Anda di halaman 1dari 30

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK (MODUL)

Disusun Oleh : 1. Guslinar Pramodya (2213041045)


2. Anis Nurul Masitoh (2213041046)
3. Dila Billadi Sholichah (2213041067)
4. Dewa Ayu Made Meri (2213041060)
5. Riyadh Rahmatullah (2213041071)
6. Shafa Marwa (2213041064)

Mata Kuliah : Menulis Modul Bahasa dan Sastra Indonesia

Dosen Pengampu : 1. Dr. Siti Samhati, M.Pd.

2. Rian Andri Prasetya, S.Pd., M. Pd.

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang selalu melimpahkan rahmatnya sehingga tim penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah Modul pembelajaran yang berjudul “Pengembangan
Bahan Ajar Cetak” dengan baik. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi nilai mata kuliah modul pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak, dengan tulus memberikan doa, dukungan, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik yang penulis bisa. Dengan itu,
tim penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang selalu membantu
melancarkan seluruh kegiatan ini, diantaranya:

1. Allah Swt, yang telah memberikan petunjuk, kekuatan, kesabaran serta


keteguhan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik tanpa melalaikan perintah-Nya.
2. Keluarga dari setiap anggota kelompok yang ikut mendoakan dan
melancarkan proses penyelesaian makalah ini dengan baik.
3. Dr. Siti Samhati, M.Pd. dan Rian Andri Prasetya, S.Pd., M. Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Modul pembelajaran.
4. Rekan kelompok 2, selaku penulis yang telah menyelesaikan proses
penyusunan makalah ini.

Bandarlampung, 05 Maret 2024

Tim penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 4

2.1 Pengertian Bahan Ajar Cetak ......................................................... 4

2.2 Jenis-Jenis Bahan Ajar Cetak ......................................................... 5

2.3 Strategi Pengembangan Bahan Ajar Cetak ..................................... 10

2.4 Komponan-Komponen Modul ........................................................ 14

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Cetak ................................ 19

2.6 Manfaat dan Tujuan Pengembangan Bahan Ajar Cetak .................. 21

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 24

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 24

3.2 Saran.............................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan ajar adalah isi pembelajaran yang disusun secara lengkap dan
sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dapat terstruktur dengan
baik dengan mencakup tujuan, strategi pengajaran terkait, dan penilaian.
Sangat penting bagi pendidik untuk mengembangkan bahan ajar guna
membantu siswa dalam memahami materi pelajaran khususnya bahasa
Indonesia. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 20,
menjelaskan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran,
yang selanjutnya disusul dengan Peraturan Pemerintah Nomor tentang
Standar Proses tahun 2007. Diperkuat dengan Nomor 41, guru wajib
mengembangkan bahan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), salah satu unsur RPP, merupakan sumber belajar yang memudahkan
guru melaksanakan pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk belajar
lebih lanjut.
Dalam kurikulum K-13 terdapat keterampilan literasi inti yang diajarkan
secara terintegrasi dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lainnya. Oleh
karena itu diperlukan bahan pendidikan yang dapat mengintegrasikan
keterampilan dasar agar kegiatan belajar mengajar dapat lancar dan optimal.
Dengan mengintegrasikan keterampilan dasar ini, siswa dapat memperoleh
pengetahuan lengkap dan keterampilan sekaligus diintegrasikan dari satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna. Yang dimaksud dengan "bermakna" di sini adalah
melalui kegiatan belajar, siswa memahami konsep-konsep kegiatan belajar
yang dipelajarinya melalui pengalaman langsung dan nyata, serta
menghubungkan konsep-konsep yang sebenarnya telah dipelajarinya.

1
Bahan ajar cetak ialah salah satu jenis bahan ajar yang dapat dikembangkan
menjadi lebih sempurna lagi. Bahan ajar cetak bukan hanya meliputi materi
yang dibuat oleh individu atau kelompok, melainkan juga handout, modul,
lembar kerja, dan lain sebagainya. Di antara jenis bahan cetak tersebut,
modul merupakan pilihan yang tepat bagi guru dalam mengembangkan
bahan ajar. Modul ini akan sangat membantu siswa memahami konten pada
saat waktu pembelajaran. Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar
pendidikan yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar di
sekolah.
Modul dirancang agar siswa dapat belajar secara mandiri, dengan atau
tanpa bimbingan guru siswa tetap bisa melangsungkan kegiatan belajar di
sekolah. Modul memiliki karakteristik yaitu memuat petunjuk
pembelajaran, kompetensi yang ingin dicapai, tujuan pembelajaran,
informasi pendukung, dan penilaian. Penggunaan modul dalam proses
pembelajaran menjadi penting karena penggunaan modul berfokus pada
aktivitas siswa. Modul merupakan materi yang umumnya tidak tersedia di
sekolah. Modul sangat membantu pembelajaran siswa karena penjelasannya
lebih mudah dibandingkan di buku. Informasi dan penilaian yang terdapat
dalam modul tentang langkah-langkah apa yang perlu dilakukan sangat
membantu siswa ketika bekerja mandiri. Maka dari itu pengembangan
bahan ajar cetak harus dilakukan guna meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, tim penulis dapat merumuskan
permasalahnnya sebagai berikut :
1. Apa pengertian bahan ajar cetak modul?
2. Apa saja jenis-jenis bahan ajar cetak?
3. Bagaimana strategi pengembangan bahan ajar cetak?
4. Apa saja komponan-komponen modul?

2
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan bahan ajar cetak?
6. Apa manfaat dan tujuan pengembangan bahan ajar cetak?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diperoleh tujuan
penyusunan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian bahan ajar cetak modul.
2. Mengetahui saja jenis-jenis bahan ajar cetak.
3. Memahami strategi pengembangan bahan ajar cetak.
4. Mengetahui komponan-komponen modul.
5. Memahami saja kelebihan dan kekurangan bahan ajar cetak.
6. Mengetahui manfaat dan tujuan pengembangan bahan ajar cetak.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahan Ajar Cetak

Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang


disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip
pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Bahan ajar bersifat sistematis artinya disusun secara urut sehingga
memudahkan siswa belajar. Bahan ajar bersifat unik, maksudnya bahan
ajar hanya digunakan untuk sasaran tertentu dan dalam proses
pembelajaran tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar dirancang
sedemikian rupa hanya untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran
tertentu. Berdasarkan Bates (1995), bahan ajar cetak tetap menjadi media
utama dalam paket bahan ajar di sekolah-sekolah karena ketersediaannya
yang mudah dan standar yang lebih tinggi daripada program komputer.
Bahan ajar cetak.

Kemp dan Dayton (1985), berpendapat bahan ajar cetak merupakan


sejumlah materi yang disiapkan dalam bentuk kertas yang digunakan untuk
keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi. Menurut Prastowo
(2013: 306) “bahan ajar dibagi berdasarkan bentuk, cara kerja, sifat, dan
substansi (isi materi). dibedakan menjadi empat macam, yaitu: 1. Bahan
ajar cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,
yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian
informasi.

4
2.2 Jenis-Jenis Bahan Ajar Cetak
2.2.1 Handout
1. Pengertian Handout
Handout berasal dari bahasa inggris yang berarti informasi,
berita atau surat lembaran. Handout merupakan bahan tertulis
yang termasuk media ajar cetak. Handout berperan menjadi salah
satu bahan ajar yang digunakan oleh guru untuk memperkaya
pengetahuan siswa. Menurut pendapat Majid (2012 : 175)
"Handout adalah bahan ajar tertulis yang disiapkan guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik". Handout termasuk
media cetakan meliputi bahan-bahan yang disediakan diatas
kertas untuk pengajaran dan informasi belajar. Handout biasanya
diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi materi
yang diajarkan dan materi pokok yang harus dikuasa siswa.
Handout termasuk bahan ajar tertulis yang berisi materi secara
ringkas dan dilengkapi dengan uji kompetensi yang tujuan
mengasah kemampuan siswa. Menurut Amri (2013:104)
"Didalam dunia pendidikan, handout merujuk pada selembar
(beberapa lembar) kertas yang berisi Tugas atau tes yang
diberikan guru kepada siswa". Sedangkan menurut Rizqiyah
(2018:70) menyatakan bahwa peserta didik yang diberikan
hangout memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan
sebelum diberikan handout. Sehingga dapat disimpulkan, jika
hangout merupakan bahan ajar tulis yang disiapkan guru berupa
lembaran-lembaran yang berisi tugas atau tes yang akan
diberikan kepada siswa untuk menambah pengetahuan siswa.
2. Jenis-Jenis Handout
a. Handout mata pelajaran praktik
1) Terdiri atas langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa, yaitu langkah-langkah dalam

5
memilih, merangkai, dan menggunakan alat/instrumen
yang akan digunakan atau dipasangkan dalam
unit/rangkaian kegiatan praktik.
2) Untuk tenaga pendidik, handout pembelajaran dituntut
untuk mengetahui cara dan instrumen praktik.
Tujuannya agar pada saat menyampaikan kepeserta
didik tidak mengalami kesalahan.
3) Handout matapelajaran praktik harus memperhatikan
keselamatan kerja.
b. Handout matapelajaran nonpraktik
1) Menjadi acuan handout adalah SAP (Satuan Acara
Pembelajaran)
2) Memiliki format Handout:
a) Bebas (Slide, transparasi, paper based) dan dapat
berbentuk kalimat namun singkat atau skema dan
gambar.
b) Tidak perlu memaki header atau footer untuk setiap
slide, cukup pada halaman pertama yang
menggunakannya.
c) Isi handout terdiri dari overview materi dan rincian
materi.
3. Bentuk Handout
1) Bentuk catatan. Handout ini berisi konsep-konsep, prinsip,
gagasan pokok tentang suatu topik yang akan dibahas.
2) Bentuk diagram. Handout ini berupa suatu bagan, sketsa
atau gambar, baik dilukis secara lengkap ataupun belum
lengkap.
3) Bentuk catatan dan diagram. Handout ini gabungan dari
bentuk pertama dan kedua.

6
2.2.2 Modul
1. Pengertian modul
Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi
serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan
dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai
tujuan belajar (Setiyadi, 2017:104). Modul harus disusun secara
sistematis artinya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
karakteristik dan kebutuhan sehingga siswa dapat belajar secara
mandiri (Asrizal, 2013: 31). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Modul adalah bahan pembelajaran yang dapat dipelajari oleh
peserta didik secara mandiri. Modul merupakan sebuah buku
yang terdapat komponen dan petunjuk secara jelas sehingga
peserta didik dapat belajar secara mandiri.
2. Fungsi Modul.
Menurut panduan pengembangan bahan ajar Depdiknas
(2008:19), fungsi modul dijabarkan sebagai berikut :
1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus
merupakan substansi yang seharusnya diajarkan kepada
siswa.
2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus substansi
kompetensi yang seharusnya dikuasai;
3) Alat evaluasi pencapaian dan penguasaaan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Jenis-jenis modul.
1) Modul sederhana, merupakan bahan pembelajaran tertulis
yang terdiri dari 3-5 halaman, bahan pembelajaran ini
dibuat untuk kepentingan pembelajaran selama 1-2 jam
pelajaran. Modul Kompleks, merupakan bahan pembelajaran

7
yang terdiri dari 40-60 halaman untuk 20-30 jam
pembelajaran, modul ini dilengkapi dengan bahan audio,
video atau film, kegiatan percobaan,dan praktikum.
2) Menurut Penggunaanya dilihat dari penggunaanya, modul
dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Modul untuk peserta didik. Modul ini berisi kegiatan
belajar yang dilakukan oleh peserta didik.
b. Modul untuk Pendidik. Modul ini berisi petunjuk
pendidik, tes akhir modul, dan kunci jawaban akhir
modul.
2.2.3 Buku
Buku merupakan bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan,
gagasan, dan pikiran dari penulis.Buku adalah salah satu sumber
bacaan yang rupakan buku yang biasanya dijadikan pegangan oleh
pendidik untuk melakukan proses pengajaran. Buku secara umum
dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :
1) Buku sumber, merupakan buku yang dijadikan sebagai bahan
rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian tertentu.
2) Buku bacaan, merupakan buku yang hanya dijadikan sebagai
bahan bacaan. Contohnya novel, cerpen, atau legenda.
3) Buku pegangan, Buku pegangan, merupakan buku yang
dijadikan pegangan oleh guru atau pengajar untuk melakukan
pengajaran.
4) Buku bahan ajar, merupakan buku yang disusun untuk proses
pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran
yang akan diajarkan.

Buku pelajaran merupakan buku yang berisi tentang ilmu


pengetahuan yang digunakan oleh peserta didik untuk kegiatan
belajar. Pada buku pembelajaran meliputi sebagai berikut :

8
1. Diktat
Diktat merupakan catatan tertulis pada suaty mata pelajaran atau
bidang studi yang disiapkan oleh guru, agar mempermudah atau
memperkaya pada materi mata pelajaran atau bidang studi yang
akan disampaikan pada saat proses pembelajaran.
2. Buku Ajar
Buku ajar merupakan buku yang disusun untuk proses
pembelajaran, yang berisi bahan-bahan atau materi pelajaran
yang akan diajarkan. Buku ajar adalah suatu kesatuan unit
pembelajaran yang berisi sebuah informasi, pembahasan, serta
evaluasi. Buku ajar yang disusun secara sistematis, dapat
mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
3. Buku Teks
Buku teks merupakan buku yang berisi tentang uraian bahan
mata pelajaran atau bidang tertentu, yang disusun secara
sistematis untuk menunjang proses belajar mengajar yang
disesuaikan pada kurikulum yang berlaku.
2.2.4 Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu bahan ajar cetak
yang digunakan dalam pembelajaran. LKS adalah lembaran-lembaran
yang berisi tugas, dengan pertanyaan-pertanyaan dan langkah-
langkah kegiatan pemecahan suatu masalah yang harus dikerjakan
oleh siswa. LKS bertujuan dalam memberikan kemudahan pada
siswa dalam memahami materi yang diajarkan pada saat proses
pembelajaran. Menurut Depdiknas (2008:23-24) LKS merupakab
lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta
didik.

