Anda di halaman 1dari 18

BIAYA DALAM ISLAM

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Ekonomi Mikro Islam”

Dosen Pengampu:
Patimatu Jahra, S.Ag, M.Si

Disusun oleh:

KELOMPOK 5

Luthfia Rofilasari : 220105020022


Khairunnida : 220105020031
Fikriatul Hasanah : 220105020033
Siti Norsalina : 220105020032

PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
1

2023/2024

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keadilan ekonomi dan sosial yaitu salah satu karakteristik yang
idealis bagi umat Islam, yang harus diterapkan dalam cara hidupnya dan
bukan sebagai suatu fenomena.
Di antara semua ajaran Islam yang terpenting adalah untuk
mewujudkan keadilan dan meniadakan pemanfaatan ataupun eksploitasi
dalam transaksi bisnis yang diperoleh atas sumber daya yang ada yang
digunakan untuk melakukan perbaikan secara tidak adil, Al-Qur’an
memerintahkan umat Islam tidak untuk menginginkan barang milik
orang lain secara Bil Batil atau secara tidak benar.
Dalam literatur konvensional, teori produksi ditujukan
menggunakan masukan untuk produksi dan menjual keluaran atau
produk. Memaksimalkan keuntungan atau efisiensi produksi tidak akan
terlepas dari dua hal; yakni struktur biaya produksi dan revenue yang
didapat. Sehingga untuk memberikan pemahaman uang lebih dan dapat
juga untuk membedakan konsep syariah dan implikasinya dalam teori
produksi, maka dalam makalah ini juga akan di bahas tentang dampak
pemberlakuan struktur biaya atau revenue.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana Analisis Biaya Dalam Islam?
B. Bagaimana Konsep Biaya Dalam Islam?
C. Bagaimana Me-Minimalisasi Biaya Untuk Produksi Dalam Jumlah
Yang Sama?

D. Bagaimana Me-Minimalisasi Biaya Untuk Produksi Dalam Jumlah


Yang Sama?
2

E. Bagaimana Metode Penentuan Pola Perilaku Biaya?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Biaya Dalam Islam


Perbedaan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional ialah pada
filosofi ekonomi yang telah dipercayai dan bukan pada ilmu ekonominya.
Filosofi pada ekonomi memberikan pemikiran dengan nilai-nilai serta
batasan-batasan syariah, sementara itu ilmu ekonomi mengandung analisis
ekonomi yang dapat untuk digunakan. Oleh sebab itu, faktor produksi dalam
ekonomi Islam tidak berbeda dengan faktor produksi ekonomi
konvensional. 1

1. Fungsi Biaya

Pengertian biaya dalam ilmu ekonomi yaitu komitmen untuk


menghasilkan sesuatu, baik itu dalam wujud uang maupun tidak.2 Uraian
biaya berhubungan antara biaya dengan kegiatan produksi. Dapat diartikan
bahwasanya biaya produksi ialah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi serta bahan yang akan
digunakan untuk menghasilkan barang-barang yang diproduksi oleh
produsen.

Faktor produksi adalah biaya yang dinilai dengan uang sehingga total
dari biaya menggambarkan jumlah faktor produksi yang dikorbankan. Teori
biaya menggunakan dua asumsi, yaitu:3

a) Perusahaan yang bergerak pada pasar persaingan sempurna. Harga output


ditentukan oleh pasar

1
Muhammad, Ekonomi Mikro Islam, (Yogyakarta: BPFE, 2016). hal. 262
2
M Umar Burhan, Konsep Dasar Teori Ekonomi Mikro, (Malang: Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, 2006). hal. 167
3
Masyhuri, Ekonomi Mikro, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), hal. 173.
3

b) Faktor produksi yang digunakan yaitu barang dan modal tenaga kerja.
Pada jangka pendek tenaga kerja yang mempunyai sifat variabel.

