Anda di halaman 1dari 58

ABSTRACT

PRODUCTION COST BUDGET ANALYSIS AS A COST PLANNING TOOL


AT U.D RIZKY SOE-TTS

By
Ordila Benu
Faculty of Social and of Political Sciences, Nusa Cendana University

This research was conducted at U.D Rizky, SoE-TTS City. The purpose of this
study was to determine the Production Cost Budget at U.D Rizky SoE-TTS. This
study uses a quantitative descriptive analysis method. The data analysis
techniques used in this research are primary data and secondary data. The results
of this study indicate that the cost variance that occurs in raw materials and
factory overhead costs is an unfavorable variance, while in labor costs there is no
cost variance. Suggestions from this research are that companies need to plan
cost allocations, in this case determining a number of cost items on a priority
basis, determining certain types of raw materials according to supply volume and
purchase period. Companies need to train and supervise the activities of
production employees in order to make effective use of working time, to minimize
labor costs.
Keywords : Production Cost Budget, Cost Realization, Cost Variance

1
PENDAHULUAN

Anggaran merupakan perencanaan dari seluruh kegiatan perusahaan

yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan

saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan

dan sasaran perusahaan. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik

yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran juga

merupakan suatu rencana yang disusun secara terperinci dan dinyatakan

secara formal dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukan bagaimana

sumber-sumber yang digunakan selama jangka waktu tertentu. Salah satu

anggaran yang sangat penting dalam perusahaan yaitu biaya produksi. Biaya

produksi ini juga terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung

dan biaya overhead pabrik, dimana biaya-biaya tersebut saling berhubungan.

Perbandingan antara hasil realisasi biaya produksi dengan anggaran biaya

produksi di perusahaan dapat digunakan untuk menganalisis apakah telah

terjadi selisih baik yang merugikan maupun yang menguntungkan. Biaya

yang terjadi baik yang bersifat menguntungkan maupun yang bersifat

merugikan harus dianalisis oleh perusahaan. Perusahaan perlu menyusun

anggaran yang menyeluruh tentang kegiatan perusahaan untuk waktu yang

akan datang dan di buat berdasarkan data waktu sebelumnya yang

disesuaikan dengan kondisi yang akan datang. Menurut Sasungko dan

Parulian (2010) “anggaran merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi

setiap perusahaan, baik perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun

bertujuan non laba”.

2
Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen di dalam perusahaan

untuk memenuhi informasi dan membantu manajemen dalam pengambilan

keputusan adalah anggaran. Pengendalian berfungsi untuk menjamin bahwa

aktivitas yang dilaksanakan telah berjalan seperti yang telah direncanakan.

Penyusunan anggaran biaya produksi yang baik akan menunjang kegiatan

produksi perusahaan sehari-hari yang nantinya akan menunjang seluruh

kegiatan perusahaan. Anggaran sebagai suatu sistem nampaknya cukup

memadai untuk dipergunakan sebagai alat perencanaan, Koordinasi dan

pengawasan dari seluruh kegiatan perusahaan. Dengan menggunakan

anggaran perusahaan menyusun perencanaan dengan lebih baik sehingga

koordinasi dan pengendalian yang dilakukan dapat memadai pula.

Mengelola perusahaan dengan baik maka perusahaan perlu membuat

perencanaan dan pengendalian atas operasi kegiatan yang dilakukannya

karena anggaran di susun dengan mempertimbangkan pengalaman masa lalu,

keadaan yang sedang terjadi sekarang ini dan masa yang akan datang yang

dapat berorientasi jangka pendek maupun jangka panjang selain itu anggaran

juga berperan sebagai alat peringatan yang akan adanya efisiensi dan

efektivitas, dimana fungsi ini sangat besar nilainya bagi perusahaan. Biaya

produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku untuk

menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi dibagi menjadi

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut dengan biaya

utama, sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

3
disebut dengan biaya konvensi yang merupakan biaya untuk mengkonversi

(mengubah) bahan baku menjadi produk jadi (Mulyadi,2012:14).

Pengendalian merupakan salah satu dari fungi manajemen yang

tujuannya untuk memberikan arahan agar pelaksanaan rencana dapat sesuai

dengan yang telah ditentukan. Kegiatan pengendalian dimaksudkan untuk

mencegah penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam

dunia bisnis, persaingan diantara perusahaan sangat ketat akibatnya semakin

meningkat masalah yang dihadapi perusahaan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup dan perkembangannya. Maka dari itu sangat multak bagi

perusahaan untuk meningkatkan pengendalian biaya.

Hasil evaluasi di atas perusahaan dapat mengetahui ada atau tidaknya

selisih yang telah dilakukan bagian produksi pada periode yang bersangkutan

sehingga dapat diketahui penyebab dari adanya selisih tersebut. Selisih yang

terjadi bisa bersifat menguntungkan atau tidak menguntungkan. Bila bersifat

menguntungkan berarti dalam pelaksanaan manajemen bisa dikatakan

berprestasi. Sedangkan bila tidak menguntungkan menunjukan bahwa masih

ada kekurangan yang di perbaiki dalam pelaksanaan produksi. Tindakan

perbaikan tersebut dapat berupa perbaikan terhadap pelaksanaanya, perbaikan

terhadap anggarannya atau merumuskan kembali strategi pencapaian tujuan

perusahaan. Tanpa pengukuran dan evaluasi terhadap biaya produksi pihak

manajemen tidak akan mengetahui posisi dari perusahaan, bagaimana

tindakan keberhasilan serta kegagalan perusahaan dalam melakukan kegiatan

produksi.

4
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan alat Akuntasi yang dapat membantu

pimpinan perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan

operasi perusahaan. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk

mencapai beberapa tujuan pokok, tujuan-tujuan tersebut bukanlah

sesuatu yang terjadi secara kebetulan,karena suatu tujuan hanya dapat

dicapai jika semua tahap dari kegiatan-kegiatan yang akan

dilaksanakan telah diperkirakan, diteliti dan dilaksanakan dengan

seksama oleh orang-orang yang bertanggung jawab oleh kegiatan-

kegiatan tersebut.

Dengan demikian luas suatu kegiatan usaha, maka ruang

lingkup dan tugas yang dipikul oleh manajemen akan semakin

kompleks. Untuk itu manajemen memerlukan suatu alat yang dapat

digunakan untuk mengendalikan kegiatannya yaitu anggaran. Dengan

adanya anggaran maka perusahaan dalam menjalankan setiap kegiatan

adalah berdasarkan atas anggaran yang ditetapkan.hal ini berguna agar

efektifitas perusahaan dapat tercapai. Menurut Munandar (2011 : 3)

anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang

meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit

(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang

akan datang. Sukarno (2012 : 169) anggaran merupakan rencana yang

terorganisasi dan menyeluruh, dinyatakan dalam unit moneter untuk

5
operasi dan sumber daya suatu perusahaan selama periode tertentu di

masa yang akan datang. Anggaran menunjukan pengeluaran,

penerimaan atau laba yang direncanakan di masa yang akan datang.

Beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran

merupakan rencana yang dilaksanakan oleh suatu organisai untuk

masa yang akan datang dalam jangka waktu tertentu dan dinyatakan

dalam satuan uang. Anggaran mencerminkan sasaran, rencana dan

program-program organisasi yang dinyatakan dalam bentuk angka-

angka perencanaan ini menjadi standar untuk mengukur pelaksanaan

rencana di masa yang akan datang.

Secara umum pengertian anggaran atau yang lebih dikenal

sebagai budget adalah suatu rencana tertulis dalam bentuk angka-

angka (kuantitatif) mengenai kegiatankegiatan yang dilakukan dalam

jangka waktu tertentu, biasanya dalam jangka waktu satu tahun.

Anthony dan Govindarajan (2012:73:74) Anggaran memiliki

karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

1) Anggaran memperkirakan keuntungan yang potensial dari unit

perusahaan.

2) Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter

mungkin didukung dengan jumlah non-moneter (unit yang terjual

atau diproduksi).

3) Biasanya meliputi waktu selama satu tahun.

6
4) Merupakan perjanjian manajemen, bahwa manajer setuju untuk

bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan suatu anggaran.

5) Usulan anggaran diperiksa dan disetujui oleh pejabat yang lebih

tinggi dari pembuat anggaran.

6) Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi

tertentu.

7) Secara berkala kinerja keuangan actual dibandingkan dengan

anggaran dan perbedaannya dianalisis dan dijelaskan.

Penyusunan Anggaran

Menyusun anggaran perusahaan dapat menggunakan berbagai

metode yang lazim digunakan. Pilihan metode sangat tergantunng

pada kondisi dan keinginan manajemen perusahaan yang

bersangkutan. Proses penyusunan anggaran adalah tahap kegiatan

yang dilakukan dalam penyusunan anggaran sehingga tersusun dan

menjadi pegangan manajemen dalam kegiatan operasionalnya.

Penyusunan anggaran terdapat pertimbangan yang perlu

dilakukan mengabaikan berbagai faktor internal dan eksternal didalam

proses penyusunan anggaran merupakan jaminan kegagalan realisasi

anggaran didalam perusahaan. Karena itu, faktor-faktor yang

berkaitan tersebut harus diperhatikan didalam proses penyusunan

anggaran. Jika dilihat dari pihak-pihak yang menyusun anggaran,

maka penyusunan anggaran menurut Harahap (2011:83) dapat

dilakukan dengan cara :

7
1) Otoriter atau Top down

Dalam menyusun anggaran ini, manajen senior

menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebuh rendah. Anggaran

disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah

yang harus dilaksanakan bawahan tanpa ada keterlibatan bawahan

dalam menyusunnya. Metode ini baik jika karyawan tidak mampu

menyusun anggaran atau membutuhkan waktu yang terlalu lama

untuk menyusun anggarannya.

2) Demokrasi atau Bottom Up

Dalam metode ini, anggaran disusun berdasarkan hasil

keputusan karyawan, manajer ditingkat yang lebih rendah

berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran. Anggaran

mulai bawahan sampai ke atasan. Bawahan diserahkan

sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya dimasa

yang akan datang.

3) Campuran atau Top dan Bottom Up

Metode ini adalah yang paling efektif dalam

menggabungkan kedua pendekatan tersebut. Pembuat anggaran

mempersiapkan draf pertama anggaran untuk bidang tanggung

jawab mereka yang merupakan pendekatan dari bawah ke atas

8
Tujuan Anggaran

Menurut Julita, (2014: 15) menyatakan bahwa ada beberapa

tujuan anggaran antara lain :

1) Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber

dan infestasi dana.

2) Memberikan atasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.

3) Merinci jenis sumber dana yangb dicari maupun jenis.

4) Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai

hasil yang maksimal.

Sedangkan menurut Sasangko dan Parulian (2013:3)

menyatakan tujuan anggaran sebagai berikut :

a) Perencanaan yaitu memberikan arahan bagi penyusun tujuan dan

kebijakan bagi perusahaan

b) Koordinasi yaitu anggaran dapat mempermudah koordinasi antara

bagian-bagian di dalam perusahaan

c) Motivasi yaitu anggaran membuat manajemen dapat menetapkan

target-target tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan

d) Pengedalian yaitu keberadaan anggaran perusahaan memungkinkan

manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian atas aktivitas-

aktivitas yang di lakukan perusahaan

Manfaat Anggaran

Dengan menyusun anggaran usaha-usaha perusahaan akan

lebih banyak berhasil apabila dilihat dari kebijakan yang terarah dan

9
dibantu oleh perencanaan-perencanaan yang tepat. Penyusunan yang

cenderung memandang kedepan, akan selalu memikirkan apa yang

mungkin dilakukan pada masa yang akan datang. Dalam

pelaksanaannya perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegangan pada

semua rencana yang telah disusun sebelumnya.

Menurut Julita (2015 : 15) anggaran mempunyai banyak

manfaat, antara lain :

Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

1) Dapat digunakan sebagai alat menuai kelebihan dan kekurangan

pegawai

2) Dapat memotivasi pegawai

3) Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai.

4) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

5) Sumber daya, seperti tenaga kera, peralatan dan dana dapat

dimanfaatkan seefisien mungkin.

6) Alat pendidikan bagi para manajer.

Sedangkan menurut Darsono dan Purwanti (2017: 9) manfaat

atau kegunaaan anggaran yaitu :

1) Untuk perencanaan dan pengendalian

2) Evaluasi kinerja

3) Untuk mengarahkan perilaku manajer dan karyawan.

Fungsi Anggaran

Menurut Nafarin (2014:20) anggaran memiliki tiga fungsi yaitu :

1) Fungsi perencanaan

10
Anggaran merupakan alat perencaan tertulis menurut pemikiran

yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas

dalam unit dan uang.

2) Fungsi pengawasan

Anggaran merupakan alat pengawasan. Pengawsan berarti

mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan

cara membanding realisasi dengan rencana (anggaran) dan

melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila

terdapat penyimpangan yang merugikan).

3) Fungsi pelaksanaan

Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan,

sehingga pekerjaan dapat dilaksanaan secara selaras dalam

mencapai tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk

menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan, seperti :

bagian pemasan, bagian umum, bagian produksi dan keuangan.

Keunggulan Anggaran

Menurut Darsono dan Purwati (2017 : 13) anggaran memiliki

beberapa keunggulan antara lain :

1) Hasil analisis lingkungan internal perusahaan yaitu analisis data

historis perusahaan yang menjelaskan kekuatan dan kelemahannya

kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja

dimasa mendatang.

11
2) Hasil analisis lingkungan eksternal yang menjelaskan peluang

bisnis dan kendala yang dihadapinya, kemudian dijadikan bahan

baku untuk membuat program kerja dimasa mendatang.

3) Sebagai alat pedoman kerja dan pengendalian kegiatan operasional

dan keuangan.

4) Sebagai sarana koordinasi antar seksi, bagian, revisi, dalam suatu

perusahaan.

5) Sebagai sumber rasa tanggung jawab dan partisipasi aktif semua

kepala seksi, bagian, divisi, dalam suatu perusahaan.

6) Sebagai dasar untuk mengetahui wewenang dan tanggung jawab

semua level manajer.

Kelemahan Anggaran

Menurut Nafarin (2013 : 20) anggaran disamping mempunyai

banyak manfaat namun juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu

sebagai berikut :

1) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga

mengandung unsur ketidakpastian.

2) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan

tenaga yang tidak sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampu

menyusun anggaran secara lengkap (komperhensif) dan akurat.

3) Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran

dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang sehingga

anggaran tidak akan efektif.

12
Anggaran Biaya Produksi

Kegiatan produksi merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam

suatu perusahaan. Bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam

struktur pasar penjualan kegiatan produksi diperlukan anggaran produksi

untuk menghitung jumlah unit yang akan diproduksi. Dalam menjalankan

aktifitas untuk mencapai tujuan perusahaan, setiap perusahaan perlu untuk

mengeluarkan biaya. Dalam dunia bisnis, semua aktivitas dapat diukur

dengan satuan uang yang lazim disebut biaya. Setiap biaya akan dicatat atau

diakumulasikan ketika manajemen membebankan biaya kepersediaan,

menyusun laporan keuangan, merencanakan dan mengedalikan biaya,

memilih diantara alternatif, memotivasi karyawan dan mengevaluasi kinerja.

Untuk itu setiap konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan.

Menurut Mulyadi (2012:14) “biaya produksi merupakan biaya-biaya

yang terjadi untuk mengelola bahan baku menjadi produk jadi yang siap

untuk dijual”.Dengan memahami ketiga unsur biaya produksi, maka akan

lebih mudah untuk memahami pengertian anggaran biaya produksi. Hal ini

disebabkan karena unsure biaya produksi sejalan dengan unsur anggaran

biaya produksi yang meliputi : anggaran biaya bahan mentah, anggaran biaya

tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik. Dari uraian di

atas dapat disimpulkan bahwa anggaran biaya produksi adalah anggaran atas

biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi, menciptakan dan menambah

kegunaan suatu barang atau jasa.

13
Anggaran Biaya Bahan Baku

Menurut Dunia dan Abdullah (2012:24) biaya bahan baku

merupakan biaya perolehan dari seluruh bahan langsung yang menjadi

bagian yang integral yang membentuk barang jadi. Anggaran biaya

bahan baku menunjukkan kualitas dan harga bahan baku yang

diperlukan untuk menghasilkan sejumlah barang jadi yang telah

ditentukan sebelumnya. Dalam proses produksi dibutuhkan bahan baku

yang akan diperoleh menjadi produk jadi agar perusahaan dapat bekerja

secara efisien, maka perusahaan memerlukan suatu perencanaan yang

matang yang dituangkan ke dalam bentuk anggaran produksi yang

kemudian diperinci lagi menjadi anggaran biaya bahan baku. Sebagai

contoh untuk membuat buku diperlukan bahan kertas, tinta, lem, dan

benang. Nilai bahan baku yang paling banyak membuat buku adalah

kertas maka biaya kertas ini akan dimasukan kedalam biaya bahan

baku. Bahan-bahan yang lain karena jumlah tidak material, dianggap

sebagai bahan penolong dan akan dikelompokan kedalam biaya

overhead pabrik.

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah anggaran yang

merencanakan secara lebih terperinci tentang upah yang akan

dibayarkan kepada para tenaga kerja selama periode yang akan datang.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung meliputi rencana tentang jumlah

waktu yang akan diperlukan oleh para tenaga kerja langsung dalam

14
menyelesaikan unit yang akan diproduksi, tatif upah, serta waktu dalam

proses kegiatan produksi. Anggaran ini meliputi taksiran kebutuhan

tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi jenis dan

kuantitas produksi yang direncanakan dalam anggaran produksi. Cara

mengadakan taksiran misalnya dengan bantuan engineering

specification, jumlah yang diperlukan, jenis pekerjaan yang harus

dilakukan, kuantitas pekerjaan yang diperlukan. Menurut Dunia dan

Abdullah (2012: 24) biaya tenaga kerja langsung adalah upah dari

semua tenaga kerja langsung yang secara fisik baik menggunakan

tangan maupun mesin ikut dalam proses produksi untuk mengasilkan

suatu produk atau barang jadi.

Selain itu juga dapat dikembangkan tanggung jawab menurut

produk, hal ini penting karena pengelompokan menurut produk berguna

untuk penafsiran biaya produksi setiap tahun. Pengendalian-

pengendalian yang harus digunakan untuk pengembangan tenaga kerja

langsung adalah tergantung pada Prosedur pembayaran upah, jenis

proses produksi, ketersediaan jam kerja standar, adanya proses

pencatatan akuntansi biaya berkaitan dengan biaya tenaga kerja

Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Menurut Dunia dan Abdullah (2012 : 24) biaya overhead pabrik

adalah semua biaya untuk memproduksi suatu produk selain dari bahan

langsung dan tenaga kerja langsung. Anggaran biaya overhead pabrik

dibuat berdasarkan bagan rekening (chart ofaccount) yang

15
mengelompokkan rekening-rekening biaya secara tepat dan memperinci

pusat-pusat biaya untuk perencanaan dan pengendalian serta

pembebanan biaya overhead pabrik kepada harga pokok produk.

Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya biaya produki selain

bahan baku dan biaya tenanga kerja langsung. Biaya overhead pabrik

didefenisikan sebagai bahan tidak langsung, buruh tidak langsung dan

biaya-biaya lainnya yang tidak secara mudah didefenisikan atau

dibebankan langsung pada suatu pekerjaan,hasil produksi,atau tujuan

akhir biaya tertentu seperti kontrak-kontrak pemerintah.

Menurut Dunia dan Abdullah (2012 : 24) Terdapat tiga macam

kapasitas yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan

anggaran biaya overhead pabrik, yaitu:

1) Kapasitas Teoritis, yaitu kapasitas perusahaan untuk menghasilkan

produk dengan kecepatan penuh selama jangka waktu tertentu.

2) Kapasitas Normal, yaitu kemampuan perusahaan untuk

memproduksi dan menjual produk dalam jangka panjang

3) Kapasitas Praktis, yaitu kapasitas teoritis dikurangi kerugian waktu

yang tidak dapat dihindari karena hambatan intern perusahaan misal

kerusakan mesin, hari libur dan sebagainya.

Di dalam anggaran biaya overhead pabrik persiapan dari setiap

komponen biaya harus berprinsip bahwa pihak eksekutif, kepala bagian

atau pengawas harus bertanggung jawab atas pengeluaran-pengeluaran

biaya yang terjadi.Untuk itu masing-masing pihak yang bertanggung

16
jawab tersebut harus diminta untuk membuat perhitungan biaya yang

menjadi tanggung jawab bagiannya.

Seperti telah diuraikan di atas bahwa dalam biaya overhead

pabrik terhadap komponen yang harus menjadi salah satu bagian saja

dan komponen yang biasa dibebankan kepada beberapa bagian. Oleh

karena itu dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik komponen

biaya yang biasa dibebankan kepada lebih dari satu bagian harus

didistribusikan kepada bagian-bagian yang tertera pembebanan sesuai

dengan porsinya masing-masing.

Akuntasi Biaya

Supriyono (2011 : 12) menyatakan bahwa akuntansi biaya adalah

salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam

memunitor dan merekam transaksi biaya dalam sistematis serta menyajikan

informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Akuntansi biaya menghasilkan

informasi biaya untuk memenuhi berbagai macam tujuan. Tujuan penentuan

biaya produksi, akuntansi biaya menyajikan biaya yang telah terjadi dimasa

lalu. Untuk tujuan pengendalian biaya Akuntansi bisa menyajikan informasi

biaya yang diperkirakan akan terjadi dengan biaya yang sesungguhnya

terjadi, kemudian menyajikan analisis terhadap penyimpangannya. Untuk

tujuan pengambilan keputusan khusus, akuntasi biaya menyajikan biaya yang

relevan dengan keputusan yang akan diambil dan selalu berhubungan dengan

masa yang akan datang.

17
Tujuan akuntansi biaya menurut Witjaksono (2012 :3 ) adalah

menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam

mengelola perusahaan yang bertujuan untuk :

1) Perencanaan dan Pengendalian Laba

Akuntansi biaya menyediakan informasi atau data biaya masa lalu yang

diperlukan untuk menyusun perencanaan dan selanjutnya dapat

dikendalikan dan akhirnya dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan

dimasa mendatang.

2) Penentuan Harga Pokok Produk atau Jasa

Penentuan harga pokok akan membantu dalam penilaian baik persediaan

barang maupun jasa dan penetapan harga jual. Serta memberikan

informasi kepada manajer agar mereka dapat mengambil keputusan yang

bersifat rutin dengan menggunakan informasi yang relevan tersebut.

Peran Akuntansi Biaya

Carter (2010 : 11) menyatakan bahwa akuntansi biaya

berperan melengkapi manajemen dengan alat yang diperlukan

untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas

dan efisiensi, serta pengambilan keputusan baik yang bersifat rutin

maupun yang bersifat strategis. Pengumpulan, penyajian dan

analisis dari informasi mengenai biaya dan manfaat membantu

manajemen untuk menyelesaikan tugas-tugas berikut :

18
1) Membuat dan melaksakan rencana dan anggaran untuk

beroperasi dalam kondisi kompetitif dan ekonomi yang telah

diprediksi sebelumnya.

2) Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan

pengendalian aktivitas, mengurangi biaya dan memperbaiki

kualitas.

3) Mengendalikan kekuatan fisik dari persediaan, dan

menentukan harga setiap produk jasa yang di hasilkan.

4) Menetukan biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi

satu tahun.

5) Memilih diantara dua atau lebih alternative jangka pendek atau

jangka panjang yang dapat mengubah pendapatan dan biaya.

Konsep Biaya (cost) dan Penggolongan Biaya

Menurut Hansen dan Women (1013 : 42) biaya adalah kas

atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang

atau jasa yang diharapkan member manfaat saat ini atau di masa

depan bagi organisasi. Tidak jauh berbeda dengan Dunia dan

Abdullah (2012 : 22) mendefenisikan biaya sebagai pengeluaran-

pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang

atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau

mempunyai manfaat melebihi satu periode Akuntansi tahunan.

Karena itu, biaya merupakan pengorbanan yang dikeluarkan oleh

19
perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa yang nantinya

akan member manfaat bagi perusahaan itu sendiri.

Akuntansi biaya digolongkan dengan berbagai macam

cara, secara umum penggolongan biaya di sesuaikan atas dasar

tujuan yang hendak dicapai dan kemudian biaya dikenal dengan

konsep “different cost for different purpose”. Mulyadi (2014 : 13)

menyatakan bahwa biaya dapat digolongkan menurut :

1) Objek Pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran

merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek

pengeluaran adalah gaji, maka semua pengeluaran yang

berhubungan dengan gaji tersebut “biaya gaji”

Penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok dalam

perusahaan. Dalam perusahaan terdapat tiga fungsi pokok :

a. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk

dijual.

b. Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi

untuk melaksanakan pemasaran produk.

c. Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya

untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan

pemasaran produk.

20
1. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau

departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang

dibiayai, biaya dikelompokan menjadi dua golongan :

1) Biaya langsung

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang

menyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu

dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada

maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.

2) Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang

terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang

dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya

dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi

tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini

tidak mudah didefenisikan dengan produk tertentu.

2. Perilaku biaya dalam hubungan dengan perubahan volume

kegiatan perilaku biaya dalam hubungannya dengan volume

kegiatan atau aktivitas di bagi menjadi :

1) Biaya variable adalah biaya yang jumlah totalnya

berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

2) Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

21
3) Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat

volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah

yang konstan pada volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap

dalam kisar volume kegiatan tertentu.

3. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat di

bagi menjadi dua yaitu :

1) Pengeluaran Modal ( capital expenditure)

Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai

manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)

Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya

mempunyai manfaat dan periode akuntansi terjadinya

pengeluaran tersebut.

Biaya Produksi

Menurut Mulyadi (2012:14) “Biaya produksi merupakan biaya-biaya

yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk

dijual”Produksi adalah kegiatan suatu perusahaan untuk memproses dan

merubah bahan baku menjadi barang jadi memalui penggunaan tenega kerja

dan fasilitas produksi lainnya.biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan

kegiatan produksi ini disebut dengan biaya produksi. Jadi, dapat dikatakan

bahwa biaya produksi adalah biaya yang berasal dari penyediaan bahan baku

22
sampai biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi bahan baku sehingga

menjadi barang jadi yang siap untuk dijual.

Salah satu faktor dalam penentuan harga jual produk adalah informasi

biaya produksi, dimana perusahaan dapat mengambil keputusan apakah akan

mmeproduksi suatu produk atau akan menghentikan produksi suatu produk

tersebut. Melalui biaya produksi juga dapat diketahui produk mana yang

paling besar mendatangkan laba dan produk mabna yang mangalami kerugian

bagi perusahaan tersebut. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

biaya produksi merupakan biaya yang timbul akibat adanya proses

pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual. Biaya ini

diklasifikasikan dalam 3 unsur yaitu biaya bahan baku langsung,biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Kegiatan manufaktur atau memproduksi suatu barang yang terdiri dari

biaya langsung biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Jadi biaya

produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungan dengan proses

pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.

Unsur-unsur Biaya Produksi

Menurut Hansen dan Mowen (2010: 38) biaya adalah khas atau

ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang

diharapkan membawah keuntungan masa ini dan masa datang untuk

organisasi. Biaya produksi atau sering juga disebut biaya produk adalah

biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses produksi

yaitu terdiri dari :

23
1) Biaya bahan baku langsung (direct material cost)

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian

menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang digunakan pada

perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor

(pembelian yang berasal dari luar negeri) ataupun dari pengolahan

sendiri. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi

biasanya dikelompokkan atas bahan baku langsung dan bahan baku

tidak langsung. Bahan baku langsung merupakan keseluruhan bahan

baku yang diolah menjadi barang jadi dan ditetapkan langsung pada

harga pokok barang jadi.

Jadi, bahan baku langsung merupakan bahan yang secara

menyeluruh membentuk produk selesai yang dapat diidentifikasikan

secara langsung pada produk yang bersangkutan dan tidak dapat

dipisahkan. Oleh karena itu biaya bahan baku langsung ini dapat

dibebankan secara langsung kepada produk karena pengamatan fisik

dapat dilakukan untuk mengukur kuantitas (jumlah) yang

dikonsumsi oleh setiap produk.

Berbeda dengan bahan baku langsung, bahan baku tidak

langsung juga digunakan dalam proses produksi tetapi pemakainnya

dalam jumlah yang sedikit dan tidak begitu kompleks serta tidak

dapat ditelusuri langsung pada setiap produk. Bahan baku tidak

langsung ini sifatnya hanya membantu proses pembuatan suatu

produk. Oleh karena itu bahan baku tidak langsung ini sering

24
disebut sebagai bahan pembantu atau bahan penolong dan akan

dikelompokkan bersama dengan biaya tidak langsung pabrik.

Ketiadaan bahan baku tidak langsung ini tidak akan menghentikan

jalannya proses produksi tetapi hanya mengurangi kualitas barang

yang akan dihasilkan.

1) Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)

Tenaga kerja merupakan manusia atau pekerja yang

memberikan usaha fisik dan mental untuk mengolah suatu

produk. Biaya tenaga kerja merupakan harga yang dibebankan

untuk penggunaan tenaga kerja yang melakukan proses

produksi. Biaya tenaga kerja langsung juga dapat diamati secara

fisik untuk mengukur kuantitas tenaga kerja dalam

menghasilkan suatu produk. Biaya tenaga kerja pada dasarnya

berkaitan dengan upah langsung. Upah tenaga kerja langsung

akan diperhitungkan langsung sebagai unsur biaya produksi.

Sedangkan upah tenaga kerja tidak langsung akan dibebankan

melalui biaya overhead pabrik.

2) Biaya overhead pabrik (factory overhead cost )

Biaya overhead pabrik merupakan semua biaya dalam

proses produksi kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya

tenaga kerja langsung. Atau dengan kata lain semua biaya yang

dikeluarkan olehperusahaan terdiri dari biaya bahan tak

langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya-biaya

25
produksi lainnya yang tidak secara mudah dapaditelusuri secara

lansung pada proses produksi. Biaya overhead pabrik inisering

juga disebut sebagai biaya produksi tidak lansung karena tidak

dapat langsung dibebankan kedalam satu produk, Sujarweni,

(2015:54).

Perkembangan kearah lingkungan manufaktur yang lebih

modern dimana kecenderungan terjadinya otoritasi yang lebih

luas, kemajuan ternologi dan kebutuhan adanya peralatan untuk

mencegah polusi dan meningkatkan keselamatan kerja di pabrik.

Biaya overhead merupakan suatu bagian yang besar dari total

biaya produksi. Lingkungan manufaktur yang baru juga ditandai

dengan berkembangnya fasilitas produksi yang diotomatisasi

dalam ukuran produksi berskala besar yang ekonomis dan jenis

produk yang sangat beraneka. Biaya tenaga kerja akan menurun,

sebaliknya biaya tetap yang merupakan bagian dari biaya

overhead pabrik untuk infestasi yang besar akan menjadi lebih

besar, Abdullah,(2012 : 244)

Menurut Mulyadi (2012 : 14 ) Tujuan penyusunan biaya

overhead pabrik adalah sebagai berikut

1) Dapat mengetahui penggunaan biaya secara lebih efisien dan

efektif

2) Dapat menentukan harga pokok produk secara lebih cepat

26
3) Dapat mengetahui alokasi biaya overhead pabrik sesuai

departemen tempat biaya dibebankan.

4) Alat untuk mengawasi biaya overhead pabrik.

Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2012) harga pokok produksi adalah cara

memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi. Harga

pokok merupakan kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan

baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik di

tambah dengan persediaan produk dalam proses awal serta di kurang

dengan persediaan produk dalam proses akhir.

1. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Menurut mulyadi (2015) metode penentuan biaya produksi

adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya

produksi. Dalam perhitungan unsur-unsur biaya ke dalam biaya

produksi terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel

costing.

a) Full Costing

Metode full costing merupakan salah satu metode yang

digunakan untuk menghitung harga pokok produksi dengan

cara menghitung seluruh unsure biaya produksi ke dalam harga

pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik yang

berperilaku tetap maupun variabel. Dengan demikian biaya-

27
biaya yang diperhitungkan menurut metode full costing terdiri

dari unsure biaya produksi berikut ini :

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx

Biaya overhead pabrik variabel xx

Biaya overhead pabrik tetap xx

Biaya produksi/unit xx

Biaya produksi yang di hitung dengan pendekatan full

costing terdiri dari (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead

pabrik tetap) di tambah dengan biaya non produksi (biaya

pemasaran, biaya administrasi dan umum).

b) Variabel costing

Menurut mulyadi (2012) Variabel costing atau sering

disebut direct costing merupakan metode penentuan harga

pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi

yang berperilaku variabel ke dalam pokok produksi yang terdiri

dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik variabel. Dengan demikian harga pokok

produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsure

biaya produksi sebagai berikut :

Biaya bahan baku xx

Biaya tenaga kerja langsung xx

28
Biaya overhead pabrik variabel xx

Harga pokok produksi xx

Pendekatan variabel costing, perhitungan yang

digunakan sebagai elemen pokok produksi hanyalah biaya-

biaya produksi variabel saja. Harga pokok produksi yang

dihitung dengan menggunakan metode variabel costing terdiri

dari unsure harga pokok produksi variabel( biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

variabel) di tambah dengan biaya non produksi (biaya

pemasaran variabel, biaya administrasi dan umum variabel).

Manfaat Harga Pokok Produksi

Mulyadi (2014) mengidentifikasi manfaat dari penentuan harga

pokok produksi berdasarkan pesanan, secara garis besar adalah sebagai

berikut :

1) Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan

2) Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan

3) Memantau realisasi biaya produksi

4) Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan

5) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam

proses yang disajikan dalam neraca

29
Pengendalian Biaya Produksi

Pengendalian merupakan kebijakan, prosedur dan praktek yang

diterapkan oleh manajemen untuk mengolah perusahaannya untuk

mengupayakan pelaksanaan tanggung jawab secara efektif dan mencapai

hasil yang diharapkan yang mencakup koreksi atas kekurangan, kelemahan

dan penyimpangan yang ada serta penyesuaian kegiatan perusahaan agar

dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan.

Pengendalian merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen,

dimana fungsi ini sangat penting dalam menentukan pelaksanaan proses

manajemen. Peranan pengendalian ini sangat menentukan baik atau buruknya

pelaksanaan suatu rencana, maka dari itu harus dilakukan dengan sebaik-

baiknya. Pengandalian dilaksanakan dengan membandingkan kinerja dengan

rencana dan mengambil tindakan yang perlu untuk menghilangkan berbagai

penyimpangan. Berbagai kegiatan dimonitor sehingga hasilnya dapat

diketahui apakah masih sesuai yang diharapkan.

Memahami pengertian pengendalian maka akan dikemukakan oleh

beberapa para ahli tentang pengertian pengendalian. Menurut Siregar,

(2013:6) “pengendalian dapat didefenisikan sebagai usaha sistematis yang

dilakukan manajemen untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif.

Sedangkan menurut Terry dalam Hasibuan (2011: 242) menyatakan

bahwa “pengendalian dapat didefenisikan sebagai proses penentuan apa yang

harus dicapai yaitu standar, apa yang harus dilakukan yaitu pelaksanaan,

menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan,

sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana.

30
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

pengendalian adalah suatu atau proses sistematis yang dilakukan pihak

manajemen untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan secara efisien dan

efektif.

Menurut Dunia dan Abdullah (2012:5) Pengendalian merupakan

usaha manajemn untuk mencapai tujuan tang telah diterapkan dengan

melakukan perbandingan secara terus menerus antara pelaksanaan dengan

rencana. Pengendalian adalah satu faktor kegunaan pengaturan yang pas,

karena dengan tidak adanya pengaturan maka seluruh keputusan yang telah

diatur oleh suatu perusahaan adalah suatu rencana menjadi tak berguna.

Dari pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengendalian biaya yangdibuat sebelum kegiatan produksi dilaksanakan

dengan biaya sesungguhnya yang terjadi dalam proses produksi. Dengan cara

itu, dapat diketahui besarnya selisih yang terjadi dan manajemen wajib

mengadakan penyelidikan apa saja yang menjadi sebabsebab dari selisih yang

timbul untuk melakukan tindakan perbaikan terhadap pelaksanaan selanjutnya

guna meningkatkan efisiensi biaya produksi.

Tujuan Pengendalian Biaya

Menurut Hasibuan (2011 : 242 ) tujuan dari pengendalian biaya antara

lain :

1) Agar proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-

ketentuan dan rencana

2) Melakukan tindakan perbaikan juka terdapat penyimpangan-

penyimpangan

31
Tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana, pengendalian

dilakukan bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, tetapi berusaha

untuk menghindari terjadinya kesalahan serta perbaikan jika terjadi

kesalahan. Pengendalian dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah

proses yakni hingga hasil akhir diketahui.

Analisis Penyimpanan Anggaran

Dalam mekanisme penerapan anggaran, maka salah satu teknis yang

selalu diterapkan adalah analisis varians atau analisis penyimpangan. Analisis

ini dilakukan dengan cara membandingkan antara anggaran dan realisasi.

Mulyadi (2012:387) menyatakan bahwa “biaya standar adalah biaya yang

ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya

dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai

kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi,dan faktor-

faktor lain tertentu”.

Kata-kata biaya yang seharusnya dikeluarkan mengandung arti bahwa

biaya yang ditentukan dimuka merupakan pedoman didalam pengeluaran

biaya yang sesungguhnya.

Jika biaya sesungguhnya menyimpang dari biaya standar maka yang

dianggap benar adalah biaya standar, sepanjang asumsi-asumsi yang

mendasari penentuannya tidak berubah.

Mulyadi (2012:395) menyatakan bahwa ada dua model analisis selisih

biaya produksi langsung termasuk (biaya bahan baku, tenaga kerja langsung,

dan biaya overhead pabrik).

32
Analisis Selisih Biaya Produksi Langsung

Menurut Mulyadi (2012:395) menyatakan ada tiga model

analisis selisih biaya tenaga kerja langsung.

1. Model satu selisih

1) Selisih bahan baku

Dengan model ini, selisih antara biaya sesungguhnya

dengan biaya standar tidak dipecah kedalam selisih harga dan

kuantitas, tetapi hanya ada satu macam selisih yang merupakan

gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas.

St= (HSt x KSt) – (KS X HS )

Dimana :

St = Total Selisih

HSt = Harga Standar

KSt = Kuantitas Standar

HS = Harga Sesungguhnya

KS = Kuantitas Sesungguhnya

2) Selisih biaya tenaga kerja

St= (JKSt x TUSt) – (JKS X TUS )

Dimana :

JKSt = Jam Kerja Standar

JKS = Jam Kerja Sesungguhnya

TUSt = Tarif Upah Standar

TUS = Tarif Upah Sesungguhnya

33
2. Model Dua Selisih

1) Selisih bahan baku

Dengan model analisis selisih ini, selisih antara biaya

sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi tiga

macam selisih yaitu, selisih harga, selisih kuantitas, dan selisih

harga

SH = (HSt - HS ) x KSt

SK = (KSt –KS) x HSt

SHK = (HSt – HS) x (KSt – KS)

Dimana :

SH = Selisih Harga

SHK = Selisih Harga Kuantitas

HSt = Harga Standar

Hs = Harga Sesungguhnya

SK = Selisih Kuantitas

KSt = Kuantitas Standar

KS = Kuantitas Sesungguhnya

2) Selisih biaya tenaga kerja

STU = (TUSt-TUS) x JKS

SEU = (JKSt- JKS) x TUSt

STEU = (JKSt- JKS) x (TUSt-TUS)

Dimana :

STU = selisih tarif upah

34
SEU = selisih efisiensi upah

STEU= selisih tatif/ efesiensi upah

JKSt = jam kerja standar

JKS = jam kerja sesungguhnya

TUSt = tariff upah standar

TUS = tariff upah sesungguhnya

3. Model Tigas Selisih

1) Selisih bahan baku dalam metode analisis ini, selisih antara

biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi tiga

macam selisih, yaitu: selisih harga, selisih kuantitas dan selisih

harga/ kuantitas.

SH = (HSt-HS) x KSt

SK = (KSt – KS ) x HSt

SHK = (HSt – HS ) x (KSt- KS)

Dimana :

SH = Selisih Harga

SHK = Selisih Harga/Kuantitas

HSt = Harga Standar

HS = Harga Sesungguhnya

SK = Selisih Kuantitas

KSt = Kuantutas Standar

KS = Kuantitas Sesungguhnya

35
2) Selisih biaya tenaga kerja

STU = ( TUSt- TUS ) x JKS

SEU = (JKSt – JKS ) x TUSt

STEU = (JKSt – JKS ) x (TUSt- TUS )

Dimana :

STU = Selisih Tariff Upah

SEU = Selisih Efisiensi Upah

STEU = Selisih Tarif/ Efisiensi Upah

JKSt = Jam Kerja Standar

JKS = Jam Kerja Sesungguhnya

TUSt = Tarif Upah Standar

TUS = Tarif Upah Sesungguhnya

Adapun analisis varians yang digunakan adalah sebagai berikut

1. Analisis varians bahan baku

a. Varian harga bahan baku

SHB = (HS-HSt) x KS

b. Varian kuantitas bahan baku

SKB = (KS-KSt) x HSt

2. Analisis varian biaya tenaga kerja

a. Varian tariff upah langsung

STU = (TS-TSt) x JKS

b. Varian efisiensi upah langsung

SEUL =TSt (JS-JSt)

36
3. Analisis varians biaya overhead

ST = BOPS - AFKSt

Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik

Perbandingan selisih biaya overhead pabrik berbeda dengan

perhitungan selisih biaya produksi langsung yang telah diuraikan.

Perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah menggunakan kapasitas

normal, sedangkan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk

menggunakan kapasitas sesungguhnya yang dicapai.

Perusahaan yang menggunakan sistem biaya standar, analisis

selisih biaya overhead pabrik mempengaruhi pula oleh kapasitas

standar. Menurut Mulyadi (2012:409) ada empat model analisis selisih

biaya overhead pabrik diantaranya model satu selisih, model dua

selisih, model tiga selisih dan model empat selisih.

1) Model satu selisih

Dalam model ini, selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan

cara mengurangi biaya overhead pabrik dengan tarif standar pada

kapasitas standar dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya.

2) Model dua selisih

Selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu

selisih dapat dipecah menjadi dua macam selisih yaitu, selisih

terkendalikan, dan selisih volume. Selisih terkendalikan adalah

perbedaan biaya overhead sesungguhnya dengan biaya overhead

yang dianggarkan pada kapasitas standar, sedangkan analisi volume

37
adalah perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan pada jam

standar dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan dengan

produk (kapasitas standar dengan tarif standar).

3) Model tiga selisih

Selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu

selisih dapat dipecah menjadi tiga macam selisih yaitu, selisih

pengeluaran, selisih kapasitas, dan selisih efisiensi.

1) Model empat selisih

Model empat selisih ini merupakan perluasan model 3 selisih.

Dengan model ini, selisih efisiensi dalam model tiga selisih

dipecah menjadi selisih efisiensi variable dan selisih efisiensi

tetap.

Analisis Varians

Varians (variance) merupakan perbedaan atau selisis antara realisasi

biaya dengan anggaran biaya. Variable tersebut dapat dikelompokan kedalam

varians(variance) yang menguntungkan (favorable) apabila realisasi lebih

kecil dari anggaran biaya. Varians yang tidak menguntungkan (unfavorable)

apabila realisasi biaya lebih besar dari anggaran biaya.

Menurut Mulyadi (2010:395) “ penyimpangan biaya sesungguhnya

dari biaya standar tersebut dengan selisih (variance). Selisih biaya

sesungguhnya dengan biaya standar analisis dan dari analisis ini diselediki

penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya

selisih yang merugikan”.

38
Analisis Varians Biaya Produksi

Analisis analisis biaya produksi merupakan proses menganalisa

selisih biaya yang timbul karena perbedaan biaya produksi yang

sesungguhnya terjadi dibandingkan dengan biaya standar, dan

menentukan penyebab selisih biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik, maka selisih biaya produksi juga

dianalisis menurut tiga jenis biaya produksi tersebut ( Abdul,2010).

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

deskriptif kuantitatif yang terdiri atas data dari UD Rizky Soe-TTS selama

kurun waktu 2019-2021.

Jenis Penelitian

Penelitian ini akan menganalisis tentang Analisis Anggaran Biaya

Produksi Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada UD.Rizky Soe-TTS tahun

2019-2021

Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana variabel-

variabel dalam penelitian diukur. Definisi Operasional yang dilakukan

bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel pada satu atau lebih

faktor lain berdasarkan keeratan hubungan dan juga untuk mempermudah

pemahaman penelitian ini. Berikut adalah defenisi operasional dari variabel

yang akan diteliti yaitu :

39
1) Anggaran Biaya Produksi

Anggaran biaya produksi adalah rencana kerja yang disusun

untuk mengetahui biaya produksi yang meliputi gabungan dari anggaran

biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja, dan anggaran biaya

overhead.

2) Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya

Adalah kegiatan dalam pengendalian biaya yang direncanakan

dalam bentuk anggaran untuk menilai (evaluasi) kegiatan perusahaan

yang akan datang dengan cara menganalisis dan melihat perbandingan

antara anggaran dan realisasinya.

3) Pengendalian Biaya Produksi

Adalah kegiatan dalam metode yang dilakukan oleh perusahaan

untuk mengolah, mengatur, mengkoordinasikan dan mengarahkan biaya

ke dalam suatu arus aliran yang memberikan hasil dengan jumlah biaya

yang seminimal mungkin dan waktu yang secepat mungkin.

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
1 Model satu Selisih antara biaya St =(HSt x KSt)- (KS X HS) Rasio
selisih sesungguhnya dengan biaya St = Total Selisih
standar tidak di pecah HSt = Harga Standar
kedalam selisih harga dan KST = Kualitas Standar
kuantitas, tetapi hanya ada KS=Kualitas Sesungguhnya
satu macam selisih yang HS = Harga Sesungguhnya
merupakan gabungan antara
selisih harga dengan selisih
kuantitas
2 Model Dua Selisih antara biaya a. Selisih harga: Rasio
Selisih sesungguhnya dengan biaya SH = (HSt – Hs )x KS
standar dipecah menjadi SH = selisih harga
dua macam selisih yaitu HSt = harga standar

40
selisih harga dan selisih Hs = harga sesungguhnya
kuantitas KS=Kuantitas sesungguhnya
b. Selisih kuantitas :
SK = ( KSt – Ks) x HSt
SK = Selisih kuantitas
KSt = Kuantitas standar
Ks=Kuantitas sesungguhnya
HSt = Harga standar
3 Model Tiga Selisih antara biaya a. Selisih Harga : Rasio
Selisih sesungguhnya dengan biaya SH= ( HSt – Hs) x Kst
standar di pecah menjadi SH = Selisih harga
tiga macam yaitu selisih HSt = Harga standar
harga, selisih kuntitas, Hs = Harga sesungguhnya
selisih harga/ kuntitas Kst = Kuantitas standar
b. Selisih kuantitas :
SK= (Kst- KS) x HSt
SK = Selisih Kuantitas
Kst = Kuantitas standar
KS=Kuantitas sesungguhnya
HSt = Harga standar
c. Selisih Harga/Kuantitas :
SHK = (HSt- HS) x (KSt-
KS)
SHK = Selisih harga/kuantitas
HSt = Harga standar
HS = Harga sesunggunya
KSt = Kuantitas standar
KS=Kuantitas sesungguhnya
4. Varians Varians (variance) a. Varian harga bahan baku Rasio
Biaya perbedaan atau selisih SHB = (HS-HSt) x KS
antara realisasi biaya b. Varians kuantitas bahan
dengan anggaran biaya. baku SKB = (KS-KSt) +
Variable tersebut dapat HSt
dikelompokan kedalam c. Analisis varians biaya
varians(variance) yang tenaga kerja
menguntungkan (favorable) d. Varians tariff upah
apabila realisasi lebih kecil langsung STU = (TS-TSt)
dari anggaran biaya. x JKS
Varians yang tidak e. Varian efisiensi upah
menguntungkan langsung SEUL = TSt (JS-
(unfavorable) apabila JSt)
realisasi biaya lebih besar f. Analisis varians biaya
dari anggaran biaya. overhead. S= BOPS-AF

41
Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini peneliti melakukan di UD Rizky,

kelurahan kota Soe, Jl. prof Dr.W.Z Johannes No.33,Kota Soe TTS.

Waktu Penelitian

Jangka waktu penelitian ini adalah dua bulan terhitung setelah

seminar proposal penelitian.

Jenis Data

1) Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data bentuk angka-angka dan data tersebut

adalah biaya dan penjualan.

2) Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data-data dalam bentuk uraian penjelasan dan

informasi dari berbagai pihak tentang/ usaha dagang tersebut.

Sumber Data
1) Data Primer

D ata primer adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan

dan membutuhkan pengolahan lebih lanjut. data ini berupa data

kuantitatif. Misalnya : data anggaran yang diperoleh dari rencana

anggaran, pendapatan dan biaya.

2) Data sekunder

42
Data sekunder adalah pelengkap bagi data primer yaitu data yang

diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi misalnya : data tentang

sejarah singkat perusahaan dan struktut organisasi perusahaan.

Teknik Pengumpulan Data

1) Wawancara, adalah melakukan tanya jawab langsung dengan responden

dengan terlebih dahulu menyiapkan pertanyaan-pertanyaan terstruktur

menurut konsep atau variabel penelitian ini.

2) Observasi, adalah pengamatan langsung situasi atau keadaan aktivitas

dan kegiatan-kegiatan produksi oleh peneliti langsung pada objek

penelitian.

3) Dokumentasi, adalah pengumpulan data informasi yang dilakukan

dengan pengambilan foto atau gambar pada saat pengumpulan data. Atau

pengambilan dokumen atau informasi yang sudah ada pada perusahaan.

Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif untuk

mengumpulkan data, mengkualifikasikan dan menganalisis pembuatan

anggaran biaya prosuksi pada UD.Rizky Soe-TTS. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu, analsis pengendalian biaya produksi

dengan analsis varians metode tiga selisih (Mulyadi,2012 : 395) :

1) Analisis selisih biaya bahan baku

Menghitung selisih harga

Rumus selisih harga bahan baku

SH = (Hst –Hs) x Ks

43
2) Menghitung selisih kuantitatif

Rumus selisih kuantitatif bahan baku SK = (Kst-Ks ) x Hst

Dimana :

SH = selisih harga

Hst = harga yang dianggarkan

Hs = harga yang terlealisasi

SK = selisih kuantitas

Kst =kuantitatif yang dianggarkan

Ks = selisih kuantitatif

3) Analisis biaya tenaga kerja

Menghitung selisih tariff upah

Rumus selisih tariff upah

STU = (TUst – TUs) x JKst

Menghitung selisih biaya upah

Rumus selisih efisiensi upah

SEU = (JKst –JKs) x Just

Dimana :

TU = selisih tariff upah

TUst = tariff upah yangdianggarakan

JKst = tarif upah yang terealisasi

SEU = selisih efisiensi upah

JKst = jam kerja yang dianggarakan

JKs = jam kerja yang terealisasi

44
4) Adapun analisis varians yang digunakan adalah sebagai berikut

5) Analisis varian bahan baku

45
a. Varian harga bahan baku

SHB = (HS-HSt) x KS

b. Varians kuantitas bahan baku

SKB = (KS-KSt) + HSt

c. Analisis varians biaya tenaga kerja

d. Varians tariff upah langsung

STU = (TS-TSt) x JKS

e. Varian efisiensi upah langsung

SEUL = TSt (JS-JSt)

f. Analisis varians biaya overhead = ST = BOPS-AF

HASIL PENELITIAN

Deksripsi Data Realisasi Penggunaan Biaya Bahan Baku Tahun

2019–2021 U. D Rizky

Laporan keuangan U.D Rizky pada tahun 2019–2021

dikemukakan melalui sajian data realisasibiaya produksi pada tabel

berikut.

Tabel 4.2
Realisasi Biaya Produksi U D Rizky tahun 2019 - 2021
Anggaran Realisasi Selisih Biaya
Tahun Jenis Biaya
Biaya Biaya Produksi
Bahan Baku 237.796.300 20.7710.000 30.086.300
Tenaga Kerja 65.025.000 56200000 8.825.000
2019
Overhead 2.240.000 2.150.000 90.000
Total 39.001.300
Bahan Baku 242476000 203495000 38.981.000
Tenaga Kerja 103275000 96250000 7.025. 000
2020
Overhead 2.525.000 2.340.000 185. 000
Total Rp. 47.191 .000
Bahan Baku 308448000 223430000 85.018.000
Tenaga Kerja 167417500 164000000 3.417.500
2021
Overhead 3.250.000 2.985.000 265.000
Total Rp. 88.690.500

46
Sumber : data diolah tahun 2021

Berdasarkan sajian laporan keuangan yang di kemukakan

melalui sajian data realisasi biaya produksi pada tabel 4.2 di atas

terlihat bahwa anggaran biaya pada U.D Rizky setiap tahun selama 3

tahun meningkat. Peningkatan biaya pada tahun 2021 lebih

didominasi oleh komponen bahan baku.

AnalisisVarians Biaya Produksi

Analisis varians biaya bahan produksi dilakukan untuk

menghitung variasi dari kompoen- kompenen biaya produksi yang

terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead.

Analisis tersbut secara berturut- turut dikemukakan sebagai berikut.

1. Analisis Varians Biaya Bahan Baku

Analisis varians biaya bahan baku terdiri atas dua bagian,

yaitu analisis varians harga bahan baku dan analisis varians

kuantitas bahan baku, yang dilakukan sebagai berikut.

a) Analisis Varians Harga Bahan Baku

Varians harga bahan baku dihitung dengan rumus: VHBB = (HR

x HSt) KR. Sebelum melakukan perhitungan tersebut akan

dijabarkan data komponen perhitungan biaya bahan baku pada

tabel berikut.

Tabel 4.3
Rincian Biaya Bahan Baku U D Rizky Tahun 2019 - 2021
Harga Harga Kuantitas
Bahan Varians Biaya
Thn Real Standard Real
Baku 4=(1-2)x3
(1) (2) (3)
2019 Tepung Rp. 5.900 Rp. 5.000 21.067 kg Rp. 18.960.300
Telur Rp. 35.000 Rp. 35.000 1.983 rak 0

47
Susu Rp. 17.500 Rp. 18.000 1.644 kg - Rp. 822.000
Margarin Rp. 6.500 Rp. 6.000 1.321 kg Rp. 660.500
3.977
Ragi Rp. 1.000 Rp. 1.000 0
bungkus
Pelembut Rp. 8.500 Rp. 7.500 325 tube Rp. 325.000
Total Rp. 19.123.800
Tepung Rp. 6000 Rp. 5.500 20.655 kg Rp. 10.327.500
Telur Rp. 48.000 Rp. 40.000 1.653 rak Rp. 13.224.000
Susu Rp. 19.000 Rp. 18.000 1.377 kg Rp. 1.377.000
2020 Margarin Rp. 8.500 Rp. 7.500 1.101 kg Rp.1.101.000
1.377
Ragi Rp. 1.000 Rp. 1.000 0
bungkus
Pelembut Rp. 8.500 Rp. 8.500 271 tube 0
Total Rp. 26.029.500
Tepung 6.800 6.000 22.950 kg Rp. 18.360.000
Telur 55.000 50.000 1.836 rak Rp. 9.180.000
Susu 23.000 13.000 1.530 kg Rp. 15.300.000
2021 Margarin 10.000 9.500 1.224 kg Rp. 612.000
1.530
Ragi 1.000 1.000 0
bungkus
Pelembut 8.000 7.500 306 tube 153.000
Total Rp. 43.605.000
Sumber : data diolah penulis tahun 2021

Berdasarkan sajian laporan keuangan pada tabel 4.3 di

atas menunjukan bahwa rincian biaya bahan baku selama 3

tahun meningkat dari tahun 2019-2021 dalam pola yang tetap.

Komponen biaya yang paling besar berasal dari telur yang

nominalnya cukup besar dan terus meningkat, dibanding biaya

tepung dan susu.

b) Analisis Varians Kuantitas Bahan Baku

Analisis varians kuantitas bahan baku dihitung dengan

rumus SKBB = (KR – KSt) x HSt. Sebelum melakukan

perhitungan tersebut perlu dijabarkan data komponen

perhitungan varians bahan baku sebagaimana dikemukakan pada

tabel berikut.

Tabel 4.4
Rincian Kuantitas Bahan Baku U D Rizky Tahun 2019 - 2021
Tahu Bahan Kuantitas Riil Kuantitas Harga Varians Kuantitas Selisih

48
n Baku Standard Standard
Tepung 21.067 kg 21.000 kg Rp. 5.000 Rp. 335.000 3.022.500
Telur 1.983 rak 1.800 rak Rp. 35.000 Rp. 6.405.000 6.370.000
Susu 1.644 kg 1.500 kg Rp. 18.000 Rp. 2.592.000 2.574.000
2019
Margarin 1.321 kg 1.110 kg Rp. 6.000 Rp.1.266.000 1.260.000
Ragi 3.977 bungkus 3.800 bungkus Rp. 1.000 Rp. 177.000 176.000
Pelembut 325 tube 300 tube Rp. 7.500 Rp. 187.500 180.000
Total Rp. 10.962.500
Tepung 20.655 kg 20.000 kg Rp. 5.500 Rp. 3.602.500 3.597.000
Telur 1.653 rak 1.500 rak Rp. 40.000 Rp.. 66.118.500 6.6078.500
Susu 1.377 kg 1.250 kg Rp. 18.000 Rp. 2.286.000 2.268.000
2020
Margarin 1.101 kg 1.050 kg Rp. 7.500 Rp. 382.500 375.000
Ragi 1.377 bungkus 1.250 bungkus Rp. 1.000 Rp. 127.000 126.000
Pelembut 271 tube 220 tube Rp. 8.500 Rp. 433.500 425.000
Total Rp.72.949.833.500
Tepung 22.950 kg 21.500 kg 6.000 Rp. 8.700.000 8.694.000
Telur 1.836 rak 1.360 rak 50.000 Rp. 23.800.000 23.750.000
Susu 1.530 kg 1.030 kg 13.000 Rp. 6.500.000 6.487.000
2021
Margarin 1.224 kg 1.020 kg 9.500 Rp. 1.938.000 1.928.500
Ragi 1.530 bungkus 1.100 bungkus 1.000 Rp. 430.000 429.000
Pelembut 306 tube 300 tube 7.500 Rp. 45.000 37.500
Total Rp. 41.413.000
Sumber : data diolah tahun 2021

Berdasarkan laporan rincian kuantitas bahan baku U.D

Rizky tahun 2019-2021 pada tabel di atas, terlihat bahwa biaya

bahan baku terbesar selama tiga tahun terdapat pada komponen

telur di tahun 2020 berbanding terbalik dengan komponen

laiinya seperti tepung dan susu. Kedua komponen tersebut

cenderung mengalami penurunan di tahun 2020, walaupun di

tahun 2019 sempat mengalami kenaikan namun hingga tahun

2020 kembali menurun.

2. Analisis Varians Biaya Tenaga Kerja

Analisis varians biaya tenaga kerja dihitung melalui analisis

varians harga tenaga kerja dan analisis varians kuantitas tenaga

kerja, yang secara berturut- turut dikemukakan sebagai berikut.

a) Analisis Varians Tarif Upah Langsung

49
Varians tarif upah langsung dihitung dengan rumus: STU = (TR

-TSt) X VBKSt. Sebelum melakukan perhitungan tersebut maka

perlu dijabarkan data komponen perhitungan pada tabel berikut.

Tabel 4.5
Varians Tarif Upah Langsung
Tarif Tarif Beban Varians
Tahun Kegiatan Real Standard Kerja Riil Biaya Selisih
(1) (2) (3) 4= 1x (2-3)
Proses 0
2.000 2.000 7.650 kg 0
Adonan
2019
Pengovenan 50 50 397.800 0 0
Pengemasan 75 75 397.800 0 0
Total 0
Proses 0
2.500 2.500 10.710 kg 0
Adonan
2020
Pengovenan 50 50 612.000 0 0
Pengemasan 75 75 612.000 0 0
Total 0
Proses 0
2.500 2.500 21.067 kg 0
Adonan
2021
Pengovenan 50 50 918.000 0 0
Pengemasan 75 75 918.000 0 0
Total 0 0
Sumber : data diolah tahun 2021

Sesuai data pada tabel di atas, terhitung tahun 2019 sampai

tahun 2021 tidak terjadi selisih biaya tenaga kerja. Dengan

demikian dalam melakukan pembiayaan produksi, perusahaan

tidak mengalami kerugian dari aspek biaya tenaga kerja.

b) Analisis Varians Upah Langsung

Analisis varians kuantitas tenaga kerja dihitung dengan rumus:

SEUL = TSt (VR - VSt). Sebelum melakukan perhitungan

tersbut maka perlu dijabarkan data komponen perhitungan

varians kuantitas tenaga kerja sebagaiman tersaji pada tabel

berikut.

Tabel 4.6

50
Varians Efisiensi Upah Langsung
Volume Volume Varians Selisih
Tarif
Thn Kegiatan Kerja Kerja Efisiensi
Standard
Real Standard Upah
Proses Adonan 2.000 7.650 kg 6.850 Kg 1.600.000 1.598.000
201
Pengovenan 50 97.800 340.000 2.890.000 2.889.950
9
Pengemasan 75 397.800 340.000 4.335.000 4.334.925
Total 8.825.000
Proses Adonan 2.500 10.710 kg 9.500 Kg 3.025.000 3.022.500
202
Pengovenan 50 612.000 580.000 1.600.000 1.500.950
0
Pengemasan 75 612.000 580.000 2.400.000 2.399.925
Total 7.025.000
Proses Adonan 2.500 21.067 kg 20.000 2.667.500 2.665.000
202
Pengovenan 50 918.000 912.000 300.000 299.950
1
Pengemasan 75 918.000 912.000 450.000 449.000
3.417.500
Total
0
Sumber : data diolah tahun 2021

Sesuai data pada tabel di atas, terhitung tahun 2019

selisih kuantitas tenaga kerja dari biaya pemprosesan adonan

terjadi varians yang lebih besar, untuk biaya pengovenan

maupun pengemasan terjadi varians masing- masing dan secara

keseluruhan terjadi kerugian terbanyak di tahun 2019. Terhitung

biaya pemprosesan adonan, biaya pengovenan, dan biaya

pengemasan secara keseluruhan mengalami kerugian. Demikian

halnya di tahun 2021, terhitung selisih biaya pemprosesan

adonan, biaya pengovenan, serta selisih kuantitas untuk

pengemasan sebesar secara keseluruhan, perusahaan mengalami

kerugian.

3. Analisis Varians Biaya Ovrhead

Analisis varians biaya Overhead dihitung dengan rumus ST

= BOPR - AFKSt. Sebelum melakukan peneghitungan tersebut

perlu dikemukakan data-data komponen varians biaya Overhead

sebagaimana tersaji pada tabel berikut.

51
Tabel 4.7
Varians Biaya Overhead
Biaya Varians
Tahun Jenis Biaya Biaya Real
Standard Terkendali
Transport 1.080.000 1.050.000 30.000
2019 Administrative 350.000 350.000 0
Air + Listrik 810.000 750.000 60.000
Total 90.000
Transport 1.150.000 1.100.000 50.000
2020 Administrative 500.000 475.000 25.000
Air + Listrik 875.000 765.000 110.000
Total 185.000
Transport 1.350.000 1.285.000 65.000
2021 Administratif 750.000 750.000 0
Air + Listrik 1.150.000 950.000 200.000
Total 265.000
Sumber : data diolah tahun 2021

Sesuai sajiaan data pada tabel di atas, terhitung varians

terkendali untuk biaya transport, serta biaya air dan listrik,

sehingga secara keseluruhan perusahaan mengalami kerugian pada

tahun 2019. Sementara pada tahun 2020, selisih varians terkendali

untuk biaya transport, biaya administratif dan varians terkendali

biaya air dan listrik secara keseluruhan, perusahaan mengalami

kerugian. Demikian pula di tahun 2021, varians terkendali untuk

biaya transport dan biaya listrik serta biaya air. Dengan demikian

perusahaan mengalami kerugian.

Pengendalian Biaya

Diketahui dengan adanya selisih favorable dari anggaran dan

realisasi biaya bahan baku pada tahun 2019 tahun 2021, maka

anggaran biaya bahan baku yang telah ditetapkan oleh perusahaan

berperan dalam pengendalian biaya produksi pada UD.Rizky Soe-

TTS. Diketahui dengan adanya selisih favorable dari anggaran dan

realisasi biaya tenaga kerja pada tahun 2019-2021, maka anggaran

52
biaya tenaga kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan

berperan dalam pengendalian biaya produksi pada UD. Rizky Soe-

TTS. Diketahui dengan adanya selisih favorable dari anggaran dan

realisasi biaya Overhead, maka anggaran biaya Overhead yang telah

ditetapkan oleh perusahaan berperan dalam pengendalian biaya

produksi pada UD.Rizky Soe-TTS.

Diketahui berdasarkan anggaran biaya tenaga kerja langsung

yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu terdapat selisih yang

dimana anggaran yang telah ditetapkan lebih besar dari realisasinya

atau favorable, maka dapat digunakan sebagai alat pengendalian biaya

dikarenakan dalam melakukan produksi jika biaya yang sudah

dianggarkan oleh perusahaan lebih besar dari realisasinya akan

meminimalisir peningkatan biaya sesungguhnya.

Diketahui dengan adanya selisih unfavorable dari anggaran

dan realisasi biaya overhead pabrik, maka anggaran biaya overhead

pabrik yang telah ditetapkan oleh perusahaan belum berperan dalam

pengendalian biaya produksi pada UD.Rizky Soe-TTS dikarenakan

tidak efektifnya penggunaan biaya overhead pabrik oleh karyawan

yang mengakibatkan pemborosan biaya overhead pabrik.

Pembahasan

Anggaran biaya produksi merupakan rencana perusahaan untuk

menghasilkan produk perusahaan dalam jumlah yang sesuai dengan

kebutuhan penjualan dengan mempertimbangkan jumlah persediaan

53
pada awal dan akhir periode tertentu. Anggaran biaya produksi adalah

salah satu alat yang penting bagi manajemen untuk penyusunan

perencanaan, koordinasi serta pengendalian seluruh kegiatan di dalam

suatu perusahaan.

Karena itu, anggaran biaya produksi sangat penting dalam

sebuah perusahaan manufaktur untuk menentukan atau

memperkirakan laba yang diperoleh. Dengan adanya penggunaan

anggaran biaya produksi pada perusahaan, perusahaan dapat

menyusun perencanaan dengan lebih baik, sehingga koordinasi dan

pengendalian yang dilakukan dapat memadai pula. Anggaran biaya

produksi yang disusun tersebut, kemudian dibandingkan dengan biaya

produksi yang sebenarnya terjadi (realisasi biaya).

Perbandingan antara anggaran dengan realisasi biaya produksi,

dievaluasi dan dianalisis untuk mengetahui penyimpangan yang

terjadi baik yang merugikan ataupun yang menguntungkan. Apabila

terjadi pemborosan maka dengan segera dapat mengantisipasinya.

Untuk membandingkan antara realisasi dengan anggaran dari setiap

kegiatan apakah ditemukan efisiensi ataukah pemborosan maka

diperlukan pengendalian.

Pada UD. Rizky Soe-TTS, pengendalian dilakukan dengan

membandingkan realisasi masing masing biaya dengan anggaran yang

telah ditetapkan oleh perusahaan UD Rizky. Realisasi biaya diperoleh

dari laporan yang dibuat oleh setiap kepala bagian yang mana laporan

54
ini memuat berapa besarnya anggaran, realisasi serta penyimpangan

yang terjadi sebagai akibat selisih antara anggaran dan realisasinya.

Penggunaan anggaran sebagai alat pengendalian biaya

produksi pada U.D. Rizky Soe-TTS belum sepenuhnya berperan

dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisa penyimpangan

anggaran dan realisasi biaya produksi dari tahun 2019 dan 2021,

selisih biaya bahan baku lebih didominasi oleh harga bahan bakuyang

lebih besar dibandingkan selisih kuantitas bahan baku. Sedangkan di

tahun 2020, selisih bahan biaya baku didominasi oleh selisih kuantitas

yang jauh lebih besar dibandingkan selisih harga bahan baku. Kondisi

tersebut menunjukkan bahwa dalam melakukan kegiatan produksi,

manajemen U.D Rizky belum mengalokasikan dana secara tepat

dalam aktifitas pembiayaan, di mana sering terjadi pembiayaan untuk

pembelian bahan baku tertentu yang sebenarnya belum diperlukan.

Hal tersebut bisa dilihat dalam uraian analisis varians biaya bahan

baku, terlihat adanya selisih yang terlampau besar antara realisasi dan

anggaran pembelanjaan bahan baku, terutama untuk pembelian

tepung, margarin dan telur. Kondisi ini menyebabkan setiap tahun

terjadi peningkatan yang cukup tajam dalam selisih biaya bahan baku

yang dialami perusahaan.

Selain itu, untuk pembiayaan tenaga kerja juga terjadi

peningkatan, baik pada varian biaya untuk kegiatan pencampuran

adonan maupun pengemasan serta peningkatan varians upah

55
langsung. Peningkatan selisih harga biaya produksi terutama pada

aspek biaya bahan baku serta biaya tenaga kerja menjadi suatu kondisi

yang perlu segera diantisipasi, dengan tujuan meningkatkan perolehan

laba, agar dapat memperbesar peluang U.D Rizky dalam

mempertahankan kelangsungan bisnisnya.

Bertolak dari keseluruhan pemaparan hasil analisis terlihat

bahwa pengendalian biaya produksi memegang peran penting dalam

pencapaian tujuan perusahaan, terutama perolehan laba. Dari ketiga

aspek penggunaan biaya produksi, terlihat alokasi biaya produksi yang

mengalami pemborosan terjadi pada pembiayaan bahan baku, dimana

aktifitas pembelian tidak dilakukan sebagai pengendalian yang

cermat, yang seharusnya dilakukan perusahaan berdasarkan penentuan

anggaran biaya produksi. Kondisi ini tentu secara langsung

berdampak pada kesulitan perusahaan untuk meningkatkan perolehan

laba.

Sejalan dengan konsep teoritis yang dikemukakan Siregar

(2013:6) pengendalian dinilai sebagai usaha sistematis yang dilakukan

manajemen untuk mencapai tujuan secara efisiensi dan efektif. Hal

tersebut menginsyaratkan bahwa untuk mewujudkan tujuan

perusahaan, maka perlu dilakukan pengendalian terhadap penggunaan

biaya, salah satunya biaya produksi sebagai proses penentuan apa

yang harus dicapai yaitu standar, dan apa yang harus dilakukan yaitu

pelaksanaan, dan menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan

56
perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana

( Terry dan Hasibuan, 2011:242).

Bertolak dari pemikiran di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa melalui pengendalian biaya produksi yang dilakukan secara

cermat akan memungkinkan perusahaan dapat menetukan anggaran

biaya produksi serta melakukan realisasi penggunaannya secara

efektif, sehingga dapat meminimalisir pemborosan dalam penggunaan

biaya produksi,

Selanjutnya, hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian

Renata. (2019), yang berjudul Anggaran Biaya Produksi Sebagai alat

Perencanaan Biaya Produksi pada U.D Rizky Soe-TTS. Kedua hasil

penelitian ini tiba pada suatu kesamaan bahwa realisasi penggunaan

biaya produksi yang tidak sesuai atau berlangsung secara ekstrim dari

yang telah dianggarkan, akan merugikan perusahaan.

Demikian pula Mohammad Nizar (2013), yang berjudul

Analisis efisiensi biaya produksi sebagai alat pengendalian pada PT

Adinata Makasar. Hasil dari penelitian menunjukan kesamaan,

penyimpangan harga standar pada biaya bahan baku yang terlampau

besar akan merugikan, di mana peluang perusahaan akan mewujudkan

perolehan laba menjadi berkurang.

57
Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil analisis dan pembahasan yang telah

dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan

mengalami kerugian biaya produksi, yang terbentuk dari selisih yang

terlampau besar pada aspek varians harga maupun kuantitas bahan baku.

Sementara itu, untuk varians tenaga kerja maupun varians biaya overhead

pabrik tidak terjadi selisih yang merugikan pihak perusahaan, yang

didominasi oleh varians kuantitas bahan baku.

Sementara itu, varians biaya tenaga kerja maupun biaya overhead

tidak terjadi selisih yang berarti, disebabkan selisih yang terlampau baik pada

aspek varians biaya maupun kuantitas bahan baku. Sementara itu, selisih

biaya tenaga kerja maupun biaya overhead tidak mengalami selisih.

Sedangkan peningkatan biaya overhead pabrik disebabkan perusahaan

melakukan pembelian peralatan dan bahan peralatan secara dadakan, di saat

kegiatan produksi berlangsung sehingga biaya yang dikeluarkanpun

meningkat.

58

Anda mungkin juga menyukai