Anda di halaman 1dari 6

1.

LAPORAN KEUANGAN DAN PELAPORAN KEUANGAN


a. Pengertian laporan keuangan
Menurut Kasmir (2008), pengertian laporan keuangan adalah
Ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari
transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Laporan keuangan terdiri dari Neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
b. Pengertian Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan (Financial reporting) adalah semua cara yang digunakan
oleh perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan tersebut.
c. Perbedaan Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan
a.Laporan Keuangan
 Laporan keuangan adalah hasil dari proses pelaporan keuangan.
 Hal ini diatur oleh Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS).
b.Pelaporan Keuangan
o Pelaporan keuangan termasuk memberikan informasi kepada pemangku
kepentingan untuk mengambil keputusan.
o Ini diatur oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB).

2. PIHAK YANG TERLIBAT

Pihak Internal Perusahaan Pihak internal perusahaan adalah pihak-pihak yang


berada di dalam perusahaan, seperti direktur, akuntan dan staff accounting, dan
karyawan.
 Direktur: Direktur atau dalam hal ini dapat disebut sebagai pendiri
perusahaan adalah pihak (internal) nomor satu yang terkait dalam
penyusunan laporan keuangan. Sebab, ia memiliki kewenangan penuh untuk
menilai laporan keuangan di perusahaan yang dimilikinya. Laporan
keuangan tersebut nantinya dapat ia gunakan untuk mengetahui
perkembangan keuangan yang terjadi di perusahaannya dalam kurun waktu
tertentu, serta dapat digunakan untuk mengetahui apakah perusahaannya
masih bisa bertahan selama satu atau beberapa tahun mendatang dengan
keuangan yang ada.
 Akuntan dan Staff Accounting: Akuntan atau staff accounting adalah pihak
(internal) nomor dua yang terkait dalam penyusunan laporan keuangan.
Sebab, dialah yang bertanggungjawab untuk menyusun laporan keuangan
suatu perusahaan sebelum dipresentasikan dan dipertanggungjawabkan di
hadapan direktur.
 Karyawan: Karyawan adalah pihak (internal) nomor tiga yang terkait dalam
penyusunan laporan keuangan. Mereka membutuhkan informasi seputar
laporan keuangan untuk mengetahui apakah perusahaan tempat mereka
bekerja berada dalam kondisi sehat atau sedang dalam kondisi krisis.
Apabila perusahaan berada dalam keadaan sehat, mereka tidak perlu risau
memikirkan untuk mencari pekerjaan baru. Sebaliknya, apabila perusahaan
dalam kondisi krisis, mereka bisa bersiap-siap mengundurkan diri dan
mencari pekerjaan yang baru.
 Pihak Eksternal: Perusahaan Pihak eksternal perusahaan adalah pihak-pihak
yang berada di luar perusahaan, seperti investor, kreditor, supplier,
pemerintah, dan masyarakat.
 Investor: Investor atau dalam hal ini dapat disebut sebagai penanam modal
adalah pihak (eksternal) nomor satu yang terkait dalam penyusunan laporan
keuangan. Mereka membutuhkan informasi laporan keuangan untuk menilai
apakah suatu perusahaan masih bisa go public dan memiliki kemampuan
untuk membayar dividen’ atau justru sebaliknya. Penilaian investor tersebut
digunakan dalam mengambil keputusan, apakah mereka akan menambah
pembelian jumlah saham di perusahaan tersebut atau menjual semua saham
yang mereka miliki.
 Kreditor: Kreditor adalah pihak (eksternal) nomor dua yang terkait dalam
penyusunan laporan keuangan. Mereka membutuhkan informasi laporan
keuangan untuk menilai apakah suatu perusahaan berada dalam keadaan
sehat dan memiliki kemampuan membayar angsuran pokok dan bunga pada
saat jatuh tempo (apabila suatu perusahaan diberikan bantuan dana kredit)
atau tidak.
 Supplier: Supplier adalah pihak (eksternal) nomor 3 yang terkait dalam
penyusunan laporan keuangan. Mereka membutuhkan informasi laporan
keuangan untuk mengetahui apakah suatu perusahaan masih memiliki
kemampuan untuk membayar dan melu-nasi utang atas bahan baku yang
dipesan dari mereka atau tidak. Selain itu, mereka juga membutuhkan
informasi laporan keuangan untuk mengetahui kesehatan suatu perusahaan
sebelum mereka merriutuskan memperpanjang kerja sama kontrak dengan
perusahaan yang bersangkutan.
 Pemerintah: Pemerintah adalah pihak (eksternal) nomor empat yang terkait
dalam penyusunan laporan keuangan. Pemerintah membutuhkan informasi
laporan keuangan untuk menentukan kebijakan dalam kaitannya dengan
pajak dan pungutan yang nanti akan dibebankan kepada perusahaan serta
bantuan yang nantinya diberikan kepada perusahaan.
 Masyarakat: Masyarakat adalah pihak (eksternal) nomor lima yang terkait
dalam penyusunan laporan keuangan. Mereka membutuhkan informasi
laporan keuangan untuk mengetahui jumlah kekayaan yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Informasi laporan keuangan ini nantinya dapat mereka
gunakan sebagai bahan ajar, analisis, dan penelitian dengan tujuan-tujuan
tertentu.

3. PRINSIP AKUNTANSI
1.Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)
Prinsip entitas ekonomi atau dapat diartikan sebagai konsep kesatuan usaha.Dengan
kata lain akuntansi menganggap bahwa perusahaan merupakan sebuah kesatuan
ekonomi yang berdiri sendiri dan terpisah dengan entitas ekonomi lain bahkan dengan
pribadi pemilik.Dengan begitu konsep akuntansi ini dapat memisahkan dan
membedakan seluruh pencatatan transaksi baik kekayaan maupun kewajiban
perusahaan dengan pribadi pemilik perusahaan.

2. Prinsip Periode Akuntansi (Period Principle)

Prinsip dasar periode akuntansi atau kurun waktu adalah penilaian dan pelaporan
keuangan perusahaan yang dibatasi oleh periode waktu tertentu.
Misalnya sebuah perusahaan menjalankan usahanya berdasarkan periode akuntansi,
mulai pada tanggal 1 Januari hingga tanggal 31 Desember.

3. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)

Prinsip ini mengharuskan setiap barang atau jasa yang diperoleh kemudian dicatat
berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan dalam mendapatkannya.

Misalnya ketika perusahaan hendak membeli bangunan yang di iklannya terpasang


harga 150 juta namun setelah dinego hanya 100 juta maka yang dinilai atau dicatat
adalah harga yang menjadi kesepakatan yaitu 100 juta.

4. Prinsip Satuan Moneter

Pada prinsip dasar akuntansi ini, pencatatan transaksi hanya dinyatakan dalam bentuk
mata uang dan tanpa melibatkan hal-hal non kualitatif.

Semua pencatatan hanya terbatas pada segala yang bisa diukur dan dinilai dengan
satuan uang.

Transaksi non kualitatif (mutu, prestasi, dan sebagainya) tidak bisa dilaporkan atau
tidak bisa dinilai dalam bentuk uang.

5. Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern)

Prinsip ini menganggap bahwa sebuah entitas ekonomi atau bisnis akan berjalan
secara terus-menerus atau berkesinambungan tanpa ada pembubaran atau penghentian
kecuali terdapat peristiwa tertentu yang bisa menyanggahnya.

6. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)

Laporan keuangan harus mempunyai prinsip pengungkapan penuh dalam menyajikan


informasi yang informatif serta dimaklumkan sepenuhnya.

Apabila terdapat informasi yang tidak dapat disajikan dalam laporan keuangan maka
diberi keterangan tambahan informasi, berupa catatan kaki atau lampiran.

7. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)

Pendapatan timbul akibat kenaikan harta yang dihasilkan oleh kegiatan usaha seperti
penjualan, penerimaan bagi hasil dan yang lainnya.

Pendapatan diakui ketika ada kepastian tentang jumlah atau nominal baik besar/kecil yang
bisa diukur secara tepat dengan harta yang diperoleh dari transaksi penjualan barang maupun
jasa.

Quiz: Jelaskan prinsip dasar akuntansi pengakuan pendapatan


Jawaban: Prinsip pengakuan pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva)
yang dihasilkan oleh kegiatan usaha seperti penyerahan barang atau jasa, penerimaan
bagi hasill, penjualan yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode
tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan yaitu jumlah
kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang
bebas.

8. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)

Maksud dari prinsip mempertemukan (matching) dalam akuntansi dasar adalah biaya yang
dipertemukan dengan pendapatan yang diterima dengan tujuan menentukan besar/kecilnya
laba bersih setiap periode.

Contohnya pada transaksi pendapatan diterima di muka.

Prinsip ini sangat tergantung pada penentuan pendapatan, jika pengakuan pendapatan ditunda
maka pembebanan pada biaya juga tidak bisa dilakukan.

9. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)

Prinsip konsistensi diartikan sebagai prinsip akuntansi dasar yang digunakan dalam pelaporan
keuangan tetap dan digunakan secara konsisten (tidak berubah-ubah metode dan prosedur).

Tujuannya agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan laporan
keuangan pada periode sebelumnya sehingga bisa memberikan manfaat lebih bagi
penggunanya.

10. Prinsip Materialitas

Prinsip akuntansi mempunyai tujuan untuk menyeragamkan seluruh aturan.


Namun kenyataannya tidak semua penerapan akuntansi itu mentaati teori yang ada, maka tak
jarang terjadi pengungkapan informasi yang sifatnya material atau immaterial.

Maksudnya, setiap informasi akuntansi memiliki nilai nominal dan bisa dijual.

4. ISU PELAPORAN KEUANGAN


Berikut adalah beberapa isu yang cukup banyak diperbincangkan dan menyangkut pelaporan
keuangan.
1.4.1 Penetapan Standar dalam Lingkungan Politik Politik merupakan salah satu bidang yang
sangat berpengaruh terhadap bidang yang lain, termasuk bidang ekonomi yang dalam hal ini
masalah penerapan standar akuntansi. Politik memang tidak secara langsung berkaitan
dengan pengembangan standar akuntansi, mungkin kelompok pengguna standar akuntansi
lebih berkaitan secara langsung dengan pengembangan standar akuntansi ini. Standar
akuntansi yang ada merupakan sebuah temuan dari proses yang memerlukan penelitin dan
empiris, selain itu merupakan sebuah produk dari adanya tindakan politik. Oleh karena itu,
penerapan standar akuntansi tidak bisa dilepaskan dari masalah politik.
1.4.2 Kesenjangan Ekspektasi (Harapan) Skandal akuntansi di berbagai perusahaan seperti
Enron, Cendant, Sunbeam telah menarik perhatian kongres sehingga dikeluarkanlah
UndangUndang Sarbanes Oxley Act. Undang-Undang ini digunakan untuk melawan tindak
kecurangan dan mengendalikan praktek pelaporan yang buruk. Kesenjangan ekspektasi di
sini berarti apa yang menurut publik harus dilakukan dan apa yang menurut akuntan bisa
dilakukan. Hal tersebut sangat sulit dihilangkan. Kasus-kasus pelaporan tindak kecurangan
yang diduga dilakukan oleh akuntan menimbulkan pertanyaan bahwa apakah mereka telah
menjalankan tugas mereka sesuai dengan yang seharusnya? Sudah menjadi keharusan
bahwa akuntan harus memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidangnya, bukan malah
melakukan tindakan kecurangan yang akan merugikan pihak-pihak lain.
1.4.3 Standar Akuntansi Internasional Saat ini, negara di dunia yang menggunakan IFRS
sebagai standar akuntansinya kurang lebih berjumlah 90 negara. Dan di Uni Eropa
diwajibkan atas semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal Eropa untuk menggunakan
standar IFRS. Saat ini FASB dan IASB sedang berusaha menemukan kesepakatan tenatng
standar akuntansi yang dipakai di dunia. Meski perubahan standar ke IFRS membutuhkan
waktu dan kendala-kendala lainnya seperti yang terjadi di Indonesia, namun hal tersebut
tidak mengahalangi adanya penetapan standar akuntansi internasional yang pastinya akan
memudahkan para pengguna laporan keuangan karena standar yang digunakan seragam
atau sama di semua negara. Pelatihan-pelatihan serta sosialisasi mutlak diperlukan agar
standar ini dapat dijadikan standar akuntansi di semua negara. Diharapkan beberapa tahun
ke depan, standar akuntansi yang digunakan oleh semua perusahaan di semua negara bisa
disamakan sehingga akan memudahkan penggna laporan keuangan itu sendiri.
1.4.4 Etika dalam Lingkungan Akuntansi Keuangan Seperti dalam bidang lainnya, dalam
bidang akuntansi pun seringkali terjadi dilema etika, di mana selalu saja ada tekanan untuk
―membengkokan aturan‖. Seringkali itu muncul karena adanya tekanan dari pihak lain yang
lebih memiliki kekuasaan, meski tidak dipungkiri bahwa tekanan tersebut bisa jadi berasal
dari keinginan diri sendiri. Namun, sebagai seorang manusia yang bekerja dalam hal yang
cukup sensitif karena menyangkut masalah keuangan, seorang akuntan diharuskan
mempunyai etika. Ia harus bisa menolak tekanan-tekanan untuk ―membengkokan aturan‖
dan menjaga etikanya sebagai seorang akuntan.
5. PENGENALAN IFRS
6. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN
7. Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan dari pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No.1 dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1) Pelaporan Keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor,
dan pemakai lainya dalam pengambilan keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara
rasional.
2) Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan
pemakai lainnya dalam menilai jumlah, pengakuan, dan ketidakpastian tentang penerimaan
kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan.
3) Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi perusahaan,
klaim terhadap sumber-sumber tersebut dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang
mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut.
4) Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang hasil usaha suatu perusahaan selama
satu periode.
5) Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh
dan membelanjakan kas, pinjaman dan pembayaan kembali pinjaman, transaksi modal,
termasuk deviden kas dan distribusi lainnya terhadap sumber ekonomi perusahaan kepada
pemilik.
6) Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegang saham) atas pemakaian
sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.
7) Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur
sesuai kepentingan pemilik.

8. ORGANISASI PENYUSUNAN STANDAR


9. TANTANGAN PELAPORAN KEUANGAN
10. INTERNATIONAL ACCOUNTING COVERGENCE DAN IFRS

Anda mungkin juga menyukai