Pada analisis biaya produksi dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Biaya Jangka Pendek

Biaya jangka pendek adalah periode di mana produsen tidak bisa


mengubah kuantitas input yang digunakan, bisa termasuk dalam ukuran hari,
minggu, bulan dan sebagainya. 4 Pada biaya jangka pendek terdiri dari:

1) Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/TFC)

Biaya tetap total adalah biaya yang jumlahnya tidak bergantung pada
besar atau kecilnya kuantitas produksi yang dikeluarkan, apabila
produsen dalam waktu sementara produksi yang dihentikan maka biaya
ini tetap harus dibayar dalam jumlah yang sama. 5

2) Biaya Variabel Total (Total Variable Cost / TVC)

Biaya variabel total adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah


sebanding dengan perubahan kuantitas produk yang telah dihasilkan,
semakin besar kauntitas produksi maka akan besar pula produk yang
akan dihasilkan. 6

3) Biaya Total (Total Cost / TC)

Biaya total adalah biaya yang jumlahnya tetap total dan biaya variabel
total.

4) Biaya Marginal (Marginal Cost / MC)

4
Suryawati, Teori Ekonomi Mikro, (Yogyakarta: AMP YKPN. t.t), hal. 83.
5
Masyhuri, Ekonomi Mikro, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), hal. 173.
6
Masyhuri, Ekonomi Mikro, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), hal. 175.
4

Biaya marginal adalah biaya yang seberapa besar perubahan biaya total
yang dikeluarkan oleh perusahaan. Apabila jumlah output yang akan
diproduksi berubah satu unit.7

5) Biaya Tetap Rata-rata (Averange Fixed Cost / AFC)

Biaya tetap rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh


setiap unit output.

6) Biaya Variabel Rata-rata (Averenge Variable Cost / AVC)

Biaya variabel rata-rata adalah biaya yang diproduksi untuk


diperhitungkan untuk setiap unit output.

7) Biaya Rata-rata (Averenge Cost / AC)

Biaya rata-rata adalah biaya yang diproduksi untuk diperhitungkan


kepada setiap unit output.

b. Biaya Jangka Panjang

Pada biaya jangka panjang produsen diharuskan untuk mengubah


semua jumlah input yang digunakan sehingga tidak ada input tetap. 8
Produsen juga dapat menambah semua faktor produksi yang telah
digunakannya. Maka dari itu tidak ada perbedaan antara biaya tetap dan
biaya variabel. Sehingga produsen dapat memilih kombinasi input yang
paling efisien untuk memperoleh biaya terendah.

Untuk memproduksi produk tertentu dibutuhkan Biaya Tetap (FC)


dan juga Biaya Total (TC). Produk yang sudah dihasilkan akan dijual
untuk mendapatkan penerimaan, dari situ akan ditemukan total

7
Sri Adiningsih dan Y.B Kadarusman, Teori Ekonomi Mikro, (Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta, 2008), hal. 41.
8
Suryawati, Teori Ekonomi Mikro, (Yogyakarta: AMP YKPN. t.t), hal. 89.
5

penerimaan penjualan produk atau yang biasa disebut dengan Total


Revenue (TR).

2. Dampak Sistem Bunga vs Bagi Hasil Dalam Analisis Biaya

Karakteristik sistem bunga pada analisis biaya produksi ialah biaya


bunga yang harus di bayarkan oleh produsen yang bersifat tetap. Maka dari itu
biaya bunga akan menjadi bagian dari fixed cost, maksudnya berapapun jumlah
output yang diproduksi bunga harus di bayar. Konsekuensi yang lebih lanjut,
keberadaan biaya bunga akan meningkatkan total biaya.9

Contohnya adalah seorang pedagang yang sedang meminjam uang di


Bank sebesar 45 juta dengan bunga berjumlah 1% dan harus dibayarkan dalam
periode 1 tahun. Biaya bunga yang bersifat tetap tersebut adalah Rp. 450.000,00
maka biaya tersebut akan menjadi bagian dari fixed cost, yaitu sebesar Rp.
4.200,00 per bulan.

