Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REPORT

MK. PERENCANAAN
PEMBELAJARAN BERBASIS
DIGITAL
PRODI S1 PENDIDIKAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN

SKOR NILAI:

“PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL”

NAMA MAHASISWA : JIRA REZITA YANTI

NIM : 7203144019

DOSEN PENGAMPU : ROTUA SAHAT PARDAMEAN SIMANULANG,S.Pd.,M.Si.

MATA KULIAH : PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ADMINISTRASI


PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
penulis bisa menyelesaikan critical book PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS
DIGITAL.

Penyusunan critical book ini penulis menyadari bahwa kelancaran penulisan critical
book adalah berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kelancaran
penulisan critical book ini.

Dalam penulisan critical book ini, penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik.
Penulis berharap semoga critical book ini dapat memberikan informasi serta mempunyai nilai
manfaat bagi semua pihak.

Sei Bejangkar, 1 September 2021

JIRA REZITA YANTI


(7203144019)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 1


DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
IDENTITAS BUKU ....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................................................... 4
B. Tujuan ................................................................................................................. 4
C. Manfaat ............................................................................................................... 4
BAB II RINGKASAN BUKU ........................................................................................ 5
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................... 19
A. Kelebihan ........................................................................................................... 19
B. Kekurangan ......................................................................................................... 19
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 20
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 21

2
IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA

JUDUL BUKU : Perencanaan Pembelajaran

PENGARANG : Drs Thambrin, M.Si, DKK.

PENERBIT : Unimed Press

TAHUN TERBIT : 2018

KOTA TERBIT : Medan

HALAMAN : 219

ISBN : -

BUKU PEMBANDING

JUDUL BUKU : Bahan Ajar Perencanaan Pembelajaran

PENGARANG : Thamrin, Sri Mutmainah, Saidun Hutasuhut

PENERBIT : Fakultas Ekonomi Unimed

TAHUN TERBIT : 2017

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai seorang Mahasiswa minat belajar dalam dirinya harus tinggi untuk bisa
Mendapatkan wawasan yang luas, dan salah satu yang paling utama dalam memperoleh
wawasan yang luasadalah dengan cara banyak membaca. Dengan adanya tugas Critical Book
Report(CBR) ini adalah salah satu cara untuk melatih dan mendorong minat belajar terutama
dalam bidang membaca.

Tidak hanya sekedar membaca saja, dengan tugas CBR ini akan melatih kemampuan
menyimak dan memahami dalam membaca. Karena disini seorang mahasiswa akan dilatih
untuk mengkritik dan membandingkan sebuah buku dimana kelebihan dan kekurangannnya
antara bukuyang satu dengan buku yang lainnya. Untuk bisa melakukan itu maka seorang
mahasiswa harus paham dan menyimak setiap kata yang tercantum dalam buku, oleh karena
itu dengan adanyatugas CBR ini maka aka melatih sekaligus membiasakan mahasiswa untuk
membaca buku dan menyimak setiap kata yang tercantum di dalamnya agar bisa di mengerti.

B. Tujuan
Adapun tujuan membuat tugas Critical Book Report(CBR) ini adalah sebagai berikut:
a. Mendorong minat membaca
b. Melatih kemampuan menyimak dan memahami.
c. Untuk mengetahui perbandingan buku yang satu dengan yang lainnya.

C. Manfaat
Pembuatan Critcal Book Report (CBR) ini agar mahasiswa mampu terbiasa
mengkritikatau mengomentari sesuatu tanpa melakukan peniruan. Dan mampu menguasai
suatu buku dengan cara memahami isi setiap bab.

4
BAB III
RINGKASAN BUKU
BUKU UTAMA

BAB I KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

1. PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Pertama, perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan dan
keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian,
proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai
melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Kedua, arti pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja
sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang
ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat,
dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada
di luar diri siswa seperti lingkungan , sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk
mencapai tujuan belajar tertentu.
Dari kedua makna tentang konsep perencaanaan dan konsep pembelajaran,
maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan
keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran
tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan
sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan
sumber belajar yang ada. Hasil akhir proses pengambilan keputusan tersebut adalah
tersusunnya dokumen yang berisi tentang hal hal yang dikemukakan di atas sehingga
selanjutnya dokumen tersebut dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam melaksanakan
proses pembelajaran.

2. MANFAAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Ada beberapa manfaat dari penyusunan proses pembelajaran, yaitu:
 Melalui proses perencanaan yang matang, kita akan mampu memprediksi
seberapa besar keberhasilan yang akan dapat dicapai.
 Sebagai alat untuk memecahkan masalah, sehingga kita akan dengan mudah
mengantisipasinya sebab berbagai kemungkinan sudah diantisipasi
sebelumnya.
 Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Melalui
perencanaan, guru dapat menentukan sumber-sumber mana saja yang dianggap
tepat untuk mempelajari suatu bahan pembelajaran.
 Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis
artinya, proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi akan
berlangsung secara terarah dan terorganisir.

3. PENTINGNYA PERENCANAAN PEMBELAJARAN


 Pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana apapun proses
pembelajaran yang dibangun ileh guru, proses tersebut diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan, sehingga perencanaan pembelajaran sangat dibutuhkan
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

5
 Guru perlu merencanakan apa yang harus dilakukan oleh siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
 Proses pembelajaran merupakan proses yang kompleks, yang harus
memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi kemungkinan itulah
yang selanjutnya memerlukan perencanaan yang matang dari setiap guru.
 Dengan perencanan pembelajaran, guru dapat memanfaatkan sumber belajar
yang tepat.

4. PRINSIP-PRINSIP UMUM TENTANG MENGAJAR


 Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa sehingga
proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
 Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis, sehingga
dapat menarik minat, sekaligus dapat memotivasi belajar.
 Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap.
 Kesiapan dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar.
 Tujuan pembelajaran harus diketahui siswa, sehingga siswa mempunyai
motivasi untuk belajar.
 Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar

BAB II PENDEKATAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM


System dapat diartikan sebagai suatu kesatuan komponen yang satu sama lain
saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, system pembelajaran adalah
suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi utnuk mencapai tujuan. Keberhasilan
system pembelajaran adalah keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Setiap
system mempunyai tujuan. Tujuan ini merupakan akhir dari apa yang dikehendaki oleh
suatu memiliki tujuan tertentu. Tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk
memberikan pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan instruksional
ialah agar siswa belajar mengalami perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tingkatan
taksonomi yang telah dirumuskan terlebih dahulu.

2. MANFAAT PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN


a) Melalui pendekatan system, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan
dengan jelas.
b) Pendekatan system menuntun guru pada kegiatan yang sistematis.
c) Pendekatan system dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalakan
segala potensi dan sumber daya yang tersedia.
d) Pendekatan system dapat memberikan umpan balik

3. FUNGSI SISTEM
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan, berbagai fungsi yang
beraktivitas.

4. KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM
Bagian suatu system yang melaksanakan untuk menunjang usaha mencapai
tujuan system disebut komponen. Dengan demikian, jelaslah bahwa system itu terdiri
atas komponen-komponen dan masing-masing komponen itu mempunyai fungsi

6
khusus. Komponen yang melakukan proses transformasi disebut subsistem, karena
masing-masing bagian atau komponen itu sesungguhnya adalah suatu system pula.
Sebagai system tersendiri, masing-masing komponen itu juga mempunyai tujuan dan
terdiri atas komponen-komponen yang lebih kecil yang melaksanakan fungsi-fungsi
yang mendukung pencapaian tujuan itu.

BAB III DESAIN KOMPETENSI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. PENGERTIAN KOMPETENSI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN


Depdiknas (2003) mendefinisikan kompetensi sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan, oleh karena itu segala
sesuatu yang dilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran hendaknya
diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan merupakan pengikat
segala aktivitas guru dan siswa. Dengan demikian, merumuskan tujuan merupakan
langkah pertama yang harus dilakukan guru dalam merancang suatu perencanaan
pembelajaran.

2. PENTINGNYA MERUMUSKAN KOMPETENSI DAN TUJUAN


PEMBELAJARAN
a. Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas
keberhasilan proses pembelajaran.
b. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan
belajar siswa.
c. Tujuan pembelajaran dapat membantu guru dalam mendesain system pembelajaran.
d. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-
batas dan kualitas pembelajaran.

3. PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI


Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung empat unsur
poko, yaitu:
a. Pemilihan kompetensi yang sesuai.
b. Spesifikasi indicator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi.
c. Pengembangan system pengajaran.
d. Penilaian.

4. TAKSONOMI TUJUAN PEMEBLAJARAN


Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari
taksonomi. Benyamin S. Bloom dan D. Kratwohl (1964) memilah taksonomi
pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni:
a. Kawasan Kognitif Kawasasn kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan
pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat
pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi.
b. Kawasan Afektif Kawasan afektif adalah suatu domain yang berkaitan dengan
sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan
social.
c. Kawasan Psikomotor Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan
dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motoric.

7
BAB IV DESAIN MATERI PEMBELAJARAN

1. KEBERADAAN MATERI AJAR DALAM PEMBELAJARAN


a. Materi ajar memiliki posisi amat penting dalam pembelajaran. Posisinya adalah
sebagai representasi (wakil) guru, uraian-uraian yang harus disampaikan guru, dan
informasi yang harus disajikan guru dihimpun di dalam materi ajar.
b. Materi ajar berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Oleh karena itu, penyusunan materi ajar
hendaklah berpedoman kepada standar kompetensi lulusan (SKL), kompetensi inti
(KI), kompetensi dasar (KD).
c. Materi ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap peserta
didik. Pelayanan individual dapat terjadi dengan materi ajar. Peserta didik
berhadapan dengan bahan terdokumentasi.

2. PENGERTIAN DAN JENIS MATERI AJAR


Materi ajar adalah materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana untuk
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Depdiknas, 2003). Ada beberapa
jenis materi pelajaran. Jeni-jenis itu adalah sebagai berikut.
a. Materi pembelajaran yang termasuk fakta misalnya, nama-nama objek, peristiwa
sejarah, dan sebagainya.
b. Materi pembelajaran termasuk konsep misalnya, pengertian definisi, ciri khusus,
dan sebagainya.
c. Materi pembelajaran yang termasuk prinsip seperti dalil, rumus, adigium, dan
sebagainya.
d. Materi pembelajaran yang berupa prosedur adalah langkah-langkah secara
sistematis atau berurutan dalam mengerjakan tugas.
e. Sikap atau nilai merupakan materi pembelajaran afektif meliputi: memberi respon,
apresiasi, dan sebagainya.
f. Materi pembelajaran aspek motoric terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.

3. PRINSIP DAN PROSEDUR PENYUSUNAN MATERI AJAR.


a. Prosedur penyusunan materi ajar:
 Memahami standar isi dan standar kompetensi kelulusan, silabus, program
semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
 Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran berdasarkan terhadap poin (1).
 Melakukan pemetaan materi.
 Menetapkan bentuk penyajian.
 Menyusun struktur penyajian.
 Membaca buku sumber.
 Mendraf materi ajar.
 Merevisi materi ajar.
 Mengujicobakan materi ajar.
 Merevisi dan menulis akhir.
b. Fungsi materi ajar:
 Pedomana bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pemebelajaran, merupakan substansi kompetensi yang harusnya
diajarkan.
8
 Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
 Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
c. Tujuan penyusunan materi ajar:
 Menyediakan materi ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni materi ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan social siswa.
 Membantu siswa dalam memeroleh alternative materi ajar disamping buku-
buku tekas yang terkadang sulit dperoleh.
 Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
d. Manfaat penyusunan materi ajar:
 Diperoleh materi ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar siswa.
 Tidak lagi tergantung kepada buku teks.
 Materi ajar menjadi lebih kaya karena dikembangakn dengan menggunakan
referensi.
 Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis
materi ajar.
 Materi ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif
anatara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada
gurunya.
e. Prinsip penyusunan materi ajar:
 Mudah untuk memahami yang sulit, dari konkret ke abstrak.
 Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
 Umpan balik memberikan penguatan.
 Memotivasi belajar siswa.
 Setahap demi setahap. F
 Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus
mencapai tujuan.
f. Alasan perlunya penyusunan materi ajar
 Ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum.
 Karakteristik sasaran.
 Tuntutan pemecahan masalah belajar.

Kriteria materi ajar yang baik yaitu efektif, efisien dan menarik. Berdasarkan
terkonoligi yang digunakan, materi ajar dibagi menjadi dalam bentuk:

a. Cetak : handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,
foto/gambar, model/maket.
b. Non Cetak : audio seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio;
audio visual seperti video compact disk, film; multimedia interaktif, (CD)
multimedia pembelajaran interaktif, dan berbasis web.

9
BAB V DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Pengertian Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran


Pendekatan digunakan oleh Fred Percival dan Henry Ellington (1984)
menyebutkan pendekatan yang berorientasi pada lembaga atau guru dan pendekatan
yang berorientasi pada peserta didik.
Strategi menurut T. Raka Joni (1991), adalah ilmu dan kiat dalam menempatkan
segala sumber yang dimiliki atau dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Komponen yang dumaksud meliputi kegiatan pra-intruksional, penyajian
informasi, partisipasi peserta didik, tes dan tindak lanjut. Ketetapan dalam memilih
strategi sangat memungkinkan keterlaksanaan metode-metode terpilih dapat
mewujudkan terciptanya kondisi yang kondusif, menyenangkan, sehingga peserta didik
merasa dipermudah dalam mewujudkan hasil belajar yang diharpkan.
Metode menurut Fred Percival dan Henry Ellington (1984) adalah cara yang
umum untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik atau mempraktikan teori
yang telah dipelajari dalam rangka mencapai tujuan belajar. Ketepatgunaan dalam
memilih metode sangat berpeluang terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif,
menyenangkan, sehingga kegiatan pembelajaran adapat berlangsung secara efektif dan
efisien dalam memfasilitasi peserta didik untuk dapat meraih hasil belajar sesuia dengan
yang diharapkan.
Teknik menurut T. Raka Joni (1991) menunjukkan keragaman khas dalam
mengaplikasikan suatu metode sesuai dengan latar tertentu, seperti kemampuan dan
kebiasaan guru. Contoh menggunakan metode ceramah, maka dapat disebutkan
rentangan teknik berceramah. Taktik pengertiannya sama dengan teknik. Istilah ini
digunakan apabila metode sebagaimana diuraikan diatas berdasarkan pendapat dari
para ahli yang intinya, yaitu cara yang memungkinkan peserta didik memperoleh
kemudahan dalam rangka mempelajari bahan ajar yang disampaikan oleh guru.

2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperativ Learning)


Menekankan pembelajaran dalam kelompok kecil, dimana siswa belajar dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang lebih optimal. Model pembelajaran
kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok, unsur-unsur
pembelajaran kooperatif yang membedakannnya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Pembelajran kooperatif disusun dalam usaha untuk meningkatkan partisipasi
siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dalam membuat
keputusan dalam kelompok, serta memberiakan kesempatan pada siswa untuk
berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.

3. Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari pemebelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan
dalam pembelajran inovatif. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

10
4. Pendekatan Saintifik Pada Kurikulum 2013
a. Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran
induktif dibandingkan dengan penalaran deduktif. Penalaran deduktif melihat
fenomena umum untuk kemudian menarik kesimpulan yang spesifik. Sebaliknya,
penalaran induktif memandangkan fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian
menarik kesimpulan secara keseluruhan. Metode ilmiah pada umumnya memuat
serangkaian aktifitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen,
mengolah informasi atau data, menganalis, memformulasi, dan menguji hipotesis.

b. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah


Menurut Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 Lampiran IV, proses
pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. Mengamati;
b. Menanya;
c. Mengumpulkan informasi;
d. Megasosiasi;
e. Mengkomunikasikan.

BAB VI DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN

1. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Pada Standar Nasional Pendidikan, penilaian
pendidikan merupakan salah satu standar yang bertujuan untuk menjamin: perencanaan
penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan
prinsip-prinsip penilaian; pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional,
terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengank nteks sosial budaya; dan
pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.

a. Jenis-Jenis Penilaian pada Kurikulum 2013


Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian peserta didik yang
dilakukan pada kurikulum 2013 mencakup: penilaian otentik penilaian diri,
penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujuan nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

b. Pengertian Penilaian Autentik


Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran,
yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

c. Prinsip dan Pendekatan Penilaian


Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK
merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria
ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan ketuntasan belajar minimal yang

11
ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik
Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung dan karakteristik.

BAB VII DESAIN PROTA DAN PROSEM

1. Pengertian Prota dan Prosem


Program tahunan ( prota) adalah rencana penetapan alokasi waktu dalam satu
tahun untuk mencapai tujuan ( SK atau KI dan KD) yang telah ditetapkan. Program
tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran yang bersangkutan (
Mulyana, 2004:95). Prota disusun oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan sebelum
pembelajaran dimulai.Dalam menentukan skuensi bahan ajar guru dapat mempedomani
pendapat yang dikemukakan sukmadinata ( dalam Trimo, 2008) berikut :
 Sekuens kronolugis.bahan ajar disusun berdasarkan urutan kronologis
 Sekuens kausual. Berhubungan dengan kronologis. Peserta didik dihadapkan
pada peristiwa-peristiwa atau situasi yang menjadi sebab atau pendahulu
daripada sesuatu peristiwa atau situasi yang menjadi sebab atau pendahulu para
peserta didik.
 Sekuens struktural. Bagian-bagian bahan ajar sesuatu bidang studi telah
mempenyai strukturnya.
 Sekuens logis dan psikologis. Bahan ajar juga dapat disusun berdasarkan urutan
logis
 Sekuens spiral. Dikembangkan oleh Bruner (1960) bahan ajar dipusatkan pada
topik atau pokok bahasan tertantu.
 Rangkaian kebelakang ( backwark chaining). Mengajar dimulai dengan langkah
terakhir dan mundur kebelakang.
 Sekuens berdasarkan hierakhi belajar. Mengambarkan urutan perilaku apa yang
mula-mula harus dikuasai peserta didik, berturut-turut sampai pokok-pokok
bahasan tertentu hierakhi juga dapat mengikuti hierkhi tipe-tipe belajar.

2. Penyusunan Prota dan Prosem


Dalam prota disusun minimal berisi identitas sekolah,semester,kopetensi dasar,
alokasi waktu dan jam pelajaran. Prosem adalah program yang berisikan garis-garis
besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester.
Prosem adalah penjabaran dari program tahunan. Isi dari program semester adalah
tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan dan
keterangan-keterangan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah kegiatan
tatap muka, praktikum, kerja lapangan, ujian dan berbagai kegiatan lainnya yang diberi
penilaian keberhasilan.

BAB VIII SILABUS PEMBELAJARAN

1. Pengertian silabus
Menurut Yulaelawati (2004;123) silabus merupakan seperangkat rencana serta
pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis
memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan
materi dasar.

12
2. Prinsip Pengembangan Silabus
Dalam pengembangan silabus perlu dipertimbangankan beberapa prinsip.
Prinsip tersebut merupakan kaidah yang akan menjiwai pelaksanaan kurikulum.
Terdapat beberapa prinsip yang harus dijadikan dasar dalam pengembangan silabus ini,
yaitu;
a. Ilmiah
b. Relevan
c. Sistematis
d. Konsisten
e. Memadai/adequate
f. Aktual/kontekstual
g. Fleksibel
h. Menyeluruh

3. Prosedur Pengembangan Silabus


Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsip-prinsip
sebagaimana telah diuraikan di atas, diperlukan prosedur pengembangan silabus yang
tepat. Prosedur pengembangan silabus yang disarankan yaitu melalui tahapan:
perancangan, validasi, pengesahan, sosialisasi, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB IX DESAIN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

1. Pengertian RPP
Salah satu bagian perencanaan pembelajaran adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). (RPP) menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang
proses pendiddikan adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. Yang dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam 16 upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Pendidikam berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efisien, motivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologi peserta didik

2. Prinsip Penyusunan RPP


 Perbedaaan individual peserta diantara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belaakang budaya,
norma, nilai, dan atau lingkungan peserta didik.
 Partisipasi aktif peserta didik.
 Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
 Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
 Pemberian umpan balik dan tindak lanjut.
 Penekan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

13
 Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
 Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis,
dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. 3

3. Pelaksanaan pembelajaran
Tahap penting dalam pembelajaran adalah tahap pelaksanaan di kelas.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan inti pembelajaran
kurikulum 2013 sebaiknya harus tergambar pendekatan saintifik yang ditandai dengan
5 M iaitu mengamati, menanya, mencari informasi,mengasosiasikan
mengkomunikasikan. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh guru untuk
merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan atau pelayanan konseling.

BAB X PENGEMBANGAN BLENDEN LEARNING

1. Pengertian Blended Learning


Secara etimologi istilah blended learning terdiri dari dua kata iaitu blender yang berapi
campuran yang learning yang berarti pembelajaran. Benteng yang mengandung makna
pola pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran atau penggabungan antara satu
pulau dengan pulau yang lainnya dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini merupakan
cara belajar yang murah dan efektif. Model pembelajaran ini bisa diterapkan kepada siapa
saja terutama untuk mereka yang mempunyai mobilitas tinggi dan sulit untuk terus bertatap
muka secara langsung dengan guru atau dosen. Jadi blended learning dapat disimpulkan
sebagai pembelajaran yang memerlukan pembelajaran konvensional di mana pendidik dan
peserta didik bertemu langsung atau Tatap muka dengan pembelajaran secara online.

2. Mengapa Harus Blended Learning


Kemajuan information and communications Technology (ICT) saat ini harus
dimanfaatkan dalam pembelajaran. Pada pembelajaran berbasis ICT,Pembelajaran dapat
memilih materi pembelajaran berdasarkan minat sendiri, sehingga belajar menjadi
menyenangka, tiidak membosankan, penuh motivasi, semangat, menarik perhatian dan
sebagainya. John ungkapkan bahwa ICT dalam waktu yang sangat singkat telah menjadi
satu bahan bangunan penting dalam perkembangan kehidupan masyarakat modern.

3. Crossover Blended Learning


Profesor steve slemer menyarankan 6 tahap dalam merancang dan menyelenggarakan
blended learning agar hasilnya optimal, diantaranya adalah :
 Tetapkan macam dan materi bahan ajar
 Tetapkan rancangan blended learning yang digunakan
 Tetapkan format online learning
 Lakukan uji terhadap perancangan yang dibuat
 Selenggarakan blended learning dengan baik
 Siapkan kriteria evaluasi pelaksanaan blended learning

14
BUKU PEMBANDING

BAB I KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan dan keputusan tentang apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai
dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang
lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa dalam
memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang ada baik potensi yang bersumber dari
dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk
gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa sebagai upaya untuk mencapai tujuan
belajar tertentu.

Jadi, Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berfikir secara
rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta
rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan
memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Maka setiap perencanaan minimal
harus memiliki empat unsure sebagai berikut: a) adanya tujuan yang harus dicapai, b) adanya
strategi untuk mencapai tujuan, c) sumber daya yang dapat mendukung, d) implementasi setiap
keputusan.

Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan perilaku dalam bidang kognitif,
afektif dan psikomotorik. Maka jelas perencanaan pembelajaran memiliki karakteristik sebagai
berikut: a) perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berfikir, b) perencanaan
pemberlajaran disusun untuk mengubah prilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,
c) perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanan untuk
mencapai tujuan.

Manfaat penyusunan proses pembelajaran yaitu: a) melalui proses perencanaan yang matang,
akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan, b) sebagai alat untuk
memecahkan masalah, c) untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat, dan d)
perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis. Selain itu
terdapat prinsip-prinsip umum tentang mengajar adalah: a) mengajar harus
berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa, b) pengetahuan dan keterampilan yang
diajarkan pembelajaran harus diketahui siswa.

BAB II PENDEKATAN SISTEM DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsure-unsur


manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai
tujuan. Unsure manusiawi dalam sistem pembelajaran terdiri atas siswa, guru/pengajar serta
orang-orang yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran termasuk pustakawan. Setiap
sistem mempunyai tujuan. Tujuan ini merupakan akhir dari apa yang dikehendaki oleh suatu
kegiatan. Tujuan suatu lembaga pendidikan adalah memberikan pelayanan pendidikan kepada

15
orang yang membutuhkan. Tujuan intruksional ialah agar siswa belajar mengalami perubahan
perilaku tertentu sesuai dengan tingkatan taksonomi yang telah dirumuskan terlebih dahulu.

BAB III DESAIN KOMPETENSI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Depdiknas (2003) mendefinisikan komponen sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-


nilaidasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan demikian
kompetensi yang dimiliki oleh guru akan menunjukka kualitas guru yang sesungguhnya.
Kompetensi tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perbuatan
secara professional. Komponen tujuan memiliki fungsi yang sangat penting dalam
sistem pembelajaran. Dengan demikian, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama
yang harus dilakukan guru dalam merancang suatu perencanaan pembelajaran.

Ada beberapa alasan perlunya perumusan tujuan pembelajaran dalam merancang suatu
program pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) perumusan tujuan yang jelas dapat
dipergunakan untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran, 2)
tujuan pembelajaran dapat dipergunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar
siswa, 3) tujuan pembelajaran dapat membantu guru dalam mendesai sistem pembelajaran, 4)
tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan
kualitas pembelajaran.

Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi menitikberatkan pada


pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu yang sesuai
dengan standar performansi yang telah ditetapkan. Suatu program pendidikan berbasis
kompetensi harus mengandung empat unsure pokok yaitu, 1) pemilihan kompetensi yang
sesuai, 2) spesifikasi indicator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian
kompetensi, 3) pengembangan sistem pengajaran, dan 4) penilaian. Kegiatan pembelajaran
diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang diharapkan.

BAB V DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN

Pendekatan menurut T. Raka Joni (1991) menunjukkan cara umum dalam memandang
permasalahan atau objek kajian. Pendekatan ini juga digunakan oleh Fred Percival dan Henry
Elington (1984) untuk menyebutkan pendekatan yang berorientasi pada lembaga/guru dan
pendekatan yang berorientasi pada peserta didik.

Strategi menurut T. Raka Joni (1991), adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan segala sumber
yang dimiliki dan atau dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kemudian menurut Dick & Carey (1990) menyatakan bahwa strategi menunjukkan komponen
umum suatu set bahan ajar intruksional dan prosedur yang akan digunakan bersama bahan ajar
tersebut untuk memperoleh hasil belajar tertentu.

Metode menurut Fred Percival dan Henry Ellington (1984) adalah cara yang umum untuk
menyampaikan pelajaran kepada peserta didik atau mempraktikan teori yang telah dipelajari
dalam rangka mencapai tujuan belajar. Dengan demikian metode merupakan suatu komponen
yang sangat menentukan terciptanya kondisi selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
16
Teknik menurut T. Raka Joni (1991) menunjukkan keragaman khas dalam mengapilikasikan
suatu metode sesuai dengan latar (setting) tertentu, seperti kemampuan dan kebiasaan guru.

BAB VI DESAIN EVALUSI PEMBELAJARAN

Penilaian (assement) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip dan pendekatan penilaian adalah sebagai berikut;
1) objektif, 2) terpadu, 3) menyatu dengan kegiatan pembelajaran dan berkesinambungan, 4)
ekonomis, 5) transparan, 6) akuntabel dan 7) edukatif. Selain itu criteria yang harus dipenuhi
dalam melakukan penilaian yang baik adalah: a) validasi, b) realibitas, c) terfokus pada
kompetensi, d) keseluruhan/komperehensif, e) objektif, dan f) mendidik.

Penilaian Kompetensi Pengetahuan. Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes


tulis, tes lisan dan penugasan. Penilaian kompetensi keterampilain yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan
tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

BAB VII DESAIN PROTA DAN PROSEM

Program tahunan (prota) adalah rencana penetapan alokasi waktu dalam satu tahun untuk
mencapai tujuan (SK atau KI dan KD) yang telah ditetapkan. Program tahunan merupakan
program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan (Mulyana, 2004:95). Prota yang telah disusun merupakan
pedoman bagi guru untuk mengambangkan program berikutnya seperti program semester,
mingguan, dan harian serta pedoman pembuatan silabus dan sistem penilaian. Adapun sumber-
sumber atau rujukan yang dapat dijadikan bahan pengembangan program tahunan antara lain:
a) daftar kompetensi yang hendak dicapai sesuai dengan consensus nasional, yang dituangkan
dalam buku garis-garis besar program pengajaran (GBPP) mata pelajaran yang akan
dikembangkan, b) skope dan sekuensi setiap kompetensi.

Penyusunan Prota dan Prosem. Dalam prota yang disusun minimal berisi identitas sekolah,
semester, kompetensi dasar, alokasi waktu dan jam pelajaran.

BAB VIII SILABUS PEMBELAJARAN

Menurut salim (1978:98) silabus sebagai garis besar, ringkasan,ikhtisar, atau pokok- pokok isi
atau materi pembelajaran. Dalam kurikulum 2004 (KBK) silabus adalah seperangkat rencana
dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.

BAB IX DESAIN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih
(Permendikbud No.65 tahun 2013). RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap pendidik pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi

17
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.

Komponen RPP terdiri atas: a) identitas sekolah, b) identitas mata pelajaran, c) kelas/semester,
d) materi pokok, e) alokasi waktu, f) tujuan pembelajaran, g) kompetensi dasar dan indicator,
h) materi pembelajaran, i) metode pembelajaran, j) media pembelajaran, k) sumber belajar, l)
langkah-langkah pembelajaran, dan m) penilaian hasil pembelajaran.

18
BAB III

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN BUKU

BUKU 1

 Bahasa mudah dimengerti sehingga pembaca mudah memahami


 Cover dari buku ini menarik dan sesuai judul dari buku ini
 Buku ini simple dan tidak berat sehingga mahasiswa maupun mahasiswi tidak terlalu
berat dalam membawa buku ini
 Buku ini disertai dengan contoh sehingga pembaca lebih mengerti
 Buku ini terdapat evaluasi

BUKU II

 Pembahasan dalam buku ini juga menggunakan bentuk kalimat yang tidak terlalu rumit
atau sulit di mengerti sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
 Kata-kata mudah yang mudah untuk dipahami mempermudah pembaca untuk semakin
memahami materi tersebut.
 Selalu disertai dengan pendapat ahli yang dapat memperbanyak pengetahuan pembaca.
 Pada buku ini disetiap akhir pembahasan disertai dengan latihan soal sehingga dapat
menambah ilmu pengetahuan serta wawasan..

B. KELEMAHAN BUKU

BUKU 1
 Didalam buku ini terdapat gambar tetapi penjelasan dari buku ini kabur sehingga
pembaca kurang memahami dari penjelasan gambar tersebut.

BUKU II

 Adanya penggunaan kata yang tidak baku seperti praktik yang seharusnya praktek dan
adanya kesalahan dalam penulisan seperti kata sekadar yang seharusnya sekedar.
 Terkadang kata-kata atau kalimat sulit dipahami

19
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berfikir secara
rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku
serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan
tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Sebagai
seorang tenaga pengajar (guru), aktivitas kegiatannya tidak dapat dilepaskan dengan
proses pengajaran. Proses pengajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang
tiap komponennya sangat menentukan keberhasilan belajar anak didik.

B. SARAN
Sebaiknya sebagai mahasiswa harus memiliki ketiga buku ini karena buku ini
sangat bagus untuk kita para calon guru untuk dijadikan pedoman bagi kita calon
pendidik anak- anak penerus bangsa.

20
DAFTAR PUSTAKA

Thamrin, dkk. 2018, Perencanaan Pembelajaran, Medan: Unimed Press.

Thamrin, dkk, 2017, Bahan Ajar Perencanaan Pembelajaran, Medan, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.

21

Anda mungkin juga menyukai