Anda di halaman 1dari 17

HARGA

TRANSFER
Dosen Pengampu : Indayani , B,
SE., M.Ak
KELOMPOK III

Alandsyah Bahnur (C0120315)


Sahrul (C0120301)

St. Rahmah (C0120312)


Sugita Utari (C0120373)
Nurvina Amalia (C0120393)
Rosmiati (C0120407)
01
KONSEP HARGA
TRANSFER
Arti Luas  Harga produk / jasa yang ditransfer
antar pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan.
Contoh : Biaya listrik yang dialokasikan dari
departemen pembangkit listrik ke departemen lain
yang menikmati listrik.
Arti Sempit  Harga produk / jasa yang ditransfer
antar pusat laba dalam 1 perusahaan.
Dalam transfer barang/jasa ada 2 macam keputusan:
1. Keputusan Pemilihan Sumber / Sourcing Decision
 Keputusan mau membeli sumber dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan.

2. Keputusan Penentuan harga transfer / Transfer Pricing Decision


 Jika dipilih keputusan membeli dari dalam, akan timbul keputusan berikut : Pada harga berapa HT diterapkan ?

Peran Harga Transfer :


1. Harga Transfer MEMPERTEGAS DIVERSIFIKASI
Harga transfer menetapkan dengan tegas hak masing-masing menajer divisi untuk mendapatkan laba. Tiap-tiap divisi
yang terlibat merundingkan unsur-unsur yang membentuk Harga transfer, karena unsur-unsur tersebut akan
berdampak terhadap laba yang pada akhirnya laba tesebut digunakan untuk mengukur kinerja divisi.
2. Harga transfer SEBAGAI ALAT UNTUK MENCIPTAKAN MEKANISME INTEGRASI
Manajemen puncak dapat mewajibkan suatu divisi untuk memilih sumber pengadaan dari divisi lain dalam
perusahaan ketimbang dari luar perusahaan, hanya jika hal ini bisa menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.
Dengan adanya kebijakan manajemen puncak ini, manajer divisi yang terlibat dipaksa untuk merundingkan Harga
transfer yang adil bagi divisi yang terlibat.
KARAKTERISTIK Harga Transfer :
1. Masalah harga transfer timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya berdasarkan laba divisinya.

Perusahaan yang dibentuk berdasarkan divisi-divisi akan dinilai kinerjanya berdasarkan laba yang diperoleh, maka manajer pusat
laba sangat peduli terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan laba, termasuk di dalamnya penentuan HT (baik bagi
divisi pembeli/penjual).
Jika beli, tidak mau menanggung rugi akibat ketidakefisienan divisi penjual
Jika jual, tidak mau jual terlalu murah, hanya karena alasan masih dalam satu perusahan.

2. Harga transfer selalu mengandung unsur laba

Bagi divisi penjual, HT merupakan pendapatan yang pada gilirannya merupakan unsur laba yang dipakai sebagai dasar penilaian
kinerja, sehingga adanya transfer barang ke divisi pembeli harus mengandung unsur biaya di dalamnya.

3. Harga transfer merupakan alat mempertegas diversifikasi, sekaligus mengintegrasikan divisi yang dibentuk

 Proses pembentukan HT memberi kesempatan kepada manajer divisi yang terkait untuk merunding semua unsur
pembentuk HT, karena unsur ini akan mempengaruhi besar kecilnya laba.
 Dengan HT, divisi yang telah dibentuk dianggap sebagai perusahaan “independent” yang melakukan nego penetapan
harga barang yang ditransfer antar divisi tersebut.
Rumus Harga Transfer

HT = Biaya Penuh** + Laba

y% x aktiva penuh (aktiva lancar + tidak lancar)

**) Biaya Penuh bisa memakai 3 pendekatan :


1. Pendekatan Full Costing
2. Pendekatan Variabel Costing
3. Pendekatan ABC
JIKA GUNAKAN PENDEKATAN FULL COSTING

OKKY Corp. memiliki dua divisi (Divisi A dan B) yang dibentuk sebagai pusat laba. Divisi A
menghasilkan suku cadang Q dan dijual di pasar luar sebanyak 10% dan sisanya ditransfer ke divisi
B. Manajer Divisi A dan B sedang mempertimbangkan penentuan harga transfer suku cadang Q
untuk tahun anggaran yad. Menurut anggaran, divisi A akan beroperasi pada kapasitas normal
sebanyak 1000 unit dengan taksiran biaya benuh untuk tahun anggaran yad sebagai berikut:
Biaya produksi Rp. 200.000.000
Biaya administrasi dan umum Rp. 50.000.000
Biaya pemasaran Rp. 20.000.000
--------------- +
TOTAL biaya penuh divisi A Rp. 270.000.000

Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran adalah sebesar Rp. 1.000.000.000 dan laba
yang diharapkan yang dinyatakan dalam ROI = 20%
Tentukan harga transfer untuk suku cadang Q !
Jawab :

* Perhitungan Markup :

Biaya administrasi & umum Rp. 50.000.000


Biaya pemasaran Rp. 20.000.000
Laba yang diharapkan:
20% x Rp. 1.000.000.000 Rp. 200.000.000
------------- +
Jumlah Rp. 270.000.000
Biaya Produksi Rp. 200.000.000
--------------
Markup 135%
Jawab :

Perhitungan Harga Transfer :

Biaya Produksi Rp. 200.000.000


Markup 135% x Rp. 200.000.000 Rp. 270.000.000
------------ +
Jumlah harga jual Rp. 470.000.000

Volume produksi 1.000 unit

Harga transfer perunit Rp. 470.000,-


02
METODE PENETAPAN
HARGA TRANSFER
1. Metode Variable Cost, adalah penetapan harga transfer yang sama dengan biaya variabel unit penjualan, →
Standard + Laba. Hal ini dilakukan apabila penjual mempunyai kapasitas yang berlebihan. Tujuan utamanya
adalah untuk memuaskan permintaan internal karena harganya cukup rendah.
Keunggulan : bagi unit penerima, informasi yg dihasilkan lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan jangka
pendek > penentuan harga jual minimum barang/jasa, karena harga berapapun diatas total biaya variabel berarti
tambahan kontribusi margin tambahan laba bagi perusahaan.
Kelemahan : tidak adil bagi unit pengirim, karena tidak memperhitungkan laba unit pengirim & tidak dapat
menutup biaya tetap unit pengirim.

2. Metode Full Cost, adalah penetapan harga transfer berdasarkan pembebanan penuh, dan yang paling umum
digunakan karena dapat dipahami dengan baik dan informasinya siap tersedia pada catatan akuntansi. Atau
semua biaya untuk menghasilkan produk / jasa sudah dalam keadaan siap untuk ditransfer  Full Cost (Biaya
tetap + biaya variabel)
Kelemahan : tidak ada insentif untuk unit penjual untuk mentransfer barang/jasa kepada unit pembeli, karena
laba unit penjual dihitung terlalu rendah, & sebaliknya laba terlalu tinggi bagi unit penerima termasuk biaya-
biaya tetap yang berpengaruh terhadap keputusan jangka pendek.
3. Metode Market Price, adalah penetapan harga transfer berdasarkan harga pasar, dan metode ini paling disukai.
Keunggulan : merupakan pengukuran yg baik terhadap prestasi unit-unit yang terlibat dalam transfer tersebut
Kelemahan :
- Tidak semua produk mempunyai harga pasar;
- Penghematan tidak dapat dinikmati bersama;
- Harga pasar tidak selalu sama dengang harga yg tercantum di dalam daftar harga, lebih sulit lagi jika - harga pasar sangat
fluktuatif

4. Metode Negotiated Price, adalah penetapan harga transfer berdasarkan negosiasi antara 2 (dua) pusat
pertanggungjawaban. Metode ini dilakukan jika terdapat suatu pertentangan yang cukup signifikan diantara keduanya
sehingga dicapai kesepakatan harga oleh kedua belah pihak, sehingga tidak perlu arbitrasenya. Keterbatasannya adalah
mengurangi otonomi unit-unit tersebut. Diterapkan jika:
- Tidak tersedia harga pasar
- Timbul masalah untuk penentuan laba dari produk tersebut > ketidakadilan laba antar divisi
- Produk tersebut tidak dihasilkan pihak eksternal perusahaan

5. Metode Arbitrase, metode ini digunakan sebagai upaya menengahi jika timbul kebuntuan/konflik antar manajer divisi
dalam negosiasi harga transfer. Tugas lembaga arbitrase :
- Menyelesaikan masalah antar divisi dalam penentuan harga transfer
- Mengkaji perubahan sumber pengadaan
- Mengubah aturan penentuan harga transfer.
Sebagai arbitrasor adalah direksi (top manajemen).
Biaya yang digunakan sebagai dasar penentuan harga transfer :

a. Biaya historis yaitu biaya yang sesungguhnya dikeluarkan untuk menghasilkan


produk/jasa yang ditransfer (dihitung berdasarkan harga input/masukan pada
saat beli). Biaya historis tidak baik sebagai dasar penentuan harga transfer,
karena kemungkinan didalam biaya historis terkandung ketidakefisienan pada
unit penjual.

b. Biaya standar yaitu biaya yang dianggarkan dan baik sebaga dasar penentuan
harga transfer.

Prinsip dasar, harga transfer sebaiknya sama dengan harga yang dikenakan
seandainya produk tersebut dijual ke konsumen di luar atau dibeli dari pemasok
luar.
03
DAMPAK
HARGA TRANSFER
1. Dampak Terhadap Ukuran Kinerja Divisi
Harga yang dikenakan untuk barang yang ditransfer mempengaruhi biaya divisi pembeli dan pendapatan
divisi penjual. Artinya, laba kedua divisi tersebut sebagaiman juga evaluasi dan kompensasi para
manajer mereka, dipengaruhi oleh harga transfer.
2. Dampak Terhadap Keuntungan Perusahaan
Meskipun harga transfer actual tidak mempengaruhi perusahaan sebagai kesatuan, penetapan harga
transfer ternyata mampu mempengaruhi tingkat laba yang dihasilkan oleh perusahaan dengan dua cara
yaitu jika ia mempengaruhi perilaku divisi dan ia mempengaruhi pajak pengahsilan. Divisi-divisi, yang
bertindak secara independent, mungkin menetapkan harga transfer yang memaksimalkan laba devisi
tetapi menimbulkan pengaruh sebaliknya bagi laba perusahaan secara keseluruhan.
3. Dampak Terhadap Otonomi
Karena keputusan penetapan harga transfer dapat mempenearuhi profitabilitas perusahaan secara
keseluruhan, manajemen puncak sering tergoda untuk mencampuri dan mendikte harga transfer yang
mereka inginkan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai