Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REVIEW

MK MEDIA PEMBELAJARAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
AKUNTANSI– FE

Skor Nilai :

(Evaluasi Media Pembelajaran)

Disusun Oleh: Kelompok 8

1. Ade novika husna Ms (7213142010)

2. Cindy Claudia telaumbanua (7212442001)

3. Selly Setiawati (7213342013)

Dosen Pengampu : Jabal Ahsan, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI-B

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN AJARAN 2023/20


1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan banyak nikmat
sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu tugas dari mata kuliah Media Pembelajaran
yaitu CRITICAL BOOK REVIEW dengan dosen pengampu bapak JABAL AHSAN, S.Pd.,
M.Pd. Terimakasih kami ucakan kepada segala pihak yang telah membantu, khusunya dosen
pengampu pada mata kuliah ini yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis berharap semoga Critical Book Review ini
sesuai dengan yang diharapkan Bapak dosen pengampu.

Akhir kata kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu
pengetahuan bagi pihak-pihak yang memerlukan serta menjadi bahan rujukan dalam
pemilihan buku yang baik.

MEDAN, September 2023

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2

DAFTAR ISI………………………………………………………………............................3

BAB I PENDAHULUAN.………………………………………………...............................4

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review (CBR).........……………………….....4

B. Tujuan Penulisan Critical Book Review (CBR) ........................………………………..4

C. Manfaat Critical Book Review (CBR).............................................………………….....4

D. Identitas Buku yang di Review……………………………………………………….......5

BAB II RINGKASAN BUKU.................................................................................................6

A.Buku utama...........................................................................................................................6

B.Buku pembanding...............................................................................................................21

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................27

A.Perbandingan isi buku.......................................................................................................32

B. Kelebihan buku .................................................................................................................32

C. Keunggulan buku..............................................................................................................32

BAB IV PENUTUP................................................................................................................34

A. Kesimpulan……………………………………………………........................................34

B. Saran…………………………………………………………...........................................34

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….........................35

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Melakukan Critical Book Review pada suatu buku dengan membandingkan nya dengan
buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan
informasi yang kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari buku yang lain.
Melalui critical book ini juga mempermudah pembaca maupun penulis untuk memilih
refrensi buku.

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Mengulas isi sebuah buku.
2. Mengetahui informasi sebuah buku.
3. Membandingkan isi buku utama dengan buku pembanding
4. Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada disetiap buku.

C. Manfaat Penulisan CBR

Adapun manfaat dari penulisan CBR ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran


2. Untuk menambah pengetahuan tentang pendidikan Media Pembelajaran
3. Untuk mengetahui banyak hal tentang buku.
4. Mempercepat menemukan poin-poin dalam buku
5. Mempermudah menemukan kata-kata sulit dalam buku

4
A. Identitas Artikel dan Jurnal yang direview

BUKU UTAMA

1.Judul buku : MEDIA PEMBELAJARAN

2.Edisi : Cetakan pertama

3.Pengarang : Rahmi Mudia Alti, Putri Tipa Anasi,


Dumaris E. Silalahi, Lina Arifah Fitriyah, Hafidhah Hasanah,
Muh. Rijalul Akbar, Teguh Arifianto,
Ilham Kamaruddin, Herman, Eva Nurul Malahayati,
Sri Hapsari, Winda Jubaidah, Andri Kurniawan
Wanda Nugroho Yanuarto, Rifka Agustianti,

4.Penerbit : PT. GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI

5.Kota terbit : Padang Sumatera Barat

6.Tahun terbit : 2022

7.Tebal buku : 1 - 210 halaman

8.ISBN : 978-623-5383-01-9

BUKU PEMBANDING

1.Judul buku : Media Pembelajaran

2.Edisi : 1

3.Pengarang : Andi Kristanto, S.Pd., M.Pd.

