Anda di halaman 1dari 9

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

RUANG LINGKUP ANGGARAN


Pengertian Anggaran
Penganggaran (budgeting) menunjukkan suatu proses sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum
dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas
perencanaan, penyusunan rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya
tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana itu. Hasil dari kegiatan penganggaran (budgeting)
adalah anggaran (budget).
Menurut RA Supriyono – Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam
ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan uang, untuk perolehan dan penggunaan sumber-
sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Menurut Gunawan Adisaputro – Anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis daripada
pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Menurut Glenn A. Welsch – Comprehensive profit planning and control is defined as a systematic and
formalized approach for performing significant phases of management planning and control functions.
Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu system tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri,
oleh karena anggaran perusahaan tersebut mempunyai tujuan serta cara kerja tersendiri yang merupakan
satu kebulatan dan yang berbeda dengan tujuan serta cara kerja system lain yang terdapat dalam
perusahaan.

Disamping itu anggaran perusahaan dapat juga dianggap sebagai sub sistem yang memerlukan hubungan
dengan sub sistem lain yang terdapat dalam perusahaan oleh karena anggaran perusahaan bukanlah satu-
satunya alat perencanaan dan pengendalian yang ada dan diperlukan perusahaan.

Istilah-istilah lain yang digunakan yang bermakna dan tujuan sama dengan anggaran adalah sebagai
berikut:
Business Budget
Profit Planning and Control
Comprehensive Budgeting
Managerial Budgeting
Business Budgeting and Control
Dalam menyusun anggaran harus diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
Realistis, artinya sangat mungkin untuk dicapai
Luwes, artinya tidak kaku sehingga terdapat peluang untuk perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi
Kontinyu, artinya bahwa anggaran perusahaan memerlukan perhatian secara terus menerus dan bukan
merupakan suatu usaha yang bersifat incidental.

Fungsi Anggaran :
Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam
pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam
menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.
a. Fungi Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan salah satu fungsi
manajemen dan fungsi ini merupakan dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Winardi memberikan pengertian mengenai perencanaan sebagai berikut:
“Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta
merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai basil yang
diinginkan”.
Dari kutipan di atas disimpulkan bahwa sebelum perusahaan melakukan operasinya, pimpinan dari
perusahaan tersebut harus lebih dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan di
masa datang dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan-kegiatan tersebut, serta bagaimana
melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut, maka aktifitas akan dapat terlaksana dengan baik.

b. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam perusahaan. Pengawasan itu
merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelurnnya dapat dicapai.
Dengan demikian pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan apabila perlu.
Aspek pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah dapat
ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola
perusahaan. Tujuan pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah dan nemperbaiki
kesalahan. Sering terjadi fungsi pengawasan itu disalah artikan yaitu mencari kesalahan orang lain atau
sebagai alat menjatuhkan hukuman atas suatu kesalahan yang dibuat pada hal tujuan pengawasan itu
untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana perusahaan.

c. Fungsi Koordinasi
Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian dalam
perusahaan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
untuk menciptakan adanya koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan
keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian lainnya. Anggaran yang berfungsi sebagai
perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam perusahaan,
sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai
sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, karena semua kegiatan yang
saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur dengan baik.

d. Anggaran Sebagai Pedoman Kerja


Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter.
Lazimnya penyusunan anggaran berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang
akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan untuk
menjalankan kegiatannya.
Tujuan yang paling utama dari anggaran adalah untuk pengawasan luar, yaitu untuk membatasi sumber-
sumber daya keseluruhan yang tersedia untuk suatu instansi dan untuk
mencegah pengeluaran-pengeluaran bagi hal-hal atau aktivitas-aktivitas yang tidak dibenarkan oleh
undang-undang.

Manfaat Anggaran :
Menurut Marconi dan Siegel (1983) dalam Hehanusa (2003, p.406-407) manfaat anggaran adalah :
1. Anggaran merupakan hasil dari proses perencanaan, berarti anggaran mewakili kesepakatan negosiasi
di antara partisipan yang dominan dalam suatu organisasi mengenai tujuan kegiatan di masa yang akan
datang.
2. Anggaran merupakan gambaran tentang prioritas alokasi sumber daya yang dimiliki karena dapat
bertindak sebagai blue print aktivitas perusahaan.
3. Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan departemen (divisi) yang satu
dengan departemen (divisi) lainnya dalam organisasi maupun dengan manajemen puncak.
4. Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang sesungguhnya dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan.
5. Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen untuk menentukan bagian organisasi
yang kuat dan lemah, hal ini akan dapat mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi
yang harus diambil.
6. Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk bekerja dengan konsisten,
efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian tujuan antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.

Tipe Anggaran :
1. Ceiling Budget
Tipe anggaran yang dipakai untuk tujuan-tujuan pengawasan dinamakan Ceiling Budget. Anggaran jenis
ini mengawasi suatu instansi secara langsung dengan cara menentukan batas-batas pengeluaran melalui
peraturan penggunaan/pemberian, atau secara tidak langsung dengan cara membatasi penghasilan instansi
pada sumber yang diketahui dan jumlah yang terbatas.
2. A Line-Item Budget
Tipe ini menggolongkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan jenis, digunakan untuk mengawasi jenis-
jenis pengeluaran dan juga jumlah totalnya
3. Performance and Program Budgets
Tipe ini berguna untuk menspesifikasi aktivitas-aktivitas atau program-program berdasarkan mana dana
digunakan, dan dengan cara demikian membantu dalam evaluasinya. Dengan cara memisahkan
pengeluaran-pengeluaran berdasarkan fungsi (seperti kesehatan atau keamanan public) atau berdasarkan
jenis pengeluaran (seperti kepegawaian dan peralatan) atau berdasarkan sumber penghasilan seperti pajak
kekayaan atau biaya-biaya pemakaian (user fees), para administrator dan para anggota legislatif bisa
mendapatkan laporan-laporan yang tepat mengenai transaksi-transaksi keuangan, untuk mempertahankan
baik efisiensi ke dalam maupun pengawasan dari luar.

Kelebihan Anggaran
Berdasarkan ulasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa keuntungan yang
dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik. Beberapa keuntungan
tersebut adalah :
Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyeksikan sebelum rencana tersebut
dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini menciptakan peluang untuk memilih rencana yang
paling menguntungkan untuk dilaksanakan.
Dalam menyusun anggaran , diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap tindakan yang
dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk tidak melanjutkan
keputusan tersebut.
Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk menilai baik
buruknya suatu hasil yang diperoleh.
Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengetahui
kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola
kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan.
Mengingat setiap manajer/penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka memungkinkan
terciptanya perasaan iku
t berperan serta.

Kelemahan Anggaran Perusahaan


Di samping beberapa keunggulan tersebut di atas, terdapat pula beberapa kelemahan antara lain :
Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan yang
sebenarnya.
Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang
jauh berbeda daripada yang direncanakan. Hal ini berarti diperlukan pemikiran untuk penyesuaian.
Kemungkinan ini menghendaki agar anggaran disesuaikan secara berkesinambungan dengan kondisi yang
berubah-ubah agar data dan informasi yang diperoleh akurat.
Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat menimbulkan
persoalan-persoalan hubungan kerja yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran.
Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat kebijakan terutama pada saat data dan
informasi tidak lengkap /cukup
2.3 JENIS-JENIS ANGGARAN PERUSAHAAN
1. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan adalah anggaran yang menerangkan secara terperinci tentang penjualan perusahaan
di masa datang di mana di dalamnya ada rencana tentang jenis barang, jumlah, harga, waktu serta tempat
penjualan barang.
Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah:
a. Mengurangi ketidakpastian dimasa depan.
b. Memasukkan pertimbangan /keputusan manajemen dalam proses perencanaan.
c. Memberikan informasi dalam profit planing control.
d. Untuk mempermudah pengendalian penjualan.
Suatu anggaran penjualan yang lengkap sebaiknya menunjukkan gambaran sebagai berikut :
a. Penjualan dirinci menurut bulan, kwartalan, semester dan tahunan.
b. Penjualan dirinci menurut jenis-jenis produk.
c. Penjualan dilakukan menurut daerah pemasaran.

2. Anggaran Produksi
Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-
bahan, mesin-mesin, dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang pada
suatu priode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau diramalkan. Dan adapun
tujuan dari perencanaan produksi adalah sebagai berikut :
a. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi supaya dapat
dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang
diinginkan.
b. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market share tertentu.
c. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu.
d. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah ada
dapat sernakin berkembang.

3. Anggaran Bahan Baku


Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan budget biaya bahan mentah antara lain:
a. Budget unit kebutuhan bahan mentah
b. Budget pembelian bahan mentah
c. Metode Akuntansi (pembukuan bahan mentah) yang dipakai oleh perusahaan, khususnya yang
berhubungan dengan masalah penilaian bahan mentah yang diolah dalam proses produksi. Adapun
metode pembukuan bahan mentah itu ialah:
– Metode FIFO (First In First Out)
– Metode LIFO (Last In First out)
– Moving Average

4. Anggaran Tenaga Kerja


Secara struktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan struktur rencana tahunan, oleh karena itu
anggaran ini harus menunjukkan biaya dan jam kerja langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu,
dan menurut produk.
Banyak perusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis untuk banyak aktivitas. Standar
ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari. Laporan ini pada dasarnya
menunjukkan:
a. Jam yang dikerjakan sebenarnya.
b. Jam standar untuk produksi sebenarnya.
c. Selisih waktu
Di samping biaya kerja langsung sehari-hari, kadang laporan juga dibuat bulanan. Di dalam laporan ini
harus menyajikan informasi yang sebenarnya. Laporan ini dimaksudkan manajemen untuk menilai status
pengendalian. Laporan ini menggugah manajemen untuk melakukan efisiensi operasi yang lebih tinggi.
Laporan pelaksanaan kerja langsung dapat berupa:
a. Laporan-laporan tersendiri.
b. Dimasukkan dalam laporan departemen
5. Anggaran Anggaran Overhead
Anggaran biaya overhead yaitu anggaran biaya yang berisikan biaya-biaya selain dari biaya bahan baku
dan tenaga kerja, yang ada pada proses produksi di perusahaan. karena kerumitan, maka pihak
manajemen harus dengan bijaksana dan hati-hati membuat keputusan yang menyangkut masalah biaya
overhead ini, agar tidak terjadi suatu anggaran yang menyimpang terlalu besar.

6. Anggaran Persediaan
Pada dasarnya unsur-unsur biaya yang terdapat dengan adanya persediaan terdiri dari :
a. Biaya pemesanan (Ordering Cost)
Yaitu biaya yang timbul berkenan dengan adanya pemesanan barang dari perusahaan kepada supplier.
Contohnya yaitu biaya administrasi pembelian, biaya pengangkutan, biaya bongkar, biaya penerimaan
dan pemeriksaan. Biaya ini relatif konstan untuk tiap kali pemesanan.
b. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (Inventory Carrying Cost).
Merupakan biaya yang timbul sebagai konsekuensi pengadaan sejumlah tertentu persediaan di
perusahaan. Contohnya yaitu biaya sewa gudang, gaji pengawas dan pelaksana gudang, biaya peralatan,
asuransi dan lain-lain. Biaya ini tidak ada seandainya perusahaan tidak mengadakan persediaan.
c. Biaya kekurangan persediaan (Out of Stock Cost)
Yaitu biaya yang timbul akibat terlalu kecilnya persediaan dari yang seharusnya. Sehingga perusahaan
terpaksa mencari tambahan persediaan baru. Jadi, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan bila
ingin memenuhi keinginan langganan atau biaya-biaya yang timbul dari pengiriman kembali pesanan bila
pesanan ditolak.
d. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (Capacity Assciated Cost)
Merupakan biaya yang timbul berkenaan dengan terlalu besar atau kecilnya kapasitas yang digunakan
pada periode tertentu. Contohnya adalah upah lembur, biaya latihan, biaya pemberhentian kerja dan biaya
lain sebagai akibat tidak digunakannya kapasitas.

7. Anggaran Barang Modal


Komponen kegiatan proses budget tahunan untuk perencanaan pengendalian pengeluaran barang modal:
a. Menemukan dan membuat proyek penambahan barang modal dan kebutuhan lain.
b. Membuat dan memperbaiki usulan penambahan barang modal, pengumpulan data yang relevan tentang
setiap usulan, termasuk setiap alternatif yang relevan.
c. Menganalisis dan mengevaluasi semua penambahan barang modal, usulan dan alternatif.
d. Membuat keputusan pengeluaran untuk barang modal untuk menyetujui altematif yang terbaik dan
memberikan keputusan proyek untuk alternatif yang dipilih.
e. Membuat budget pengeluaran untuk barang modal.
8. Anggaran Kas
Penyusunan anggaran ini mencakup dua sektor yaitu :
a. Sektor Penerimaan kas berasal dari:
– Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi
– Penagihan Piutang
– Penjualan Aktiva tetap
– Penerimaan lain-lain (Non Operating), seperti misalnya penghasilan bunga,
-penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya.
b. Sektor pengeluaran kas berupa pengeluaran untuk biaya-biaya, baik biaya-biaya utama (operating),
maupun biaya-biaya bukan utama (non Operating), seperti :
– Pembelian tunai bahan mentah
– Pembayaran utang
– Pembayaran upah tenaga kerja langsung
– Pembayaran biaya pabrik tidak langsung
– Pembayaran biaya administrasi
– Pembayaran biaya penjualan
– Pembelian aktiva tetap
-Pembayaran lain-lain (non Opearting), seperti misalnya pembayaran biaya bunga, pembayaran biaya
sewa, dan sebagainya.