Analisis Biaya Produksi Dengan Sistem Bunga

Apabila pada sistem bunga total cost mengalami perubahan, lain halnya
dengan sistem bagi hasil. Pada sistem bagi hasil akan mempengaruhi total
revenue (TR). Contohnya ketika seorang petani bekerja sama dengan
kesepakatan nisbah adalah 60:40, yang satu sebagai shahibul mal dan petani
tersebut sebagai mudharib. Kemudian harga 1kg beras seharga Rp. 10.000,00

9
Gregory Mankiw, N., dkk. 2013. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta : Saelmba Empat. Hal. 78
6

pendapatan yang diterima oleh pemodal 6000,00 sedangkan petani menerima


sebesar 4000,00 apabila terjual 2kg maka akan bernilai Rp. 8.000,00.

Perbandingan Analisis Biaya Produksi

Antara Sistem Bunga Dengan Revenue Sharing

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwasanya dalam sistem bagi hasil itu
akan memutar kurva total penerimaan dari TR menjadi TRrs. BEP adalah titik
impas, yaitu ketika kurva TR berpotongan dengan kurva TC atau dengan kata
lain BEP terjadi ketika TR=TC

3. Revenue Sharing Vs Profit Sharing

Pada akad Islam dikenal dengan istilah akad mudharabah, yaitu akad
yang antara pemodal dengan seorang pelaksana. Sebelum terjadinya akad
akan dibuat kesepakatan nisbah yang akan diterima oleh pemodal dengan
pelaksana tersebut. Jika akan terjadi kerugian, penanggung modal tersebut
7

akan menanggung sesuai modalnya, kecuali kerugian tersebut disebabkan


oleh kelalaian dari pelaksana.

Sementara itu, mereka juga membuat sebuah kesepakatan tentang biaya.


Apabila biaya yang disepakati adalah biaya yang ditanggung oleh pelaksana,
maka yang akan dilakukan adalah bagi penerimaan (revenue sharing). Dan
juga apabila biaya yang disepakati adalah biaya yang ditanggung oleh
pemodal, maka yang akan dilakukan ialah bagi untung (profit sharing).

Perbandingan Analisis BEP Antara Sistem Bunga Dengan

Profit Sharing dan Revenue Sharing

Pada Akad Mudharabah, pergeseran kurva TR menggambarkan


perbedaan antara sistem Revenue Sharing dengan sistem Profit Sharing.
Di dalam sistem profit sharing, ketika rugi kurva TR digambarkan
dengan mulut buaya ke bawah. Sedangkan ketika untung maka akan
digambarkan dengan mulut buaya ke atas. Sementara itu pada sistem
revenue sharing, kurva TR akan berputar mendekati garis horizontal.

B. Konsep Biaya Dalam Islam


8

Salah satu perintah dalam ajaran agama Islam adalah perintah


untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia, akan tetapi dalam
memanfaatkan sumber daya hendaknya mementingkan prinsip keadilan
dan menghindari yang namanya eksploitasi sumber daya yang ada.
Produksi ialah salah satu upaya dalam memanfaatkan sumber daya yang
tersedia. Seorang produsen ketika akan melakukan kegiatan produksi
akan berusaha untuk mencari keuntungan dengan berusaha mengurangi
biaya yang telah dikeluarkan.

Biaya dalam Islam hubungannya dengan proses produksi adalah


biaya-biaya yang dikorbankan oleh perusahaan untuk menghasilkan
suatu produk, termasuk di dalamnya adalah biaya untuk membeli suatu
bahan baku dari produk, biaya gaji karyawan dan lain sebagainya. Akan
tetapi cara membedakan biaya secara islami dengan biaya produksi pada
umumnya ialah konsep halal dan haram di dalam biaya itu sendiri. Pada
akuntansi manajemen syariah lebih mengutamakan tentang sumber
pembiayaan, karena dalam memproduksi barang atau jasa dalam Islam
yaitu qath’i atau jelas, jelas dalam artian jelas memproduksi barang halal
dan jelas asal biaya yang digunakan pada kegiatan produksi tersebut. 10

Pengeluaran dalam konsep akuntansi syariah menyatakan


bahwasanya tidak semua pengeluaran bisa diakui sebagai biaya.
Konsepnya adalah biaya yang tidak dapat diakui dalam Islam yaitu biaya
yang tidak sesuai syariat, biaya tersebut antara lain ialah sebagai berikut:

1. Pembelian barang haram

Pembelian barang haram adalah sebuah transaksi yang tidak


sesuai syariat Islam harus di hindari karena semua aktivitas usaha dalam
Islam itu dinilai halal dan haramnya.

2. Biaya suap

10
Ni’ma Khoirunnisa dan Siti Achiria, Model Perhitungan Biaya Produksi Islami
Menggunakan Metode Varuabel Costing, Volume 9 Nomor 1, Juni 2019, hal. 9-19
9

Biaya suap (risywah) tidak diakui sebagai biaya dikarenakan


dalam Islam jelas diharamkan dan Rasulullah akan melaknat orang yang
menerima atau memberikan suap.

3. Infaq, sedekah dan wakaf

Pengeluaran yang berkaitan dengan infaq, sedekah dan wakaf


tidak diakui sebagai biaya akan tetapi diakui sebagai investasi untuk
bekal di akhirat kelak.

4. Pembayaran bunga Bank

Pembayaran bunga bank tidak diakui sebagai biaya karena bunga


sendiri dalam Islam karena sudah jelas haram. Bunga bank ialah riba’
maka dari itu dalam Islam tidak diakui sebagai biaya akan tetapi diakui
sebagai kerugian.

5. Pengeluaran untuk zakat

Pengeluaran untuk zakat tidak diakui sebagai biaya dalam Islam.


Artinya dalam setiap harta yang dimiliki terdapat hak orang lain sehingga
pengeluaran dalam bentuk pembayaran zakat tidak dihitung sebagai
biaya akan tetapi diakui sebagai pengembalian harta milik orang lain,
karena zakat adalah salah satu alat pemerataan pendapatan dalam Islam.11

1. Klasifikasi Biaya

Biaya dalam perusahaan digolongkan sebagai berikut:

I. Biaya berdasarkan fungsi perusahaan

a. Biaya Produksi

Pengeluaran perusahaan yang menghasilkan suatu produk


hingga siap jual disebut dengan biaya produksi, yang terdiri dari
biaya bahan baku produk dan biaya tenaga kerja.

b. Biaya Pemasaran Produk

11
Elwardi, H, Cost Accounting dalam Perspektif Syariah, Jurnal Riset Akuntansi dan
Bisnis, Volume 14 Nomor. 2, September 2014, hal. 188-214
10

Pengeluaran perusahaan yang berkaitan dengan proses


memasarkan suatu produk termasuk didalamnya terdapat biaya
iklan dan lain sebagainya yang masuk dalam kategori biaya
pemasaran.

c. Biaya Administrasi dan Umum

Pengeluaran perusahaan yang terkait dengan kepentingan


bagian administrasi untuk kepentingan perusahaan secara
keseluruhan dan pengeluaran yang bertujuan untuk
mengkoordinasikan kegiatan produksi.

II. Biaya Berdasarkan Perubahan Volume Kegiatan

a. Biaya Variabel

Pengeluaran yang jumlahnya mengikuti volume kegiatan


produksi atau jumlahnya sebanding dengan volume produksi
yang dilakukan oleh perusahaan.

b. Biaya Tetap

Pengeluaran perusahaan yang bersifat tetap walaupun volume


produksi berubah, jumlahnya tidak sebanding dengan volume
produksi dan untuk waktu tertentu bersifat konstan perubahan
jumlah biaya ini tergantung keputusan manajemen.

c. Biaya Semi Variabel

Pengeluaran yang merupakan suatu gabungan dari biaya


variabel maupun biaya tetap.

III. Biaya Berdasarkan Periode Penentuan

a. Biaya Masa Lalu

Pengeluaran yang terjadi pada masa lampau dan jenis


biaya ini sudah tidak lagi bermakna apabila dijadikan sebagai
dasar pengambil keputusan.
11

b. Biaya Masa Depan

Pengeluaran yang akan terjadi di masa depan untuk


perencanaan dan pengendalian biaya.

IV. Biaya Berdasarkan Pengaruhnya Terhadap Pengambilan


Manajemen

a. Biaya Relevan

Pengeluaran yang jumlahnya mengikuti alternatif


tindakan.

b. Biaya Tidak Relevan

Pengeluaran biaya yang tidak mempunyai pengaruh


terhadap pemilihan alternatif tindakan perusahaan.

V. Biaya Berdasarkan Periode Pembebanan Terhadap


Pendapatan

a. Biaya Produk

Pengeluaran yang dapat diidentifikasi dengan barang yang


telah diproduksi.

b. Biaya Periode

Pengeluaran yang tidak berhubungan langsung dengan


produk.

VI. Biaya Berdasarkan Dapat Atau Tidaknya Diidentifikasi


Terhadap Objek Biaya

a. Biaya Langsung Departemen

Suatu pengeluaran yang secara langsung dapat


diidentifikasi manfaatnya terhadap terhadap objek biaya
tertentu.

b. Biaya Tidak Langsung Departemen


12

Suatu pengeluaran yang manfaatnya tidak bisa secara


langsung diidentifikasi dengan objek biaya.

c. Biaya Bersama dan Biaya Gabungan

Biaya gabungan adalah biaya bersama yang muncul di


sebuah asosiasi atau organisasi yang mempunyai lebih dari satu
kantor.

VII. Biaya Berdasarkan Dapat Atau Tidaknya Suatu Biaya


Dikendalikan

a. Biaya Terkendalikan

Biaya terkendalikan yaitu semua pengeluaran yang bisa


dikendalikan dengan keputusan manajer pada setiap
departemen.

b. Biaya Tidak Terkendalikan

Biaya tidak terkendalikan yaitu pengeluaran yang tidak


berpengaruh ataupun tidak bisa dipengaruhi oleh keputusan
manajer di setiap departemen. 12

C. Minimalisasi Biaya Untuk Produksi Dalam Jumlah Yang Sama

Efisiensi produksi dilakukan dengan minimalisasi biaya produksi


dalam jumlah yang sama. Yaitu dengan membandingkan antara total

12
Indrayati, Akuntansi Manajemen, (Malang: Media Nusa Creative, 2017), hal. 4-8
13

cost sistem bunga dengan total cost bagi hasil. Total cost sistem bunga
akan lebih tinggi daripada total cost bagi hasil. Total cost bagi hasil
digambarkan oleh TC, sedangkan Total cost sistem bunga digambarkan
oleh TCi. digambarkan oleh TC, sedangkan Total cost sistem bunga
digambarkan oleh TCi.

Pertama menentukan titik dimana saja pada sumbu X sebagai titik


yang menggambarkan tingkat produksi yang sama (Q yang sama).
Kemudian membuat garis vertikal sampai memotong TC dan TCi dari
titik yang telah ditentukan. Selanjutnya membuat garis horizontal pada
sumbu Y untuk masing-masing perpotongan antara garis vertikal TCi dan
TCrs/ps. Sehingga untuk tingkat produksi yang sama (Q yang sama),
total cost sistem bagi hasil TCrs/ps selalu lebih kecil dibandingkan total
cost dengan sitem bunga (TCi). Sebab keberadaan bunga menjadi beban
bagi produsen. Karena biaya tetap (FC) naik, maka akan meningkatkan
total cost (TC). Dan dapat disimpulkan bahwa produksi dengan sistem
bagi hasil lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan sistem bunga.

D. Maksimalisasi Produksi Tanpa Perubahan Biaya

Maksimalisasi produksi tanpa perubahan biaya atau dengan kata lain


disebut optimalisasi, dengan menggunakan kurva total cost. Dari analisa
kurva yang menunjukkan biaya yang sama, jumlah produksi yang dihasikan
sistem bagi hasil lebih efisien dibandingkan sistem bunga. Dari analisa kurva
yang menunjukkan biaya yang sama, jumlah produksi yang dihasikan sistem
14

bagi hasil lebih efisien dibandingkan sistem bunga. Tentunya menentukan


titik yang di atas garis FCi. Kemudian membuat garis horizontal sampai
memotong TC dan TCi pada sumbu Y.

Selanjutnya membuat garis vertikal ke bawah sumbu X untuk masing-


masing perpotongan antara garis horizontal dengan TC dan TCi. Ternyata
untuk total cost yang sama (TC yang sama), jumlah produksi sistem bagi
hasil (Qrs/ps) selalu lebih besar dibandingkan jumlah produksi dengan
sistem bunga (Qi) yang ditunjukkan dengan Qrs/ps> Qi. Jadi, kriteria ini
menunjukkan bahwa produksi dengan sistem bagi hasil lebih efisien
dibandingkan dengan menggunakan sistem bunga.

E. Metode Penentuan Pola Perilaku Biaya

Terdapat tiga pendekatan dalam menentukan Pola Perilaku Biaya, yaitu:

a. Pendekatan Instuisi

Yaitu pendekatan yang didasarkan intuisi manajemen. Intuisi tersebut


bisa didasari atas surat-surat keputusan, kontrak-kontrak kerja dengan pihak
lain dan sebagainya. Contohnya Manajemen menetapkan bahwa biaya
penyusutan merupakan biaya tetap, biaya komisi merupakan biaya variabel
dan lain sebagainya.

b. Pendekatan Analisis Engineering

Yang didasarkan pada hubungan fisik yang jelas antara masukan (input)
dengan keluaran (output). Contohnya sebuah perusahaan yang memproduksi
mobil, maka sebuah mobil secara fisik dapat diketahui bahwa akan
memerlukan sebuah mesin, 4 buah ban, dan lain sebagainya. Dengan
demikian harga ban merupakan harga yang membentuk biaya variabel.
Insinyur dan atau tenaga kerja yang terlibat langsung dengan pengolahan
fisik mobil tersebut, biaya gaji atau upah mereka merupakan biaya variabel.

c. Pendekatan Analisis Data Biaya Masa Lalu


15

Pendekatan yang didasarkan pada data biaya masa lalu. Pendekatan ini
berasumsi bahwa biaya dimasa yang akan datang sama perilakunya dengan
biaya di masa yang lalu. Data biaya masa lalu dianalisis untuk mengetahui
perilaku masing-masing biaya.

Ada beberapa metode untuk menentukan pola perilaku biaya dengan


analisis perilaku biaya masa lalu, antara lain :

1. Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah

Yaitu sebuah cara /metode untuk menganalisis biaya masa lalu


pada volume kegiatan yang tertinggi dan volume kegiatan yang
terendah metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah.

2. Metode Biaya Cadangan

Analisis perilaku biaya dalam metode ini adalah dengan terlebih


dahulu menentukan unsur biaya tetap dari biaya yang bersangkutan. Hal
ini berbeda dengan metode pertama yang menentukan unsur variabel
terlebih dahulu.

Penentuan unsur biaya tetap dilakukan dengan cara menghentikan


kegiatan perusahaan untuk sementara waktu. Dengan cara ini diketahui
besarnya biaya yang terjadi jika perusahaan berhenti kegiatannya. Biaya
yang timbul selama kegiatan perusahaan dihentikan disebut biaya
cadangan (standby cost), yang merupakan unsur biaya tetap dari biaya
yang dianalisis. Selisih antara biaya cadangan dengan biaya yang terjadi
selama kegiatan perusahaan berjalan merupakan unsur biaya variabel.
16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mengenai biaya yang berhubungan antara biaya dengan kegiatan


produksi. Dapat disimpulkan bahwasanya biaya produksi merupakan biaya
yang pengeluarannya dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-
faktor produksi dan juga bahan yang akan digunakan untuk menghasilkan
barang yang telah diproduksi oleh produsen.

Biaya dalam Islam hubungannya dengan proses produksi yaitu biaya-


biaya yang telah didesikasikan oleh perusahaan agar menghasilkan sebua
produk, yang di dalamnya termasuk biaya untuk membeli suatu bahan baku
dari produk tersebut serta biaya gaji karyawan.
17

DAFTAR PUSTAKA

M. Muhazil Amshari. (2019). Analisis Biaya Dan Efisiensi Produksi


Dalam Ekonomi Islam. (Parepare : Jurnal Balanca, Volume 1 No. 1
Januari-Juni 2019). Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Parepare.

Annisa Febriyanti (2022). Konsep Biaya Pada Ekonomi Islam Serta


Implementasinya dalam Aspek Penawaran. (Surabaya : Jurnal Hukum
Ekonomi Syariah Volume 2, No.2. Juli 2022) Hlm. 032-044. Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai