NIM : 11210820000025
Kelas : 4C Akuntansi
Latihan 1.1
Jelaskan akun akun aktiva dan pasiva di Lembaga keuangan syariah seperti Perbankan syariah.
Jawab :
1. Kelompok Aktiva
Kelompok ini dipergunakan salah satunya untuk mencatat pengelolaan dana yang dilakukan
oleh Lembaga Keuangan Syariah, baik yang dilakukan dengan prinsip jual beli, prinsip ujroh
maupun prinsip bagi hasil, dimana masing-masing prinsip memiliki karakteristik akun
sendiri-sendiri.
a. Akun untuk Prinsip Jual Beli
Jika Lembaga Keuangan Syariah menyalurkan dana dengan prinsip jual beli, yang
meliputi murabahah, salam dan istishna’, maka akun yang dipergunakan adalah
“Piutang”. Oleh karena itu dalam penyajian Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Lembaga
Keuangan Syariah terdapat akun piutang murabahah, piutang salam dan piutang istishna’.
Jika seseorang melakukan jual beli dan pembayarannya dilakukan dengan tanggung maka
pada penjual timbul akun “piutang”. Sedangkan pada pihak terkait (pembeli) akun yang
dipergunakan adalah “hutang” sehingga dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
pembeli timbul akun hutang murabahah, hutang salam dan hutang istishna’. Dalam
perbankan syariah akun piutang merupakan salah satu aktiva produktif.
b. Akun untuk Prinsip Ujroh
Kelompok lain dari penyaluran dana yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syariah
adalah prinsip ujroh (upah) yang meliputi Ijarah, Ijarah Muntahia Bittamllik (IMBT),
Sewa Berlanjut dan sejenisnya. Akun yang dipergunakan dalam transaksi Ijarah ini adalah
“Aktiva Ijarah”. Aktiva Ijarah bukan merupakan aktiva tetap tetapi merupakan aktiva
produktif yaitu aktiva yang diharapkan menghasilkan. Jika dalam akuntansi leasing,
pencatatan aset yang disewakan dilakukan oleh lessee, tetapi dalam transaksi Ijarah
pencatatan aset atau obyek sewa yang disewakan tetap dilakukan pada lessor. Oleh karena
aktiva tersebut dicatat pada lessor maka lessor juga melakukan penyusutan dan
pemeliharaan dari aktiva tersebut.
c. Akun untuk Prinsip Bagi Hasil
Prinsip lain yang dilakukan dalam penyaluran dana yang dilakukan oleh Lembaga
Keuangan Syariah adalah “prinsip bagi hasil” yang terdiri dari Mudharabah dan
Musyarakah. Akun yang dipergunakan dalam prinsip bagi hasil oleh pemilik dana adalah
“Investasi” (dalam PSAK 59 disebut pembiayaan). Dalam transaksi ini dapat dilakukan
secara bertahap oleh karena itu dipihak lain prinsip bagi hasil ini memiliki akun pada
Kewajiban Komitmen. Sedangkan akun yang dipergunakan pada akuntansi pengelolaan
dana adalah “Dana Syirkah Temporer” yang akan dibahas lebih lanjut pada butir
berikutnya.
2. Kelompok Pasiva
Kelompok ini dipergunakan untuk mencatat sumber dana yang diterima oleh Lembaga
Keuangan Syariah, baik dalam bentuk prinsip wadiah maupun dalam bentuk prinsip
mudharabah.
a. Akun untuk Prinsip Wadiah (sumber dana)
Salah satu prinsip yang dipergunakan dalam penghimpunan dana (sumber dana) yang
dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syariah dalah “prinsip wadiah”. Tanpa membedakan
produk jika prinsipnya adalah wadiah maka akun yang dipergunakan adalah “Titipan”
pada unsur “Kewajiban”. Sebagai unsur kewajiban karena prinsip wadiah yang
dilaksanakan oleh Lembaga Keuangan Syariah adalah “wadiah yad dhamanah’” yaitu
penerima titipan atas seijin penitip diperkenankan mengambil manfaat barang yang
dititipkan, tetapi penerima titipan harus menjamin (dhaman) dikembalikan barang
tersebut apabila sewaktu-waktu penitip memintanya kembali.
b. Akun untuk prinsip mudharabah (sumber dana)
Prinsip lain yang dipergunakan dalam penghimpunan dana yang dilaksakan Lembaga
Keuangan Syariah adalah “Mudharabah Mutlaqah”. Tanpa memperhatikan produknya
jika prinsip yang dilaksanakan adalah Mudharabah Mutlaqah maka akun yang
dipergunakan dikelompokkan pada “Dana Syirkah Temporer” (dalam PSAK 59 diberi
istilah Investasi Tidak Terikat). Dalam Penyajiannya Dana Syirkah Temporer disajikan
antara kewajiban dan equity (tidak diperkenankan dikelompokkan sebagai kewajiban atau
equity). Jadi dalam Laporan Posisi Keuangan Syariah (Neraca Syariah) pada posisi pasiva
terdapat unsur atau kelompok baru yang disebut dengan Dana Syirkah Temporer.
Harus dibuat kelompok baru (tidak sebagai kewajiban atau equity) karena dalam prinsip
mudharabah terdapat ketentuan yang menyatakan “jika dalam pengelolaan dana
mudharabah terdapat kerugian dan bukan kesalahan pengelola, maka kerugian ditanggung
oleh pemilik dana” dengan kata lain bahwa modal mudharabah tidak ada jaminan untuk
dikembalikan seratus persen oleh pengelola karena ada kemungkinan terjadi kerugian
yang bukan kelalaian pengelola akan ditanggung oleh pemilik dana.
Jika Lembaga Keuangan Syariah memperoleh sumber dana mudharabah mutlaqah,
kemudian dalam pengelolaan dana tersebut LKS sudah jujur, transparan, amanah tidak
melanggar ketentuan syariah, tidak melanggar ketentuan regulator dan sebagainya tetapi
rugi, maka kerugian tersebut secara prinsip ditanggung oleh pemilik modal mudharabah.
Di Indonesia hal ini tidak terjadi karena di Indonesia, prinsip pembagian hasil usaha yang
dilaksanakan oleh LKS mempergunakan prinsip “revenue sharing”, yang dibagi adalah
revenue dimana dalam teori tidak mengalami negatif atau kerugian. Hal terburuk yang
terjadi adalah tidak diterima revenue sama sekali,
jika hal ini terjadi maka LKS tersebut dalam posisi tidak untung dan tidak rugi (pada titik
impas) sehingga modal mudharabah tetap dikembalikan seluruhnya kepada pemilik dana.
Jika prinsip pembagian hasil usaha LKS mempergunakan revenue sharing, pemilik modal
mudharabah baru menanggung kerugian jika LKS tersebut dilikuidasi dan total aset lebih
kecil dari kewajibannya.
Oleh karena itu tahapan pembayaran kewajiban dalam likuidasi LKS adalah
1) kewajiban
2) dana syirkah temporer dan terakhir
3) modal.
Dari hal tersebut di atas dapat dilihat bahwa dalam bidang akuntansi, adanya akuntansi
syariah, merupakan kemajuan yang luar biasa, apabila selama ini pada akuntansi secara
umum mempunyai persamaan yang sudah baku, maka dengan adanya akuntansi Bank
Syariah, persamaan akuntansi tersebut terpaksa harus mengalami perubahan yang
mendasar, yang mana persamaan tersebut belum dapat diperoleh pada literatur akuntansi
umum.
Latihan 1.2
Dian Pelangi adalah pengusaha Wanita di bidang fashion. Yang memulai karir, pada awal Mei 2009
di fashion show di Melbroune, Australia. Label Dian Pelangi yang baru, yaitu Dian Pelangi Prive,
Dian Pelangi Krama, Dian Pelangi Nom, dan Dian Pelangi Men. Transaksi transaksi yang terjadi
selama bulan januari 2009 adalah sebagai berikut:
a. Dian Pelangi menginvestasikan uang sejumlah Rp. 100.000.000,- sebagai modal awal
usahanya.
b. Dian menyewa ruko dengan nilai kontrak Rp.25.000.000,- selama dua tahun.
c. Agar usahanya lebih di ketahui oleh masyarakat, dian membayar biaya iklan senilai
Rp.1.000.000,-
d. Dian membeli bahan baku untuk membuat pakaian pengantin Muslimah seharga
Rp.12.000.000,- secara tunai.
e. Bahan baku tersebut didesain dan di sewakan kepada penganten dengan nilai sewa sebesar
Rp. 5.000.000,-, akan tetapi uang belum diterima.
f. Pengantin mengembalikan baju sewa dan menyelesaikan pembayaran.
g. Baju yang di sewakan telah di kembalikan dan di cuci di laundry dengan biaya laundy sebesar
Rp.200.000,-
h. Dian membayar sedekah untuk bulan januari sebesar Rp.100.000
i. Dian mengambil uang usahanya untuk kepentingan pribadinya sebesar Rp.500.000.
Intruksi
Buatlah Jurnal dan neraca saldo bulan berjalan
Jawab :
Dian Pelangi
Jurnal
No
Deskripsi Debit Kredit
.
a. Kas Rp100.000.000
Modal Saham-Biasa Rp100.000.000
b. Sewa dibayar dimuka Rp25.000.000
Kas Rp25.000.000
c. Beban Iklan Rp1.000.000
Kas Rp1.000.000
d. Aset Ijarah Rp12.000.000
Kas Rp12.000.000
e. Piutang Sewa Rp5.000.000
Pendapatan Sewa Rp5.000.000
f. Kas Rp5.000.000
Piutang Sewa Rp5.000.000
g. Biaya Perbaikan Rp200.000
Kas Rp200.000
h. Dana Sedekah Rp100.000
Kas Rp100.000
i. Prive Rp500.000
Kas Rp500.000
Total Rp148.800.000 Rp148.800.000
Dian Pelangi
Neraca Saldo
Deskripsi Debit Kredit
Kas Rp66.200.000
Piutang Sewa -
Aset Ijarah Rp12.000.000
Sewa Dibayar dimuka Rp25.000.000
Modal Saham Rp100.000.000
Prive Rp500.000
Pendapatan Sewa Rp5.000.000
Beban Iklan Rp1.000.000
Beban Perbaikan Rp200.000
Dana Sedekah Rp100.000
Total Rp105.000.000 Rp105.000.000
Latihan 1.3
Elang Gumilang mendirikan perusahaan properti pada awal 2014 dengan nama Elang Group.
Kegiatan utama perusahaan ini adalah memberikan jasa konsultasi pembangunan rumah dan
penjualan property. Berikut adalah transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Februari 2014.
a. Mengawali usahanya Tuan Elang menginvestasikan modalnya yang terdiri dari Kas
Rp.300.000.000, Mobil senilai Rp. 200.000.000 dan peralatan kantor Rp.50.000.000.
b. Membeli computer dan printer Rp.7.000.000,-
c. Memberikan jasa konsultasi design rumah untuk klien yang akan di bayarkan setelah rumah
selesai, dengan nilai pembayaran Rp.85.000.000,-
d. Membayar listrik dan air sebesar Rp.1.200.000,-
e. Membayar gaji karyawan masing masingnya @ Rp.3.500.000,- sebanyak 4 orang.
f. Menerima pembayaran atas jasa konsultasi design perumahan.
g. Membayar infak untuk masjid Rp.100.000
h. Membayar Sedekah Rp.200.000
i. Membayar zakat atas penghasilan 2.5 % dari pendapatan
Jawab:
Elang Gumilang
Jurnal
No
. Deskripsi Debit Credit
a. Kas Rp300.000.000
Mobil Rp200.000.000
Peralatan Kantor Rp50.000.000
Penanaman Modal Rp550.000.000
b. Komputer dan Printer-Peralatan Rp7.000.000
Kas Rp7.000.000
c. Piutang Sewa Rp85.000.000
Pendapatan Rp85.000.000
d. Beban Listrik dan Air Rp1.200.000
Kas Rp1.200.000
e. Beban Gaji (Rp.3.500.000 x 4) Rp14.000.000
Kas Rp14.000.000
f. Kas Rp85.000.000
Piutang Usaha Rp85.000.000
g. Dana Infak Rp100.000
Kas Rp100.000
h. Dana Sedekah Rp200.000
Kas Rp200.000
i. Dana zakat (Rp85.000.000 x 2,5%) Rp2.125.000
Kas Rp2.125.000
Total Rp744.625.000 Rp744.625.000
Elang Gumilang
Neraca Saldo
Deskripsi Debit Kredit
Kas Rp360.375.000
Piutang Sewa -
Mobil Rp200.000.000
Peralatan Kantor Rp57.000.000
Penanaman Modal Rp550.000.000
Pendapatan Sewa Rp85.000.000
Beban Listrik Rp1.200.000
Beban Gaji Rp14.000.000
Dana Infak Rp100.000
Dana Sedekah Rp200.000
Dana Zakat Rp2.125.000
Total Rp635.000.000 Rp635.000.000
Latihan 1.4
Pada awal bulan Januari 2020, dr.Haniya mendirikan klinik dengan pengusaha Bernama Ibn Dzaki
dengan nama Klinik sehat. Kesepakatannya adalah dr.Haniya sebagai tenaga ahli dan pengelola
kemudian Ibn Dzaki sebagai pemodal. TRansaksi transaksi selama bulan januari adalah.
Intruksi:
Jawab :
Klinik sehat
Jurnal
No
. Deskripsi Debit Credit
a. Kas Rp500.000.000
Dana Syirkah Temporer Rp500.000.000
b. Sewa Gedung Dibayar Dimuka Rp30.000.000
Kas Rp30.000.000
c. Beban Sewa Rp300.000.000
Utang Sewa Rp300.000.000
d. Peralatan Rp15.000.000
Kas Rp15.000.000
e Perlengkapan Rp5.000.000
Kas Rp5.000.000
f. Beban Pembuatan Kop Rp750.000
Kas Rp750.000
g. Kas Rp1.000.000
Pendapatan Jasa Rp1.000.000
h. Beban Gaji Rp8.500.000
Kas Rp8.500.000
i. Kas Rp10.000.000
Pendapatan Jasa Rp10.000.000
J. Beban Listrik Rp500.000
Kas Rp500.000
k. Dana Infak Rp200.000
Kas Rp200.000
l. Dana Sadaqah Rp500.000
Kas Rp500.000
m. Beban Pajak Karyawan Rp150.000
Utang Pajak Karyawan Rp150.000
Utang Pajak Karyawan Rp150.000
Kas Rp150.000
n. Beban Perlengkapan Rp4.000.000
Perlengkapan Rp4.000.000
Total Rp875.750.000 Rp875.750.000
Klinik sehat
Neraca Saldo
Deskripsi Debit Kredit
Kas Rp450.400.000
Perlengkapan Rp1.000.000
Sewa dibayar Dimuka Rp30.000.000
Peralatan Kantor Rp15.000.000
Dana Syirkah Temporer Rp500.000.000
Utang Sewa Rp300.000.000
Utang Pajak -
Pendapatan Jasa Rp11.000.000
Beban pajak Rp150.000
Beban Gaji Rp8.500.000
Beban Listrik Rp500.000
Beban Sewa Rp300.000.000
Beban Pembuatan Kop Rp750.000
Beban Perlengkapan Rp4.000.000
Dana Infak Rp200.000
Dana Sadaqah Rp500.000
Total Rp811.000.000 Rp811.000.000