Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. STRATEGI BELAJAR


MENGAJAR PRODI S1
PGSD-FIP

Skor Nilai:

ILMU PENDIDIKAN

NAMA: ADE PRITA PUTRI MARPAUNG


MAHASISWA: UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NIM: 1202411005
DOSEN PENGAMPU: SUYIT RATNO, S.Pd., M.Pd
MATA KULIAH: STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penyusunan Critical Book Review ini dapat
diselesaikan. Tugas ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah "Strategi Belajar
Mengajar". Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Suyit Ratno, S.Pd., M.Pd sebagai
dosen mata kuliah ini yang senantiasa membimbing kami. Tak lupa juga ucapan terima kasih
saya sampaikan kepada orang tua dan teman-teman sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.

saya menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saya harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tugas ini. Dan saya berharap Critical Report ini dapat bermanfaat bagi semua
orang.

Medan, Oktober 2021

ADE PRITA PUTRI MARPAUNG


(1202411005)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1. Rasionalisasi Pentingnya CBR ....................................................................................... 4
2. Tujuan CBR .................................................................................................................... 4
3. Manfaat CBR .................................................................................................................. 4
4. Identitas Buku ................................................................................................................. 5
BAB II........................................................................................................................................ 7
RINGKASAN ISI BUKU .......................................................................................................... 7
BAB III .................................................................................................................................... 16
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 16
Kelebihan Buku .................................................................................................................... 16
Kekurangan Buku ................................................................................................................. 16
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18
BAB I

PENDAHULUAN

1. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan
menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku
yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang
dianalisis.
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari
segi informasi yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, saya membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi. Selain itu, salah satu faktor yang melatar
belakangi direviewnya buku ini adalah agar kita bisa berpikir kritis dan mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari sebuah buku.

2. Tujuan CBR
 Untuk mengkritisi buku "strategi belajar mengajar”
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah strategi belajar mengajar
 Untuk Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku strategi pembelajaran
 Mencari dan mengetahui informasi yang ada didalam buku.

3. Manfaat CBR
 Menambah pengetahuan para pembaca
 Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku
 Menambah wawasan penulis.
 Melatih penulis berpikir kritis.
4. Identitas Buku

1. Buku Utama

1) Judul buku : STRATEGI BELAJAR MENGAJAR (Konsep Dasar dan


Implementasinya)

2) Penulis : Mukhammad Bakhruddin, Shoffan Shoffa, Iis Holisin, Seriwati


Ginting, Anisa Fitri, Iin Widya Lestari, Zusana E. Pudyastuti, Moh. Zainuddin, Heldy
Vanni Alam, Naning Kurniawa

3) Penerbit : CV. Agrapana Media

4) Tahun terbit : Maret 2021

5) Kota Terbit : Jawa Timur

6) Edisi : pertama (1)

7) Jumlah halaman : xx ± 241 halaman

8) Tebal buku : 14.8 x 21 cm

9) ISBN : 978-623-95887-7-9
2. Buku Pembanding

1) Judul buku : Strategi Pembelajaran, Tinjauan Umum Bagi Pendidik.

2) Penulis : Imanuel.

3) Penerbit : STKIP Persada Khatulistiwa

4) Tahun terbit : November 2017

5) Kota Terbit : Kalimantan Barat

6) Edisi : Cetakan pertama (1)

7) Jumlah halaman : vii, 106 halaman

8) Tebal Buku : 23 x 15 cm

9) ISBN : 978-602-50004-2-3
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

Buku utama

BAB I PENDAHULUAN

Strategi pembelajaran atau strategi belajar mengajar berisi sekumpulan aksi yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran harus
mampu memenuhi semua kebutuhan belajar peserta didik. Karakteristik strategi belajar
mengajar yaitu: Strategi belajar mengajar berarti membelajarkan peserta didik,
Strategi belajar mengajar berorientasi pada pencapaian tujuan, Strategi belajar mengajar
mengarahkan hasil yang dapat diukur melalui cara yang valid dan reliable.
Tujuan dan manfaat strategi belajar mengajar diantaranya: Strategi belajar mengajar
merupakan senjata bagi pendidik dalam membelajarkan materi pengetahuan di
kelas, Pendidik dapat merancang kegiatan dan pengalaman belajar yang akan dialami oleh
peserta didiknya, Sebagai pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajarannya, Sebagai rencana dan siasat yang diambil untuk mencapai tujuan
pembelajaran, Strategi belajar mengajar menjadi dasar dalam menyusun dan merancang
persiapan pembelajaran, Sebagai acuan untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian
peserta didik baik ranah kognitif, ranah afektif, maupun ranah psikomotorik secara
terintegrasi. Adapun Komponen strategi belajar mengajar terdiri atas: (1) Aktivitas sebelum
belajar mengajar, (2) Penyajian isi belajar mengajar, (3)
Partisipasi peserta didik, (4) Penilaian, (5) Aktivitas atau kegiatan tindak lanjut. Strategi
belajar mengajar merupakan rencana dalam pemilihan komponen pembelajaran yang terdiri
dari tahap-tahap atau pola pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Antara
tujuan pembelajaran dengan strategi belajar mengajar merupakan dua bagian yang saling
terkait dan tak dapat dipisahkan

BAB II MERANCANG KEGIATAN PEMBELAJARAN

Merancang kegiatan pembelajaran ada beberapa unsur-unsur yang perlu diperhatikan:


merumuskan tujuan, pemilihan sumber belajar, pemilihan dan
pengorganisasian materi ajar, mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok,
menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan, menentukan
alat/bahan/sumber belajar yang digunakan, skenario/kegiatan pembelajaran, dan penilaian.
Perencanaan pembelajaran dapat dipahami sebagai upaya guru dalam menyusun desain
pembelajaran yang meliputi tujuan, bahan ajar, sumber belajar, pendekatan,
model, metode, dan penilaian yang akan dijadikan pedoman pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran sangat penting karena berfungsi sebagai pedoman dan standar untuk mencapai
tujuan. Karena perencanaan yang cermat, pembelajaran menjadi terarah dan terukur.
Efektivitas dan bobot rencana pembelajaran dapat dilihat. Jika bisa mendapatkan
pendapat dari diriMerancang Kegiatn Pembelajaran sendiri, siswa, observasi kelas, pimpinan,
pengkajian rencana pembelajaran, dan hasil belajar siswa, maka keefektifan pembelajaran ini
akan diketahui dengan baik. Perlu upaya terus menerus untuk meningkatkan keefektifan
pembelajaran berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai jalur.

Merancang tahapan kegiatan pembelajaran atau bisa disebut dengan perencanaan


pembelajaran harus mempunyai fungsi, tujuan, dan manfaat yang jelas serta harus
dipersiapkan dengan baik. Maka pelaksanaan pembelajaran akan efektif, tujuan pembelajaran
tercapai dan rencana pembelajaran dapat dipakai sebagai pemandu proses pembelajaran.
Guru mengajar di kelas, mereka harus melaksanakan tiga tahap pengajaran, yaitu tahap pra
mengajar/pra instruksional, tahap mengajar/instruksional, dan tahap akhir/penutup (tahap
penilaian dan tindak lanjut).

BAB III PENDEKATAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pendekatan pembelajaran merupakan cara yang dilakukan oleh pendidik dalam


membelajarkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan dalam
pembelajaran dapat dilakukan dengan berpusat pada siswa (student centered
approach) atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Pendekatan pembelajaran
dapat dilakukan dengan pendekatan materi dan pendekatan penyajian. Pendekatan
pembelajaran dapat membantu pendidik untuk menentukan metode, strategi, teknik, tujuan
dan model pembelajaran. Ragam pembelajaran yang sering digunakan pendidik antara lain
pendekatan deduktif, induktif, inquiry, discovery, lingkungan, saintifik, dan Contextual
Teaching and Learning (CTL).

