Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lilie Anggraini

NPM : 2011011074
UTS Manajemen Keuangan

1.
1. Analisis kekuatan dan kelemahan
Kekuatan: sejak 2008-2009 itu, PT ABC dapat menurunkan jumlah utang yang dimilikinya
dan keluar dari krisis moneter meskipun tidak mengalami penambahan utang. Kemudian,
pada saat itu, PT ABC mengalami kenaikan modal sebesar 100 dan tetap melakukan
pembagian dalam deviden
Kelemahan: PT ABC mengalami penurunan pada total aset 2008-2009 sebesar 210.
Kemudian pada penjualan serta laba bersihnya mengalami penurunan setelah krisis moneter
tersebut. Jadi, PT ABC masih kesulitan dalam hal efisiensi dikarena asetnya tidak mereka
digunakan dengan maksimal setelah krisis moneter tersebut.
2. Analisis du pont
Melihat dari perbandingan dalam rasio nya bahwa PT ABC ada di bawah rata rata industri
lain ketika dilihat dari analisis du pont. Walaupun PT ABC baik baik saja ketika selesai krisis
moneter, tetapi PT ABC sulit mengejar ketertinggalan karena tingkat efisiensi yang masih
rendah
3. Laporan sumber dana dan penggunaanya
Sumber dana Pengeluaran
Piutang berkurang 250 Pengeluaran piutang 135
Utang bank 50
Obligasi hipotek 100
Pajak 25

2. FV : Future value of house= 500,000 * (1.05)^5


= 500,000 * 1.27628156
= 638,140.78

Future value of annuity = Annuity [(1+rate)^time period-1]/rate


638140.78 = Annuity [(1.12)^5-1]/0.12
638140.78 = Annuity * 6.35
Annuity = 638,140.78/6.35 =100,449.57

3.
a) Gross profit margin = Gross profit / sales
0.8 = Gross profit / 40,000,000
Gross profit = $32,000,000

b) Cost of goods sold = Sales - gross profit


Cost of goods sold = 40,000,000 - 32,000,000
Cost of goods sold = $8,000,000

c) Operating profit margin = Operating profit / sales


0.35 = Operating profit / 40,000,000
Operating profit = $14,000,000

d) Operating expense = Gross profit - operating profit


Operating expense = 32,000,000 - 14,000,000
Operating expense = $18,000,000

e) Net profit margin = Earnings available to shareholders / sales


0.08 =  Earnings available to shareholders / 40,000,000
Earnings available to shareholders = $3,200,000

f) Retrun on total assets = Net income / Total assets


0.16 = 3,200,000 / Total assets
Total assets = $20,000,000

g) Return on common equity = Net income / total common stock equity


0.2 = 3,200,000 / total common stock equity
total common stock equity = $16,000,000

h) Average collection period = 365 / Receivables turnover


62.2 = 365 / Receivables turnover
Receivables turnover = 5.868
Receivables turnover = Sales / Average receivables
5.868 = 40,000,000 / Average receivables
Average receivables = $6,816,632.58

4.
a. Seperti yang kita tahu, manajer keuangan memiliki beberapa aktivitas utama, yaitu
perolehan dana, yaitu seluruh aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh sumber dana, baik
yang berasal dari internal perusahaan maupun bersumber dari eksternal perusahaan.
Penggunaan dana, berupa kegiatan dalam menggunakan dan menginvestasikan dana yang ada
ke dalam beberapa bentuk aset. Pengelolaan Aset (Aktiva), segala kegiatan yang dilakukan
ketika dana telah didapat dan telah diinvestasikan atau dialokasikan kedalam bentuk aset
(aktiva), dalam hal ini dana harus dikelola secara efektif dan efisien. Salah satu tujuan dari
didirikannya perusahaan adalah untuk memaksimalkan atau menambah kesejahteraan
perusahaan dengan memaksimalkan laba. Oleh karena itu, manajer keuangan menunjukkan
memaksimalkan nilai dari perusahaan. Manajer perusahaan harus dapat menekan pengeluaran
yang tidak terlalu penting, sehingga potensi rugi dari perusahaan dapat diminimalisir.
b. Dalam memaksimumkan nilai/kekayaan perusahaan (wealth maximization) telah menjadi
tujuan banyak perusahaan pada masa sekarang ini daripada tujuan memaksimumkan laba
jangka pendek. Hal ini di dasari oleh perubahan penekanan yang terjadi pada laba dan untuk
mengatasi ketidakpastian serta perubahan waktu. Nilai dalam hal ini adalah nilai sekarang
dari arus kas yang diharapkan kemudian diterima di masa mendatang. Sedangkan yang
dimaksud dengan arus kas sebenarnya adalah laba yang diterima perusahaan. Oleh karena itu,
nilai perusahaan ini dapat dikatakan sebagai nilai sekarang (present value, PV) dari laba yang
diterima di masa mendatang. Jadi, perusahaan tidak lagi mementingkan keuntungan jangka
pendek, melainkan perencanaan di masa mendatang sudah harus dilakukan dalam
memaksimalkan nilai perusahaan.
c. Dalam teori keagenan menjelaskan tentang dua pelaku ekonomi yang saling bertentangan
yaitu prinsipal dan agen. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau
lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama
prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi
principal. Jika prinsipal dan agen memiliki tujuan yang sama maka agen akan mendukung
dan melaksanakan semua yang diperintahkan oleh prinsipal. Pertentangan terjadi apabila
agen tidak menjalankan perintah prinsipal untuk kepentingannya sendiri. Cara
mengatasinya adalah dengan menyamakan kepentingan agen, agar sesuai memiliki tujuan dan
kepentingan yang sama dalam perusahaan untuk menghindari adanya konflik kepentingan
yang akan menghambat kinerja perusahaan. Kemudian melalukan pengawasan agen, untuk
memastikan agen dapat menjalankan tugas dan kewajiban mereka selaras dengan tujuan
perusahaan. Dapat juga dilakukan dengan pemberian penghargaan dan hukumansebagai
bentuk motivasi agar prinsipal dan agen melakukan kepentingan yang terbaik. Sebaliknya,
jika mendapatkan hukuman, maka prinsipal dan agen juga akan memperbaiki tujuan dari
kepentingan mereka. Selain itu, dapat dilakukan dengan cara pemegang saham harus
mengeluarkan biava-biaya yang disebut biaya keagenan (agency cost). biaya-biaya keagenan
adalah biaya-biaya yang ditanggung oleh pemegang saham untuk mencegah atau
meminimalkan masalah-masalah keagenan dan untuk memaksimumkan kekayaan pemegang
saham.

d. Karena dengan laporan keuangan dapat menilai kinerja perusahaan, melihat perubahan
posisi keuangan pada perusahaan tersebut, seperti harta, kewajiban, dan modal yang telah
dicapai dalam periode tertentu. Dapat menganalisis kelebihan dan kelemahan pada
perusahaan tersebut sebagai acuan dalam mengambil kebiakan yang baik untuk kepentingan
tujuan perusahaan. Selain itu, juga dpaat menjadi bahan evaluasi kerja pada periode tertentu
agar kelemahan perusahaan dapat diatasi pada periode berikutnya

Anda mungkin juga menyukai