesin harus disesuaikan dengan akumulasi penyusutan mesin.

• Sebuah perusahaan dengan mata uang fungsional Rupiah pada 1 Juli 2020 membeli mesin
secara kredit seharga USD1000. Kurs saat itu adalah Rp13.500. Tanggal 31 Desember 2020
perusahaan membuat laporan keuangan. Utang pembelian mesin belum dibayar. Kurs USD per
31 Des adalah Rp14.000.

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi pembelian tgl 1 Juli 2020.


Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan pada akhir tahun.
: Untuk pencatatan transaksi pembelian pada tanggal 1 Juli 2020, yaitu:
(D) Mesin Rp 13.500.000
(K) Utang Usaha Rp 13.500.000
(USD 1000 x Rp 13.500)

Kemudian untuk mencatat penyesuaian pada akhir tahun, yakni:

(D) Kerugian Mata Uang Asing Rp 500.000


(K) Utang Usaha Rp 500.000
(USD 1000 x Rp 14.000 = Rp 14.000.000)
(USD 1000 x Rp 13.500= Rp 13.500.000)
Rp 14.000.000-Rp 13.500.000= Rp 500.000
PERTEMUAN XI
PSAK 68: PENGUKURAN NILAI WAJAR

§ Memang tidak ada sebab atau alasan lain mengapa subjek pengukuran nilai wajar adalah aset
dan liabilitas.

§ Misalkan kita akan mengukur nilai wajar sebuah mesin dengan pendekatan income, maka
dalam memprediksi harga jual output yang dihasilkan mesin itu harus sesuai dengan kondisi
pasar (tidak boleh membuat asumsi yang melampaui kemampuan pasar).

Bulan Januari 2021 A membeli 1 saham ASII seharga Rp6225.


Bulan Maret 2021 B membeli 1 saham ASII seharga Rp5600.

Jika tanggal 30 Juni 2021 keduanya membuat laporan keuangan m aka menurut PSAK 71
keduanya harus mengukur investasi 1 saham ASII itu pada nilai wajarnya. Coba anda cari
berapa harga penutupan ASII tanggal 30 Juni.
: Harga penutupan ASII pada 30 Juni 2021 adalah 4.940.
Itu contoh input yang dapat diobservasi, dapat dilihat di pasar modal. Jadi, contoh input yang
dapat diobservasi adalah HARGA KUOTASIAN (QUOTED PRICE). Input yang tidak
terobservasi misalnya adalah asumsi umur karyawan saat menghitung beban pensiun.

§ PSAK 68 mengatur tentang tatacara penggunaan nilai wajar dalam pengukuran aset dan
liabilitas. Perusahaan tidak wajib mengukur dengan nilai wajar, kecuali untuk pos tertentu yang
diatur dengan PSAK tersendiri, misalnya PSAK 71 tentang investasi dalam bentuk surat
berharga dan PSAK tentang manfaat pensiun.

§ Kembali ke contoh pembelian 1 saham ASII. Jika investasi itu diukur dengan nilai historis
maka A akan menyajikan angka Rp6225 dan B Rp5600 pada laporan keuangannya, padahal
aset yang disajikan sama (sama2 investasi 1 saham ASII). (cara mencarinya di web:
https://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock)
Jika menggunakan nilai wajar maka keduanya akan menyajikan angka yang sama, yaitu
Rp4940. Jadi, salah satu manfaat pengukuran dengan nilai wajar adalah meningkatkan
keterbandingan (comparability) laporan keuangan. Selanjutnya itu, relevansi juga akan
meningkat.

§ Dalam PSAK 68 ini disebutkan bahwa untuk meningkatkan konsistensi dan keterbandingan
dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan yang terkait, ditetapkan mengenai hirarki
nilai wajar yang dikategorikan dalam 3 level input untuk teknik penilaian. Input level 1 adalah
harga kuotasian yang tanpa penyesuaian di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang dapat
diakses pada tanggal pengukuran dan biasanya tersedia untuk kebanyakan aset dan liabilitas
keuangan. Input level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1 yang
mana dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik langsung maupun tidak langsung. Input
level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas yang digunakan bila
input yang dapat diobservasi yang relevan tidak tersedia sehingga memungkinkan adanya
situasi di mana terdapat sedikit, jika ada, aktivitas pasar untuk aset atau liabilitas pada tanggal
pengukuran.

§ Akun investasi lain-lain pada Lap.Keu PT ASII tahun 2020 menggunakan pengukuran nilai
wajar input level 1 (harga kuotasian dalam pasar aktif) dan level 3 (teknik penilaian lainnya
berdasarkan input yang tidak dapat diobservasi.

