Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Factory Overhead : Planned, Actual and Applied


Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi

Biaya

Dosen Pengampu: Yusro Rahma, SE, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 9 – 3C Akuntansi
Leni Lidya (11210820000025)
Nadia Salsabila Anjani (11210820000029)
Permata Andini (11210820000031)
Mirza Fazariani (11210820000157)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Puji syukur kepada Allah SWT., Tuhan


Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Factory Overhead : Planned, Actual and
Applied” pada mata kuliah Akuntansi Biaya. Makalah ini kami susun
semaksimal mungkin, juga atas bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro,
Ibu Yusro Rahma, SE, M.Si., dan juga kepada segenap pihak yang telah
memberikan kontribusinya dalam penyusunan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini benar benar
memberikan gambaran dan juga membuktikan bahwa Factory Overhead :
Planned, Actual and Applied merupakan hal yang sangat penting untuk
diketahui dan bermanfaat bagi pembaca khususnya untuk mahasiswa Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi kelengkapan materi, susunan
kalimat maupun tata bahasa. Untuk itu, dengan senang hati kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas ini.

Wassalaamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Tangerang Selatan, 19 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................1


DAFTAR ISI ......................................................................................................................................2
BAB I ..................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN ..............................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................3
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................4
BAB II .................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................5
2. 1 Karakteristik Overhead Pabrik .............................................................................................5
2.2 Penggunaan Tarif Biaya Overhead Yang Telah Ditentukan Sebelumnya .............................6
2.3 Faktor – Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Pemilihan Tarif Biaya Overhead ...............7
2.4 Dasar Yg Dapat Digunakan....................................................................................................8
2.5 Pemilihan Tingkat Aktivitas.................................................................................................12
2.6 Memasukkan Atau Mengeluarkan Biaya Overhead Tetap ..................................................14
2.7 Perhitungan Tarif Biaya Overhead .......................................................................................15
2.8 Biaya Overhead Aktual .......................................................................................................16
2.9 Biaya Overhead Yang Dibebankan Dan Jumlah Pembebanan Yang Terlalu Tinggi Atau
Rendah ........................................................................................................................................16
2.10 Mengubah Tarif Biaya Overhead .......................................................................................22
BAB III .............................................................................................................................................23
Kesimpulan.......................................................................................................................................23
BAB IV…………………………………………………………………………………………….25
DAFTAR PUSTAKA…….………………………………………………………………………….

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam penghitungan serta pembukuan akuntansi, seluruh atau beban dalam operasional
bisnis harus dicatat dengan baik, salah satunya terkait biaya overhead pabrik. Biaya
overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik dapat digolongkan menurut sifatnya, perubahan volume
dan kaitan dengan departemen atau dalam artian biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja
tidak langsung serta semua biaya produksi lainnya yang tidak dapat diidentifikasikan dengan
mudah dibebankan secara langsung pada pesanan tertentu atau produk tertentu. Walaupun
tidak berhubungan langsung dengan produksi, akan tetapi usaha bisa tetap beroperasi salah
satunya dengan adanya biaya ini. Oleh karenanya, Overhead Pabrik tetap harus dianggarkan
oleh setiap perusahaan.
Dari biaya overhead pabrik ini, ada banyak fungsi penting serta manfaat yang bisa Anda
dapat. Pahami dan terapkan Overhead pabrik dalam usaha, untuk memastikan
kelancarannya. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwasanya biaya overhead pabrik
adalah pengeluaran pabrik yang tidak terkait secara langsung dengan proses produksi.
Namun, bukan berarti karena tidak terkait langsung lantas tidak masuk dalam penghitungan
harga jual produk. Justru dengan adanya BOP, Anda bisa menentukan harga yang paling
tepat untuk produk sehingga tidak mengalami kerugian. Hal ini dikarenakan adanya BOP
tetap yang tetap dikeluarkan tanpa terpengaruh volume output atau produksi. Jika biaya ini
tidak dimasukkan dalam penghitungan harga jual, tentu pada akhirnya Anda akan
mengalami kerugian.
Fungsi dari Overhead Pabrik adalah untuk mengelola pengeluaran di luar produksi, arus
keuangan perusahaan harus senantiasa diawasi. Selain meminimalkan kesalahan juga
menghindari kecurangan. Overhead adalah biaya yang rawan disalahgunakan, oleh
karenanya harus dikelola dengan benar oleh pihak yang berwenang. Selain itu, fungsi
lainnya adalah untuk menjadi dasar acuan penentuan strategi usaha kedepannya. Ini bisa
terjadi ketika terdapat aktivitas riset produk maupun analisa pasar. Biaya atas kegiatan
tersebut tentu berasal dari Overhead Pabrik. Dengan begitu secara tidak langsung Overhead
pabrik juga bisa dijadikan dasar strategi bisnis di masa mendatang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan pada latar belakang, maka rumusan masalah yang akan diteliti
pada penelitian ini adalah:

1 Bagaimanakah Karakteristik Overhead pabrik?

2 Bagaimana penggunaan tarif biaya overhead yang telah ditentukan sebelumnya?

3 Apa sajakah faktor faktor yang dipertimbangkan falam pemilihan tarif biaya overhead?

3
4 Bagaimana dasar dasar yang digunakan dalam overhead pabrik?

5 Bagaimana Pemilihan tingkat aktivitas?

6 Bagaimana memasukkan atau mengeluarkan biaya overhead tetap?

7 Bagaimana perhitungan tarif biaya overhead?

8 Apakah maksud dari biaya overhead aktual?

9 Bagaimana biaya overhead yang dibebankan dan jumlah pembebanan yang terlalu tinggi
atau rendah ?

10 Bagaimana mengubah tarif biaya overhead

1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu menemukan bukti
empiris terkait hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik overhead pabrik

2. Untuk mengetahui penggunaan tarif biaya overhead yang telah ditentukan sebelumnya

3. Untuk mengetahui f aktor faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan tarif biaya
overhead

4. Untuk mengetahui dasar dasar yang dapat digunakan

5. Untuk mengetahui p emilihan tingkat aktivitas

6. Untuk mengetahui memasukkan atau mengeluarkan biaya overhead tetap

7. Untuk mengetahui perhitungan tarif biaya overhead

8. Untuk mengetahui biaya overhead aktual

9. Untuk mengetahui biaya overhead yang dibebankan dan jumlah pembebanan yang terlalu
tinggi atau rendah

10. Untuk mengetahui bagaimana mengubah tarif biaya overhead

4
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Karakteristik Overhead Pabrik


Definisi Overhead pabrik yaitu bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan
semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dengan mudah diidentifikasikan dengan atau
dibebankan langsung ke pesanan, produk, atau objek biaya lain tertentu (selain biaya material dan
tenaga kerja langsung).
Sifat
1. Biaya Tetap, biaya yang jumlahnya tidak berubah (tetap) pada berbagai tingkat produksi.
Biaya ini tidak tergantung pada produksi, termasuk dalam biaya ini misalnya biaya
depresiasi gedung, mesin, kendaraan, gaji pegawai bagian produksi.
2. Biaya semi variabel, biaya semivariabel adalah biaya yang jumlahnya berubah tetapi tidak
proporsional dengan perubahan jumlah produksi. Bila produksi bertambah maka biaya
tersebut bertambah. Termasuk dalam biaya ini adalah biaya pemeliharaan, biaya tenaga
kerja tidak langsung.
3. Biaya Variabel, biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan jumlah
produksi pada satu periode. Semakin besar jumlah produksinya semakin besar biayanya.
Termasuk dalam biaya ini biaya bahan penolong.

Overhead pabrik memiliki dua karakteristik. Karakteristik-karakteristik ini berkaitan dengan


hubungan antara overhead pabrik dengan produk atau volume produksi.
Karakteristik nya yaitu
1. Tidak seperti bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, overhead merupakan bagian
yang tidak terlihat dari produk jadi. Tidak ada bukti permintaan bahan baku atau kartu jan
kerja karyawan yang mengindikasikan jumlah overhead yang digunakan oleh suatu saan
atau produk. Meskipun demikian, overhead juga merupakan bagian dari biaya produksi
suatu produk yang sama pentingnya dengan biaya bahan baku langsung maupun biaya
tenaga karja langsung. Oleh karena meningkatnya otomatisasi persentase overhead terhadap
total biaya produksi semakin besar, sementara persentase tenaga kerja langsung telah
menurun
2. Berkaitan dengan bagaimana item-item yang berbeda dalam overhead berubah terhadap
perubahan dalam volume produksi. Overhead dapat bersifat tetap, variabel, atau
semivariabel. Biaya overhead tetap besarnya relatif konstan tanpa mempedulikan perubahan
dalam tingkat output, dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya overhead tetap
per unit output bervariasi secara terbalik dengan volume produksi. Dengan kata lain, biaya
overhead variabel per unit output adalah konstan. Biaya overhead semivariabel tidak
seluruhnya bersifat tetap maupun variabel. Jumlahnya berubah, tetapi tidak secara
proporsional terhadap perubahan dalam volume produksi. Ketika volume berubah pola
perilaku biaya overhead yang berbeda menyebabkan biaya produksi per unit berfluktuasi

5
secara signifikan. Akibatnya, diperlukan suatu metode untuk menstabilisasi jumlah
overhead yang dibebankan ke unit produksi.

2.2 Penggunaan Tarif Biaya Overhead Yang Telah Ditentukan Sebelumnya


Alasan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan
dimuka adalah sebagai berikut:
1. Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk,
maka harga pokok produksi persatuan mungkin akan berfluktuasi karena beberapa hal,
sebagai berikut :
a. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan demi bulan.
b. Perubahan tingkat efisiensi produksi.
c. Adanya biaya overhead pabrik yang terjadinya secara sporadic (menyebar tidak
merata selama jangka waktu setahun).
d. Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu
tertentu.
2. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan
metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi
per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal ada elemen biaya overhead
pabrik yang baru dapat diketahui jumlahnya pada akhir setiap bulan, atau akhir tahun.

Biaya overhead dibebankan ke semua pekerjaan yang dilakukan selama suatu periode
tertentu. Sebagai contoh, biaya produk yang tidak masuk akal akan dihasilkan jika biaya aktual dari
perbaikan dibebankan segera dan langsung ke pesanan atau produk. Biasanya perbaikan diperlukan
karena penggunaan dan keuangan selama periode waktu yang lama. Lebih lanjut lagt dalam bulan-
bulan di mana pekerjaan perbaikan yang signifikan dilakukan, sering kali adalah perlu untuk
memperlambat atau menghentikan produksi sementara waktu ketika perbaikan sedang dilakukan.
Biaya perbaikan yang tinggi dan volume produksi yang rendah menyebabkan perhitungan biaya
per unit yang amat tinggi jika biaya overhead aktual (tinggi) dibebankan ke produksi aktual
(rendah) di bulan-bulan tersebut.
Oleh karena beberapa komponen biaya overhead terjadi dalam pola yang sama seperti yang
digambarkan untuk biaya perbaikan, dan karena biaya overhead perlu dibebankan dengan segera ke
produksi, overhead biasanya dibebankan ke produksi menggunakan jumlah yang telah ditentukan
sebelumnya, dan bukan jumlah aktual yang terjadi. Dalam menghitung tarif overhead yang telah
ditentukan sebelumnya, sebagian besar bergantung pada tingkat aktivitas yang dipilih.
1. Semakin besar tingkat aktivitas yang diasumsikan, semakin rendah tarif overhead yang
telah ditentukan sebelumnya.
2. Semakin tinggi tingkat aktivitas, semakin kecil bagian yang tetap dari tarif overhead pabrik,
karena biaya overhead pabrik tetap dibebankan ke semakin banyak unit aktivitas

Oleh karena kemustahilan untuk menelusuri biaya overhead ke pesanan atau produk tertentu,
maka biaya overhead dialokasikan ke semua pesanan dan unit produk Tarif overhead yang telah
ditentukan sebelumnya (predetermined overhead rate) memungkinkan alokasi yang konsisten dan
wajar ke setiap unit output. Baik dalam akumulasi biaya berdasarkan pesanan maupun dalam
akumulasi blaya berdasarkan proses, tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya merupakan
satu-satunya metode memungkinkan guna menghitung biaya overhead produk dengan segera untuk
memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi biaya produk, untuk mengidentifikasikan
inefisiensi, dan untuk meratakan fluktuasi dari bulan ke bulan yang tidak logis, yang tanpa
6
penggunaan metode ini akan muncul dalam biaya per unit yang dilaporkan.
Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya aktual dari bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung yang digunakan untuk pesanan tersebut ditentukan dari bukti permintaan
bahan baku dan kartu jam kerja, serta dimasukkan dalam kartu biaya pesanan. Biaya overhead
diestimasikan menggunakan tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya Misalnya, overhead
yang dapat dibebankan ke ruatu pesanan dihitung dengan cara mengalikan jam mesin aktual yang
digunakan untuk pesanan tersebut dengan tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya per jam
mesin. Hasilnya dimasukkan dalam kartu biaya pesanan. Dengan demikian. biaya dari suatu
pesanan dapat dihitung ketika pesanan selesai, dan tidak perlu menunggu sampai akhir bulan atau
akhir tahun.
Dalam perhiturgan biaya berdasarkan proses, biaya per unit dihitung dengan cara =

Membagi total biaya mingguan atau bulanan untuk setiap proses dengan output yang
dihasilkan oleh masing-masing proses tersebut.
Dalam beberapa setting perhitungan biaya berdasarkan proses, biaya produk dapat
ditentukan tanpa menggunakan tarif overhead, namun tarif overhead yang telah ditentukan
sebelumnya menghasilkan perhitungan biaya per unit yang lebih seragam setiap bulannya bahkan
jika terjadi fluktuasi bulanan yang besar dalam overhead atau ting produksi.

2.3 Faktor – Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Pemilihan Tarif Biaya Overhead
Jenis tarif overhead berbeda tidak hanya dari suatu persahaan ke perusahaan lain tetapi juga
dari suatu departemen, pusat biaya, atau tempat perumpungan biaya ke departemen, pusat biaya,
atau tempat penampungan biaya lain di dalam satu perusahaan. Paling tidak ada lima faktor yang
memengaruhi pemilihan tarif overhead. Kelima faktor tersebut dikhtisarkan sebagai berikut :
1. Dasar yang Digunakan :
a. Output fisik
b. Biaya bahan baku langsung
c. Biaya tenaga kerja langsung
d. Jam tenaga kerja langsung
e. Jam mesin
f. Transaksi atau aktivitas

2. Pemilihan Tingkat Aktivitas


a. Kapasitas teoretis
b. Kapasitas praktis
c. Kapasitas aktual yang diperkirakan
d. Kapasitas normal
e. Dampak kapasitas terhadap tarif overhead
f. Kapasitas menganggur vs kelebihan kapasitas

3. Memasukkan atau Tidak Memasukkan Overhead Tetap


a. Perhitungan biaya penyerapan penuh
b. Perhitungan biaya langsung

4. Menggunakan Tarif Tunggal atau Beberapa Tarif

7
a. Tarif tingkat pabrik
b. Tarif departemental
c. Tarif subdepartemental dan aktivitas
5. Menggunakan Tarif yang Berbeda untuk Aktivitas Jasa

Faktor Memilih Dasar Pembebanan Overhead Pabrik

1) Jika Overhead Pabrik didominasi oleh elemen biaya yang berhubungan dengan biaya bahan
(misal: sewa gudang, asuransi gudang, biaya bahan penolong), maka dasar pembebanan
lebih dekat dengan Harga Pokok Bahan.
2) Jika Overhead Pabrik didominasi oleh elemen biaya yang berhubungan dengan biaya tenaga
kerja (misal gaji pengawas, BTKL), maka dasar pembebanan lebih dekat dengan Biaya
Tenaga Kerja Langsung atau Jam Kerja Langsung.
3) Jika Overhead Pabrik didominasi oleh elemen biaya yang berhubungan penyelenggaraan
fasilitas pabrik (misalnya: b. reparasi dan pemeliharaan, asuransi mesin, penyusutan mesin),
maka dasar pembebanan BOP adalah Jam mesin.
4) Jika Overhead Pabrik relatif merata pada elemen biaya yang berhubungan dengan biaya
bahan, biaya tenaga kerja atau biaya penyelenggaraan fasilitas pabrik, maka dasar
pembebanan lebih dekat dengan Jumlah Satuan Produk.

2.4 Dasar Yg Dapat Digunakan


Faktor yang diukur sebagai penyebut (denominator) dari tarif overhead disebut sebagai dasar
Tarif overhead, dasar alokasi overhead, atas dasar. Pemilihan dari dasar ini adalah penting jika
sistem biaya ingin menyediakan data biaya yang berarti. Tujuan utama dalam pemilihan dasar
adalah untuk memastikan pembebanan overhead dalam proporsi yang wajar terhadap sumber daya
pabrik tidak langsung yang digunakan oleh pesanan, produk, atau pekerjaan yang dilakukan.
Biasanya dasar tersebut sebaiknya berkaitan erat dengan fungsi yang diwakili oleh biaya
overhead yang akan dibebankan. Jika overhead hampir seluruhnya berorientasi pada tenaga kerja
dan didominasi oleh biaya seperti supervisi dan tunjangan, maka mungkin dasar yang sesuai adalah
biaya tenaga kerja langsung atau jam tenaga kerja langsung. Jika item-item overhead sebagian
besar berorientasi pada teknologi yang diakibatkan oleh kepemilikan dan operasi dari maka
mungkin dasar jam mesin yang paling sesuai. Apabila overhead sebagian besar berorientasi pada
bahan baku, dan didominasi oleh biaya yang berhubungan pembelian dan penanganan bahan baku,
maka mungkin biaya bahan baku sesuai untuk digunakan sebagai dasar pembebanan.
Tujuan kedua dalam pemilihan dasar pembebanan adalah untuk meminimalkan biaya dan usaha
klerikal Ketika dua atau lebih dasar pembebanan menghasilkan jumlah pembebanan. Overhead
pabrik yang hampir sama untuk setiap pesanan atau produk, maka dasar pembebanan yang paling
sederhana dan paling mudah diukurlah yang sebaiknya digunakan. Dasar biaya Tenaga kerja
langsung dan dasar biaya bahan baku langsung cenderung menghasilkan usaha rikal yang paling
sedikit, karena data yang diperlukan telah diakumulasi untuk alasan yang lin, sehingga sudah
tersedia. Dasar jam tenaga kerja dan jam mesin pada umumnya memerlukan tambahan pekerjaan
klerikal karena usaha tambahan yang diperlukan untuk mengumpulkan data.

Output Fisik. Output fisik atau unit produksi adalah dasar yang paling sederhana untuk
membebankan overhead pabrik. Penggunaannya diilustrasikan sebagai berikut
8
𝑬𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒔𝒊 𝒐𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝒑𝒂𝒃𝒓𝒊𝒌
= Overhead Pabrik per unit
𝑬𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒔𝒊 𝒖𝒏𝒊𝒕 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊

Jika overhead pabrik yang diestimasikan adalah sebesar $ 300.000 dan perusahaan bermaksud
untuk memproduksi 250.000 unit selama periode mendatang.
Setiap unit yang sudah selesai akan dibebankan overhead sebesar
= $300.000 / 250.000 unit = $ 1,20.
Suatu pesanan dengan 1.000 unit yang selesai diproses akan dibebakan biaya overhead
= 1.000 x $1,20 = 1.200,
Dasar berat membebankan overhead pabrik sesuai dengan berat dari setiap produk dan
diilustrasikan sebagai berikut

Jika dasar berat atau volume tidak menghasilkan pembebanan overhead yang wajar, metode
ini dapat diperbaiki dengan memberikan sejumlah poin ke setiap produk untuk mengompensasi
perbedaan dalam jumlah sumber daya tidak langsung yang dikonsumsi selama proses produksi
misalnya saja, suatu perusahaan memproduksi produk L,S, M, dan F mengitung tarif overhead per
produk sebagai berikut:

Jika produk berbeda dalam sesuatu hal yang tidak dipertimbangkan dalam dasar alokasi
seperti waktu pemrosesan yang diperlukan, jumlah dan kompleksitas persiapan mesin, atau metode
produksi, suatu pembebanan yang seragam berdasarkan output fisik dapat menghasilkan
perhitungan biaya yang tidak sesuai. Dalam kasus-kasus seperti itu, metode-metode lain harus
digunakan.

Dasar biaya bahan baku langsung. Di beberapa perusahaan, suatu studi atas biaya masa lampau
menunjukan korelasi yang tinggi antara biaya bahan baku langsung dan overhead. Hal ini mungkin
terjadi, Misalnya Ketika Sebagian besar pekerjaan produksi terdiri atas penerimaan inspeksi,
penyimpangan, pengambilan, dan penanganan dari banyak lot bahan baku yang mahal. Dalam
kasus semacam ini, suatu tarif yang didasarkan pada biaya bahan baku mungkin lebih sesuai. Tarif
tersebut dihitung dengan cara membagi estimasi total overhead dengan estimasi total biaya bahan
9
baku langsung sebagai berikut.

𝑬𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒔𝒊 𝑶𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝑷𝒂𝒃𝒓𝒊𝒌


x 100 = Overhead pabrik sebagai persentase dari biaya bahan
𝑬𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒔𝒊 𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒌𝒖
baku langsung
Jika estimasi overhead pabrik totalnya sebesar $ 300.000 dan estimasi biaya bahan baku
totalnya sebesar $ 250.000, maka setiap pesanan atau produk dibebankan overhead pabrik yang
setara dengan $ 300.000 / $250.000 = 1,20 atau 120% dari biaya bahan baku langsungnya.
Misalnya jika biaya bahan baku untuk suatu pesanan adalah sebesar $ 5000, maka pesanan tersebut
menerima tambahan biaya sebesar $ 5.000 x 120% = $6.000 untuk overhead pabrik.
Suatu produk bisa dibuat dari bahan baku yang harganya mahal dan produk lain dari bahan
baku yang harganya murah, tetapi kedua produk tersebut menggunakan proses produksi yang sama
dan mengonsumsi sumber daya overhead terkait bahan baku dalam jumlah yang sama. Jika suatu
dasar bahan baku langsung digunakan untuk membebankan overhead pabrik, maka produk yang
menggunakan bahan baku mahal akan dibebankan lebih banyak overhead dibandingkan denan
yang sebenarnya digunakan produk tersebut.
Untuk mengatasi diskrepansi ini, dapat digunakan dua tarif overhead pabrik.
1. Pengukuran atas penggunaan seperti berat bahan baku atau jumlah komponen yang
digunakan dapat dijadikan dasar untuk membebankan biaya yang berkaitan dengan bahan
baku seperti biaya pembelian, penerimaan, inspeksi, penanganan, dan penyimpanan.
2. Ukuran atas aktivitas lain yang relevan dapat dijadikan dasar untuk membebankan sisa
biaya overhead. Biaya overhead pabrik untuk setiap pesanan atau produk kemudian
dihitung dalam dua bagian menggunakan kedua tarif tadi. Dua atau tiga tarif juga dapat
digunakan dengan cara yang setupa apabila memungkinkan.

Dasar Biaya Tenaga Kerja Langsung. Menggunakan dasar biaya tenaga kerja langsung untuk
membebankan overhead pabrik ke pesanan atau produk mengharuskan estimasi overhead dibagi
dengan estimasi biaya tenaga kerja langsung untuk menghitung suatu persentase:
𝑬𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒔𝒊 𝒐𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝒑𝒂𝒃𝒓𝒊𝒌
x 100 = Overhead pabrik sebagai persentase
𝑬𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒔𝒊 𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒈𝒂 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒔𝒖𝒏𝒈
Dari Biaya tenaga kerja langsung

Jika estimasi biaya overhead pabrik adalah sebesar $ 300.000 dan total biaya tenaga kerja
langsung untuk periode mendatang diestimasikan sebesar $ 500.000, maka tarif overhead pabrik
adalah sebesar $300.000/$500.000= = 0,60 atau 60%. Suatu pesanan atau produk dengan biaya
tenaga kerja langsung sebesar $ 12.000 akan dibebankan biaya overhead sebesar $12.000 x 60% =
$7200
Penggunaan metode ini adalah logis apabila terdapat hubungan yang kuat antara biaya tenaga kerja
langsung dengan overhead pabrik dan tarif upah perjam untuk pekerjaan yang serupa tidak jauh
berbeda. Metode ini akan tidak sesuai apabila:
1. Overhead pabrik mencakup depresiasi dari mesin yang mahal, yang tidak memiliki
hubungan gaji tenaga kerja langsung.
2. Total biaya tenaga kerja langsung mencerminkan jumlah upah yang dibayarkan untuk para
pekerja produksi berupah tinggi maupun rendah yang melakukan pekerjaan yang serupa
dengan membebankan overhead pabrik berdasarkan biaya tenaga kerja langsung, suatu
pesanan atau produk dibebankan dengan lebih banyak overhead Ketika dikerjakan oleh

10
operator yang berupah tinggi. Metode semacam itu dapat menyebabkan distribusi overhead
yang tidak benar, terutama apabila operator dengan tarif upah perjam yang berbeda
melakukan operasi yang sama.

Dasar Jam tenaga kerja langsung. Dasar jam tenaga kerja langsung didesain untuk mengatasi
kelemahan kedua dari penggunaan dasar biaya tenaga kerja langsung. Tarif overhead pabrik yang
didasarkan pada jam tenaga kerja langsung dihitung sebagai berikut:
𝑬𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒔𝒊 𝑶𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝒑𝒂𝒃𝒓𝒊𝒌
= Overhead Pabrik per jam tenaga kerja langsung
𝑬𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒔𝒊 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒈𝒂 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒔𝒖𝒏𝒈

Jika estimasi total overhead pabrik adalah sebesar $300,000 dan total jam tenaga kerja langsung
diestimasikan sebesar 60.000, maka tarif overhead pabrik
= $300,000 / 60.000 = $5 per jam tenaga kerja langsung. Suatu pesanan atau produk yang
memerlukan 800 jam tenaga kerja langsung akan dibebankan overhead pabrik
= 800 x $5= $4.000.

Selama operasi tenaga kerja merupakan faktor utama dalam produksi, maka metode ini dapat
diterima. Tetapi, jika produksi menggunakan mesin secara ekstensif dan sebagian besar biaya
overhead disebabkan oleh penggunaan mesin, maka dasar jam tenaga kerja langsung dapat
menyebabkan perhitungan biaya yang tidak wajar Dalam tahun-tahun belakangan ini terjadi
pergeseran dari penggunaan tenaga kerja langsung ke arah tingkat otomatisasi yang semakin tinggi.
Akibatnya, dasar biaya tenaga kerja langsung maupun jam tenaga kerja langsung untuk
pembebanan overhead menjadi kurang sesuai, sehingga sering kali jam mesin menjadi dasar yang
lebih disukai.

Dalam sistem produksi yang sangat terotomatisasi, tenaga kerja langsung mungkin bukan hanya
merupakan dasar yang tidak sesuai untuk membebankan overhead, melainkan juga merupakan
porsi biaya yang relatif kecil dari total biaya produksi.
Dasar Jam Mesin. Ketika mesin digunakan secara ekstensif, maka jam mesia mungkin merupakan
dasar yang paling sesuai untuk pembebanan overhead. Metode ini didasarkan pada waktu yang
diperlukan untuk melakukan operasi yang identik oleh suatu mesin atau sekelompok mesin. Total
jam mesin yang diperkirakan akan digunakan diestimasi, dan tarif per jam mesin ditentukan
sebagai berikut:
𝑬𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒔𝒊 𝑶𝒗𝒆𝒓𝒉𝒆𝒂𝒅 𝒑𝒂𝒃𝒓𝒊𝒌
= Overhead Pabrik per jam mesin
𝑬𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒔𝒊 𝒋𝒂𝒎 𝒎𝒆𝒔𝒊𝒏

Jika total overhead pabrik diestimasikan sebesar 5.300.000 dan total jam mesin diestimasikan
sebesar 20.000, maka tarif overhead pabrik
= $300.000 : 20.000 = $15 per jam mesin.
Suatu pesanan atau produk yang menggunakan 120 jam mesin dibebankan overhead pabrik sebesar
= 120 x $15 = $1.800.
Jika mesin berbeda dalam hal biaya overhead per jam penggunaan maka diperlukan sistem
pembobotan yang serupa dengan yang dibahas untuk dasar output fisik. Alternatif kedua adalah
menggunakan tarif overhead yang terpisali untuk setiap mein atau kelompok mesin. Hal ini
memerlukan segmentasi dari estimasi, akumulasi, dan pembebanan biaya. Alternatif ketiga, yang
semakin populer dalam seting otomatisasi adalah penggunaan waktu pemrosesan sebagai dasar.

11
Waktu proses adalah total waktu yang diperlukan untuk memproduksi suatu unit atau produk.
Metode jam mesin memerlukan tambahan pekerjaan klerikal, karena suatu sistem pelaporan
harus didesain untuk memastikan akumulasi yang benar atas data jam mesin. Apabila data tersebut
tidak diperlukan untuk perhitungan biaya, maka karyawan pabrik, penyelia/ petugas pencatat waktu
biasanya tidak mengumpulkan data jam mesin yang diperlukan untuk membebankan overhead
pabrik ke pesanan atau produk.

Dasar Transaksi. Sekelompok biaya mungkin dapat diasasasikan dengan matu aknas turni yang
tidak terwakili oleh dasar mana pun yang telah dibahas sebelumnya Misalnya saja, biaya persiapan
dapat dibebankan secara lebih sesuai ke produk bendasarkan tarif per persiapan. Dengan demikian,
setiap persiapan dipandang sebagai suatu transaksi, dengan biaya dibebankan ke suatu produk atau
batch produk berdasarkan jumlah transaksi yang diperlukan. Semakin besar perbedaan dan
kompleksitas dalam lini produk, semakin besar jumlah transaksi. Transaksi semacam itu sering kali
merupakan persentase yang besar dari biaya overhead, dan kunci untuk mengelola overhead adalah
dengan mengendalikan transaksi yang memicunya.
Pendekatan berdasarkan transaksi (transaction-base approach) terhadap alokasi overhead
lebih dikenal sebagai perhitungan blaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC).
Sampai batas di mana overhead dipicu oleh transaksi yang tidak proporsional terhadap volume
output, penggunaan dasar volume outpat cenderung menyebabkan perhitungan biaya yang terlalu
besar untuk produk yang volumenya tinggi dan terlalu rendah untuk produk yang volumenya
rendah.
Kriteria utama dalam pemilihan dasar overhead adalah kewajaran korelasi antara dasar
pembebanan dengan biaya overhead, kepraktisan dari pekerjaan klerikal, dan akurasi perhitungan
biaya. Semakin banyak perusahaan yang memilih dasar yang berbeda untuk kategori biaya yang
berbeda. Salah satu contoh dari pendekatan ini adalah beberapa departemen produksi dengan satu
atau lebih tarif overhead yang dihitung untuk masing-masing departemen.

2.5 Pemilihan Tingkat Aktivitas

Dalam menghitung tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya, tingkat aktivitas yang
dipilih sangat menentukan. Pembilang (numerator) dari tarif overhead adalah estimasi biaya
overhead untuk tingkat aktivitas tertentu, dan penyebutnya (denominator) adalah estimasi dan dasar
alokasi pada tingkat aktivitas yang sama. Semakin besar tingkat aktivitas yang diasumsikan
semakin rendah tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya. Hubungan ini ada karena
overhead pabrik terdiri atas bagian yang bersifat tetap dan variabel. Semakin tinggi tingkat
aktivitas, semakin kecil bagian tetap dari tarif overhead pabrik, karena biaya overhead pabrik tetap
dibebankan ke semakin banyak unit aktivitas. Bagian variabel dari tarif cenderung tetap konstan
pada tingkat aktivitas yang berbeda dalam rentang yang relevan.
Tingkat aktivitas yang berbeda mencakup kapasitas teoretis, kapasitas praktis, kapasitas
aktual yang diperkirakan, dan kapasitas normal. Peraturan pajak penghasilan federal saat ini
mengizinkan penggunaan kapasitas aktual yang diperkirakan atau kapasitas normal untuk
membebankan overhead pabrik ke persediaan. Peraturan tersebut tidak memperbolehkan
penggunaan kapasitas praktis maupun kapasitas teoretis, dengan alasan bahwa kapasitas tersebut
adalah "pengecualian dari aturan umum dalam akuntansi biaya penyerapan penuh yang berlaku
untuk penentuan biaya yang dapat dikapitalisasi sebagai nilai persediaan."

12
Kapasitas Teoritis Kapasitas teoretis dari suatu departemen, pabrik, atau fasilitas lainnya adalah
kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa interupsi. Hal ini dicapai jika pabrik
atau departemen tersebut memproduksi pada tingkat 100% dari kapasitas yang dinyatakan.
Beroperasi pada tingkat kapasitas teoretis adalah cita-cita yang tidak mungkin tercapai untuk
periode satu bulan, satu kuartal, atau satu tahun. Tetapi, beberapa manajer berpendapat bahwa
konsep ini berguna karena memfokuskan perhatian pada peluang untuk perbaikan. Misalnya, jika
aktivitas aktual hanya sebesar 60% dari kapasitas teoretis, maka analisis atas 40% sisanya dapat
membuka wawasan. Misalnya, jika sebagian besar dari kapasitas yang tidak terpakai disebabkan
oleh ketidaktersediaan bahan baku, maka manajer dapat melakukan investigasi atas berapa banyak
perbaikan yang dapat diperoleh dengan melakukan relokasi sehingga lebih dekat ke pemasok atau
dengan membeli perusahaan pemasok. Sementara jika sebagian besar dari kapasitas yang tidak
terpakai disebabkan oleh kerusakan mesin, maka manajer dapat melakukan investigasi atas berapa
banyak perbaikan yang dapat diperoleh lewat program pemeliharaan préventif.

Kapasitas Praktis Adalah sangat mungkin bahwa perusahaan pun dapat beroperasi pada tingkat
kapasitas teoretis lebih dari beberapa menit atau jam dalam satu waktu. Kelonggaran harus
diberikan untuk interupsi yang tidak dapat dihindari seperti perubahan pekerja, pemeliharaan
preventif, perbaikan, persiapan, kegagalan, bahan baku yang tidak memuaskan, penundaan dalam
pengantaran bahan baku, kekurangan dan ketidakhadiran pekerja, hari Minggu, hari libur, cuti,
perhitungan fisik persediaan, dan perubahan pola serta model.Jumlah shift per hari juga harus
dipertimbangkan. Sangat jarang menemukan perusahaan yang mengoperasikan tiga shift per hari
dan mempertahankan proses produksi selama 24 jam. Faktor- faktor ini mengurangi tingkat
kapasitas teoretis menjadi tingkat kapasitas praktis. Pengurangan ini disebabkan oleh pengaruh
internal dan tidak mempertimbangkan pengaruh eksternal seperti langkanya pesanan pelanggan.
Penurunan dari kapasitas teoretis ke kapasitas praktis biasanya berkisar dari 15% sampai 25%,
yang mengakibatkan tingkat kapasitas praktis hanyalah 75% sampai 85% dari kapasitas teoretis.

Kapasitas Aktual yang Diperkirakan Kapasitas aktual yang diperkirakan mengacu pada jumlah
output yang diperkirakan akan diproduksi selama periode tersebut. Tingkat aktivitas ini biasanya
mengakibatkari perbedaan dalam tarif yang ditentukan sebelumnya di setiap periode, karena
peningkatan atau penurunan dalam produksi yang direncanakan

Kapasitas Normal Kapasitas normal mengacu pada aktivitas rata-rata selama suatu periode waktu
yang cukup lama untuk meratakan fluktuasi. Konsep kapasitas normal berusaha untuk
menstabilisasi suatu tarif overhead yang akan berfluktuasi ketika fasilitas dipergunakan dalam
tingkatan yang berbeda dalam periode yang berbeda. Suatu pesanan atau produk seharusnya tidak
lebih mahal biayanya karena diproduksi di periode akuntansi yang berbeda, hanya karena di suatu
periode produksi lebih rendah sehingga biaya tetap dibebankan ke lebih sedikit unit. Tetapi, tarif
diubah apabila harga item-item overhead berubah Menggunakan kapasitas normal sebagai tingkat
aktivitas yang diasumsikan biasanya berarti bahwa jumlah overhead pabrik yang dibebankan akan
berbeda dengan nilai overhead aktualnya.

Dampak Kapasitas pada Tarif Overhead Pabrik Dampak dari tingkatan kapasitas pada tarif
overhead yang telah ditentukan sebelumnya diilustrasikan di Tampilan 12-1. Jika tingkat kapasitas
normal 75% yang dipilih, tarif overhead pabrik adalah sebesar $2,40 per jam mesin. Pada tingkat
aktivitas yang lebih tinggi, tarifnya lebih rendah karena overhead pabrik tetap dibebankan ke lebih
banyak jam mesin.

13
Kapasitas Menganggur versus Kelebihan Kapasitas Kapasitas menganggur disebabkan oleh
kurangnya penjualan yang bersifat temporer. Ketika permintaan penjualan meningkat, pekerja dan
fasilitas produksi yang menganggur kembali digunakan. Ketika kapasitas menganggur dianggarkan
untuk periode tersebut, biayanya dimasukkan dalam tarif overhead hanya jika kapasitas aktual yang
diperkirakan digunakan sebagai penyebut (denominator): Pada kasus tersebut, biaya dari kapasitas
yang menganggur menjadi bagian dari biaya produk. Hal ini dicapai dengan cara menentukan
tingkat penyebut dari tarif overhead pada tingkatan yang lebih rendah, yang mencerminkan
kapasitas menganggur yang diperkirakan. Jika ada kapasitas menganggur namun tidak

dianggarkan, maka akan muncul varians overhead yang berkaitan dengan fasilitas yang
menganggur.

2.6 Memasukkan Atau Mengeluarkan Biaya Overhead Tetap


Biasanya akuntasi biaya membebankan semua biaya pabrik ke output dari suatu periode,
Dalam pendekatan ini, yang disebut perhitungan biaya penyerapan penuh (absorption costing),
perhitungan biaya konvensional (conventional costing), atau perhitungan biaya penuh (full
costing), baik biaya tetap maupun variabel dirnasukkan dalam tarif overhead pabrik. Metode
perhitungan biaya lain, disebut perhitungan biaya langsung (direct costing) atau perhitungan biaya
variabel (variable costing, tidak diperbolenkan untuk pelaporan eksternal tetapi kadang-kadang
digunakan untuk keperluan manajemen internal. Dalam pendekatan ini, hanya overhead pabrik
variabel yang dimasukkan dalam tarif overhead pabrik. Bagian tetap dari biaya overhead pabrik
tidak menjadi blaya produk. Biaya tetap tersebut diperlakukan sebagai beban periodik, yang berarti
bahwa seluruh. biaya tersebut dibebankan di setia periode, sebagaimana beban pernasaran dan
beban administratif. Biaya ini tidak dimasukkan baik di persediaan barang dalam proses maupun di
persediaan barang jadi.
14
Perhitungan biaya penyerapan penuh dan perhitungan biaya langsung merupakan hasil dari
dua konsep biaya yang jauh berbeda dalam al biaya produk, biaya periodik, laba kotor, dan laba
operasi. Meskipun kedua metode menghasilkan biaya persediaan dan laba operasi yang berbeda,
berbagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang telah dibahas sebelumnya dapat digunakan
di kedua metode tersebut. Tetapi, varians overhead pabrik yang disebabkan oleh kapasitas yang
menganggur tidak terdapat di perhitungan biaya langsung.

2.7 Perhitungan Tarif Biaya Overhead


Langkah pertama dalam menghitung tarif overhead adalah menentukan tingkat aktivitas
yang akan digunakan untuk dasar yang dipilih. Kemudian setiap item biaya overhead diestimasikan
atau dianggarkan pada Hingkat aktivitas tersebut, sehingga menghasilkan estimasi total overhead
pabrik.Misalnya, asumsikan bahwa DeWitt Products memiliki tingkat kapasitas yang diperkirakan
sebesar 20.000 jam mesin. Pada tingkat aktivitas tersebut, overhead pabrik totalnya diestimasikan
sebesar $300.000.
Total biaya variabel merupakan fungsi dari volume; yaitu bahwa jumlah biaya variabel per
unit adalah konstan dalam rentang yang relevan. Biaya tetap memiliki total jumlah yang konstan
dalam rentang yang relevan; sehingga biaya per unitnya berbeda untuk setiap tingkatan produksi.
Peningkatan produksi menyebabkan penurunan dalam biaya tetap per unit. Pengetahuan akan
dampak dari biaya tetap dan biaya variabel pada biaya per init adalah penting dalam setap studi
overhead. Pengetahuan akan parlaku dari semua biaya sangatlah mendasar bag perencanaan,
pengambilan keputusan, dan pengendalian biaya. Pemeriksaan biaya tetap dan biaya variabel
mengungkapkankesulitandalammengkategorikan serua item sebagai biaya tetap muri atau biaya
variabel murni, Beberapa item biaya merupakan gabungan dari biaya tetap dan biaya variabel,
sementara beberapa biaya bersifat tetap sampai tingkat produksi tertentu lalu meningkat kettka
produksi meningkat. Selain itu, biaya juga dapat berubah dalam grafik yang borbentuk seperti anak
tangga pada barbagal tingkatan produksi.

Oleh karena biaya harus diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau biaya variabel, maka
bagian biaya tetap dari biaya semivariabel dan tingkat perubahan dalam bagian biaya variabel harus
ditentukan. Bab 3 menyajikan metode-metode yang tersedia untuk menentukan porsi biaya tetap
dan tingkat variabilitas dari porsi biaya variabelnya, Metode-metode in menentukan hubungan
antara peningkatan dalam produksi don peningkatan dalam blaya yang diperkirakan, Misalnya saja,
15
ketika produksi diperkirakan akan meningkat sebesar I0%, adalah mungkin untuk menentukan
peningkatan dalam total biaya serta peningkalan dalam sehap item biaya individual, seperti
perlengkapan,; Listrik, atau'tenaga kerja tidak langsung.
Setelah hingkat aktivitas dan biaya overhead telah diestimasikan, tart overhead dapat
dihitung. Dengan asumsi babwa dasar jam mesin digunakan dan jam mesin untuk tahun depan
disperkirakan adalah sebesar 20.000 untuk DeWit Products, tarif overhead pabrik pada tingkat
aktivitas yang dipilih ini adalah:

𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘 $300.000


Tarif overhead pabrik = = = $15,00 per jam mesin
𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑗𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 20.000
Tarif ini digunakan untuk membebankan overhead pabrik ke pesanan, prodik, atau
pekerjaan yang dilakukan. Jumlah yang dibebankan pertama kali dimasukkan dalam buku
pembantu seperti. kartu biaya pesanan atau laporan biaya produksi, Jam mesin yang aktualnya
digunakan akan inenentukan jumlah overhead pabrik yang dapat dibebankan ke setiap pesanan,
produk, atau departemen.
Tarif overhead dapat dibagi menjadi komponen tetap dan variabel sebagai berikut
.
$125.000 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
= $ 6,25 porsi tetap dari tarif overhead pabrik
20.000 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑗𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛
$175.000 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
= $ 8,75 porsi variabel dari tarif overhead pabrik
20.000 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑗𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛
Total tarif overhead pabrik = $ 15,00 per jam mesin

Sebaliknya, kelebihan kapasitas, terjadi karena kapasitas produktif yang lebih besar
dibandingkan dengan kemampuan perusahaan untuk menggunakannya, atau karena
ketidakseimbangan dalam peralatan atau mesin. Ketidakseimbangan ini terjadi ketika kapasitas dari
satu mesin tidak sesuai dengan kapasitas dari mesin-mesin lain, dengan mana mesin tersebut harus
disinkronisasi.

2.8 Biaya Overhead Aktual


Tujuan dasar dari akumulasi overhead pabrik adalah untuk menyediakan informasi untuk
pengendalian. Pengendalian pertama-tama mengharuskan pelaporan biaya ke kepala masing-
masing departemen yang bertanggung jawab atas biaya tersebut, dan kemudian membuat
perbandingan dengan jumlah yang akan dianggarkan untuk tingkat aktivitas yang benar-benar
dicapai. Pengumpulan data overhead bergantung pada daftar akun, yang mengindikasikan akun
yang digunakan untuk mencatat pembebanan dari berbagai transaksi overhead.
Dokumen sumber utama yang digunakan untuk mencatat overhead dalam jumal adalah
voucher pembelian, bukti permintaan bahan baku, kartu jam kerja, dan voucher jurnal umum.
Dokumen-dokumen ini menyediakan catatan atas informasi yang akan dianalisis dan dicatat dalam
akun. Untuk memperoleh informasi yang akurat dan berguna, setiap transaksi harus
diklasifikasikan dengan sepantasnya. Pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk pengklasifikasian
harus mengenal nama, nomor akun, dan tujuan dari setiap akun biaya.

2.9 Biaya Overhead Yang Dibebankan Dan Jumlah Pembebanan Yang Terlalu Tinggi Atau
Rendah
Pada akhir bulan atau tahun, overhead pabrik dibebankan dan overhead pabrik aktual
dibandingkan Overhead pabrik aktual (actual factory overhead) adalah jumlah biaya tidak langsung

16
yang terjadi, sementara overhead pabrik dibebankan (applied factory overhead) adalah jumlah
biaya yang dialokasikan ke output. Bagian ini mengilustrasikan cara pembebanan overhead pabrik
dan menentukan jumlah pembebanan yang terlalu tinggi atau rendah.
Pembebanan Biaya Overhead
Tarif overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya sebesar $15 per jam mesin telah
dihitung untuk DeWitt Products, menggunakan estimasi overhead pabrik dan estimasi jam mesin.
Untuk meneruskan ilustrasi inu, asumsikan bahwa total jam mesin aktual dari DeWitt Products
adalah sebesar 18.900 dan biaya overhead pabrik aktual sebesar $292.000. Overhead pabrik yang
dibebankan selama periode ini adalah sebesar 18.900 x $15-$283.500. Ayat jurnal umum yang
mengikhtisarkan pembebanan overhead adalah :

Barang dalam Proses 283.500


Overhead Pabrik Dibebankan 283.500

Debit ke akun pengendali barang dalam proses membawa total overhead dibebankan ke
buku besar untuk suatu periode tertentu, biasanya satu bulan. Pembebanan ke buku pembantu
(kartu biaya pesanan atau laporan biaya produksi departemental) memuat rincian dari overhead
pabrik yang dibebankan ke setiap pesanan atau departemen.
Akun overhead pabrik dibebankan kemudian ditutup ke akun pengendali overhead di akhir tahun
dengan ayat jurnal berikut:

Overhead Pabrik Dibebankan 283.500


Pengendali Overhead Pabrik 283.500

Untuk contoh dari perbedaan antara overhead aktual dan yang dianggarkan, yang
diperkirakan tidak akan saling meniadakan nantinya, pertimbangkan perubahan yang kadang-
kadang terjadi atau perubahan permanen dalam item-item biaya overhead. Perubahan ini mencakup
peningkatan biaya hidup dalam tarif upals per jam pekerja, perubahan pajak properti dan premi
asuransi yang berkaitan dengan aset pabrik, dan perubahan dalam tarif listrik, harga bahan baku
tidak langsung serta perlengkapan, Sementara, contoh dari perbedaan antara overhead aktual dan
yang dianggarkan, yang diperkirakan akan saling meniadakan nantinya, pertimbangkan anggaran
bulanan biaya overhead di suatu perusahaan yang melakukan pemeliharaan mesin setiap kuartal.
Jika program pemeliharaan yang pertama dijadwalkan di akhir bulan Maret, maka biaya
pemeliharaan yang dianggarkan yang merupakan bagian dari overhead pabrik-akan tinggi di bulan
Maret, dan lebih rendah di bulan April.
Sekarang asumsikan bahwa karena diterimanya pesanan kilat dalam jumlah besar di bulan
Maret, program pemeliharaan ditunda satu minggu, sehingga jatuh di minggu pertama bulan April.
Biaya overhead aktual untuk kuartal pertama akan lebih rendah secara signifikan dan yang
dianggarkan. Oleh karena perubahan ini hanyalah karena perbedaan waktu dan bukan jumlah,
perbedaan ini akan ditiadakan di kuartal kedua dengan biaya pemeliharaan aktual yang tinggi di
minggu pertama bulan April.
Setelah ayat jurnal sebelumnya dicatat, akun pengendali overhead untuk DeWitt Products
akan tampak sebagai berikut:

17
Biaya overhead pabrik biasanya dibebankan ke akun Barang dalam Proses, tetapi dalam
lingkungan just-in-time, biaya overhead pabrik dapat dibebankan langsung ke akun Harga Pokok
Penjualan. Ayat jurnal akhir periode kemudian dibuat, untuk menyesuaikan akun persediaan
dengan porsi overhead pabrik dan biaya produksi lainnya dari unit-unit yang masih ada di
persediaan. Ayat jurnal lawannya dibuat ke akun Harga Pokok Penjualan, menggunakan
perhitungan biaya backflush sebagaimana dibahas di Bab 10.

Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah


Debit di akun pengendali overhead mencerminkan biaya overhead pabrik aktual yang
terjadi selama periode tersebut, sementara kreditnya mencerminkan jumlah yang dibebankan.
Mungkin juga terdapat penyesuaian kredit (misalnya untuk retur perlengkapan ke gudang) yang
mengurangi total biaya overhead pabrik aktual. Oleh karena jumlah debit jarang sama dengan
jumlah kredit, maka biasanya tendapat saldo debit atau kredit di akun tersebut. Saldo debit
mengindikasikan bahwa overhead pabrik telah dibebankan terlalu rendah (underapplied) sedangkan
saldo kredit mengindikasikan bahwa overhead pabrik telah dibebankan terlalu tinggi (overapplied).
Saldo pembebanan terlalu tinggi atau terlalu rendah ini merupakan sumber bagi banyak informasi
yang diperlukan oleh manajemen untuk mengendalikan dan menilai efisiensi operasi serta
penggunaan kapasitas yang tersedia, din untuk menghitung tarif overhead pabrik yang telah
ditentukan sebelumnya bagi periode-periode benkutnya.

Disposisi Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah


Disposisi dari overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah biasanya
cukup sederhana. Di akhir periode akuntansi, jumlah tersebut dapat diperlakukan sebagai biaya
periodik atau dialokasikan ke persediaan dan harga pokok penjualan.

Jika jumlah overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah tidak
signifikan, maka jumlah tersebut sebaiknya ditutup langsung ke Ikhtisar Laba Rugi atau ke Harga
Pokok Penjualan sebagai biaya periodik. Tidak signifikan dalam hal ini mengacu pada jumlah yang
sangat kecil sehingga dampaknya ke laba apabila dibebankan seluruhnya, dibandingkan dengan
mengalokasikan sebagian ke persediaan, adalah tidak material. Tidak material dalam hal ini berarti
sangat kecil sehingga selisihnya diperkirakan tidak akan memengaruhi keputusan pembaca laporan
keuangan Dalam kasus tersebut, ayat jumal untuk mengalokasikan overhead yang dibebankan
terlalu rendah di buku DeWitt Products adalah :

Ikhtisar Laba Rugi 8.500


Pengendali Overhead Pabrik 8.500
atau
Harga Pokok Penjualan 8.500
Pengendali Overhead Pabrik 8.500

18
Dalam ayat jurnal kedua, jumlah sebesar $8.500 menjadi bagian dari saldo akun harga
pokok penjualan, yang kemudian akan ditutup ke akun ikhtisar laba rugi. Dalam kondisi mana pun
jumlah overhead yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat dilaporkan sebagai
penyesuaian di laporan laba rugi sebagaimana ditunjukkan di Tampilan 12-3. Alternatif lain,
overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat dilaporkan sebagai penyesuaian
dalam laporan harga pokok produksi. Laporan ini dan laporan laba rugi

Kemudian akan terlihat seperti yang ditunjukkan di Tampilan diatas,


Perlakuan atas penyesuaian dapat didasarkan pada tanggung jawab manajemen atas overhead
pabrik dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Jika jumlah tersebut merupakan tanggung
jawab dari manajer produksi, maka jumlah itu dilaporkan dalam laporan harga pokok produksi.
Tetapi jika jumlah tersebut merupakan tanggung jawab dan manajer umum, maka jumlah itu
dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagaimana diilustrasikan sebelumnya.
Untuk mengilustrasikan alokasi dari overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi atau terlalu
rendah ke persediaan dan harga pokok penjualan, asumsikan Spander Company di tahun-tahun
sebelumnya telah memperlakukan overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah
sebagai penyesuaian terhadap laba atau beban. Di akhir tahun berjalan perusahaan memiliki saldo
overhead pabrik dibebankan terlalu rendah sebesar $4.000, dan saldo persediaan serta harga pokok
penjualan adalah sebagai berikut :

19
Tujuan dari alokasi overhead pabrik dibebankan terlalu rendah adalah untuk merevis semua
jumlah overhead pabrik yang telah dibebankan selama tahun itu. Revisi ini dilakukan dengan cara
menyesuaikan ketiga akun yang ditunjukkan, karena seluruh jumlah overhead pabrik dibebankan
terdapat di saldo akhir tahun dari ketiga akun tersebut. Akun persediaan bahan baku tidak
dilibatkan, karena tidak memiliki overhead pabrik dibebankan. (Ilustrasi ini juga mengasumsikan
bahwa saldo awal dari Barang dalam Proses dan Barang Jadi terlalu ked dibandingkan dengan
Harga Pokok Penjualan. Apabila persediaan awal signifikan, disposisi yang sesuai untuk overhead
pabrik dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah paralel dengan alokasi varians biaya standar
untuk overhead pabrik, yang dibahas di Bab 19.
Overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah biasanya dialokasikan ke ketiga akun
sesuai dengan proporsi saldonya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Overhead pabrik dibebankan terlalu rendah sebesar 34.000 kemudian dialokasikan ke ketiga akun
berdasarkan ketiga persentase hasil perhitungan. Ayat jurnal untuk mengalokasikan overhead

20
pabrik dibebankan terlalu rendah dari Spander Company adalah sebagai berikut :

Barang dalam Proses (10% dari 54.000)) 400


Barang Jadi (18% dari $4,000) 720
Harga Pokok Penjualan (72% dari 54.000) 2.880
Pengendali Overhead Pabrik 4.000

Jika overhead pabrik telah dibebankan terlalu tinggi, kedua persediaan dan Harga Pokok Penjualan
akan dikredit dan Pengendali Overhead Pabrik akan didebit.

Sering kali persediaan barang dalam proses sebagian besar terdiri atas biaya bahan baku dan
relatif sedikit overhead, sehingga pendekatan yang diilustrasikan tadi mengalokasikan terlalu
banyak penyesuaian overhead ke Barang dalam Proses. Oleh karena hanya komponen overhead
dari ketiga akun yang perlu dinyatakan kembali, alokasi sebaiknya proporsional terhadap jumlah
overhead dibebankan yang ada di ketiga akun tersebut. Menggunakan pendekatan ini, perhitungan
dan ayat jurnal untuk mengalokasikan overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi adalah sebagai
berikut :

Dalam kedua metode tersebut di atas, persediaan dilaporkan pada neraca dengan nilai yang
telah disesuaikan, dan Harga Pokok Penjualan disesuaikan baik dalam Laporan Harga Pokok
Penjualan, maupun dalam Laporan Laba Rugi, sebagaimana telah dülustrasikan sebelumnya. Di
awal tahun berikutnya, porsi dari ayat jurnal yang melibatkan persediaan dibalik.

Peraturan pajak penghasilan mengharuskan agar persediaan memasukkan bagian yang


dialokasikan dari varians overhead tahunan yang signifikan. Jika jumlah yang terlibat tidak
signifikan dalam hubungannya dengan total overhead aktual, alokasi tidak diperlukan kecuali bila
alokasi seperti itu dibuat untuk keperluan penyusunan laporan keuangan. Selain itu, wajib pajak
harus memperlakukan baik overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah
secara konsisten.

21
2.10 Mengubah Tarif Biaya Overhead
Tarif overhead biasanya ditinjau kembali secara periodik. Perubahan dalam metode
produksi dari tarif overhead diperlukan paling tidak setahun sekali. Batasan yang digunakan oleh
suatu perusahaan dalam merevisi tarif overhead bergantung pada frekuensi perubahan, pada faktor-
harga, efisiensi, dan ramalan penjualan membuat tinjauan kembali dan revisi yang memungkinkan
faktor yang memengaruhi tarif overhead, dan pada kebutuhan serta keinginan manajemen akan data
biaya terkini.
Suatu tarif overhead dapat saja tidak benar karena penilaian yang salah atas estimasi
overhead atau aktivitas yang diantisipasi. Angka overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi
atau terlalu rendah tidak perlu berarti bahwa tarif overhead salah. Ketika tarif overhead didasarkan
pada kondisi aktual yang diperkirakan, variasi musiman dapat menghasilkan jumlah interim yang
besar dari overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah, yang akan kembali
normal dalam periode pelaporan satu tahun penuh.

22
BAB III
Kesimpulan
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik dapat digolongkan menurut sifatnya, perubahan volume dan
kaitan dengan departemen. dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
Biaya-biaya produksi yang tidak dapat dikategorikan ke dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung atau yang wujud riilnya adalah biaya bahan baku tudak langsung dann biaya tenaga
kerja tidak langsung serta biaya pabrik lainnya dikelompokan tersendiri yang disebut biaya
overhead pabrik. Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya
dan ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih
mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga dengan
demikian akan memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu.
Dengan digunakannya tarif-tarif BOP yang berbeda-beda untuk tiap departemen, maka pesanan
atau produk yang melewati suatu departemen produksi akan dibebani dengan BOP. Sesuai dengan
departemen bersangkutan.

23
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Athallah, Gattar Fath. (2021). Memahami Seluk-beluk Biaya Overhead Pabrik. Diakses pada
tanggal 04 November 2022 dari https://mekari.com/blog/memahami-biaya-overhead-
pabrik/Carter, W. K. (2017). Akuntansi Biaya (Cost Accounting). Jakarta: Salemba Empat.Jihan.
(2021). Biaya Overhead Pabrik: Pengertian dan Contohnya. Diakses pada tanggal 04 November
2022 dari https://zahiraccounting.com/id/blog/biaya-overhead-pabrik/#faktor-memilih-dasar-
pembebanan-bopSudibyo Sukemi Kamto. (2022). Sifat Akuntansi Anggaran BOP. Diakses
pada.stekom.ac.id/informasi/baca/SifatAkuntansiAnggaranBOP/519c37575e05a18b307b418a3cd
8539a35c79ff2#:~:text=Sifat%20Biaya%20Overhead%20Pabrik%20%3A%201,kendaraan%2C
%20gaji%20pegawai%20bagian%20produkhttps://repository.unikom.ac.id/61389/1/Pertemuan%
207%20AKBI.ppt.

24

Anda mungkin juga menyukai