A. Untuk menentukan titik impas (BEP) dalam hal jumlah tiket (kuantitas) yang
perlu dijual oleh agen perjalanan, diperlukan perhitungan biaya tetap dan
biaya variabel.
Biaya bulanan yang menjadi tanggung jawab agen adalah sebesar Rp.
18.000.000,- sebagai biaya tetap. Sementara itu, biaya variabel per tiket
adalah sebesar Rp. 40.000,-.
Dalam konteks ini, kita ingin menemukan jumlah tiket yang harus dijual agar
total pendapatan sama dengan total biaya (titik impas), sambil juga mencari
laba operasional sebesar Rp. 12.000.000,- per bulan.
Mari kita asumsikan jumlah tiket yang harus dijual sebagai Y.
Pendapatan dari penjualan tiket dapat dihitung dengan mengalikan harga
tiket dengan jumlah tiket:
Pendapatan = Harga Tiket x Jumlah Tiket
= Rp. 1.800.000,- * Y
= Rp. 1.800.000Y
Total biaya dapat dihitung dengan menambahkan biaya tetap dan biaya
variabel per tiket yang dikalikan dengan jumlah tiket:
Total Biaya = Biaya Tetap + (Biaya Variabel per Tiket x Jumlah Tiket)
= Rp. 18.000.000,- + (Rp. 40.000,- * Y)
= Rp. 18.000.000,- + Rp. 40.000Y
Kita mencari jumlah tiket (Y) yang dapat memenuhi persamaan berikut:
Pendapatan = Total Biaya
Rp. 1.800.000Y = Rp. 18.000.000,- + Rp. 40.000Y
Kita dapat menyederhanakan persamaan ini:
1.800.000Y - 40.000Y = 18.000.000,-
1.760.000Y = 18.000.000,-
Y = 18.000.000,- / 1.760.000
Y ≈ 10,227 tiket
Jadi, untuk mencapai titik impas (BEP) dalam jumlah tiket (kuantitas), agen
perjalanan harus menjual sekitar 10.227 tiket.
B. Untuk mencari laba operasi per bulan, kita dapat mengurangi total biaya dari
pendapatan:
Laba Operasi = Pendapatan - Total Biaya
= (Rp. 1.800.000,- x 10.227) - (Rp. 18.000.000,- + Rp. 40.000,- x 10.227)
= Rp. 18.270.000,- - Rp. 18.000.000,- - Rp. 409.080.000,-
= Rp. -190.730.000,-
Laba operasional yang tercatat adalah sebesar Rp. -190.730.000,-,
menunjukkan bahwa agen perjalanan akan mengalami kerugian sebesar Rp.
190.730.000,- per bulan dengan struktur pemberian komisi yang lama.
Penting untuk dicatat bahwa hasil ini menunjukkan kerugian, bukan laba.
Jika agen perjalanan bermaksud mencapai laba operasional sebesar Rp.
12.000.000,- per bulan, perlu dilakukan perubahan dalam struktur pemberian
komisi atau strategi penjualan tiket. Hal ini memerlukan evaluasi dan
penyesuaian pada aspek-aspek tertentu agar bisnis dapat mencapai tujuan
keuangan yang diinginkan.
3. Apa yang saudara ketahui tentang target laba, dan bagaimana implikasinya
pada dunia usaha?
Tujuan laba adalah jumlah keuntungan yang diinginkan atau diharapkan oleh suatu
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Hal ini sering dicapai melalui perumusan
strategi bisnis, penetapan harga produk atau layanan, manajemen biaya, dan
pengelolaan aspek keuangan lainnya. Dampaknya pada dunia bisnis sangatlah
signifikan, karena target laba memengaruhi keputusan-keputusan strategis yang
diambil oleh manajemen perusahaan. Berikut beberapa implikasi umum:
● Perencanaan Strategis:
Target laba memiliki dampak pada perencanaan strategis perusahaan.
Keputusan terkait pengembangan produk, ekspansi pasar, dan investasi
dipengaruhi oleh target laba yang telah ditetapkan.
● Penetapan Harga:
Menetapkan harga produk atau layanan dengan tepat menjadi krusial untuk
mencapai target laba. Harga yang terlalu rendah dapat mengurangi laba,
sementara harga yang terlalu tinggi mungkin menurunkan volume penjualan.
● Pengendalian Biaya:
Manajemen perusahaan harus memperhatikan pengendalian biaya guna
mencapai target laba. Efisiensi operasional dan manajemen biaya menjadi
faktor penting untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan.
● Evaluasi Kinerja:
Target laba digunakan sebagai tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan. Ini membantu manajemen menilai sejauh mana perusahaan
berhasil mencapai tujuan keuangan yang telah ditetapkan.
● Daya Tarik Investor:
Investor dan pemangku kepentingan lainnya cenderung melihat target laba
sebagai indikator kesehatan keuangan dan keberlanjutan perusahaan.
Kesesuaian antara hasil aktual dan target laba dapat memengaruhi persepsi
investor.
● Perencanaan Keuangan:
Target laba menjadi dasar untuk perencanaan keuangan jangka panjang. Ini
membantu dalam menetapkan prioritas pengeluaran, investasi, dan
pengembangan bisnis.
● Inovasi dan Strategi Pemasaran:
Perusahaan mungkin perlu mengadopsi inovasi dan strategi pemasaran yang
lebih agresif untuk mencapai target laba. Ini dapat melibatkan pengembangan
produk baru atau ekspansi ke pasar baru.
Penting untuk mencatat bahwa target laba harus realistis dan dapat dicapai.
Perusahaan perlu melakukan evaluasi berkala dan penyesuaian terhadap
target laba mereka sesuai dengan perubahan dalam lingkungan bisnis.
c. PT.ECO memiliki saldo awal kas pada bulan Juli 2020 sebesar Rp 2.500.000,-
mengharapkan akan menerima kas dari penjualan sebesar Rp 55.000.000,- di bulan Juli 2021
dan diharapkan memperoleh pendapatan lain-lain dari usaha menyewa bangunan yang
dimilikinya sebesar Rp. 15.000.000,-. Pada bulan tersebut PT.ECO mengeluarkan biaya
berupa:
- Biaya bahan baku Rp. 11.000.000,-
- Biaya Tenaga Kerja Rp. 8.000.000,-
- Biaya Overhead Rp. 5.000.000,-
- Biaya Administrasi Rp. 2.000.000,-
Laporan anggaran kas ini memberikan gambaran yang lebih terperinci mengenai sumber
dan penggunaan kas selama bulan Juli 2021. Saldo akhir kas yang positif menunjukkan
bahwa PT.ECO memiliki surplus kas pada akhir bulan tersebut.