§ Akun liabilitas imbalan kerja menggunakan nilai wajar dengan input yang beragam. Ada
level 2, misalnya tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskonto ke nilai sekarang. Ada
level 3 seperti misalnya perkiraan masa hidup karyawan setelah pensiun. Karena mengandung
banyak asumsi, maka akun seperti ini rawan earnings management.

§ Bisa tolong berikan penjelasan lebih lanjut mengenai penentuan harga aset atau liabilitas,
yaitu karakteristik independent (not related parties), knowledgable, able to enter into
transaction, and willing to enter?
- Penentuan harga aset atau liabilitas dengan karakteristik ind ependent atau pihak yang
berkaitan tidak berelasi maksudnya adalah ketika pelaku pasar dalam menentukan harga,
mereka bukan dari pihak yang memiliki relasi terkait satu dengan yang lain.
- Knowlegdeable itu pelaku pasar memilki pengetahuan dan pemahaman yang memadai
mengenai aset atau liabilitas dalam mengukur nilai wajar.
- Able to enter into transaction artinya pelaku pasar dapat melakukan transaksi aset atau
liabilitas
- Willing to enter itu artinya pelaku pasar memiliki motivasi dan tidak terpaksa serta dipaksa
dalam melakukan hal tersebut.

§ Apa manfaat yang diperoleh jika perusahaan menerapkan nilai wajar dalam laporan
keuangannya? Dan siapa yang menentukan nilai wajar tersebut?
: Lebih relevan dan lebih komparabel. Yang menghitung nilai wajar itu tentu saja manajemen.

§ Apa yang dimaksud risiko wanprestasi dan apa pengaruhnya terhadap pengukuran nilai wajar
liabilitas?
: Wanprestasi artinya tidak memenuhi apa yang seharusnya dilaksanakan menurut perjanjian
yang sudah disepakati bersama. Dalam konteks utang-piutang, wanprestasi dapat berupa
peminjam yang tidak melunasi pinjamannya. Dalam konteks pembangunan gedung,
wanprestasi dapat berupa kontraktor yang gagal membangun gedung sesuai perjanjian. Nah,
kemungkinan terjadinya wanprestasi ini ikut dipertimbangkan dalam menentukan nilai wajar,
terutama kalau level 3.
PERTEMUAN XII
PROSES POLITIS DALAM PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN

• Metode succesfull effort merupakan metode yang hanya mengelompokkan biaya eksplorasi
yang berhasil memperoleh cadangan saja ke dalam kelompok kekayaan atau aset cadangan
minyak, dan yang tidak menghasilkan cadangan minyak dianggap sebagai beban. Sementara
pada metode full costing, semua biaya eksplorasi baik eksplorasi berhasil maupun yang gagal
menghasilkan cadangan minyak akan diakumulasikan sebagai kekayaan minyak
(dikapitalisasi). pada lapkeu MEDC tersebut metode yang dipakai adalah succesfull effort.

• Standar akuntansi idealnya dirumuskan sepenuhnya berdasarkan pertimbangan konseptual


karena standar akuntansi menjadi acuan bagi para akuntan dalam melaksanakan proses
akuntansi. Dalam standar akuntansi harus dipertimbangkan terkait konsekuensi yang diduga
dapat merugikan beberapa pihak dalam pelaksanaan proses akuntansi, sehingga dirumuskanlah
konsep yang tepat dalam pengukuran dan penilaian akuntansi.

• Proses penetapan standar akuntansi tidak lepas dari faktor politis. Faktor politis yang
dimaksud adalah bahwa dalam penetapan standar, ada pihak-pihak dari berbagai latar belakang
yang turut serta dalam penetapan tersebut yang mana mereka bisa saja memperjuangkan
kepentingan kelompoknya. Perilaku yang dihasilkan dari tiap individu atau kelompok tertentu
dapat merugikan kepentingan pihak lain. Ini akan berdampak pada kredibilitas standar
akuntansi itu sendiri.

• FASB telah menetapkan prosedur dalam pengembangan standar akuntansi. Dalam pernyataan
tersebut disebutkan bahwa prosedur ini digunakan untuk proyek -proyek besar. Beberapa
langkah yang dilakukan yaitu: (https://fasb.org/facts/due_process.shtml)
1. Dewan menerima permintaan atau rekomendasi dari berbagai sumber untuk kemungkinan
proyek dan pertimbangan ulang terhadap standar yang ada.
2. Ketua FASB memutuskan apakah akan menambahkan hal tersebut ke agenda teknis, di mana
hal ini akan diawasi oleh Foundation's Board of Trustees setelah berkonsultasi anggota FASB
dan yang lainnya.
3. Dewan membahas pada satu atau lebih pertemuan membahas tentang berbagai permasalahan
yang dihadapi dan kemudian diidentifikasi dan dianalisis.
4. Dewan menerbitkan draft eksposur.
5. Dewan mengadakan pertemuan untuk membahas draft eksposur tersebut, jika perlu.
6. Staf kemudian menganalisis draft eksposur, diskusi publik, dan informasi lainnya. Dewan
akan mempertimbangkan kembali ketentuan yang diusulkan dalam pertemuan publik tersebut.
7. Dewan mengeluarkan pembaruan standar akuntansi yang menjelaskan amandemen terhadap
perubahan standar akuntansi tersebut.

Pada tahap 5 proses politik masuk dan pada tahap 6 yang rawan dengan lobi berbagai kelompok
kepentingan.

• Idealnya standar akuntansi ditetapkan sepenuhnya berdasarkan pertimbangan konseptual.


Dengan demikian akan dihasilkan standar yang secara konseptual konsisten. Contoh: Metode
successful effort konsisten dengan konsep tentang aset, sementara metode full costing akan
menyebabkan diakuinya sesuatu sebagai aset padahal tidak ada manfaat ekonomisnya (dalam
hal ini: sumur kering).

• Dalam proses penetapan standar, selalu ada pihak tertentu yang berusaha mempengaruhi
standar akuntansi sesuai dengan kepentingannya. Inilah yang disebut sebagai proses politis
dalam penetapan standar akuntansi. Sayangnya, pihak pembuat standar (IASB, FASB, DSAK)
tidak selalu berhasil membendung lobi-lobi berbagai kepentingan itu, dan akhirnya "menyerah"
dan menetapkan standar yang secara konseptual tidak bagus. Inilah sebabnya ada yang
menyatakan bahwa penetapan standar akuntansi adalah sebuah political process. Maksudnya:
Sebuah proses yang penuh dengan lobi berbagai kepentingan.

• Mengapa faktor politis berpengaruh dalam penetapan standar akuntansi?


: Menurut Zeff (2002) proses politik dalam standar akuntansi merupakan salah satu usaha untuk
memasukkan self-interest dalam penyusunan standar akuntansi. Dalam penyusunan sebuah
standar, terkait banyak pihak dengan berbagai latar belakang, motivasi, dan memiliki
kepentingan yang berbeda-beda baik itu investor, kreditor, manajemen, auditor, pekerja,
pemerintah, maupun lembaga penyusun standar. Dengan menggunakan dasar konsekuensi
ekonomi, pihak-pihak yang terkena dampak ekonomi atas praktik standar akuntansi disebut
sebagai kostituen. Beberapa konstituen ini akan membentuk kelompok yang membentuk
kelompok baru yang melakukan lobi-lobi ke dewan standar untuk melakukan klaim atas
penerapan standar akuntansi yang baru.

• Standar tertentu mendapat tentangan karena laporan keuangan yang dihasilkannya memiliki
“konsekuensi ekonomis.” Stephen

• Zeff (1978): Konsekuensi ekonomis adalah dampak laporan keuangan pada perilaku
pengambilan keputusan pelaku bisnis, pemerintah, serikat pekerja, investor, dan kreditor.

• Proses politis dalam penetapan standar akuntansi keuangan yang melibatkan banyak pihak
terkait atau kelompok kepentingan (investor, kreditor, manajemen, auditor, pekerja,
pemerintah, dan lembaga penyusun standar) untuk berusaha memengaruhi standar akuntansi
sesuai dengan kepentingannya akan menyebabkan standar yang secara konseptual tidak bagus.
Sehingga hal ini yang menyebabkan banyak argumen-argumen populer yang muncul di mana
standar akuntansi dapat menyebabkan perusahaan melaporkan kinerja yang kurang baik
sehingga meningkatkan biaya pinjaman yang lebih tinggi dan juga merugikan perekonomian
secara umum. Hal tersebut dilakukan karena manajemen lebih menyukai banyak pilihan agar
memudahkan dalam melakukan manajemen laba karena salah satu fungsi standar akuntansi
adalah mengurangi pilihan kebijakan akuntansi agar laporan keuangan lebih komparabel.

• Standar akuntansi memiliki salah satu fungsi yaitu untuk mengurangi pilihan kebijakan
akuntansi agar laporan keuangan antar entitas lebih komparabel. Idealnya standar akuntansi
memang disusuun berdasarkan pertimbangan konseptual, namun tidak menutup kemungkinan
adanya proses politis yang berperan di dalamnya. Dampak dari standar akuntansi sendiri juga
dapat menyebabkan manajemen perusahaan melakukan manajemen laba. . Ketika manajemen
mulai melakukan intervensi terhadap penetapan standar, posisi keuangan yang sebenarnya
mungkin dapat disamarkan.

• Penerapan standar akuntansi dipengaruhi oleh proses politik, yaitu dari kelompok-kelompok
yang memiliki kepentingan. Lalu, apakah standar akuntansi jadinya hanya berd asarkan
kepentingan kelompok yang memiliki kekuatan paling besar?
: Justru itu masalahnya kalau berbagai kepentingan harus dipertimbangkan, yang menang
selalu yang memiliki power terbesar. Salah satu contoh bukti: FASB "menang" melawan
perusahaan-perusahaan yang protes atas SFAS 2 tentang biaya R&D tetapi "kalah" dengan
perusahaan minyak dan gas yang umumnya terdiri atas perusahaan raksasa seperti Shell.

• Bagaimana pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan?


: Kebijakan akuntansi yang berbeda akan menghasilkan laporan yang berbeda meskipun
transaksi yang dilakukan persis sama. Laporan yang berbeda itu direspon berbeda oleh para
pengguna laporan keuangan. Respon pengguna itulah yang nantinya dapat mempengaruhi nilai
perusahaan (misalnya melalui kenaikan kos modal).

• Apa pengaruh aspek politik pada penetapan standar akuntansi?


: Pengaruh dari adanya aspek politik pada penetapan standar akuntansi ini menyebabkan
sebuah proses penyusunan standar yang penuh dengan adanya lobi berbagai kepentingan.
Sehingga menghasilkan penetapan standar secara konseptual yang tidak bagus. Hal ini juga
akan berdampak terhadap munculnya argumen populer di mana standar akuntansi dapat
menyebabkan perusahaan melaporkan kinerja yang kurang baik sehingga meningkatkan biaya
pinjaman yang lebih tinggi dan juga merugikan perekonomian secara umum.

Tari: Aspek politik memang tidak dapat dipungkiri memiliki pengaruh dalam penetapan
standar akuntansi. Pengaruhnya dapat terjadi ketika dewan melakukan diskusi publik terkait
dengan standar akuntansi yang dipermasalahkan. Karena adanya usaha untuk memasukkan self
interest dalam penyusunan akuntansi dari berbagai pihak yang memiliki latar belakang dan
motivasi berbeda, seperti investor, kreditor, manajemen, auditor, pekerja, pemerintah, maupun
lembaga penyusun standar, maka terjadilah proses politis. Bahkan pihak yang memiliki power
lebih besar bisa "menang" dalam penyusunan standar akuntansi yang memihak pada
kepentingan mereka. Sebagai akibat dari konsekuensi ekonomi, pihak yang dirugikan atau
disebut konstituen akan membentuk kelompok yang membentuk kelompok baru yang
melakukan lobi-lobi ke dewan standar untuk melakukan klaim atas penerapan standar
akuntansi yang baru. Dampak dari standar akuntansi ini juga memungkinkan manajemen untuk
memiliki motivasi dalam melakukan manajemen laba. Ketika manajemen mulai melakukan
intervensi terhadap penetapan standar, posisi keuangan yang sebenarnya mungkin dapat
disamarkan. Dan jika hal ini diketahui publik, maka dapat menimbulkan pandangan negatif
dari masyarakat terhadap kredibilitas akuntansi tersebut.
PERTEMUAN XIII
PILIHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

• "Accounting policies are the specific principles, bases, conventions, rules and practices
applied by an entity in preparing and presenting financial statements."
: Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik khusus yang
diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan.

• Ada dua jenis kebijakan akuntansi. Pertama bersifat wajib, ditentukan oleh standar. Kedua
bersifat pilihan, tergantung judgment manajemen.

• Lihat contoh kebijakan akuntansi pada laporan keuangan ASII. Bagian mana yg merupakan
pilihan atau judgment manajemen?
: Pada nilai residu, umur manfaat aset dan metode penyusutan dimana dikatakan akan ditelaah
dan Jika perlu disesuaikan pada setiap akhir periode pelaporan.

• Manajemen SEHARUSNYA memilih kebijakan yang menghasilkan laporan keuangan yang


paling relevan dan representationally faithful, itu teori normatif. Tapi KENYATAANNYA
manajemen akan memilih kebijakan akuntansi yang menurutnya baik dan paling
menguntungkan untuk memaksimalkan utility-nya sendiri, itu teori positif.

• Watts dan Zimmerman memprediksi pola pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajemen
dalam bentuk tiga hipotesis. Manajemen diprediksi akan memilih kebijakan yang menaikkan
laba sekarang kalau (1) perusahaan menerapkan program bonus dan (2) kondisi keuangan
perusahaan menyebabkan hampir terlanggarnya kontrak utang (debt covenant). Manajemen
diprediksi akan memilih kebijakan yang menurunkan laba sekarang kalau perusahaan sedang
berada dalam tekanan politis, misalnya khawatir dianggap melakukan praktik kartel atau
monopoli.

• Kembali ke aset tetap. Jika masa manfaat aset diperpanjang maka laba laporan (reported
earnings) akan meningkat. Hal ini dikarenakan akan menurunkan beban penyusutan dari aset
tetap itu sendiri.
• Ini dari K1: Agen yang memiliki lebih banyak informasi dibandingkan dengan principal dapat
menyebabkan terjadinya asimetri informasi. Cara seperti apa yang dapat dilakukan manajer
atau akuntan untuk menyelaraskan informasi maupun tujuan yang asimetris di dalam
perusahaan?
Tambahan dari Bapak Dosen: Ini pertanyaan salah kaprah. Agen selalu memiliki informasi
lebih banyak dari prinsipal. Itu wajar saja karena manajemen yang sehari-hari mengelola
perusahaan. Kondisi ini disebut asimetri informasi (salah satu pihak memiliki informasi yang
lebih banyak).

• Ini dari K2: Apakah manajemen laba dalam teori keagenan ini membuat laporan keuangan
suatu entitas menjadi kurang transparasi?
Tambahan dari Bapak Dosen: Ini terbalik. Kurang transparansi adalah salah satu faktor yang
menyebabkan manajemen laba.

• K3: Mengapa manajemen akan cenderung menerepkan akuntansi yang kurang konservatif
atau optimis apabila kepemilikan saham yang ada di perushaan lebih rendah dibandingkan
dengan kepemilikan saham eksternal?
: Kalau manajemen ikut sebagai pemegang saham maka dia akan berperilaku sebagai prinsipal.
Semakin banyak kepemilikan sahamnya semakin banyak dia b erperilaku seperti prinsipal.
Laporan keuangan yang konservatif dianggap lebih baik (lebih aman) dari yang agresif. Jadi
prinsipal dianggap lebih suka laporan keuangan yang konservatif. Adanya program bonus juga
membuat manajemen lebih cenderung memilih kebijakan akuntansi yang agresif (optimis), tapi
kalau dia juga ikut sebagai pemegang saham maka kecenderungan itu akan berkurang.

• K5: Dikatakan bahwa semakin besar perusahaan, maka semakin besar tuntutan masyarakat
terhadap perusahaan tersebut dan akan mendapatkan sorotan lebih banyak. Apakah hal tersebut
dapat mempengaruhi pilihan manajemen terhadap kebijakan akuntansi yang diterapkan?
Bagaimana menurut teori keagenan?
: Pernyataan tersebut berkaitan pada hipotesis biaya politik. Apabila melihat dari tiga hubungan
keagenan, perusahaan yang besar akan lebih disoroti oleh pemerintah, para analis, dan
masyarakat sehingga hal ini akan mempengaruhi pilihan kebijakan manajemen, di mana
manajemen akan cenderung memilih kebijakan akuntansi yang konservatif untuk menghindari
pengawasan ketat dari pemerintah, para analis, dan masyarakat.
• K6: Apakah setiap perusahaan yang memiliki nilai laba yang relatif tinggi dan stabil selalu
merupakan perusahaan yang sehat?
: Iya betul begitu. Bisa saja reported earnings yang tinggi terjadi karena manajemen memilih
kebijakan akuntansi yang menaikkan laba. Tapi, itu tidak dapat dilakukan terus menerus dalam
jangka panjang. Jadi, dalam jangka panjang, laba yang tinggi berarti kinerja perusahaan baik.
Angka laba yang "baik" adalah angka laba yang didukung dengan arus kas operasi yang juga
baik (positif).

• K7: Mengapa dalam hipotesis program bonus dikatakan bahwa jika rencana bonus manajer
didasarkan pada laba, maka dapat memotivasi manajemen untuk lebih banyak menggunakan
metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba? Bonus plan = program bonus atau skema
bonus.
: Hipotesis program bonus menyatakan bahwa jika rencana bonus manajer didasarkan pada
laba, maka dapat memotivasi manajemen untuk lebih banyak menggunakan metode akuntansi
yang dapat meningkatkan laba, hal ini disebabkan karena semakin besar laba yang dilaporkan
akibat dari pemilihan metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba, maka semakin besar
pula rencana bonus yang akan didapatkan oleh manajer.

Tambahan Bapak Dosen: Bonus biasanya tergantung laba. Makin besar laba yang dilaporkan,
makin besar bonus yang akan diterima.

• Akrual memiliki dampak sebaliknya pada masa mendatang. Ada istilah hukum besi akrual
(the iron law of accruals). Coba pelajari apa itu akrual dan mengapa memiliki dampak berbalik
(reversal effect) di masa mendatang.
: Akrual merupakan pendapatan yang diperoleh atau biaya yang dikeluarkan yang mana
berdampak pada laba bersih perusahaan pada laporan laba rugi, walaupun uang tunai yang
terkait dengan transaksi belum berpindah tangan. Akrual juga mempengaruhi neraca karena
melibatkan aset dan kewajiban. Dalam hukum besi akrual dijelaskan bahwa ini merupakan
bentuk manajemen laba yang berbentuk accrual reserve yang mana menurut Scott (2000), pihak
manajemen yang telah melakukan suatu manajemen laba atau current earning di suatu periode
tertentu, maka akan dilakukannya suatu reversal terhadap akrual dengan menurunkan
kemampuan future earning sebagai penyesuaian terhadap manajemen laba yang dilakukan atau
current earning.
Tari: Hukum besi akrual merupakan hukum yang berkaitan dengan manajemen laba berbentuk
accrual reverse. Manajemen sebagai pihak yang menguasai informasi dapat melakukan
manajemen laba untuk meningkatkan jumlah laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Hukum besi ini mengisyaratkan bahwa manajemen laba dilakukan sebelum pengumuman
peristiwa tertentu, seperti program bonus (berkaitan dengan hipotesis program bonus yang
mana manajemen cenderung memilih metode yang dapat menaikkan jumlah laba). Pada
periode berikutnya manajemen melakukan penyesuaian kembali akibat manajemen laba yang
dilakukan agar tidak menimbulkan permasalahan dalam laporan keuangan. Inilah yang disebut
bahwa akrual memiliki dampak sebaliknya di masa mendatang.
PERTEMUAN XIV
MANAJEMEN LABA

• "Earnings management is the choice by a manager of accounting policies, or real actions,


affecting earnings so as to achieve some specific reported earnings objective."
Jadi, manajemen laba adalah tindakan untuk mengatur angka laba dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Yang melakukan adalah pihak manajemen.

• Ada tiga pola manajemen laba, yaitu: a) menaikkan laba, b) menu runkan laba, dan, c)
meratakan laba.
a. Menaikkan laba dengan tujuan untuk menghindari kerugian dan bisa juga untuk tujuan bonus
bagi manajer.
b. Menurunkan laba dengan tujuan untuk mengindari atau mengurangi biaya politis.
c. Meratakan laba dengan tujuan untuk menjaga harga pasar saham dengan menstabilkan
tingkat laba.

• Pola meratakan laba dimotivasi oleh keinginan untuk menurunkan risiko persepsian
(perceived risk) perusahaan. Perusahaan ingin memberi kesan bahwa tingkat risiko perusahaan
tidak terlalu besar. Selanjutnya, ini dapat mengurangi kos modal (misalnya berup a bunga yang
lebih kecil pada saat membuat pinjaman). Jadi, manajemen laba tidak selalu berdampak buruk
bagi prinsipal.

• Taking a bath diartikan bahwa pola jenis ini umumnya terjadi pada saat reorganisasi,
contohnya seperti pengangkatan CEO yang baru yang mana melaporkan kerugian periode saat
ini dalam jumlah yang besar. Maksudnya adalah perusahaan melakukan penghapusan atau
pengurangan nilai beberapa aset dan menggeser beban masa mendatang perusahaan ke periode
sekarang.

• Dalam konteks hubungan keagenan, motivasi manajemen laba dibagi menjadi dua, yaitu
motif opportunistic dan motif efficient contracting. Motif opportunistik artinya manajemen
melakukan manajemen laba untuk memaksimalkan kepentingannya sendiri. Motif efficient
contracting artinya manajemen melakukan manajemen laba dalm rangka memenuhi tugasnya
sebagai agen (yang berarti tujuannya adalah memaksimalkan kepentingan perusahaan).
• Manajemen laba yang menaikkan laba misalnya dapat dilakukan dengan cara memperpanjang
masa manfaat aset tetap, sehingga beban penyusutan berkurang. Bisa juga dengan menurunkan
besaran cadangan kerugian piutang. Cara-cara itu disebut dengan manajemen laba artifisial
(artificial earnings management). Ada cara lain, yaitu dengan mempengaruhi aktivitas riil (real
earnings management), misalnya meminta pelanggan untuk memajukan pesanannya, yang
mestinya tahun depan dijadikan tahun sekarang. Cara lain: mengurangi aktivitas research and
development.

