Anda di halaman 1dari 38

PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK DAN HARGA TRANSFER

S1 AKUTANSI MANAJEMEN

Penyusun:
Affan Rianda
Gilang Mahasena Putra

04SAKM002
Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang
Gd. Pusat, Ruang 465 Universitas Pamulang
Tangerang Selatan – Banten

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Modul tentang Penetapan Harga
Jual Produk dan Harga Transfer. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu
ANGGUN ANGGRAINI S.E.,M.M.sebagai dosen pengampu mata kuliah Akuntansi
Manajemen yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan modul ini. Kami juga mengucapkan terima kasih pada teman-teman kami yang
selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data dalam pembuatan modul ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini masih banyak kekurangan
karena adanya keterbatasan. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan modul ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Tangerang Selatan, 20 Oktober 2023

Penulis
Affan dan Gilang

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii


DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................... 4
Penetapan Harga Jual Definisi ........................................................ 4
1.2 Manfaat ............................................................................................................... 5
1.3 Metode Penentuan Hargai................................................................................... 5
1.4 Faktor yang mempengaruhi Harga ...................................................................... 9
1.5 Tujuan Penetapan Harga ................................................................................... 11
1.5 Tujuan Penetapan Harga ................................................................................... 11
BAB II ................................................................................................... 2
Penetapan Transfer Harga Definisi ................................................. 2
1.6 Penentuan Harga Transfer .................................................................................. 2
1.7 Metode Penentuan Harga Transfer...................................................................... 2
1.8 Hambatan ............................................................................................................ 4
1.9 Kelebihan dan Kekurangan.................................................................................. 5
2.1 Kelebihan dan Kekurangan.................................................................................. 6
2.2 Kelebihan dan Kekurangan.................................................................................. 8
2.4 Kendala Penetuan Transfer Harga .................................................................... 11
2.5 Jenis Metode Harga Transfer ............................................................................ 11
BAB III ................................................................................................... i
Biaya-Biaya Plus dan Negoisasi...................................................... 2
2.6 Penentuan Harga Transfer ................................................................................ 17
2.7 Negoisasi........................................................................................................... 21
2.8 Faktor Utama Negoisasi .................................................................................... 24
KESIMPULAN .................................................................................. 25
REFERENSI ..................................................................................... 26

3
BAB I
DEFINISI PENETAPAN HARGA JUAL

A. Capaian Pembelajaran
Memahami cara penetapan harga jual dan harga transfer pada produk penjualan
pada Ekonomi Akutansi Manajemen

B. Materi
Pada bagian menguraikan konten materi yang berisi;
1. Struktur materi yang diawali dari materi yang sederhana sampai materi yang
kompleks sesuai dengan capaian
2. Pengembangan materi yang kontekstual bukan tekstual;
3. Pembahasan tentang Penetapan Harga Jual dan Transfer sesuai pemateri
yang diberikan

1.1 PENGERTIAN PENETAPAN HARGA JUAL DAN HARGA TRANSFER


Kotler dan Keller dalam Sujarweni (2016) menyatakan bahwa,

“Harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa,
atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat, karena memiliki
atau menggunakan produk atau jasa tersebut.”

Penentuan harga jual merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen.
Harga jual dipengaruhi oleh banyak hal, seperti biaya penuh yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang atau jasa. Biaya penuh disini merupakan informasi batas
bawah penentuan harga jual, yang artinya biaya penuh tidak boleh lebih besar dari
harga jual supaya tidak menimbulkan kerugian. Hal lainnya yang dapat
mempengaruhi harga jual yaitu aspek diluar biaya yakni selera konsumen, demand
dan suplai, jumlah pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual produk pesaing.

4
1.2 MANFAAT BIAYA PENUH
Adapun manfaat dari adanya biaya penuh yaitu :
1. Mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan, sebab biaya penuh
merupakan biaya yang dapat diramalkan.
2. Biaya penuh bermanfaat dalam mengambil keputusan untuk memasuki pasar,
dalam hal ini jika biaya penuh lebih besar dari harga jual dipasar maka produk
tidak bisa masuk pasar sebaliknya jika biaya penuh lebih kecil dari harga jual
dipasar maka produk dapat dipasarkan.
3. Harga penuh memberi perlindungan dari kerugian.
4. Memberi informasi tindakan pesaing.

1.3 METODE PENENTUAN HARGA JUAL


Dalam makalah DR. DIONYSIA KOWANDA, SE., MMSi., ada beberapa metode
untuk menentukan harga jual yaitu:

1.Harga Jual Normal (Manufaktur dan Penjual Jasa)


Harga jual normal ( Manufaktut dan penjual jasa)
Harga jual secara normal dapat diartikan bahwa harga jual harus dapat menutupi
biaya penuh untuk menghasilkan laba. Adapun formula dari pernyataan tersebut:
Harga jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang diharapkan

Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan full costing
ataupun variabel costing, dan laba yang diharapkan harus mempertimbangkan cost
of capital, resiko bisnis, dan capital employed.
Cost of capital adalah biaya yang dikeluarkan untuk investasi. Resiko bisnis
dalam hal ini Jika resiko bisnis besar, semakin besar persentase yang ditambahkan
pada cost of capital dalam memperhitungkan laba yang diharapkan, sedangkan
capital employed atau jumlah investasi yaitu bahwa semakin besar capital employed
yang digunakan dalam memproduksi produk maka semakin besar pula laba yang
diperhitumgkan dalam harga jual.
Rumus untuk menghitung harga jual per unit ( manufaktur) : Harga jual per
unit = Biaya (yang berhubungan langsung dengan volume) + % Mark Up Persentase

5
Mark Up = Expectsi laba + Biaya (yang tidak berhubungan langsung dengan
volume)
Harga jual per unit = Biaya (yang berhubungan langsung dengan volume) + %
Mark Up
Persentase Mark Up = Expectsi laba + Biaya (yang tidak berhubungan langsung
dengan volume

Contoh:
Manajer Pemasaran PT. JAYA sedang mempertimbangkan penentuan harga jual
produk Cheetos untuk tahun anggaran yang akan datang. Perusahaan
merencanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 1.000.000 kg
dengan taksiran biaya penuh untuk tahun anggaran yang akan datang sbb :

Biaya Variabel :
Biaya produksi variable Rp.2.000.000.000
Biaya adm & umum variable Rp. 50.000.000
Biaya pemasaran variable Rp. 50.000.000 -----+
Total biaya variable Rp. 2.100.000.000
BiayaTetap :
Biaya produksi tetap Rp.1.000.000.000
Biaya adm. & umum tetap Rp.150.000.000
BIaya pemasaran tetap Rp. 250.000.000 --------+
Total biaya teta Rp. 1.400.000.000+
Total biaya penuh Rp. 3.500.000.000

Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran Rp. 4.000.000.000 dan
laba yang diharapkan dinyatakan dalam tarif kembalian investasi (ROI) 25%

6
Pendekatan Full Costing

Unsurbiaya :
Biayaproduksivariable Rp.2.000.000.000
Biaya produksi tetap Rp.1.000.000.000
Rp. 3.000.000.00

Unsur mark-up :
Biaya non produksi variable Rp.100.000.000
Biaya non produksi tetap Rp.400.000.000
Ekspektasi laba25% X rp. 4.000.000.000Rp. 1.000.000.000
-------------------------- +
Total Unsur Mark-up Rp. 1.500.000.000
Rp. 1.500.000.000
Persentase Mark-up =------------------------ x 100% = 50%
Rp. 3.000.000.000

Perhitungan Harga Jual :


Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Mar-up 50% x Rp. 3.000.000.000 Rp. 1.500.000.000
--------------------------- +
Total harga jual Rp. 4.500.000.000
Volume produksi 1.000.000 kg
--------------------------- :
Harga jual produk / kg Rp. 4.500,-

2. Harga jual penjual waktu dan bahan


Untuk harga jual penjual waktu dan bahan digunakan perusahan bengkel
mobil dan perusahaan-perusahaan penjual jasa reparasi, bahan dan suku
cadang sebagai pelengkap penjualan jasa, dalam perusahaan jasa, volumenya
dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk melayani konsumen yang
dimaksud disini bukan harga jual/unit tetapi harga jual per satuan waktu yang
dinikmati konsumen.

7
Harga jual = Biaya penuh + Expectasi laba

Dalam sebuah bengkel yang menjual jasa perbaikan mobil maka biaya yang
berhubungan dengan produk yaitu biaya tenaga mekanik dan ahli listrik,
sedangkan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk yaitu biaya
tenaga kerja tak langsung, listrik, depresiasi, dll.

3. Harga jual produk perusahaan yang diatur peraturan pemerintah


Perusahaan yang harga jual produknya diatur dalam peraturan pemerintah
yaitu unutk perusahaan yang mengatur hajat hidup orang banyak, sehingga
dalam penetapan harga jual produk dibutuhkan pedoman unsur-unsur biaya
produksi dan non produksi dan cara pengukurannya. Tiap kenaikan harga diatur
peraturan pemerintah yang harus dapat dipertanggungjawabkan.

Harga Jual = Tafsiran biaya penuh pada masa yang akan datang +
Expectasi laba

Misalnya untuk menghasilakan listrik diperlukan investasi sebesar Rp.


3.200.000.000 untuk pembelian mesin dan ekupment serta modal kerja.
Taksiran biaya produksi listrik pada volume produksi 100.000.000 kwh per
tahun adalah sbb :

Biaya bahan baku Rp. 4.000.000.000


Biaya TK langsung Rp. 3.000.000.000
BOP (variable + tetap) Rp. 8.000.000.000
-------------------------- +
Jumlah taksiran biaya produksi Rp. 15.000.000.000
Taksiran biaya non produksi setahun terdiri dari :
Biaya pemasaran Rp. 1.500.000.000
Biaya administrasi & umum Rp.700.000.000
------------------------- +
Jumlah taksiraan biaya nonproduksi Rp. 2.200.000.000

Diputuskan laba wajar untuk perusahaan listrik : 25% dari investas


Menghitung harga jual listrik per kwh:

8
Taksiran biaya penuh :
Biaya produksi Rp. 15.000.000.000
Biaya non produksi Rp.2.200.000.000
Taksiran aktiva penuh yang digunakan Rp. 3.200.000.000
Mark-up :
Biaya non produksi Rp.2.200.000.000
Ekspektasi laba 25% x Rp. 3.200.000.000 Rp.800.000.000
-------------------------- +
Jumlah biaya tidak langsung (non prod) Rp. 3.000.000.000
Jumlah biaya langsung (produksi) Rp.15.000.000.000
--------------------------- :
Persentase mark-up dari biaya produksi 20%
Maka,
Tafsiran biaya produksi Rp.15.000.000.000
Mark-up 20% x Rp. 15.000.000.0000 Rp. 3.000.000.000
-------------------------- +
Total harga jual Rp. 18.000.000.000
Volume produk (dalam kwh) Rp.100.000.000
-------------------------- :
Harga jual listrik per kwh Rp. 180

1.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi Harga Jual

Menurut Samryn (2012), keputusan penentuan harga jual dari sebuah perusahaan
dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal perusahaan, yaitu:
1. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi penetapan harga jual meliputi:
a. Pelanggan dan pesaing
Faktor pelanggan menjadi sangat penting karena merupakan sumber perolehan
pendapatan utama bagi sebuah perusahaan. Manajer harus selalu berusaha
mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan sisi pandang para pelanggan
mengenai suatu produk. Salah satu bahan pertimbangan pelanggan untuk membeli
suatu produk adalah adalah

9
faktor harga. Kenaikan harga dapat menyebabkan seorang pelanggan menolak
produk perusahaan dan memilih salah satu yang lain dari pesaing. Reaksi pesaing
terhadap produk memengaruhi kebijakan penetapan harga.
b. Target pasar
c. Tingkat persaingan
d. Heterogenitas produk
e. Elastisitas harga
f. Peraturan perundang-undangan yang relevan

2. Faktor internal
Faktor internal perusahaan yang mempengaruhi keputusan penetapan harga jual
meliputi:
a. Tujuan pemasaran
Tujuan pemasaran jangka pendek yang sangat rentan terhadap harga adalah
usaha-usaha manajemen untuk mempertahankan produk atau bahkan bisnis
secara keseluruhan. Tujuan lain termasuk usaha memaksimalkan laba sekarang,
kepemimpinan dalam pangsa pasar, dan kualitas produk.
b. Bauran pemasaran
Dalam rangka strategi bauran pemasaran, harga harus ditetapkan sedemikian
sehingga terdapat produk yang dapat menyubsidi produk lain yang belum mampu
menciptakan laba.

10
c. Laba yang diinginkan
Dalam kaitannya dengan jumlah laba, penetapan harga harus mempertimbangkan
kecukupan pengembalian modal, kebutuhan akan laba untuk membayar dividen,
dan kebutuhan laba untuk ekspansi dari hasil penjualan tersebut, serta tren
penjualan yang diinginkan.

d. Produk
Faktor ini mencakup realistisnya volume penjualan yang direncanakan, diskriminasi
harga, ketersediaan kapasitas menganggur, kelayakan untuk mengenakan tingkat
harga yang diinginkan, kaitan harga dengan daur hidup produk.
e. Biaya
Faktor biaya merupakan unsur yang sepenuhnya kuantitatif dan mudah terukur.
Biaya-biaya yang harus diperhitungkan meliputi semua biaya periodik yang
berkaitan dengan kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan.

1.5 Tujuan Penetapan Harga Jual


Menurut Kotler dan Keller dalam Sujarweni (2016), tujuan penetapan harga adalah:
1. Kelangsungan hidup
Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utamanya, jika
mengalami kapasitas lebih, persaingan ketat, atau perubahan keinginan konsumen.
Laba kurang penting dibandingkan dengan kelangsungan hidup. Selama harga
dapat menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, perusahaan dapat terus
berjalan. Namun, kelangsungan hidup hanyalah tujuan jangka pendek. Dalam
jangka panjang, perusahaan harus dapat meningkatkan nilainya.

2. Laba sekarang maksimum


Banyak perusahaan menetapkan harga yang memaksimalkan labanya sekarang.
Mereka memperkirakan bahwa permintaan dan biaya sehubungan sebagai
alternatif harga dan memilih harga yang akan menghasilkan laba, arus kas, atau
pengembalian investasi yang maksimum.

11
3. Pendapatan sekarang maksimum
Beberapa perusahaan menetapkan harga yang akan memaksimalkan pendapatan
dari penjualan. Memaksimalkan pendapatan hanya membutuhkan perkiraan fungsi
permintaan. Banyak manajer percaya bahwa memaksimalkan pendapatan akan
menghasilkan laba yang maksimal dalam jangka panjang dan pertumbuhan pangsa
pasar.
4. Pertumbuhan penjualan maksimum
Perusahaan lainnya ingin memaksimalkan unit penjualan. Mereka percaya bahwa
volume penjualan yang lebih tinggi akan menghasilkan biaya per unit yang lebih
rendah dan laba jangka panjang yang lebih tinggi. Mereka menetapkan harga
terendah dengan mengasumsikan bahwa pasar sensitif terhadap harga.

5. Skimming pasar maksimum


Skimming pasar hanya mungkin dalam kondisi adanya sejumlah pembeli yang
memiliki permintaan tinggi, biaya per unit untuk memproduksi volume kecil tidaklah
sedemikian tinggi, sehingga dapat mengurangi keuntungan penetapan harga
maksimal yang dapat diserap pasar. Harga yang tinggi tidak menarik lebih banyak
pesaing. Harga tinggi menyatakan citra produk superior.

6. Kepemimpinan mutu produk


Perusahaan mungkin mengarahkan untuk menjadi pemimpin dalam hal mutu
produk di pasar dengan membuat produk bermutu tinggi dan menetapkan harga
yang lebih tinggi dari pesaingnya. Mutu dan harga yang lebih tinggi akan
mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari rata-rata industrinya

12
BAB II
HARGA TRANSFER

1.6 PENENTUAN HARGA TRANSFER (TRANSFER PRICING)


Harga transfer dapat didifinisikan dalam arti sempit dan luas.
Dalam arti luas harga transfer adalah harga perpindahan barang/jasa yang
dipertukarkan antar unit-unit atau antar pusat tanggung jawab dalam suatu
organisasi.
Meliputi : harga perpindahan barang/jasa antar pusat biaya, pusat pendapatan,
maupun pusat laba.
Dalam arti sempit harga perpindahan barang/jasa antara dua pusat laba atau lebih.

Tujuan Penentuan Harga Transfer (Objectives of Transfer Prices) :


Penetapan harga transfer merupakan suatu mekanisme untuk pendistribusian laba
antar pusat dalam suatu perusahaan. Di mana tujuan-tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk
menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan
perusahaan.
2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita, maksudnya sistem
harus dirancang sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan laba
unit usaha juga meningkatkan laba perusahaan.
3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.

1
Memilih Penentuan Harga Transfer yang Benar
Harus mempertimbangkan 3 faktor yang dipertimbangkan dalam memutuskan
apakah akan melakukan transfer-transfer internal atau tidak, yaitu :
1. Apakah terdapat pemasok dari luar?, jika tidak tidak ada harga pasar, maka
harga transfer yang paling baik adalah berdasarkan biaya atau negosiasi. Jika
ada maka perlu mempertimbangkan biaya variabel penjual.
2. Apakah biaya variabel penjual lebih kecil dari pada harga pasar?, jika tidak maka
harga jual penjual lebih tinggi dari harga pasar, sebaiknya membeli di luar
(pasar). Sebaliknya jika ya biaya variabel penjual lebih rendah dari harga pasar,
dan harga penjual lebih rendah maka sebaiknya membeli di dalam.
3. Apakah unit penjual beroperasi pada kapasitas penuh?, jika tidak berarti penjual
penjual harus menyediakan bagi pembeli internal dan harga transfer berada
diantara harga variabel dan harga pasar, jika ya perlu menentukan dan
membandingkan penghematan biaya penjualan internal VS biaya peluang atas
penjualan yang hilang pada unit penjualan.

1.7 Metode Penentuan Harga Transfer (Transfer Pricing Method)


Prinsip dasar bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan
dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli dari
pemasok luar.
Ketika suatu pusat laba di suatu perusahaan membeli produk dari, dan menjual ke,
satu sama lain, maka ada dua keputusan penting yang harus diambil :
 Apakah memproduksi sendiri atau membeli dari pemasok luar Keputusan
Sourcing
 Jika diproduksi secara internal, pada harga berapa akan ditransfer antar pusat
laba

Keputusan Harga Transfer


1. Metode Harga Pasar
Harga transfer barang atau jasa antar pusat biaya ditentukan berdasarkan harga
pasarnya dikurangi dengan biaya-biaya yang dapat dihindari atau ditekan karena
produk transfer dari pusat laba tertentu ke pusat laba lainnya.

2
2. Metode Biaya Ditambah Laba
Metode ini dipakai jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut : a). Dipasar tidak
tersedia harga pasar produk yang ditransfer,
b). Dipasar terdapat beberapa harga pasar produk yang ditransfer, c). Produk yang
ditransfer sifatnya khusus atau rahasia.

3. Metode Negosiasi
Harga transfer negosiasi didasarkan tawar menawar atau perundingan antara divisi
penjual dengan pembeli. Penentuan harga negosiasi menganjurkan proses tawar
menawar bebas antara divisi seolah-olah sebagai kesatuan usaha yang terpisah.
Kebebasan ini tercipta jika divisi penjual dapat pula menjaul produknya ke pihak
luar dan divisi pembeli dapat membeli produk yang sama dari pihak lain.

4. Metode Arbitrasi
Digunakan jika divisi penjual dan divisi pembeli tidak mencapai kesepakatan an
harga transfer. Harga transfer arbitrasi adalah harga transfer yang ditentukan oleh
eksekutif atau badan lain yang ditugasi untuk mengarbitrasi harga transfer setelah
orang atau badan tersebut berdialog dengan para manajer divisi yang
bersangkutan. Dialog diharapkan dapat memutuskan harga transfer yang adil bagi
manajer penjual dan manajer pembeli.

Harga transfer berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasan cita-cita,


jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Orang-orang yang kompeten (competent people)
2. Atmosfir yang baik (good atmosphere)
3. Harga pasar (a market price)
4. Kebebasan memperoleh sumber daya (freedom of source)
5. Informasi penuh (full information)
6. Negosiasi (negotiation)

3
1.8 Hambatan-hambatan dalam memperoleh sumber daya (constraints on
sourcing) :
1. Pasar yang Terbatas (Limited Markets)
Alasan :
a. Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi pengembangan
eksternal.
b. Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang
terdeferensiasi, tidak ada sumber daya luar.
c. Jika suatu perusahaan telah melakukan investasi yang besar, maka
perusahaan cenderung tidak akan menggunakan sumber daya dari luar
kecuali harga jual di luar mendekati biaya variable perusahaan, dimana hal
ini jarang sekali terjadi.

Dalam hal pasar terbatas, harga transfer yang paling tepat untuk memenuhi
kebutuhan sistem pusat laba adalah harga yang kompetitif, alasannya :
a. Harga kompetitif akan dapat mengukur kontribusi dari masing-masing pusat
laba terhadap total laba perusahaan.
b. Harga yang kompetitif dapat mengukur seberapa baik prestasi pusat laba
dalam menghadapi persaingan.
c. Harga yang kompetitif tidak tergantung pada atau independent kondisi-
kondisi intern.

Cara perusahaan untuk mengetahui tingkat harga kompetitif :


a. Jika ada harga pasar yang diterbitkan, maka harga tersebut digunakan
untuk menentukan harga transfer.
b. Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran (bid).
c. Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar bebas, maka
pusat laba tersebut sering kali meniru harga kompetitif berdasarkan harga di
luar.
d. Jika pusat laba pembelian membeli produk yang serupa di pasar bebas,
maka pusat laba tersebut dapat meniru harga kompetitif untuk produk-
produk eksklusifnya.

4
1.9 Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri (Excess or Shortage of
Industry Capacity)
Jika pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke pasar bebas,
dengan kata lain, pusat laba tersebut memiliki kapasitas yang berlebih. Perusahaan
mungkin tidak akan mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli
produk dari pemasok luar sementara kapasitas produksi masih memadai.
Sebaliknya jika pusat laba pembelian tidak dapat memperoleh produk yang
diperlukan dari luar sementara pusat laba penjualan menjual produknya ke pihak
luar. Situasi tersebut terjadi ketika terdapat kekurangan kapasitas produksi di dalam
industri.

Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-Based Transfer Prices)


Dua keputusan yang harus dibuat dalam sistem harga transfer berdasarkan biaya :
1. Dasar Biaya (The Cost Basis)
Dasar yang umum adalah biaya standar. Biaya actual tidak boleh digunakan karena
faktor inefisiensi produksi akan diteruskan ke pusat laba pembelian. Jika biaya
standar yang digunakan, maka dibutuhkan suatu insentif untuk menetapkan standar
yang ketat dan untuk meningkatkan standar tersebut.

2 Markup Laba ( The Profit Markup)


Dua keputusan, yaitu :
1.Dasar markup laba
Dasar yang paling mudah dan umum adalah persentase dari biaya, tanpa
pertimbangan atas modal yang diperlukan.
Dasar secara konsep lebih baik adalah persentase dari investasi, tetapi untuk
menghitung investasi yang akan dikenakan ke setiap produk yang dihasilkan dapat
menimbulkan permasalahan teknis.

5
2.Tingkat laba yang diperbolehkan.
Solusi konseptual membuat penyisihan laba berdasarkan investasi yang dibutuhkan
untuk memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba pembelian. Nilai investasi
tersebut dihitung pada tingkat standar, dengan aktiva tetap dan persediaan pada
tingkat biaya penggantian (replacement cost) yang berlaku saat itu.

Hal-hal pokok yang perlu manajemen pertimbangkan dalam penetapan harga


transfer berdasarkan biaya :
1. Harga transfer jangan sampai mendorong pusat laba manufaktur lalai untuk
menjaga standar yang ketat, atau lalai untuk meningkatkan produktivitas dengan
melakukan investasi baru yang tepat.
2. Faktor-faktor prestasi harus selalu dipisah-pisahkan sesuai dengan tanggung
jawabnya.
3. Secara umum, pengaruh prosedur administratif yang cukup adil diperlukan jika
masing-masing pusat laba akan merundingkan harga-harga transfer di antara
mereka sendiri.

2.1 Biaya Tetap dan Laba Hulu (Upstream Fixed Costs and Profits)
 Terjadi pada perusahaan yang terintegrasi.
Metode-metode yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan cara :

1. Persetujuan antar unit usaha (agreement among business units).


Beberapa perusahaan membuat mekanisme formal dimana wakil-wakil unit
pembelian dan penjualan bertemu secara berkala untuk memutuskan harga
penjualan ke pihak luar dan pembagian laba untuk produk-produk dengan biaya
tetap dan laba bagian hulu yang signifikan.

2. Dua langkah penentuan harga (two-step pricing).


Pertama, untuk setiap unit yang terjual, pembebanan biaya dilakukan dalam jumlah
yang sama dengan biaya variable standar produksi,

6
Kedua, pembebanan biaya berkala (biasanya tiap bulan) dilakukan dalam jumlah
yang sama dengan biaya tetap yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan
untuk unit pembelian.

Hal yang harus dipertimbangankan dalam menerapkan metode penentuan harga


dua langkah :
a. Pembebanan biaya perbulan untuk biaya tetap dan laba harus
dinegosiasikan secara berkala dan bergantung dari kapasitas yang
digunakan oleh unit pembelian.
b. Pertanyaan mungkin akan timbul mengenai keakuratan alokasi investasi
dan biaya.
c. Dengan sistem penentuan harga ini, kinerja laba dari unit produksi tidak
dipengaruhi volume penjualan dari unit final.
d. Mungkin terdapat konflik antara kepentingan dari unit produksi dengan
kepentingan perusahaan.
e. Metode ini mirip dengan penetuan harga “ambil atau bayar (take or pay)”.

3. Pembagian laba (profit sharing)


Sistem ini beroperasi dengan cara sbb:
1. Produk tersebut ditransfer ke unit pemasaran pada biaya variable standar.
2. Setelah produk tersebut terjual, unit-unit usaha membagi kontribusi yang yang
dihasilkan, yang merupakan harga penjualan dikurangi biaya variable produksi
dan pemasaran.

Permasalahan teknis yang timbul :


a. Mungkin saja terdapat argumen-argumen mengenai cara pembagian
kontribusi antara dua pusat laba, dan manajemen senior akan turun tangan
untuk menangani masalah tersebut.
b. Membagi laba di antara pusat laba secara arbiter tidak memberikan informasi
yang tepat mengenai profitabilitas dari masing-masing pusat laba.
c. Karena kontribusi yang ada tidak akan dialokasikan sampai penjualan
selesai dilakukan, maka kontribusi unit produksi bergantung pada
kemampuan unit pemasaran untuk menjual pada harga penjualan actual.

7
4. Dua kelompok harga (two sets of prices)
Pendapatan unit produksi akan dikreditkan pada harga jual ke luar dan unit
pembelian dibebankan dengantotal biaya standar. Selisihnya dibebankan ke dalam
akun kantor pusat dan dieliminasi ketika laporan keuangan unit usaha
dikonsolidasikan.

Kelemahan dua kelompok harga :


a. Jumlah laba unit usaha akan lebih besar dari laba perusahaan secara
keseluruhan
b. Sistem ini menciptakan suatu ilusi bahwa unit usaha menghasilkan uang,
sementara pada kenyataannya perusahaan secara keseluruhan akan
mengalami kerugian karena debit ke kantor pusat.
c. Sistem ini dapat memicu unit usaha untuk hanya berkonsentrasi pada
transfer internal karena terpaku pada markup yang bagus dengan
mengorbankan penjualan ke luar.
d. Ada tambahan pembukuan yang terlibat dalam pendebitan akun kantor pusat
setiap kali ada transfer dan kemudian eliminasi atas akun ini ketika laporan
keuangan unit usaha dikonsolidasi.
e. Fakta bahwa konflik di antara unit bisnis akan berkurangdalam sistem
tersebut dapat dilihat sebagai kelemahan.

2.2 Penentuan Harga Jasa Korporat (Pricing Corporate Services)


Terdapat dua jenis transfer :
a. Untuk jasa pusat yang harus diterima oleh unit penerima dimana unit penerima
dapat mengendalikan jumlah yang digunakan paling tidak secara parsial.
b. Untuk jasa pusat yang dapat diputuskan oleh unit usaha apakah akan
digunakannya atau tidak.

Pengendalian atas jumlah jasa


Unit usaha mungkin diharuskan untuk menggunakan staf korporat untuk jasa-jasa
seperti teknologi informasi serta riset dan pengembangan. Manajer unit usaha tidak
dapat mengendalikan efisiensi kinerja dari kegiatan tersebut, namun ia dapat
mengendalikan jumlah jasa yang diterimanya.

8
Pilihan penggunaan jasa
Unit-unit usaha dapat memilih apakah akan menggunakan unit jasa sentral atau
tidak. Unit-unit bisnis dapat memperoleh jasa dari pihak luar, mengembangkan
kemampuan mereka, atau memilih untuk tidak menggunakan jasa ini sama sekali.

Kesederhanaan dari mekanisme harga


Harga yang dibebankan untuk jasa korporat tidak akan mencapai tujuan yang
dimaksudkan, kecuali jika metode untuk menghitungnya dapat dimengerti dan
dipahami dengan cukup mudah oleh para manajer unit usaha.

Administrasi Harga Transfer (Administration of Transfer Prices)


a. Negosiasi
b. Arbitrase dan Penyelesaian Konflik
Terdapat empat cara penyelesaian konflik :
a) Memaksa (forcing),
b) Membujuk (smoothing), c) Menawarkan (bargaining), d) Penyelesaian masalah
(problem solving).
c) klasik produk

2.3 Waktu Penggunaan Metode Transfer Pricing Berdasarkan Harga Pasar


Metode harga pasar sebaiknya diterapkan pada organisasi bisnis yang benar-benar
didesentralisasi sepenuhnya.Sehingga metode ini digunakan dalam organisasi bisnis
di mana manajer divisional mempunyai hak otonom dalam pengambilan keputusan.
Selain itu setiap divisi dapat dipandang sebagai bisnis independen dengan
tanggungjawab laba yang juga independen.Gagasan memberlakukan harga pasar
untuk mengelola transfer pricing adalah untuk menciptkan kondisi pasar yang
bersaing.
Hal itu bisa terjadi bila berbagai divisi benar-benar merupakan entitas bisnis yang
terpisah dan terikat pada tawar-menawar yang bebas di pasar terbuka. Sejauh harga
transfer yang dihasilkan mencerminkan kondisi pasar yang sesungguhnya.
Maka hasil operasi divisional akan memberikan suatu dasar yang baik untuk evaluasi
prestasi pelaksanaan manajerial.

9
Keuntungan Metode Transfer Pricing Menggunakan Harga Pasar
The National Association of Accountant (NAA) sekarang Institute of Management
Accountants (IMA) menjelaskan tentang keuntungan lain dan operasi keseluruhan
dari harga pasar sebagai metode transfer pricing adalah sebagai berikut :

1. Bilamana desain, kualitas, penampilan, dan harga produk serta jasa


perusahaan lebih unggul atau sama.
Dan bila skedul pengiriman yang dapat diterima dipenuhi, maka diharapkan
akan diperoleh dari lingkungan sendiri.
2. Sejauh persyaratan ini dipenuhi, satuan penerima tidak menderita kerugian
dan laba satuan pemasok menambah laba perusahaan.
3. Seringkali divisi penerima memperoleh keuntungan seperti pengendalian
yang lebih baik atas kualitas, terjaminnya kelangsungan pemasokan, dan
ketepatan pengiriman.

Penerapan Penggunaan Metode Transfer Pricing Harga Pasar


Untuk menggunakan harga pasar yang bersaing, ada prosedur dan pedoman
tertentu yang harus diikuti.
Jadi, bila menggunakan harga pasar untuk menentukan harga transfer dan transfer
produk antar divisi, ada ketentuan dan prosedur sabagai berikut :
 Divisi pembeli harus membeli dari lingkungan internal sendiri sepanjang
divisi penjual memenuhi seluruh harga jual ke pihak eksternal secara jujur
dan menghendaki untuk menjual ke lingkungan internal sendiri.
 Bila divisi penjual tidak memenuhi seluruh harga jual ke pihak eksternal
secara jujur, maka divisi pembeli bebas untuk membeli dari pihak eksternal.
 Divisi penjual harus bebas menolak untuk melakukan bisnis internal bila
divisi penjual lebih senang menjual ke pihak eksternal.
 Suatu dewan yang bersikap netral harus dibentuk untuk menyelesaikan
perselisihan antar divisi mengenai harga transfer.
Disusun buku transfer pricing atau transfer pricing documentation.
Ada 3 (tiga) kondisi pasar dalam metode transfer pricing adalah sebagai berikut :
1. Pasar perantara ditentukan dengan baik.
2. Harga berubah di pasar perantara.
3. Harga pasar yang bisa dirundingkan atau didamaikan.

10
2.4 Kendala Penentuan Transfer Pricing
1.Pemilihan harga transfer dapat dipersulit oleh kenyataan bahwa masing-masing
divisi.
Atau bagian bisa memasok bagian keluarannya ke pelanggan atau pembeli di luar
grup perusahaan atau ke divisi lain dalam satu perusahaan.
2. Kesulitan transfer pricing adalah teknik keputusan terhadap harga yang
dibebankan oleh satu divisi menjadi harga pokok bagi divisi yang lain.
Dan semakin tinggi harga pokok ini akan semakin rendah tingkat pengembalian
divisi pembeli.
Dengan demikian, divisi pembeli akan senang dengan harga transfer yang
RENDAH.
Sedangkan divisi penjual akan senang dengan harga transfer yang TINGGI.
Bahkan mungkin senang membebani dengan harga PASAR yang persis sama
dengan yang dibebankan ke pelanggan luar.

2.5 Jenis Metode Harga Transfer


Bagaimana metode untuk menentukan nilai harga tranfser?
Untuk menentukan harga transfer, dalam praktik nyata ada 3 pendekatan umum
atau metode harga transfer yang digunakan, yaitu :
 Metode Harga Pokok
 Pendekatan Harga Pasar
 Harga Pasar Yang Dirundingkan

1.Metode Harga Pokok


Apa yang dimaksud dengan metode harga pokok?
Pengertian metode harga pokok adalah pendekatan dalam menentukan harga
transfer dengan menggunakan harga pokok.
Metode pendekatan harga pokok ini dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
 Metode Harga Pokok Variabel
 Pendekatan Harga Pokok Keseluruhan.

11
2.Metode Harga Pasar
Apa itu metode harga pasar?
Pengertian metode harga pasar adalah pendekatan untuk menentukan harga
transfer atas dasar harga pasar.
Jadi untuk menentukan harga transfer perusahaan harus menganalisis kondisi
harga di pasar.

3.Metode Harga Yang Dirundingkan


Apa yang dimaksud metode harga pasar yang dirundingkan?
Pengertian metode harga pasar yang dirundingkan adalah cara sederhana untuk
menentukan harga transfer berdasarkan pada harga pasar yang dirundingkan.
Metode penentuan harga transfer ini hampir mirip dengan metode yang kedua,
yaitu pendektan harga pasar yang diperluas atau dimodifikasi.
Penggunaan metode ini tentu disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis bisnis
perusahaan.
Gunakan metode-metode penentuan harga transfer tersebut dengan bijak,
sehingga perusahaan tidak dirugikan dan juga akan memudahkan dalam
penghitungan pajaknya.

Contoh Soal 1
PT. Persada, memiliki suatu divisi valve yang membuat dan menjual valve standar
dengan data sebagai berikut :
Kapasitas dalam unit 100.000
Biaya variable per unitRp. 16,- Biaya tetap per unit (berdasarkan pada kapasitas)
Rp. 9,- Harga jual untuk pelanggan luarRp. 30,-
Keuntungan per unit Rp. 5,-
Perusahaan tersebut memiliki suatu Divisi Pompa yang dapat menggunakan valve
ini dalam memproduksi pompa-pompanya. Divisi pompa tersebut pada saat ini
membeli
10.000 valve per tahun dari suatu pemasok luar negeri dengan harga Rp. 29,- per
valve.

12
Diminta:
Asumsikan bahwa Divisi Valve memiliki kapasitas menganggur yang banyak untuk
menangani seluruh kebutuhan-kebutuhan Divisi Pompa.
1. Pada rentang berapakah harga transfer akan membuat kedua divisi lebih baik
dengan melakukan transfer di dalam perusahaan?
2. Asumsikan bahwa Divisi Valve menjual semua yang dapat dihasilkannya pada
pelanggan luar. Apakah merupakan jangkauan yang dapat diterima, jika ada
untuk harga transfer antara dua divisi ini?
3. Asumsikan lagi bahwa Divisi Valve menjual semua yang dapat dijualnya pada
pelanggan luar. Juga diasumsikan bahwa dapat dihindari biaya variable Rp. 3,-
bila ada transfer dikarenakan biaya-biaya penjualan yang dikurangi. Pada
rentang berapakah harga transfer akan membuat kedua divisi lebih baik dengan
melakukan transfer di dalam perusahaan ?

Jawab :
1. Divisi Valve memiliki kapasitas menganggur, maka tidak harus mengorbankan
penjualan reguler untuk melayani Divisi Pompa. Menerapkan rumus utk harga
transfer yg terendah yg dapat diterima dari sudut pandang divisi penjual,
diperoleh : Harga Transfer≥biaya variable per unit + (margin kontribusi total
pada penjualan yg hilang/jumlah unit yg ditransfer)
Harga Transfer ≥ Rp. 16 + (Rp. 0/10.000) = Rp. 16 (diterima)
Divisi Pompa tidak akan bersedia membayar lebih dari Rp. 29, harga yg saat ini
dibayarkan pada pemasok luar utk valvenya. Oleh karena itu, harga transfer harus
jatuh di dalam jangkauan : Rp. 16 ≤ harga transfer ≤ Rp. 29
Pembuktian :
Penerimaan penjualan Divisi Valve = Rp. 30,- x 90.000 unit = Rp. 2.700.000,-
Penerimaan penjualan Divisi Valve = Rp. 16,- x 10.000 unit = Rp. 160.000,-
Divisi Pompa penghematan = Rp. 13,- x 10.000 unit = Rp. 130.000,-
Total penerimaan perusahaan = Rp. 2.990.000,-
Total biaya (Rp. 25,- x 90.000 unit)+(Rp. 16,- x 10.000 unit = Rp. 2.410.000,-
Keuntungan perusahaan (Rp.5,- x 90.000 + Rp. 130.000,-) = Rp. 580.000,-
Alasan diterima Rp. 580.000,- > Rp.500.000,- (Jika jual keluar)

13
3 Divisi Valve menjual seluruh yg dapat dihasilkannya ke pasar, maka harus
mengorbankan penjualan reguler utk melayani Devisi Pompa. Jadi, Divisi Valve
memiliki opportunity cost yg merupakan margin kontribusi total pada penjualan
yg hilang :
Harga Transfer ≥ biaya variable per unit + (margin kontribusi total pada penjualan
yg hilang / jumlah unit yg ditransfer)
Harga Transfer ≥ Rp. 16 + ((Rp. 30-Rp. 16) x 10.000))/10.000
Harga Transfer ≥ Rp. 16 + Rp. 14 = Rp. 30 (ditolak)
Karena Divisi Pompa dapat membeli valve dari suatu pemasok luar hanya dengan
harga Rp. 29 per unit, tidak ada transfer yg akan dilakukan antara kedua divisi
tersebut.

Pembuktian :
Penerimaan penjualan Divisi Valve = Rp. 30,- x 90.000 unit = Rp.2.700.000,-
Penerimaan penjualan Divisi Valve = Rp. 29,- x 10.000 unit = Rp. 290.000,-
Divisi Pompa pemborosan = Rp. 1,- x 10.000 unit = (Rp. 10.000,-)
Total penerimaan perusahaan = Rp. 2.980.000,-
Total biaya (Rp. 25,- x 90.000 unit)+(Rp. 25,- x 10.000 unit = Rp. 2.500.000,-
Keuntungan perusahaan (Rp.5,- x 90.000 + Rp. 30.000,-) = Rp. 480.000,-
Alasan ditolak Rp. 480.000,- > Rp.500.000,- (Jika jual keluar)

4 Menerapkan rumus harga terendah yg dapat diterima dari sudut pandang divisi
penjual, diperoleh :
Harga Transfer ≥ biaya variable per unit + (margin kontribusi total pada penjualan
yg hilang / jumlah unit yg ditransfer)
Harga Transfer ≥ (Rp. 16 – Rp. 3) + ((Rp. 30 – Rp. 16) x 10.000))/10.000
Harga Transfer ≥ Rp. 13 + Rp. 14 = Rp. 27
Dalam hal ini harga transfer jatuh dalam jangkauan : Rp 27 ≤ harga transfer ≤ Rp.
29 (diterima)

14
Pembuktian :
Penerimaan penjualan Divisi Valve = Rp. 30,- x 90.000 unit = Rp. 2.700.000,-
Penerimaan penjualan Divisi Valve = Rp. 27,- x 10.000 unit = Rp. 270.000,-
Divisi Pompa penghematan = Rp. 2,- x 10.000 unit = Rp. 20.000,-
Total penerimaan perusahaan = Rp. 2.980.000,-
Total biaya (Rp. 25,- x 90.000 unit)+(Rp. 22,- x 10.000 unit = Rp. 2.470.000,-
Keuntungan perusahaan (Rp.5,- x 90.000 + Rp. 70.000,-) = Rp. 520.000,-
Alasan diterima Rp. 520.000,- > Rp.500.000,- (Jika jual keluar)

Contoh Soal 2
Ilustrasi Harga Transfer 2 Langkah
Unit Usaha X (produsen) Produk A
Perkiraan penjualan bulanan produk A ke Divisi Y 5.000 unit
Biaya variabel/unit Divisi X $ 5,00
Biaya tetap bulanan yg dialokasikan ke produk A $ 20.000,00
Investasi modal kerja dan fasilitas $ 1.200.000,00
ROI Kompetitif/tahun 10 %
Perhitungan Harga Transfer :
Biaya Variabel/unit $ 5,00
Biaya Tetap/unit : $ 20.000,00/5.000 unit = $ 4,00
Tingkat Laba/unit : ($1.200.000,00 : 12) x 10% = $ 2,00
5.000 unit -------------- +
Harga Transfer per unit (termasuk l 1) = $ 11,00

Jika Divisi Y membeli ke Divisi X produk A: 5.000 unit, pada suatu bulan maka yang
harus dibayar (Y) dan diterima (X) :
Biaya : 5.000 x $ 5,00 = $ 25.000,00
Biaya Tetap/bulan = $ 20.000,00
Laba per bulan : ($1.200.000,00 x 10%)/12 = $ 10.000,00
Total Harga Transfer 5.000 unit produk A = $ 55.000,00
Harga transfer/ unit = $ 55.000,00 : 5.000 unit = $ 11,00 sama dengan yang
ditetapkan awal.

15
Jika Divisi Y membeli ke Divisi X produk A: 4.000 unit, pada suatu bulan maka yang
harus dibayar (Y) dan diterima (X) :
Biaya : 4.000 x $ 5,00 = $ 20.000,00
Biaya Tetap/bulan = $ 20.000,00
Laba per bulan : ($1.200.000,00 x 10%)/12 = $ 10.000,00
Total Harga Transfer 4.000 unit produk A = $ 50.000,00

Harga transfer/ unit = $ 50.000,00 : 4.000 unit = $ 12,50 berbeda dengan yang
ditetapkan awal, karena Divisi Y harus menanggung penalti karena tidak
menggunakan fasilitas X yang telah disediakan.

16
BAB III
Biaya-biaya Plus & Negoisasi

2.6 Pengertian Cost-Plus Pricing Method


Dalam pengertian yang lebih ringkas bisa dikatakan bahwa cost-plus pricing
method adalah metode penetapan harga jual produk dengan cara menambahkan
biaya total produksi dengan nilai marginnya. dengan kata lain, cost plus
pricing merupakan strategi yang sangat sederhana dalam menetapkan harga
barang dan jasa.
Dalam menetapkan harga biaya plus, perusahaan bisa menambahkan biaya
material langsung, biaya overhead, hingga biaya tenaga
kerja.Persentase markup inilah yang akan diambil sebagai laba.

Strategi Cost-Plus Pricing Method


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, strategi penetapan harga biaya plus
tidak bisa dilakukan begitu saja tanpa perhitungan yang baik.

Berikut langkah-langkah strategi penetapan harga biaya plus yang biasa


dilakukan:
1. Pertama-tama, tentukan total biaya produk dan layanannya terlebih dulu.
Dalam menentukan biaya tersebut,menghitung jumlah dari biaya tetap dan
variabel.
2. Selanjutnya, bagilah biaya total dengan jumlah unit agar bisa mendapatkan
hasil untuk jumlah biaya unit.
3. Kalikan biaya unit dengan persentase markup agar bisa mendapatkan biaya
penjualan serta margin keuntungan produk.

17
Perhitungan Cost Plus Pricing Method

Adapun formula dari metode cost-plus pricing method adalah sebagai berikut:
BIAYA TOTAL + MARGIN = HARGA JUAL
Perhatikan contoh kasus perhitungan cost plus pricing method di bawah ini:
Seorang kontraktor bangunan menghitung-hitung bahwa untuk membangun dan
menjual lima buah rumah yang sejenis, akan dikeluarkan sejumlah biaya dengan
rincian sebagai berikut:
 Biaya material: Rp 25.000.000
 Biaya tenaga kerja: Rp 10.000.000
 Biaya lain (seperti sewa kantor, penyusutan alat-alat, gaji pimpinan, dsb.):
Rp 5.000.000
Sehingga jumlah total biaya adalah Rp 40.000.000
Apabila ia menghendaki laba sebesar 20% dari biaya total, maka:
Harga jual total = biaya total + laba
= Rp 40.000.000 + (20% x Rp 40.000.000)
=Rp 48.000.000

Dengan demikian, masing-masing rumah akan dijual seharga Rp 9.600.000 didapat


dari perhitungan (Rp 48.000.000 / 5) dengan laba sebesar Rp 1.600.000 didapat
dari perhitungan (Rp 8.000.000 / 5).

Jika rumah-rumah tersebut tidak semuanya laku, maka ada kemungkinan laba akan
turun, atau bahkan menderita kerugian.
Namun perlu diketahui bahwa pada umumnya kontraktor baru melaksanakan
pembangunan setelah memperoleh pesanan atau kontrak, jadi barang yang dibuat
sebenarnya sudah terjual pada saat kontrak pesanan disetujui.
Karena metode penetapan harga cost plus pricing method ini menggunakan faktor
biaya sebagai dasar perhitungannya, maka ada baiknya sejak awal usaha, sudah
mulai rajin menghitung dan mencatatkan biaya yang diperlukan selama proses
produksi.

18
Tantangan Penetapan Harga Cost Plus Pricing

- Metode ini tidak selalu berkorelasi dengan nilai pelanggan (Salah satu
kelemahan potensial dari metode penetapan harga ini adalah bahwa pelanggan
tidak selalu menyamakan biaya dengan nilai. Seringkali, pelanggan paling bersedia
untuk membelanjakan uangnya ketika mereka melihat suatu produk atau layanan
bernilai investasi mereka.
Jika sesuatu itu mahal untuk diproduksi, tetapi menawarkan sedikit nilai bagi
pelanggan, mereka mungkin enggan mengeluarkan uang untuk penawaran itu.
Memahami kebutuhan dan harapan pelanggan dapat menjadi faktor penting untuk
dipertimbangkan ketika menetapkan harga suatu produk dan penetapan harga cost
plus pricing terkadang dapat mengabaikan komponen pelanggan).

- Dapat mengurangi efisiensi (Tantangan potensial lainnya untuk penetapan


harga cost plus pricing adalah potensinya untuk mengganggu efisiensi perusahaan.
Seringkali, perusahaan bertujuan untuk menurunkan biaya dan pengeluaran
operasional mereka sehingga mereka dapat meningkatkan profitabilitas mereka.
Namun, dengan penetapan harga cost plus pricing, karena pemasok menetapkan
margin mereka dan menjamin tingkat pengembalian, hal ini terkadang dapat
menciptakan lingkungan di mana pemasok kurang termotivasi untuk mengurangi
biaya. Metode biaya ini terkadang dapat mendorong kepasifan penjual.
Perusahaan yang lebih kecil mungkin lebih mudah mengatasi tantangan ini
daripada bisnis yang lebih besar karena memasuki pasar masih membutuhkan
harga yang kompetitif, yang dapat mendorong perusahaan kecil untuk
merampingkan operasi mereka dan menurunkan biaya tetap dan variabel.
Sebaliknya, perusahaan besar yang mendominasi pasar mungkin mengandalkan
strategi penetapan harga mereka untuk memaksimalkan biaya dengan sedikit
memperhatikan pengeluaran karena margin keuntungan yang dijamin).

19
- Tidak mempertimbangkan kompetisi
Mengevaluasi harga pesaing dapat membantu bisnis memahami apa yang ingin
dibayar konsumen dan membangun diri mereka sendiri dengan aman di dalam
pasar.
Cost plus pricing hanya mempertimbangkan faktor internal sehingga terkadang
dapat mengabaikan faktor eksternal penting seperti penawaran pesaing.
Hal ini dapat menimbulkan tantangan karena jika perusahaan menetapkan harga
produk mereka terlalu rendah, mereka dapat mengorbankan potensi keuntungan.
Jika mereka memberi harga terlalu tinggi, pelanggan dapat membeli penawaran
pesaing sebagai gantinya.

Contoh Penetapan Harga Cost Plus Pricing

Misalnya, jika perusahaan menjual sepatu kets dan ingin menggunakan metode
cost plus pricing untuk menentukan harga produknya, mereka mungkin
menentukan:
 Biaya total: Perusahaan sepatu menambahkan biaya material mereka
sebesar 22.000.000 biaya tenaga kerja mereka sebesar 6.000.000 dan
overhead yang dialokasikan sebesar 8.000.000 untuk menentukan biaya
total mereka sebesar 34.000.000.
 Biaya per unit: Untuk langkah selanjutnya, perusahaan membagi biaya
totalnya dengan outputnya. Dalam contoh ini, mereka memproduksi 20
pasang sepatu kets. 34.000.000/20 = 1.700.000
 Biaya penjualan: Jika perusahaan sepatu menerapkan markup 30% untuk
produk mereka, yaitu 1.700.000 + 30% maka mereka mendapatkan harga
produk mereka: 2.210.000.

20
2.7 Negoisasi

Pengertian
kata negosiasi berasal dari bahasa Inggirs, yaitu to negotiate serta to be
negotaiting yang memiliki arti merundingkan, menawarkan, dan membicarakan.
Lalu, kata ini memiliki turunan lain, yaitu negotiation, dilansir
dari investopedia, negotiation memiliki arti kegiatan dalam merundingkan atau
membicarakan sesuatu dengan pihak lain demi mencapai suatu
kesepakatan.dalam kegiatan negosiasi, setiap pihak akan mencoba untuk merujuk
pihak lainnya untuk menyetujui sudut pandangnya. Dengan bernegosiasi, maka
setiap pihak yang terlibat akan berusaha utuk menghindari perdebatan atau
pertengkaran dan menyepakati suatu wujud komporomi.

Secara umum adalah suatu wujud interkasi sosial yang terjalin antar beberapa
pihak untuk mencapai kesepakatan bersama yang dinilai salin menguntungkan
untuk setiap pihak yang melakukan negosiasi. Mereka yang melakukan negosiasi
ini biasa disebut dengan negosiator.Aktivitas negosiasi dilakukan dalam berbagai
lini kehidupan, dan biasanya berkaitan dengan permasalahan yang melibatkan
banyak orang, seperti dalam dunia organisasi dan bisnis. Kedua kegiatan ini
memang selalu lekat dengan kegiatan negosiasi. Setiap pihak yang terlibat dalam
proses negosiasi bisa beragam dan mencakup banyak hal.

Beberapa contoh kegiatan negosiasi dalam aktivitas sehari-hari adalah tawar-


menawar harga antara penjual dan pembeli, wawancara antara calon karyawan
dan pihak perusahaan, kesepakatan bisnis antar satu perusahaan dengan
perusahaan lain, dan komunikasi antar negara dalam hal kerjama bilateral.

Tujuan Negosiasi
Negosiasi adalah sautu metode yang dilakukan sebagai bentuk usaha dalam
memperoleh suatu kesepakatan dengan diskusi formal. Negosiasi dilakukan antar
dua pihak atau lebih yang mana setiap pihak tersebut mempunyai tujuan yang
berbeda dan terjadinya proses tawar-menawar untuk mendapatkan suatu
kesepakatan.

21
Tujuan utama dari negosiasi itu adalah untuk mendapatkan kesepakatan yang
dinilai saling menguntungkan, menyelesaikan masalah dan mendapatkan solusi
atas setiap masalah yang dialami pihak yang bernegosiasi, serta untuk
mendapatkan kondisi yang saling menguntungkan bagi setiap pihak yang
bernegosiasi.

Sebagai contoh, aktivitas negosiasi bisnis yang terjalin antar satu perusahaan
dengan perusahaan lain yang berguna untuk meningkatkan pertumbuhan pasar
agar bisa meningkatkan nilai penjualan.

Contoh lainnya adalah proses negosiasi yang terjadi saat konsumen dan produsen
melakukan tawar-menawar harga terhadap suatu produk agar bisa mencapai harga
yang disepakati. Sehingga, pihak penjual dan pembeli bisa mendapatkan harga
yang sesuai dengan nilai produk yang dijual.

Manfaat Negosiasi
Beberapa manfaat dari negosiasi adalah demi terciptanya jalinan kerjasama antar
suatu pihak dengan pihak yang lain untuk memperoleh tujuannya masing-masing,
terjadinya rasa saling pengertian pada setiap pihak yang bernegosiasi terkait
kesepakatan yang akan ditempuh dan efeknya untuk pihak-pihak tersebut,
terjalinnya ksepekatan bersama yang saling menguntungkan, dan terciptanya
interaksi yang positif antar pada setiap pihak yang bernegosiasi.

Jenis-jenis Negosiasi

1. Berdasarkan Situasi
Bila dinilai berdasarkan situasu, maka negosiasi akan terbagi menjadi dua jenis,
yaitu negosiasi formal dan negosiasi non formal.
Negosiasi formal adalah kegiatan negosiasi yang dilakukan untuk mendapatkan
kesepakatan dengan menempuh jalur hukum. Sedangkan negosiasi informal
adalah jenis negosiasi yang bisa dilakukan dimana saja tanpa memerlukan jalur
hukum.

22
2. Berdasarkan Jumlah Negosiator
Untuk negosiasi yang dinilai berdasarkan jumlah negosiator, maka negosiasi
dibedakan menjadi negosiasi dengan pihak penengah dan tanpa pihak penengah.
Negosiasi yang dilakukan dengan pihak penengah biasanya dilakukan oleh dua
atau lebih pihak negosiator, sehingga setiap keputusan dan proses negosiasi akan
memerlukan pihak penengah yang sifatnya netral. Sedangkan negosiasi tanpa
pihak pengenah adalah kegiatan negosiasi yang dilakukan tanpe membutuhkan
bantuan pihak penengah dan umumnya hanya terjalin antar dua pihak saja.

3. Berdasarkan Keuntungan dan Kerugian


Untuk jenis negosiasi yang dinilai berdasarkan keuntungan dan kerugian, maka
terbagi menjadi jenis negosiasi kolaborasi, dominasi, akomodasi, dan lose-lose.
Jenis negosiasi kolaborasi adalah jenis yang melibatkan seluruh pihak untuk
menyuarakan pendapat dan keinginannya, sehingga akan terjalin kolaborasi
kepentingan dan keinginan untuk bisa mendapatkan solusi terbaik. Sedangkan
jenis nogosiasi dominasi, sesuai namanya, jenis negosiasi ini akan mengentungkan
salah satu pihak saja dan pihak lainnya tidak banyak mendapatkan keuntungan.
Untuk negosiasi akomodasi, setiap pihak yang melakukan negosiasi hanya akan
mendapatkan keuntungan yang sedikit, bahkan bisa saja pihak lawan mendapatkan
keuntungan yang banyak. Disisi lain, negosiasi lose-lose adalah negosiasi yang
dilakukan untuk tidak melanjukan konflik atau konflik baru. Jadi, setiap pihak akan
memilih untuk menyelasaikan masalah dengan kepala dingin.

Kemampuan Dasar Bernegosiasi


Sebelum melakukan proses negosiasi, maka negosiator dari masing-masing pihak
harus memahami filosofi dari negosiasi itu sendiri. Di atas sudah kita jelaskan
bahwa melakukan negosiasi harus didasari dengan kesepakatan yang diambil
mampu menguntungkan setiap pihak atau memenangkan setiap pihak.Poin
tersebut bisa didapatkan dengan cara mempertimbangka setiap aspek negosiasi
yang di dapat dari berbagai sudut pandang, negosiator juga harus paham bahwa
setiap pendapatnya harus dilengkapi dengan fakta, alasan atau contoh yang jelas
agar bisa dimengerti dengan mudah. Negosiator juga harus menyampaikan

23
pendapatnya dengan volume suara yang jelas, pilihan kata dan intonasi yang tepat
sasaran. Setiap pendapat juga harus diucapkan dengan sopan, lancar dan jelas,
serta harus mempertimbangkan setiap pendapat dari pihak lain.

2.8 Faktor Utama dalam Negosiasi


Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatiak negosiator dalam melakukan
negosiasi. beberapa faktor utama dalam bernegosiasi adalah sebagai berikut:
1. Para Pihak yang Terlibat
Mengenal siapa saja yang berpartisipasi dalam kegiatan negosiasi tersebut serta
tujuannya. Untuk mengenal latar belakang mereka dan bagaimana hal-hal tersebut
dalam memengaruhi peran mereka dalam melakukan negosiasi.
2. Hubungan
Mengenal hubungan pihak negosiator tersebut dengan perentara dalam melakukan
negosiasi. Perntanyaan yang harus kita temukan jawabannya adalah, bagaiman
pihak negosiator tersebut terhubung dan apa fungsinya dalam kegiatan negosiasi
tersebut?
3. Komunikasi
Hal ini berkaitan dengan kepentingan para negosiator yang mampu berkomunikasi
dengan baik dalam mengunci kesepakatan mereka dengan bernegosiasi. Jadi,
bagaimana cara yang efektif untuk mengutarakan hasil yang dinginkan, seta
bagaima pihak lawan bisa yakin bahwa mereka akan di dengarkan.
4. Alternatif
Kedua belah pihak harus mencari alternatif lain jika kesepakatan awal tidak
diinginkan oleh salah satu pihak.
5. Opsi Realistis
Apakah ada pilihan lain memungkinkan kedua belah pihak untuk mendapatkan
hasil yang menguntungkan? Atau apakah para negosiator sudah mengeluarkan
pendapatnya tentang fleksibilitas pilihan dalam tuntutannya.
6. Klaim yang Sah
Setoap permintaan dan janji yang dinyatakan oleh masing-masing pihak harus sah.
Para negosiator haru menawarkan bukti untuk mendukung klaim-nya dan
membuktikan bahwa tuntannya suadh valid. Para negosiator juga harus menjamin
bahwa kepekatan yang diambil akan ditindaklanjuti.

24
Kesimpulan

Meskipun menjadi suatu hal penting untuk perusahaan, namun harga transfer
sering disalahgunakan demi menghindari pajak.
Berdasarkan suatu penelitian, variabel pajak akan menampilkan dampak positif
yang signifikan pada adanya indikasi melakukan transaksi transfer pricing.
Perusahaan bisa mengalihkan kekayaannya pada perusahaan lain yang berada di
luar negeri dengan menerapkan transfer pricing, sehingga laba nya akan
berkurang, dan pajak yang dibayar pun akan lebih rendah.
Semakin besar perusahaan dengan berbagai unit usaha dan anak perusahaan
seringkali terjadi transaksi keuangan antara mereka, antara perusahaan induk
dengan anak perusahaan serta unit bisnis yang lain.
Oleh karena itu, agar transaksi-transaksi tersebut berjalan baik dan sehat tanpa
ada praktik-praktik yang bertentangan dengan kaidah serta etika bisnis umum,
maka perusahaan sebaiknya menggunakan metode yang tepat dalam menentukan
harga transaksi.

25
REFERENSI

https://dosen.upi-
yai.ac.id/v5/dokumen/materi/050031/191_20221021060208_BAB%206%20PENENTUA
N%20HARGA%20TRANSFER.pdf
https://e-journal.uajy.ac.id/23521/3/EA%20222115.pdf
Metode Transfer Pricing Menggunakan Harga Pasar (manajemenkeuangan.net)
Transfer Pricing Adalah | Metode dan Contoh | TP Doc | (manajemenkeuangan.net)
Cost Plus Pricing Method: Cara Menghitung Penetapan Harga (jurnal.id)

26

Anda mungkin juga menyukai