BAB IV METODE DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran merupakan bagian dari proses pembelajaran, sebagai ujung


tombak dalam merealisasikan kurikulum. Secara sederhana metode pembelajaran diartikan
cara atau strategi yang dilakukan oleh pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode
pembelajaran terus berkembang seiring dengan perubahan dan kemajuan jaman. Guru
sebagai pendidik wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang metode
pembelajaran, kompetensi guru perlu terus diasah dan dikembangkan dengan membaca,
menulis dan melakukan pengamatan serta mencatat proses pembelajaran. Guru memang
bukan satu satunya sumber belajar namun peran guru tidak akan tergantikan.

Semua metode pembelajaran berperan dalam menyampaikan materi ajar kepada


siswa. Namun perlu memerhatikan dan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai,
ketersediaan bahan ajar dan juga kesiapan siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat
akan memberikan suasana yang menyenangkan dan kondusif sehingga siswa belajar dengan
semangat, materi ajar akan diingat dalam waktu yang lama. Materi ajar lebih bermakna bila
dikaitkan dengan nilai nilai kehidupan yang real. Apapun materi yang disampaikan selalu
bisa disisipkan pesan moral seperti; nilai kejujuran, tanggung jawab, peduli terhadap sesama,
menjaga dan memelihara lingkungan, memiliki semangat nasionalisme, memiliki sikap
toleran dan nilai nilai lainnya. Sehingga lulusan yang dimiliki tidak saja pintar tapi memiliki
watak yang tangguh.

BAB V MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DAN


IMPLEMENTASINYA

Quantum teaching merupakan subuah model pembelajaran yang dirancang untuk


menciptakan lingkungan belajar yang efektif, meriah, dan menyenangkan untuk membantu
meningkatkan keberhasilan hidup dan karir dengan melibatkan lingkungan, dan
memberdayakan semua aktivitas, potensi, sarana prasarana, dan interaksi yang ada di dalam
maupun di luar momen belajar. Pembelajaran quantum teaching menciptakan nuasa belajar
yang menyenangkan dengan memadukan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang
terarah,serta memberdayakan seluruh potensi dan lingkungan belajar.

Dalam penerapannya kedalam proses pembelajaran, quantum teaching mencakup


segalaaspek lingkungan kelas maupun sekolah mejadi sumber belajar siswa, memberikan
pengalaman dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menanamkan konsep terhadap materi,
memberikan penghargaan terhadap siswa, dan memberikan umpan balik positif untuk
mendorong semangat belajar siswa. “Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia
kita ke dunia mereka” merupakan azas utama pembelajaran kuantum , berdasarkan azas
tersebut quantum teaching merancang desain pembelajaran yang disebut dengan istilah
TANDUR.

Quantum teaching memberikan petunjuk bagaimana cara mengolah lingkungan


belajar menjadi lebih efektif, merancang kurikulum, dan menyampaikan isi. Perencanaan
pengajaran disajikan secara istimewa dengan harapan dapat melejitkan prestasi siswa.
Pemahaman tentang hakekat siswa sesungguhnya lebih penting sebagai sarana untuk
menghubungkan dunia kita (guru) dengan dunia siswa. Guru di tuntut untuk memahami dunia
siswa sehingga siswa merasa diperlakukan sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.
Dengan demikian, tugas dan tanggung jawab seorang guru tidak hanya merancang sebuah
kurikulum, dan menuntaskan materi, melainkan menggunakan berbagai inovasi pembelajaran
termasuk menerapkan quantum teaching dalam proses belajar, memanfaatkan setiap potensi
yang ada lingkungan siswa dalam proses belajar mengajar, dan membangun hubungan baik
dengan siswa, sehingga mampu menciptakan proses belajar yang menyenangkan bukan
memberatkan.

BAB VI MODEL PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCES

Multiple intelligences (MI) atau dikenal dengan istilah kecerdasan majemuk


merupakan teori yan ditemukan oleh Howard Gardner dan timnya. Dalam
konsepnya, teori menyatakan bahwa kecerdasan manusia itu sangat bervariasi dan
memilikibeberapa jenis yakni kecerdasan linguistic, kecerdasan spasial,kecerdasan music,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan matematik logis, kecerdasan
alam dan kecerdasan kinestetik. Tiap kecerdasan memiliki ciri kahs dan potensinya masing
masing. Teori ini kemudian mulai di implementasikan dalam dunia Pendidikan dan banyak di
terapkan dalam proses pembelajaran dikelas. Tentunya dalam pelaksanaannya, peserta didik
harus bijak dan pandai dalam mendesain pembelajaran dengan sebaik mungkin. Hal ini dapat
diwujudkan dengan menyiapakan segala sesuatunya sesuai dengan ketentuan pembelajaran.
Teori MI ini tidak sselamanya dapat diterapkan dengan mulus, tentunya banyak juga
ditemukan kelebihan dan kekurangannya dalam praktiknya. Sehingga peserta didik harus
mampu membuat dan menyikapinya dengan baik sehingga proses sinkronisasi antara teori MI
dengan unsur – unsur atau komponen Pendidikan dapat selaras dan diimplementasikan
dengan baik.

BAB VII MODEL PEMBELAJARAN PROBELEM BASED LEARNING

Yang membedakan problem based learning berbeda dengan metode pembelajaran


yang lain adalah pembelajaran yang berfokus pada masalah yang mengajak pembelajar untuk
menemukan solusi atas permasalahan tersebut. Sebagai sebuah pembelajaran yang berpusat
pada pembelajar, maka pembelajar harus mampu melakukan penyelidikan dan menemukan
solusi secara mandiri. Pengajar bukan menjadi sumber informasi utama dalam metode
pembelajaran PBL tetapi pembelajar sendiri yang mengkonstruksi pengetahuan sendiri agar
dapat mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Oeh sebab itu, PBL termasuk dalam
pembelajaran inkuiri dan konstruktivis, selain sebagai salah satu model pembelajaran
kooperatif karena pembelajar melakukan kegiatan PBL ini dalam kelompok-kelompok kecil.

Selain pembelajar dapat menguasai konten pembelajaran PBL secara keilmuan,


pembelajar diharapkan akan dapat mencapai tujuan pembelajaran PBL, yaitu berkembangnya
kemampuan pembelajar dalam kegiatan penemuan dan memecahkan masalah, pembelajar
mengalami pembelajaran orang dewasa, dan membangun kepercayaan diri pembelajar akan
kemampuan berpikir yang dimiliki dan kemandirian (self-regulated learning).

Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, maka tahanpan PBL harus
diikuti secara sistematis. Tahapan PBL terdiri dari memperkenalkan masalah, mengatur
pembelajaran, mendampingi kegiatan penemuan baik secara mandiri maupun secara
berkelompok, mengembangkan dan mempresentasikan hasil temuan, dan menganalisa dan
mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Selain itu, kaidah pembelajaran PBL juga perlu
diterapkan dengan baik, seperti keterbukaan, kejujuran, keaktifan, keterlibatan pembelajar
dan kebebasan intelektual. Dengan memperhatikan tahapan dan kaidah pembelajaran PBL,
pembelajar akan dapat memahami permasalahan kehidupan nyata sehari-hari dengan lebih
baik dan akan mendorong mereka untuk dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat.

BAB VIII MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM


Pembelajaran Paikem merupakan kegiatan pembelajaran langsung maupun tidak
langsung yang bisa dikonsep sesuai dengan problematika para pendidik atau
guru dalam menghadapi persoalan didalam kegiatan belajar mengajar, metode ini merupakan
metode konseptual dan fleksibel, yang berarti bisa di implementasikan dengan metode
pendukung pembelajaran yang lain.

Pada intinya kegiatan pembelajaran menggunakan paikem bertujuan untuk


membangun kegiatan belajar mengajar yang menumbuhkan stimulus respon siswa siswa atau
peserta didik menjadi aktif, inovatif, kreatif, dan melahirkan pembelajaran yang efektif serta
menyenangkan.

Memang dalam implementasi pembelajaran Paikem memerlukan sebuah konsep dan


mempelajari problematika yang ada di lingkungan kelas kita masing – masing agar
pembelajaran dan penerapan teori ini mampu dilaksanakan dengan maksimal sesuai dengan
capaian kurikulum yang diharapan, hal ini yang akan meningkatkan kreativitas seorang guru
atau pendidik dalam mengkonsep kegiatan belajar mengajar menjadi lebih hidup, seperti sang
dokter atau tabib membuat ramuan yang cocok dan mujarab bagi pasienya.

BAB IX MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

Salah satu prinsip belajar dinyatakan bahwa semakin beragamnya media dan sumber
belajar yang digunakan dalam pembelajaran, maka semakin besar daya serap peserta didik
terhadap materi yang dipelajarinya. Dengan demikian, dalam pembelajaran guru haru
menggunakan berbagai media dan sumber belajar dan memanfaatkannya secara tepat.
Artinya bahwa dalam pelaksanaannya guru harus dapat memilih alat yang cocok dengan
materi yang dibahas disesuaikan dengan KI dan KD serta mendemonstrasikan media tersebut
pada saat yang tepat sehingga dapat berfungsi memperjelas konsep/ informasi yang sedang
dibahas. Sejalan dengan perkembangan zaman, guru harus ikut berkembang dalam memenuhi
tantangan era globalisasi dan harus melakukan perubahan untuk meningkatkan kualitasnya.
Olehnya itu dalam proses pembelajaran, guru perlu menggunakan media dan sumber belajar
yang relevan dengan situasi dan kondisi apalagi di era pandemic seperti sekarang ini.
Pemilihan media dan sumber belajar sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran dianggap penting di era revolusi industry 4.0.

BAB X STRATEGI PENGELOLAAN KELAS

Pengelolaan kelas merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata pengelolaan dan kata
kelas. Pengertian pengelolaan pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian. Sedangkan
pengertian kelas adalah sekelompok siswa yang sedang belajar untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan bersama. Sehingga pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan guru dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan pembelajaran yang positif dan
produktif agar proses belajar mengajar agar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya.
Pengelolaan kelas juga dapat diartikan sebagai upaya memberdayakan potensi kelas
melalui seperangkat keterampilan pembelajar untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif, positif, dan produktif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam
pembelajaran untuk mengoptimalisasi proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil
yang memuaskan. Pengelolaan kelas merupakan hal yang sangat penting dimana keberhasilan
dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh keberhasilan dalam pengelolaan kelas,
dimana guru, murid, sarana dan prasarana merupakan hal yang menunjang keberhasilan
tersebut.

Dalam pelaksanaan pengelolaan kelas akan banyak masalah yang muncul, baik
masalah yang muncul dari siswa, guru, pemangku kebijakan maupun masalah yang muncul
dari sarana ataupun fasilitas. Masalah yang muncul dari dalam pengelolaan kelas dapat
diselesaikan menurut karakteristik dalam siswa dalam kelas. Sedangkan masalah yang
muncul dari guru diperlukan adanya pembinaan yang dapat meningkatkan kemampuan, baik
dari segi intelektual maupun dari segi kepribadian.

Pengelolaan kelas dikatakan berhasil jika guru sudah memahami bagaimana cara
mengelola kelas dan membedakan mana mengelola kelas dan mana mendisiplinkan kelas.
Guru yang berhasil mengelola kelas dengan baik akan terlihat santai dan enjoy, tidak merasa
lelah dan capek saat mengelola kelas. Pengelolaan kelas juga dikatakan berhasil jika guru
mengetahui bagaimana prosedur kelas berbeda dengan peraturan kelas maupun rutinitas
kelas. Guru dapat pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur, sebab
prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab. Pengelolaan kelas juga
dikatakan berhasil jika guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan
konsekuensi

Buku pembanding

BAB I PARADIGMA BELAJAR MENGAJAR

Belajar merupakan aktivitas sadar yang dilakukan seseorang sehingga mengubah


pemahaman dan perilaku seseorang yang dilakukan dalam memperjuangkan nilai-nilai
kebaikan. mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi. Mengajar dapat dimaknai
sebagai usaha, kerja keras guru dalam upaya memberikan perubahan pada semua aspek
dalam diri siswa. Belajar idealnya selain harus dilakukan dengan penuh kesadaran, juga harus
dilaksanakan dalam konteks mengalami. Mengalami tidak hanya melibatkan aktivitas mental,
tetapi juga emosional, dan sosial.

Mengajar dengan menyediakan sumber belajar yang tepat pasti akan membantu siswa
memahami pengetahuan yang diterimanya. Sebaliknya jika guru mengajar dengan berpegang
pada konsep transfer of knowledge semata tanpa melibatkan emosi dan sosial siswa, maka
pengetahuan yang diterima siswa mengalami unstability. Pengetahuan yang di bentuk
dengan cara demikian akibat ketidakstabilan du kungan yakni pengalaman nyata, membuat
pengetahuan ti dak bertahan lama. Oleh karena itu, mengajar juga berarti menyediakan
sumber belajar bagi siswa

BAB II STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Strategi pembelajaran atau strategi belajar mengajar berisi sekumpulan aksi yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai sebuah perencanaan, maka strategi
pembelajaran harus mampu memenuhi semua kebutuhan belajar siswa. Sehingga, apapun
yang dimung kinkan untuk membuat tujuan pembelajaran dicapai oleh siswa harus
direncanakan dengan matang. strategi belajar mengajar adalah sebuah rencana berupa
pemilihan komponen pembelajaran yang terdiri dari tahap tahap atau pola pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembe lajaran. Rencana tersebut meliputi model dan metode yang
digunakan, pemilihan media dan sumber belajar, dan penen tuan bentuk evaluasinya.

Setiap guru yang akan melaksanakan kegiatan pembe lajaran pasti melakukan
perencanaan sebagai tahap persia pan pembelajaran. Bagi seorang guru, membuat
perencana an pembelajaran merupakan suatu rutinitas sebelum melaksanakan kegiatan
mengajar. Hal ini dilakukan untuk membantu sekaligus sebagai pedoman bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajarannya.

BAB III PARADIGMA PEMBELAJARAN AKTIF.

pembelajaran konsruktivistik lebih menekankan pada proses yakni proses mental


individu atau siswa. Dengan kata lain, pembelajaran konstruktivistik lebih menekankan
proses dan tidak berorientasi hasil. Berdasarkan prinsip pembelajaran tersebut, George W.
Gagnon, Jr. and Michelle Collay, seperti dikutip Gao, S., Coldwell‐Neilson, Jo., &
Goscinski, A. (2013) menuliskan langkah pembelajaran konstruktivistik terdiri dari situation,
grouping, bridge, question, exhibit, dan reflection.

Pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar konstruktivistik.


Falsafah yang menjadi landasan pembelajaran kooperatif dalam pendidikan adalah “homo
homini socius”. Tujuan yang ketiga dari penerapan pembelajaran koo peratif adalah
menumbuhkan dan mengembangkan kete rampilan sosial. Keterampilan sosial dapat
diartikan sebagai sebuah ketrampilan yang dimiliki oleh seseorang berkaitan dengan interaksi
dengan pihak lain, baik itu orang lain, maupun lingkungan sekitar. Melalui pembelajaran
koo peratif, siswa dapat melatih diri dalam berinteraksi dengan teman satu kelompok.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pembelajaran yang


direkomendasikan para ahli pembela jaran. Pembelajaran ini diyakini membuat siswa
mampu mengeksplorasi potensi yang dimilikinya. Hal ini dikarena kan, pembelajaran ini
menuntut siswa secara aktif baik men tal maupun emosional dalam menyelesaikan tugas
yang di berikan. Pembelajaran berbasis masalah memiliki gagasan bahwa pembelajaran
dapat dicapai jika dipusatkan pada penyelesaian masalah yang faktual dan otentik di sekitar
kehidupan mereka. Sehingga dalam pelaksanaannya, guru (dan siswa) harus memilih masalah
yang benar-benar sesuai dengan kenyataan.

Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Lea rning) merupakan pembelajaran


aktif yang memberikan kesempatan sepenuhnya kepada siswa untuk belajar mengu asai
suatu konsep secara holistik. Penguasaan konsep yang menyeluruh diwadahi dalam kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan secara mandiri di luar kegiatan tatap muka dikelas.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelaja ran yang membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir, berinteraksi dengan lingkungan dalam pemecahan
masalah, serta melatih ketrampilan psikomotorik.

Inkuiri atau dalam bahasa Inggris “inquiry” berarti, penyelidikan. Dalam pengertian
lain, inkuiri dapat juga ber arti meminta jawaban atas pertanyaan. Pembelajaran inkuiri
dapat menjadi salah satu pilihan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas,
terutama pada karakteristik materi pelajaran yang bersifat prosedural. Siswa dituntut untuk
mampu mencari dan mene mukan pengetahuan melalui prosedur-prosedur yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam hal ini adalah prosedur il miah (scientific method).

BAB IV METODE PEMBELAJARAN AKTIF

Metode Direct Instruction adalah metode keputusan pembelajarannya ditentukan oleh


guru. Sesuai dengan pen dapat Howe, A. C. & Jones, L. (1993) yang menulis ”The method
is sometimes referred to as teacher-centered in struction because virtually all the instruction
decisions are made by the teacher.” Metode Direct Instruction dapat dikategorikan ke dalam
metode pembelajaran aktif. Hal ini dikarenakan siswa yang melaksanakan kegiatan
pembelajaran selalu berada di bawah instruksi dari guru.

Merode Investigasi adalah suatu cara menyampaikan materi pelajaran yang


memungkinkan siswa melakukan berbagai kegiatan untuk menemukan hasil yang tepat.
Umumnya kegiatan pada investigasi dilakukan secara bebas dan luas oleh siswa. Siswa tidak
dibatasi dengan me lakukan kegiatan tertentu. Namun pada siswa yang masih belajar,
kegiatan investigasi diberikan secara terpola agar siswa tidak melakukan proses penemuan
yang melenceng. Pada metode investigasi, guru berperan sebagai fasi litator dan motivator.
Sebagai fasilitator, guru bertugas un tuk memberikan layanan media pembelajaran dan
sumber belajar kepada siswa agar siswa mampu menemukan penye lesaian atas persoalan
yang diajukan. Sebagai motivator, guru harus memberikan semangat dengan cara
memberikan bantuan berupa bimbingan-bimbingan agar siswa terpacu untuk menyelesaikan
tugasnya.

Praktikum atau metode praktikum merupakan metode pembelajaran yang sering


digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Metode praktikum merupakan penyajian bahan
pela jaran dengan cara meminta siswa mencari dan menemukan sendiri melalui kegiatan
percobaan. Pada pelaksanaan praktikum, siswa melakukan kegiatan praktikum sesuai dengan
petunjuk yang tertera pada modul. Langkah-langkah yang dibuat disesuaikan dengan materi
pembelajaran yang akan dipraktekkan.

BAB V TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

Dunia pendidikan di Indonesia saat ini masih mengadopsi sistem klasifikasi


(taksonomi) tujuan pembe lajaran model B.S. Bloom. Model taksonomi Bloom terdiri dari
domain atau ranah kognitif, afektif, dan psiko-motorik. Ranah kognitif mengacu pada bidang
pengetahuan (knowledge). Kemudian ranah afektif mengacu pada bidang rasa (feeling tone),
emosi (emotion), dan derajat keber terimaan/penolakan (degree of acceptance or rejection).
Dan yang terakhir adalah ranah psikomotorik yaitu mengacu pada bidang keterampilan
motorik dan otot.

