Anda di halaman 1dari 3

BAB 6

Akuntansi untuk Pusat,Agen,dan Cabang

1. Akuntansi Untuk Pusat dan Agen

Agen merupakan suatu Perwakilan yang bekerja sebagai suatu unit organisasi penjualan lokal pada suatu
daerah tertentu di bawah pangawasan kantor pusat. Agen tidak mengadakan pencatatan secara komplit,
tetapi pada umumnya agen cukup menyelenggarakan buku kas untuk mencatat penerimaan dan
pengeluaran kas. Penerimaan kas pada suatu agen bukan berasal dari hasil penjualan barang dagangan
tetapi berasal dari Kantor Pusat sebagai pengisian dana untuk modal kerja guna membiayai operasi agen.
Pengeluaran kas pada suatu agen guna membiayai operasi, biasanya dicatat dalam beberapa rangkap
dan tembusannya di berikan kepada Kantor Pusat.

Pengawasan dana yang diberikan kepada suatu agen, hampir sama pelaksanaannya dengan sistem
pengisian kas kecil (Petty Cash) yang biasanya menggunakan sistem dana bersaldo tetap atau “Imprest
Fund System”.

Persediaan barang dagangan yang ada pada suatu agen, bukan merupakan persediaan barang untuk di
jual , tetapi hanya berupa sampel (contoh/monster) saja. Apabila terjadi pesanan dari pembeli, pesanan
tersebut di terima oleh agen untuk dikirimkan langsung ke Kantor Pusat akan langsung mengirimkan
barang pesanan tersebut kepada pembeli bersama-sama faktur penjualannya tanpa melalui agen. Akan
tetapi hal-hal tertentu Kantor Pusat dapat menyerahkan pembuatan faktur kepada agen serta dapat pula
menyerahkan pengawasan piutang serta penagihannya kepada agen. Semua biaya yang berhubungan
dengan agen, selain yang dikeluarkan dengan menggunakan modal kerja agen, akan di ganti oleh Kantor
Pusat.

Untuk mencatat transaksi yang terjadi pada suatu agen di gunakan suatu sistem saldo tetap, yaitu semua
transaksi dicatat atas nama Kantor Pusat sehingga tidak di sediakan rekening tersendiri. Hanya saja setiap
transaksi yang berhubungan dengan agen diberi tanda atau diberi nama agen yang bersangkutan. Semua
transaksi akan di bukukan oleh Kantor Pusat.

Pembukuan transaksi-transaksi dengan agen oleh Kantor Pusat dapat menggunakan dua metode
pencatatan yaitu :

Ø Laba atau Rugi yang diperoleh dari penjualan melalui agen dicatat secara terpisah, dan

Ø Laba atau Rugi yang di peroleh dari penjualan melalui agen dicatat secara tidak terpisah.

a. Metode Laba atau Rugi dicatat secara terpisah

Pada metode ini, Kantor Pusat menyediakan rekening khusus untuk mencatat pendapatan dan biaya-
biaya yang bersangkutan dengan agen. Rekening khusus ini terutama digunakan untuk mencatat semua
transaksi penjualan melalui agen dan biaya-biaya yang terjadi pada agen yang bersangkutan. Dengan
disedikannya rekening khusus tersebut, dapat dengan mudah dihitung laba atau rugi yang timbul dari
kegiatan penjualan melalui agen-agennya.

Apabila Kantor Pusat mempunyai lebih dari satu agen, maka rekening pendapatan dan biaya-biaya pada
agen dapat dipakai sebagai buku besarnya (rekening kontrolnya) sedangkan rekening-rekening
pendapatan dan biaya pada tipa-tiap agen dipakai sebagai buku pembantunya.

Contoh 1 :

Kantor Pusat PT “BERSAMA JAYA” Surabaya, membuka agen penjualan dikota Yogya. Semua pendapatan
dan biaya dicatat secara terpisah oleh Kantor Pusat.

Berikut ini adalah transaksi yang terjadi selama bulan april antara Kantor Pusat dan Agen.

. Metode Laba atau Rugi dicatat secara tidak terpisah

Pada metode ini Kantor Pusat tidak membuat rekening khusus untuk mencatat pendapatan dan biaya-
biaya yang berhubungan dengan agen. Laba atau Rugi yang di dapat dari penjualan barang dagangan
melalui agen, akan di laporkan tergabung dengan transaksi penjualan melalui kantor pusat sendiri.
Akibatnya semua transaksi penjualan dan biaya yang terjadi melalui agen, dicatat dalam rekening
pembukuan yang ada seperti halnya transaksi-transaksi yang terjadi di kantor pusat. Dengan
menggunakan contoh pada metode Laba-Rugi di catat secara terpisah di muka, maka dapat di jurnal oleh
kantor pusat sebagai berikut

OPERASI AGEN PENJUAL

Agen penjual yang beroperasi semata-mata hanya sebagai organisasi penjualan local dibawah
pengawsan lansung kantor pusat, pada umumnya tidak menyelenggarakan persediaan kecuali contoh
dari jenis produk yang di tawarkan untuk dijual.

Pesanan untuk barang dagangan yang diperoleh agen penjual dikirimkan ke kantor pusat untuk
disetujui. Jika harga dan syarat kredit dapat diterima, maka kantor pusat mengisi pesanan ini dan
mengirimkan barangnya kepada pelanggan bersangkutan.

AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUAL

Dalam penggunaan system imprest untuk dana kerja agen penjual, kantor pusat menulis selembar
cek kepada agen penjual sebesar dana kerja. Pembentukan dana ini dicatat dalam buku kantor pusat
dengan mendebet perkiraan dana kerja agen penjual dan mengkredit perkiraan kas. Apabila kantor pusat
menyerahkan aktiva lain daripada uang kas kepada agen penjual, maka kantor pusat mendebet perkiraan
aktiva yang ditetapkan pada agen penjual.
Ayat-ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mendapatkan pembentukan agen penjualan dan ayat-ayat
jurnal untuk mencatat kegiatan unit penjualan ini, aumsikan bahwa tanggal 1 Maret, General Traders
Inc., membentuk sebuah agen penjual di Toledo. Pendapatan dan beban agen penjual ini di catat dalam
perkiraan tersendiri untuk agen penjual ini, dan hasil operasi agen penjual serta kantor pusat ditetapkan
pada tiap akhir bulan transaksi agen penjual.

Setelah ayat-ayat jurnal penyesuaian disusun, kemudian perkiraan pendapatan dan beban agen penjual
ditutup pada perkiraan ikhtisar rugi-laba agen penjual. Perkiraan ikhtisar rugi laba masing-masing agen
penjual kemudian, dipindahkan ke perkiraan ikhtisar rugi-laba umum, dimana laba atau rugi kegiatan
kantor pusat juga akan diikhtisarkan.

Anda mungkin juga menyukai