Anda di halaman 1dari 14

1

MODUL PERKULIAHAN

Penganggaran
Perusahaan
Anggaran Biaya Operasional

Abstract Kompetensi
Pengertian secara umum dan Mahasiswa diharapkan mengetahui dan
Pembahasan mengenai Anggaran dapat menghitung anggaran Biaya
Biaya Operasional Operasional.

Anggaran Biaya Operasional


Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

14
Ekonomi dan Bisnis Manajemen F032100006 Tim Dosen : Niken Sulistyowati, Dr. SE.Ak. MM
Riska Rosdiana, SE. M.Si.
Hirdinis, SE.MM
Isfandiari M Bahanan, SE. MM
Priyono, SE, MM
Penyusunan anggaran harus berjalan seiring dengan wewenang dan fungsi operasional di
dalam organisasi perusahaan Anggaran juga membantu pihak manajemen untuk
mengetahui penyimpangan – penyimpangan yang terjadi, sehingga perusahaan dapat
melakukan perbaikan serta pencegahan terjadinya penyimpangan di masa yang akan
datang.
Anggaran Operasional sangat membantu pihak manajemen dalam mengendalikan biaya
operasional atau pengeluaran – pengeluaran yang terkait dengan kegiatan usaha, sehingga
pengeluaran dapat dibatasi dan diarahkan ke bagian yang paling berpotensi menghasilkan
laba. Anggaran biaya operasional merupakan factor controllable yang pada praktiknya dapat
disesuiakan dengan keinginan atau kebutuhan untuk periode yang akan datang. Penerapan
serta penyusunan anggaran biaya operasional tidak hanya diterapkan pada suatu jenis
perusahaan tentu yang prifit oriented saja, akan tetapi dapat juga diterapkan berbagai jenis
usaha. Dari uraian diatas diperoleh gambaran bahwa anggaran biaya operasional sangat
mendukung perusahaan dalam mengendalikan fungsi – fungsi manajemen khususnya
fungsi perencanaan biaya operasional yang sejalan dengan tujuan perusahaan guna
memaksimalkan pencapaian laba.
Agar perencanaan dan pengendalian dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan
suatu alat yakni anggaran. Untuk mendukung agar terciptanya peningkatan pendapatan,
maka diperlukan efisiensi yang menyangkut biaya operasional perusahaan atau organisasi,
sehingga dipandang perlu untuk dibuat anggaran biaya operasional. Pendapat dari Herlianto
(2011), anggaran biaya operasional bersangkutan dengan aktivitas untuk menghasilkan laba
perusahaan. Hasil akhir proses penyusunan anggaran operasional adalah laba rugi yang
diproyeksikan. Pendapat ini dilengkapi oleh Rudianto yang dikutip dalam Sorongan (2018),
bahwa anggaran biaya operasional adalah semua rencana pengeluaran yang berkaitan
dengan distribusi dan penjualan produk perusahaan serta pengeluaran untuk menjalankan
roda organisasi.
Anggaran biaya operasional merupakan alat pengendalian untuk menghindari
terjadinya pemborosan biaya, dengan kata lain agar menciptakan efisiensi biaya. Anggaran
biaya operasional dapat mencegah biaya yang sesungguhnya agar tidak melebihi jumlah
yang dianggarkan. Tujuan anggaran biaya operasional adalah mengarahkan kegiatan
perusahaan atau organisasi yang menyangkut operasi dapat tercapai. Hal ini sejalan
dengan yang diungkapkan oleh Fauzi (2017) bahwa anggaran biaya operasional adalah
anggaran atau taksiran semua biaya yang dikleuarkan dan pada hakekatnya dianggap habis
dalam masa tahun buku. Pengukuran efisiensi anggaran biaya operasional, secara
sederhana dapat dilakukan dengan mengkalikan realisasi (output) dengan 100% anggaran
(input).

2021 Penganggaran Perusahaan – Modul 14


2 Tim Dosen
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Anggaran biaya operasional merupakan pernyataan yang disusun secara tertulis
mengenai rencana biaya operasional perusahaan mendatang, guna mencapai tujuan
perusahaan memperoleh laba yang maksimal. Penyusunan anggaran biaya operasional
sangat diperlukan karena memiliki tujuan dan manfaat bagi kegiatan perusahaan atau
organisasi. Menurut Nafarin, yang dikutip dari Anggereni (2009), terdapat tujuan dan
manfaat penyusunan anggaran biaya operasional, yaitu:
1. Anggaran biaya operasional digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam
memilih sumber dan investasi dana.
2. Anggaran biaya operasional dapat memberi batasan atas jumlah dana yang akan
dicari dan digunakan.
3. Dapat merinci sumber dana yang akan dicari.
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang
maksimal.
5. Penyusunan anggaran biaya operasional dapat menyempurnakan rencana yang
telah disusun, karena dengan anggaran maka akan memperjelas dan memberikan
secara lebih nyata.
6. Menampung dan menganalisa, serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan.

Pendapat Munandar yang dikutip dari Agustini (2015), bahwa penyusunan anggaran biaya
operasional yang umumnya terjadi pada perusahaan mencakup anggaran:
1. Anggaran Biaya Tetap (Fixed Cost Budgeting)
2. Anggaran Biaya Variabel (Variable Cost Budgeting)
3. Anggaran Biaya Semi-Variabel

Anggaran Biaya Operasional sebagai Perencanaan dan Pengendalian Manajemen


Anggaran biaya operasional dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan
pengendalian bagi manajemen. Pengendalian manajemen yang dimaksudkan memiliki
ruang lingkup kegiatan, sesuai dengan pendapat Anthony dan Govindarajan yang
dikutip dalam Anggereni (2009), meliputi:
1. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan organisasi.
2. Mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa bagian organisasi.
3. Mengkomunikasikan informasi.
4. Mengevaluasi informasi.
5. Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika diperlukan.
6. Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka.

2021 Penganggaran Perusahaan – Modul 14


3 Tim Dosen
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sesuai dengan penjabaran mengenai ruang lingkup pengendalian diatas, maka
jika dihubungkan dengan fungsi dari penyusunan anggaran biaya operasional sebagai
alat bantu perencanaan dan pengendalian manajemen, maka perusahaan atau
organisasi, seharusnya:
1. Perusahaan dapat merencanakan tindakan yang tepat, agar perencanaan
anggaran biaya operasional dapat berjalan dengan baik.
2. Manajemen perusahaan dapat mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa
bagian organisasi yang mendukung perencanaan anggaran biaya operasional.
3. Mengkomunikasikan dan mengevaluasi informasi yang diperlukan dalam
perencanaan anggaran biaya operasional.
4. Manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan berupa tindakan apa yang
seharusnya diambil jika terdapat penyimpangan anggaran biaya operasional.
5. Perusahaan dapat mengubah tindakan dan manajemen termasuk perilaku
organisasi ke arah yang lebih baik, sehingga permasalahan yang terjadi tidak
terulang kembali.

Anggaran biaya operasional memerlukan komitmen sumber daya untuk tahun


mendatang, maka manajemen perlu membuat komitemen sumber daya semacam itu
dengan ide yang jelas mengenai kearah mana organisasi akan ditujukan pada masa
mendapatng. Dengan dilaksanakannya fungsi perencanaan dan pengendalian, maka
perusahaan dapat lebih mudah melakukan tindakan, pengawasan, dan pengambilan
keputusan, seperti halnya yang berkaitan dengan jumlah dana yang akan dicari dan
digunakan untuk anggaran biaya operasional, merinci jenis sumber dana dan jenis
investasi dana, sehingga akan memudahkan pengawasan anggaran biaya
operasional. Selain itu akan dengan anggaran biaya operasional, akan merealisasikan
sumber dan investasi dana dengan tepat untuk mencapai hasil maksimal, yang
berkaitan dengan analisis usulan yang diajukan berkaitan dengan keuangan.

Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Biaya Operasional


Penenuan besar kecilnya anggaran biaya operasional akan didasarkan pada
kebijakan manajemen perusahaan. Perusahaan akan berusaha mengurangi atau
menghapuskan beban usaha dimaksudkan untuk meningkatkan laba operasi pada
periode penganggaran. Sebagai contoh, untuk meningkatkan laba operasional
perusahaan dan menunjukan pengendalian yang baik atas biaya-biaya operasional
(biaya penjualan dan biaya adminisrasi & umum), manajer perusahaan dapat
memotong pengeluaran untuk layanan pelanggan. Walaupun pengurangan layanan
pelanggan dapat menurunkan penjualan dan memiliki konsekuensi negaif pada

2021 Penganggaran Perusahaan – Modul 14


4 Tim Dosen
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
reputasi perusahaan serta penjualan masa mendatang. Dalam penyusunan anggaran
beban usaha ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Herlianto (2011),
faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya operasional, sebagai
berikut:
A. Anggaran Penjualan
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan, antara
lain:
1. Rencana tentang kualitas dan kuantitas barang yang akan dijual selama
periode mendatang. Walaupun secara tidak langsung anggaran penjualan
mempengaruhi besar jecilnya biaya penjualan. Jumlah penjualan yang
besar akan meningkatkan aktivitas-aktivitas di bagian penjualan, yang
secara tidak langsung akan mengakibatkan peningkatan biaya penjualan.
Sebaliknya, jika jumlah penjualan yang kecil akan mengurangi aktivitas-
aktivitas di bagian penjualan, yang secara tidak langsung akan
mengakibatkan penurunan biaya penjualan.
2. Berbagai standar biaya yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yang
berkaitan dengan biaya penjualan.
3. Sistem pembayaran upah atau gaji yang digunakan oleh perusahaan,
khususnya yang dibayarkan kepada karyawan bagian penjualan.
4. Metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan, khususnya terhadap
aktiva tetap yang ada dilingkungan bagian penjualan.
5. Metode alokasi biaya yang digunakan oleh perusahaan untuk membagi
biaya-biaya yang semula merupakan satu kesatuan (biaya bersama),
menjadi beberapa kelompok sesuai dengan tempat dimana biaya tersebut
terjadi.
B. Anggaran Biaya Administrasi dan Umum
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusuanan anggaran biaya
adiministrasi dan umum, antara lain:
1. Jumlah penjualan yang besar akan meningkatkan aktivitas-aktivitas
dibagian penjualan, yang secara tidak langsung akan mengakibatkan
peningkatan aktivitas bagian administrasi dan umum, pada akhirnya akan
meningkatkan biaya administrasi dan umum. Sebaliknya, jika jumlah
penjualan kecil maka akan mengurangi aktivitas-aktivitas di bagian
penjualan, yang secara tidak langsung akan mengakibatkan penurunan
aktivitas bagian administrasi dan umum, pada akhirnya akan menurunkan
pula biaya bagian administrasi dan umum.

2021 Penganggaran Perusahaan – Modul 14


5 Tim Dosen
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Anggaran unit yang diproduksi. Jumlah unit produksi yang besar akan
meningkatkan aktivitas di bagian administrasi dan umum, yang secara tidak
langsung akan mengakibatkan peningkatan aktivitas bagian administrasi
dan umum, pada akhirnya akan meningkatkan biaya administrasi dan
umum, begitu pula sebaliknya.
3. berbagai standar yang ditetapkan perusahaan berkaitan dengan biaya
bagian administrasi dan umum.
4. Sistem pembayaran upah atau gaji yang digunakan perusahaan yang
berkaitan dengan biaya administrasi dan umum.
5. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan, khususnya terhadap
aktiva tetap yang ada dilingkungan bagian administrasi dan umum.
Metode alokasi biaya yang digunakan oleh perusahaan untuk membagi biaya yang
semula merupakan biaya bersama, menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
tempat dimana biaya tersebut terjadi.

Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional


Prosedur penyusunan anggaran biaya opersional pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan prosedur penyusnan anggaran secara umum dalam suatu perusahaan, namun yang
perlu diperhatikan adalah keterlibatan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran
operasional dalam proses penyusunan anggaran biaya operasional. Pendapat dari Herlianto
(2011), bahwa prosedur penyusunan anggaran biaya operasional secara umum, yaitu:
1. Mengenali informasi masa lalu dan lingkungan eksternal yang diantisipasi untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, kesimpulan, dan tantangan yang dihadapi
oleh perusahaan.
2. Menyusun perencanaan yang strategis dan program-program untuk menentukan
tujuan perusahaan.
3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi jangka panjang khususnya dalam hal
biaya operasional, strategi, dan program-program kerja.
4. Memilih taktik mengkoordinasikan kegiatan, mengawasi kegiatan, artinya
memilih cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.
5. Menyerahkan revisi usulan anggaran kepada komite anggaran untuk dievaluasi.
6. Menyetujui revisi usulan anggaran dan menjadi anggaran biaya operasional
perusahaan.
7. Pengesahan revisi anggaran biaya operasional perusahaan.

Bentuk Anggaran Biaya Operasional

2021 Penganggaran Perusahaan – Modul 14


6 Tim Dosen
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sebagaimana halnya dengan anggaran-anggaran lain, anggaran biaya operasional juga
tidak memiliki bentuk standar baku yang harus dipergunakan. Artinya setiap perusahaan
memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya, sesuai kondisi masing-
masing perusahaan. Contoh bentuk anggaran biaya operasional, dapat dijelaskan pada
tabel berikut:

Tabel 2.1 Bentuk Anggaran Biaya Operasional


PT.X
ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL
PERIODE XXX
Biaya Penjualan:
Biaya Penjualan: xxx
Biaya gaji tenaga penjualan xxx
Biaya iklan xxx
Biaya perjalanan xxx
Total Biaya Penjualan xxxx

Biaya Administrasi dan Umum:


Biaya gaji pejabat kantor xxx
Biaya gaji pegawai kantor xxx
Biaya sewa kantor xxx
Biaya perlengkapan kantor xxx
Biaya administrasi rupa-rupa xxx
Total Biaya Administrasi dan
xxxx
Umum

Total Biaya Penjualan dan


xxxxxxxx
Administrasi & Umum

Terkait dengan pembebanan biaya, beban usaha (biaya penjualan dan biaya
administrasi & umum) harus pula dibebankan kepada produk yang dihasilkan
perusahaan, sebagaimana halnya dengan biaya-biaya produksi. Hal ini dikarenakan
produk-produk yang dihasilkan perusahaan itulah yang pada akhirnya menanggung
semua biaya perusahaan, baik biaya produksi maupun biaya operasional. Jika
perusahaan memproduksi lebih dari satu produk, maka biaya operasional harus
dibebankan pada setiap jenis produk yang bersangkutan.

2021 Penganggaran Perusahaan – Modul 14


7 Tim Dosen
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Contoh Kasus Biaya Operasional

PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak dalam produksi pelumas kendaraan.
Sejak awal didirikannya, perusahaan mengalami hambatan dalam penjualan, karena
rendahnya daya beli konsumen dan kurang dikenalnya profil perusahaan oleh masyarakat.
Hal tersebut diatasi oleh manajemen perusahaan dengan cara melakukan serangkaian
kegiatan dan strategi promosi menari untuk membangun kepercayaan pelanggan dan
memperkenalkan mutu pelumas kendaraan yang diproduksi.
Penyusunan anggaran biaya operasional perusahaan dilakukan selama setahun
sekali, dengan merincikan jumlah pengeluaran biaya operasional melalui kebijakan
manajer keuangan. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen perusahaan dapat
melihat realisasi biaya operasional yang terjadi pada tahun sebelumnya sebagai acuan.
Berikut akan disajikan data anggaran biaya operasional perusahaan pada tahun 2018:

PT. ABC
DATA ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL
TAHUN 2018
(dalam Rupiah)

2021 Penganggaran Perusahaan – Modul 14


8 Tim Dosen
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Biaya Penjualan
Biaya Packaging 135.000.000
EMKL 88.100.000
Biaya Iklan 150.000
Biaya Ekspor 1.800.000
Biaya Pengangkutan 15.000.000
Biaya Negosiasi Dokumen Ekspor 26.000.000
Total Biaya Penjualan 266.050.000

Biaya Administrasi dan Umum


Biaya Gaji 63.000.000
Biaya Administrasi Lain 4.200.000
Biaya Pemeliharaan Kendaraan Kantor 320.000
Biaya Penyusutan Kendaraan Kantor 5.500.000
Biaya Bahan Bakar dan Pelumas 14.500.000
Biaya Umum Lain 4.000.000
Biaya Penyusutan Peralatan Kantor 580.000
Biaya Alat-alat Kantor 5.100.000
Biaya Listrik dan Air 3.500.000
Biaya Telepon, Telex, dan Fax 1.800.000
Biaya ADM Bank 8.500.000
Iuran 4.000.000
Biaya Asuransi Kebakaran 10.000.000
Biaya Izin 3.100.000
Biaya Dapur Kantor 3.600.000
Biaya Pemeliharaan Kantor 220.000.000
Total Biaya Administrasi dan Umum 351.700.000

Total Anggaran Biaya Ope rasional 617.750.000

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa anggaran biaya operasional


perusahaan dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yakni biaya penjualan dan biaya
administrasi dan umum. Perincian yang dilakukan dalam tabel diatas memiliki
sisi baik, yakni perusahaan dapat mengawasi setiap pengeluaran biaya
operasional yang terjadi. Total anggaran biaya operasional tahun 2018 sebesar
Rp 617.750.000.
Setelah anggaran biaya operasional disetujui, maka anggaran tersebut
akan menjadi patokan saat proses realisasi anggaran pada periode berikutnya.
Anggaran ini dapat menjadi dasar bagi pemakai anggaran dalam menjalankan
kegiatan operasional perusahaan.
Sebelum dilakukan analisa anggaran biaya operasional perusahaan, untuk
mengetahui dan mengevaluasi apakah anggaran tersebut dapat berperan
sebagai alat perencanaan dan pengendalian manajemen, maka perlu diketahui
laporan laba rugi perusahaan tahun 2018, laporan laba rugi dapat mengetahui
realisasi pengeluaran biaya operasional perusahaan.
PT.ABC
LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN
TAHUN 2018
2021 Penganggaran Perusahaan – Modul 14
9 Tim Dosen
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
(dalam Rupiah)
Penjualan 3.544.605.600
Retur Penjualan 3.840.200
Total Penjualan Bersih 3.540.765.400
 
HPP:  
Persedian Awal 1.806.554.600
Pembelian 2.004.883.000
Barang yang Tersedia untuk Dijual 3.811.437.600
Persediaan Akhir 2.069.058.400
Harga Pokok Penjualan 1.742.379.200
Laba Kotor 1.798.386.200
 
Biaya Penjualan:
Biaya Packaging 141.005.700
EMKL 109.990.200
Biaya Iklan 125.500
Biaya Ekspor 1.966.500
Biaya Pengangkutan 17.505.200
Biaya Negosiasi Dokumen Ekspor 28.067.000
Total Biaya Penjualan 298.660.100
 
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Gaji 67.900.200
Biaya Administrasi Lain 4.935.700
Biaya Pemeliharaan Kendaraan Kantor 440.250
Biaya Penyusutan Kendaraan Kantor 5.726.000
Biaya Bahan Bakar dan Pelumas 14.900.500
Biaya Umum Lain 5.226.400
Biaya Penyusutan Peralatan Kantor 612.000
Biaya Alat-alat Kantor 5.345.800
Biaya Listrik dan Air 3.665.800
Biaya Telepon, Telex, dan Fax 2.000.800
Biaya ADM Bank 8.895.600
Iuran 600.000
Biaya Asuransi Kebakaran 12.500.100
Biaya Izin 3.064.700
Biaya Dapur Kantor 3.872.000
Biaya Pemeliharaan Kantor 269.662.100
Total Biaya Administrasi dan Umum 409.347.950
2021 Penganggaran Perusahaan – Modul 14
10 Tim Dosen
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 
Total Biaya 708.008.050
Laba Operasi 1.090.378.150
Pendapatan Lain-lain 13.435.000
Laba Bersih Sebelum Pajak 1.103.813.150
Pajak 347.353.100
Laba Bersih Setelah Pajak 756.460.050

