S1 AKUTANSI MANAJEMEN
Penyusun:
Affan Rianda
Gilang Mahasena Putra
04SAKM002
Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang
Gd. Pusat, Ruang 465 Universitas Pamulang
Tangerang Selatan – Banten
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Modul tentang Penetapan Harga
Jual Produk dan Harga Transfer. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu
ANGGUN ANGGRAINI S.E.,M.M.sebagai dosen pengampu mata kuliah Akuntansi
Manajemen yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan modul ini. Kami juga mengucapkan terima kasih pada teman-teman kami yang
selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data dalam pembuatan modul ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini masih banyak kekurangan
karena adanya keterbatasan. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan modul ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
Affan dan Gilang
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
DEFINISI PENETAPAN HARGA JUAL
A. Capaian Pembelajaran
Memahami cara penetapan harga jual dan harga transfer pada produk penjualan
pada Ekonomi Akutansi Manajemen
B. Materi
Pada bagian menguraikan konten materi yang berisi;
1. Struktur materi yang diawali dari materi yang sederhana sampai materi yang
kompleks sesuai dengan capaian
2. Pengembangan materi yang kontekstual bukan tekstual;
3. Pembahasan tentang Penetapan Harga Jual dan Transfer sesuai pemateri
yang diberikan
“Harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa,
atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat, karena memiliki
atau menggunakan produk atau jasa tersebut.”
Penentuan harga jual merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen.
Harga jual dipengaruhi oleh banyak hal, seperti biaya penuh yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang atau jasa. Biaya penuh disini merupakan informasi batas
bawah penentuan harga jual, yang artinya biaya penuh tidak boleh lebih besar dari
harga jual supaya tidak menimbulkan kerugian. Hal lainnya yang dapat
mempengaruhi harga jual yaitu aspek diluar biaya yakni selera konsumen, demand
dan suplai, jumlah pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual produk pesaing.
4
1.2 MANFAAT BIAYA PENUH
Adapun manfaat dari adanya biaya penuh yaitu :
1. Mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan, sebab biaya penuh
merupakan biaya yang dapat diramalkan.
2. Biaya penuh bermanfaat dalam mengambil keputusan untuk memasuki pasar,
dalam hal ini jika biaya penuh lebih besar dari harga jual dipasar maka produk
tidak bisa masuk pasar sebaliknya jika biaya penuh lebih kecil dari harga jual
dipasar maka produk dapat dipasarkan.
3. Harga penuh memberi perlindungan dari kerugian.
4. Memberi informasi tindakan pesaing.
Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan full costing
ataupun variabel costing, dan laba yang diharapkan harus mempertimbangkan cost
of capital, resiko bisnis, dan capital employed.
Cost of capital adalah biaya yang dikeluarkan untuk investasi. Resiko bisnis
dalam hal ini Jika resiko bisnis besar, semakin besar persentase yang ditambahkan
pada cost of capital dalam memperhitungkan laba yang diharapkan, sedangkan
capital employed atau jumlah investasi yaitu bahwa semakin besar capital employed
yang digunakan dalam memproduksi produk maka semakin besar pula laba yang
diperhitumgkan dalam harga jual.
Rumus untuk menghitung harga jual per unit ( manufaktur) : Harga jual per
unit = Biaya (yang berhubungan langsung dengan volume) + % Mark Up Persentase
5
Mark Up = Expectsi laba + Biaya (yang tidak berhubungan langsung dengan
volume)
Harga jual per unit = Biaya (yang berhubungan langsung dengan volume) + %
Mark Up
Persentase Mark Up = Expectsi laba + Biaya (yang tidak berhubungan langsung
dengan volume
Contoh:
Manajer Pemasaran PT. JAYA sedang mempertimbangkan penentuan harga jual
produk Cheetos untuk tahun anggaran yang akan datang. Perusahaan
merencanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 1.000.000 kg
dengan taksiran biaya penuh untuk tahun anggaran yang akan datang sbb :
Biaya Variabel :
Biaya produksi variable Rp.2.000.000.000
Biaya adm & umum variable Rp. 50.000.000
Biaya pemasaran variable Rp. 50.000.000 -----+
Total biaya variable Rp. 2.100.000.000
BiayaTetap :
Biaya produksi tetap Rp.1.000.000.000
Biaya adm. & umum tetap Rp.150.000.000
BIaya pemasaran tetap Rp. 250.000.000 --------+
Total biaya teta Rp. 1.400.000.000+
Total biaya penuh Rp. 3.500.000.000
Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran Rp. 4.000.000.000 dan
laba yang diharapkan dinyatakan dalam tarif kembalian investasi (ROI) 25%
6
Pendekatan Full Costing
Unsurbiaya :
Biayaproduksivariable Rp.2.000.000.000
Biaya produksi tetap Rp.1.000.000.000
Rp. 3.000.000.00
Unsur mark-up :
Biaya non produksi variable Rp.100.000.000
Biaya non produksi tetap Rp.400.000.000
Ekspektasi laba25% X rp. 4.000.000.000Rp. 1.000.000.000
-------------------------- +
Total Unsur Mark-up Rp. 1.500.000.000
Rp. 1.500.000.000
Persentase Mark-up =------------------------ x 100% = 50%
Rp. 3.000.000.000
7
Harga jual = Biaya penuh + Expectasi laba
Dalam sebuah bengkel yang menjual jasa perbaikan mobil maka biaya yang
berhubungan dengan produk yaitu biaya tenaga mekanik dan ahli listrik,
sedangkan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk yaitu biaya
tenaga kerja tak langsung, listrik, depresiasi, dll.
