Anda di halaman 1dari 7

Production and Supply Chain Management Information System

A. Pengertian Produksi
Produksi merupakan kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu
benda atau menciptkan benda bau sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah
bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna
suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.
Produksi merupakan dampak dari perubahan dari dua atau lebih input (sumber
daya) menjadi satu atau lebih output (produk). Kegiatan tersebut dalam ekonomi
dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum
output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan
teknologi tertentu. Produksi memiliki tujuan di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran
dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
Orang maupun perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut
produsen.
2. Menghasilkan Barang dan Jasa.
3. Memenuhi Kebutuhan Manusia.
4. Meningkatkan keuntungan pelaku usaha.
5. Memperluas lapangan usaha

B. Gamabran Produksi
Untuk memenuhi permintaan pelanggan, perusahan harus memperkirakan
permintaan pelanggan, dan kemudian mengambangkan waktu permintaan
pelanggan. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan
permintaan pelanggan tersebut, yang pertama tentang jumlah jenis produk yang
ingin perusahaan produksi dan yang kedua tentang jumlah bahan baku yang harus
kita pesan agar dapat memenuhi tingkat produksi pesanan pelanggan.
1. Proses Manufaktur Perusahaan
Bahan baku diambil dari gudang dan diproses dari empat mixer. Setiap
mixer mencampur adonan sejumlah 500 pon . Mencampur sejumlah adonan
membutuhkan 15 menit waktu pencampuran, ditambah lagi 15 menit untuk
mengeluarkan, membersihkan, dan memuat mixer untuk adonan berikutnya
oleh karena itu, setiap pengaduk dapat menghasilkan dua adonan seberat

1
Production and Supply Chain Management Information System

500 pon per jam. Itu berarti keempat mixer dapat menghasilkan total 4.000
pon adonan per jam lebih dari yang dapat diproses oleh jalur produksi.
Karena hanya tiga pengaduk yang perlu beroperasi dalam satu waktu untuk
menghasilkan 3.000 pon produk per jam, kerusakan mixer tidak akan
mematikan jalur produksi. Setalah diaduk. Adonan masuk dalam tahap
pembentukan, yang berat satu produk itu 4 ons.
Setelah dibentuk kemudian produk tersebut dimasukan dalam oven
selama 30 menit. Dan kemudian masuk dalam tahap pengemasan, isi dalam
satu dos itu berisi 24 buah produk dan terakhir diletakkan ditempat barang
jadi yang siap dikirim.
2. Masalah Produski
a. Masalah Komunikasi
Masalah komunikasi adalah masalah yang melekat di sebagian besar
perusahaan, dan hal itu diperbesar di perusahaan dengan sistem
informasi yang tidak terintegrasi. Misalnya, bagian Pemasaran dan
Penjualan melakukan pekerjaan yang buruk dalam berbagi informasi
dengan bagian Produksi. Pemasaran dan Penjualan sering kali
mengabaikan hasil rapat dengan bagian Produksi, akhirnya terjadi
kurangnya berkonsultasi dengan bagian Produksi saat merencanakan
promosi penjualan, dan bahkan sering gagal untuk mengingatkan
Produksi tentang promosi yang direncanakan. Pemasaran dan
Penjualan juga biasanya lupa memberi tahu Produksi ketika dibutuhkan
pesanan yang sangat besar.
b. Masalah Akuntansi dan Pembelian
Biaya bahan baku dan tenaga kerja menjadi masalah utama pada
bagian ini. Bagian Manajer Pembelian tidak mengontrol pembelian
barang mentah dan Manajer Produksi tidak dapat memberikan perkiraan
produksi pada Manajer Pembelian, sehingga yang terjadi pada Manajer
Pembelian yakni, pertama dia mencoba untuk tetap menjaga jumlah
persediaan yang tinggi untuk menghindari kehabisan stok bahan baku,
dan yang kedua jika ditawari diskon untuk pembelian bahan baku, maka
Manajer akan membelinya lebih banyak dan untuk terhindar dari
lamanya waktu pengiriman. Praktik seperti ini akan menyulitkan bagian

2
Production and Supply Chain Management Information System

akuntansi untuk menghitung biaya rata-rata dan susahnya meramalkan


volume bahan baku.

C. Proses Perencanaan Produksi


Bagian perencana produksi adalah karyawan yang berinteraksi dengan sistem
persediaan dan perkiraan penjualan dalam rangka menentukan berapa banyak yang
akan diproduksi. Perencana mengikuti tiga prinsip penting:
1. Menggunakan perkiraan penjualan (sales forecast), dan dengan
mempertimbangkan tingkat persediaan saat ini, membuat rencana produksi
agregat (gabungan) untuk semua produk. Dengan membuat rencana
produksi agregat dapat membantu menyederhanakan proses perencanaan
dalam dua cara: Pertama, perencanaan produksi tidak dinyatakan dalam tiap
jenis produk (individual product) melainkan berdasarkan kelompok produk
yang berhubungan. Kedua, waktu yang digunakan dalam perencanaan
agregat seringkali sebulan atau seperempat bulat, sedangkan untuk rencana
produksi yang sebenarnya akan dilaksanakan secara harian atau mingguan.
Rencana agregat harus mempertimbangkan kapasitas yang tersedia di
fasilitas.
2. Memecah perencanaan agregat menjadi perencanaan produksi yang lebih
spesifik untuk masing-masing produk kedalam interval waktu yang lebih
kecil.
3. Menggunakan perencanaan produksi untuk menentukan kebutuhan bahan
baku.
Perencana produksi menggabungkan produk ke dalam kelompok produk untuk
mengurangi jumlah variabel yang harus mereka pertimbangkan ketika
mengembangkan suatu rencana produksi. Mengembangkan kelompok produksi bisa
jadi rumit. Sebagai contoh, perusahaan sereal (manufacture) dapat
mengelompokkan berbagai ukuran kemasan, atau mungkin mengelompokkan merek
produk (seperti sereal anak-anak, sereal kesehatan, dan sebagainya).
1. Pendekatan SAP ERP untuk Perencanaan Produksi
a. Perkiraan penjualan (sales forecasting) adalah proses memprediksi
permintaan masa depan untuk produk perusahaan.

3
Production and Supply Chain Management Information System

b. Perencanaan penjualan dan operasi (sales and operations planning)


adalah proses untuk menentukan produk apa yang akan diproduksi
sebuah perusahaan. Pada mulanya, perusahaan mungkin hanya
membuat produk yang sesuai dengan perkiraan penjualan, tetapi
pengembangan rencana produksi seringkali lebih rumit dari itu karena
kapasitas harus juga dipertimbangkan. Banyak produk memiliki
permintaan musiman, dan untuk memenuhi permintaan selama periode
puncak, perencana produksi harus memutuskan apakah akan
meningkatkan tingkat persediaan sebelum permintaan puncak,
meningkatkan kapasitas selama periode puncak, produksi subkontrak,
atau menggunakan beberapa kombinasi dari pendekatan ini.
c. Pada tahap manajemen permintaan (demand management), rencana
produksi dipecah menjadi unit waktu yang lebih kecil, seperti angka
produksi mingguan atau bahkan harian, untuk memenuhi permintaan
produk individu.
d. Proses perencanaan kebutuhan bahan (the materials requirements
planning) menentukan jumlah dan waktu pemesanan bahan baku.
Proses ini menjawab pertanyaan: "Bahan mentah apa yang harus kami
pesan sehingga kami dapat memenuhi tingkat produksi tertentu?" dan
"Kapan kita harus memesan bahan-bahan ini?"
e. Pada tahap pembelian (purchasing), informasi kuantitas dan waktu dari
proses MRP digunakan untuk membuat pesanan pembelian bahan
baku, yang dikirimkan ke pemasok yang memenuhi syarat.
f. Pada tahap penjadwalan mendetail/terperinci (detailed scheduling)
menggunakan rencana produksi yang telah dikembangkan selama tahap
manajemen permintaan sebagai masukan untuk jadwal produksi.
Metode penjadwalan terperinci yang digunakan bergantung pada
lingkungan manufaktur. Untuk contoh perusahaan Fitter, jadwal produksi
terperinci akan menentukan kapan jalur produksi akan beralih antara
barang NRG-A dan NRG-B.
g. Tahap produksi (production) menggunakan jadwal terperinci untuk
mengelola operasi harian, dan menjawab pertanyaan: "Apa yang harus

4
Production and Supply Chain Management Information System

kami produksi?" dan "Staf apa yang kami butuhkan untuk menghasilkan
produk tersebut?"

2. Perkiraan Penjualan
Berbagai teknik perkiraan dapat digunakan untuk memprediksi
permintaan konsumen. Salah satu teknik perkiraan sederhana adalah
dengan menggunakan penjualan periode sebelumnya atau data tahun lalu
kemudian menyesuaikan angka tersebut untuk kondisi saat ini. Untuk
membuat perkiraan bagi perusahaan Fitter, kita dapat menggunakan data
penjualan tahun sebelumnya yang dikombinasikan dengan informasi tentang
inisiatif pemasaran tahun ini untuk memprediksi penjualan di masa depan.

3. Perencanaan Penjualan dan Operasi


Perencanaan Penjualan dan Operasi merupakan tahap selanjutnya
dalam proses perencanaan produksi. Input untuk langkah ini adalah
perkiraan penjualan yang dilakukan dan disediakan oleh pemasarn dan
pejualan. Outputnnya adalah rencana produksi yang dirancang untuk
menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi. Rencana produksi
menjadi input untuk tahapan selanjutnya, yaitu dalam manajemen
permintaan (demand management). Tujuannya adalah untuk
mengembangkan sebuah rencana produksi yang memenuhi permintaan dan
sesuai dengan kapasitas produksi (tidak terlalu besar atau lebih kecil).
Proses ini sangat membutuhkan pengalaman dan penilaian. Perencanaan
penjualan dan operasi yang dikembangkan berdasarkan sebuah perkiraan
penjualan, dan ini menentukan bagaimana perusahaan (manufaktur) bisa
berproduksi dengan efisien. Pada contoh perusahaan Fitter, tidak ada cara
untuk membuat keputusan ini, karena Fitter tidak membuat perkiraan resmi
penjualan.

D. Material Requirement Planning (MRP)


MRP adalah software atau aplikasi yang berguna untuk mengetahui jumlah
bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi barang. Sejak pertama kali
dikembangkan hingga sekarang, sistem ini sering digunakan oleh industri
manufaktur. Sistem ini akan memberikan solusi mengenai jumlah barang yang

5
Production and Supply Chain Management Information System

dibutuhkan, barang apa saja yang dibutuhkan, dan kapan barang tersebut
dibutuhkan. Sama seperti ERP, sistem ini juga membutuhkan software manufaktur
supaya bisa menjalankan proses produksi secara otomatis. Perusahaan yang
menggunakan sistem MRP tidak akan mengalami kekurangan barang atau stok
barang terlalu banyak. Sebab sistem bisa mengestimasi untuk mengolah bahan
baku menjadi produk. Bahkan bisa membuat jadwal pengirimannya secara otomatis.
Tujuan sistem MRP adalah untuk mengendalikan tingkat inventori, menentukan
item, dan merencanakan kapasitas yang akan dibebankan pada sistem produksi.
Secara umum tujuan dari pengelolaan inventori dengan menggunakan sistem MRP
ini tidak berbeda dengan sistem lain yaitu:
1. Memperbaiki layanan
kepada pelanggan
2. Meminimakisisr investasi
pada invetori
3. Memaksimalkan efisiensi
operasi

E. Perencanaan Kebutuhan Bahan di SAP ERP


Daftar MRP menunjukkan hasil penghitungan MRP, sedangkan Daftar Stok /
Persyaratan menunjukkan hasil tersebut ditambah dengan perubahan apa pun yang
telah terjadi sejak daftar MRP dibuat (pesanan yang direncanakan diubah menjadi
pesanan pembelian atau pesanan produksi, penerimaan material, dan sebagainya) .
Karena kalkulasi perencanaan kebutuhan material memakan waktu untuk diproses
bagi perusahaan yang memproduksi ratusan produk dengan menggunakan ribuan
bagian, proses perencanaan kebutuhan material biasanya hanya diulang setiap
beberapa hari atau mungkin mingguan. Namun, Daftar Stok / Persyaratan
memungkinkan pengguna sistem untuk melihat apa yang terjadi (dan apa yang akan
terjadi) dengan materi secara real time.

SUMBER : Monk, Ellen dan Bret Wagner. 2013. Concepts in Enterprise Resource
Planning. Fourth Edition. Boston: Course Technology

6
Production and Supply Chain Management Information System

Anda mungkin juga menyukai