Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN KAS DALAM KEUANGAN SYARIAH

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah yang
dibina oleh
Uly Mabruroh Halida, M.E.

Oleh:
Kelompok 5
Firman Ardiansyah 19383041108
Imraatul Khofifah 19383042025
Aldha Desyana Fitriyah 19383042098
Ririn Triana Sari 19383042112

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
Oktober 2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji hanya milik Allah ‘Azza Wa Jalla


karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah sebagai tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah yang berjudul
“Manajemen Kas Dalam Keuangan Syariah” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada panutan
kita, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, keluarganya, para
sahabatnya, dan siapa saja yang mengikhlaskan diri untuk ber-ittiba’ kepada beliau
hingga datangnya hari kiamat nanti.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan.


Masih banyak kekurangan dan kesalahan akibat keterbatasan-keterbatasan penulis,
untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan
untuk pengembangan dan kesempurnaan makalah ini. Penulis mendapatkan
bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak sehingga penyusunan
makalah ini berjalan dengan baik. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada pihak Institut Agama Islam
Negeri Madura, Bapak dan Ibu Dosen atas bimbingan yang telah diberikan
khususnya Ibu Uly Mabruroh Halida, M.E., selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Keuangan Syariah. Tak lupa juga penulis haturkan terima kasih kepada
kedua orang tua dan saudara yang telah memberikan perhatian, doa, semangat, dan
dukungan selama ini serta teman-teman yang telah memberikan semangat dan
masukan dalam penulisan makalah ini.

Akhir kata, penulis hanya mampu mengucapkan terima kasih atas bantuan,
dukungan, serta doa dari kalian. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan
keilmuan pada umumnya, terkhusus Manajemen Keuangan Syariah. Aamiin.

Pamekasan, 10 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kas ............................................................................................. 3
B. Manfaat Dan Motif Adanya Kas Dalam Suatu Perusahaan .................... 4
C. Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan Kas Suatu Perusahaan ............ 6
D. Definisi Dan Tujuan Manajemen Kas ..................................................... 7
E. Dasar Syariah Manajemen Kas ............................................................... 8
F. Model Manajemen Kas ........................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar
2.1 Konsep Model Miller-Orr ............................................................................. 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan tertentu demi kelangsungan dan
kemajuan perusahaan tersebut. Tujuan setiap perusahaan berbeda-beda, tergantung
jenis dan bentuk perusahaan tersebut. Perusahaan dalam mencapai tujuan harus dapat
memanfaatkan sumber daya yang ada. Salah satu sumber daya yang cukup penting bagi
perusahaan adalah kas. Pengelolaan kas yang baik dan efisien, akan bermanfaat bagi
suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Kas merupakan komponen yang ada dalam aktiva lancar yang paling likuid bagi
suatu perusahaan. Manajer keuangan perlu mengelola kas karena hal tersebut memiliki
nilai strategis yang berkaitan dengan operasional perusahaan. Setiap penerimaan dan
pengeluaran kas harus dilakukan dengan baik yang mana perusahaan jangan sampai
kekurangan uang kas untuk melakukan berbagai keperluan suatu perusahaan.
Perusahaan yang mengalami kekurangan uang kas dalam memenuhi kewajibannya
akan berakibat terhadap hilangnya kepercayaan pihak luar akan eksistensi perusahaan
dan dapat menghambat kegiatan perusahaan. Selain itu, kelebihan uang kas pada
perusahaan harus diatur sebaik mungkin, agar tidak terjadi idle kas, sehingga
penerimaan dan pengeluaran kas harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.1

Berdasarkan hal tersebut, penting sekali adanya manajemen kas dalam


perusahaan. Tujuan dasar manajemen kas adalah memelihara besarnya investasi
perusahaan dalam bentuk kas serendah mungkin, namun tetap menjaga operasional
perusahaan secara efektif dan efisien.2 Oleh karena itu, manajemen kas merupakan
suatu keharusan bagi setiap perusahaan. Adanya manajemen kas yang baik, perusahaan
dapat dengan mudah menyediakan berbagai sumber daya yang dibutuhkan dengan
tepat tanpa menghadapi masalah kekurangan kas, khususnya pada perusahaan atau

1
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Prenadamedia, 2010), hlm. 188.
2
Sri Dwi Ari Ambarwati, Manajemen Keuangan Lanjut, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 125.

