Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

“MANAJEMEN KAS,MANAJEMEN PIUTANG,MANAJEMEN PERSEDIAAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

KELAS D

VERNI SITI ASTUTI B1C118246

SHALSA PRADHYTA PUSPA AULIA B1C118264

MUTHMAINNAH MAYLAFASYA PURNARAMADHAN B1C11940

YUYUN WARDANI B1C120199

ADILLAH NURUL HIKMA B1C120200

AGIL HIDAYAT.M B1C120201

AGNES PASKALITA KASIM B1C120202

AKBA B1C120204

ALDA LIAN RAMLI B1C120206

ALDY KURNIAWAN B1C120207

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen
Keuangan.Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang “Manajemen
Kas,Manajemen Piutang, dan Manajemen Persediaan”bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sitti Nurnaluri, S.E., M.Si selaku dosen Mata
Kuliah Manajemen Keuangan.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, November 2021

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5

1.3 Tujuan ................................................................................................................ 5

BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................................... 7

2.1 Manajemen Kas ................................................................................................................ 7

2.1.1.Pengertian Manajemen ................................................................................... 7

2.1.2 Kas tujuan Manajemen Kas ......................................................................... 7

2.1.3 Motif pokok yang mendasari perusahaan dan perorangan untuk memiliki
kas dan surat berharga lainya ........................................................................ 8

2.1.4 Model dari Manajemen kas ............................................................................. 9

2.2 Manajemen Piutang ...................................................................................................... 13

2.2.1 Pengertian dari Manajemen Piutang ............................................................. 13

2.2.2 Fungsi Manajemen Piutang ......................................................................... 14

2.2.3 Kebijakan Manajemen Piutang .................................................................... 14

2.2.4 Pentingnya manajemen piutang .................................................................. 17

2.3. Manajemen Persediaan ............................................................................................... 18

2.3.1 Apa Pengertian dari Manajemen Persediaan .......................................... 18

2.2.2 tujuan dari manajemen Persediaan ......................................................... 19

2.2.3 Faktor Pendukung Manaajemen Persediaan ........................................... 19

2.2.4 Pendekatan Metode Manajemen Persediaan ........................................... 20

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 24

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 24

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 25


3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang yang paling penting dalam
sebuah perusahaan berskala besar maupun kecil baik profit maupun non profit, akan
mempunyai perhatian besar di bidang keuangan terutama dalam perkembangan dunia usaha
yang semakin maju, persaingan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin ketat,
belum lagi kondisi perekonomian yang tidak menentu menyebabkan banyaknya perusahaan
yang tiba-tiba mengalami kebangkrutan.

Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan


mempergunakan kegiatan orang lain. Keuangan merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan
dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan yang mencakup gaji, peningkatan
profesional, pengadaan sarana, perbaikan ruang, pengadaan peralatan kantor, pengadaan alat-
alat, alat tulis kantor (ATK), kegiatan. Penjelasan di atas menggambarkan bahwa keuangan
adalah jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk pengelolaan secara efektif dan
efisien dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Manajemen keuangan adalah meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan


data, laporan keuangan, dan pertanggung jawaban penggunaan dana sesuai dengan yang
direncanakan. Adapun unsur-unsur manajemen keuangan meliputi perencanaan, penggunaan,
pencatatan data, laporan keuangan, dan pertanggung jawaban.

Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan
dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha
pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien (Sartono,
1998). Pendapat lain mengemukakan manajemen keuangan adalah pengaturan kegiatan
keuangan yang menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan
keuangan. (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2002: 4). Sedangkan menurut Husnan (2000)
manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan
keuangan.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Manajemen Kas

1.1.1 Apa itu Manajemen kas ?


1.1.2 Apa tujuan Manajemen Kas ?

1.1.3 jelaskan 4 motif pokok yang mendasari perusahaan dan perorangan untuk
memiliki kas dan surat berharga lainya ?
1.1.4 Apa saja model dari Manajemen kas?

2. Manajemen Piutang

1.2.1 Apa pengertian dari Manajemen Piutang ?

1.2.2 Apa fungsi Manajemen Piutang ?

1.2.3 Apa Kebijakan Manajemen Piutang ?

1.2.4 Apa pentingnya manajemen piutang ?

3. Manajemen Persediaan

1.3.1 Apa Pengertian dari Manajemen Persediaan ?

1.3.2. Apa tujuan dari manajemen Persediaan?

1.3.3. Apa Faktor Pendukung Manaajemen Persediaan?

1.3.4. Apa saja Pendekatan Metode Manajemen Persediaan?

1.3 Tujuan

1.1.1. Mengetahui apa itu menajemen kas

1.1.2. Mengetahui apa tujuan manajemen kas

1.1.3. Mengetahui apa 4 motif pokok yang mendasari perusahaan dan perorangan
untuk memiliki kas dan surat berharga lainya.

1.1.4 Mengetahui apa saja model dari manajemen kas

5
1.2.1. Mengetahui apa pengertian dari manajemen piutang

1.2.2. Mengetahui apa fungsi manajemen piutang

1.2.3. mengetahui apa kebijakan manajemen piutang

1.2.4. mengetahui apa pentingnya manajemen piutang

1.3.1. mengetahui apa pengertian dari manajemen persediaan

1.3.2. mengetahui apa tujuan dari manajemen persediaan

1.3.3. Mengetahui apa faktor pendukung manajemen persediaan

1.3.4. mengetahui apa saja pendekatan metode manajemen persediaan

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Kas

2.1.1 Manajemen Kas

Kas dapat diartikan sebagai nilai uangkontan yang ada dalam perusahaan besertapos-
pos lain yang dalam waktu dekat dapatdiuangkan sebagai alat pembayarankebutuhan
fnansial, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya. Kas meliputi: Uang tunai
(kertas/logam) baikyang ada ditangan perusahaan (Cash inhand) atau ada di bank (bank),
Cek,demand deposit, money order (kas bon) dll.

Manajemen Kas Didefnisikan sebagai pengoptimasian penggunaan kas sebagai


aktiva.Hal ini berarti tidak boleh terjadi kegagalan pemakaian kas, dan pengawasan terhadap
posisi kas. Atau suatu sistem pengelolaan kas perusahaan dengan tujuan agar tersedia kas
yang lebih memadai, artinya tidak terlalu banyak namun tidak juga terlalu sedikit.

2.1.2 Tujuan Manajemen Kas

1. Melunasi kewajiban

Khususnya kewajiban jangka pendek yang harus dipenuhi dalam waktu dekat seperti pajak,
upah untuk karyawan, pembayaran dividen untuk para pemegang saham. Pajak adalah
kewajiban yang tidak bisa Anda lewatkan begitu saja karena sudah ada aturan khusus dari
pemerintah soal itu. Apabila Anda mangkir dari membayar pajak, maka akan ada denda dan
hukuman yang dibebankan.

Sedangkan upah karyawan adalah hal yang sudah menjadi hak mereka yang sudah bekerja.
Perusahaan yang baik tentunya akan mengupah karyawan secara rutin sesuai dengan
perjanjian kerjanya.Seluruh kewajiban itu hanya bisa Anda selesaikan saat memiliki kas.

2. Menjaga ketersediaan kas

Kas tidak hanya digunakan untuk kewajiban jangka pendek yang biasanya disetorkan
secara rutin, tapi bisa jadi sebagai penjaga perusahaan saat mengalami hal-hal yang tidak
terprediksi. Misalnya, salah satu pabrik mengalami kebakaran.

7
Untuk menanggulangi hal itu secara cepat, perusahaan hanya bisa mengandalkan kas
mereka. Jadi, kas juga bisa digunakan sebagai dana darurat bagi perusahaan. Biasanya
perusahaan sudah menganggarkannya di awal.

3. Menekan pengeluaran

Prinsip dari manajemen kas adalah setiap kas yang dikeluarkan harus bisa
menghasilkan imbal yang jumlahnya lebih besar. Untuk itu perusahaan perlu memikirkan
bagaimana caranya mengeluarkan uang secara ekonomis.

4. Menyeimbangkan arus kas masuk dan keluar

Pengaturan kas ini bermanfaat untuk menyeimbangkan arus kas masuk dan keluar.
Apabila arus kas masuk lebih tinggi, maka perusahaan dinilai dapat mengatur kasnya dengan
baik. Jika arus kas keluar lebih tinggi, maka perusahaan harus melakukan berbagai macam
cara untuk membuat kas masuk yang lebih tinggi.

5. Untuk berinvestasi

Jika kas yang dimiliki berlebih, untuk mendapatkan hasil yang lebih besar,
perusahaan tidak akan ragu untuk berinvestasi menggunakan kas mereka. Instrumen investasi
yang dipilih pun biasanya yang likuid, yaitu instrumen di pasar modal. Atau perusahaan bisa
memanfaatkan momen suku bunga sedang turun. Sehingga, akan menanam modal di suatu
instrumen sembari berharap ketika suku bunga naik, modalnya pun akan bertambah berkali-
kali lipat.

2.1.3 Motif pokok yang mendasari perusahaan dan perorangan untuk memiliki kas
dan surat berharga

Menurut Suad Husnan ( 2002 : 37 ), ada beberapa permasalahan yang muncul dalam
manajemen kas yaitu bagaimana mengembangkan sistem yang efesien untuk penerimaan dan
pengeluaran kas, dan bagaimana perusahaan mempunyai cukup uang kas untuk memenuhi
kebutuhan pembayaran yang timbul. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan 2 (dua) hal yaitu :

Perusahaan harus dapat memprediksikan secara tepat jumlah saldo kas untuk suatu periode
tertentu.Melakukan sinkronisasi secara tepat penerimaan dan pengeluaran kas.

8
Ada 4 (empat) motif pokok yang mendasari perusahaan dan perorangan untuk
memiliki kas dan surat berharga lainnya adalah:

1. Motif transaksi, yaitu kebutuhan akan kas untuk pembayaran - pembayaran yang
ditimbulkan oleh pengeluaran sehari-hari dari perusahaan.Pembayaran ini termasuk
diantaranya adalah pembelian bahan mentah, gaji pegawai, pajak, deviden dan sebagainnya.

2. Motif berjaga – jaga, yaitu untuk menahan kas terutama berkaitan bisa tidaknya arus kas
masuk dan arus kas keluar diperkirakan. Arus kas yang makin mudah diperkirakan
sebelumnya, makin sedikit jumlah kas yang ditahan untuk menghadapi keadaan tidak
terduga. Faktor lain adalah untuk kemampuan meminjam tambahan kas secara mendadak.
Kebutuhan menahan kas bisa terpenuhi sebagian besar dengan memiliki aktiva yang dapat
segera dicairkan seperti surat berharga jangka pendek.

3. Motif memenuhi kebutuhan dimasa depan, saldo kas dan surat berharga perusahaan suatu
saat bisa melonjak tinggi karena kas dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu
dimasa yang akan datang.

4. Motif memenuhi saldo kompensasi,dimana sistem perbankan secara umum memberikan


banyak sekali jenis pelayanan pada dunia usaha. Perusahaan membayar jasa pelayanan ini
sebagian dengan cara membayar langsung dan terkadang sebagian lagi dengan
mempertahankan sejumlah kas minimal di bank yang disebut saldo kompensasi. Saldo
kompensasi ini berupa saldo minimum yang diputuskan untuk tetap berada di bank dalam
rekening gironya dan untuk perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan tertentu kepada
bank. Dengan adanya saldo ini bank dapat meminjamkan dana – dana tersebut pada pihak
lain dengan jangka waktu yang lebih lama. Bank akan memperoleh penghasilan bunga, yang
merupakan biaya jasa tidak langsung yang harus dibayar oleh perusahaan pertama tadi. Inilah
yang menyebabkan mengapa perusahaan mempunyai kas.

2.1.4 Model dari Manajemen kas

1. Model Baumol

Model ini memberikan arahan kepada perusahaan untuk bisa menjaga jumlah kasnya
dengan baik dalam menyelesaikan berbagai kewajiban. Serta, mengincar investasi ketika ada
dana berlebih.

9
Hal itu karena apabila tidak dilakukan secara tepat, perusahaan akan kehilangan kesempatan
untuk berinvestasi ketika saldo kas termasuk tinggi. Apabila kas termasuk rendah, tingkat
likuiditas perusahaan juga rendah, dan perusahaan akan sulit membayar berbagai
kewajibannya.

Untuk lebih jelasnya, ini adalah rumus yang digunakan untuk model Baumol:

Penjelasannya:

Biaya Total = Biaya Simpan + Biaya Transaksi

TC = (C/2) i + (T/C)B

C = [(2 x b x T) : i]1/2

Dimana :

C=Saldo Kas Optimal (yang akan dicari)

i=Tingkat Bunga

T=Total Kebutuhan kas dalam satu periode

b=biaya order kas

contoh

Kebutuhan kas perusahaan selama satu bulan Rp. 20 juta.Perusahaan memperoleh kas
dengan menjual surat berharga.Biaya transaksi perolehan kas adalah Rp. 10 ribu, sedangkan
tingkatbunga adalah 18% per tahun, atau 1,5% per bulan.Hitunglah saldo kas optimalnya,
berapa kali order pengisian kas nyadalam sebulan dan total cost.

Diketahui :

T =Rp. 20 juta.
b=Rp. 10 ribu
i=18% per tahun, atau 1,5% per bulan.
Ditanya ; C..?

Jawab :

a) Saldo Kas Optimal

C = [(2 x b x T) : i]1/2

10
C = [(2 x 10.000 x 20.000.000) /0,015)]1/2

= Rp. 5.163.978

maka saldo kas yang optimal adalah Rp. 5.163.978

b) Banyaknya order pengisian kas dalam sebulan.=

T/C= 20 juta / 5,163 juta= 3,9 kali ≈ 4 kali

c) Total Cost

TC= (C/2) i + (T/C)b

TC = [(5.163.978/2) x 0,015] + [(20.000.000/5.163.978) x 10.000]

TC = 38.730 + 38.730

TC= 77.460

2. Model Miller Orr

Asumsi kas yang digunakan pada model Baumol adalah konstan. Perusahaan perlu
menentukan batas atas dan bawah pada kas yang bersifat tidak konstan.Ketika perusahaan
menyadari kas perusahaan mencapai batas atas, maka perusahaan wajib melakukan sesuatu
terhadap kas agar saldonya kembali ke jumlah yang ditargetkan.

Ketika perusahaan menyadari kas perusahaan mengalami penurunan atau hingga


mencapai batas bawah, perusahaan dapat menjual sekuritas untuk membuat saldo berada di
angka sesuai target. Batas atas dan minimum dapat ditentukan perusahaan sesuai dengan
keadaan ekonomi dan kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Dalam keadaan penggunaan dan pemasukan kas yang bersifat acak, perusahaan perlu
menetapkan batas atas dan batas bawah saldo kas. Bila saldo kas mencapai batas atas,
perusahaan perlu mengubah sejumlah tertentu atas kas agar saldo kembali ke jumlah yang
diinginkan.Sebaliknya, bila saldo kas menurun dan mencapai batas bawah, perusahaan perlu
menjual sekuritas agar saldo kas naik kembali ke jumlah yang diinginkan.

11
Batas atas dalam gambar diagram di atas ditunjukkan oleh garis H dan batas bawah oleh titik
0. Ini berarti bahwa perusahaan menetapkan jumlah minimal kas mencapai nol, baru
perusahaan akan mengubah atau menjual sekuritas untuk menambah jumlah kas menjadi Z
(jumlah kas yang diinginkan perusahaan).

Rumus :

Z = (3 b σ2 / 4 i ) 1/3

h = 3 zC= 4 z / 3

Keterangan :

z = batas bawah yang akan dicari

h = batas atas

b = biaya transaksi (tetap) pembelian/penjualan surat berharga

σ2 = varians aliran kas bersih harian

i = tingkat bunga harian pada surat berharga

C = rata-rata saldo kas

Contoh

Penyimpangan aliran kas bersih harian adalah Rp.2.000, tingkat bunga adalah 10%per
tahun, biayatransaksi pembelian surat berharga adalah Rp.100.000.Berapa batas bawah dan
atas?

Diketahui :

b=100.000

i=10% per tahun

Ditanya : z dan h..?

Jawab: Tingkat bunga harian, dengan mengasumsikan satu tahun ada 365 hari.

i = 0,1 / 365 = 0,000274

Varians aliran kas bersih harian:

σ2 = (2.000)2 = Rp. 4.000.000

12
Batas bawah (z) :

Z = (3 b σ2 / 4 i ) 1/3

z = [3 x 100.000 x 4.000.000 / (4 x 0,000274)] 1/3

Z = Rp. 103.068

Batas atas ( h) :

h=3z

h = 103.068 x 3

h = Rp. 309.204

Rata-rata saldo kas adalah

C=4z/3

C = (4 x Rp. 103.068)/3

C = Rp. 137.424

2.2 Manajemen Piutang

2.2.1 Pengertian Manajemen Piutang

Piutang (accounts receivable ) adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang
akan datangkarena terjadinya transaksi dimasa lalu. Investasi ke modal kerja piutang
ditimbulkan dari adanya penjualan kredit, dan besarnya tingkat investasi piutang tergantung
pada kebijakan kredit dan sistem pengumpulan piutang dalam hubungannya dengan stimulasi
peningkatan penjualan. Peningkatan penjualan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Tetapi disisi lain, peningkatan piutang jugamembutuhkan tambahan pembiayaan, biaya untuk
analisis kredit dan penagihan piutang sertakemungkinan piutang yang macet tak dapat
ditagih. Sebagai contoh, jika perusahaan menetapkanharga yang sama untuk penjualan kredit
dan tunai, kemudian penawaran kredit ini berdampak pada pengurangan harga. Pengurangan
ini terjadi disebabkan oleh dua cara, yaitu pengurangan langsung jika perusahaan
memberikan potongan penjualan ketika piutang dibayar dalam periode potongan, dan
pengurangan tidak langsung akibat investasi dana yang tertanam dalam piutang sampai batas
jatuh temponya.

13
Masalah piutang dianggap begitu penting dalam kaitannya dengan perusahaan, karena
perusahaan harus menentukan berapa jumlah piutang yang optimal. Piutang perusaahaan
padaumumnya merupakan jumlah yang terbesar dalam aktiva lancar dan merupakan bagian
yang cukup besar dari aset perusahaan. Karena jumlahnya yang cukup besar ini, perusahaan
terhadapkebijaksanaan yang mempengaruhi jumlah piutang pada akhirnya mempengaruhi
profitabilitas perusahaan.

Manajemen piutang adalah praktik atau sistem yang dibuat oleh perusahaan melalui
proses perencanaan, pengawasan, pengendalian uang yang ditagihkan kepada pihak yang
meminjam. Tagihan kepada pihak lain yang dimaksud adalah tagihan perorangan maupun
perusahaan atas setiap aktiva atau aset perusahaan yang timbul dari transaksi kredit.

2.2.2 Fungsi Manajemen Piutang

Adapun fungsi manajemen piutang dapat dilihat melalui empat fungsi utamanya yaitu:

1. Perencanaan – Merencanakan anggaran atau pos apa saja menggunakan


pembayaran kredit

2. Pengorganisasian – Menciptakan kebijakan atau prosedur penagihan piutang agar


berjalan secara efektif.