4.Penerbit : Bintang Surabaya

5.Kota terbit : Surabaya

5
6.Tahun terbit : 2016

7.Tebal buku : 1-129 halaman

8.ISBN : 978-478-602-6534-15-6

6
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. Ringkasan buku utama


a) Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran berasal dari dua kata, yaitu media dan pembelajaran. Kata media itu
sendiri berasal dari berbagai bahasa, dalam bahasa latin medius yang artinya perantara.
Sedangkan dalam bahsa Inggris media berasal dari kata medium yang artinya pengantar atau
saluran. Kata media juga berasal dari bahasa Arab yaitu, wasa’il artinya sarana atau jalan.
Pembelajaran merupakan proses interaksi anatara siswa dengan guru, maka dari itu media
pembelajaran sangat penting bagi kegiatan belajar mengajar di sekolah. (Sadiman, Rahardjo,
Haryono 2014).

Menurut dari beberapa referensi, media pembelajaran dapat juga diartikan sebagai berikut :

1. Menurut Kustandi dan Sutjipto (2011), media pembelajaran adalah alat yang akan
membantu peserta didik dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang lebih baik dan sempurna.
2. Menurut Moreira (2018), media pembelajaran adalah bentuk instrumen yang akan
digunakan peserta didik untuk memperlihatkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang bertujuan agar lebih nyata dan lebih konkret..
3. Menurut Haryadi dan Widodo (2019), media pembelajaran adalah sebuah sarana
pembelajaran, baik yang bersifat tradisional maupun modern. 4. Menurut Mashuri
(2019), media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat menyalurkan materi pelajaran,
merangsang pikiran, perasaan, minat serta perhatian dari peserta didik.

b) Fungsi Media Pembelajaran


Fungsi media pembelajaran menurut R.M Soelarko adalah sebagai berikut :
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.

7
3. Menimbulkan gairah belajar dan interaksi secara langsung antara peserta didik dengan
sumber belajar.
4. Memungkinkan peserta didik untuk belajar secara mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, audiotori, dan kinestetiknya.
5. Memberikan peserta didik rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimbulkan presepsi yang sama.

Sedangkan, manfaat dari adanya media pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Media pembelajaran dapat menjelaskan konsep-konsep yang abstrak.


2. Media pembelajaran dapat menghadirkan objek-objek yang sulit untuk dibawa dan
berbahaya jika dihadirkan dalam kegiatan pembelajaran.
3. Media pembelajaran dapat menampilkan objek-objek yang berukuran terlalu besar atau
terlalu kecil.
4. Media pembelajaran dapat memperlihatkan gerakangerakan yang terlalu cepat atau
lambat.

c) Evaluasi Media Pembelajaran

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) evaluasi artinya adalah penilaian.
Sedangkan menurut Normand E Grondlund pengertian dari evaluasi adalah suatu proses yang
terstruktur dan sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan
pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik. Evaluasi menurut Nurgiyantoro adalah kegiatan
untuk menilai mana visi itu dapat dicapai, maksudnya adalah evaluasi ini mengandung arti suatu
tindakan atau suatu proses yang terstruktur untuk menentukan nilai dari sesuatu. Selain itu Hujair
AH Sanaky berpendapat evaluasi merupakan proses yang terjadi secara kontinu terkait tentang
penafsiran informasi dalam menilai keputusan yang dibuat dalam merancang satu sistem
pengajaran.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa pengertian dari evaluasi media pembelajaran
adalah suatu rangkaian proses untuk mengukur atau mengetahui apakah media pembelajaran
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran itu telah memenuhi atau tidak dengan tujuan yang
ditentukan sebelumnya.

8
Evaluasi dapat dilakukan melalui beberapa cara, seperti diskusi kelas dan kelompok
interview perorangan, observasi mengenai sikap siswa, dan evaluasi media yang telah tersedia.
Salah satu faktor kegagalan dalam mencapai tujuan belajar ialah kurang efektifnya media
pembelajaran yang digunakan. Dengan kita melakukan interaksi dengan siswa kita akan
mengetahui sampai dimana media pembelajaran ini dan kita akan mengetahuinya dengan semua
respon yang ada misalnya, siswa lebih suka belajar mandiri karena bisa fokus dari pada harus
belajar melalui media yang kita pilih atau siswa menyukai jika menggunakan media-media
tertentu, seperti siswa lebih menyukai penyajian materi melalui video, film atau lewat permainan
dan tidak menyukai penyajian materi melalui buku teks atau media transparansi. Hal tersebut
bisa diketahui oleh pendidik dengan mengamati respon siswa selama mengikuti pembelajaran
apakah mereka antusiasme dalam belajar atau tidak.

Oemar Hamalik mengatakan harus dipahami bahwa evaluasi bukan final dari suatu
pembelajaran yang telah kita susun akan tetapi evaluasi merupakan awal dari siklus
pembelajaran berikutnya,evaluasi juga dapat menentukan pembelajaran yang selanjutnya
berhasil atau tidak

d) Tujuan Evaluasi Media Pembelajaran

Tujuan dari evaluasi media pembelajaran adalah untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi
dari media yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dalam menyampaikan materi. Asnawir
mengatakan Kelemahan dan kekuatan dari sebuah media akan diketahui dengan program ini,
apakah media tersebut perlu diperbaiki atau tidak. Hal itu akan memudahkan pendidik dalam
mengembangkan sebuah media sebagai alat dalam proses pembelajaran.

Sedangkan menurut Azhar Arsyad, tujuan evaluasi media pembelajaran adalah sebagai
berikut :

1. Mengetahui media yang digunakan efektif atau tidak


2. Mengetahui apakah media tersebut perlu perbaikan atau tidak
3. Menganalisis apakah media yang digunakan itu costeffective atau tidak dilihat dari
hasil belajar siswa
4. Penentuan media yang sesuai dengan materi pembelajaran apakah materi
pembelajaran sudah tersampaikan dengan baik dengan media tersebut

9
5. Mengukur kapabilitas guru dalam menggunakan media tersebut
6. Memahami apakah media tersebut benar-benar berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa
7. Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran.

Sedangkan tujuan evaluasi media pembelajaran dalam buku pedoman evaluasi media
pendidikan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (1988/1989) dinyatakan
bahwa evaluasi media memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Memberi petunjuk kepada instansi pemerintah dalam mengadakan media pendidikan


yang bermutu.
2. Memberikan pedomam kepada guru dalam membuat media pendidikan yang bermutu.
3. Memberikan pedoman kepada produsen dalam memproduksi media pendidikan yang
bermutu.
4. Melindungi dari penggunaan media pendidikan yang tidak dapat diperuntukan dari segi
teknis kependidikan.

Evaluasi media pendidikan dapat menjadi dua macam evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi Formatif adalah proses yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang
efektivitas dan efisiensi media untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Data tersebut untuk
memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien.

Evaluasi pembelajaran merupakan bagian yang integral dan suatu proses instruksional.
Idealnya keaktifan pelaksanaan proses instruksional diukur dari dua aspek:

1. Hasil nyata terkait hasil belajar siswa yang diketahui dari sistem instruksional
2. Bukti yang menunjukan kontribusi media pembelajaran terhadap keberhasilan dan
keefektifan proses instruksional

e) Macam - macam dan Prosedur Evaluasi Media Pembelajaran

10
Husniyatus Salamah Zainiyati beranggapan kegiatan evaluasi dalam media pembelajaran
difokuskan kepada kegiatan evaluasi formatif. Ada tiga tahap pada evaluasi formatif, rinciannya
adalah sebagai berikut :

1. Evaluasi satu lawan satu (one to one)

Evaluasi ini dilaksanakan dengan memilih dua siswa atau lebih yang bisa mewakili dari
populasi target dari media yang dibuat. Kedua siswa yang dipilih memiliki kemampuan yang
berbeda. Contohnya satu siswa di bawah rata-rata dan satu siswa memiliki diatas rata-rata.
Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

 Jelaskan kepada siswa jika kita sedang merancang suatu media baru dan ingin
mengetahui reaksi mereka
 Menyampaikan kepada siswa jika nanti salah,bukanlah karena mereka akan tetapi
media yang digunakan kurang sempurna. Jadi, perlu diperbaiki.
 Usahakan keadaan senyaman mungkin agar siswa dapat terbuka dalam mengutarakan
tanggapan terkait media tersebut
 Selanjutnya beri pre-test untuk mengetahui pemahaman dan interpretasi siswa
terhadap materi yang dimediakan.
 Kemudian sajikan media dan catat dalam penyajian media dibutuhkan berapa lama
waktu yang. Perlu dicatat pula respon peserta didik bagian mana yang sukar dipahami
 Berikan tes yang mengukur keberhasilan tersebut (post test).
 Analisis data-data dan informasi yang sudah dikumpulkan

2. Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation)

Ibid berpendapat evaluasi ini diuji cobakan kepada sekitar 10-20 siswa yang mewakili
populasi target, peserta didik tersebut hendaknya mencerminkan karakteristik populasi.
Upayakan sampel tersebut terdiri dari berbagai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dan
gender yang berbeda. Prosedurnya adalah sebagai berikut:

 Jelaskan kepada siswa bahwa media tersebut pada tahap formatif dan
membutuhkan umpan balik guna menyempurnakannya

11
 Berikan tes awal (pre-test) untuk mengukur kemampuan dan pemahaman siswa
terkait materi yang disampaikan melalui media tersebut
 Tugas-kan kepada peserta didik sejenak agar mereka dapat mempelajari media
yang akan disajikan
 Catat berapa waktu dan feedback baik langsung atau tidak selama penyajian
media
 Berikan post test untuk mengetahui seberapa banyak tujuan telah dicapai
 Bagikan angket atau kuesioner kepada siswa seperti: menarik tidaknya materi
melalui media tersebut apa sebabnya pemahaman siswa terhadap pesan melalui
media tersebut konsistensi tujuan dan materi dan cukup tidaknya latihan tersebut
 Lakukan analisis terhadap data-data dan bukti yang telah terkumpul.

3. Evaluasi lapangan (field evaluation)

Merupakan tahapan akhir dari evaluasi formatif. Evaluasi ini memiliki peran yang
dimana ini evaluasi penyempurnaan dari evaluasi yang sebelum sebelumnya. Dalam evaluasi ini
memerlukan 30 siswa dengan karakteristik, potensi lingkungan, jenis kelamin, minat belajar
berbeda-beda. Hal yang harus dihindari tiap-tiap evaluasi adalah hallo effect. Hallo effect ini
muncul apabila kita menguji cobakan media kepada siswa yang masih belum familiar dengan
media tersebut. Jika seperti itu, maka informasi yang diperoleh banyak dipengaruhi oleh sifat
kebaruan tersebut sehingga kurang dapat dipercaya. Prosedur dalam melakukan evaluasi
lapangan ini adalah sebagai berikut:

 Pilih 30 siswa yang mewakili populasi


 Jelaskan kepada siswa maksud uji coba lapangan dan hasil akhir yang akan
dicapai.Upayakan siswa rileks dan berani mengemukakan penilaian dan jangan
sampai siswa beranggapan bahwa uji coba tersebut hanya menguji kemampuan
mereka
 Berikan pre-test seperti evaluasi sebelumnya
 Sajikan media yang sesuai dengan rencana pembuatnya
 Catat semua respons dari siswa selama sajian. Begitu pula waktu yang Sudah
ditentukan

12
 Berikan tugas terakhir untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.kemudian
dibandingkan dengan tes awal untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi media
yang telah dibuat
 Memberi kuesioner guna melihat bagaimana response dan sikap peserta didik
terhadap media yang disajikan
 Analisis data yang sudah diperoleh seperti kemampuan awal, skor tes awal dan
akhir, waktu yang dibutuhkan,perbaikan bagian yang belum sempurna dan
sebagainya

B. Ringkasan buku pembanding

EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaran sebelum digunakan secara luas perlu dievaluasi terlebih dahulu, baik dari segi isi
materi, segi edukatif, maupun segi kualitas teknis permediaan, sehingga media tersebut memenuhi
persyaratan sebagai media pembelajaran. Evaluasi media dimaksudkan untuk mengetahui apakah media
yang dibuat/ diproduksi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan atau tidak. Hal ini penting untuk
diperhatikan dan dilakukan karena banyak orang yang beranggapan bahwa sekali mereka membuat media
pasti baik. Untuk itu perlu dibutuhkan dengan cara untuk menguji/memvalidasi media tersebut untuk
melihat dari segi kelayakan dan keefektifannya.

A. Macam-macam evaluasi media pembelajaran


Evaluasi media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah proses pengumpulan data untuk
menentukan apakah media yang dibuat patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau apakah
media tersebut benar-benar layak atau tidak, setelah media tersebut diperbaiki dan
disempurnakan. Evaluasi sumatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data
tentang efektivitas dan efisiensi media untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Data tersebut
dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih
efektif dan efisien dalam pembelajaran.
B. Prosedur evaluasi media pembelajaran
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: evaluasi ahli materi, evaluasi ahli
media, evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group

13
evaluation), dan evaluasi lapangan (field evaluation). Berikut penjelasan dari masing-masing
langkah:
a. Evaluasi ahli materi
Sebelum di ujicobakan kepada siswa, produk yang dikembangkan di validasi
oleh ahli materi. Pada tahap ini pilihlah minimal dua ahli materi, untuk menghindari
subyektifitas. Validasi ini penting dilakukan untuk mendapatkan masukan agar
produk awal/prototipe yang dikembangkan dari segi ketepatan materi. Selain itu juga
untuk mengetahui kekurangan-kekurangan seperti: kesalahan materi, kekurangan
materi, dan kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, dan lain sebagainya.
Masukan dan saran dari ahli materi bisa didapatkan melalui wawancara, angket.
Masukan dari ahli materi di analisis dan dilakukan revisi perbaikan. Prosedur
pelaksanaan evaluasi ahli materi sebagai berikut:
1. Jelaskan bahwa media tersebut pada tahap formatif dan memerlukan umpan
balik dalam hal penyempurnaan materi.
2. Lakukan wawancara atau berikan angket tertutup dan terbuka (campuran)
untuk masukan perbaikan dalam hal penyempurnaan materi.
3. Lakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul.
b. Evaluasi ahli media
Pada tahap ini pilihlah minimal dua ahli media, untuk menghindari subyektifitas.
Validasi ini penting dilakukan untuk mendapatkan masukan dan saran agar produk
awal/prototipe yang dikembangkan dari segi desain media, seperti format media,
keterbacaan, kemasan media, dan lain sebagainya. Masukan dan saran dari ahli media
bisa didapatkan melalui wawancara, angket. Masukan dari ahli media di analisis dan
dilakukan revisi perbaikan untuk meminimalisir kelemahan/kekurangan media yang
dikembangkan. Prosedur pelaksanaan evaluasi ahli media sebagai berikut:
1. Jelaskan bahwa media tersebut pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik
dalam hal kelayakan media.
2. Lakukan wawancara atau berikan angket tertutup dan terbuka (campuran) untuk
masukan perbaikan dalam hal kelayakan media.
3. Lakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul.
c. Evaluasi satu lawan satu (one to one)
Pada tahap ini pilihlah dua orang sasaran/siswa yang dapat mewakili populasi
target dari media yang telah dibuat atau pemilihan dua orang siswa ditentukan
berdasarkan diskusi dengan guru mata pelajaran dengan melihat nilai mata pelajaran

14
masingmasing. Kedua orang tersebut hendaknya satu orang diambil dari populasi
yang kemampuannya di atas rata-rata, sedangkan yang satu orang lagi
kemampuannya di bawah rata-rata. Sajikan media tersebut kepada mereka secara
individual. Kalau media itu didesain untuk belajar mandiri, maka biarkanlah dia
mempelajarinya, sementara itu kita mengamatinya. Dari kegiatan ini ada beberapa
informasi yang dapat diperoleh diantaranya: kesalahan pemilihan kata atau uraian-
uraian tak jelas, kesalahan dalam memilih lambanglambang visual, kurangnya
contoh, terlalu banyak atau sedikitnya materi, urutan/sequence yang keliru,
pertanyaan atau petunjuk yang kurang jelas, materi tidak sesuai dengan tujuan.
Prosedur pelaksanaan evaluasi satu lawan satu (one to one) sebagai berikut:
1. Jelaskan kepada siswa tentang rancangan media baru. Kemudian amati reaksi
mereka terhadap media yang ditampilkan tersebut.
2. Katakan kepada siswa bahwa jika terjadi kesalahan penggunaan media
tersebut, bukanlah karena kekurangan siswa tapi karena kelemahan media.
3. Usahakan agar siswa bersifat santai dan bebas dalam mengemukakan
pendapat mereka mengenai media yang ditampilkan tersebut.
4. Lakukan tes awal (pretest) untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan
pengetahuan siswa terhadap penggunaan media tersebut.
5. Catat lama waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut dan catat
pula reaksi siswa terhadap penampilan media tersebut.
6. Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan media tersebut
(posttest).
7. Lakukan analisis terhadap informasi yang terkumpul.
d. Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation)
Pada tahap ini media diujicobakan kepada sasaran/siswa kurang lebih 10 - 20
siswa yang dapat mewakili populasi target. Siswa/sasaran yang dipilih untuk uji coba
ini hendaknya mencerminkan karakteristik populasi. Usahakan sampel tersebut terdiri
dari siswa/sasaran berbagai tingkat kemampuan (pandai, sedang, kurang pandai),
jenis kelamin berbeda-beda (laki-laki, dan perempuan), berbagai usia, latar belakang.
Prosedur pelaksanaan evaluasi kelompok kecil (small group evaluation) sebagai
berikut:
1. Jelaskan bahwa media tersebut pada tahap formatif dan memerlukan umpan
balik untuk menyempurnakannya.

15
2. Berikan tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan
siswa tentang topik yang berkenaan dengan penggunaan media.
3. Sajikan media dan minta kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
4. Catat waktu yang diperlukan dan semua bentuk umpan balik selama
penyajian.
5. Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat
tercapai (posttest).
6. Bagikan angket kepada siswa untuk mengetahui menarik tidaknya media
yang digunakan, mengerti tidaknya siswa terhadap pesan yang disampaikan
oleh media tersebut, konsistensi tujuan dan materi dan cukup tidaknya latihan
yang dilakukan.
7. Lakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul.
e. Evaluasi lapangan (field evaluation)
Evaluasi lapangan (field evaluation) adalah tahap akhir dari evaluasi formatif
yang perlu dilakukan. Evaluasi lapangan dilakukan kepada sekitar 30 orang dengan
berbagai karakteristik seperti tingkat kepandaiannya, kelas, latar belakang, jenis
kelamin, usia, sesuai dengan karakteristik populasi. Satu hal yang perlu dihindari
baik pada dua tahap evaluasi terdahulu maupun evaluasi lapangan ini yaitu efek halo
(hallo effect). Hallo effect muncul apabila media yang dicobakan pada responden
yang salah. Maksudnya apabila kita mencobakan media kepada mereka yang belum
pernah melihat media tersebut. Jika demikian maka informasi yang diperoleh banyak
dipengaruhi oleh sifat kebaruan tersebut sehingga kurang dapat dipercaya. Prosedur
pelaksanaan evaluasi lapangan (field evaluation) sebagai berikut:
1. Pilih siswa sebanyak 30 orang yang betul-betul mewakili populasi.
2. Jelaskan kepada siswa maksud uji coba lapangan dan hasil akhir yang
diharapkan. Usahakan siswa bersifat relaks dan berani mengeluarkan
pendapat atau penilaian. Ingatkan kepada mereka bahwa uji coba bukan
menguji kemampuan mereka.
3. Berikan tes awal (pretest) untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan
mereka mengenai topik yang menggunakan media tersebut.
4. Sajikan media yang sesuai dengan rencana perbuatannya.
5. Catat semua respon yang muncul dari siswa selama ujian, begitu pula waktu
yang diperlukan.

16
6. Lakukan/berikan posttest untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa
setelah penyajian media tersebut. Hasil tes akhir dibandingkan dengan tes
awal yang digunakan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi media yang
dibuat tersebut.
7. Edarkan tes skala sikap kepada siswa yang dipilih tersebut untuk mengetahui
sikap mereka terhadap media yang digunakan.
8. Lakukan analisis terhadap data yang diperoleh melalui kegiatankegiatan yang
dilakukan, terutama mengenai kemampuan awal, skor tes awal dan tes akhir,
waktu yang diperlukan, perbaikan dari bagian-bagian yang sulit, pengajaran
serta kecepatan sajian dan sebagainya.

Menurut Walker & Hess (dalam Arsyad, 2010: 219) kriteria mereview media
pembelajaran dalam evaluasi formatif, sebagai berikut:

a. Segi isi materi


1. Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
2. Isi materi mudah dimengerti.
3. Sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
4. Bahan disajikan dari yang mudah menuju sulit.
5. Tidak banyak menggunakan kata-kata sulit.
b. Segi edukatif
1. Memberikan kesempatan belajar
2. Memberikan bantuan untuk belajar.
3. Kualitas memotivasi.
4. Kualitas daya tarik
5. Fleksibilitas memotivasi.
6. Hubungan dengan program pembelajaran lainnya.
7. Kualitas sosial interaksi instruksionalnya.
8. Kualitas tes dan penilaiannya.
9. Dapat memberi dampak bagi siswa.
10. Dapat membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya.
11. Format media
c. Segi kualitas teknis
1. Keterbacaan.
2. Mudah digunakan.

17
3. Kualitas tampilan/tayangan/kemasan media.
4. Kualitas penanganan jawaban.
5. Kualitas pengelolaan program.
6. Kualitas pendokumentasiannya.
2. Evaluasi Sumatif
Setelah semua rangkaian evaluasi formatif sudah dilakukan dan dilakukan revisi apabila
terdapat banyak masukan dari berbagai pihak, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi
sumatif dalam rangka untuk mengetahui keefektifan suatu media pembelajaran dilakukan
dengan cara memberikan posttest kepada seluruh siswa dalam satu kelas, yang soalnya
mengacu kepada indikator pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Soal evaluasi bisa
berdiri sendiri atau terintegrasi dengan media pembelajaran yang dikembangkan. Minimal
memenuhi standar ketuntasan minimal 75% dari seluruh siswa, sehingga dapat dikatakan
bahwa media pembelajaran yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran.

18
BAB III

PEMBAHASAN

A. Perbandingan Antara Kedua Buku

 Dari buku utama menjelaskan tentang pengertian media pembelajaran dimana dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan jika media pembelajaran adalah alat atau benda yang
dapat membantu penyampaian materi dari gruru ke siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Sedangkan pada buku pembanding di bab ini tidak menjelaskan pengertian
media pembelajaran tetapi langsung pada evaluasi pembelajaran
 Selanjutnya didalam buku utama menjabarkan tentang apa fungsi dan manfaat dari
adanya media pembelajaran yang digunakan disekolah, sedangkan pada buku
pembanding lebih menjelaskan bagaimana prosedur dalam evaluasi pembelajaran
 Dalam buku utama juga menjelaskan evaluasi media pembelajaran adalah suatu
rangkaian proses untuk mengukur atau mengetahui apakah media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran itu telah memenuhi atau tidak dengan tujuan
yang ditentukan sebelumnya. Sedangkan pada buku pembanding tidak dijelaskan
pengertian evaluasi media pembelajaran
 Pada buku utama menjelaskan tujuan dari evaluasi media pembelajaran adalah untuk
mengetahui efektifitas dan efisiensi dari media yang digunakan pada kegiatan
pembelajaran dalam menyampaikan materi, sedangkan pada buku pembanding dijelaskan
tujuannya untuk mengetahui apakah media yang dibuat dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan atau tidal.
 Dalam buku utama menjelaskan Macam - macam dan Prosedur Evaluasi Media
Pembelajaran dan buku pembanding juga menjelaskan macam-macam dan prosedur
evaluasi pembelajaran

19
B. Keunggulan Buku

Buku Utama

1. Dari segi cover, pada buku utama ini sangat relevan dan cocok untuk digunakan sebagai
bahan ajar untuk mata pelajaran Media Pembelajaran, karena memang dirancang untuk
buku pedoman bagi pebelajar maupun para pendidik
2. Dari segi isi, materi yang terkandung didalamnya banyak membahas tentang
pembahasan-pembahasan yang dibutuhkan oleh para mahasiswa dan tersusun secara
sistematis yang memudahkan mahasiswa untuk memahami secara berkala materi yang
dibahas pada setiap babnya. Serta materi yang dijelaskan berdasarkan para ahli .
3. Dari segi bahasa juga bagus karena menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan
dimengerti pembaca.
4. Dari aspek layout dan tata letak, sudah rapi font yang digunakan juga tidak terlalu kecil
sehingga muda dibaca

Buku pembanding

1. Dari segi cover, buku pembanding ini memiliki cover yang menarik dan simple
2. Dari segi isi, buku pembanding ini memiliki isi yang ringkas namun jelas, kalimat yang
digunakan juga mudah dipahami pembaca

C. Kelemahan Buku

Buku Utama

1. Dari segi isi, tidak dicantumkan rangkuman pada akhir bab pada buku utama, hal itu
merupakan salah satu kelemahan yang ada, karna rangkuman sangat membantu
mahasiswa dalam meringkas ulang apa isi dari materi yang ada
2. Tidak membuat evaluasi atau pembahasan soal diakhir bab , karena dapat menguji
seberapa luas pengetahuan para pembaca tentang materi yang dibahas.

20
Buku pembanding

1. Dari segi sampul, informasi yang ada disampul hanya judul dan pengarang, tidak ada
nama penerbit dan kurang lengkap
2. Tidak ada evaluasi dan pembahasan soal pada akhir bab dan juga tidak ada ringkasan

21
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Media pembelajaran adalah alat yang digunakan sebagai sarana komunikasi penyampaian
materi kepada peserta didik, agar materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik guna
mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran menempati komponen penting dalam sistem
pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran terdapat pesan-pesan yang harus
dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran. Pesan-
pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengan menggunakan
prosedur pembelajaran tertentu yang disebut metode.
Media pembelajaran yang digunakan haruslah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
maka dari itu didalam memilih media pembelajaran yang cocok ada beberapa kriteria yaitu tujuan
instruksional, keefektifan, siswa, ketersediaan, biaya pengadaan, dan kualitas teknis. Pemilihan
media dan sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan.
Oleh sebab itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti siswa,
strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur
penilaiannya perlu dipertimbangkan. Adapun landasan penggunaan media pembelajaran meliputi
landasan psikologis, landasan historis, landasan teknologis, dan landasan empirik. Landasan
psikologis adalah penggunaan yang didasarkan pada karakteristik dan perilaku siswa. Dan
landasan teknologis merupakan penggunaan yang didasarkan pada teknologi pembelajaran.

B. Saran
Adapun saran pada tugas Critical Book Report ini adalah agar mahasiswa dapat membaca
serta memahami tentang penilaian portofolio, fungsi, tujuan, bentuk, hambatan, cara menilai
portofolio, prinsip dan kelebihan portofolio

22
DAFTAR PUSTAKA

Azhar, A. (2000). Media pengajaran (pp. 173–174). PT Raja Grafindo Persada.

Batubara, H. H. (2020). Media pembelajaran efektif. Fatawa Publishing.

Kurniawan, Y. (2019). Model dan metode pembelajaran bagi guru. Kekata publisher.

Moleong, L. J. (1989). Metodologi penelitian kualitatif. Pt remaja rosdakarya.

Purwanto, N. (2009). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya.

Setiawan, E. (n.d.). Arti kata evaluasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Retrieved
March 18, 2022, from https://kbbi.web.id/evaluasi

Social media in the classroom. (2016). Peter Lang US. http://dx.doi.org/10.3726/b10477

Usman, M. B., & Asnawir, H. (2002). Media pembelajaran. Ciputat Pers.

23

Anda mungkin juga menyukai