Tapi ingat ya, ini bukan masalah manipulasi. Manajemen laba dilakukan masih dalam batasan
yang diperkenankan oleh standar akuntansi keuangan. Manipulasi tergolong fraud, sesuatu
yang melanggar hukum.

• Cara untuk mengetahui apakah perusahaan melakukan manajemen laba dapat menggunakan
model pengukur discretionary accruals.

• Manajemen laba yang bersifat artifisial dilakukan melalui kebijakan akuntansi. Kebijakan itu
akan memengaruhi akrual yang ada dalam laporan keuangan.

• Akrual biasanya dihitung dengan rumus: Laba bersih - arus kas operasi. Akrual ada dua jenis,
yaitu akrual diskresioner dan akrual nondiskresioner. Yang diskresioner bersumber dari
kebijakan manajemen (perusahaan), yang nondiskresioner bersifat wajib (misalnya karena ada
peraturan yang mengatur, seperti peraturan tentang cadangan kerugian piutang pada
perbankan). Akrual yang bersifat diskresioner dijadikan indikasi manajemen laba. Jadi,
keberadaan manajemen laba disimpulkan dari akrual diskresioner. Kalau bertanda positif
artinya manajemen laba yang menaikkan laba, dan sebaliknya.

• "Examples of real earnings management include cutting prices towards the end of the year in
an effort to accelerate sales from the next fiscal year into the current year, delaying desirable
investment, and selling fixed assets to affect gains and losses, all in an effort to boost current
period earnings."
Contoh manajemen pendapatan riil termasuk memotong harga menjelang akhir tahun dalam
upaya untuk mempercepat penjualan dari tahun fiskal berikutnya ke tahun berjalan, menunda
investasi yang diinginkan, dan menjual aset tetap untuk mempengaruhi keuntungan dan
kerugian, semua dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan periode berjalan. (Ini lebih sulit
untuk dideteksi)

• Pertanyaan Kelompok: Salah satu bentuk manajemen laba yang dapat digunakan menurut
Scott (2000) adalah aggressive accounting application yang dapat diartikan sebagai salah saji
pada laporan keuangan. Salah saji apa yang dimaksud dan kenapa salah saji tersebut
diperbolehkan untuk dilakukan?
: Ini maksudnya kalau terlalu agresif bisa jadi sudah termasuk frau d, bukan lagi manajemen
laba. Manajemen laba masih dalam batasan standar akuntansi. Fraud sudah di luar itu, sudah
pelanggaran hukum (misalnya mengakui pendapatan sebelum syarat pengakuan pendapatan
terpenuhi).

• Pertanyaan: Salah satu pihak yang dirugikan dari manajemen laba adalah investor tapi apakah
investor selalu dirugikan jika perusahaan melalukan manajemen laba? Karena di mana jika
manajemen laba yang dilakukan menaikan laba itu sendiri kemungkinan investor mendapat
dividen yang lebih besar juga.
: Manajemen laba tidak selalu berdampak buruk bagi investor. Secara umum, investor
dirugikan jika manajemen laba dilandasi motif opportunistik, tetapi diuntungkan jika motifnya
adalah efficient contracting.

• Bagaimana pengaruh manajemen laba terhadap kualitas laba?


: Mohon izin mencoba menjawab, pengaruh dari manajemen laba terhadap kualitas laba itu
sendiri adalah ketika laba yang dihasilkan terlalu tinggi (diakibatkan pola menaikkan laba) oleh
manajer tentu hal ini akan berdampak pada pengambilan kep utusan yang dilakukan oleh
investor atau pihak pengguna laporan keuangan yang mana ini akan mengurangi tingkat
kualitas laba itu sendiri.

• Mengapa pergantian CEO menjadi salah satu faktor pendorong dari adanya manajemen laba
yang dilakukan oleh manajer?
: Izin mencoba menjawab, pergantian CEO menjadi salah satu faktor pendorong dari adanya
manajemen laba karena laba perusahaan digunakan untuk menilai kinerja dari CEO. Oleh
karena itu, pada akhir masa jabatannya akan dilakukan manajemen laba untuk meningkatkan
laba perusahaannya sehingga hal ini juga akan meningkatkan kompensasi CEO yang akan
diterima.
• CEO baru malah cenderung melakukan big bath? Mengapa begitu?
: Big bath memudahkan pencapaian laba di masa mendatang sehingga kinerja CEO baru akan
terlihat lebih baik dari aslinya.
PERTEMUAN XV
RISET VALUE RELEVANCE

• Kalau informasi akuntansi memang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan


investasi maka mestinya ada hubungan antara informasi yang tersaji dalam laporan keuangan
dengan harga saham di pasar modal. Jika perusahaan mengumumkan adanya laba maka harga
saham mestinya meningkat (ada return positif). Riset earnings response coefficient (koefisien
respon laba) menganalisis seberapa besar return pasar disebabkan oleh pengumuman laba
akuntansi.

