b. Kreditor
orang yang memberi pinjaman kepada suatu perusahaan maupun individu.
c. Manajemen
Pengolah perusahaan yang memikul tanggung jawab atas kelangsungan
perusahaan. Akuntansi memiliki peranan penting bagi manajemen, yaitu
melindungi aset, penyusunan rencana, pengukuran efisiensi, efektivitas, dan
keekonomian, dan juga pengawasan.
d. Karyawan
Akuntansi dapat menunjukan prospek perusahaan dan untung ruginya bekerja
pada perusahaan tersebut bagi karyawan.
2. pengguna yang berhubungan tidak langsung
Terdiri dari :
a. Calon pemilik
Untuk calon pemilik, akuntansi digunakan sebagai tingkat ukur tingkat
pengembalian jika membeli saham tertentu.
b. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan dalam hal pembayaran pajak dan ketaatan
perusahaan.
c. Konsultan keuangan
Konsultan keuangan adalah orang yang menjual jasa analisis masalah
keuangan. Informasi akuntansi membantu konsultan keuangan dalam pemberian
saran, penentuan kebijakan dan penilaian prospek proyek investasi untuk
perusahaan yang berkonsultasi.
d. Serikat pekerja
Serikat pekerja organisasi yang berusaha melindungi kepentingan pekerja dari
penindasan perusahaan.
1.3 Akuntan dan Spesialisnya
Akuntan dan Spesialisnya terbagi menjadi 5 bagian, yaitu :
1. Akuntan Privat
akuntan yang bekerja pada perusahaan tertentu dan merupakan karyawan
perusahaan tersebut. Akuntan privat bersifat pribadi.
2. Akuntan Publik
akuntan yang bergerak di bidang akuntansi publik, yaitu menyerahkan jasa
akuntansi untuk organisasi bisnis dan nonbisnis.
3. Akuntan Pemerintah
akuntan
yang
bergerak
di
bidang
pemerintahan
untuk
aktif adalah orang yang mengolah usaha. Sedangkan sekutu pasif adalah
orang yang menyetorkan modal. Perusahaan persekutuan memiliki perjanjian
yang meliputi tujuan utama perusahaan, sumber modal, pembagian laba atau
rugi dan pembubaran.
1.6 Siklus Akuntansi
1. Mendokumentasikan transaksi keuangan
2. Menjurnal
3.Mengakunkan atau posting ke Buku Besar
4. Membuat Neraca sebelum penyesuaian
5. Membuat Neraca setelah penyesuaian
6. Membuat Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan arus kas
7. Jurnal Penutup
BAB II
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari siklus akuntansi. Tujuan laporan
keuangan di bagi menjadi 2, yaitu :
1. Berdasarkan Informasi
Bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna keuangan untuk mengetahui halhal berikut :
a. Posisi keuangan ( aset, kewajiban dan ekuitas ) perusahaan.
b. Kinerja ( pendapatan, biaya, untung dan rugi ) perusahaan.
c. Arus kas perusahaan.
2. Berdasarkan Pertanggungjawaban
Sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada para pemilik
perusahaan
2.1 Karakteristik Laporan Keuangan
1. Dapat dipahami
Informasi keuangan yang dapat dipahami adalah Informasi keuangan yang
bentuk dan bahasa teknis yang sesuai dengan tingkat pengertian
penggunanya.
2. Relavan
Informasi keuangan harus berpautan dengan tujuan pemanfaatannnya.
3. Andal
Informasi keuangan dapat diandalkan oleh pemakainya sebagai suatu
penyajian yang tulus dari seharusnya yang disajikan.
2. Kewajiban
a. Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan diselesaikan
dalam jangka waktu siklus operasi normal atau akan jatuh tempo dalam jangka
waktu 12 bulan sejak tanggal neraca. Contoh kewajiban lancar adalah utang
usaha, utang wesel dan uatng gaji atau upah.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang disebut juga dengan kewajiban tak lancar.
Kewajiban ini pelunasannya atau jatuh temponya lebih dari 1 tahun sejak tanggal
neraca. Contoh kewajiban jangka panjang adalah utang hipotik dan utang obligasi.
3. Ekuitas
Istilah ekuitas digunakan untuk menyatakan sisa hak aset perusahaan setelah
dikurangi dengan segenap kewajiban.
2.3 Bentuk Neraca
Setiap neraca harus mencantumkan hal- hal berikut :
1. Nama Perusahaan (dicantumkan paling atas pada kepala neraca).
2. Neraca sebagai judul laporan
3. Tanggal neraca
4. Isi neraca (aset, kewaiban, dan ekuitas)
2.4 Manfaat Neraca
Manfaat Neraca adalah untuk memantau likuiditas dan fleksibilitas keuangan
perusahaan. Likuiditas dan fleksibilitas keuangan merupakan kondisi tertentu
yang harus dipelihara pada kapasitas tertentu untuk menghasilkan laba.
BAB III
ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
3.1 Sistem Berpasangan dan Persamaan Akuntansi
barang dagangan, ataupun barang lainnya seperti alat-alat kantor, kendaraan dan
mesin produksi.
5. Transaksi dengan Penyedia Nilai Tambah
Transaksi dengan penyedia nilai tambah adalah transaksi yang terjadi antara
perusahaan dengan penyedia nilai tambah kepada produk atau jasa perusahaan.
Contohnya karyawan yang menyediakan tenaganya, PLN ( Pembangkit Listrik
Negara ) yang menyediakan listrik.
BAB IV
BUKU BESAR
Buku besar atau ledger merupakan buku ataupun catatan akuntansi yang
permanen. Buku besar berisi kumpulan akun yang disebut juga sebagai rekening
atau perkiraan.
4.1 Bentuk Akun
1.
Nama Akun
No.Akun:
Tangg
al
Keterang
an
Ref
Debit
Tangg
al
Keterang
an
Ref
2.
Nama Akun
Tanggal
Keterangan
No. Akun :
Saldo
Debit
Kredit
3.
Nama Akun
No. Akun :
Tangg
al
Keteranagn
Re
f
Debit
Kredit
Saldo
D/K
Kredit
BIAYA
Debit
Kredit
+
-
PRIVE
Debit
Kredit
+
-
KEWAJIBAN
Debit
Kredit
+
MODAL
Debit
Kredit
+
PENDAPATAN
Debit
Kredit
+
4.5 Aset
Aset adalah manfaat ekonomik masa depan yang cukup pasti yang diperoleh
perusahaan sebagai dari akibat dari peristiwa masa lalu.
Manfaat ekonomik masa depan adalah potensi aset tersebut untuk
menghasilkan arus kas kepada perusahaan secara langsung maupun tidak
langsung.
Aset terbagi menjadi 4, yaitu :
1. Aset Lancar yang terdiri dari kas, piutang, perlengkapan dan bahan habis
pakai.
2. Aset Tetap yang terdiri dari tanah, gedung, mesin, peralatan dan kendaraan.
3. Aset Tak Berwujud yang terdiri dari nama baik (goodwill), hak cipta dan
merek dagang.
4. Aset Lain- lain yang terdiri dari gedung dalam proses bangunan.
Piutang usaha adalah tagihan dari pihak luar yang tibul dari aktivitas
penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang wesel adalah piutang yang
dilengkapi dokumen secara formal.
4.6 Kewajiban
Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa mendatang yang
cukup pasti yang menjadi keharusan perusahaan untuk menyerahkan aset atau jasa
di masa mendatang kepada entitas lain. Kewajiban di bagi menjadi 2, yaitu :
1. Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan diselesaikan
dalam jangka waktu siklus operasi normal atau akan jatuh tempo dalam jangka
waktu 12 bulan sejak tanggal neraca. Yang termasuk kewajiban lancar adalah :
a. Utang Usaha merupakan kewajiban perusahaan yang timbul dari kegiatan
normal perusahaan.
b. Utang Bank merupakan pinjaman yang ditarik perusahaan dari bank.
c. Utang Pajak merupakan kewajiban- kewajiban fiscal yang sudah menjadi
tanggungan perusahaan tetapi perusahaan belum melunasi.
2. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang disebut juga dengan kewajiban tak lancar.
Kewajiban ini pelunasannya atau jatuh temponya lebih dari 1 tahun sejak tanggal
neraca. Yang termasuk kewajiban jangka panjang adalah :
a. utang hipotik merupakan kewajiban jangka panjang yang dijamin dengan
sejumlah aset tetap.
b. utang obligasi merupakan kesanggupan untuk membayar sejumlah uang
yang tercantum dalam surat utang pada saat jatuh tempo.
4.7 Biaya
Biaya merupakan semua pengorbanan ekonomik yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan. Biaya terbagi menjadi 3, yaitu :
BAB V
JURNAL, POSTING DAN NERACA SALDO
Prosedur pertama yang benar untuk mencatat transaksi keuangan adalah
mencatat di buku jurnal. Buku jurnal adalah media untuk mencatat transaksi
secara kronologis atau urut waktu. Setelah mencatat di buku jurnal, informasi di
buku jurnal di transfer ke buku besar, tahap ini di sebut dengan posting atau
pengankunan. Prosedur menjurnal transaksi di lakukan dari awal sampai akhir
periode akuntansi. Pada akhir periode, disusun neraca saldo. Neraca saldo adalah
daftar yang berisi indormasi saldo ( Debit dan Kredit ) dari akun- akun buku
besar.
5.1 Jurnal
Transaksi harus melalui tahap jurnal terlebih dahulu sebelum dicatat di buku
besar, karena tidak dibenarkan oleh siklus akuntansi dan hal- hal sebagai berikut :
1. Transaski keuangan menyangkut beberapa pos yang harus ditunjukan pada
satu medis tertentu.
2. Pencatatan transaksi harus mampu menyajikan terjadinya transaksi secara
kronologis atau berurut.
3. Sebuah perusahaan besar mempunyai ratusan akun.
4. Transaksi keuangan sebaiknya dicatat lengkap beserta keterangan dan
kondisi yang menyertainya.
5. Pencatatan langsung ke buku besar menimbulkan kesulitan untuk
mengidentifikasi terjadinya kesalahan. Kesalahan- kesalahan berikut tidak dapat
diidentifikasikan jika pencatatan dilakukan langsung ke buku besar.
a. Lupa melakukan pendebitan dan pengkreditan suatu transaksi.
Tanggal ( b )
Keterangan ( c )
Ref ( d )
Debit ( e )
Halaman (a)
Kredit ( e )
1. Ambillah, dari buku besar, akun- akun yang disebut di dalam buku jurnal di
kolom keterangan.
2. Masukkan tanggal transaksi yang tertera di buku jurnal ke kolom tanggal
untuk masing- masing akun.
3. Masukkan jumlah rupiah, baik yang didebit maupun yang dikredit ke
masing- masing akun, sesuai debit dan kreditnya.
4. Catatlah keterangan yang sesingkat mungkin di kolom keterangan masingmasing akun.
5. Masukkan nomor halaman yang ada di buku jurnal ke kolom refrensi
masing- masing akun.
6. Sebagai tandingan nomor 5, masukkan nomor- nomor akun di kolom
refrensi pada buku jurnal. Langkah terakhir ini digunakan untuk menandai bahwa
jurnal benar- benar telah diakunkan.
5.4 Neraca Saldo
Neraca saldo adalah daftar yang berisi indormasi saldo ( Debit dan Kredit )
dari akun- akun buku besar.
Ada beberapa kesalahan yang tidak tampak pada neraca saldo, karena
kesalahan tersebut tidak mempengaruhi kesamaan debit dan kredit neraca saldo.
Pahamilah beberapa tipe kesalahan berikut ini :
1. Suatu transaksi tidak dicatat dalam jurnal. Kesalahan ini dapat
menyebabkan jumlah keseluruhan pendebitan dan pengkreditan lebih kecil
sejumlah nilai transaksi yang tidak dicatat ( underdebited dan undercredited ).
2. Terdapat suatu kesalahan transposisi angka. Kesalahan ini dapat
menyebabkan akun- akun yang bersangkutan tidak menunjukkan saldo yang
semestinya, terlalu besar ( overstated ) dan terlalu kecil ( understated )
3. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal lebih dari satu kali. Kesalahan ini
dapat menyebabkan jumlah yyang tercantum dalam suatu akun dan saldo akhirnya
terlalu besar dan terlalu kecil ( understated ).
4. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal pada akun yang tidak semestinya.
Kesalahan ini dapat menyebabkan saldo akun tersebut terlalu besar, sedangkan
saldo akun yang seharusnya menjadi terlalu kecil.
Untuk mencegah terjadinya kesalahan- kesalahan di atas, langkah yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis elemen- elemen yang akan dipengaruhi oleh suatu transaksi,
apakah itu aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan atau biaya.
2. Menganalisis pengaruh suatu transaksi kepada elemen yang bersangkutan,
apakah transaski tersebut menambah atau mengurangi elemen tersebut.
3. Menganalisis pendebitan dan pengkreditan yang semestinya dilakukan,
apakah suatu tambahan pada elemen tertentu harus dicatat pada sisi debit atau
kredit.
4.
Menguji
kebenaran
pengakunan
yang
dilakukan
dengan
cara
membandingkan angka- angka pada jurnal dengan yang tercantum dalam akun.
5. Menguji ulang kesamaan antara keseluruhan jumlah debit dengan
keseluruhan jumlah kredit dalam jurnal.
6. Menyusun daftar akun pada neraca saldo secara urut sesuai dengan nomor
tiap akun.
7. Memeriksa posisi angka.
BAB VI
PENYESUAIAN DAN NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN
6.1 Pentingnya Penyesuaian
Jurnal penyesuaian dibuat pada akhir periode akuntansi untuk meyakinkan
bahwa prinsip pengakuan pendapatan dan prinsip penandingan telah ditatai.
Neraca saldo yang dipelajari sebelumnya belum up to date karena beberapa alasan
sebagai berikut :
1. Kejadian- kejadian tertentu, seperti pemakaian bahan habis pakai yang
tidak dijurnal setiap hari karena penjurnalan demikian tidak praktis.
2. Biaya yang terjadi karena berlalunya waktu, seperti berkurangnya manfaat
gedung, persekot sewa dan asuransi yang tidak dijurnal selam periode akuntansi.
3. Beberapa pos, seperti biaya listrik yang belum dicatat karena tagihan dari
PLN belum diterima.
6.2 Jenis Penyesuaian
Jenis Penyesuaian terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Penyesuaian yang terkait dengan transaksi yang sudah terjadi tetapi belum
dicatat karena alas an kepraktisan. Contoh : pendapatan yang sudah menjadi hak
perusahaan tetapi belum diteriama kasnya.
2. Penyesuaian yang terkait dengan transaksi yang sudah dicatat di akun
tetapi
saldo
akun
yang
bersangkutan
masih
harus
diperbarui
untuk
BAB VII
PENUTUPAN DAN NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN
7.1 Akun Temporer
Pendapatan, prive dan biaya termasuk ke dalam akun temporer. Akun
temporer hanya menampung segenap kegiatan perusahaan yang terjadi pada satu
periode.
7.2 Penyusuan Jurnal Penutup
Tahap 1 : Menutup akun- akun pendapatan. Jurnal untuk menutup akun- akun
pendapatan adalah mendebit akun- akun pendapatan tersebut.
Tahap 2 : Menutup akun- akun biaya. Untuk menutup akun- akun biaya,
akun- akun biaya dikredit. Saldo yang ditutup adalah saldo terakhir di masingmasing akun, setelah menjalani posting dari jurnal penyesuaian.
Tahap 3 : Menutup akun rugi laba. Akun rugi laba adalah akun temporer. Oleh
karena itu, akun ini harus ditutup ke dalam akun modal pemilik.
Tahap 4 : Menutup akun prive. Penutupan akun prive merupakan jurnal
penutup yang terakhir. Untuk menutup akun prive yang bersaldo debit, kreditlah
akun prive tersebut. Akun lawannya adalah akun modal pemilik.
7.3 Neraca Saldo Setelah Penutupan
Tahap terakhir proses akuntansi adalah penyusuna neraca saldo setelah
penutupan. Pada neraca saldo setelah penutupan, akun- akun yang tampak adalah
kelompok akun aktiva, kewajiban dan ekuitas. Akun pendapatan, biaya dan prive
sudah ditutup ke ekuitas, sehingga tidak tampak. Akun temporer boleh saja
ditampakkan denggan saldonya sebesar nol ( 0 ).
Dengan disusunnya neraca saldo setelah penutupan, akan tampak bahwa akuakun perusahhansudah siap untuk digunakan kembali ke periode akuntansi
berikutnya. Akun nominal sudah kembali nol (0), sedangkan akun rill menyajikan
jumlah yang benar- benar menjadi aset, kewajiban dan ekuitas.
BAB VIII
NERACA LAJUR
Neraca lajur adalah kertas kerja berlajur- lajur yang digunakan dalam proses
akuntansi manual atau dengan tangan.
Fungsi neraca lajur dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
1. Mempermudah penyusunan laporan keuangan, karena neraca lajur
menyediakan saldo- saldo akun dan penyesuaian yang terkait.
2. Membantu menghindari kesalahan- kesalahan yang mungkin terjadi pada
saat pemuatan penyesuaian dan mempermudah proses penyesuaian.
3. memungkinkan peyusunan laporan keuangan sementara tanpa harus
menyelenggarakan jurnal penyesuaian secara formal.
8.1 Bentuk Neraca Lajur
Neraca lajur terdiri atas lajur- lajur berikut ini :
1. Neraca Saldo
2. Penyesuaian
3. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
4. Rugi- Laba
5. Neraca
Tiap- tiap lajur terbagi atas sisi debit dan sisi kredit. Tata cara pengisian lajurlajur adalah runtut dari lajur paling kiri, yaitu lajur neraca saldo menuju ke kanan.
Lajur paling kanan, yaitu neraca. Diselesaikan paling akhir karena ada beberapa
informasi yang baru muncul dalam proses penyelesaian neraca lajur ini. Berikut
ini format neraca lajur :
Nama Perusahaan
Neraca Lajur
Untuk Periode Yang Berakhir pada 31 Desember 2008
Nama
Akun
No.
Neraca
Saldo
D
Neraca
Saldo
Penyesuaian
Setelah
Penyesuaian
D
K
D
K
RugiLaba
D
Neraca
D
Neraca saldo setelah penyesuaian adalah neraca saldo yang sudah memuat
penyesuaian.
Ada beberrapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan neraca saldo
a. Pindahkanlah semua akun aktiva, kewajiban, modal dan prive dari lajur
neraca saldo setelah penyesuaian ke neraca sesuai dengan debit dan kreditnya.
b. Pindahkanlah akun rugi- laba ke lajur neraca. Apabila akun rugi- laba di
lajur laporan rugi- laba terletak di sisi debit, maka pindahkanlah ke sisi kredit di
lajur neraca. Sebaliknya, Apabila akun rugi- laba di lajur laporan rugi- laba
terletak di sisi kredit, maka pindahkanlah ke sisi debit di lajur neraca.
8.2 Penyesuaian Dari Neraca Lajur
Lajur penyesuain yang terdapat di kertas kerja neraca lajur bukanlah jurnal
penyesuaian. Oleh karena itu, lajur tesebut tidak boleh digunakan sebagai dasar
posting ke akun buku besar. Untuk menyesuaikan akun, harus dibuat jurnal
penyesuaian terlebih dahulu. Sebagaimana telah dijelaskan, apabila kita
menggunakan neraca lajur maka jurnal penyesuain dibuat justru setelah laporan
keuangan disusun.
8.3 Neraca Lajur Alternatif
Neraca lajur alternative adalah neraca yang menggunkan 6 lajur. Lajur- lajur
terdiri dari 5 lajur yang terdapat di neraca lajur, hanya saja neraca lajur alternatif
di tambah 1 lajur lagi, yaitu perubahan ekuitas. Keunggulan neraca lajur alternatif
adalah lenih memudahkan penyusunan laporan perubahan ekuitas. Pada
prinsipnya, tata cara pengisian masing- masing lajur adalah sama dengan format 5
lajur. Perbedaannya terletak pada pemindahan saldo akun modal, prive dan rugilaba.
BAB IX
AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG
Kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli barang- barang dari
pemasok atau supplier dan menjualnya kembali kepada konsumen tanpa
mengubah wujud dan sifat aslinya.
Perbeadaan antara akuntansi untuk perusahaan dagang dan akuntansi untuk
perusahaan jasa terletak pada prosedur akuntansi untuk transaksi jual beli barang
dagangan, bukan pada siklus akuntansinya. Siklus akuntansi untuk perusahaan
dagang sama dengan siklus akuntansi untuk perusahaan jasa.
9.1 Laporan Keuangan
Laporan perusahaan dagang meliputi :
1. Laporan Rugi- Laba
Laporan Rugi- Laba menyajikan pendapatan berupa penjualan atas barang
dagangan selama satu periode, harga pokok penjualan dan biaya- biaya usaha
serta biaya di luar usaha. Harga pokok penjualan tidak terdapat di laporan rugilaba untuk perusahaan jasa sedangkan pos sediaan dalam kelompok aset lancar
tidak terdapat di laporan rugi laba perusahaan jasa.
2. Laporan Perubahan Ekuitas
3. Laporan Posisi Keuangan atau Neraca
4. Laporan Aliran Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
9.2 Sistem Periodik
Ada 2 sistem pengendalian akuntansi terhadap sediaan yang mempengaruhi
prosedur akuntansinya, yaitu :
1. Sistem Periodik ( Sistem Fisik )
2. Potongan Penjualan
Akun potongan penjualan digunakan untuk mencatat jumlah potongan
tunai atau cash discount yang diberikan kepada pelanggan karena dia membayar
dalam masa potongan yang tertera dalam syarat pembayaran.
3. Retur Penjualan
Akun retur penjualan digunakan untuk mencatat jumlah harga barang yang
diterima kembali dari pelanggan karena alas an tertentu.
4. Biaya Angkut Penjualan
Akun biaya angkut penjualan digunakan untuk mencatat jumlah biaya
pengangkutan barang- barang yang dijual yang ditanggung perusahaan.
5. Harga Pokok Penjualan
Akun harga pokok penjualan digunakan untuk mencatat harga pokok sediaan
yang dijual selama satu periode akuntansi. Akun ini dibuat di akhir periode.
6. Biaya Angkut Penjualan
Biaya pengangkutan penjualan barang yang dijual dan menjadi tanggungan
perusahaan dicatat dalam akun biaya pengangkutan penjualan.
9.6 Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian perusahaan dagang meliputi penyesuain seperti pada
perusahaan jasa ditambah dengan penyesuaian untuk mencatat harga pokok
penjualan.
Dalam menghitung harga pokok penjualan, harus ada data akhir sediaan.
Untuk mengetahui nilai akhir periode, perlu dilakukan inventory taking, yaitu
perhitungan fisik sediaan yang ada di gudang. Jumlah fisik sediaan dari hasil
inventory taking dihitung harga pokoknya yang akan disajikan di neraca akhir
periode. Cara menhitung harga pokok penjualan bisa dengan menggunakan
metode FIFO ( First In First Out ) atau yang disebut dengan MPKP ( Masuk
Pertama Keluar Pertam ).
9.7 Sistem Perpetual
Pada sistem perpetual tidak terdapat akun pembelian, potongan pembelia,
retur pembelian dan pengangkutan pembelian. Pada sistem perpetual, setiap
terjadi penjualan barang dagangan, segera diakui bertambahnya harga pokok
penjualan dan berkurangnya sediaan. Dengan kata lain, harga pokok penjualan
selalu dihitung setiap terjadi penjualan.
Berikut ini adalah contoh pencatatan jual beli barang dagangan yang
menggunakan sistem perpetual :
1. Pembelian Tunai
Pembelian tunai dicatat dalam akun sediaan sebesar harga yang disepakati
oleh pembeli dan penjual, yaitu harga bersih setelah dikurangi trade discount jika
ada.
2. Pembelian Kredit
Pembelian Kredit menimbulkan kewajiban untuk membayar harga barang di
kemudian hari. Pembelian kredit dicatat dalam akun sediaan sebelah debit dan
akun uttang usaha sebelah kredit.
3. Pengangkutan Pembelian
Kos pengangkutan barang yang dibeli dan menjadi tanggungan perusahaan
dicatat dalam akun sediaan sebelah debit.
9.8 Jurnal Penyesuaian Akhir Periode
Pada sistem periodik, diperlukan jurnal penyesuaian untuk mencatat harga
pokok penjualan. Sebelum menyusun jurnal penyesuain, dilakukan perhitungan
fisik sediaan terlebih dahulu untuk menentukan jumlah sediaan yang akan
dicantumkan di neraca. Sedangkan pada sistem perpetual, jurnal penyesuain tidak
diperlukan karena harag pokok penjualan sudah dicatat di setiap terjadi penjualan.
BAB X
BUKU JURNAL KHUSUS UNTUK PERUSAHAAN DAGANG
Buku jurnal khusus atau special journal adalah buku jurnal yang digunakan
untuk mencatat transaksi- transaksi sejenis yang bersifat rutin.
10.1 Buku Besar Umum dan Pembantu
Buku besar umum disebut dengan general ledger, sedangkan buku besar
pembantu disebut dengan subsidiary ledger. Buku besar pembantu digunakan
untuk mencatat rincian akun tertentu yang ada dibuku besar umum. Akun buku
besar umum yang dicatat dalam buku besar pembantu disebut akun pengawas atau
controlling accounts, sedangkan akun yang merinci akun pengawas disebut akun
pembantu atau subsidiary accounts. Buku besar pembantu yang umum adalah
sebagai berikut :
1. Buku Pembantu Utang
Di dalam buku pembantu utang terdapat akun pengawas utang usaha. Akun
ini berguan untuk mencatat total utang perusahaan kepada seluruh pemasok.
Akun- akun yang merupakan rincian dari akun pengawas utang disebut akun
pembantu utang. Saldo akun pengawas utang harus sama dengan penjumlahan
saldo akun pembantu.
2. Buku Pembantu Piutang
Di dalam buku pembantu piutang terdapat akun buku besar pengawas piutang
usaha untuk mencatat piutang total. Untuk rincian piutang kepada masing- masing
pelanggan, disediakan satu akun untuk satu pelanggan. Akun- akun untuk masing
pelanggan disebut akun pembantu piutang.
10.2 Dasar Posting
Dasar posting ke buku besar adalah jurnal. Posting ke buku pembantu
mendasarkan pada bukti transaksi secara individual. Posting ke buku
pembantudilakukan setiap kali terjadi transaksi.
2. Jurnal Pembelian
Jurnal ini digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan dengan
syarat kredit yaitu pembelian yang menimbulkan utang kepada pemasok.
3. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal ini digunakan untuk mencatat seluruh penerimaan kas, baik dari
debitor, pendapatan bunga, pendapatan sewa, penjualan tunai dan lain sebagainya.
Jurnal penerimaan kas terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Jurnal penerimaan kas sistem periodik, kolom- kolom yang dibuat dalam
jurnal penerimaan kas sistem periodik adalah debit kas dan potongan penjualan,
kredit piutang usaha dan penjualan.
b. Jurnal penerimaan kas sistem perpetual, kolom- kolom yang dibuat dalam
jurnal penerimaan kas sistem perpetual adalah sama seperti pada Jurnal
penerimaan kas sistem periodik, hanya saja di sistem perpetual ditambah satu
kolom lagi untuk mencatat harga pokok penjualan.
4. Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas, baik untuk membayar
utang kepada pemasok, untuk membayar gaji pegawai, membayar pembelian
barang dagangan secara tunai maupun untuk membayar lain- lainnya.
5. Jurnal Umum
Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi- transaksi yang tidak dapat
dicatat dalam keempat buku jurnal khusus di atas. Misalnya, transaksi retur
penjualan kredit, transaksi retur pembelian kredit, penyesuaian akhir periode,
penyesuaian kembali awal periode, koreksi dan jurnal penutup akhir periode.
BAB XI
AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN PEMANUFAKTURAN
Perusahaan pemanufakturan adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah
atau bahan baku menjadi barang jadi.
11.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan
keuangan perusahaan dagang. Perbedaan utamanya terletak pada bagian aset
lancar di neraca dan harga pokok penjualan di laporan laba- rugi.
1. Neraca
Di neraca, sediaan dikalsifikasikan sebagai berikut :
a. Sediaan barang jadi, digunakan untuk mencatat nilai barang jadi yang
masih tersisa di awal dan akhir periode.
b. Sediaan barang dalam proses, digunakan untuk mencatat nilai barang yang
masih dalam proses di awal dan akhir periode.
c. Sediaan bahan baku, digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang
masih tersisa di awal dan akhir periode.
d. Sediaan bahan penolong, digunakan untuk mencatat nilai bahan penolong
yang masih tersisa di awal dan akhir periode.
Semua jenis sediaan ini dikelompokkan ke dalam aset lancar.
2. Laporan Rugi- Laba
Perbedaan antara laporan rugi-laba perusahaan manufaktur dan perusahaan
dagang terletak di bagian harga pokok penjualan. Pada perusahaan manufaktur
diperlukan banyak akun untuk menentukan harga pokok produksi, namun pada
laporan rugi- laba hanya di sajikan totalnya saja. Riciannya disajikan dalam
skedul haga pokok produksi.
3. Jurnal Penutup
Jurnal penutup perusahaan manufaktur sama dengan jurnal penutup
perusahaan dagang dan jasa, yang digunakan untuk menutup semua akun
pendapatan, akun biaya, akun rugi- laba dan akun prive.
4. Neraca Lajur
B. Sitem Perpetual
Menurut sistem ini, akun sediaan menampung sebagai berikut :
a. Sediaan barang jadi, hanya digunakan untuk mencatat sediaan awal dan
mutasi sediaan barang jadi selama satu periode. Jika bertambah, akun ini didebit
dan jika berkurang akun ini dikredit.
b. Sediaan barang dalam proses, digunakan untuk mencatat sediaan awal dan
akhir barang dalam proses selama satu periode. Jika bertambah, akun ini didebit
dan jika berkurang akun ini dikredit.
c. Sediaan bahan baku, digunakan untuk mencatat sediaan awal dan mutasi
bahan baku selama satu periode. Jika bertambah, akun ini didebit dan jika
berkurang akun ini dikredit.
d. Sediaan bahan penolong, digunakan untuk mencatat sediaan awal dan
mutasi bahan penolong selama satu periode. Jika bertambah, akun ini didebit dan
jika berkurang akun ini dikredit.
e. Barang dalam proses didebit untuk mencatat bahan baku, tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik yang digunakan untuk memproses produk. Akun ini
dikredit untuk produk yang telah selesai dikerjakan. Jika sampai akhir tahun
terdapat produk yang belum selesai dikerjakan, maka nilainya dipindah kea kun
sediaan barang dalam proses.
1. Jurnal Transaksi
a. Penjualan barang jadi di sistem perpetual, penjualan dicatat dengan
mengkredit akun penjualan dan mendebit kas jika penjualannya tunai atau piutang
usaha jika penjualannya kredit.
b. Pembelian bahan baku atau bahan penolong dicatat dengan mendebit akun
sediaan bahan baku dan bahan penolong sebesar harga belinya.
c. Pemakaian bahan baku dicatat ketika bahan- bahan tersebut digunakan.
Pada saat pemakaian bahan baku, akun barang dalam proses didebit dan akun
sediaan bahan baku dikredit.
d. Pemakaian tenaga kerja langsung dicatat dalam akun barang dalam proses.
Gaji ataupun upah untuk karyawan nonpabrik, seperti administrasi, umum dan
pemasaran dicatat dalam akun biaya gaji dan upah, tidak dicampur dalam akun
barang dalam proses.
e. Overhead pabrik terdiri atas bahan penolong atau bahan habis pakai pabrik,
tenaga kerja tak langsung, listrik dan air untuk pabrik, penyusutan gedung pabrik,
penyusutan mesin pabrik dan lain sebagainya.
f. Pemakaian bahan penolong dicatat pada setiap terjadi pemakaian.
g. Pemindahan barang jadi ke gudang, barang yang telah selesai diproses
dicatat kea kun sediaan barang jadi. Pencatatan ini dapat dilakukan bersamaan
dengan dipindahnya barang yang sudah jadi ke gudang barang jadi.
2. Jurnal Penyesuaian
Pada sistem periodik, jurnal penyesuaian digunakan untuk mencatat berbagai
hal yang diperlukan untuk memperbarui akun- akun agar mencerminkan saldo
yang seharusnya. Jika penyesuaian tersebut berkaitan dengan kegiatan
pemanufakturan, penyesuaian adalah kea kun barang dalam proses. Berikut
beberapa hal yang memerlukan jurnal penyesuaian.
BAB XII
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
12.1 Definisi Pengauditan
Secara garis besar, pengauditan (auditing) dapat didefinisikan sebagai sebuah
proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memverifikasi asersi atau peryataan
orang lain. Buku Standar Profesional Akuntan public yang diterbitkan oleh IAI
(2001) tidak mendefim=nisi pengauditan secara eksplisit, namun pada Pernyataan
Standar Auditing Seksi 110 paragraf 01 disebutkan bahwa
Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen aadalah
untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Definisi pengauditan yang lebih konklusif disajikan oleh American
Accounting Association yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
adalah sebagai berikut.
Sebuah
proses
sistematik
untuk
secara
objektif
memperoleh
dan
3. Auditor Intern
Auditor intern memiliki fungsi utama untuk mengaudit ketaatan manajemen
terhadap kebijakan- kebijakan yang sudah ditetapkan dan meliputi tujuan
profitabilitas intern dan pengendalian intern.
4. Auditor Pemerintahan
Auditor Pemerintahan berfungsi mengaudit ketaatan manajemen kekayaan
atas keuangan negara terhadap syarat- syarat pelaporan eksternal, aturan- aturan
hukum dan ukuran- ukurran prestasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
12.3 Mengapa Audit Diperlukan?
Terdapat beberapa alasan mengenai perlunya audit, antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Pemerintah sejak tahun 1999, mewajibkan perusahaan- peusahaan yang
memiliki total aset 50 Milyar Rupiah ke atas untuk menyerahkan keuangan
auditan ke Departemene Perdagangan dan Perindustrian.
2. Perusahaan- peusahaan yang sudah go public diwajibkan menyerahkan
laporan keuangan auditan ke BAPEPAM selambat- lambatnya 120 hari setelah
berakhirnya tahun buku.
3. Direktorat Jenderal Pajak lebih mempercayai Surat Pemberitahuan (SPT)
yang didukung oleh laporan keuangan auditan.
12.4 Standar Pengauditan
Standar dapat didefinisi sebagai aturan- aturan yang ditetapkan oleh sebuah
lembaga yang memiliki wewenang untuk melakukan pengukuran dan penilaian
kualitas kinerja.
Standar pengauditan yang ditetapkan IAI (2001) terdiri dari standar umum,
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
1. Standar Umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai
untuk menyatakan pendapaat atas laporan keuangan yang di audit.
3. Standar Pelaporan
a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip
akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keungan
periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.