Pada laporan laba rugi diatas, dapat terlihat bahwa laba bersih yang diterima
perusahaan pada tahun 2018 adalah Rp 756.460.050. Agar mempermudah perbandingan
antara anggaran biaya operasional dengan realisasinya, maka berikut akan disajikan tabel
perbandingan, yaitu:

PERBANDINGAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL DENGAN REALISASI


(dalam rupiah)

2021 Penganggaran Perusahaan – Modul 14


11 Tim Dosen
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Biaya Penjualan
Anggaran Realisasi Selisih
Biaya Packaging 135.000.000 141.005.700 (6.005.700)
EMKL 88.100.000 109.990.200 (21.890.200)
Biaya Iklan 150.000 125.500 24.500
Biaya Ekspor 1.800.000 1.966.500 (166.500)
Biaya Pengangkutan 15.000.000 17.505.200 (2.505.200)
Biaya Negosiasi Dokumen Ekspor 26.000.000 28.067.000 (2.067.000)
Total Biaya Penjualan 266.050.000 298.660.100 (32.610.100)

Biaya Administrasi dan Umum


Anggaran Realisasi Selisih
Biaya Gaji 63.000.000 67.900.200 (4.900.200)
Biaya Administrasi Lain 4.200.000 4.935.700 (735.700)
Biaya Pemeliharaan Kendaraan Kantor 320.000 440.250 (120.250)
Biaya Penyusutan Kendaraan Kantor 5.500.000 5.726.000 (226.000)
Biaya Bahan Bakar dan Pelumas 14.500.000 14.900.500 (400.500)
Biaya Umum Lain 4.000.000 5.226.400 (1.226.400)
Biaya Penyusutan Peralatan Kantor 580.000 612.000 (32.000)
Biaya Alat-alat Kantor 5.100.000 5.345.800 (245.800)
Biaya Listrik dan Air 3.500.000 3.665.800 (165.800)
Biaya Telepon, Telex, dan Fax 1.800.000 2.000.800 (200.800)
Biaya ADM Bank 8.500.000 8.895.600 (395.600)
Iuran 4.000.000 600.000 3.400.000
Biaya Asuransi Kebakaran 10.000.000 12.500.100 (2.500.100)
Biaya Izin 3.100.000 3.064.700 35.300
Biaya Dapur Kantor 3.600.000 3.872.000 (272.000)
Biaya Pemeliharaan Kantor 220.000.000 269.662.100 (49.662.100)
Total Biaya Administrasi dan Umum 351.700.000 409.347.950 (57.647.950)

Total Anggaran Biaya Operasional 617.750.000 708.008.050 (90.258.050)


Laporan laba rugi yang tersedia diatas menunjukan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya. Realisasi pengeluaran biaya operasional lebih besar Rp
90.258.050 dibandingkan dengan anggarannya. Selisih yang sangat menonjol dapat
terlihat dari biaya pemeliharan kantor, dengan selisih sebesar Rp. 49.662.100.
Selisih dengan jumlah yang cukup besar tersebut dapat disebabkan karena tidak
diperhitungkannya biaya yang akan timbul sehubungan dengan perbaikan dan
perluasan ruangan kantor atau semacamnya. Selisih yang terjadi antara anggaran
biaya operasional dengan realisasi pengeluarannya berdampak pada perolehan laba
perusahaan.
Adapun hal yang perlu dijelaskan dari abel perbandingan diatas, adalah jika
terjadi penyimpangan antara anggaran biaya operasional dengan realisasinya, maka
akan berdampak pada perolehan laba perusahaan.
2021 Penganggaran Perusahaan – Modul 14
12 Tim Dosen
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

2021 Penganggaran Perusahaan – Modul 14


13 Tim Dosen
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007), Penyusunan Anggaran Perusahaan, Penerbit Graha
Ilmu, Bandung.
M. Nafarin (2000), Penganggaran Perusahaan, Salemba Empat Jakarta.
Adi Saputro, Gunawan (2001), Anggaran Perusahaan, BPFE Yogyakarta.
Dr. Darsono P, SE, MA, MM dan Ari Purwanti, M.Ak. (2008), Penganggaran Perusahaan,
Mitra Wacana Media, Jakarta.

2021 Penganggaran Perusahaan – Modul 14


14 Tim Dosen
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai