Anda di halaman 1dari 26

HUBUNGAN ANTAR

KANTOR PUSAT DAN


CABANG:

PROSEDUR UMUM
Anggota:

Mona Sabrina 24022121004


Pelania Fazrin 24022121009
Amelia Sri Anwari 24022121019
Aldi Rahmat Prasetya 24022221033
Perbedaan Agen dan Cabang
 Agen dan CabangPembentukan unit penjualan bisa berupa Agen Penjualan atau Cabang.
 Perbedaanya pada fungsi dan independensi dalam melaksanakan fungsi-fungsinya.

• Agen Penjual yaitu organisasi penjualan yang hanya mengambil pesanan untuk barang
serta jasa, dan beroperasi di bawah pengawasan langsung pejabat dari kantor pusat.
• Cabang yaitu organisasi penjualan yang menjual barang-barang dari persediaan yang
diselenggarakan sendiri dan yang bekerja sebagai kesatuan usaha yang bebas
(independen).
Operasi Agen Penjual
• Agen penjual tidak menyelenggarakan persediaan, kecuali contoh dari jenis produk yang ditawarkan untuk dijual.

• Contoh barang yang ditawarkan sebagai barang promosi.

• Barang promosi diberikan oleh kantor pusat.

• Agen Penjual diberi dana kerja oleh Pusat untuk membayar biaya yang dapat dibayar dengan lebih mudah melalui agen
penjual.

• Sistem imprest digunakan untuk mengendalikan uang kas agen penjual.

• Pesanan yang diperoleh agen penjual dikirim ke kantor pusat untuk disetujui.

• Jika harga dan syarat kredit dapat diterima, maka kantor pusat: mengisi pesanan, mengirim barang ke pelanggan,
memelihara piutang usaha, memfaktur pelanggan dan melakukan penagihan.

• Beban operasi agen penjual lainnya selain beban operasi yang dibayar oleh Agen Penjual dari dana kerjanya juga ada
yang dipenuhi oleh Kantor Pusat.
Akuntansi Untuk Agen Penjual
• Agen Penjual cukup menyelenggarakan ikhtisar penerimaan dan pengeluaran dana kerja serta catatan penjualan
kepada pelanggan.

• Ikhtisar pengeluaran dana kerja disertai dengan bukti pendukung dalam bentuk voucher yang dibayar, dikirimkan
ke kantor pusat.

• Jika manager lokal atau tenaga penjual lokal diberi imbalan sesuai dengan volume penjualan yang diselesaikan,
maka catatan penjualan tadi mendukung informasi ini.

• Sistem imprest dalam hal dana kerja agen penjual oleh kantor pusat, dibuatkan dalam selembar cek kepada agen
penjual sebesar dana kerja.

• Pembentukan dana ini dicatat oleh kantor pusat dengan mendebet perkiraan dana kerja agen penjual dan
mengkredit perkiraan kas.

• Agen penjual akan meminta pengisian kembali dana kerja ke kantor Pusat, jika dana kerjanya sudah menipis dan
juga pada tiap akhir periode fiskal.

• Permintaan dana kerja ini dengan disertai laporan pengeluaran pos per pos beserta bukti vouchernya yang
dibayarkan.
Lanjutan…
● Kantor pusat mengirim cek kepada agen penjual untuk mengisi kembali dana kerja dengan mendebet beban
atau perkiraan lainnya, yang menujukan pengeluaran dari dana kerja dan mengkredit perkiraan kas.
● Jika kantor pusat menyerahkan aktiva yang lain selain kas ke agen penjual, kantor pusat mendebet perkiraan
aktiva yang ditetapkan pada agen penjual seperti “Perabotan Agen Penjual”, “Contohan Agen Penjual” dan
“Supplies Agen Penjual” serta mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan untuk harga pokok barang
yang dikirimkan.
● Jika Kantor Pusat menghendaki tidak ada pemisahaan ikhtisar operasi, agen penjual dapat mencatat transaksi
agen penjual dalam perkiraan pendapatan dan beban yang digunakan untuk transaksinya sendiri.
● Dan setelah perkiraan ditutup, maka perkiraan ikhtisar rugi-laba dapat melaporkan hasil operasi gabungan.
● Tapi jika kantor pusat menghendaki pemisahaan/menetapkan laba bersih masing-masing agen penjualnya dan
laba bersih dari kantor pusat, maka kantor pusat mencatat perkiraan pendapatan dan beban tersendiri untuk
masing-masing unit penjualan.
Asumsi…
Pada tanggal 1 Maret General Traders Inc., membentuk sebuah agen penjual di Jakarta. Pendapatan
dan beban penjualan ini dicatat dalam perkiraan tersendiri untuk agen penjualan ini. Dan hasil operasi
agen penjual dan kantor pusat ditetapkan pada tiap akhir bulan.
Transaksi agen penjual dan ayat-ayat jurnal untuk bulan Maret pada buku kantor pusat sbb :
1) Dari asumsi di atas harga pokok barang yang dijual oleh agen penjual dicatat dengan mendebet
perkiraan Harga Pokok Penjualan-Agen Penjual dan mengkredit Pengiriman Barang Dagang-
Agen Penjual.
2) Saldo perkiraan Pengiriman Barang Dagangan dikurangkan dari jumlah persediaan awal dan
pembelian kantor pusat dalam menetapkan barang dagangan yang tersedia untuk dijual di kantor
pusat.
Lanjutan…
3) Persediaan akhir, jika dikurangkan dari barang dagangan yang tersedia untuk dijual kantor
pusat, menunjukan harga pokok barang yang ditetapkan pada penjualan kantor pusat.
4) Setelah ayat-ayat jurnal penyesuaian disusun, kemudian perkiraan pendapatan dan beban agen
penjual ditutup pada perkiraan Ikhtisar Rugi-Laba agen penjual.
5) Perkiraan Ikhtisar Rugi-Laba dari masing-masing agen penjual, kemudian dipindahkan pada
perkiraan Ikhtisar Rugi-Laba Umum dimana laba atau rugi kegiatan kantor pusat juga akan
diikhtisarkan.
Operasi Cabang
 Meskipun cabang merupakan unit usaha tersendiri, cabang masih berada di bawah pengendalian
kantor pusat.
 Tingkat manajemen di semua cabang masih ditentukan oleh pusat terkait kebijakan dan standar
umum yang digunakan dalam operasi perusahaan.
 Di luar bidang point dua di atas, semua cabang diberikan wewenang penuh sehingga keefektifan
manajemen dan pengendaliannya berdasarkan laporan keuangan cabang.
 Kantor pusat melengkapi kantor cabangnya dengan uang kas, barang dagangan dan aktiva lainnya
yang dibutuhkan.
 Untuk memenuhi kebutuhan lokalnya, kantor cabang bisa melakukan pembelian barang
dagangannya kepada pihak lain jika di unit afiliasi tidak tersedia persediaannya.
Lanjutan…
 Kantor cabang mengirimkan barang dagangan, memfaktur pelanggannya dan melakukan
penagihan atas piutang usaha, serta jumlah yang didepositokan ke rekening banknya sendiri.
Saldo bank digunakan untuk melakukan pembayaran barang dan jasa.
 Fungsi-fungsi tersebut dilakukan khusus oleh kantor cabang, namun ada hal-hal dimana kegiatan
tersebut mendapat pembatasan tertentu.
 Misalnya kantor pusat dapat mengemban tanggungjawab menagih piutang usaha cabang, atau
mengharuskan cabang menyetor penerimaan kasnya ke kredit kantor pusat dan melakukan
pembayaran per kas dari suatu dana kerja yang diselenggarakan berdasarkan sistem imprest.
 Pembatasan ini atas suatu cabang menjadi ciri-ciri agen penjual.
 Begitu juga sebaliknya bila agen penjualan diberi fungsi-fungsi khusus yang berada diluar
lingkup agen penjual khususnya.
Akuntansi Untuk Cabang
Sistem akuntansi cabang bisa dilakukan :
1. Penyelenggaraan catatan cabang di kantor pusat.
2. Penyelenggaraan catatan cabang baik di cabang dan kantor pusat.
3. Penyelenggaraan catatan cabang di cabang sendiri.

1. Bila pusat menginginkan penyelenggaraan catatan yang lengkap, yang mengiktisarkan


kegiatan cabang, maka cabang harus memberikan data-data dalam bentuk dokumen asli yang
membuktikan transaksi cabang dalam bentuk catatan memorandum yang mengikhtisarkan transaksi
cabang didukung dengan voucher asli.
 Pusat dapat mencatat dalam buku harian kantor pusat dan buku besar atau dalam seperangkat
catatan terpisah.
 Pemusatan akuntansi di kantor pusat tepat dilakukan bila cabang mengemban fungsi sebagai agen
penjual.
Lanjutan…
2. Jika cabang dan pusat melakukan pencatatan atas transaksi cabang, maka cabang
dapat menyelenggarakan buku pencatatan asli (books of original entry) untuk semua
transaksi sebagai salinan.
 Salinan buku pencatatan asli dikirimkan ke kantor pusat untuk dicatat dalam perkiraan
cabang yang diselenggarakan sendiri atau dalam buku besar umum kantor pusat.
 Pada akhir periode, kantor pusat menyesuaikan dan menutup perkiraan cabang dan
menetapkan pendapatan cabang.

3. Penyelenggaraan Catatan Cabang di Cabang Sendiri


 Cabang menyelenggarakan buku pencatatan asli dan membukukannya dalam catatan
buku besar.
 Laporan dibuat oleh cabang secara berkala dan dikirimkan ke kantor pusat, dan laporan
ini biasanya diperiksa oleh auditor internal perusahaan.
Lanjutan…
 Bila cabang menyelenggarakan buku yang imbang sendiri atau yang menutup sendiri secara
lengkap, maka sebuah perkiraan Kantor Pusat berfungsi sebagai perkiraan modal biasa.
 Perkiraan modal ini dikredit untuk uang kas, barang atau jasa yang diterima dari kantor
pusat dan untuk rugi dari operasi.
 Perkiraan ini juga menunjukan pertanggungjawaban kepala cabang ke kantor pusat.
 Di pusat menyelenggarakan sebuah perkiraan silang, yang disebut perkiraan Cabang atau
perkiraan Investasi di Cabang.
 Perkiraan ini didebet untuk perkiraan kas, barang atau jasa yang dikirimkan ke cabang dan
untuk laba cabang, serta perkiraan ini dikredit untuk uang yang dikirim oleh cabang dan
untuk rugi cabang.
 Perkiraan cabang ini menunjukan jumlah investasi di cabang.
 Bila dibuka sejumlah cabang, maka untuk masing-masing cabang tersebut dibukakan
perkiraannya sendiri-sendiri.
Lanjutan…
 Aktiva cabang yang disusutkan kadang-kadang dicatat dalam buku kantor pusat.
 Prosedur ini dijalankan jika tarif penyusutan yang berbeda ditetapkan pada sekelompok aktiva
tertentu, baik yang digunakan di cabang maupun di kantor pusat. Dan jika polis asuransi harus
diperoleh kantor pusat untuk semua aktiva.
 Ada beban tertentu yang berkaitan dengan operasi cabang yang dibayar langsung oleh kantor
pusat, cabang diberitahu mengenai beban ini untuk kepentingan cabang dan dicatat dalam buku
cabang.
 Perhitungan rugi-laba cabang jadi dapat memberikan ikthtisar yang lengkap mengenai operasi
masing-masing agen penjual.
 Seperti pos-pos pajak dan asuransi yang dibayar oleh kantor pusat atas aktiva cabang.
Lanjutan…
 Beban lainnya yang memberi manfaat tidak ditetapkan langsung pada cabang seperti iklan
untuk jenis-jenis produk yang sedang dijual, dapat diikhtisarkan dalam buku kantor pusat dan
dibebankan secara berkala pada kantor cabang sesuai dengan volume penjualan cabang.
 Bila kantor pusat tidak melakukan penjualan langsung ke pelanggan dan hanya bertindak
sebagai pengawas, maka mungkin semua beban kantor pusat dibebankan kepada cabang.
 Beban yang ditetapkan tidak langsung pada cabang dapat disatukan dan dibagikan dalam
totalnya sebagai beban tak langsung.
 Bila beban yang dilaporkan dalam buku kantor pusat diikhtisarkan dalam buku cabang, maka
perkiraan kantor pusat harus dibebaskan dari jumlah yang dipisahkan.
Lanjutan…
 Bunga atas modal kerja serta sewa atas harta benda dan perlengkapan yang diserahkan ke
cabang, dapat dibebankan oleh kantor pusat pada cabang-cabangnya.
 Pembebanan ini dilakukan untuk memungkinkan pelaporan pendapatan dari masing-masing
unit penjual dengan dasar sebanding, mengingat perbedaan yang terdapat dalam investasi
kantor pusat di unit penjualan.
 Maka cabang menetapkan beban ini sebagai pos-pos beban, sedangkan kantor pusat
melaporkan pendapatannya.
Perhitungan Rugi-Laba Penyusunan Gabungan untuk Kantor
Pusat dan Cabang

Penyediaan Neraca Lajur akan memudahkan eliminasi pos-pos antar kantor dan
penggabungan pos-pos yang sama. Neraca lajur untuk perusahaan contohnya : Western
Supply Company dan cabangnya ditunjukan dibawah ini .
Penyesuaian dari Perkiraan SiLang (Adjustment of ReciprocaL Accounts)

Data-data yang harus dipertimbangkan dalam merekonsiliasi (mencocokkan) dua perkiraan silang tersebut
dapat dikelompokkan sebagai berikut :

• Debet pada perkiraan cabang tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan kantor pusat.
• Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama pada perkiraan kantor pusat.
• Debet pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan cabang.
• Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan debet yang sama pada perkiraan cabang.
Analisis perkiraan silang ini mengungkapkan hal-hal berikut :
1. Debet pada perkiraan cabang tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan kantor pusat.Kantor pusat
telah mendebet perkiraan cabang dan mengkredit perkiraan Pengiriman Barang Dagangan ke cabang sebesar
$3.000 untuk barang dagangan yang dikirimkan ke cabang pada akhir tahun itu.Pengiriman ini belum sampai
dicabng pada tanggal 31 Desember dan dengan demikian cabang belum membuat ayat jurnal dalam bukunya.
Ayat jurnal tersebut dibawah ini dibutuhkan dalam buku cabang pada tanggal 31 Desember :

Pengiriman Barang Dagangan dari kantor


Pusat- dalam perjalanan ................... $3.000
Kantor Pusat ................................................ $ 3.000
2. Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama pada perkiraan kantor pusat. Kantor
pusat telat mendebet perkiraan kas dan mengkredit perkiraan cabang sebesar $750 atas penagihan piutang
usaha yang dicatat dalam buku cabang, transaksi ini belum dicatat dalam buku cabang. Pada tanggal 31
Desember dibutuhkan penyusunan ayat jurnal dalam buku cabang sebagai berikut :

Kantor Pusat ...................................................... $750


Piutang Usaha ........................................................... $750
3. Debet pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan cabang. Cabang
telah mendebet perkiraan kantor pusat dan mengkredit perkiraan kas sebesar $500 atas pengiriman uang
kas ke kantor pusat. Uas kas ini belum sampai dikantor pusat pada tanggal 31 Desember. Ayat jurnal yang
dibutuhkan dalam buku kantor pusat berbunyi :

Kas dalam perjalan ..................................................... $500


Cabang ...........................................................................$500

4. Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan debet yang sama pada perkiraan cabang.
Cabang telah mengkredit perkiraan kantor pusat pada wktu mengoreksi perkiraan sebesar laba bersih yng
ditetapkan terlalu rendah untuk periode yang lalu. Informasi ini belum dilaporkan dalam buku pusat.
Ayat jurnal yang dibutuhkan pada buku kantor per 31 Desember adalah:

Cabang ............................................................. $200


Laba yang ditahan .......................................................$200
Setelah ayat-ayat jurnal tersebut dibuat, maka perkiraan silang
menjadi cocok seperti terbaca berikut ini:
Any
Question?
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai