Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN KAS
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan 1
Dosen Pengampu: Raudhatul Hidayah, Dr., SE, ME, Ak, CA

Disusun Oleh :

Kelompok 2
Anggi Nabila Harni 2210536044
Annisa Khairani 2210536058
Aminatussuhriah 2210536048
Aqsal Wildan Moeslem CE221157
Ayu Ramadhani 2210536019
Faramitha Ramadhani 2210536051
Frisya Luthfi Utari 2210536015
Raina Rama 2110533015
Rizka Maghfira 2210536049

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Manajemen Piutang” ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah Manajemen Keuangan I . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagaimana Manajemen Piutang bagi para pembaca dan penulis.

Sebagai penulis makalah ini, mengucapkan terima kasih kepada Ibu Raudhatul Hidayah,
Dr., SE, ME, Ak, CA. selaku dosen Mata Kuliah Manajemen Keuangan 1 yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan Bahasa
maupun segi lainnya. Sehingga kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Dengan demikian, penulis mengharapkan semoga makalah dengan
judul “Manajemen Piutang” ini dapat diambil hikmah dan dapat memberikan manfaat kepada
pembaca.

Padang, 14 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................5
PEDAHULUAN..............................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................6
BAB II.............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..............................................................................................................................7
2.1 Pengertian Kas dan Manajemen Kas................................................................................7
2.2 Fungsi dan Tujuan Manajemen Kas..................................................................................8
2.3 Sumber dan Penggunaan Kas............................................................................................8
2.4 Motif Manajemen Kas......................................................................................................9
2.5 Strategi Dalam Manajemen Kas.......................................................................................9
2.6 Unsur-Unsur Dalam Manajemen Kas.............................................................................10
2.7 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Persediaan Kas............................10
2.8 Safety Level of Cash Balace...........................................................................................12
2.9 Saldo Kas Optimal..........................................................................................................12
2.10 Model-Model Manajemen Kas.......................................................................................12
BAB III..........................................................................................................................................17
PENUTUP.....................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17
3.2 Saran................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

3
BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen kas dirasakan penting terutama karena tingkat suku bunga investasi
jangka pendek yang relatif tinggi telah menaikkan biaya kesempatan (Opportunity
Cost) dari uang tunai yang ditahan oleh perusahaan. Dalam usaha mengoptimalkan
tersedianya dana dan mengurangi biaya bunga atas sumber dana luar perusahaan, maka
manajer keuangan melakukan manajemen kas. Kas merupakan salah satu unsur modal
kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kas yaitu berupa uang tunai yang
terdapat dalam perusahaan (cash on hand) dan surat berharga lainnya, serta uang yang
ada di bank dalam bentuk rekening koran dan deposito atau tabungan yang dalam
jangka pendek atau waktu segera dapat diuangkan sebagai alat pembayaran. Dalam
menjalankan usahanya, setiap perusahaan selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan
baik untuk membiayai operasi perusahaan setiap hari maupun untuk melakukan
investasi baru dalam aktiva tetap. Keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya tergantung dengan tersedianya uang tunai atau kas untuk
membayar kewajiban – kewajiban finansial dalam waktu yang segera dan tepat waktu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Kas dan Manjemen Kas ?


2. Apa saja Fungsi dan Tujuan Manajemen Kas ?
3. Bagaimana sumber dan penggunaan Kas?
4. Apakah yang dimaksud dengan motif manajemen kas ?
5. Apa saja stategi dalam manajemen kas ?
6. Apa saja unsur-unsur dalam manajemen kas ?
7. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan kas ?
8. Apa yang dimaksud dengan safety level of cash balance ?
9. Bagaimana menentukan saldo kas optimal ?
10. Apa saja model- model manajemen kas??

4
1.3 Tujuan

1. Untuk memahami pengertian dari Kas dan Manjemen Kas ?


2. Untuk mengetahui Fungsi dan Tujuan Manajemen Kas ?
3. Untuk mengetahui Sumber dan penggunaan Kas?
4. Untuk mengetahui motif- motif manajemen kas ?
5. Untuk mengetahui stategi dalam manajemen kas ?
6. Untuk mengetahui unsur-unsur dalam manajemen kas ?
7. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan
kas ?
8. Untuk mengetahui safety level of cash balance ?
9. Untuk mengetahui cara menentukan saldo kas optimal?
10. Untuk mengetahui model- model manajemen kas dan apa yang dimaksud dengan
Model Random Aliran Kas ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kas dan Manajemen Kas

1. Pengertian Kas

Kas merupakan asset perusahaan yang bersifat liquid yang sangat menarik dan
sangat mudah terjadinya penyelewengan. Selain itu banyak transaksi perusahaan
yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Karena itu, untuk
memperkecil terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut uang
kas perusahaan, diperlukan adanya pengendalian yang bai katas kas dan Bank. Dari
segi Akuntansi yang dimaksud dengan kas adalah segala sesuatu baik berbentuk
uang maupun bukan uang yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai
alat pelunasan yang tidak produktif sehingga harus diusahakan agar jumlahnya
jangan terlalu besar yang menimbulkan Sebagian dana tersebut menganggur (idle
cash) dan sebaliknya jumlah tersebut tak boleh kecil yang dapat menimbulkan
hambatan-hambatan dalam menjalankan usaha yang sedang dijalankan oleh
perusahaan.

Menurut buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2


(IAI,2009:2.2) Kas yaitu : kas terdiri dari saldo kas ( cash on hand) dan rekening
giro dan setara kas (Cash Equivalent) adalah investasi yang besifat sangat liquid
berjangka pendek dengan cepat dapat disajikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) menjelaskan bahwa pengertian kas adalah seluruh alat pembayaran yang
siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Sedangkan
bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang bisa digunakan oleh perusahaan
secara bebas untuk membiaya kegiatan.

2. Pengertian Manajemen Kas

Manajemen Kas ialah suatu proses pengumpulan dan pengaturan kas perusahaan.


Selain itu manajemen kas juga meliputi sebuah proses pemanfaatan kas untuk

6
investasi dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Manajemen kas yakni
kunci dalam menjaga stabilitas dan solvabilitas (kesanggupan untuk membayar
utang) perusahaan. Bendahara perusahaan atau manajer keuangan selalu
bertanggung jawab terhadap keseluruhan manajemen kas dan tanggung jawab
lainnya sesuai kaitan dengan kesanggupan membayar utang.

Manajemen kas akan berhasil jika bisa menghindari lilitan hutang, meningkatkan
tingkat pengumpulan kas, memilih investasi jangka pendek yang sesuai dan
menambah jumlah kas pada perusahaan untuk meningkatkan posisi kas dan profit
perusahaan. Kemampuan melakukan manajemen kas sangat penting, terutama
untuk perusahaan baru yang tidak terlalu besar, karena biasanya perusahaan ini
mempunyai akses yang minim terhadap pinjaman, sedangkan untuk biaya dimuka
untuk operasionalnya cukup besar. Bijak dalam melakukan manajemen kas bisa
membantu perusahaan dalam menghadapi biaya yang tak terduga. Berikut
merupakan defenisi manajemen kas menurut para ahli :

 Menurut Megantara, dkk (2006), manajemen kas adalah pengelolaan kas


yang dimiliki oleh suatu entitas dengan memperhatikan upaya-upaya
pengendalian yang baik sehingga dapat digunakan secara efisien dan efektif
dalam aktivitas operasional entitas tersebut. 
 Menurut Ambarwati (2010), manajemen kas adalah suatu sistem
pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas (cash Flow) untuk
mempertahankan likuiditas perusahaan serta memanfaatkan idle cash dan
perencanaan cash. 
 Menurut Murwanto (2006), manajemen kas adalah strategi dan proses untuk
mengelola secara efektif dan efisien arus kas jangka pendek dan saldo-saldo
kas yang ada.

Berdasarkan defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen kas merupakan


strategi dan sistem pengelolaan kas yang dimiliki perusahaan sehingga kas dapat
digunakan dengan efektif dan efisien.

7
2.2 Fungsi dan Tujuan Manajemen Kas
2.3 Sumber dan Penggunaan Kas
2.4 Motif Manajemen Kas
2.5 Strategi Dalam Manajemen Kas

