Anda di halaman 1dari 10

Nabil Kamalul I.

F Akuntansi Internasional
221308483 A

PENETAPAN HARGA TRANSFER

A. DEFENISI PENETEPAN HARGA TRANSFER

Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga perpindahan barang antara dua pusat laba
atau lebih. Untuk pembahasan lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk kepentingan
penilaian kemampuan laba divisi.

Sedangkan dalam arti luasnya harga transfer dapat didefenisikan suatu penentuan harga
barang atau jasa yang ditransfer kepada antar pusat pertanggung-jawaban dalam satu organisasi
tanpa memandang bentuk pusat pertanggung jawabannya.

Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Richard Vancil, menunjukkan bahwa dari 291
perusahaan yang menggunakan system divisi 85% diantaranya yang melaksanakan transfer
barang, 55% melaksanakan pertukaran jasa dan 71% diantaranya menggunakan fasilitas
bersama.

B. TUJUAN PENETAPAN HARGA TRANSFER


Jika dua atau lebih pusat laba bertanggung jawab bersama atas pengembangan, pembuatan,
dan pemasaran suatu produk, maka masing-masing harus membagi pendapatan yang dihasilkan
keyikan produk tersebut terjual. Harga transfer merupakan mekanisme untuk mendirtribusikan
pendapatan ini. Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan
berikutini :
Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk
menentukan imbal-balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita, maksudnya system harus
dirancang sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan laba unit usaha
juga akan meningkatkan laba perusahaan.
Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola
Merancang system penentuan harga transfer merupakan topik kunci pengendalian bagi
sebagian besar perusahaan.

C. METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER


Mengingat Substansi Pengendalian Manajemen sangat signifikan, maka keharmonisan
tujuan antar pusat laba sangat kondusif bagi kelangsungan kehidupan perusahaan. Dalam hal ini
Manajemen Puncak dituntut proaktif mengkaji operasi antar pusat laba secara komprehensif
sehingga potensi sumber daya perusahaan dapat dialokasikan secara optimal. Dasar penetapan
harga transfer :
1. Cost Method
Dalam metode ini besarnya harga transfer atas barang dan/atau jasa ditentukan
berdasar cost dengan menambah sejumlah mark up. Variasi harga transfer metode ini
antara lain : actual variable cost, standard variable cost, standard full cost dan full cost
plus mark-up. Metode ini dianggap feasible untuk transaksi intern yang menetapkan
konsepcost centre. Metode ini diterapkan bila harga pasar tidak tersedia atau kurang
akurat. Untuk itu biasanya diterapkan standar cost yang sudah disepakati antar unit yang
menjual dan unit yang membeli.
2. Market Method
Dalam metode ini prinsipnya harga transfer atas barang dan/atau jasa ditentukan
berdasar Harga Pasar ( Replacement Cost ). Variasi metode ini yakni : Current Market
Price dan Market Price minus Discount. Metode ini dianggap yang terbaik untuk
mengukur kinerja pusat pertanggung jawaban, sebab mencerminkan profitabilitas produk
dan/atau jasa serta memacu pertanggungjawaban untuk bekerja secara kompetitif. Metode
ini diterapkan pada kondisi intermediate market, cukup bersaing dan ketergantungan
antar unitnya minimal.
3. Negotiation Method
Dalam metode ini besarnya harga transfer ditentukn oleh Negoisasi antar pusat
laba yang bertransaksi dan berbagai pusat laba itu diasumsikan memiliki tingkat
pengendalian yang memadai atas pertanggungjawabannya sehingga bargaining position-
nya jugadianggap berimbang.
Contoh :

PT Batu Halak dengan dua divisi yang saling melakukan transaksi, yaitu divisi Penjual
(A) dan divisi pembeli (B). Divisi A bekerja dengan full capacity dan menjual produknya
ke pasar luar. Juka divisi A tidak menjual kepada pasar luar atau dijual ke divisi B maka
divisi A dapat menghemat biaya pemasaran dan distribusi $ 700/unit. Perusahaan bekerja
selama 250 hari/tahun dan informasi kedua divisi adalah sebagai berikut :

Divisi A Divisi B

Unit terjual per hari 50 unit 40 unit

Per tahun 250 hari 12.500 10.000

Harga jual $ 40 $ 500.000 $ 400.000

Biaya manufaktur variabel 200.000 120.000

Biaya distribusi variabel 10.000 15.000

Biaya tetap/tahun $ 120.000 $ 110.000

Kedua divisi sepakat melakukan harga transfer negosiasi dengan menjual produk dari
divisi A ke divisi B, maka divisi tidak perlu mengeluarkan biaya pemasaran dan distribusi
variabel.

Harga transfer minimum:


$ 500.000 - $ 10.000 = $ 490.000, atau per unitnya $ 490.000/12500 = $ 39,20
Harga transfer maksimum :
$ 50.000, atau per unit $ 50.000/12500 = $ 40/unit
Kedua divisi hendak merealisir harga transfer negoisasi yang sudah disepakati yaitu :
($ 40 + $ 39,20)/2 = $ 39,60
4. Arbitration Method
Substansi metode ini adalah harga transfernya ditetapkan berdasarkan interaksi
antar pusat laba dengan tingkat harga yang dianggap optimal bagi kepentingan
perusahaan, dan disini ada keterbatasan tingkat kewenangan/pengendalian antar pusat
laba dalam final decision. Jadi metode ini hakikatnya bias mengesampingkan target
masing-masing pusat laba.
Selain ketiga metode diatas, penentuan harga transfer juga dapat ditentukan berdasarkan metode
penentuan harga pokok. Ada dua metode yang dapat digunakan antara lain :
1. Full Costing Method
Metode ini merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
baik berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi dengan
full costing terdiri dari unsur harga okok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah
dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dn umum).
2. Variable Costing
Yaitu metode penetuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan
biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Contoh :
Okky corp mempunyai dua divisi (Divisi A dan Divisi B) yang dibentuk sebagai pusat
laba. Divisi A menghasilkan suku cadang Q dan dijual dipasar luar sebanyak 10% dan sisanya
ditransfer ke divisi B. Manajer divisi A dan B sedang mempertibangkan penentuan harga transfer
suku cadang Q. Menurut anggaran, divisi A akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak
1000 unit dengan taksiran biaya penuh sebagai berikut :

Biaya produksi Rp. 200.000.000


Biaya administrasi dan umum Rp. 50.000.000
Biaya pemasaran Rp. 20.000.000 +
Total biaya penuh divisi A Rp. 270.000.000

Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran adalah sebesar Rp. 1.000.000.000 dan
laba yang diharapkan yang dinyatakan dalam ROI = 20%. Tentukan harga transfer untuk suku
cadang Q!
Penyelesaian full costing :
Perhitungan Mark up
Biaya administrasi dan umum Rp. 50.000.000
Biaya pemasaran Rp. 20.000.000
Laba yang diharapkan (20% x Rp. 1.000.000.000) Rp. 200.000.000 +
Jumlah Rp. 270.000.000
Biaya produksi Rp. 200.000.000
Mark up 1,35 = 135%

Perhitungan harga transfer


Biaya produksi Rp. 200.000.000
Mark up 135% x Rp. 200.000.000 Rp. 270.000.000 +
Harga jual Rp. 470.000.000
Volume produksi 1000 unit. Maka harga transfer per unit adalah (Rp. 470.000.000/1000)
Rp. 470.000

Penyelesaian dengan variabel costing :


Biaya variabel :
Biaya produksi variabel Rp. 150.000.000
Biaya admistrasi umum variabel Rp. 10.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp. 5.000.000 +
Rp. 165.000.000
Biaya tetap :
Biaya produksi tetap Rp. 50.000.000
Biaya adminstrasi umum tetap Rp. 40.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp. 15.000.000 +
Rp. 95.000.000 +
Total biaya penuh Rp. 270.000.000

Perhitungan mark up
Biaya tetap Rp. 95.000.000
Laba yang diharapkan (20% x Rp. 1.000.000.000) Rp. 200.000.000 +
Jumlah Rp. 295.000.000
Biaya variabel Rp. 165.000.000
Mark up 1,79 = 179%

Perhitungan harga jual


Biaya variabel Rp. 165.000.000
Mark up (179% x Rp. 165.000.000) Rp. 295.000.000 +
Jumlah harga jual Rp. 460.350.000
Volume produksi 10.000 kg
Harga jual per kg Rp. 4600

D. KONDISI IDEAL UNTUK DITERAPKANNYA TRANSFER PRICING

Prinsip dasar, harga transfer sebaiknya sama dengan harga yang dikenakan seandainya
produk tersebut dijual kekonsumen di luar atau dibeli dari pemasok luar. Situasi yang paling
ideal adalah berdasarkan harga pasar, hal ini akan tercapai jika dipenuhi kondisi-kondisi:
1. Competent People
Tenaga yang andal yang memperhitungkan tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang dari pusat pertanggungjawaban.
2. Good athmosphere
Kondisi yang kondusif, dalam hal ini kinerja para pimpinan pusat laba betul-betul
diukur berdasarkan keuntungan yang dihasilkan oleh unit yang dipimpinnya
3. A market price
Adanya harga pasar yang bias dimanfaatkan untuk pembanding.
4. Freedom of source
Adanya kebebasan dari bagi pimpinan pusat laba untuk memilih sumber lainnya yang
diangap lebih menguntungkan.
5. Full flow of information
Tersedianya informasi bagi pimpinan pusat laba tentang alternative serta biaya yang
relevan atas barang yang akan dibeli.
Berikut ini ilustrasi penetapan harga transfer pada suatu perusahaan.
PT ABC menetapkan harga transfer berdasar biaya variable untuk pengalihan output dari
Divisi I ke Divisi II. Divisi I dapat mengalihkan biaya variable per unit outputnya ke divisi II Rp.
100 dan menjual outputnya kepasar eksternal sejumlah 75000 unit dengan harga Rp. 250 per unit
atau 100.000 unit dengan harga Rp. 200 per unit (asaseconomic of scale). Biaya variable untuk
output per unit di Divisi II Rp 300,- (belum termasuk transaksi intern dari Divisi I). Sejumlah
125.000 unit produk Divisi II bias dijual ke Pasar Eksternal dengan harga per unit Rp 900,- atau
160.000 unit dengan harga per unit Rp 800,- (asas Economic of Scale).
Adanya alternative menjual output lebih besar tetapi dengan harga lebih rendah ini, baik
di Divisi I maupun di Divisi II dikemukakan oleh Bagian Pemasaran dan Litbang, mengingat
perusahaan belum beroperasi pada tingkat kapasitas penuh (Full Capacity).
Berdasar usulan yang dikemukakan, kedua Divisi mencoba mengkajinya sebelum
memutuskan alternative mana yang diambil.

Divisi I
Contributions Margins (=Penjualan-Biaya variabel)
Alternatif:
1. 75.000 x (Rp 250- Rp 100)= Rp 11.250.000,-
2. 100.000 x (Rp 200- Rp 100)= Rp 10.000.000
Kalau begini kondisinya, tampak bahwa bagi Divisi I lebih besar Contribution Margin-nya pada
alternative I.

Divisi II
Alternatif:
1. 125.000 x (Rp 900 Rp300 Rp 250) = Rp 43.750.000,-
2. 160.000 x (Rp 800 Rp 300 Rp 250) = Rp 40.000.000
Tampak bahwa disini alternatif I juga lebih menguntungkan bagi Divisi II.
Usulan Litbang untuk Divisi II
Alternatif:
1. 125.000 x (Rp 900 Rp 300 Rp 100) = Rp 62.500.000
2. 160.000 x (Rp 800 Rp 300 Rp 100) = Rp 64.000.000
Jika kondisi ini yang dimaksud, memang mengahsilkan Contribution Margin yang lebih besar
Divisi II tetapi asas harga transfernya dianggap tidak berlaku bagi Divisi I, jadi hanya
memposisikan Divisi I sebagai bagian Entitan Perusahaan bukan pusat pertanggungjawaban yang
independen.

Negoisasi Divisi I dan II


Divisi II mengehendaki Contribution Margin = Rp 43.750.000,-Jika output yang harus
dijual 160.000 unit, berarti Contribution Margin per unit adalahRp 43.750.000 : 160.000 = Rp
273,44.
Divisi II berasumsi bawha kondisi ini bias dicapai bila Harga Transfer per unit:
Rp 800 Rp 300 Harga Transfer = Rp 273,44
Harga Transfer = Rp 226,56 per unit.

Karena itu Divisi II menawar kepada Divisi I agar Harga Transfer diturunkan dari Rp 250
menjadi Rp 226,56 sehingga usulan untuk menjual sejumlah 160.000 unit bias dipertimbangkan.
Dilain pihak, Divisi I dapat mentransfer 125.000 unit ke Divisi II dengan Harga Transfer
= Rp 250 per unit sehingga total Contribution Marginnya = 125.000 x (Rp250 Rp 100) = Rp
18.750.000 yang memang cenderung menguntungkan dirinya (Divisi I). Karena itu, jika Divisi I
diminta menjual sebanyak 160.000 unit, maka Contribution Margin yang diharapkan Rp
18.750.000 atau Rp 117,19 per unit, yang berarti Harga Transfernya (HT):
HT Rp 100 = Rp 117,19
HT= Rp 217,19
Dengan demikian terdapat peluang Negosiasi yang kondusif bagi Divisi I dan II jika
manajemen menghendaki usulan bagian Litbang diterima, yaitu:
Divisi I menetapkan Harga Transfer minimum = Rp217,19
Divisi II mengehendaki Harga Transfer minimum = Rp 226,56
Seandainya diputuskan besarnya Harga Transfer Rp 225, maka hal ini cukup kondusif
bagi Divisi I dan Divisi II.
E. HARGA TRANSFER BERDASARKAN BIAYA
Jika harga kompetitif tidak tersedia, maka Harga Transfer dapat ditentukan dengan jalan
menetapkan harga berdasarkan biaya ditambah dengan tingkat keuntungan tertentu, walaupun
cara ini mungkin agak rumit penetapannya dan hasilnya kurang memuaskan. Ada dua keputusan
yang harus diambil dalam system penentuan Harga Transfer berdasarkan biaya:

1. Basis Biaya (bagaimana cara menetapkan biaya-biaya)


Dasar yang umum digunakan adalah Biaya Standar. Biaya actual tidak boleh
digunakan karena ketidak efisienan pabrik akan membebani pusat laba pembeli. Jika
Biaya Standar digunakan, maka tidak perlu untuk mengembangkan insentif untuk
menetapkan standar yang ketat atau memperbaiki standar dengan menambah fasilitas
baru.

2. Tingkat laba (bagaimana cara menghitung tingkat keuntungan Profit Mark Up).
Merupakan cara untuk memutuskan bagaimana menghitung tingkat laba. Dasar
perhitungan yang paling sederhana adalah persentase biaya. Tetapi, cara ini
memperhitungkan modal yang diperlukan. Dasar yang lebih baik adalah dengan
menghitung besarnya investasi, tetapi ada kesulitan besar dalam menghitung besarnya
investasi ini. Jika menggunakan dasar biaya historis suatu aktiva, maka fasilitas baru
yang dirancang untuk mengurangi harga secara actual dapat meningkatkan biaya karena
aktiva yang lama menjadi dinyatakan terlalu rendah (Undervalued).
DAFTAR PUSTAKA

Edi Sukarno, SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMENN, Harga Transfer, Jakarta,


PT.GRAMEDIA PUSTAKAUTAMA, Edisi Revisi, 2002

Robert N Anthony & Vijay Govindarajan, MANAGEMENT CONTROL SYSTEM, Penentuan


Harga Transfer, Jakarta, Salemba 4, 2004

Studi kasus diambil dari dokumen Transfer Pricing yang diunduh pada website :

http://dion.staff.gunadarma.ac.id/Download/files/14153/TRANSFER+PRICE.doc

www.academia.edu/9122025/Transfer_Price

http://Responsitory.binus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai