Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KETERAMPILAN MEMBACA
Dosen Pengampu: Muhammad Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

Oleh Kelompok 7:
1. Dinda Sativa Welpy
2. Dian Putri Sari
3. Farrahbilla Meuriva
4. Julia Nabilah
5. Alwi Anas
6. M. Adlan Algifari
7. Muhammad Dhimas Ramadhan Nurliza
Kelas: G

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, karunia
serta hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyeleseikan makalah untuk memenuhi
studi mata kuliah Bahasa Indonesia ini. Serta tak lupa shalawat dan salam penulis sampaikan
kepada Rosulullah Muhammad SAW, dimana berkat perjuangan dan keberanian beliau, kita
dapat merasakan hidup di zaman yang serba canggih yang penuh dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga menjadikan dunia menjadi tidak terbatas.
Ucapan terima kasih penulis ungkapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia Bapak Muhammad Mukhlis, S.Pd., M.Pd. atas bimbingan dan masukan serta ilmu
pengetahuan pada mata kuliah ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-
teman.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan dalam pengantar ini, semoga makalah yang kami
sajikan ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Permohonan maaf kami
aturkan kiranya dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan yang berasal dari kurangnya
ilmu pengetahuan pada kami. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kedepan kami dapat memperbaikinya.

Pekanbaru, 20 November 2022


Tertanda.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I 4

PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Masalah 6

BAB II 7

PEMBAHASAN 7
2.1 Pengertian Keterampilan Membaca 7
2.2 Jenis-Jenis Keterampilan Membaca 11
2.3 Jenis-Jenis Bacaan Ilmiah 12
1. Makalah 12
2. Kertas Kerja 12
3. Skripsi 12
4. Tesis 13
5. Disertasi 13

BAB III 16

PENUTUP 16
Kesimpulan 16

DAFTAR PUSTAKA 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era modern saat ini membaca sangatlah sulit dilakukan oleh sebagian besar
masyarakat,bukan tidak adanya fasilitas yang memadai tetapi kesadaran dari masyarakat itu
sendiri yang kurang.Padahal perlu kita ketahui bahwa membaca adalah salah satu
keterampilan yang sangat baik untuk mengembangkan ilmu pengetahuan .
Dengan menumbuhkan minat baca sejak dini sangat diperlukan untuk generasi penerus
kita pada era modern ini.membaca juga mempunyai peranan penting pada aspek kehidupan
manusia .dengan membaca kita dapat berkomonikasi melalui tulisan-tulisan serta bacaan
yang dihasilkan sebagian besar dipengaruhi oleh latar belakang social tempatnya
berkembang.
Perlu kita ketahui keterampilan membaca adalah hal penting dalam kehidupan. Dengan
membaca kita dapat mengetahui lebih banyak kata-kata sulit yang dapat kita praktekkan di
kehidupan nyata .bahkan pelajar dituntut untuk bisa membaca ,dikarenakan tampa membaca
kita tidak akan pernah belajar tentang sesuatu.
Dengan kemajuan teknologi saat ini tak sepantasnya kita untuk tidak terampil dalam hal
membaca.seperti halnya kita dapat membaca melalui beberapa media elektronik bukan hanya
melalui buku saja , seperti membaca sebuah berita di media cetak melalui telepon genggam
atau bisa mengunakan computer.
Namun,kebanyakan masyarakat tidak mengetahui teknik membaca yang baik.mereka
hanyalah sekedar membaca saja tampa memperdulikan kaidah-kaidah dalam
membaca.sehingga pada akhirnya mereka tidak mendapatkan tujuan dari keterampilan
membaca itu sendiri.
Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk memiliki keterampilan membaca yang
baik,benar,tepat dan cepat dari berbagai bidang mata kuliah sesuai dengan karakter masing-
masing.tetapi sebagian besar dari kita tidak mengetahui bagaimana cara membaca yang
baik,benar,tepat serta cepat seperti halnya membaca dengan memvokalkan apa yang
dibaca,membaca sambil bergerak,membaca sambil tiduran dan membaca dalam kondisi tidak
konsentrasi.oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk menyiasatinya dengan melakukan
langkah yang efektif guna untuk memanfaatkan informasi yang dibaca dangan baik dan tepat
demi masa depan.
Membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya
dalam kehidupan. Membaca mempunyai peranan penting dalam melahirkan generasi penerus
bangsa yang cerdas, kreatif, dan kritis. Dengan membaca seseorang mendapat pengetahuan
dan informasi dari berbagai penjuru dunia. Menurut Poerwadarminta (1984: 71) membaca
merupakan suatu kegiatan melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang
tertulis. Tulisan menjadi aspek penting dalam membaca karena tanpa tulisan seseorang tidak
dapat dikatakan sedang membaca. Tulisan tersebut dapat berupa kata yang terdiri dari
beberapa huruf, kalimat yang terdiri dari beberapa kata atau paragraf. Membaca menjadi

4
sebuah keharusan yang dilakoni oleh pribadi yang menamakan dirinya seorang intelektual.
Manusia yang berbudaya dan berpendidikan menjadikan membaca menjadi suatu kebutuhan
dalam berkomunikasi. Pada dasarnya kemampuan dan keterampilan membaca menjadi suatu
kebutuhan yang harus dipenuhi. Sehingga kemampuan membaca harus dilatih sejak dini.
Kegiatan membaca permulaan dimulai dari taman kanak-kanak atau sekolah dasar tingkat
awal.
Membaca adalah kunci ke gudang ilmu (Djago Tarigan 1993:135). Membaca
merupakan salah satu kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti
mengenali huruf dan kata-kata menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta
menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Anderson (Akhadiah 1991: 22)memandang
membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Kemampuan membaca
merupakan kemampuan yang komplek yang menuntut kerja sama antara sejumlah
kemampuan. Untuk dapat membaca suatu bacaan, seseorang harus dapat menggunakan
pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Keterampilan membaca merupakan salah satu dari keempat aspek kemampuan
berbahasa. Membaca pada dasarnya merupakan kegiatan pengenalan terhadap bentuk-bentuk
kebahasaan dan memaknainya. Membaca dapat pula diartikan sebagai kegiatan menangkap
butir-butir informasi yang disajikan secara tertulis. Tarigan (2008:7) berpendapat bahwa
membaca adalah proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan yang disampaikan oleh penulis melalui kata-kata tulis. Seorang pembaca yang baik
akan berpikir bagaimana cara menginterpretasikan dan apa sebenarnya maksud dan tujuan
membaca itu, dapat membandingkan, menerapkan ide-ide, dan melihat hubungan membaca
dengan pengalaman yang dimilikinya, serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan, menjawab
dan menyimpulkannya.
Membaca mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia untuk selalu dapat
berkembang mengikuti arus zaman. Melalui kegiatan membaca, seseorang dapat bertambah
pengetahuannya. Membaca untuk menambah pengetahuan dapat dilakukan dengan membaca
berita karena berita memuat masalah yang aktual dan lebih luas lingkupnya sehingga dapat
memperluas wawasan pembaca. Dalam materi pembelajaran bahasa terutama keterampilan
membaca diharapkan peserta didik memperoleh informasi dan memberikan tanggapan
dengan tepat ukuran dari bacaan dan mampu mendalami, menghayati, serta menarik manfaat
dari bacaan. Pembelajaran membaca dewasa ini perlu diartikan sebagai sarana pengembang
bagi pengembangan keterampilan berbahasa lainnya. Seperti yang dilakukan oleh Nurriyah
(2014) bahwa untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif dilakukan dengan
menggunakan model pendahuluan, penganalisisan, pegulangan (P3).
Kegiatan membaca intensif merupakan proses awal, ini disebabkan karena membaca
intensif adalah studi seksama, telaah, dan penanganan terperinci yang dilakukan di dalam
kelas terhadap suatu tugas yang pendek, kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari
(Tarigan. 2008:36). Menumbuhkembangkan kemampuan serta meningkatkan keterampilan
membaca intensif perlu segera diwujudkan. Ini dikarenakan pengajaran membaca intensif
tidak harus menuntut peserta didik untuk terampil membaca secara benar, tetapi juga harus
mampu menemukan ide pokok dan permasalahan dalam bacaan, khususnya dalam artik

5
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari keterampilan membaca sebagai berikut:
1. Apa pengertian keterampilan membaca?
2. Apa saja jenis-jenis keterampilan membaca?
3. Apa jenis-jenis bacaan ilmiah?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari keterampilan membaca.
2. Mengetahuai apa saja jenis-jenis dari keterampilan membaca.
3. Mengetahui macam-macam jenis bacaan ilmiah.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Membaca


Keterampilan membaca merupakan keterampilan yang bersifat reseptif yang
berfungsi untuk menambah pengetahuan. Bahan bacaan yang baik bagi peserta didik adalah
bahan bacaan yang mengandung nilai edukatif. Salah satu nilai edukatif yang harus dimiliki
peserta didik adalah jiwa kewirausahaan. Bahan ajar keterampilan membaca yang berbentuk
buku pengayaan perlu diintegrasikan dengan nilai kewirausahaan. Metode research and
development dalam penelitian ini mengacu teori Borg dan Gall. Hasil penelitian
menerangkan kecenderungan kebutuhan yang diajukan guru dan siswa. Ide tersebut disusun
dalam bentuk prinsipprinsip pengembangan buku pengayaan keterampilan membaca yang
bermuatan nilai kewirausahaan. Kemudian prinsip tersebut dijadikan dasar pembuatan
prototipe buku pengayaan keterampilan membaca. Hasil penilaian ahli berkaitan dengan
buku pengayaan memberikan penilaian baik dan layak sebagai bahan ajar. Berdasarkan hasil
penilaian ahli dan uji efektivitas buku pengayaan keterampilan membaca yang bermuatan
nilai kewirausahaan yang dikembangkan sudah baik dan layak untuk digunakan sebagai
sarana pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan membaca dan jiwa. kewirausahaan.
Membaca adalah pengucapan kata-kata dan perolehan kata dari bahan cetakan.
Kegiatan ini melibatkan analisis dan pengorganisasian berbagai keterampilan yang
kompleks, termasuk di dalamnya pelajaran, pemikiran, pertimbangan, perpaduan, dan
pemecahan masalah yang berarti menimbulkan penjelasan informasi bagi pembaca.
Menurut Tarigan (1985: 32) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui kata-kata/ bahan tulis atau memetik serta memahami arti yang terkandung di
dalam bahan yang tertulis. Selanjutnya Soedarsono (1993: 4) mengemukakan bahwa
membaca adalah “aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah besar
tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian, khayalan,
dan mengamati dan mengingat-ingat.”
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses
berpikir yang termasuk di dalamnya memahami, menceritakan menafsirkan arti dari
lambang-lambang tertulis dengan melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan
batin, dan ingatan.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI) keterampilan adalah kecakapan untuk
menyelesaikan tugas (Qodratillah, 2008: 1505). Dari pengertian keterampilan menurut
Kamus Bahasa Indonesia (KBI) tersebut terdapat dua komponen yang saling berkaitan yaitu
kecakapan dan tugas atau pekerjaan. Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan adalah kemampuan lebih yang ada pada diri seseorang untuk menyelesaikan

7
atau melakukan pekerjaan. Jika pekerjaan itu di dalam pembelajaran, maka pekerjaan itu
berupa tugas-tugas dalam belajar.
Pengertian atau definisi membaca dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok
besar. Pertama, pengertian membaca yang ditarik dari interpretasi pengalaman membaca itu
bermula dari penemuan dan berawal dengan pengelolaan tanda-tanda berbagai benda
(membaca itu berawal dari tanda dan bertanda). Kedua, pengertian membaca yang ditarik dari
interpretasi lambang grafis; membaca merupakan upaya pemerolehan makna dari untaian
huruf tertentu. Ketiga, pengertian membaca yang ditarik dari keduanya, yakni membaca
merupakan perpaduan dari pengalaman dan upaya memahami lambang-lambang grafis atau
halaman bercetakan (Harras, 2009: 3). Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2007: 2)
mengatakan bahwa membaca hakikatnya adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya melafalkan banyak tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses
menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir,
membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca
kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata
dengan menggunakan kamus. Dari pengertian di atas terlihat bahwa membaca adalah
aktivitas yang melibatkan banyak hal terutama keterampilan dalam diri pembaca. Hal itu
sesuai dengan pendapat Abbas (2006: 101) menurut para pakar yang menganalisis membaca
sebagai suatu keterampilan, memandang hakikat membaca itu sebagai proses atau kegiatan
yang menerapkan seperangkat keterampilan dalam mengelola hal-hal yang dibaca yang
menangkap makna. Sedangkan para pakar yang mengutamakan psikolinguistik, menyikapi
membaca itu sebagai proses merekontruksi informasi yang terdapat dalam bacaan atau
sebagai suatu upaya untuk mengelola informasi dengan menggunakan pengalaman atau
kemampuan pembaca dan kompetensi bahasa yang dimiliki secara kritis.
Salah satu keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan informasi adalah
keterampilan membaca. Membaca awal dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk
memperoleh informasi atau pesan yang disampaikan oleh penulis dalam tuturan bahasa
tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari, keterampilan membaca dianggap lebih penting dari
keterampilan yang lain. (Tarigan, 2008) menyatakan bahwa membaca merupakan
salah satu keterampilan berbahasa. Membaca merupakan keterampilan dasar yang harus
dikuasai karena dalam proses pembelajaran menerapkan keterampilan tersebut. Dalam
jurnalnya yang berjudul “Improving Reading Comprehension Skills Through the
SCRATCH Program.” (Papatga & Ersoy, 2016) menjelaskan bahwa:
“Reading comprehension skills are those that individuals can not only use in their academic
life, but also their whole life”.
Kutipan tersebut membahas tentang pengetian keterampilan membaca pemahaman
yang merupakan keterampilan yang bukan hanya digunakan individu dalamm kehidupan
akademik tetapi juga berpengaruh juga untuk seluruh kehidupan. Salah satu keterampilan
membaca bagi pemula adalah membaca awal, dibuktikan (Rahim, 2005) bahwa keterampilan
membaca awal merupakan kegiatan atau proses menerapkan sejumlah keterampilan

8
mengolah teks bacaan dalam rangka memahami isi bacaan. Oleh karena itu membaca
merupakan bagian dari pengajaran utama yang digunakan untuk Pendidikan jenjang
selanjutnya. Memahami arti dari sebuah keterampilan membaca dari sudut pandang beberapa
ahli salah satunya (Ahmad & Nur, 2017) yang termuat dalam jurnalnya yang berjudul
“Improving Student’s Reading Skill Through Interactive Approach at The First Grade
of SMAN 1 Mare, Bone.
Menyatakan bahwa:
“Reading is a passive skill which requires interactive process in comprehending the
meaning in order to get information or ideas from written text. Understanding the meaning of
the reading skill including the ability in reading from many experts who have different points
of view is definitely important for the teacher of reading”.
Diartikan bahwa membaca adalah Membaca adalah keterampilan pasif yang
membutuhkan proses interaktif dalam memahami makna untuk mendapatkan
informasi atau ide dari teks tertulis. Memahami arti dari keterampilan membaca termasuk
kemampuan membaca dari banyak ahli yang memiliki sudut pandang yang berbeda jelas
penting bagi guru membaca. Sebagai upaya menumbuhkembangkan suatu keterampilan,
pembelajaran membaca akan lebih efektif apabila didukung oleh faktor-faktor baik yang
berasal dari dalam diri siswa sendiri maupun dari luar siswa, dibuktikan (Saddhono, 2012:
54) bahwa faktor dari dalam diri siswa yang dapat mendorong siswa aktif membaca adalah
tumbuhnya motivasi. Ini dapat dibangkitkan dengan cara pemberian minat dan motivasi
siswa. Motivasi membaca sangat dibutuhkan pada saat melakukan kegiatan membaca agar
merasa menyenangkan. (Ahmadi, 2017) dalam jurnalnya yang berjudul “Then Impact of
Motivation on Reading Comprehension”
menjelaskan bahwa:
“Furthermore, reading motivation is one’s own purpose, idea, and interest related to
the title, action, and the consequences of the reading. In other words, readers want to read
more when they are permitted to select their reading materials because they must discover
that reading is a pleasurable activity”
Kutipan diatas mengandung maksud yaitu factor yang mempengaruhi motivasi
membaca meliputi tujuan, ide dan minat seseorang yang terkait dengan judul, tindakan dan
konsekuensi dari sebuah bacaan. Faktor tersebut sangat mempengaruhi kondisi kesiapan
membaca dalam setiap pribadi. Dan pribadi yang satu dengan yang lain mempunyai motivasi
membaca yang berbeda-beda. Pembaca yang ingin lebih banyak membaca ketika mereka
dizinkan memilih bahan bacaab mereka sesuai dengan apa yang diinginkan karena mereka
harus menemukan bahwa membaca adalah kegiatan yang menyenangkan.
Didalam konteks belajar mengajar, membaca dipandang sebagai proses menuju
pemahaman sebagai produk yang dapat diukur. Disamping itu, beberapa para ahli juga
menyampaikan gagasannya tentang pengertian membaca, dibuktikan (Ahmad, 1986) yang
berpendapat bahwa membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetakan atau

9
tulisan dengan menggunakan pengertian yang tepat. (Ahmadi, 1990) menyatakan bahwa
membaca sebagai suatu istilah sangat beraneka raga. Secara umum dapatdiambil kesimpulan,
membaca pada adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun makna
dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Selain itu, (Muslaini (2017) berpendapat
dalam jurnalnya yang berjudul “Strategies for Teaching Reading Comprehension”
menjelaskan sebagai berikut:
“Reading requires you to think and feel. Reading is not just looking and pronouncing
words in the text but comprehending all the components of a text.”
Kutipan diatas menjelaskan bahwa dalam membaca mengharuskan seseorang untuk
berpikir dan merasakan. Membaca tidak hanya melihat dan mengucapkan kata-kata dalam
teks tetapi memahami semua komponen yang ada dalam sebuah teks sehingga mampu
memahami teks yang dibaca. Dalam proses tersebut, pembaca mengintegrasikan antara
informasi atau pesan dalam tulisan dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki.
Membaca pada hakikatnya adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak
hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolonguistik, dan metakognitif. Definisi membaca mencakup: membaca merupakan suatu
proses, membaca adalah strategis, dan membaca merupakan interaktif (Klein dkk. 1996).
Keterampilan membaca memperhatikan informasi dan pengetahuan yang didapat dari
bacaan, dibuktikan (Rahim, 2015) bahwa membaca merupakan suatu proses dimaksudkan
informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang
utama dalam membentuk kata.
Dalam jurnalnya yang berjudul “Developing a Model of Teaching
Comprehension for EFL Students.”, (Hamra & Syatriana, 2010) menyatakan tentang
bagaimana cara atau strategi agar mampu memahami sebuah teks bacaan dengan baik,
dijelaskan pada kutipan berikut:
“In reading comprehension, an unskilled reader may be helped by saying the words
loudly. Comprehension decodes or associates meaning with the symbols that comprise the
word”.
Dapat dijelaskan menurut kutipan tersebut bahwa dalam pemahaman membaca,
pembaca yang tidak memiliki keterampilan mungkin terbantu dengan mengucapkan kata-kata
dengan keras. Pemahaman menerjemahkan atau mengaitkan makna dengan simbol-simbol
yang membentuk kata tersebut. Hal ini bertujuan untuk mempermudah seseorang memahami
sebuah isi bacaan.

10
2.2 Jenis-Jenis Keterampilan Membaca
Dalam keterampilan membaca ada dua jenis keterampilan membaca yang dapat
dilakukan yakni membaca dalam hati dan membaca nyaring. Secara garis besar, membaca
dibagi atas dua jenis membaca, yakni membaca nyaring/teknik dan membaca dalam hati.
Pertama, Membaca Nyaring. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca yang
dilakukan dengan cara menyuarakan lambang-lambang bunyi. Oleh karena itu membaca
nyaring disebut juga membaca bersuara. Dalam membaca nyaring dibutuhkan keterampilan
atau teknik-teknik tertentu terutama pada unsur suprasegmental seperti nada, intonasi,
tekanan, pelafalan, penghentian dan sebagainya. Karena membaca nyaring mengutamakan
teknik-teknik membaca lisan tersebut, maka membaca nyaring sering juga disebut membaca
teknik. Sebagai contoh membaca nyaring adalah membaca cerita, membaca puisi, membaca
berita dan sebagainya Kegiatan yang paling penting untuk membangun pengetahuan dan
keterampilan berbahasa peserta didik memerlukan membaca nyaring. Membaca dengan
tujuan untuk apresiasi dan rekreasi dilaksanakan dalam suasana santai. Membaca dengan
teliti dan hati-hati dibangun dengan latihan-latihan yang direncanakan dengan hati-hati
terutama membaca materi bacaan yang bersifat informative.
Kedua, Membaca dalam hati. Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang
dilakukan dengan tidak menyuarakan bunyi-bunyi. Karena dilakukan dalam hati, jenis
membaca ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami teks yang
dibacanya secara lebih mendalam. Selain itu membaca dalam hati memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengamati reaksi dan kebiasaan membaca peserta didik. Membaca dalam
hati meliputi membaca ekstensif dan intensif. (a) Membaca Ekstensif/Membaca Cepat.
Membaca Ekstensif merupakan teknik membaca secara cepat tanpa mengurangi pemahaman
inti bacaan. Membaca ekstensif bertujuan untuk menemukan atau mengetahui secara cepat
masalah utama dari teks bacaan. Membaca ekstensif juga disebut sebagai teknik membaca
cepat. Membaca cepat adalah membaca yang mengutamakan kecepatannya dengan tidak
mengabaikan pemahamannya.
Membaca dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu membaca nyaring dan
membaca dalam hati. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan
tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan
pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa
pikiran, perasaan,sikap, ataupun pengalaman penulis. Sedangkan membaca dalam hati adalah
membaca yangdilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya
(Lestariningsih, 2009).Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua
(1) membaca ekstensif dan (2) membaca intensif. Lalu dalam membaca intensif dapat
dibedakan menjadi dua yaitu membaca telaah isi dan telaah bahasa. sedangkan
menurut (Tarigan, 2008). Jenis-jenis membaca ada dua macam, yaitu: 1) membaca
nyaring, dan 2) membaca dalam hati. Membaca nyaring terdiri atas: (a) membaca
ekstensif, yang dibagi lagi menjadi: membaca survey, membaca sekilas, dan
membaca dangkal, dan (b) membaca intensif, yang terdiri dari: membaca telaah isi

11
dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terdiri dari: membaca teliti, membaca
pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide-ide.
Harras (2009: 5) berpendapat bahwa dilihat dari cakupan bahan bacaan yang dibaca,
secara garis besar membaca dapat digolongkan menjadi dua: membaca ekstensif (extensive
reading) dan membaca intensif (intensive reading). Ada tiga jenis membaca ekstensif, yakni
membaca survey (survei reading), membaca sekilas (skimming), dan membaca dangkal
(superficial reading). Sedangkan membaca intensif dibagi menjadi dua, yakni membaca
telaah isi (content study reading) dan membaca telaah bahasa (linguistic study reading).
Membaca telaah isi dibagi lagi menjadi membaca telaah teliti, membaca pemahaman,
membaca kritis dan membaca ide. Membaca telaah Bahasa dibagi menjadi membaca bahasa
asing dan membaca sastra. Dari penjelasan mengenai jenis- jenis membaca di atas peneliti
menyimpulkan bahwa kegiatan membaca dapat dibedakan menjadi dua yaitu membaca
ditinjau dari terdengar atau tidaknya suara dan membaca berdasarkan cakupan bahan bacaan.
Membaca berdasarkan terdengar atau tidaknya suara dibedakan menjadi dua yaitu membaca
nyaring dan membaca dalam hati. Sedangkan membaca berdasarkan cakupan bahan bacaan
terdiri dari membaca ekstensif dan membaca intensif. Dalam penelitian ini jenis membaca
berdasarkan terdengar atau tidaknya suara termasuk dalam jenis membaca nyaring, dan bila
ditinjau berdasarkan cakupan bahan bacaan maka penelitian ini termasuk dalam jenis
membaca intensif.

2.3 Jenis-Jenis Bacaan Ilmiah


Dalam bukunya Dasar- Dasar Penulisan Karya Ilmiah, Arifin (2008:1) membagi jenis
karya ilmiah sebagai berikut :
1. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris- objektif. Biasanya
makalah disusun untuk melengkapi tugas-tugas di sekolah/mata kuliah. Selain itu, untuk
memberikan saran pemecahan tentang suatu masalah secara ilmiah.
2. Kertas Kerja
Seperti halnya makalah, kertas kerja juga menyajikan sesuatu berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris objektif. Hanya saja, analisis dalam kertas kerja lebih serius
daripada analisis dalam makalah. Kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam suatu seminar
atau lokakarya. Jadi tujuan utamanya ad nialah untuk dipresentasikan dalam pertemuan
ilmiah.
3. Skripsi
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang ditulis untuk persyaratan guna
mendapatkan gelar diploma atau sarjana dan penyusunannya dibimbing oleh seorang dosen
atau tim yang ditunjuk oleh suatu lembaga pendidikan tinggi.

12
4. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan
mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Dengan kata lain,
tesis membahas suatu pernyataan atau teori yang didukung oleh sejumlah argumen yang
dapat dipertanggungjawabkan. Tesis ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana strata
dua.
5. Disertasi
Disertasi berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinil. Disertasi
ditulis untuk memperoleh gelar doktor.

Beberapa jenis karya ilmiah yang paling banyak diterbitkan oleh manusia adalah
sebagai berikut:
a. Artikel
Dalam istilah jurnalistik artikel adalah tulisan berisi pendapat subjektif penulisnya
tentang suatu masalah atau peristiwa. Artikel dalam bidang karya tulis ilmiah merupakan
suatu yang dicanangkan termuat dalam suatu jurnal atau buku berisikan sejumlan artikel
terkait yang dibuat mengikuti kaidah penulisan karya tulis ilmiah. Artikel ilmiah didapat dari
suatu pemikiran serta kajian Pustaka atau hasil pengembangan proyek.
Sistematika artikel:
1) Judul
2) Nama penulis: tanpa gelar akademik.
3) Abstrak: ringkasan tulisan, gambaran umum isi artikel.
4) Kata kunci: 3-5 key words.
5) Pendahuluan: latar belakang masalah dan
rumusan singkat (1-2 kalimat) pokok bahasan
dan tujuannya.
6) Kerangka teori (kajian teori): dasar teori yang
menjadi acuan.
7) Pembahasan: penulis mengupas suatu masalah dengan pendirian yang kuat dan
dianalisis secara mendalam. Juga memuat argumen,komparasi, sikap dan keputusan-
keputusan penulis.
8) Penutup: kesimpulan dan saran.
9) Daftar Pustaka

13
b. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Umumnya,
makalah ditampilkan dalam sebuah seminar atau dipresentasikan di depan kelas sebagai tugas
perkuliahan. Makalah mahasiswa umumnya merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan
perkuliahan lapangan. Makalah mengkaji suatu probelm atau fenomena ditulis dengan
sistematis diikuti analisis yang masuk akal dan bersifat objektif. Makalah ditulis untuk
memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk
disajikan dalam forum ilmiah. Sistematika Makalah :
1) Pendahuluan
2) Pembahasan
3) Kesimpulan
c. Kertas kerja (work paper)
Kertas kerja ini pada dasarnya mirip dengan makalah namun disusun dengan analisa
yang lebih mendalam serta tajam. Biasanya kertas kerja ditampilkan pada lokakarya dan
seminar. Kertas kerja itu menjadi acuan untuk tujuan tertentu dan bisa diterima atau
dimentahkan oleh forum ilmiah.
d. Paper
Paper adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan akademisi (mahasiswa)
dalam kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang
studi (Diploma/S1/S2/S3). Sistematika penulisannya sama dengan artikel atau makalah,
tergantung panduan yang berlaku diperguruan tinggi masing-masing.
e. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S1
(Sarjana). Skripsi memuat karya sistematis yang mengutarakan pendapat penulis
berlandaskan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan
fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan, atau
percobaan dilaboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam
bidang tata kerja, suatu hukum dan dalil tertentu mengenai salah satu bidang atau lebih
spesialisasinya.
f. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi
S2 (pascasarjana) yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis
mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.

14
g. Disertasi
Disertasi disebut juga “Ph. Thesis” adalah karya tulis ilmiah mahaiswa untuk
menyelesaikan jenjang studi S3 (meraih gelar Doktor/Dr) yang mengemukakan suatu dalil
yang dapat dibuktikan dengan penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan
analisis yang terperinci. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan
orisinal.
h. Artikel ilmiah popular
Artikel ilmiah popular adalah artikel ilmiah yang ditulis dengan gaya bahasa popular.
Artikel ini kerap dimunculkan pada media massa seperti surat kabar, majalah dan tabloid
menggunakan Bahasa jurnalistik atau bahasa media. Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel
ilmiah populer tidak terkait secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Artikel ilmiah ditulis
lebih bersifat umum untuk konsumsi publik. Disebut ilmiah populer sebab ditulis tidak untuk
kebutuhan akademik, namun untuk “disampaikan” kepada khalayak melalui media massa.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Setiap orang memiliki keterampilan yang merupakan suatu talenta dari yang maha
kuasa. Sebagian orang menyadari akan keterampilan yang dimilikinya, akan tetapi sebagian
lagi belum atau tidak menyadari keterampilan dalam dirinya sendiri. Definisi keterampilan
adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan
memiliki makna. Menggunakan
keterampilan bisa saja dengan pikiran, akal dan kreatifitas jika keterampilan itu
diasah, tidak menutup kemungkinan akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.
Keterampilan membaca juga termasuk keterampilan reseptif bahasa tulis. Menurut
Somadayo membaca sebagai suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti
atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis. Sedangkan menurut Tarigan mambaca
sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sesuai
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah suatu kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh pesan/ informasi yang disampaikan penulis melalui
media bahasa tulis.
Dari makalah yang kami buat, kami dapat menyimpul;kan bahwa keterampilan
membaca adalah proses produksi yang menghasilkan pengetahuan, pengalaman, dan sikap-
sikap baru. Membaca juga dapat diartikan bahwa membaca itu merupakan aktifitas yang
kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan
faktor luar. Selain itu, membaca juga dapat diartikan sebagai jenis kemampuan manusia
sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan kemampuan yang bersifat instingtif, atau
naluri yang dibawa sejak lahir. Jadi, semakin banyak dan sering seseorang membaca, maka
semakin kaya pula ia akan pengetahuan dan pengalamannya, yang berarti semakin banyak
pula modal yang dimilikinya untuk membaca. Demikian kebiasaan membaca itu berkembang,
maka sejalan dengan itu berkembang pula pengetahuan seseorang.
Dan yang perlu diingat bahwa latar belakang pengetahuan dan pengalaman itu
bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat. Pengetahuan dan
pengalaman adalah hasil suatu proses yang bersifat berkelanjutan, sesuai dengan
kecenderungan ilmu dan kebutuhan membaca kita. Tentang tujuan membaca, banyak
rumusan yang bisa dibuat, tergantung pada dari mana kita melihatnya. Secara garis besar
tujuan membaca itu luas sifatnya karena setiap situasi membaca mempunyai tujuan tersendiri
yang bersifat spesifik.

16
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur (1979). Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung : Angkasa
Nuraidi (2008). Pembaca Tehnik Jitu Terampil. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Arifin, Dasar- Dasar Penulisan Karya Ilmiah (2008:1)
Suhartina, Menulis Karya Ilmiah (2021). Pasuruan : Qiara Media
Tambunan, Marlina Agkris (2022). Keterampilan Membaca. Jawa Barat : Perkumpulan
Rumah Cemerlag Indonesia (PRCI)
Agus, Pratomo Andi Widodo (2018) Penulisan Karya Tulis Ilmiah : NIZAMIA LEARNING
CENTER.
Harianto, Erwin. (2020). “Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran Bahasa” dalam
DIDAKTIKA: Jurnal Kependidikan Volume 9, Nomor 1.
Retnowati, Yustina. (2019). “Keterampilan Berbahasa Membaca Teks Berita”,
https://doi.org/10.31227/osf.io/9x3s6
Alvianto, Vicky. (2019)."Keterampilan Membaca Nyaring",
https://doi.org/10.31227/osf.io/nj5qk

17

Anda mungkin juga menyukai