9
2.2.5 Pamflet
Pamflet merupakan selembaran kertas yang memiliki ukuran tidak
tebal, didalamnya berisi mengenai suatu tulisan. Pamflet merupakan
sebuah selebaran yang didalamnya terdapat sebuah informasi-
informasi tertentu, yang biasanya dibuat okeh perusahaan atau
organisasi tertentu dan ditujukan pada masyarakat.
2.2.6 Brosur
Brosur merupakan sebuah bahan informasi tertulis tentang suatu
masalah yang disusun secara cetak yang hanya terdiri dari beberapa
halaman dan dilipat tanpa dijiid atau seebaran cetakan yang berisi
keterangan singkat yang lengkap tentang perusahaan atau suatu
organisasi. Materi pelajaran pada brosur diambil dari berbagai
sumber belajar baik
dari buku maupun internet yang dijadikan satu dalam bentuk brosur.
2.2.7 Wallchart
Wallchart merupakansuatu bahan cetak, dapat berupa bagan
siklus/proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu.
Contohnya tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus
dan lingkungannya atau proses dari suatu kegiatan laboraturium.
Menurut Majid (2005) “wallchart merupakan bahan cetak, berupa
bagan siklus atau proses dan grafik yang bermakna menunjukkan
proporsi tertentu".
2.2.8 Poster
Menurut Nana Sudjana dan Rivai (2013) poster adalah sebagai
kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan
dengan tujuan untuk manangkap perhatian orang yang lewat tetapi
cukup lama dan menanamkan gagasan yang berarti didalam
ingatannya. poster adalah obyek gambar yang berukuran besar
sebagai media pengajaran yang diberi warna yang kuat serta makna

10
yang terkandung didalamnya sehingga siswa yang melihat mudah
mengingatnya.

2.3 Strategi Pengembangan Bahan Ajar Cetak


Pengembangan bahan ajar cetak (modul) merupakan serangkaian prosedur
yang dilakukan secara berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem
pembelajaran berbasis modul. Dalam pengembangan modul diperlukan
prosedur-prosedur tertentu yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, isi
pembelajaran yang terstruktur, dan memenuhi kriteria yang berlaku bagi
pengembangan pembelajaran. Sebelum menyusun modul, guru harus
memahami strategi pengembangan modul dengan memperhatikan beberapa
kriteria yang harus dimiliki modul serta kegiatan dalam modul harus sesuai
dengan prinsip pembelajaran dan asesmen. Beberapa kriteria yang harus
dimiliki oleh modul ajar antara lain:
1. Esensial, yaitu pemahaman konsep dari setiap prinsip setiap mata
pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang, yaitu modul mampu
membangkitkan minat belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif
dalam proses belajar.
3. Relevan dan kontekstual, yaitu modul berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, serta sesuai
dengan konteks waktu dan lingkungan peserta didik.
4. Berkesinambungan, yaitu modul memiliki keterkaitan alur kegiatan
pembelajaran sesuai dengan fase belajar peserta didik.

Setelah memahami prinsip dasar kriteria modul ajar, maka guru harus
menyusun modul ajar. sesuai dengan komponen pengajaran yang telah
ditentukan berdasarkan kebutuhan peserta didik. Menurut Pannen dan
Puspitasari, ada lima langkah utama strategi pengembangan bahan ajar
cetak yang baik yakni sebagai berikut:

11
1. Analisis.
Tujuan dari tahap analisis adalah untuk mengetahui siapa peserta didik
kita, perilaku awal dan karakteristik awal yang dimiliki. Pada tahap ini
dilakukan proses pencarian dan penggalian informasi siswa untuk
memperoleh informasi aktual tentang perilaku dan karakteristik awal
peserta didik. Hal-hal yang dapat digali dari peserta didik antara lain,
usia, jenis kelamin, motivasi belajar, gaya belajar atau faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pembelajaran, pengetahuan awal tentang isi
pelajaran, akses peserta didik terhadap berbagai sumber belajar dan
sarana yang dibutuhkan untuk mempelajari modul yang akan
dikembangkan.
2. Perancangan.
Tahap perencanaan merupakan tahap perumusan tujuan pembelajaran
berdasarkan hasil analisis, pemilihan topik mata pelajaran, pemilihan
media dan sumber belajar, serta pemilihan strategi pembelajaran.
1) Perumusan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan
gambaran mengenai kompetensi apa saja yang akan dicapai peserta
didik. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara baik, atau kompetensi yang akan
dicapai peserta didik setelah melalui proses pembelajaran.
2) Pemilihan topik mata pelajaran. Saat memilih topik mata pelajaran,
maka acuannya adalah kurikulum dan analisis instruksional yang
telah dimiliki.
3) Pemilihan media dan sumber belajar. Media dan sumber belajar
yang dipilih merupakan sarana dan cara untuk memfasilitasi agar
proses pembelajaran menjadi lebih mudah, menyenangkan dan
menarik bagi peserta didik.
4) Pemilihan strategi pembelajaran. Tahap ini adalah tahap menyusun
urutan pembelajaran dan merancang kegiatan belajar siswa.

12
3. Pengembangan.
Tahap ini merupakan tahap penulisan modul secara keseluruhan. Modul
yang dikembangkan harus memberikan pengalaman kepada peserta
didik, berbagai media, sumber belajar, aktivitas dan umpan balik
merupakan komponen penting dalam menciptakan modul yang menarik,
ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi dan pengemasan modul untuk
menjadikan bahan ajar cetak yang menarik. Selain itu, gaya penulisan
perlu diperhatikan karena memiliki arti penting agar peserta didik dapat
dengan mudah memahami modul yang dibuat.

4. Evaluasi.
Evaluasi merupakan proses memperoleh berbagai reaksi dari berbagai
pihak terhadap modul yang dikembangkan. Reaksi ini hendaknya
dijadikan bahan untuk menjadikan modul menjadi lebih berkualitas.
Ada empat cara untuk mengevaluasi modul yaitu,
1) Telaah oleh ahli materi
2) Uji coba satu-satu
3) Uji coba kelompok kecil
4) Uji coba lapangan.

5. Revisi.
Revisi merupakan tahap perbaikan modul yang telah dibuat,
berdasarkan saran atau masukan-masukan perbaikan yang diperoleh
pada tahap evaluasi. Revisi dapat berupa penghilangan bagian-bagian
yang dianggap tidak diperlukan, perluasan dan pendalaman materi,
penambahan latihan dan contoh, perbaikan penggunaan kalimat dan
istilah, atau menambah penggunaan media untuk memudahkan
pemahaman peserta didik.

13
2.4 Komponen-Komponen Modul

Komponen-komponen utama yang perlu tersedia di dalam modul, yaitu


tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-
rambu jawaban latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes
formatif. Berikut ini penjelsan dari kedelapan komponen tersebut:

1. Tinjauan Mata Pelajaran


Tinjauan mata pelajaran adalah paparan umum mengenai keseluruhan
pokok-pokok isi mata pelajaran yang mencakup:
a. Deskripsi mata pelajaran
b. Kegunaaan mata pelajaran
c. Kompetensi dasar
d. Bahan pendukung lainnya (kaset, kit, dll)
e. Petunjuk Belajar
Petunjuk memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam
kegiatan yang harus dilakukan, alat-alat yang perlu disediakan, dan
prosedur yang dilakukan. Perlu dipahami bahwa letak atau posisi
tinjauan mata pelajaran di dalam modul sangat tergantung kepada
pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin saja satu
mata pelajaran terdiri atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan
mata pelajaran terletak pada modul pertama saja. Contohnya, pada
modul 1 terdapat tinjauan mata pelajaran, sementara modul 2, dan 3
dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran karena sudah terletak pada
modul 1. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada setiap modul
disertakan tinjauan mata pelajaran untuk menuntun siswa dalam
memahami kegunaan mata pelajaran.
2. Pendahuluan
Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu
modul. Oleh karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal
sebagai berikut:

14
a. Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat.
b. Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan
modul.
c. Deskripsi perilaku awal (entry behaviour) yang memuat pengetahuan
dan keterampilan yang sebelumnya sudah diperoleh atau seyogyanya
sudah dimiliki sebagai pijakan (anchoring) dari pembahasan modal
itu.
d. Relevansi, yang terdiri atas:
1) Keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam modul itu
dengan mateni dan kegiatan dalam modul lain dalarn satu mata
pelajaran atau dalam mata pelajaran (cross reference)
2) Pentingnya mempelajari materi modul itu dalam pengembangan
dan pelaksanaan tugas guru secara profesional
e. Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis
f. Petunjuk belajar berisi panduan teknis mempelajari modul itu agar
berhasil dikuasai dengan baik. Pendahuluan harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
1) Memenuhi dan merangsang rasa ingin tahu
2) Urutan sajian yang logis
3) Mudah dicerna dan enak dibaca

3. Kegiatan Belajar
Bagian ini merupakan “daging” atau inti dalam pemaparan materi
pelajaran. Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai
siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga dengan
mempelajari materi tersebu, tujuan yang telah dirumuskan dapat
tercapai. Agar materi pelajaran mudah diterima siswa, maka perlu
disusun secara sisternatis.
Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci
tentang isi pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit.

15
1. Uraian
Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi
pelajaran berupa: fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori,
nilai, prosedur/metode, keterampilan, hukum, dan masalah. Paparan
tersebut disajikan secara naratif atau piktorial yang berfungsi untuk
merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya pengalaman belajar
(learning experiences). Prinsip dalam penyajian uraian harus
memenuhi syarat-syarat:
1) materi harus relevan dengan esensi kompetensi.
2) Materi berada dalam cakupan topik inti
3) Penyajiannya bersifat logis, sistematis, komunikatif/interaktif,
dan tidak kaku.
4) Memperhatikan latar/setting kondisi siswa
5) Menggunakan teknik, metode penyajian yang menarik dan
menantang
2. Contoh
Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang
mewakili/mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk
memantapkan pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep,
prinsip, generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai, prosedur/metode,
keterampilan dan masalah. Prinsip dalam penyajian contoh
hendaknya:
1) Relevan dengan isi uraian
2) Konsistensi istilah, konsep, dalil, dan peran
3) Jumlah dan jenisnya memadai
4) Logis (masuk akal)
5) Sesuai dengan realitas

16
4. Latihan
Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan
oleh siswa setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk
memantapkan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap tentang
fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, prosedur, dan
metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara aktif
dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan
belajar tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan
karakteristik setiap mata pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-
sela uraian atau di akhir uraian. Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan latihan:
a. Relevan dengan materi yang disajikan
b. Sesuai dengan kemampuan siswa
c. Bentuknya bervariasi, misalnya tes, tugas, eksperimen, dsb
d. Bermakna (bermanfaat)
e. Menantang siswa untuk berpikir dan bersikap kritis

5. Rambu-rambu Jawaban latihan


Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus
diperhatikan oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan
rambu-rambu jawaban ini adalah untuk mengarahkan pemahaman siswa
tentang jawaban yang diharapkan dari pertanyaan atau tugas dalam
latihan dalam mendukung tercapainya kompetensin pembelajaran.

6. Rangkuman
Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan
belajar dari suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan
memantapkan pengalaman belajar (isi dan proses) yang dapat
mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru dalam pikiran
siswa. Rangkuman hendaknya memenuhi ketentuan:

17
a) Berisi ide pokok yang telah disajikan
b) Disajikan secara berurutan
c) Disajikan secara ringkas
d) Bersifat menyimpulka
e) Dapat dipahami dengan mudah (komunikatif)
f) Memantapkan pemahaman pembaca
g) Rangkuman diletakkan sebelum tes formatif pada setiap kegiatan
belajar
h) Menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan
kata-kata yang sulit dipahami.

7. Tes Formatif
Pada setiap modul selalu disertai lembar evaluasi (evaluasi formatif)
yang biasanya berupa tes. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur
apakah tujuan yang dirumuskan telah tercapai atau belum. Tes formatif
merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa setelah suatu pokok
bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar berakhir. Tes
formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa
terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes
formatif digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan
selanjutnya. Tes formatif secara prinsip harus memenuhi syarat-syarat:
a) Mengukur kompetensi dan indikator yang sudah dirumuskan
b) Materi tes benar dan logis, baik dari segi pokok masalah yang
dikemukakan maupun dart pilihan jawaban yang ditawarkan
c) Pokok masalah yang ditanyakan cukup penting
d) Butir tes harus memenuhi syarat-syarat penulisan butir soal

8. Kunci Jawaban Tes Formatif dan Tindak Lanjut


Kunci jawaban tes formatif pada umumnya diletakkan di bagian paling
akhir suatu modul. Jika kegiatan belajar berjumlah 2 buah, maka kunci

18
jawaban tes formatif terletak setelah tes formatif kegiatan belajar 2,
dengan halaman tersendiri. Tujuannya agar siswa benar-benar berusaha
mengerjakan tes tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu. Lembar
ini berisi jawaban dari soal-soal yang telah diberikan. Jawaban siswa
terhadap tes yang ada diketahui benar atau salah dapat dilakukan dengan
cara mencocokkannya dengan kunci jawaban yang ada pada lembar ini.
Tujuannya adalah agar siswa mengetahui tingkat penguasaannya
terhadap isi kegiatan belajar tersebut. Di samping itu, pada bagian ini
berisi petunjuk tentang cara siswa memberi nilai sendiri pada hasil
jawabannya.
Tindak lanjut
Di dalam kunci jawaban tes formatif, terdapat bagian tindak lanjut yang
berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar tes formatifnya.
Siswa diberi petunjuk untuk melakukan kegiatan lanjutan, seperti: Terus
mempelajari kegiatan belajar berikutnya bila ia berhasil dengan baik
yaitu mencapai tingkat penguasaan 80 % dalam tes formatif yang lalu,
atau mengulang kembali mempelajari kegiatan belajar tersebut bila
hasilnya masih di bawah 80 % dari skor maksimum.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Cetak


Bahan ajar cetak memiliki kesamaan dengan bahan ajar non cetak, yaitu
mempunyai kelebihan yang mengarah pada pemilihan dan penggunaannya
dalam proses pembelajaran. Kelebihan ini tidak muncul begitu saja, namun
harus didukung melalui langkah-langkah terstruktur agar terekspresikan
dalam bahan ajar cetak yang dikembangkan. Pengetahuan tentang kelebihan
bahan ajar cetak berguna baik dalam pemilihan atau pengembangan bahan
ajar cetak. Berikut merupakan kelebihan dari bahan ajar cetak:

19
1. Dari sudut penggunaan
Bahan ajar cetak adalah media yang paling mudah didapatkan dan lebih
sederhana dibanding program komputer. Bahan ajar ini dapat dipelajari
dan dibaca di mana saja dan kapan saja, tidak perlu alat yang khusus
dan mahal untuk memanfaatkannya.
2. Dari sudut pengajaran
Bahan ajar cetak memiliki keunggulan dibanding bahan ajar jenis lain,
karena bahan ajar cetak adalah media yang sangat berpengaruh dalam
hal mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan
mampu memahami prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan
menggunakan argumentasi yang logis.
3. Dari sudut kualitas penyampaian
Bahan ajar cetak dapat menjelaskan kata-kata, angka-angka, notasi
musik, gambar dua dimensi serta diagram. Jika biaya bukan merupakan
masalah maka media cetak dapat dipresentasikan lengkap dengan
ilustrasi yang berwarna.
4. Dari segi ekonomi
Bahan ajar cetak relatif terjangkau untuk diproduksi atau dibeli dan
dapat digunakan berulang-ulang kali. Di samping itu, pengirimannya
relatif lebih mudah, efisien, cepat dan ongkosnya relatif lebih murah.

Setelah membahas tentang kelebihan bahan ajar cetak, seperti halnya


materi pendidikan lainnya, bahan ajar cetak juga mempunyai kelemahan.
Kelemahan-kelemahan tersebut perlu diketahui agar terhindar dari
pengembangan bahan ajar cetak yang memiliki kelemahan tersebut.
Berikut merupakan kelemahan bahan cetak:

1. Bahan ajar cetak tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan


materi bersifat linear, tidak mampu mempresentasikan kejadian secara
berurutan.

20
2. Bahan ajar cetak sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang
mengalami kesulitan memahami bagian tertentu dari bahan ajar tersebut.
3. Bahan ajar cetak sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang
diajukan yang memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan
yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam.
4. Bahan ajar cetak tidak dapat mengakomodasi siswa dengan kemampuan
baca terbatas karena bahan ajar cetak ditulis pada tingkat bacaan tertentu
yang memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami
materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi
pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami.
Ada sebagian guru yang menuntut siswanya untuk menghafal data, fakta
dan angka. Tuntutan ini akan membatasi penggunaan bahan ajar cetak
hanya sebatas alat bantu menghafal Kadang kala memuat terlalu banyak
terminologi dan istilah sehingga dapat menyebabkan beban kognitif
yang besar kepada siswa presentasi satu arah karena bahan ajar cetak
tidak interaktif sehingga cenderung digunakan dengan pasif, tanpa
pemahaman yang memadai.

2.6 Manfaat dan Tujuan Pengembangan Bahan Ajar Cetak


Pengembangan bahan ajar cetak atau modul merupakan suatu kegiatan yang
penting dalam proses pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa manfaat
dan tujuan dari pengembangan bahan ajar cetak:
A. Manfaat pengambangan bahan ajar cetak:
1. Memfasilitasi Pembelajaran Mandiri
Modul dapat menjadi alat yang efektif untuk memfasilitasi
pembelajaran mandiri. Siswa dapat belajar secara mandiri dengan
mengikuti langkah-langkah yang tertera dalam modul tanpa
kehadiran guru secara langsung.

21
2. Pengaturan Waktu Pembelajaran
Modul memungkinkan siswa untuk mengatur waktu belajar mereka
sendiri. Mereka dapat mempelajari materi sesuai dengan kecepatan
dan waktu yang mereka miliki.
3. Pengulangan Materi
Modul dapat digunakan sebagai alat untuk pengulangan materi.
Siswa dapat menggunakan modul sebagai referensi ketika mereka
memerlukan pemahaman ulang tentang suatu konsep atau topik.
4. Kemudahan Akses
Modul cetak dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Siswa tidak
tergantung pada kehadiran fisik guru atau akses internet untuk
mempelajari materi.
9. Memfasilitasi Diversifikasi Pembelajaran
Dengan modul, guru dapat memfasilitasi pembelajaran yang lebih
beragam. Mereka dapat menyediakan materi tambahan atau latihan
yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa.

B. Tujuan pengambangan bahan ajar cetak:


1. Meningkatkan Kemandirian Belajar
Salah satu tujuan utama dari pengembangan modul adalah untuk
meningkatkan kemandirian belajar siswa. Modul memungkinkan
siswa untuk mengambil kontrol atas proses pembelajaran mereka
sendiri.
2. Pengoptimalan Penggunaan Waktu
Tujuan lainnya adalah untuk mengoptimalkan penggunaan
waktu pembelajaran. Dengan modul, siswa dapat belajar secara
efisien sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar masing-
masing.

22
3. Meningkatkan Pemahaman Materi
Modul dapat membantu dalam meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran. Dengan menyediakan penjelasan
yang jelas dan latihan yang sesuai, modul dapat membantu siswa
memahami konsep dengan lebih baik.
4. Memfasilitasi Penilaian
Modul juga dapat digunakan sebagai alat penilaian. Guru dapat
menyertakan pertanyaan evaluasi di dalam modul untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
5. Mengakomodasi Kebutuhan Individu
Tujuan lain dari pengembangan modul adalah untuk
mengakomodasi kebutuhan individu siswa. Dengan
menyediakan materi tambahan atau latihan yang sesuai, modul
dapat membantu siswa dengan tingkat pemahaman yang
berbeda-beda.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dengan pembahasan materi di atas tim penulis dapat
menarik kesimpulan bahwasanya bahan ajar cetak merupakan bahan atau
materi pembelajaran yang disusun secara sistematis dengan berlandaskan
prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan oleh tenaga pendidik dan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar cetak dibagi menjadi
beberapa jenis, di antaranya ada handout, modul, buku, lembar kerja siswa
(LKS), pamflet, brosur, wallchart, dan poster. Dalam perkembangannya
modul menjadi bahan ajar cetak yang sangat penting. Terdapat empat
kriteria yang harus terdapat pada modul, yakni esensial, menarik, relevan
dan kontekstual, dan berkesinambungan. Dalam pengembangan bahan ajar
cetak modul terdapat lima langkah penting yang harus dilakukan, yaitu
analisis, perancangan, pengembangan, evaluasi, dan revisi. Di dalam bahan
ajar cetak modul terdapat komponen-komponen utama, yaitu tinjauan mata
pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan; rambu-rambu jawaban
latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif.
Bahan ajar cetak memiliki kelebihan dan Kekurangan. Kelebihannya
yaitu, dapat dibaca di mana saja, dapat menjelaskan suatu materi dengan
jelas, dapat menjelaskan fakta, harga yang terjangkau. Selanjutnya untuk
kekurangan bahan ajar cetak adalah tidak mampu mempresentasikan gerak,
tidak dapat memberikan bimbingan, tidak dapat memberikan umpan balik,
terkadang siswa hanya sekedar membaca tanpa memahami materi.
Pengembangan bahan ajar cetak memiliki manfaat dan juga tujuan.
Manfaat bahan ajar cetak yakni, memfasilitasi pembelajaran mandiri,
mengatur waktu pembelajaran, pengulangan materi, kemudahan akses,
memfasilitasi diversifikasi pembelajara. Selanjutnya manfaat
pengembangan bahan ajar cetak adalah meningkatkan kemandirian belajar,

24
mengoptimalkan penggunaan waktu, meningkatkan pengetahuan materi,
memfasilitasi penilaian, dan mengakomodasi kebutuhan individu.

3.2 Saran
Tim penulis harap pembaca dapat mempelajari sekaligus memahami
makalah yang telah tim penulis susun demi meningkatkan pengetahuan
serta meluaskan wawasan pembaca dalam mata kuliah Menulis Modul
khususnya mengenai materi Pengembangan Bahan Ajar Cetak (Modul).
Tim penulis sarankan para pembaca membaca sumber referensi yang sudah
tim penulis cantumkan di daftar pustaka sebagai bahan referensi untuk
belajar.

25
DAFTAR PUSTAKA

Yanti, Y., & Asrizal, A. (2019). Pengertian, jenis-jenis, dan karakteristik


bahan ajar cetak meliputi hand out, modul, buku (diktat, buku ajar,
buku teks), LKS dan pamflet.

Amelia, Delora Jantung. 2018. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD.


Pengembangan Bahan Ajar Cetak Dalam Bentuk Komik Untuk Siswa
Kelas III Sekolah Dasar. Vol. 6. No. 2.

Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Indonesia.

Widyaningtyas, Reviandari dan Rika Widya Sukmana. Bahan Ajar Cetak . E-


Learning Unla

Zuriah, N., Sunaryo, H., & Yusuf, N. (2016). IbM guru dalam pengembangan
bahan ajar kreatif inovatif berbasis potensi lokal. Jurnal Dedikasi, 13.

Bates, A.W. (1995). Technology, Open Learning and Distance Education.


London: Rutledge.

Kemp, J.E. & Dayton, D.K. (1985). Planning and Producing Instructional
Media. New York: Harper and Row.

Widyaningtyas, R., & Sukmana, R. W. Tujuan Instruksional Khusus.

INDONESIA, P. R. (2006). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Amelia, D. J. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Cetak Dalam Bentuk Komik


Untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Jurnal Pemikiran dan
Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 6(2), 136-143.

26
Salsabilla, I. I., Jannah, E., & Juanda, J. (2023). Analisis Modul Ajar Berbasis
Kurikulum Merdeka. Jurnal Literasi Dan Pembelajaran Indonesia, 3(1),
33-41.

27

Anda mungkin juga menyukai