Harga Jual = Tafsiran biaya penuh pada masa yang akan datang +
Expectasi laba
8
Taksiran biaya penuh :
Biaya produksi Rp. 15.000.000.000
Biaya non produksi Rp.2.200.000.000
Taksiran aktiva penuh yang digunakan Rp. 3.200.000.000
Mark-up :
Biaya non produksi Rp.2.200.000.000
Ekspektasi laba 25% x Rp. 3.200.000.000 Rp.800.000.000
-------------------------- +
Jumlah biaya tidak langsung (non prod) Rp. 3.000.000.000
Jumlah biaya langsung (produksi) Rp.15.000.000.000
--------------------------- :
Persentase mark-up dari biaya produksi 20%
Maka,
Tafsiran biaya produksi Rp.15.000.000.000
Mark-up 20% x Rp. 15.000.000.0000 Rp. 3.000.000.000
-------------------------- +
Total harga jual Rp. 18.000.000.000
Volume produk (dalam kwh) Rp.100.000.000
-------------------------- :
Harga jual listrik per kwh Rp. 180
Menurut Samryn (2012), keputusan penentuan harga jual dari sebuah perusahaan
dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal perusahaan, yaitu:
1. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi penetapan harga jual meliputi:
a. Pelanggan dan pesaing
Faktor pelanggan menjadi sangat penting karena merupakan sumber perolehan
pendapatan utama bagi sebuah perusahaan. Manajer harus selalu berusaha
mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan sisi pandang para pelanggan
mengenai suatu produk. Salah satu bahan pertimbangan pelanggan untuk membeli
suatu produk adalah adalah
9
faktor harga. Kenaikan harga dapat menyebabkan seorang pelanggan menolak
produk perusahaan dan memilih salah satu yang lain dari pesaing. Reaksi pesaing
terhadap produk memengaruhi kebijakan penetapan harga.
b. Target pasar
c. Tingkat persaingan
d. Heterogenitas produk
e. Elastisitas harga
f. Peraturan perundang-undangan yang relevan
2. Faktor internal
Faktor internal perusahaan yang mempengaruhi keputusan penetapan harga jual
meliputi:
a. Tujuan pemasaran
Tujuan pemasaran jangka pendek yang sangat rentan terhadap harga adalah
usaha-usaha manajemen untuk mempertahankan produk atau bahkan bisnis
secara keseluruhan. Tujuan lain termasuk usaha memaksimalkan laba sekarang,
kepemimpinan dalam pangsa pasar, dan kualitas produk.
b. Bauran pemasaran
Dalam rangka strategi bauran pemasaran, harga harus ditetapkan sedemikian
sehingga terdapat produk yang dapat menyubsidi produk lain yang belum mampu
menciptakan laba.
10
c. Laba yang diinginkan
Dalam kaitannya dengan jumlah laba, penetapan harga harus mempertimbangkan
kecukupan pengembalian modal, kebutuhan akan laba untuk membayar dividen,
dan kebutuhan laba untuk ekspansi dari hasil penjualan tersebut, serta tren
penjualan yang diinginkan.
d. Produk
Faktor ini mencakup realistisnya volume penjualan yang direncanakan, diskriminasi
harga, ketersediaan kapasitas menganggur, kelayakan untuk mengenakan tingkat
harga yang diinginkan, kaitan harga dengan daur hidup produk.
e. Biaya
Faktor biaya merupakan unsur yang sepenuhnya kuantitatif dan mudah terukur.
Biaya-biaya yang harus diperhitungkan meliputi semua biaya periodik yang
berkaitan dengan kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan.
11
3. Pendapatan sekarang maksimum
Beberapa perusahaan menetapkan harga yang akan memaksimalkan pendapatan
dari penjualan. Memaksimalkan pendapatan hanya membutuhkan perkiraan fungsi
permintaan. Banyak manajer percaya bahwa memaksimalkan pendapatan akan
menghasilkan laba yang maksimal dalam jangka panjang dan pertumbuhan pangsa
pasar.
4. Pertumbuhan penjualan maksimum
Perusahaan lainnya ingin memaksimalkan unit penjualan. Mereka percaya bahwa
volume penjualan yang lebih tinggi akan menghasilkan biaya per unit yang lebih
rendah dan laba jangka panjang yang lebih tinggi. Mereka menetapkan harga
terendah dengan mengasumsikan bahwa pasar sensitif terhadap harga.
12
BAB II
HARGA TRANSFER
1
Memilih Penentuan Harga Transfer yang Benar
Harus mempertimbangkan 3 faktor yang dipertimbangkan dalam memutuskan
apakah akan melakukan transfer-transfer internal atau tidak, yaitu :
1. Apakah terdapat pemasok dari luar?, jika tidak tidak ada harga pasar, maka
harga transfer yang paling baik adalah berdasarkan biaya atau negosiasi. Jika
ada maka perlu mempertimbangkan biaya variabel penjual.
2. Apakah biaya variabel penjual lebih kecil dari pada harga pasar?, jika tidak maka
harga jual penjual lebih tinggi dari harga pasar, sebaiknya membeli di luar
(pasar). Sebaliknya jika ya biaya variabel penjual lebih rendah dari harga pasar,
dan harga penjual lebih rendah maka sebaiknya membeli di dalam.
3. Apakah unit penjual beroperasi pada kapasitas penuh?, jika tidak berarti penjual
penjual harus menyediakan bagi pembeli internal dan harga transfer berada
diantara harga variabel dan harga pasar, jika ya perlu menentukan dan
membandingkan penghematan biaya penjualan internal VS biaya peluang atas
penjualan yang hilang pada unit penjualan.
2
2. Metode Biaya Ditambah Laba
Metode ini dipakai jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut : a). Dipasar tidak
tersedia harga pasar produk yang ditransfer,
b). Dipasar terdapat beberapa harga pasar produk yang ditransfer, c). Produk yang
ditransfer sifatnya khusus atau rahasia.
3. Metode Negosiasi
Harga transfer negosiasi didasarkan tawar menawar atau perundingan antara divisi
penjual dengan pembeli. Penentuan harga negosiasi menganjurkan proses tawar
menawar bebas antara divisi seolah-olah sebagai kesatuan usaha yang terpisah.
Kebebasan ini tercipta jika divisi penjual dapat pula menjaul produknya ke pihak
luar dan divisi pembeli dapat membeli produk yang sama dari pihak lain.
4. Metode Arbitrasi
Digunakan jika divisi penjual dan divisi pembeli tidak mencapai kesepakatan an
harga transfer. Harga transfer arbitrasi adalah harga transfer yang ditentukan oleh
eksekutif atau badan lain yang ditugasi untuk mengarbitrasi harga transfer setelah
orang atau badan tersebut berdialog dengan para manajer divisi yang
bersangkutan. Dialog diharapkan dapat memutuskan harga transfer yang adil bagi
manajer penjual dan manajer pembeli.
3
1.8 Hambatan-hambatan dalam memperoleh sumber daya (constraints on
sourcing) :
1. Pasar yang Terbatas (Limited Markets)
Alasan :
a. Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi pengembangan
eksternal.
b. Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang
terdeferensiasi, tidak ada sumber daya luar.
c. Jika suatu perusahaan telah melakukan investasi yang besar, maka
perusahaan cenderung tidak akan menggunakan sumber daya dari luar
kecuali harga jual di luar mendekati biaya variable perusahaan, dimana hal
ini jarang sekali terjadi.
Dalam hal pasar terbatas, harga transfer yang paling tepat untuk memenuhi
kebutuhan sistem pusat laba adalah harga yang kompetitif, alasannya :
a. Harga kompetitif akan dapat mengukur kontribusi dari masing-masing pusat
laba terhadap total laba perusahaan.
b. Harga yang kompetitif dapat mengukur seberapa baik prestasi pusat laba
dalam menghadapi persaingan.
c. Harga yang kompetitif tidak tergantung pada atau independent kondisi-
kondisi intern.
4
1.9 Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri (Excess or Shortage of
Industry Capacity)
Jika pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke pasar bebas,
dengan kata lain, pusat laba tersebut memiliki kapasitas yang berlebih. Perusahaan
mungkin tidak akan mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli
produk dari pemasok luar sementara kapasitas produksi masih memadai.
Sebaliknya jika pusat laba pembelian tidak dapat memperoleh produk yang
diperlukan dari luar sementara pusat laba penjualan menjual produknya ke pihak
luar. Situasi tersebut terjadi ketika terdapat kekurangan kapasitas produksi di dalam
industri.
5
2.Tingkat laba yang diperbolehkan.
Solusi konseptual membuat penyisihan laba berdasarkan investasi yang dibutuhkan
untuk memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba pembelian. Nilai investasi
tersebut dihitung pada tingkat standar, dengan aktiva tetap dan persediaan pada
tingkat biaya penggantian (replacement cost) yang berlaku saat itu.
2.1 Biaya Tetap dan Laba Hulu (Upstream Fixed Costs and Profits)
Terjadi pada perusahaan yang terintegrasi.
Metode-metode yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan cara :
6
Kedua, pembebanan biaya berkala (biasanya tiap bulan) dilakukan dalam jumlah
yang sama dengan biaya tetap yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan
untuk unit pembelian.
7
4. Dua kelompok harga (two sets of prices)
Pendapatan unit produksi akan dikreditkan pada harga jual ke luar dan unit
pembelian dibebankan dengantotal biaya standar. Selisihnya dibebankan ke dalam
akun kantor pusat dan dieliminasi ketika laporan keuangan unit usaha
dikonsolidasikan.
8
Pilihan penggunaan jasa
Unit-unit usaha dapat memilih apakah akan menggunakan unit jasa sentral atau
tidak. Unit-unit bisnis dapat memperoleh jasa dari pihak luar, mengembangkan
kemampuan mereka, atau memilih untuk tidak menggunakan jasa ini sama sekali.
9
Keuntungan Metode Transfer Pricing Menggunakan Harga Pasar
The National Association of Accountant (NAA) sekarang Institute of Management
Accountants (IMA) menjelaskan tentang keuntungan lain dan operasi keseluruhan
dari harga pasar sebagai metode transfer pricing adalah sebagai berikut :
10
2.4 Kendala Penentuan Transfer Pricing
1.Pemilihan harga transfer dapat dipersulit oleh kenyataan bahwa masing-masing
divisi.
Atau bagian bisa memasok bagian keluarannya ke pelanggan atau pembeli di luar
grup perusahaan atau ke divisi lain dalam satu perusahaan.
2. Kesulitan transfer pricing adalah teknik keputusan terhadap harga yang
dibebankan oleh satu divisi menjadi harga pokok bagi divisi yang lain.
Dan semakin tinggi harga pokok ini akan semakin rendah tingkat pengembalian
divisi pembeli.
Dengan demikian, divisi pembeli akan senang dengan harga transfer yang
RENDAH.
Sedangkan divisi penjual akan senang dengan harga transfer yang TINGGI.
Bahkan mungkin senang membebani dengan harga PASAR yang persis sama
dengan yang dibebankan ke pelanggan luar.
11
2.Metode Harga Pasar
Apa itu metode harga pasar?
Pengertian metode harga pasar adalah pendekatan untuk menentukan harga
transfer atas dasar harga pasar.
Jadi untuk menentukan harga transfer perusahaan harus menganalisis kondisi
harga di pasar.
Contoh Soal 1
PT. Persada, memiliki suatu divisi valve yang membuat dan menjual valve standar
dengan data sebagai berikut :
Kapasitas dalam unit 100.000
Biaya variable per unitRp. 16,- Biaya tetap per unit (berdasarkan pada kapasitas)
Rp. 9,- Harga jual untuk pelanggan luarRp. 30,-
Keuntungan per unit Rp. 5,-
Perusahaan tersebut memiliki suatu Divisi Pompa yang dapat menggunakan valve
ini dalam memproduksi pompa-pompanya. Divisi pompa tersebut pada saat ini
membeli
10.000 valve per tahun dari suatu pemasok luar negeri dengan harga Rp. 29,- per
valve.
12
Diminta:
Asumsikan bahwa Divisi Valve memiliki kapasitas menganggur yang banyak untuk
menangani seluruh kebutuhan-kebutuhan Divisi Pompa.
1. Pada rentang berapakah harga transfer akan membuat kedua divisi lebih baik
dengan melakukan transfer di dalam perusahaan?
2. Asumsikan bahwa Divisi Valve menjual semua yang dapat dihasilkannya pada
pelanggan luar. Apakah merupakan jangkauan yang dapat diterima, jika ada
untuk harga transfer antara dua divisi ini?
3. Asumsikan lagi bahwa Divisi Valve menjual semua yang dapat dijualnya pada
pelanggan luar. Juga diasumsikan bahwa dapat dihindari biaya variable Rp. 3,-
bila ada transfer dikarenakan biaya-biaya penjualan yang dikurangi. Pada
rentang berapakah harga transfer akan membuat kedua divisi lebih baik dengan
melakukan transfer di dalam perusahaan ?
Jawab :
1. Divisi Valve memiliki kapasitas menganggur, maka tidak harus mengorbankan
penjualan reguler untuk melayani Divisi Pompa. Menerapkan rumus utk harga
transfer yg terendah yg dapat diterima dari sudut pandang divisi penjual,
diperoleh : Harga Transfer≥biaya variable per unit + (margin kontribusi total
pada penjualan yg hilang/jumlah unit yg ditransfer)
Harga Transfer ≥ Rp. 16 + (Rp. 0/10.000) = Rp. 16 (diterima)
Divisi Pompa tidak akan bersedia membayar lebih dari Rp. 29, harga yg saat ini
dibayarkan pada pemasok luar utk valvenya. Oleh karena itu, harga transfer harus
jatuh di dalam jangkauan : Rp. 16 ≤ harga transfer ≤ Rp. 29
Pembuktian :
Penerimaan penjualan Divisi Valve = Rp. 30,- x 90.000 unit = Rp. 2.700.000,-
Penerimaan penjualan Divisi Valve = Rp. 16,- x 10.000 unit = Rp. 160.000,-
Divisi Pompa penghematan = Rp. 13,- x 10.000 unit = Rp. 130.000,-
Total penerimaan perusahaan = Rp. 2.990.000,-
Total biaya (Rp. 25,- x 90.000 unit)+(Rp. 16,- x 10.000 unit = Rp. 2.410.000,-
Keuntungan perusahaan (Rp.5,- x 90.000 + Rp. 130.000,-) = Rp. 580.000,-
Alasan diterima Rp. 580.000,- > Rp.500.000,- (Jika jual keluar)
13
3 Divisi Valve menjual seluruh yg dapat dihasilkannya ke pasar, maka harus
mengorbankan penjualan reguler utk melayani Devisi Pompa. Jadi, Divisi Valve
memiliki opportunity cost yg merupakan margin kontribusi total pada penjualan
yg hilang :
Harga Transfer ≥ biaya variable per unit + (margin kontribusi total pada penjualan
yg hilang / jumlah unit yg ditransfer)
Harga Transfer ≥ Rp. 16 + ((Rp. 30-Rp. 16) x 10.000))/10.000
Harga Transfer ≥ Rp. 16 + Rp. 14 = Rp. 30 (ditolak)
Karena Divisi Pompa dapat membeli valve dari suatu pemasok luar hanya dengan
harga Rp. 29 per unit, tidak ada transfer yg akan dilakukan antara kedua divisi
tersebut.
Pembuktian :
Penerimaan penjualan Divisi Valve = Rp. 30,- x 90.000 unit = Rp.2.700.000,-
Penerimaan penjualan Divisi Valve = Rp. 29,- x 10.000 unit = Rp. 290.000,-
Divisi Pompa pemborosan = Rp. 1,- x 10.000 unit = (Rp. 10.000,-)
Total penerimaan perusahaan = Rp. 2.980.000,-
Total biaya (Rp. 25,- x 90.000 unit)+(Rp. 25,- x 10.000 unit = Rp. 2.500.000,-
Keuntungan perusahaan (Rp.5,- x 90.000 + Rp. 30.000,-) = Rp. 480.000,-
Alasan ditolak Rp. 480.000,- > Rp.500.000,- (Jika jual keluar)
4 Menerapkan rumus harga terendah yg dapat diterima dari sudut pandang divisi
penjual, diperoleh :
Harga Transfer ≥ biaya variable per unit + (margin kontribusi total pada penjualan
yg hilang / jumlah unit yg ditransfer)
Harga Transfer ≥ (Rp. 16 – Rp. 3) + ((Rp. 30 – Rp. 16) x 10.000))/10.000
Harga Transfer ≥ Rp. 13 + Rp. 14 = Rp. 27
Dalam hal ini harga transfer jatuh dalam jangkauan : Rp 27 ≤ harga transfer ≤ Rp.
29 (diterima)
14
Pembuktian :
Penerimaan penjualan Divisi Valve = Rp. 30,- x 90.000 unit = Rp. 2.700.000,-
Penerimaan penjualan Divisi Valve = Rp. 27,- x 10.000 unit = Rp. 270.000,-
Divisi Pompa penghematan = Rp. 2,- x 10.000 unit = Rp. 20.000,-
Total penerimaan perusahaan = Rp. 2.980.000,-
Total biaya (Rp. 25,- x 90.000 unit)+(Rp. 22,- x 10.000 unit = Rp. 2.470.000,-
Keuntungan perusahaan (Rp.5,- x 90.000 + Rp. 70.000,-) = Rp. 520.000,-
Alasan diterima Rp. 520.000,- > Rp.500.000,- (Jika jual keluar)
Contoh Soal 2
Ilustrasi Harga Transfer 2 Langkah
Unit Usaha X (produsen) Produk A
Perkiraan penjualan bulanan produk A ke Divisi Y 5.000 unit
Biaya variabel/unit Divisi X $ 5,00
Biaya tetap bulanan yg dialokasikan ke produk A $ 20.000,00
Investasi modal kerja dan fasilitas $ 1.200.000,00
ROI Kompetitif/tahun 10 %
Perhitungan Harga Transfer :
Biaya Variabel/unit $ 5,00
Biaya Tetap/unit : $ 20.000,00/5.000 unit = $ 4,00
Tingkat Laba/unit : ($1.200.000,00 : 12) x 10% = $ 2,00
5.000 unit -------------- +
Harga Transfer per unit (termasuk l 1) = $ 11,00
Jika Divisi Y membeli ke Divisi X produk A: 5.000 unit, pada suatu bulan maka yang
harus dibayar (Y) dan diterima (X) :
Biaya : 5.000 x $ 5,00 = $ 25.000,00
Biaya Tetap/bulan = $ 20.000,00
Laba per bulan : ($1.200.000,00 x 10%)/12 = $ 10.000,00
Total Harga Transfer 5.000 unit produk A = $ 55.000,00
Harga transfer/ unit = $ 55.000,00 : 5.000 unit = $ 11,00 sama dengan yang
ditetapkan awal.
15
Jika Divisi Y membeli ke Divisi X produk A: 4.000 unit, pada suatu bulan maka yang
harus dibayar (Y) dan diterima (X) :
Biaya : 4.000 x $ 5,00 = $ 20.000,00
Biaya Tetap/bulan = $ 20.000,00
Laba per bulan : ($1.200.000,00 x 10%)/12 = $ 10.000,00
Total Harga Transfer 4.000 unit produk A = $ 50.000,00
Harga transfer/ unit = $ 50.000,00 : 4.000 unit = $ 12,50 berbeda dengan yang
ditetapkan awal, karena Divisi Y harus menanggung penalti karena tidak
menggunakan fasilitas X yang telah disediakan.
16
BAB III
Biaya-biaya Plus & Negoisasi
17
Perhitungan Cost Plus Pricing Method
Adapun formula dari metode cost-plus pricing method adalah sebagai berikut:
BIAYA TOTAL + MARGIN = HARGA JUAL
Perhatikan contoh kasus perhitungan cost plus pricing method di bawah ini:
Seorang kontraktor bangunan menghitung-hitung bahwa untuk membangun dan
menjual lima buah rumah yang sejenis, akan dikeluarkan sejumlah biaya dengan
rincian sebagai berikut:
Biaya material: Rp 25.000.000
Biaya tenaga kerja: Rp 10.000.000
Biaya lain (seperti sewa kantor, penyusutan alat-alat, gaji pimpinan, dsb.):
Rp 5.000.000
Sehingga jumlah total biaya adalah Rp 40.000.000
Apabila ia menghendaki laba sebesar 20% dari biaya total, maka:
Harga jual total = biaya total + laba
= Rp 40.000.000 + (20% x Rp 40.000.000)
=Rp 48.000.000
Jika rumah-rumah tersebut tidak semuanya laku, maka ada kemungkinan laba akan
turun, atau bahkan menderita kerugian.
Namun perlu diketahui bahwa pada umumnya kontraktor baru melaksanakan
pembangunan setelah memperoleh pesanan atau kontrak, jadi barang yang dibuat
sebenarnya sudah terjual pada saat kontrak pesanan disetujui.
Karena metode penetapan harga cost plus pricing method ini menggunakan faktor
biaya sebagai dasar perhitungannya, maka ada baiknya sejak awal usaha, sudah
mulai rajin menghitung dan mencatatkan biaya yang diperlukan selama proses
produksi.
18
Tantangan Penetapan Harga Cost Plus Pricing
- Metode ini tidak selalu berkorelasi dengan nilai pelanggan (Salah satu
kelemahan potensial dari metode penetapan harga ini adalah bahwa pelanggan
tidak selalu menyamakan biaya dengan nilai. Seringkali, pelanggan paling bersedia
untuk membelanjakan uangnya ketika mereka melihat suatu produk atau layanan
bernilai investasi mereka.
Jika sesuatu itu mahal untuk diproduksi, tetapi menawarkan sedikit nilai bagi
pelanggan, mereka mungkin enggan mengeluarkan uang untuk penawaran itu.
Memahami kebutuhan dan harapan pelanggan dapat menjadi faktor penting untuk
dipertimbangkan ketika menetapkan harga suatu produk dan penetapan harga cost
plus pricing terkadang dapat mengabaikan komponen pelanggan).
19
- Tidak mempertimbangkan kompetisi
Mengevaluasi harga pesaing dapat membantu bisnis memahami apa yang ingin
dibayar konsumen dan membangun diri mereka sendiri dengan aman di dalam
pasar.
Cost plus pricing hanya mempertimbangkan faktor internal sehingga terkadang
dapat mengabaikan faktor eksternal penting seperti penawaran pesaing.
Hal ini dapat menimbulkan tantangan karena jika perusahaan menetapkan harga
produk mereka terlalu rendah, mereka dapat mengorbankan potensi keuntungan.
Jika mereka memberi harga terlalu tinggi, pelanggan dapat membeli penawaran
pesaing sebagai gantinya.
Misalnya, jika perusahaan menjual sepatu kets dan ingin menggunakan metode
cost plus pricing untuk menentukan harga produknya, mereka mungkin
menentukan:
Biaya total: Perusahaan sepatu menambahkan biaya material mereka
sebesar 22.000.000 biaya tenaga kerja mereka sebesar 6.000.000 dan
overhead yang dialokasikan sebesar 8.000.000 untuk menentukan biaya
total mereka sebesar 34.000.000.
Biaya per unit: Untuk langkah selanjutnya, perusahaan membagi biaya
totalnya dengan outputnya. Dalam contoh ini, mereka memproduksi 20
pasang sepatu kets. 34.000.000/20 = 1.700.000
Biaya penjualan: Jika perusahaan sepatu menerapkan markup 30% untuk
produk mereka, yaitu 1.700.000 + 30% maka mereka mendapatkan harga
produk mereka: 2.210.000.
20
2.7 Negoisasi
Pengertian
kata negosiasi berasal dari bahasa Inggirs, yaitu to negotiate serta to be
negotaiting yang memiliki arti merundingkan, menawarkan, dan membicarakan.
Lalu, kata ini memiliki turunan lain, yaitu negotiation, dilansir
dari investopedia, negotiation memiliki arti kegiatan dalam merundingkan atau
membicarakan sesuatu dengan pihak lain demi mencapai suatu
kesepakatan.dalam kegiatan negosiasi, setiap pihak akan mencoba untuk merujuk
pihak lainnya untuk menyetujui sudut pandangnya. Dengan bernegosiasi, maka
setiap pihak yang terlibat akan berusaha utuk menghindari perdebatan atau
pertengkaran dan menyepakati suatu wujud komporomi.
Secara umum adalah suatu wujud interkasi sosial yang terjalin antar beberapa
pihak untuk mencapai kesepakatan bersama yang dinilai salin menguntungkan
untuk setiap pihak yang melakukan negosiasi. Mereka yang melakukan negosiasi
ini biasa disebut dengan negosiator.Aktivitas negosiasi dilakukan dalam berbagai
lini kehidupan, dan biasanya berkaitan dengan permasalahan yang melibatkan
banyak orang, seperti dalam dunia organisasi dan bisnis. Kedua kegiatan ini
memang selalu lekat dengan kegiatan negosiasi. Setiap pihak yang terlibat dalam
proses negosiasi bisa beragam dan mencakup banyak hal.
Tujuan Negosiasi
Negosiasi adalah sautu metode yang dilakukan sebagai bentuk usaha dalam
memperoleh suatu kesepakatan dengan diskusi formal. Negosiasi dilakukan antar
dua pihak atau lebih yang mana setiap pihak tersebut mempunyai tujuan yang
berbeda dan terjadinya proses tawar-menawar untuk mendapatkan suatu
kesepakatan.
21
Tujuan utama dari negosiasi itu adalah untuk mendapatkan kesepakatan yang
dinilai saling menguntungkan, menyelesaikan masalah dan mendapatkan solusi
atas setiap masalah yang dialami pihak yang bernegosiasi, serta untuk
mendapatkan kondisi yang saling menguntungkan bagi setiap pihak yang
bernegosiasi.
Sebagai contoh, aktivitas negosiasi bisnis yang terjalin antar satu perusahaan
dengan perusahaan lain yang berguna untuk meningkatkan pertumbuhan pasar
agar bisa meningkatkan nilai penjualan.
Contoh lainnya adalah proses negosiasi yang terjadi saat konsumen dan produsen
melakukan tawar-menawar harga terhadap suatu produk agar bisa mencapai harga
yang disepakati. Sehingga, pihak penjual dan pembeli bisa mendapatkan harga
yang sesuai dengan nilai produk yang dijual.
Manfaat Negosiasi
Beberapa manfaat dari negosiasi adalah demi terciptanya jalinan kerjasama antar
suatu pihak dengan pihak yang lain untuk memperoleh tujuannya masing-masing,
terjadinya rasa saling pengertian pada setiap pihak yang bernegosiasi terkait
kesepakatan yang akan ditempuh dan efeknya untuk pihak-pihak tersebut,
terjalinnya ksepekatan bersama yang saling menguntungkan, dan terciptanya
interaksi yang positif antar pada setiap pihak yang bernegosiasi.
Jenis-jenis Negosiasi
1. Berdasarkan Situasi
Bila dinilai berdasarkan situasu, maka negosiasi akan terbagi menjadi dua jenis,
yaitu negosiasi formal dan negosiasi non formal.
Negosiasi formal adalah kegiatan negosiasi yang dilakukan untuk mendapatkan
kesepakatan dengan menempuh jalur hukum. Sedangkan negosiasi informal
adalah jenis negosiasi yang bisa dilakukan dimana saja tanpa memerlukan jalur
hukum.
22
2. Berdasarkan Jumlah Negosiator
Untuk negosiasi yang dinilai berdasarkan jumlah negosiator, maka negosiasi
dibedakan menjadi negosiasi dengan pihak penengah dan tanpa pihak penengah.
Negosiasi yang dilakukan dengan pihak penengah biasanya dilakukan oleh dua
atau lebih pihak negosiator, sehingga setiap keputusan dan proses negosiasi akan
memerlukan pihak penengah yang sifatnya netral. Sedangkan negosiasi tanpa
pihak pengenah adalah kegiatan negosiasi yang dilakukan tanpe membutuhkan
bantuan pihak penengah dan umumnya hanya terjalin antar dua pihak saja.
23
pendapatnya dengan volume suara yang jelas, pilihan kata dan intonasi yang tepat
sasaran. Setiap pendapat juga harus diucapkan dengan sopan, lancar dan jelas,
serta harus mempertimbangkan setiap pendapat dari pihak lain.
24
Kesimpulan
Meskipun menjadi suatu hal penting untuk perusahaan, namun harga transfer
sering disalahgunakan demi menghindari pajak.
Berdasarkan suatu penelitian, variabel pajak akan menampilkan dampak positif
yang signifikan pada adanya indikasi melakukan transaksi transfer pricing.
Perusahaan bisa mengalihkan kekayaannya pada perusahaan lain yang berada di
luar negeri dengan menerapkan transfer pricing, sehingga laba nya akan
berkurang, dan pajak yang dibayar pun akan lebih rendah.
Semakin besar perusahaan dengan berbagai unit usaha dan anak perusahaan
seringkali terjadi transaksi keuangan antara mereka, antara perusahaan induk
dengan anak perusahaan serta unit bisnis yang lain.
Oleh karena itu, agar transaksi-transaksi tersebut berjalan baik dan sehat tanpa
ada praktik-praktik yang bertentangan dengan kaidah serta etika bisnis umum,
maka perusahaan sebaiknya menggunakan metode yang tepat dalam menentukan
harga transaksi.
25
REFERENSI
https://dosen.upi-
yai.ac.id/v5/dokumen/materi/050031/191_20221021060208_BAB%206%20PENENTUA
N%20HARGA%20TRANSFER.pdf
https://e-journal.uajy.ac.id/23521/3/EA%20222115.pdf
Metode Transfer Pricing Menggunakan Harga Pasar (manajemenkeuangan.net)
Transfer Pricing Adalah | Metode dan Contoh | TP Doc | (manajemenkeuangan.net)
Cost Plus Pricing Method: Cara Menghitung Penetapan Harga (jurnal.id)
26