• Earnings Response Coefficient (ERC) diukur melalui regresi antara laba dan return. Variabel
dependen dalam regresi itu adalah unexpected return (abnormal return) dan variabel
independennya adalah unexpected earnings (laba kejutan). Laba kejutan adalah laba yang tidak
diantisipasi sebelumnya. Misal, laba diprediksi sebesar Rp100, kemudian perusahaan
menyajikan laporan keuangan dan labanya ternyata Rp120, maka Rp20 adala h laba kejutan.
Abnormal return adalah selisih antara return realisasian (return yang sebenarnya) dan return
ekspektasian. Jadi, dalam hal ini perlu model perhitungan return ekspektasian (sama seperti
dalam event study).

• Riset value relevance (VR) adalah kelanjutan riset ERC. Riset ini menganalisis hubungan
antara nilai yang tersaji pada laporan keuangan dengan harga pasar. Pengukur VR adalah nilai
R2 hasil regresi antara harga pasar dengan data laporan keuangan. Dalam regresi tersebut, apa
yang menjadi variabel dependen dan apa yang menjadi variabel independen?
: VR diukur dengan R2 hasil regresi antara Harga Pasar sebagai variabel dependen dan BVPS
serta EPS sebagai variabel independen. Ada yang menyatakan bahwa ketiga variabel itu perlu
di-scale (dideflasi) untuk menghindari permasalahan statistis terkait penggunaan "level".
Dalam Wina dan Wirama itu, ketiga variabel dideflasi dengan harga pada periode sebelumnya.
Sebagai catatan: Tidak semua setuju dengan metode deflasi itu.

• Berdasarkan hasil regresi maka nilai minimal VR adalah nol, dan maksimal satu. Berapa nilai
VR yang dihasilkan dalam artikel yang dicontohkan itu?
: Nilai VR yang dihasilkan untuk low conservatism group rata-rata sebesar 0,461
Nilai VR yang dihasilkan untuk moderate conservatism group rata-rata sebesar 0,435
Nilai VR yang dihasilkan untuk high conservatism group rata-rata sebesar 0,353
Sehingga total nilai VR yang dihasilkan rata-rata sebesar 0,419

Tambahan Bapak Dosen: Jadi ada indikasi bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh
negatif pada VR.

• VR dapat dipandang sebagai indikator kualitas laporan keuangan. Jadi, ada banyak faktor
yang berpotensi memengaruhi. Tetapi, pengujian pengaruh faktor-faktor itu tidak boleh
dilakukan dengan cara menambahkannya sebagai variabel independen dalam persamaan VR.
Banyak yang melakukan itu, dan itu salah. Pengujian yang benar ada pada artikel yang Bapak
Dosen gunakan sebagai contoh itu.

• VR tidak menggambarkan nilai perusahaan tetapi menggambarkan kualitas laporan keuangan


(berhubungan kuat atau tidak dengan harga pasar).

• Relevansi nilai (value relevance) merupakan kekuatan informasi akuntansi dalam


menyampaikan nilai suatu perusahaan kepada stakeholder (Beaver, 1968). Lalu bagaimana
cara stakeholder dapat mendeteksi atau mengukur relevansi nilai informasi akuntansi yang
disampaikan oleh suatu perusahaan?
: Relevansi nilai diukur dengan koefisien determinasi (R2) yaitu dengan hasil dari regresi.
Pengukuran dilakukan dengan meregresikan share price atau harga pasar sebagai v ariabel
dependen terhadap book value per share (BVPS) dan earning per share (EPS) sebagai variabel
independennya.

• Bagaimana mengetahui relevansi nilai akuntansi mengalami penurunan atau peningkatan?


: Bisa dilakukan dengan menghitung VR dari tahun ke tahun.

• Mengapa nilai buku disebutkan memiliki peran penting dalam penilaian relevansi nilai angka
akuntansi pada laporan keuangan?
: Nilai buku adalah nilai perusahaan menurut akuntansi. Jika akuntansi sangat relevan dan pasar
modal sangat efisien, maka semestinya tidak ada perbedaan antara nilai buku dan harga pasar.
Meskipun berbagai hal menyebabkan berbedanya nilai buku dengan harga pasar, nilai buku
tetap merupakan komponen penting dalam penentuan harga pasar. Secara umum, pasar modal
akan memberi nilai (harga) yang lebih tinggi pada perusahaan yang nilai buku ekuitasnya
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai