a. Akuntansi Konvensional
b. Akuntansi Syariah
a. Akuntansi Pemerintah
Terdiri dari :
a. Pemilik
c. Manajemen
d. Karyawan
Terdiri dari :
a. Calon pemilik
b. Pemerintah
c. Konsultan keuangan
1. Akuntan Privat
2. Akuntan Publik
3. Akuntan Pemerintah
4. Akuntan Pendidik
5. Akuntan Forensik
akuntan yang bertugas mencari bukti- bukti kejahatan keuangan yang terjadi
di anggaran Negara. Contoh : KPK.
1.4 Prinsip Akuntansi
“ Aset, kewajiban, biaya harus dicatat pada saat terjadi transaksi dan mencatat
harga yang berlaku saat terjadi transaksi ’’
Disebut juga sebagai konsep kesatuan usaha. Konsep ini penting untuk
menentukan bidang perhatian akuntansi, yaitu mengidentifikasi, mengukur,
mencatat, dan melaporkan objek dan aktivitas entitas.
2. Menjurnal
6. Membuat Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan arus kas
7. Jurnal Penutup
BAB II
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari siklus akuntansi. Tujuan laporan
keuangan di bagi menjadi 2, yaitu :
1. Berdasarkan Informasi
2. Berdasarkan Pertanggungjawaban
1. Dapat dipahami
2. Relavan
3. Andal
2.2 Neraca
1. Aset
Aset terdiri dari Aset lancar, aset tetap, aset tak berwujud, aset lain- lain.
a. Aset Lancar
Aset lancar meliputi kas dan sumber- sumber ekonomik lainnya yang dapat
dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam rentang waktu 1 tahun
sejak tanggal neraca.
b. Aset Tetap
Aset tak berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasikan dan tak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan dan
menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya. Contoh : hak
paten dan merek dagang.
Aset lain- lain adalah aset yang tidak dapat dikelompokan kedalam aset
lancar, aset tetap, aset tak berwujud. Contoh : gedung yang masih dalam proses
pembangunan.
2. Kewajiban
a. Kewajiban Lancar
3. Ekuitas
Istilah ekuitas digunakan untuk menyatakan sisa hak aset perusahaan setelah
dikurangi dengan segenap kewajiban.
3. Tanggal neraca
Biaya adalah kebalikan dari pendapatan, yaitu penurunan aset atau kenaikan
kewajiban atau kombinasi keduanya sebagai akibat dari penyerahan produk
perusahaan kepada para pelanggan.
Untung adalah kenaikan aset neto yang berasal dari peristiwa insidental dan
bukan dari penyerahan jasa kepada para pelanggan.
1. Harus membuat segenap pendapatan, biaya, untung dan rugi pada periode
yang bersangkutan.
3. memisahkan pendapatan dan biaya usaha dari pendapatan dan biaya diluar
usaha.
Setiap laporan rugi laba harus mencantumkan hal- hal berikut :
3. Periode laporan.
Laporan rugi laba bertahap adalah laporan rugi laba yang penyajiannya
mengikuti tahap- tahap berikut :
Laporan rugi laba satu tahap adalah laporan rugi laba yang disajikan dengan
satu tahap saja.
b. Laba ditahan, yaiut laba yang tidak dibagi dan tetap di berada di
perusahaan.
Kegiatan operasi meliputi transaksi- transaksi yang berakibat pada kas, yang
menjadi penentu rugi laba. Contohnya penerimaan kas dari penjualan jasa dan
pembayaran kas kepada pemasok untuk memperoleh kesediaan.
Buku besar atau ledger merupakan buku ataupun catatan akuntansi yang
permanen. Buku besar berisi kumpulan akun yang disebut juga sebagai rekening
atau perkiraan.
1.
Nama Akun
No.Akun:
Tanggal Keterangan Ref Debit Tanggal Keterangan Ref Kredit
2.
Nama Akun
No. Akun :
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
3.
Nama Akun
No. Akun :
Tanggal Keteranagn Ref Debit Kredit Saldo D/K
4.2 Debit dan Kredit
Istilah debit dan kredit mula- mula diajarkan oleh Luca Pacioli yang dikenal
sebagai Bapak Akuntansi. Dimana debit disebut “ Debito” sedangkan kredit
disebut “Credito" yang berasal dari bahasa latin yaitu debeo dan credo. Kebiasaan
ataupun aturan mendebit biasanya disisi kiri sedangkan mengkredit disisi kanan.
Dalam persamaan akuntansi ada 3 kelompok akun yang dijumpai, yaitu aset,
kewajiban dan ekuitas. Ekuitas digunakan untuk menampung pendapatan, biaya
dan prive. Pendapatan merupakan elemen yang menambah ekuitas atau modal
sedangkan biaya atau kewajiban merupakan pengorbanan untuk memperoleh
pendapatan, sehingga dengan demikian mengurangi ekuitas atau modal. Prive
adalah pengurangan ekuitas atau modal.
Aturan Debit dan Kredit adalah aturan yang digunakan untuk mencatat
perubahan aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, biaya dan prive dalam akun yang
bersangkutan.
ASET
Debit Kredit
+ -
BIAYA
Debit Kredit
+ -
PRIVE
Debit Kredit
+ -
KEWAJIBAN
Debit Kredit
- +
MODAL
Debit Kredit
- +
PENDAPATAN
Debit Kredit
- +
4.5 Aset
Aset adalah manfaat ekonomik masa depan yang cukup pasti yang diperoleh
perusahaan sebagai dari akibat dari peristiwa masa lalu.
1. Aset Lancar yang terdiri dari kas, piutang, perlengkapan dan bahan habis
pakai.
2. Aset Tetap yang terdiri dari tanah, gedung, mesin, peralatan dan kendaraan.
3. Aset Tak Berwujud yang terdiri dari nama baik (goodwill), hak cipta dan
merek dagang.
4. Aset Lain- lain yang terdiri dari gedung dalam proses bangunan.
Piutang usaha adalah tagihan dari pihak luar yang tibul dari aktivitas
penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang wesel adalah piutang yang
dilengkapi dokumen secara formal.
4.6 Kewajiban
1. Kewajiban Lancar
4.7 Biaya
Dalam sebuah perusahaan terdapat banyak akun. Hal tersebut perlu diberikan
nomor akun secara sistematis sehingga memudahkan upaya pencarian akun.
Penomoran Akun dibagi menjadi 5, yaitu :
5.1 Jurnal
Transaksi harus melalui tahap jurnal terlebih dahulu sebelum dicatat di buku
besar, karena tidak dibenarkan oleh siklus akuntansi dan hal- hal sebagai berikut :
Jurnal Umum
Halaman (a)
Tanggal ( b ) Keterangan ( c ) Ref ( d ) Debit ( e ) Kredit ( e )
e. Debit dan Kredit. Kolom debit dan kredit digunakan untuk menampung
jumlah transaksi.
5.3 Posting
Neraca saldo adalah daftar yang berisi indormasi saldo ( Debit dan Kredit )
dari akun- akun buku besar.
Ada beberapa kesalahan yang tidak tampak pada neraca saldo, karena
kesalahan tersebut tidak mempengaruhi kesamaan debit dan kredit neraca saldo.
Pahamilah beberapa tipe kesalahan berikut ini :
4. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal pada akun yang tidak semestinya.
Kesalahan ini dapat menyebabkan saldo akun tersebut terlalu besar, sedangkan
saldo akun yang seharusnya menjadi terlalu kecil.
6. Menyusun daftar akun pada neraca saldo secara urut sesuai dengan nomor
tiap akun.
3. Beberapa pos, seperti biaya listrik yang belum dicatat karena tagihan dari
PLN belum diterima.
1. Penyesuaian yang terkait dengan transaksi yang sudah terjadi tetapi belum
dicatat karena alas an kepraktisan. Contoh : pendapatan yang sudah menjadi hak
perusahaan tetapi belum diteriama kasnya.
Tahap 1 : Menutup akun- akun pendapatan. Jurnal untuk menutup akun- akun
pendapatan adalah mendebit akun- akun pendapatan tersebut.
Tahap 2 : Menutup akun- akun biaya. Untuk menutup akun- akun biaya,
akun- akun biaya dikredit. Saldo yang ditutup adalah saldo terakhir di masing-
masing akun, setelah menjalani posting dari jurnal penyesuaian.
Tahap 3 : Menutup akun rugi laba. Akun rugi laba adalah akun temporer. Oleh
karena itu, akun ini harus ditutup ke dalam akun modal pemilik.
Dengan disusunnya neraca saldo setelah penutupan, akan tampak bahwa aku-
akun perusahhansudah siap untuk digunakan kembali ke periode akuntansi
berikutnya. Akun nominal sudah kembali nol (0), sedangkan akun rill menyajikan
jumlah yang benar- benar menjadi aset, kewajiban dan ekuitas.
7.4 Prosedur Penutupan Pada Perusahaan Persekutuan
Perusahaan persekutuan adalah perusahaan yang dimiliki oleh dua orang atau
lebih. Dalam hal ini, beberapa hal yang selalu ada pada perusahaan persekutuan
adalah :
2. Pembagian laba rugi periodic kepada tiap- tiap sekutu. Pembagian laba rugi
antara satu persekutuan dengan laba yang lainnya berbeda.
a. Modal saham biasa dan modal saham prioritas digunakan untuk mencatat
investasi modal oleh para pemilik, yaitu pemegang saham.
NERACA LAJUR
Neraca lajur adalah kertas kerja berlajur- lajur yang digunakan dalam proses
akuntansi manual atau dengan tangan.
1. Neraca Saldo
2. Penyesuaian
4. Rugi- Laba
5. Neraca
Tiap- tiap lajur terbagi atas sisi debit dan sisi kredit. Tata cara pengisian lajur-
lajur adalah runtut dari lajur paling kiri, yaitu lajur neraca saldo menuju ke kanan.
Lajur paling kanan, yaitu neraca. Diselesaikan paling akhir karena ada beberapa
informasi yang baru muncul dalam proses penyelesaian neraca lajur ini. Berikut
ini format neraca lajur :
Nama Perusahaan
Neraca Lajur
Neraca
Nama Neraca Saldo Rugi-
No. Penyesuaian Neraca
Akun Saldo Setelah Laba
Penyesuaian
D K D K D K D K D K D K
c. Saldo debit diisikan ke sisi debit dan saldo kredit diisikan ke sisi kredit
sedemikian rupa, sehingga jumlah keseluruhan sisi debit sama dengan jumlah
keseluruhan sisi kredit.
a. Lakukanlah satu persatu secara urut, dan kaitkanlah dengan akun- akun yang
tepat.
c. Pastikanlah jumlah keseluruhan sisi debit sama dengan jumlah keseluruhan sisi
kredit.
3. Pengisisan Lajur Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Neraca saldo setelah penyesuaian adalah neraca saldo yang sudah memuat
penyesuaian.
Ada beberrapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan neraca saldo
setelah penyesuaian, yaitu :
a. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Debit dan penyesuaian
adalah Debit, maka jumlahkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan
pada sisi debit neraca saldo setelah penyesuaian
b. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Debit dan penyesuaian
adalah Kredit, maka selisihkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan
pada sisi debit neraca saldo setelah penyesuaian. Periksalah selisihnya, selisih
debit atau kredit dan pastikanlah sisi yang berkompeten.
c. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Kredit dan penyesuaian
adalah Kredit, maka jumlahkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan
pada sisi debit neraca saldo setelah penyesuaian.
d. Apabila saldo akun pada neraca saldo adalah Kredit dan penyesuaian
adalah Debit, maka selisihkanlah untuk memperoleh angka yang harus disajikan
pada sisi debit neraca saldo setelah penyesuaian. Periksalah selisihnya, selisih
debit atau kredit dan pastikanlah sisi yang berkompeten.
Tata cara pengisian lajur rugi- laba adalah dengan memindahkan seluruh
akun- akun pendapatan dan biaya dari neraca saldo setelah penyesuaian. Tahap-
tahap yang harus dilakukan :
Tahap 1 : Lakukanlah secara urut dari akun yang posisinya terletak di
paling atas, seterusnya kea kun- akun di bawahnya. Hal seperti ini akan
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemindahan ke lajur sisi
yang tepat.
Tahap 2 : Jumlahkan keseluruhan sisi debit dan sisi kredit lajur rugi laba.
Periksalah secara teliti dan jika :
Lajur neraca terletak pada posisi paling kanan dan dikerjakan paling akhir
karena ada beberapa informasi yang baru muncul dalam proses penyelesaian
neraca lajur ini. Tahap- tahap yang harus dilakukan :
a. Pindahkanlah semua akun aktiva, kewajiban, modal dan prive dari lajur
neraca saldo setelah penyesuaian ke neraca sesuai dengan debit dan kreditnya.
b. Pindahkanlah akun rugi- laba ke lajur neraca. Apabila akun rugi- laba di
lajur laporan rugi- laba terletak di sisi debit, maka pindahkanlah ke sisi kredit di
lajur neraca. Sebaliknya, Apabila akun rugi- laba di lajur laporan rugi- laba
terletak di sisi kredit, maka pindahkanlah ke sisi debit di lajur neraca.
Lajur penyesuain yang terdapat di kertas kerja neraca lajur bukanlah jurnal
penyesuaian. Oleh karena itu, lajur tesebut tidak boleh digunakan sebagai dasar
posting ke akun buku besar. Untuk menyesuaikan akun, harus dibuat jurnal
penyesuaian terlebih dahulu. Sebagaimana telah dijelaskan, apabila kita
menggunakan neraca lajur maka jurnal penyesuain dibuat justru setelah laporan
keuangan disusun.
Neraca lajur alternative adalah neraca yang menggunkan 6 lajur. Lajur- lajur
terdiri dari 5 lajur yang terdapat di neraca lajur, hanya saja neraca lajur alternatif
di tambah 1 lajur lagi, yaitu perubahan ekuitas. Keunggulan neraca lajur alternatif
adalah lenih memudahkan penyusunan laporan perubahan ekuitas. Pada
prinsipnya, tata cara pengisian masing- masing lajur adalah sama dengan format 5
lajur. Perbedaannya terletak pada pemindahan saldo akun modal, prive dan rugi-
laba.
BAB IX
Sistem sistem perpetual, setiap jenis sediaan dibuatkan satu kartu yang
memonitor perubahan fisik sediaan dan harga pokoknya.
Akun sediaan digunakan untuk mencatat nilai sediaan yang masih tersisa
pada awal dan akhir periode. Sedangkan akun pembelian digunakan untuk
mencatatjumlah harga beli barang dagangan yang dibeli selam satu periode.
2. Pengangkutan Pembelian
3. Potongan Pembelian
4. Retur Pembelian
Akun retur pembelian digunakan untuk mencatat jumlah harga barang yang
dikembalikan kepada pemasok karena alasan tertentu. Contohnya : barang yang
dibeli tidak sesuai dengan pesanan.
9.4 Menjurnal Transaksi Pengadaan
Setoran modal oleh pemilik berupa barang dagangan dicatat dalam debit akun
Sediaan dan kredit akun Modal. Debit akun Sediaan tersebut adalah sebesar harga
pokoknya. Besarnya harga pokok tersebut adalah harga pasar sediaan pada hari
setor.
2. Pembelian Tunai
Pembelian Tunai dicatat dalam akun Pembelian sebesar harga yang disepakati
oleh pembeli dan penjual, yaitu harga bersih setelah dikurangi trade discount jika
ada.
3. Pembelian Kredit
4. Pengangkutan Pembelian
Akun- akun yang digunakan untuk mencatat penjualan bagi perusahaan yyang
menggunakan sistem periodik adalah sebagai berikut :
1. Penjualan
3. Retur Penjualan
Akun retur penjualan digunakan untuk mencatat jumlah harga barang yang
diterima kembali dari pelanggan karena alas an tertentu.
Akun harga pokok penjualan digunakan untuk mencatat harga pokok sediaan
yang dijual selama satu periode akuntansi. Akun ini dibuat di akhir periode.
Dalam menghitung harga pokok penjualan, harus ada data akhir sediaan.
Untuk mengetahui nilai akhir periode, perlu dilakukan inventory taking, yaitu
perhitungan fisik sediaan yang ada di gudang. Jumlah fisik sediaan dari hasil
inventory taking dihitung harga pokoknya yang akan disajikan di neraca akhir
periode. Cara menhitung harga pokok penjualan bisa dengan menggunakan
metode FIFO ( First In First Out ) atau yang disebut dengan MPKP ( Masuk
Pertama Keluar Pertam ).
Berikut ini adalah contoh pencatatan jual beli barang dagangan yang
menggunakan sistem perpetual :
1. Pembelian Tunai
Pembelian tunai dicatat dalam akun sediaan sebesar harga yang disepakati
oleh pembeli dan penjual, yaitu harga bersih setelah dikurangi trade discount jika
ada.
2. Pembelian Kredit
3. Pengangkutan Pembelian
Buku jurnal khusus atau special journal adalah buku jurnal yang digunakan
untuk mencatat transaksi- transaksi sejenis yang bersifat rutin.
Buku besar umum disebut dengan general ledger, sedangkan buku besar
pembantu disebut dengan subsidiary ledger. Buku besar pembantu digunakan
untuk mencatat rincian akun tertentu yang ada dibuku besar umum. Akun buku
besar umum yang dicatat dalam buku besar pembantu disebut akun pengawas atau
controlling accounts, sedangkan akun yang merinci akun pengawas disebut akun
pembantu atau subsidiary accounts. Buku besar pembantu yang umum adalah
sebagai berikut :
Di dalam buku pembantu utang terdapat akun pengawas utang usaha. Akun
ini berguan untuk mencatat total utang perusahaan kepada seluruh pemasok.
Akun- akun yang merupakan rincian dari akun pengawas utang disebut akun
pembantu utang. Saldo akun pengawas utang harus sama dengan penjumlahan
saldo akun pembantu.
Di dalam buku pembantu piutang terdapat akun buku besar pengawas piutang
usaha untuk mencatat piutang total. Untuk rincian piutang kepada masing- masing
pelanggan, disediakan satu akun untuk satu pelanggan. Akun- akun untuk masing
pelanggan disebut akun pembantu piutang.
Keenam macam kegiatan diatas yang selalu terulang, harus menysun buku
jurnal khusus yang memadai. Buku jurnal yang dapat dibuat untuk menampung
transaksi- transaksi sejenis seperti di atas adalah sebagai berikut :
1. Jurnal Penjualan
Jurnal ini digunakan untuk mencatat seluruh penerimaan kas, baik dari
debitor, pendapatan bunga, pendapatan sewa, penjualan tunai dan lain sebagainya.
Jurnal penerimaan kas terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Jurnal penerimaan kas sistem periodik, kolom- kolom yang dibuat dalam
jurnal penerimaan kas sistem periodik adalah debit kas dan potongan penjualan,
kredit piutang usaha dan penjualan.
b. Jurnal penerimaan kas sistem perpetual, kolom- kolom yang dibuat dalam
jurnal penerimaan kas sistem perpetual adalah sama seperti pada Jurnal
penerimaan kas sistem periodik, hanya saja di sistem perpetual ditambah satu
kolom lagi untuk mencatat harga pokok penjualan.
Jurnal ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas, baik untuk membayar
utang kepada pemasok, untuk membayar gaji pegawai, membayar pembelian
barang dagangan secara tunai maupun untuk membayar lain- lainnya.
5. Jurnal Umum
Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi- transaksi yang tidak dapat
dicatat dalam keempat buku jurnal khusus di atas. Misalnya, transaksi retur
penjualan kredit, transaksi retur pembelian kredit, penyesuaian akhir periode,
penyesuaian kembali awal periode, koreksi dan jurnal penutup akhir periode.
BAB XI
1. Neraca
a. Sediaan barang jadi, digunakan untuk mencatat nilai barang jadi yang
masih tersisa di awal dan akhir periode.
b. Sediaan barang dalam proses, digunakan untuk mencatat nilai barang yang
masih dalam proses di awal dan akhir periode.
c. Sediaan bahan baku, digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang
masih tersisa di awal dan akhir periode.
Harga pokok produksi merupakan sejumlah kas atau aset lain yang digunakan
untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi. Unsur-
unsur yang melekat pada harga pokok produksi adalah sebagai berikut :
a. Bahan baku, yaitu bahan dasar yang terdapat pada barang jadi.
b. Tenaga kerja langsung, yaitu tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung
terhadap proses pengolahan barang, baik dengan menggunakan kemampuan
fisiknya maupun dengan bantuan mesin.
A. Sistem Periodik
1. Jurnal Transaksi
b. Pembelian bahan baku atau bahan penolong dicatat dengan mendebit akun
pembelian bahan baku dan bahan penolong sebesar harga belinya.
e. Overhead pabrik terdiri dari biaya overhead pabrik yang dapat diketahui
sepanjang periode akuntansi, seperti : biaya listrik dan air. Biaya ini di catat
melalui jurnal transaksi, kecuali bila masih ada biaya- biaya yang masih terutang.
Dan beberapa jenis overhead lainnya baru diketahui pada akhir periode, seperti :
pemakaian bahan habis pakai.
2. Jurnal Penyesuaian
4. Neraca Lajur
B. Sitem Perpetual
a. Sediaan barang jadi, hanya digunakan untuk mencatat sediaan awal dan
mutasi sediaan barang jadi selama satu periode. Jika bertambah, akun ini didebit
dan jika berkurang akun ini dikredit.
b. Sediaan barang dalam proses, digunakan untuk mencatat sediaan awal dan
akhir barang dalam proses selama satu periode. Jika bertambah, akun ini didebit
dan jika berkurang akun ini dikredit.
c. Sediaan bahan baku, digunakan untuk mencatat sediaan awal dan mutasi
bahan baku selama satu periode. Jika bertambah, akun ini didebit dan jika
berkurang akun ini dikredit.
e. Barang dalam proses didebit untuk mencatat bahan baku, tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik yang digunakan untuk memproses produk. Akun ini
dikredit untuk produk yang telah selesai dikerjakan. Jika sampai akhir tahun
terdapat produk yang belum selesai dikerjakan, maka nilainya dipindah kea kun
sediaan barang dalam proses.
1. Jurnal Transaksi
b. Pembelian bahan baku atau bahan penolong dicatat dengan mendebit akun
sediaan bahan baku dan bahan penolong sebesar harga belinya.
d. Pemakaian tenaga kerja langsung dicatat dalam akun barang dalam proses.
Gaji ataupun upah untuk karyawan nonpabrik, seperti administrasi, umum dan
pemasaran dicatat dalam akun biaya gaji dan upah, tidak dicampur dalam akun
barang dalam proses.
e. Overhead pabrik terdiri atas bahan penolong atau bahan habis pakai pabrik,
tenaga kerja tak langsung, listrik dan air untuk pabrik, penyusutan gedung pabrik,
penyusutan mesin pabrik dan lain sebagainya.
2. Jurnal Penyesuaian
b. Listrik dan air yang belum dibayar. Listrik dan air yang sampai akhir bulan
masih terutang harus dicatat sebagai komponen overhead pabrik dan merupakan
kos barang dalam proses.
c. Barang yang masih dalam proses. Pada sistem perpetual dibutuhkan juga
jurnal penyesuaian untuk mereklasifikasi akun barang dalam proses kea kun
sediaan barang dalam proses. Ini diperlukan karena perusahaan akan menyusun
neraca.
BAB XII
Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen aadalah
untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
1. Audit Umum
2. Audit Independen
4. Auditor Pemerintahan
Terdapat beberapa alasan mengenai perlunya audit, antara lain adalah sebagai
berikut :
Standar dapat didefinisi sebagai aturan- aturan yang ditetapkan oleh sebuah
lembaga yang memiliki wewenang untuk melakukan pengukuran dan penilaian
kualitas kinerja.
Standar pengauditan yang ditetapkan IAI (2001) terdiri dari standar umum,
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
1. Standar Umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
3. Standar Pelaporan
Unsur- unsur laporan audit baku yang ditetapkan IAI (2001) adalah sebagai
berikut :
10. Tanda tangan auditor, nama dan nomor register Negara auditor.
Terdapat 5 jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor atas laporan
keuangan yang diauditnya, yaitu :