PERUSAHAAN YANG
TERDESENTRALISASI
Maria E.D.Tunti,SE.,M.Si
AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN
• Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu system yang mengukur
hasil-hasil dari pusat-pusat pertanggungjawaban dan membandingkan
hasil-hasil tersebut dengan hasil yang diharapkan.
Jenis-jenis Pusat pertanggungjawaban
Aktiva operasi adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi termasuk
kas,piutang,persediaan,tanah,gedung dan peralatan.
Aktiva operasi rata-rata = ( nilai bersih buku awal + nilai bersih buku akhir) : 2
keunggulan
1.Mendorong manajer untuk menfokuskan pada hubungan antara
penjualan,beban,dan investasi sebagaimana yang diharapkan dari manajer pusat
investor
2.Mendorong manajer memfokuskan pada efisiensi biaya
3.Mendorong manajer memfokuskan pada efisiensi aktiva operasi
Kelemahan
1.Mengakibatkan fokusan yang sempit pada profitabilitas divisi dengan
mengorbankan profitabilitas keseluruhan perusahaan
2.Mendorong manajer untuk berfokus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.
LABA RESIDU
• Laba residu (economic value added-EVA) adalah laba operasional setelah pajak
dikurangi dengan total biaya modal tahunan. Jika EVA positif, perusahaan telah
menciptakan kekayaan. Jika negatif, maka perusahaan telah menyia-nyiakan
modal.
• EVA = Laba operasional setelah pajak – (Biaya tertimbang rata-rata atas modal x
Total modal terpakai)
PENGUKURAN DAN PENGHARGAAN
KINERJA MANAJER
Pembayaran Insentif Manajer
Agar manajer tidak memenfaatkan tunjangan secara berlebihan maka
diperlukan system pembayaran insentif yang terstruktur dengan baik dan
mampu membantu menciptakan kesesuaian tujuan antara manjer dan pemilik.
Kompensasi Manajemen : Mengupayakan Kesesuaian Tujuan
Yakni meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan kinerja. Beberapa
bentuk penghargaan menajerial adalah berupa kenaikan gaji, bonus
berdasarkan laba perusahaan, opsi saham, dan kompensasi nonkeuangan.
Kompensasi Keuangan
Yakni meliputi gaji dan bonus. Banyak perusahaan yang menggunakan
kombinasi gaji dan bonus sebagai imbalan kinerja melalui penetapan tingkat
gaji yang wajar dan pemberian bonus yang sesuai dengan perolehan laba
perusahaan.
Masalah Dalam Pengaturan Kompensasi Berdasar Laba
Bonus dalam bentuk tunai mampu mendorong orientasi jangka pendek. Untuk
jangka panjang banyak perusahaan yang mendesak para eksekutif puncaknya
membeli dan memiliki saham perusahaan dalam jumlah tertentu.
1. Dampak terhadap Ukuran Kinerja Divisi
Harga yang dikenakan untuk barang yang ditransfer mempengaruhi biaya
divisi pembeli dan pendapatan divisi penjual.
ABC, Inc.
DIVISI A DIVISI B
Memproduksi komponen dan mentransfernya Membeli komponen dari A dengan harga
ke C dengan harga transfer $30 per unit. transfer $30 per unit dan menggunakan
komponen itu untuk memproduksi produk
Harga transfer = $30 per unit akhir.
Harga transfer = $30 per unit
Pendapatan bagi A
Biaya bagi B
Meningkatkan laba bersih
Menurunkan laba bersih
Meningkatkan ROI
Menurunkan ROI
Ket: Pendapatan harga transfer = Biaya harga transfer dampak nol bagi ABC, Inc.
2. Dampak terhadap Otonomi
Karena keputusan penetapan harga transfer mempengaruhi
profitabilitas perusahaan secara keseluruhan, manajemen
sering tergoda untuk mencampuri dan mendikte harga transfer
yang dikehendaki, namun bila sering digunakan maka
organisasi secara efektif telah menangguhkan proses
desentralisasi segala keunggulannya.
Masalah Penetapan Harga
Transfer
Sistem penetapan harga transfer harus mampu memenuhi 3
tujuan yaitu:
Kinerja yang akurat, berarti tidak satupun manajer divsisi akan
memperoleh manfaat atas beban manajer divisi lainnya.
Kesesuaian tujuan, berarti para manajer divisi memilih
tindakan-tindakan yang memaksimalkan laba perusahaan
secara keseluruhan.
Otonomi, berarti manajemen pusat tidak boleh mencampuri
kemandirian manajer divisi dalam membuet keputusan.
Masalah penetapan harga transfer (Transfer Pricing Problem)
berkaitan dengan upaya menciptakan sistem yang secara
simultan memenuhi ketiga tujuan di atas.
Pendekatan Biaya Kesempatan
sebagai Pedoman Penetapan Harga
Transfer
Pendekatan biaya kesempatan (apportunity cost approach) mencapai tujuan
dengan mengidentifikasi harga terendah yang mau diterima divisi penjual
dan harga tertinggi yang mau dibayar divisi tertinggi.
Harga transfer minimum (minimum transfer price) adalah harga transfer
yang akan membuat keadaan divisi penjual tidak menjadi lebih buruk
apabila barang dijual kepada divisi internal daripada dijual kepada pihak
luar. Atau disebut batas bawah (floor) dari jangkauan penawaran.