Taksonomi Anderson dan Krathwohl merupakan revisi atau perbaikan dari taksonomi
milik Bloom. Pada taksonomi Bloom, level-level pada ranah kognitif dituliskan dalam kata
benda. Menurut Anderson dan Krathwohl, penulisan atau penamaan level atau jenjang pada
ranah kognitif akan menghasilkan produk semata.

Secara umum semua bidang pelajaran termasuk mata pelajaran IPA, perumusan
tujuan pembelajaran mengacu pada taksonomi Bloom. Akan tetapi oleh para ahli
pembela jaran IPA, sistem klasifikasi Bloom dianggap belum meng optimalkan semua
potensi kecakapan penguasaan IPA

BAB VI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF

Pembelajaran berbasis taksonomi pembelajaran sains merupakan strategi


pembelajaran yang dapat diterapkan pada semua bidang ilmu. Pembelajaran ini bahkan
sangat strategis diterapkan pada jenjang pendidikan dasar terutama di jenjang Sekolah Dasar.

Pembelajaran Children Lerning in Science (CLiS) merupakan pembelajaran dengan


pendekatan student cen tered yang mengaktifkan siswa dalam menemukan
pengeta huannya.
BAB III

PEMBAHASAN

Kelebihan Buku
Buku Utama:

 Bentuk dan ukuran buku menarik serta rapi


 Buku ini sangat cocok untuk pegangan kita sebagai calon pendidik.
 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
 Sistematika penulisan buku bagus.
 Tercantum pembahasan yang luas
 Materi yang disampaikan baik dan bagus serta mudah dimengerti.
 Isi buku ini juga sangat baik dan lengap.
 Terdapat rangkuman materi pada buku disetiap akhir bab nya

Buku Pembanding:

 Cover dan ukuran buku bagus


 Penulisan bagus
 Terdapat profil penulis pada buku
 Terdapat poin-poin materi yang baik untuk dipahami.
 Terdapat biografi penulis
 Terdapat ukuran serta halaman pada identitas buku

Kekurangan Buku
Buku Utama:

 Tidak terdapat bentuk soal pada buku dimana hal ini bisa memperdalam
pengetahuan jika ada soal-soal
 Tidak mencantumkan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam buku seperti pada
buku pembanding
 tidak memiliki glosarium

Buku Pembanding:

 penulisan tidak seperti buku utama yang font pada buku terlihat rapi
 Tidak terdapat rangkuman atau simpulan pada setiap akhir bab
 Pembahasan dalam materi terlalu ringkas
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Critical Book Report (CBR) ini maka penulis menyimpulkan
bahwa critical book merupakan kegiatan untuk mengkritis buku agar mengetahui
kelemahan dan kelebihan tersendiri baik dari segi keterkaitan, penulisan dalam buku dan
sebaginya. Buku ini juga sangat cocok dibaca untuk kalangan guru dan calon pendidik.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhannya. Belajar adalah perubahan tingkah laku
pada individu karena adanya interaksi indiviu dengan yang lain.

B. Saran
Menyadari bahwa CBR ini masih jauh dari kata sempurna serta minimnya sumber
yang dimiliki oleh penulis, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menjadikan critical book ini menjadi lebih baik. Dan penulis juga
menyarankan calon pendidik terkhususnya untuk tingkat SD agar dapat mempunyai buku
pegangan seperti ini agar lebih mengetahui apa yang di perlukan untuk peserta didik
disertai dengan penambahan wawasan yang bagus.
DAFTAR PUSTAKA

Bakhruddin,Mukhammad, dkk. 2021. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR (Konsep Dasar


dan Implementasinya). Jawa Timur: CV. Agrapana Media.

Imanuel. 2017. Strategi Pembelajaran, Tinjauan Umum Bagi Pendidik. Kalimantan barat:
STKIP Persada Khatulistiwa

Anda mungkin juga menyukai