1
perbankan berbasis syariah juga membutuhkan manajemen kas demi kelanjutan
perusahaan tersebut. Untuk itu, penulis tertarik untuk membahas dalam makalah ini
tentang manajemen kas dalam keuangan dan dasar syariah manajemen kas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, sebagai berikut:

1. Apakah definisi kas?


2. Apakah manfaat dan motif adanya kas dalam suatu perusahaan?
3. Apakah faktor yang mempengaruhi persediaan kas suatu perusahaan?
4. Apakah definisi dan tujuan manajemen kas?
5. Apakah dasar syariah manajemen kas?
6. Bagaimanakah model manajemen kas?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulisan makalah ini bertujuan sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis definisi kas;


2. Untuk mengetahui dan menganalisis manfaat dan motif adanya kas dalam suatu
perusahaan;
3. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang mempengaruhi persediaan kas
suatu perusahaan;
4. Untuk mengetahui dan menganalisis definisi dan tujuan manajemen kas;
5. Untuk mengetahui dan menganalisis dasar syariah manajemen kas;
6. Untuk mengetahui dan menganalisis model manajemen kas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kas
Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK No. 2 Tahun 2012, mendefinisikan
kas sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan. Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening
giro.3 Selain itu, berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan, kas adalah uang tunai
dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai
berbagai aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Kas dalam
pemerintahan dapat berupa kas daerah dan kas negara.4

Sedangkan Martani dkk mendefinisikan kas sebagai aset keuangan yang bisa di
gunakan untuk kegiatan operasional di sebuah perusahaan dan dalam kas tersebut
terdapat aset yang nilainya paling likuid karena dapat digunakan untuk membayar
kewajiban di perusahaan. Sedangkan, menurut Purwaji dkk, kas merupakan alat
pembayaran yang siap dipakai dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan-
kegiatan umum yang ada dalam suatu perusahaan.5

Kas merupakan elemen modal kerja yang tingkat likuiditasnya paling tinggi,
karena kas adalah seluruh uang tunai yang ada di tangan dan disimpan di bank dalam
berbagai bentuk seperti deposito dan rekening koran. Kas merupakan alat tukar yang
memungkinkan manajemen menjalankan berbagai aktivitas usahanya. Bahkan tidak
jarang dalam kenyataan keberhasilan suatu perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan menyediakan kas untuk
memenuhi kewajiban finansial pada waktu yang telah ditentukan.6

3
Dwi Suranti, “Perlakuan Akuntansi Kas Kecil”, Journal of Applied Accounting and Taxation, Vol. 1,
No. 1, (Maret 2016), hlm. 21.
4
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, Standar Akuntansi Pemerintahan Republik Indonesia, Edisi
2019, PSAP No. 03 hlm. 85-86. Diakses dari http://.ksap.org, pada 23 Oktober 2021 pukul 16.05 WIB.
5
Diakses dari http://repository.um-surabaya.ac.id, pada 22 Oktober 2021 pukul 22.00 WIB.
6
Ni Luh Putu Wiagustini, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, (Bali: Udayana University Press, 2010),
hlm. 122.

3
Berdasarkan beberapa definisi kas di atas, dapat disimpulkan bahwa kas adalah
suatu alat pembayaran atau aset keuangan yang dimiliki oleh perusahaan atau
organisasi untuk digunakan dalam setiap aktivitasnya, yang mana kas dapat berbentuk
uang atau berupa saldo simpanan dalam bank. Kas juga merupakan elemen modal kerja
yang paling likuid dan perusahaan atau organisasi penting memiliki kas, karena dengan
adanya kas dapat menunjang keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi dalam
menjalankan setiap kegiatan operasionalnya. Selain itu, kas digunakan sebagai alat
tukar bagi manajemen dalam menjalankan usahanya.

B. Manfaat dan Motif Adanya Kas dalam Suatu Perusahaan


Kas sangat berperan dalam pemenuhan kewajiban finansial jangka pendek
perusahaan atau untuk membiayai berbagai hal yang sebelumnya tidak diduga akan
muncul. Apabila perusahaan tidak menyimpan kas dalam jumlah yang cukup maka
perusahaan akan sulit untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sehingga
akibatnya perusahaan akan dinilai buruk dan dinyatakan dalam keadaan tidak likuid.
Hal ini akan mempengaruhi citra perusahaan dan menghilangkan kepercayaan pihak
lain terhadap perusahaan. Selain itu, menyimpan kas dalam jumlah berlebihan bagi
perusahaan akan mengakibatkan suatu perusahaan tidak dapat mencapai tingkat
profitabilitas yang optimal, yaitu tingkat keuntungan yang seharusnya dapat diperoleh
perusahaan bila perusahaan dapat memanfaatkan kas yang berlebihan itu untuk
melakukan aktivitas usaha. Kas yang dibiarkan menganggur akan menimbulkan biaya
penyimpanan.7

Berdasarkan hal tersebut, terjaganya likuiditas dan profitabilitas perusahaan


sekaligus, maka keberadaan persediaan minimum kas yang benar dalam suatu
perusahan mutlak diperlukan supaya kondisi perusahaan tetap baik (kas yang tersimpan
tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar). Selain itu, perlu juga diperhatikan mengenai
penggunaan budget kas untuk mengetahui sumber penerimaan kas dan alokasi
penggunaannya. Analisis persediaan minimum kas yang benar dapat juga dijadikan

7
Dyah Kusumawati, “Persediaan Minimum Kas Sebagai Alat Untuk Menjaga Tingkat Likuiditas &
Profitabilitas”, Diakses Dari http://media.neliti.com, Pada 22 Oktober 2021 Pukul 22.30 WIB.

4
sebagai dasar untuk mengambil suatu kebijakan dalam menetapkan persediaan
minimum kas sehingga apa yang diharapkan perusahaan dapat tercapai secara
maksimal, yaitu terjaminnya likuiditas usaha dan tercapainya profitabilitas
perusahaan.8

Jumlah kas yang cukup dapat memberikan kemungkinan potongan penjualan,


jika perusahaan pemasok menawarkan potongan penjualan bagi pembayaran yang
lebih awal, karena jika perusahaan tidak memanfaatkan kesempatan potongan tersebut
dipandang sebagai biaya, yaitu biaya atas tidak memanfaatkan potongan tersebut.
Tingkat kas yang tepat juga akan mempengaruhi current ratio dan quick ratio, di mana
rasio-rasio tersebut merupakan kunci utama dalam menilai posisi perusahaan terhadap
pengajuan kredit kepada pihak ketiga.9

Mengelola kas memiliki trade-off tingkat laba dan risiko. Semakin banyak sisa
kas, semakin tinggi likuiditas perusahaan, dan semakin terjaga dari risiko kurangnya
kas. Kekurangan kas dapat meninmbulkan kegiatan perusahaan terhambat. Sebaliknya,
kas yang terlalu besar mengakibatkan minimnya produktivitas kekayaan perusahaan.
Dengan trade-off seperti itu, perusahaan harus memiliki sisa kas yang optimal, yaitu
sisa kas yang dapat mengamankan likuiditas perusahaan, karena juga dapat memelihara
produktivitas perusahaan.10

John Maynard Keynes mengatakan bahwa terdapat tiga motif atau alasan suatu
perusahaan harus memiliki kas sebagai berikut:11

1. Motif transaksi. Maksudnya uang kas digunakan oleh perusahaan untuk


melakukan pembelian dan pembayaran, seperti pembelian barang atau jasa,
membayar gaji, upah, atau lainnya.
2. Motif spekulatif. Maksudnya dalam motif spekulatif uang kas digunakan
sebagai alat untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang mungkin

8
Ibid.
9
Agus Zainul Arifin, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Zahir Publishing, 2018), hlm. 12.
10
Kariyoto, Manajemen Keuangan Konsep Dan Implementasinya, (Malang: Ub Press, 2018), hlm. 54.
11
Kasmir, Op. Cit., hlm. 190.

5
timbul di waktu yang akan datang, misalnya turunnya harga bahan baku secara
tiba-tiba akan memberikan pengaruh keuntungan bagi perusahaan dan
kemungkinan akan meningkat dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Sederhananya dalam hal ini, perusahaan memiliki kesempatan untuk membeli
dengan uang kas yang dimilikinya dan menjual pada saat harganya naik.
3. Motif berjaga-jaga. Maksudnya yaitu perusahaan menggunakan uang kas untuk
berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk keperluan yang tidak
terduga, seperti pada saat perusahaan mengalami kerugian tertentu sehingga
harus menutupi kerugiannya sesegera mungkin.

Berdasarkan ketiga motif tersebut merupakan alasan seseorang atau perusahaan


perlu untuk memiliki atau menyimpan kas, dalam kata lain individu atau perusahaan
mempunyai alasan tertentu sesuai dengan tujuan perusahaan masing-masing. Namun,
apabila dilihat dari sisi syariah, mengenai motif spekulatif tidak boleh sembarangan
diterapkan oleh perusahaan yang berbasis syariah. Karena Islam melarang adanya
penimbunan suatu barang ketika harga barang mengalami penurunan, yang mana akan
menguntungkan individu atau perusahaan apabila dijual kembali pada saat terjadi
kelangkaan terhadap barang tersebut.

C. Faktor yang Mempengaruhi Persediaan Kas Suatu Perusahaan


Persediaan besi atau minimal kas adalah jumlah minimal dari kas yang harus
dipertahankan oleh suatu perusahaan agar sewaktu-waktu dapat memenuhi kewajiban
finansialnya. Biasanya persediaan besi kas juga disebut dengan safety cash balance.
Besarnya persediaan kas minimal berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan lainnya. Menurut Riyanto, faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
persediaan minimal kas sebagai berikut:12

1. Aliran kas yang masuk (cash inflow) dengan aliran kas keluar (cash outflow)
seimbang. Adanya keseimbangan yang baik mengenai kuantitas maupun waktu
antara cash inflow dengan cash outflow dalam suatu perusahaan berarti bahwa

12
Diakses dari http://eprints.umm.ac.id, pada 23 Oktober 2021 pukul 20.28 WIB.

6
pengeluaran kas baik mengenai jumlah atau mengenai waktunya dapat dipenuhi
dari penerimaan kasnya, sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai
persediaan besi kas yang besar.
2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
Perusahaan dalam menjaga likuiditasnya, perlu membuat perkiraan atau
estimasi mengenai aliran kas dalam perusahaan. Apabila aliran kas selalu sesuai
dengan perkiraannya, maka perusahaan tersebut tidak perlu menghadapi
kesulitan likuiditas.
3. Adanya hubungan yang baik dengan bank
Apabila pimpinan perusahaan berhasil dapat membina hubungan yang baik
dengan bank, akan mempermudah baginya dalam mendapatkan kredit ketika
menghadapi kesulitan keuangan pada perusahaan, baik yang disebabkan oleh
peristiwa yang tidak terduga maupun peristiwa yang telah diduga sebelumnya.

D. Definisi dan Tujuan Manajemen Kas


Manajemen kas merujuk pada aspek keuangan yang berhubungan dengan
pengumpulan, pengelolaan, dan penggunaan dari kas. Kegiatan dalam manajemen kas
termasuk menilai likuiditas pasar, arus kas, investasi, dan bertanggung jawab untuk
menyiapkan strategi pendanaan membiayai kebutuhan jangka pendek dan jangka
panjang. Menurut Kasmir, manajemen kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan
yang mengatur arus kas (cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan dan
memanfaatkan idle cash dan perencanaan cash.13

Mengelola kas sangat penting bagi perusahaan, karena akan berpengaruh


terhadap kesuksesan dan kelancaran aktivitas perusahaan baik dari segi operasional
maupun finansialnya. Tujuan manajemen kas yaitu untuk meminimalkan jumlah kas
yang harus dimiliki oleh perusahaan guna menjalankan aktivitas bisnis secara normal,
di mana pada waktu yang bersamaan perusahaan juga memiliki kas yang cukup untuk

13
Kasmir, Op. Cit., hlm. 188.

7
mengambil potongan dagang, menjaga peringkat kredit, dan memenuhi kebutuhan kas
yang tidak diperkiran sebelumnya.14

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas


diperlukan baik untuk biaya operasional perusahaan sehari-harinya maupun untuk
mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Pengeluaran kas suatu perusahaan dapat
bersifat terus-menerus atau kontinyu, seperti pembelian bahan mentah, pembayaran
upah buruh dan gaji, dan lainnya. Selain itu, terdapat juga aliran kas keluar bersifat
kontinyu, meliputi pembayaran bunga, pajak penghasilan, pembayaran angsuran
hutang dan lain sebagainya.15

Perusahaan tidak hanya terdapat aliran kas keluar (cash outflow), melainkan
juga terdapat aliran kas masuk (cash inflow) bersifat kontinyu seperti hasil penjualan
tunai, penerimaan piutang, dan lainnya. Penerimaan dan pengeluaran kas dalam
perusahaan akan berlangsung terus-menerus selama perusahaan masih beraktivitas
secara normal.16 Oleh karena itu, manajemen kas sangat penting bagi perusahaan demi
kelancaran setiap aktivitas operasi dan finansial suatu perusahaan.

E. Dasar Syariah Manajemen Kas


Kas merupakan harta tunai maupun harta yang masih berbentuk saldo di bank
yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Manajemen kas dalam sisi syariah, kas/harta tunai
yang dimiliki oleh perusahaan apabila telah mencapai nishab dan haul, maka wajib bagi
perusahaan untuk mengeluarkan zakat.17 Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa
Ta’ala yang berbunyi:18

14
Sri Dwi Ari Ambarwati, Loc. Cit.
15
Nurfitriyaningsih, “Analisis Manajemen Kas Terhadap Tingkat Profitabilitas Dan Likuiditas Pada PT
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Kantor Wilayah Makassar”, (Skripsi: Universitas
Muhammadiyah Makassar, 2018), hlm. 13.
16
Ibid.
17
Intan Mardiyah, Krisnawati, dan Muhammad Adi Saputra, “Manajemen Kas”, (Makalah: IAIN Syaikh
Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, 2019), hlm. 7.
18
Diakses dari https://tafsirweb.com/3050-surat-at-taubah-ayat-34.html, pada 23 Oktober 2021 pukul
21.25 WIB.

8
َِّ ‫يل‬ِ ِ‫صدُّو ٰن ٰعن ٰسب‬ ِ ِ ‫ٓل ٱلن‬ ِ ‫ٱلر أهب‬ ِ ِ‫ٓأَيٰيُّها ٱلَّ ِذين ءامنُأو۟ا إِ َّن ٰكث‬
ۗ ‫ٱَّلل‬ ُ ٰ‫َّاس بِٱل ٓأبٰط ِل ٰوي‬ ٰ ‫ان لٰيٰ أ ُكلُو ٰن أ أٰم ٰو‬ٰ ُّ ‫ٰحبٰا ِر ٰو‬
‫ريا م ٰن أٱْل أ‬
ً ٰٰ ٰ ٰ ٰ

‫اب أٰلِ ٍيم‬ َِّ ‫يل‬


ٍ ‫ٱَّلل فٰ بٰ ِش أرُهم بِ ٰع ٰذ‬ ٰ ‫ضةٰ ٰوَٰل يُ ِنف ُق‬
ِ ِ‫وَنٰا ِِف ٰسب‬ َّ ‫ب ٰوٱل ِأف‬ َّ ‫ين يٰكأنِ ُزو ٰن‬ ِ
ٰ ‫ٱلذ ٰه‬ ٰ ‫ٰوٱلَّذ‬

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang


alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan
batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang
yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”
(QS. At-Taubah ayat 34).

Selain itu, dalam hadits yang shahih, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda:19

ِ‫ص ٰفائِح ِمن َٰن ٍر فٰأ أ‬


‫ُْح ٰى‬ ‫ص ِف ٰح أ‬ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ
ُ ‫ب ٰوَلٰ فضَّة َلٰ يُ ٰؤدى منأ ٰها ٰح َّق ٰها إَِلَّ إِذٰا ٰكا ٰن يٰ أو ُم الأقيٰ ٰامة‬ ٍ ‫ب ذٰ ٰه‬ ِ ‫اح‬ِ ‫ما ِمن ص‬
‫ت لٰهُ ٰ ٰ أ‬ ٰ ‫ٰ أ‬
ِ ٍ
‫أف ٰسنٰ ٍة‬ٰ ‫ني أٰل‬ ِ ‫ت أ ُِعي ٰد أ‬
ٰ ‫ت لٰهُ ِِف يٰ أوم ٰكا ٰن م أق ٰد ُارهُ َٰخأس‬ ‫َّم فٰ يُك ٰأوى ِِبٰا ٰج أن بُهُ ٰو ٰجبِينُهُ ٰوظٰ أه ُرهُ ُكلَّ ٰما بٰ ٰر ٰد أ‬ ِ
ٰ ‫ٰعلٰأي ٰها ِف َٰن ِر ٰج ٰهن‬
‫ريى ٰسبِيلُهُ إِ َّما إِ َٰل ا أْلٰن َِّة ٰوإِ َّما إِ َٰل النَّا ِر‬ ِ ِ ‫ضى ب‬
ُٰ ٰ‫ني الأعبٰاد ف‬
ٰ‫ٰح ََّّت يُ أق ٰ ٰ أ‬

“Tidaklah pemilik emas dan pemilik perak yang tidak menunaikan haknya (emas dan
perak) darinya (yaitu zakat), kecuali jika telah terjadi hari kiamat (emas dan perak,
pent) dijadikan lempengan-lempengan di neraka, kemudian dipanaskan di dalam
neraka Jahannam, lalu dibakarlah dahinya, lambungnya dan punggungnya. Setiap kali
lempengan itu dingin, dikembalikan (dipanaskan di dalam Jahannam) untuk
(menyiksa)nya. (Itu dilakukan pada hari kiamat), yang satu hari ukurannya 50 ribu
tahun, sehingga diputuskan (hukuman) di antara seluruh hamba. Kemudian dia akan
melihat (atau: akan diperlihatkan) jalannya, kemungkinan menuju surga, dan
kemungkinan menuju neraka” (HR Muslim II/680 No. 987, dari Abu Hurairah).

19
Diakses dari https://abufawaz.wordpress.com/, pada 23 Oktober 2021 pukul 21.29 WIB.

9
Menurut Husain Syahatah, macam-macam harta yang wajib dizakati karena
kedudukannya sebagai harta tunai meliputi al-Nuqud al-Mutlaqah (emas, perak, dan
semisalnya yang dihukumi sama seperti keduanya), uang (baik uang logam maupun
uang kertas yang sehukum dengan keduanya), piutang (amanah dan perjanjian
keuangan), perhiasan dan mahar, surat-surat berharga (saham, cek, dan obligasi), dan
simpanan investasi pada bank.20

F. Model Manajemen Kas


Siklus konversi kas berupa lamanya kas yang dikeluarkan hingga kembali ke
kas dari hasil penjualan tunai atau penagihan piutang identik dengan manajemen
persediaan. Dalam manajemen persediaan, total biaya persediaan terdiri dari biaya
pesan dan biaya simpan dimana terdapat trade-off di antara biaya kedua biaya tersebut.
Adanya trade-off tersebut, maka perlu dioptimumkan untuk menghasilkan jumlah
pesanan setiap kali pesan agar menghasilkan biaya persediaan minimum yang dikenal
dengan Economic Order Quantity – EOQ. Demikian juga pada manajemen kas akan
terdapat biaya kas berupa biaya pesan dan biaya simpan yang mana dalam kedua biaya
tersebut terdapat trade-off,21 sehingga perlu dioptimumkan dengan adanya model
manajemen kas berupa model Baumol dan model Miller-Orr sebagai berikut:

1. Model Baumol
Model Baumol dikembangkan oleh William Baumol dari konsep manajemen
persediaan, yaitu konsep Economic Order Quantity (EOQ). Asumsi yang
dikemukakan oleh William Baumol bahwa kebutuhan kas perusahaan adalah
stabil dan dapat diperkirakan serta arus kas masuk dari operasi juga stabil.
Kedua asumsi tersebut merupakan kelemahan model Baumol karena pada
praktiknya kebutuhan kas maupun penerimaan kas dari operasinya berfluktuasi
sepanjang tahun atau dapat juga dikatakan terdapat unsur musiman. Rumus
model Baumol sebagai berikut:22

20
Intan Mardiyah, Krisnawati, dan Muhammad Adi Saputra, Op. Cit., hlm. 8.
21
J.P. Sitanggang, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), hlm. 134.
22
Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Andi, 2008), hlm. 388.

10
2(𝐹)(𝑇)
𝐶∗ = √
𝑘

Keterangan:
C* = Saldo kas optimal
F = Biaya tetap untuk sekali menjual sekuritas atau meminjam dana
T = Jumlah yang dibutuhkan untuk mendanai transaksi sepanjang periode
k = Opportunity cost dari memegang uang tunai dari memegang uang
tunai, yang sama dengan tingkat keuntungan yang diperoleh jika
membeli sekuritas atau biaya meminjam untuk memegang uang tunai
C = Jumlah kas yang diperoleh dari penjualan sekuritas atau meminjam
C/2 adalah rata-rata saldo kas

2. Model Miller-Orr
Model Miller-Orr merupakan model yang dikembangkan oleh Merton Miller
dan Daniel Orr, di mana dalam model ini mengembangkan suatu model
penentuan saldo kas sasaran yang memperhitungkan unsur ketidakpastian dari
arus kas masuk dan keluar. Miller-Orr mengasumsikan bahwa distribusi arus
kas bersih harian mendekati normal. Setiap hari, arus kas bersih bisa sama
dengan atau lebih kurang dari expected value pada distribusi normal. Jadi arus
kas harian mengikuti pola acak (random walk). Rumus model Miller-Orr
sebagai berikut:23
𝟏
𝟑𝑭𝝈𝟐 𝟑
𝒁=( ) +𝑳
𝟒𝒌

𝑯 = 𝟑𝒁 − 𝟐𝑳

𝟒𝒁 − 𝑳
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒍𝒅𝒐 𝒌𝒂𝒔 =
𝟑

23
Ibid., hlm. 389.

11
Keterangan:
Z = Saldo kas sasaran
H = Batas atas
L = Batas bawah (ditentukan oleh manajemen)
F = Transactions cost (fixed cost)
k = Opportunity cost memegang kas (harian)
σ2 = Variansi arus kas bersih harian

Konsep model Miller-Orr sebagai berikut:


Gambar 2.1 Konsep Miller-Orr

Saldo kas dimulai dari Z. Karena kas berfluktuasi mengikuti pola acak, saldo
kas akan naik atau turun sampai menyentuh batas atas (H) atau batas bawah (L).
Jika menyentuh H, sejumlah uang tunai yaitu H - Z ditransfer keluar dari saldo
kas (ditukar menjadi sekuritas likuid). Jika menyentuh L, sejumlah uang tunai
yaitu Z - L akan ditransfer menjadi saldo kas.24

24
Ibid., hlm. 390.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kas adalah suatu alat pembayaran atau aset keuangan yang dimiliki oleh
perusahaan atau organisasi untuk digunakan dalam setiap aktivitasnya, yang mana kas
dapat berbentuk uang atau berupa saldo simpanan dalam bank. Kas juga merupakan
elemen modal kerja yang paling likuid dan perusahaan atau organisasi penting
memiliki kas, karena dengan adanya kas dapat menunjang keberhasilan suatu
perusahaan atau organisasi dalam menjalankan setiap kegiatan operasionalnya. Selain
itu, kas digunakan sebagai alat tukar bagi manajemen dalam menjalankan usahanya.
Apabila perusahaan tidak menyimpan kas dalam jumlah yang cukup maka perusahaan
akan sulit untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sehingga akibatnya
perusahaan akan dinilai buruk dan dinyatakan dalam keadaan tidak likuid. Manajemen
kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas (cash flow)
untuk mempertahankan likuiditas perusahaan dan memanfaatkan idle cash dan
perencanaan cash.

Mengelola kas sangat penting bagi perusahaan, karena akan berpengaruh


terhadap kesuksesan dan kelancaran aktivitas perusahaan baik dari segi operasional
maupun finansialnya. Tujuan manajemen kas yaitu untuk meminimalkan jumlah kas
yang harus dimiliki oleh perusahaan guna menjalankan aktivitas bisnis secara normal,
di mana pada waktu yang bersamaan perusahaan juga memiliki kas yang cukup untuk
mengambil potongan dagang, menjaga peringkat kredit, dan memenuhi kebutuhan kas
yang tidak diperkiran sebelumnya. Dalam manajemen kas, terdapat dua model yang
digunakan yaitu model Baumoll dan model Miller-Orr.

B. Saran
Suatu perusahaan baik itu perusahaan konvensional atau bahkan berbasis
syariah, sangat penting adanya manajemen kas. Karena, dengan adanya manajemen kas
perusahaan atau organisasi akan berjalan dengan baik dalam segi operasional maupun
finansialnya. Dalam konsep syariah mengenai manajemen kas haruslah didasarkan atas

13
norma-norma dan hukum Islam. Sekalipun dalam segi teori antara manajemen kas
modern dengan manajemen kas dalam keuangan syariah identik, tetapi terdapat
perbedaan dalam segi pengelolaan kas yang didasarkan atas syari’at Islam. Manajer
tentunya harus mempertimbangkan antara kemashlahatan umum daripada kepentingan
pribadi dalam setiap operasinya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Ambarwati, Sri Dwi Ari. Manajemen Keuangan Lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010.

Arifin, Agus Zainul. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Zahir Publishing, 2018.

Atmaja, Lukas Setia. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi,
2008.

Kariyoto. Manajemen Keuangan Konsep Dan Implementasinya. Malang: Ub Press,


2018.

Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenadamedia, 2010.

Sitanggang, J.P. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media,


2014.

Wiagustini, Ni Luh Put. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Bali: Udayana


University Press, 2010.

Artikel (Skripsi, Jurnal, Makalah, dan Website)


Diakses dari http://eprints.umm.ac.id, pada 23 Oktober 2021 pukul 20.28 WIB.

Diakses dari http://repository.um-surabaya.ac.id, pada 22 Oktober 2021 pukul 22.00


WIB.

Diakses dari https://abufawaz.wordpress.com/, pada 23 Oktober 2021 pukul 21.29


WIB.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, Standar Akuntansi Pemerintahan Republik


Indonesia, Edisi 2019, PSAP No. 03 hlm. 85-86. Diakses dari http://.ksap.org,
pada 23 Oktober 2021 pukul 16.05 WIB.

Kusumawati, Dyah. “Persediaan Minimum Kas Sebagai Alat Untuk Menjaga Tingkat
Likuiditas & Profitabilitas”, Diakses Dari http://media.neliti.com, Pada 22
Oktober 2021 Pukul 22.30 WIB.

15
Mardiyah, Intan, Krisnawati, dan Muhammad Adi Saputra. “Manajemen Kas”,
Makalah: IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, 2019. Diakses
dari https://tafsirweb.com/3050-surat-at-taubah-ayat-34.html, pada 23 Oktober
2021 pukul 21.25 WIB.

Nurfitriyaningsih. “Analisis Manajemen Kas Terhadap Tingkat Profitabilitas Dan


Likuiditas Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Kantor Wilayah
Makassar”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Makassar, 2018.

Suranti, Dwi. “Perlakuan Akuntansi Kas Kecil”, Journal of Applied Accounting and
Taxation. Vol. 1, No. 1, Maret 2016.

16

Anda mungkin juga menyukai