3. Penerapan atau pengarahan – menerapkan kebijakan atau aturan yang telah dibuat
sehingga perusahaan mampu mengetahui mana piutang tertagih dan tidak tertagih.

4. Pengawasan – Perusahaan mampu mengevaluasi kebijakan piutang yang telah


dijalankan. Apakah pengelolaan piutang berjalan efektif atau justru merugikan.

2.2.3 Kebijakan Manajemen Piutang

Manajemen piutang mampu mengontrol siklus piutang mulai dari terjadinya piutang
hingga penagihan sehingga tidak mengganggu aliran kas perusahaan. Ada beberapa langkah
yang bisa dilakukan dalam penerapan manajemen piutang yaitu sebagai berikut.

1. Analisis Standar Kredit

Standar kredit merupakan kualitas minimal yang digunakan untuk menilai apakah
peminjam layak untuk diberikan kredit atau pinjaman. Dengan menentukan standar kredit,
14
perusahaan bisa menentukan besaran pemberian kredit serta jangka waktu yang diberikan
untuk melakukan pelunasan. Ada beberapa versi kriteria dalam menganalisis standar kredit
yaitu 5C, 5P, dan 3R.

Adapun analisis standar kredit 5C sebagai berikut:

 Characteristic: Perilaku pemohon pinjaman yang meliputi kejujuran, keterbukaan,


pengalaman dalam meminjam, dan perilaku umum lainnya.
 Capability: Kemampuan pemohon pinjaman dalam mengelola usahanya.
 Capital: Utang yang diberikan bukan satu-satunya sumber daya. Namun pemohon
juga harus memiliki modal.
 Collateral: Pemohon harus bisa memberikan jaminan pinjaman.
 Condition: Keadaan yang terjadi ketika adanya transaksi atau permohonan piutang
baik secara makro maupun mikro.

Sedangkan analisis 5P meliputi:

 Party: Pengelompokan calon pemohon pinjaman.


 Purpose: Tujuan pemohon pinjaman. Apa yang akan dilakukan dan digunakan dari
dana pinjaman tersebut.
 Prospect: Memprediksi efektivitas hasil dari pinjaman yang diberikan.
 Protection: Adanya perlindungan atau jaminan atas aset atau uang yang dipinjamkan.
 payment: menganalisis apakah kredit yang dipinjamkan mampu dikembalikan atau
tidak.

Di sisi lain, prinsip analisis kredit 3R dijabarkan lebih sederhana namun cukup
menggambarkan aspek-aspek sebelumnya yaitu:

 Return: Tingkat keberhasilan dari aktivitas piutang baik bagi peminjam maupun
pemohon pinjaman.
 Repayment: Kemampuan pemohon pinjaman untuk melunasi pinjamannya.
 Risk: Kemampuan pemohon dalam menanggung risiko apabila tidak mampu
mengembalikan hutangnya.

2. Persyaratan Kredit

Persyaratan kredit yang dimaksud adalah meliputi ketentuan-ketentuan yang dibuat


perusahaan dalam mengelola piutangnya. Syarat kredit meliputi penentuan periode kredit,

15
potongan tunai, penetapan bunga dan syarat-syarat lain yang diberikan kepada pemohon
pinjaman. Umumnya, syarat kredit sangat dipengaruhi dengan jenis usaha yang dijalankan,
bentuk kerjasama, kondisi kreditur maupun debitur, nilai ekonomis produk, dan sifat relatif
lainnya.

3. Kebijakan Penagihan

Kebijakan penagihan utang sangat didasari oleh kebijakan kredit yang telah disepakati
misalnya jumlah pinjaman yang diterima, periode kredit, dan persyaratan khusus lainnya
Perusahaan harus jeli dalam menentukan kebijakan penagihan pinjaman. Mulai dari media
penagihan apakah melalui email, penagihan langsung, atau melalui agen. Satu hal yang perlu
diingat dalam menentukan kebijakan penagihan adalah strategi dalam penagihan itu sendiri.

Misal, jika perusahaan terlalu agresif kepada peminjam dalam hal ini konsumen, bukan hal
yang tidak mungkin apabila mereka akan beralih ke pesaing bisnis. Dalam hal pinjaman
karyawan misalnya, kebijakan pinjaman yang berbelit dan membebankan menyebabkan
perusahaan kehilangan karyawan terbaiknya dan mungkin akan memengaruhi kinerja
perusahaan secara langsung.

4. Mengandalkan Pihak Ketiga

Kebijakan terakhir bukanlah prinsip utama yang bisa dilakukan untuk mengefisiensi
manajemen piutang perusahaan. Namun di dalam persaingan yang semakin ketat dan sangat
volatile mengandalkan pihak ketiga merupakan pilihan terbaik.

Pihak ketiga yang dimaksud adalah pihak di luar perusahaan yang membantu mengelola
piutang perusahaan misalnya adalah menggunakan layanan teknologi keuangan atau
konsultasi dengan konsultan bisnis. Mengandalkan pihak ketiga adalah investasi jangka
panjang yang paling efektif dalam mengelola keuangan terutama piutang perusahaan.
Misalnya, Anda bisa menggunakan teknologi pengolahan akuntansi dan keuangan untuk
memangkas birokrasi penagihan dan pemberian piutang, pemantauan, hingga kemudahan
pengolahan data.

16
2.2.4 Pentingnya Manajemen Piutang

Perusahaan akan memiliki piutang dagang apabila melakukan penjualan secara kredit.
Piutang dagang merupakan hal yang sangat penting dan perlu dianalisis untuk mengertahui
bagaimana perusahaan mengelola piutang secara efektif dan efesien. Analisis ini dapat
dilakukan dengan memperlihatkan aspek – aspek : kebijakan kredit, kebijakan pengumpulan
piutang, serta Nlisis terhadap para pelanggan yang terhubung atau debitur ( Suad Husnan,
1985 : 137)

Contoh Manajemen Piutang

Misalkan sebuah perusahaan dagang PT. Angkasa Jaya semula melakukan


penjualannya secara tunai. Penjualan yang tercapai pada perusahaan PT. Angkasa Jaya setiap
tahunnya rata-rata sebesar Rp. 100 juta.Kemudian perusahaan merencanakan akan
menawarkan syarat penjualan n/60. Ini berarti bahwa pembeli bisa membayar pembelian
mereka pada hari ke-60. Diperkirakan dengan adanya syarat penjualan yang baru tersebut
perusahaan akan bisa meningkatkan penjualan sampai dengan Rp. 1.000.000.000. Profit
margin yang diperoleh sekitar 15%. Apakah perusahaan perlu beralih ke penjualan kredit,
jika biaya dana sebesar 16%?

Analisis Manajemen Piutang

A: Tambahan keuntungan karena tambahan penjualan:

= (Rp 1.000.000.000 – Rp 100.000.000) x 15%

= Rp 135.000.000

B: Analisa Piutang

Perputaran piutang = 360 hari / 60 hari = 6 x dalam setahun

Rata-rata piutang = Rp 1.000.000.000 / 6 = Rp 166.666.666

Dana yang diperlukan untuk membiayai piutang tersebut:

= 85% x Rp 166.666.666

17
= Rp 141.666.666

Biaya dana yang harus ditanggung karena memiliki tambahan piutang:

=Rp 141.666.666 x 0,16

= Rp 22.666.666

Jadi, tambahan manfaat bersih adalah:

= Rp 135.000.000 – Rp 22.666.666

= Rp 112.333.333

2.3 Manajemen Persediaan

2.3.1 Pengertian Manajemen Persediaan

Persediaan atau inventory merupakan salah satu aktiva lancar yang jumlahnya
cukup besardan selalu berputar secara terus menerus serta mengalami perubahan pada suatu
perusahaan,sehingga memerlukan perhatian yang serius dalam mengembangkan teknik-
teknik pengendalian untuk memelihara saldo persediaan yang cukup dengan biaya yang
sekecil-kecilnya.

Seperti halnya piutang, investasi dalam persediaan merepresentasikan porsi investasi


dari totalinvestasi aktiva perusahaan. Idealnya, dengan kas seharusnya perusahaan dapat
menerapkan tingkat persediaan nol. Namun dalam praktiknya, kondisi ini sulit bisa dicapai.
Persediaan harus ada gunamelayani produksi perusahaan, jumlah persediaan yang signifikan
dapat mendorong proses produksidalam bentuk produk setengah jadi. Bahkan, produk
setengah jadi yang diproses menjadi produk jadimerupakan bahan pertimbangan yang berarti
dalam mengelola persediaan.

Manajemen persediaan merupakan salah satu bagian dari perusahaan. Bagian tersebut
berfungsi untuk menjaga dan mengatur persediaan yang dimiliki perusahaan. Beberapa
aktivitas yang dilakukan dalam manajemen persediaan adalah mulai dari cara memperoleh
persediaan, menyimpan, hingga persediaan tersebut dimanfaatkan.

18
Persediaan di sini memuat arti beragam. Bisa berupa bahan baku, bahan pembantu,
barang dalam proses, barang jadi, bahkan suku cadang. Mengatur jumlah persediaan tidak
semudah yang diperkirakan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan makin tinggi biaya
untuk penyimpanan. Sebaliknya jika kurang malah bisa menghambat proses produksi.

Belum lagi perusahaan harus menghadapi beragam ketidakpastian. Mulai dari


ketidakpastian permintaan, waktu pemesanan, hingga pasokan dari supplier. Inilah yang
membuat inventory management sangat penting dilakukan.

2.3.2 Tujuan Manajemen Persediaan

1. Menekan investasi modal dalam persediaan pada suatu tingkat yang minimal.
2. Mengurangi pemborosan biaya yang timbul dari penyelenggaraan persediaan yang
berlebihan,kerusakan, penyimpanan, kekunoan, dan pajak serta asuransi persediaan.
3. Mengurangi risiko kecurangan/kehilangan dan risiko karena kerugian akibat
penurunan harga.
4. Mengurangi investasi dalam fasilitas dan peralatan pergudangan.
5. Mengurangi biaya mengadakan opname phisik persediaan.
6. Mengurangi risiko penundaan produksi dengan cara selalu menyediakan bahan-bahan
yangdiperlukan.

2.3.3 Faktor-faktor Pendukung Suksesnya Manajemen Persediaan

1. Adanya penetapan tanggung jawab dan kewenangan fungsional secara tegas


sehubungan dengan persediaan. Misalnya, adanya penetapan fungsi perencanaan,
penerimaan, penyimpanan, penggunaan serta pencatatan.
2. Adanya kebijakan-kebijakan yang telah dirumuskan dengan baik. Misalnya, jumlah
persediaanyang harus ada, harga barang yang harus dibeli, spesifikasi, dan unsur
suatu barang yang dapatdigunakan dan sebagainya.
3. Adanya personal yang cakap dalam tugasnya guna melaksanakan kebijakan
persediaan yangtelah ditetapkan.
4. Adanya sistem informasi persediaan yang selalu dapat menyajikan posisi persediaan
setiap saat.

19
2.3.4 Pendekatan Metode Manajemen Persediaan

Dalam hal pengelolaan persediaan, umumnya perusahaan menggunakan beberapa


metode. Setidaknya ada 5 metode inventory manajemen yang biasa dipergunakan oleh
perusahaan untuk mengelola persediaan. Berikut penjelasan masing-masing metode

1. Metode EOQ (Economic Order Quantity)

Biasa disebut dengan metode kuantitas pesanan ekonomi. Merupakan salah satu
metode pengelolaan persediaan dengan cara membeli persediaan sesuai dengan pesanan yang
diterima. Misalnya perusahaan mendapatkan pesanan. Sudah ditentukan oleh pemesan berapa
jumlah pesanan, spesifikasi, serta waktu kapan harus selesai. Dengan begitu perusahaan akan
memperhitungkan berbagai hal.

Termasuk tentang berapa kebutuhan bahan, spesifikasi, serta berapa harga bahan baku
untuk memenuhi pesanan tersebut. Jadi nanti sudah jelas berapa kebutuhan dan nominalnya.
Tidak akan sampai terjadi bahan sisa alias pas. Cara ini banyak membawa manfaat. Mulai
dari tidak ada biaya pemeliharaan, serta biaya gudang untuk menyimpan sisa bahan.

2. Metode MRP (Material Requirement Planning)

Lebih dikenal dengan metode perencanaan kebutuhan material, merupakan metode


pengendalian serta perencanaan persediaan untuk menjamin bahan baku selalu tersedia.
Selain untuk menjaga supaya bahan baku tetap ada untuk digunakan, metode ini pun berguna
untuk memastikan persediaan berjumlah sedikit. Mengapa persediaan harus diusahakan
berjumlah sedikit?

Hal itu karena semakin sedikit jumlah persediaan otomatis biaya untuk menjaga
persediaan tersebut juga makin sedikit. Dalam metode ini akan dilakukan beberapa
perencanaan. Mulai dari penjadwalan pembelian, jadwal produksi, hingga waktu pengiriman
persediaan bahan baku.

20
3. Metode JIT (Just In Time)

Metode ini punya istilah lain yaitu metode tepat waktu. Memungkinkan perusahaan
sebisa mungkin dibuat tidak menyetok atau memiliki persediaan. Sehingga perusahaan
diusahakan memiliki persediaan 0 atau mendekati nol. Hal ini karena jika posisi perusahaan
seperti itu biaya persediaan juga tidak akan dikeluarkan.

Tapi jika tidak punya persediaan bagaimana bisa melakukan produksi? Inilah
keuntungan metode ini. Perusahaan akan mengusahakan untuk membeli persediaan hanya
saat sedang dibutuhkan saja. Sehingga jumlahnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan, dan
tidak akan ada sisa. Lalu bagaimana caranya?

Dengan membina hubungan baik dengan para pemasok bahan baku. Membuat mereka
seolah-olah bagian dari perusahaan. Sehingga kapan pun dan berapa pun pemasok akan selalu
siap menyuplai persediaan.

4. Metode Analisa ABC

Dalam metode ini dilakukan penggolongan persediaan di mana dasar penggolongan


tersebut adalah nilai serta persediaan. Yang dimaksud nilai di sini adalah nilai total dari
persediaan, bukan harga persediaan per unit. Setiap item persediaan akan diberikan label
sesuai kelasnya masing-masing. Ini dilakukan karena setiap item persediaan diperlakukan
berbeda.

Misalnya ada persediaan kayu, paku, dan cat. Kayu bisa dilabeli dengan grade A,
karena paku perlu perlakuan khusus untuk penyimpanan dalam gudang supaya tidak rusak.
Lalu cat bisa dikategorikan golongan B, karena penyimpanannya mungkin lebih mudah
dibanding kayu. Untuk paku bisa diberi kode C karena meskipun jumlahnya banyak, namun
penyimpannya jauh lebih mudah dibanding 2 persediaan sebelumnya.

5. Metode Periodic Review

Dalam metode ini memungkinkan dilakukan pemesanan persediaan bahan dalam


jarak waktu yang sama. Jadwal pesan barang sudah terjadwal secara rutin, jadi manajer
keuangan dapat memperkirakan berapa pengeluaran untuk pembelian bahan baku tersebut.
Metode ini punya keunggulan tersendiri.

21
Salah satunya mampu meredam fluktuasi permintaan kebutuhan bahan baku. Metode
ini juga sangat mudah dilakukan karena tidak perlu melewati proses administrasi yang
panjang. Hal tersebut karena proses pembelian persediaan sudah terjadwal rutin.

Namun metode ini mengharuskan perusahaan memperbanyak stok untuk


mengantisipasi saat tiba-tiba pesanan produksi membludak. Itulah beberapa penjelasan
singkat seputar manajemen persediaan. Mulai dari pengertian, fungsi, hingga metode yang
umum digunakan. Bisa menjadi referensi bagi yang belum terlalu paham dengan istilah
tersebut.

Total Biaya Persediaan ada 2 :

1. Biaya Pemesanan

2. Biaya Penyimpanan

Total Biaya = Biaya Simpan + Biaya Pesan

TC=(Q/2)C + (S/Q)O

Qoptimal (Q*) dicari dengan rumus :

Q*=[(2OS)/C]1/2

Dimana :

TC=Total Biaya

Q=Kuantitas persediaan yang dipesan

Q/2= Persediaan rata-rata

C=Biaya Simpan

S=Total kebutuhan persediaan per periode

O=Biaya pemesanan

22
Contoh

Total penjualan setahun adalah 100.000 unit. Biaya simpan Rp 20 per unit
persediaan.Biaya pesan Rp 10.000 per pesanCarilah persediaan optimal dan total biaya.
Jawab :

Diketahui :

S=100.000 unit

C=Rp 20

O=Rp 10.000

Q*=[(2OS)/C]1/2

Q*=[(2x10.000x100.000)/20]1/2

Q*=10.000 unit

TC=(Q/2)C + (S/Q)O

TC=[(10.000/2)20] + (100.000/10.000) x 10.000

TC=100.000 + 100.000

TC=200.000

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi kita dapat mengetahui apa itu manajemen kas,empat motif pokok yang mendasari
perusahaan dan perorangan untuk memiliki kas dan surat berharga lainnya, model dari
manajemen kas, pengertian dari piutang, fungsi manajemen piutang, kebijakan manajemen
piutang, pentingnya manajemen piutang, pengertian dari manajemen persediaan, tujuan dari
manajemen persediaan, faktor pendukung manajemen persediaan, dan pendekatan metode
apa saja yang digunakan dalam manajemen persediaan.

Perusahaan yang menjual barang atau jasa dapat melakukannya secara tunai atau
kredit. Jika penjualan dilakukan secara tunai maka saat penjualan perusahaan juga menerima
kas, sebaliknya jika penjualan dilakukan secara kredit, maka perusahaan baru menerima kas
beberapa waktu kemudiansetelah dilakukan penjualan, sesuai dengan jangka waktu kredit
yang disepakati. Besarnya tingkatinvestasi piutang tergantung pada kebijakan kredit dan
sistem pengumpulan piutang dalamhubungannya dengan stimulasi peningkatan penjualan.
Peningkatan penjualan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Investasi dalam persediaan merepresentasikan porsi investasi dari total investasi


aktiva perusahaan. Idealnya, dengan kas seharusnya perusahaan dapat menerapkan tingkat
persediaan nol. Namun dalam praktiknya, kondisi ini sulit bisa dicapai. Persediaan harus ada
guna melayani produksi perusahaan, jumlah persediaan yang signifikan dapat mendorong
proses produksi dalam bentuk produk setengah jadi.

Tujuan manajemen persediaan adalah enekan investasi modal dalam persediaan pada
suatutingkat yang minimal, mengurangi investasi dalam fasilitas dan peralatan pergudangan,
mengurangi biaya mengadakan opname phisik persediaan, dan mengurangi risiko penundaan
produksi dengancara selalu menyediakan bahan-bahan yang diperlukan

24
DAFTAR PUSTAKA

https://literasiekonomibisnis.blogspot.com/2020/10/fungsi-manajemen-kas.html

https://www.rusdionoconsulting.com/manajemen-piutang-usaha/

https://www.academia.edu/39805916/MANAJEMEN_PIUTANG_DAN_PERSEDIAAN

https://id.scribd.com/presentation/459596451/Manajemen-Kas-Piutang-Persediaan

25

Anda mungkin juga menyukai