C. ANGGARAN DAN MANAJEMEN


1. Syarat Pokok dari Program Anggaran yang Berhasil
Program anggaran akan berhasil apabila memenuhi syarat-syarat pokok sebagai berikut:
1. Organisasi Perusahaan yang Sehat
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang disusun berdasarkan sistem organisasi tertentu, dapat
mengadakan pembagian tugas fungsional dengan jelas, dan menentukan garis wewenang dan tanggung
jawab dengan tegas.
2. Sistem Akuntansi yang Memadai
Keberhasilan program anggaran harus didukung oleh sistem akuntansi yang memadai, meliputi:
a. Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dengan realisasi yang akan dicatat oleh akuntansi,
sehingga antara anggaran dengan realisasi dapat diperbandingkan.
b. Pencatatan akuntansi terhadap transaksi akan memberikan informasi dari realisasi anggaran.
c. Laporan yang disajikan dapat dibuat sesuai dengan penentuan tingkat pertanggungjawaban dari bagian
atau individu di dalam perusahaan.
d. Penelitian dan Analisa
Penelitian dan analisa diperlukan untuk menetapkan alat pengukur prestasi, yang dapat berupa standar
atau taksiran, sehingga anggaran dapat dipakai dasar analisa untuk mengukur prestasi yang baik.
e. Dukungan dari Para Pelaksana
Anggaran dapat berjalan baik apabila ada dukungan aktif dari para pelaksana dari tingkat alas maupun
bawah.
2. Hubungan Anggaran dengan Manajemen
Secara sederhana, manajemen diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pembimbingan, pengkoordinasian serta mengadakan pengawasan
terhadap orang-orang dan barang-barang, untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Dari
pengertian tersebut nampaklah bahwa ada lima fungsi manajemen yaitu:
a. Menyusun rencana untuk menjadikan sebagai pedoman kerja (planning).
b. Menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian wewenang dan pembagian tanggung
jawab kepada para personil (karyawan) perusahaan (organizing).
c. Membimbing, memberi petunjuk dan mengarahkan para karyawan (directing).
d. Menciptakan koordinasi dan kerja sama yang serasi diantara semua bagian yang ada dalam perusahaan
(coordinating).
e. Mengadakan pengawasan terhadap kerja para karyawan di dalam merealisasikan apa yang tertuang
dalam rencana perusahaan yang telah ditetapkan (controlling).
Jika dibandingkan dengan fungsi-fungsi manajemen tersebut, dapat dilihat bahwa anggaran mempunyai
kaitan yang sangat erat dengan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan penyusunan rencana
(planning), pengkoordinasian kerja, dan pengawasan kerja. Dengan demikian, anggaran adalah alat
manajemen untuk membantu menjalankan fungsi-fungsinya. Oleh karena anggaran hanyalah sebagai
suatu alat bagi manajemen, maka meskipun suatu anggaran telah disusun dengan begitu baik dan begitu
sempurna, namun kehadiran manajemen (manajer) masih mutlak diperlukan. Anggaran yang baik dan
sempurna tidak akan menjamin bahwa pelaksanaan serta realisasinya nanti juga akan baik serta sempurna,
tanpa dikelola oleh tangan-tangan manajemen (manajer) yang terampil dan berbakat.
Hubungan yang lain antara anggaran dengan manajemen adalah dalam membantu manajemen dalam
mengelola perusahaan. Manajemen harus mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan
perusahaan, seperti memilih barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual, memilih atau
menyeleksi langganan, menentukan tingkat harga, metoda-metoda produksi, metode-metode distribusi,
termin penjualan.

Anda mungkin juga menyukai