Menurut Syamsudin (2000), terdapat tiga strategi dasar yang dapat dilakukan oleh
perusahaan dalam manajemen kas, yaitu: 
1. Membayar utang dagang selambat mungkin asal jangan sampai mengurangi
kepercayaan pihak supplier kepada perusahaan, akan tetapi memanfaatkan setiap
potongan tunai (cash discount) yang menguntungkan bagi perusahaan.
2. Mengatur perputaran persediaan secepat mungkin tetapi hindarilah risiko kehabisan
persediaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan pada masa-masa
selanjutnya (konsumen kehilangan kepercayaan kepada perusahaan. 3. kumpulkan
piutang secepat mungkin tetapi jangan sampai mengakibatkan kemungkinan
menurunnya volume penjualan dalam penjualan kredit dan pengumpulan piutang.
Hampir semua transaksi perusahaan berawal dan berakhir pada penerimaan dan
pengeluaran kas, sementara berdasarkan sifatnya kas sangat mudah dibawa dan
dipindahtangankan dan tidak disertai identitas pemiliknya. Oleh karena itu, kas
sangat mudah diselewengkan dan menjadi sasaran kecurangan-kecurangan yang
lainnya sehingga perlu untuk diadakan pengawasan terhadap kas. Pengawasan ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian, yang sering kali disebabkan
karena kurang terkontrolnya sistem yang dijalankan.
Menurut Sucipto (2006), strategi dalam pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas
adalah sebagai berikut:
a. Penerimaan kas 
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan berasal dari penjualan tunai,
penerimaan kas dari piutang dan penerimaan pinjaman dari pembelian kredit.
Prosedur pengawasan intern terhadap terhadap kas antara lain adalah: 
1. Diadakan pembagian tugas antara fungsi penerimaan, pencatatan dan
penyampaian kas.
2. Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas dan harus disetor dalam
jumlah yang penuh ke bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya.

8
3. Dibedakan antara fungsi pengelola kas dan pencatat kas. 
4. Setiap hari dibuat laporan kas baik dari fungsi pengelola kas maupun dari fungsi
pencatatan penerimaan kas. 
5. Secara intern, tanpa pemberitahuan lebih dahulu, diadakan pemeriksaan kas.
6. Catatan penerimaan kas dalam jurnal penerimaan kas dapat direkonsiliasi
dengan catatan setoran ke bank yang terdapat dalam rekening koran bank.
b. Pengeluaran kas 
Pengeluaran kas dalam suatu perusahaan untuk membayar berbagai macam
transaksi dibuatkan prosedur pengawasannya, yaitu sebagai berikut: 
1. Setiap pengeluaran kas yang relatif cukup besar dilakukan dengan cek, atas
nama perusahaan penerima pembayaran atau pemindah bukukan. 
2. Pengeluaran kas sifatnya rutin dan tidak dapat dilakukan dengan cek (karena
jumlahnya relatif kecil), dilakukan melalui dana kas yang diselenggarakan
dengan sistem imprest. 
3. Digunakan sistem voucher untuk menjamin bahwa pengeluaran-pengeluaran
kas memang untuk perusahaan. 
4. Dipisahkan antara yang menulis cek, yang menandatangani dan yang mencatat
cek. 
5. Diadakan pemeriksaan mendadak dalam jangka waktu yang tidak ditentukan
2.6 Unsur-Unsur Dalam Manajemen Kas
2.7 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Persediaan Kas

Kas adalah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.
Makin tinggi tingkat jumlah kas maka perusahaan semakin likuid (sebaliknya). Jumlah
kas yang paling ideal sampai saat ini belum ada standar umumnya, tetapi telah terdapat
beberapa pedoman untuk menentukan jumlah kas perusahaan. Hal ini
dikemukaan oleh H.G Guthmann bahwa jumlah kas yang ada di perusahaan yang ‘well
finance’ hendaknya tidak kurang dari 5%-10% dari jumlah aktiva lancar. Jumlah kas
dapat pula dihubungkan dengan salesnya (penjualan). Perbandingan antara sales
dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnover).
Makin tinggi turnovernya makin baik Karena berarti makin efisien penggunaan kasnya.

9
Seperti halnya sediaan, kas juga memiliki persediaan bersih atau
persediaan minimal yang disebut sebagai “safety cash balance” (merupakan jumlah kas
minimal dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat
memenuhi kewajibanfinansialnya sewaktu-waktu.

Faktor yang mempengaruhi kas:

1. Faktor Penyebab Bertambahnya Kas


 Investasi yang dikeluarkan pemilik saham
 Hutang yang berasal dari perusahaan
 Piutang
 Penyusutan
 Penjualan Kas
 Penjualan aktiva tetap
2. Faktor Penyebab Berkurangnya Kas
 Buy back saham
 Pemenuhan kewajiban seperti hutang dan bunga
 Pembiayaan Deviden
 Kegiatan operasional
 Pembelian aktiva tetap
 Pembayaran hutang perdagangan

Faktor yang memenuhi besar kecilnya persediaan bersih kas:

1. Perimbangan antara aliran kas masuk dan kas keluar

Adanya perimbangan yang baik mengenai kuantitas maupun timming antara cash
inflow dengan cash outflow dalam suatu perusahaan berarti bahwa pengeluaran kas
baik mengenai jumlahnya maupun waktunya dapat dipenuhi dan penerimaan
kasnya sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai persediaan besi kas yang besar.
Adanya perimbangan tersebut antara lain disebabkan karena adanya kesesuaian
antara syarat pembelian dengan syarat penjualan. ini berarti bahwa pembayaran
hutang akar dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari pengumpulan piutang.

10
Pembayaran-pembayaran untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh,
dan lain-lain, diharapkan dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari hasil
penjualan produknya.

2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan

Untuk menjaga likuiditas, perusahaan perlu membuat perkiraan atau estimasi


mengenai aliran kas di dalam perusahannya. Apabila aliran kas senyatanya selalu
sesuai dengan dengan estimasinya, maka perusahaan tersebut tidak menghadapi
kesukaran likuiditas. Bagi perusahaan ini tidak perlu mempertahankan persediaan
besi kas yang besar. Sebaliknya perusahaan yang aliran kasnya sering mengalami
penyimpangan yang merugikan dan yang diestimasikan, perlulah perusahaan ini
mempertahankan adanya persediaan besi kas yang agak besar.

Penyimpangan yang merugikan dalam aliran kas keluar misalnya karena adanya
pemogokan, banjir, angin puyuh dan bencana alam lainnya, adanya penubahan
peraturan pemerintah mengenai upah buruh, sehingga perusahaan harus sering
mengadakan pengeluaran ekstra. Penyimpangan yang merugikan dalam aliran kas
masuk misalnya kegagalan langganan untuk memenuhi kewajiban finansialnya.
Bagi perusahaan yang sering mengalami penyimpangan yang merugikan dalam
aliran kasnya dirasakan perlu untuk mempertahankan adanya persediaan kas yang
relatif besar dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak sering mengalami
peristiwa seperti tersebut di atas.

3. Adanya hubungan yang baik dengan bank

Apabila pimpinan suatu perusahaan telah berhasil dapat membina hubungan yang
baik dengan bank akan mempermudah baginya untuk mendapatkan kredit dalam
menghadapi kesulitan finansialnya, baik yang disebabkan karena adanya peristiwa
yang tidak diduga maupun yang dapat diduga sebelumnya. Bagi perusahaan ini
tidak perlu mempunyai persediaan besi yang besar.

2.8 Safety Level of Cash Balace


2.9 Saldo Kas Optimal

11
2.10 Model-Model Manajemen Kas

1. Model Persediaan untuk Kas (Model Baumol)

Model manajemen kas pertama kali digunakan oleh seorang pakar bernama
Baumol. Oleh karena itu, model ini disebut dengan model Baumol. Baumol
menjelaskan bahwa keperluan kas dalam perusahaan hampir sama dengan
penggunaan persediaan. Bila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, maka
perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan dalam
menginvestasikan dananya pada kesempatan investasi yang lain yang berpotensi
lebih menguntungkan. 

Namun sebaliknya, jika saldo kas perusahaan nilainya rendah, maka perusahaan
mungkin mengalami kesulitan likuiditas yang tinggi. Dengan begitu dibutuhkan
adanya penyeimbang dan pemahaman akan manajemen kas serta likuiditas.
Permasalahan lainnya pun bisa terjadi pada persediaan.

Menurut Boumol, kebutuhan kas dalam perusahaan hampir mirip dengan


pemakaian persediaan. Maka dari itu, Boumol berkata jika manajemen kas dan
manajemen perusahaan memiliki suatu kesamaan jika ditinjau dari aspek keuangan.
Jika sebuah perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, maka perusahaan akan
kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana yang dimilikinya tersebut jika
terdapat kesempatan investasi lain yang akan lebih menguntungkan begitupun juga
sebaliknya. Model Baumol mengasumsikan bahwa pemakaian kas selalu konstan
setiap waktu, model ini tidak cocok untuk kondisi ketidakpastian pemakaian kas.

Total biaya transaksi yang akan diminimalkan untuk memperoleh saldo kas optimal
terdiri dari biaya penyimpanan dan biaya pemesanan/transaksi. Maka biaya total
rumusnya yaitu :

Biaya Total = Biaya Penyimpanan + Biaya Transaksi

C T
TC = i+ b
2 C

12
1
C = [ ( 2× b ×T ) :i] 2

Keterangan :

C = saldo kas optimal


i = tingkat bunga
T = total kebutuhan kas dalam satu periode
b = biaya order kas

2. Model Random Aliran Kas (Model Miller-Orr)

Model Miller dan Orr merumuskan manajemen kas seperti berikut ini: 

 Dalam keadaan penggunaan dan pemasukan kas yang bersifat acak,


perusahaan perlu melakukan penetapan batas atas bawah saldo kas. 
 Apabila saldo kas mencapai batas atas, perusahaan perlu melakukan
perubahan dalam jumlah tertentu atas kas agar saldo kembali ke jumlah
yang diinginkan.
 Sebaliknya, apabila saldo kas menurun dan mencapai batas bawah,
perusahaan perlu melakukan penjualan sekuritas agar saldo kas naik
kembali ke jumlah yang diinginkan. 

Pada dasarnya, manajemen kas yang baik akan menentukan masa depan dari suatu
perusahaan. Jika diketahui manajemen kas tidak berjalan dengan baik, maka
perusahaan dapat mengalami kerugian karena kekurangan kas walaupun perusahaan
menghasilkan profit. Terlebih mengingat situasi bisnis selalu fluktuatif, sehingga
pengelolaan dan perencanaan kas yang baik sangatlah dibutuhkan.

Model Miller Orr mengasumsikan bahwa saldo kas berfluktuasi dari waktu ke
waktu secara random (acak). Model ini lebih cocok untuk diterapkan oleh banyak
perusahaan yang saldo kasnya berfluktuasi. Model ini pada dasarnya menentukan
batas atas dan batas bawah saldo kas, serta menentukan saldo kas yang optimal
yang perlu dimiliki oleh perusahaan. Dalam model manajemen kas ini, baik

13
pemasukan maupun pengeluaran kas turut disertakan. Model ini, berasumsi bahwa
arus kas bersih harian (arus kas masuk dikurangi arus kas keluar) tersebar secara
normal. Arus kas bersih dapat berupa nilai yang diharapkan (Expected Value) atau
bisa juga disebut nilai lebih tinggi atau nilai yang lebih rendah.

Perhitungan batas h dengan z akan dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, biaya
transaksi kas dari dan ke transaksi kas dari dan ke surat berharga. Kedua, bi surat
berharga. Kedua, biaya simpan yang berupa biaya simpan yang berupa biaya
kesempatan ya kesempatan yang hilang karena dana tertanam di kas (pendapata
bunga yang hilang karena dana tidak diinvestasikan di surat berharga). Ketiga,
fluktuasi saldo kas harian. Nilai z bisa dihitung melalui formula berikut ini:

3 b σ 2 12
z = ( )
4i
h = 3z
4z
C =
3

Keterangan :

z = batas bawah

14
h = batas atas
b = biaya transaksi (tetap) pembelian/penjualan surat berharga
2
σ = varians kas bersih harian
i = tingkat bunga harian pada surat berharga
C = rata – rata saldo kas
Untuk menghitung saldo kas dengan menggunakan metode Miller-Orr, berikut ini
ringkasan langkah-langkah yang harus kita lakukan :
1. Menentukan batas minimal, apakah 0 atau jumlah tertentu yang menjadi jumlah
minimal yang aman (minimum safety);
2. Menghitung standar deviasi aliran kas harian. Standar deviasi tersebut bisa
dihitung dengan menggunakan data historis aliran kas bersih harian;
3. Menentukan tingkat bunga harian;
4. Memperkirakan biaya transaksi pembelian/penjualan surat berharga;
5. Model mereka bisa menghasilkan saldo kas yang lebih optimal dibandingkan
saldo kas yang dipunyai oleh perusahaan-perusahaan dalam penelitian mereka.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

16
DAFTAR PUSTAKA

Megantara, Andie, dkk. 2006. Manajemen Perbendaharaan Pemerintah Aplikasi di Indonesia.


Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan Akuntansi Pemerintah (LPKPAP).
Ambarwati, Sri Dwi Ari. 2010. Manajemen Keuangan Lanjutan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Maulida, R. (2022, Maret 29). Pengertian Manajemen Kas Serta Contohnya dalam Akuntansi.
Retrieved from Online Pajak: https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/manajemen-kas
Murwanto, Rahmadi, dkk. 2006. Manajemen Kas. Jakarta: Lembaga Pengkajian Keuangan
Publik dan Akuntansi Pemerintah (LPKPAP).
Riadi, M. (2022, Juli 6). Manajemen Kas (Fungsi, Motif, Strategi, Unsur dan Model). Retrieved
from Kajian Pustaka: https://www.kajianpustaka.com/2022/07/manajemen-kas.html
Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga.
Syamsudin, Lukman. 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sucipto. 2007. Penilaian Kinerja Keuangan. Jurnal Akuntansi Universitas Sumatra Utara.
Hanafi. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

17
18

Anda mungkin juga menyukai