Biaya Produksi
Dalam menjalankan aktifitasnya untuk mencapai tujuan perusahaan, setiap
perusahaan pasti akan mengeluarkan biaya. Dalam dunia bisnis, semua
aktivitas dapat diukur dengan satuan uang yang lazim disebut biaya. Setiap
biaya akan dicatat dan diakumulasikan ketika manajemen membebankan biaya
ke persediaan, menyusun laporan keuangan, merencanakan dan
mengendalikan biaya, memilih diantara alternatif, memotivasi karyawan dan
Menurut Siregar dkk (2013:28) “Biaya produksi adalah biaya yang terjadi
untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi”. Sedangkan menurut
Mulyadi (2012, hal 14) adalah “biaya produksi merupakan biaya-biaya yang
terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual”.
Sedangkan menurut Firdaus Ahmad Dunia dan Waslah Abdullah (2012,
hal 42) “Biaya produksi adalah biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan
manufaktur atau memproduksi suatu barang terdiri atas bahan langsung,
tenaga kerja langsung dan overhead pabrik”.
yang terdiri dari unsur-unsur bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik.
Perencanaan :
Rencana Strategis
Operasi :
Produksi, Penjualan, Pelayanan
c. Biaya dan manfaat kuantitatif dan kualitatif setiap alternatif aktivitas atau
program harus diperkirakan.
d. Anggaran yang disusun menunjukkan aktivitas atau program yang dipilih
dan jumlah rupiah yang dialokasikan kepada setiap aktivitas atau
program beserta perinciannya.
Pendekatan Penyusunan Anggaran
Terdapat dua pendekatan ekstrem dalam penyusunan anggaran induk,
yaitu:
1) Pendekatan Manajemen Tingkat Atas atau Top-Down
Berdasarkan pendekatan ini, direktur perusahaan seperti direktur
penjualan, produksi, keuangan dan administrasi dituntut untuk membuat
perkiraan penganggaran berdasarkan pengalaman dan pengetahuan
mereka mengenai perusahaan dan industri.
2) Pendekatan “Akar Rumput” atau Bottom Up
Berdasarkan pendekatan akar rumput, perkiraan penyusunan anggaran
dimulai dari bawah.
a) Perkiraan Penjualan
Dasar yang digunakan untuk menyusun anggaran penjualan dan
anggaran lain dalam anggaran induk adalah perkiraan penjualan.
Apabila perkiraan penjualan ditentukan secara cermat dan akurat,
maka tahap berikutnya dalam proses juga akan dapat lebih diandalkan.
Penyusunan perkiraan penjualan dimulai dengan pembuatan etimasi
penjualan oleh setiap tenaga penjual. Estimasi penjualan kemudian
diberikan kepada manajer wilayah. Manajer wilayah akan mereview
estimasi penjualan dan melakukan penyesuaian berdasarkan
pengalaman dan informasi tambahan yang dimilikinya. Estimasi yang
diterima dari semua tenapa penjual oleh manajer wilayah akan
digabung dan diserahkan kepada manajer pemasaran untuk di-review
dan disetujui.
b) Perkiraan Variabel Lainnya
Perkiraan penjualan bukan satu-satunya yang diperlukan dalam
anggaran. Perkiraan mengenai biaya dan kas yang terkait juga
diperlukan. Banyak faktor yang dipertimbangkan dalam pembuatan
perkiraan penjualan juga dipertimbangkan dalam pembuatan perkiraan
biaya. Untuk membuat perkiraan biata, data jumlah biaya historis sanga
bermanfaat. Manajer dapat menyesuaikan jumlah masa lalu berdasar
pengetahuannya mengenai peristiwa di masa akan datang.
Jumlah kas yang tersedia terdiri atas dua bagian, yaitu saldo kas awal
dan perkiraan penerimaan kas. Perkiraan penerimaan kas meliputi
penerimaan dari semua sumber kas periode yang bersangkutan.
b. Pengeluaran kas
Merupakan daftar semua pengeluaran kas yang telah direncanakan
untuk dikeluarkan pada periode yang bersangkutan.
c. Kelebihan dan kekurangan kas
Merupakan perbandingan antara jumlah kas yang tersedia dan jumlah
kas yang dibutuhkan. Kebutuhan kas adalah jumlah pengeluaran kas
ditambah saldo kas minimum yang diperlukan. Saldo kas minimum
adalah jumlah kepemilikan kas paling rendah yang perlu dan biasanya
ditentukan berdasarkan kebijakan perusahaan.
d. Pendanaan
Pendanaan dalam anggaran kas terdiri atas pinjaman dan pembayaran
utang. Jika terjadi kekurangan kas, bagian pendanaan akan
menunjukkan jumlah yang perlu dipinjam. Sebaliknya jika terjadi
kelebihan kas, maka bagian pendanaan akan menunjukkan rencana
pembayaran utang, termasuk bunganya.
e. Saldo kas
Bagian terakhir anggaran kas adalah saldo kas akhir yang
direncanakan. Untuk mendapatkan kelebihan atau kekurangan kas,
kebutuhan kas harus dikurangi pengeluaran kas dan saldo kas
minimum. Padahal, saldo kas minimum sesungguhnya bukan
pengeluaran. Oleh karena itu, untuk mendapatkan saldo akhir yang
direncanakan, saldo kas minimum harus ditambahkan kembali.
2) Anggaran Neraca
Anggaran neraca disusun berdasarkan informasi yang dimuat dalam posisi
keuangan tahun sebelumnya dan anggaran lain dalam anggaran induk.
3) Anggaran Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan perubahan kas dan setara kas (investasi
jangka pendek yang sangat likuid) dalam satu periode. Penerimaan dan
1) Anggaran Statis
Anggaran induk disusun berdasarkan tingkat aktivitas tertentu
sehingga bersifat statis. Pendapatan dan biaya yang disusun untuk
anggaran statis tergantung pada tingkat aktivitas yang jarang sama
dengan aktivitas sesungguhnya sehingga anggaran tersebut tidak
banyak berguna dalam pembuatan laporan kinerja. Dalam membuat
laporan kinerja yang berguna maka biaya sesungguhnya dan biaya
dianggarkan harus dibandingkan pada tingkat aktivitas yang sama. Oleh
karena tingkat output sesungguhnya berbeda dari output direncanakan,
maka dibutuhkan metode lain untuk menghitung biaya yang seharusnya
terjadi (dianggarkan) pada tingkat output sesungguhnya.
2) Anggaran Fleksibel
Anggaran Fleksibel adalah anggaran yang menyediakan perkiraan
biaya pada satu kisaran aktivitas atau menyediakan perkiraan biaya
pada tingkat aktivitas yang sesungguhnya. Penganggaran fleksibel dapat
digunakan dalam perencanaan untuk menunjukkan berapa jumlah biaya
yang akan terjadi pada berbagai aktivitas. Apabila digunakan untuk
tujuan itu, manajer dapat menangani ketidakpastian dengan cara
membuat perkiraan hasil keuangan pada berbagai kemungkinan
skenario. Anggaran fleksibel juga dapat digunakan untuk pengendalian
karena dapat menghitung jumlah biaya yang seharusnya terjadi pada
tingkat aktivitas sesungguhnya. Anggaran fleksibel kadang juga disebut
sebagai anggaran variabel (variable budget). Anggaran digunakan untuk
mengevaluasi efisiensi dan keefektifan perusahaan. Efisiensi dicapai jika
proses bisnis dilakuka dengan cara yang paling baik, yaitu dengan
sedikit atau tanpa pemborosan.