Anda di halaman 1dari 5

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GENAP

TAHUN 2021/2022
Mata Kuliah : Ekonomi Mikro Islam Dosen Pengampu : Dhany Hermawan, M.M
Prodi : Perbankan Syariah Hari/Tgl : Selasa, 19/07/2022
Semester/kelas/shift : II / A&B Sifat Ujian : Closed Book

Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !

No. Soal Skor

1 Di dalam Teori Produksi ada dua macam keputusan, yaitu ?

2 Apa yang dimaksud Dialektika Nilai-Nilai Spritualisme Dan Materialisme dalam sistem
perekonomian ?

3 Apa yang anda ketahui tentang Orientasi Produksi ?

4 Sebutkan 3 tahapan produksi yang dinyatakan dalam The Law of Diminshing Returns ?

5 Jelaskan 6 macam-macam Biaya berdasarkan pengeluaran ?

6 Jelaskan 6 pendapat tentang pengertian BEP ?

7 Jelaskan Kegunaan dan Kelemahan Analisis BEP ?

8 Contoh soal BEP :


- Perusahaan Gorden menjual harga satu buah gorden Rp. 2.500.000,- dengan biaya
Variabel sebesar Rp. 500.000,- per gorden dan biaya tetap sebesar Rp.
50.000.000,-

Berapa perusahaan harus memproduksi gorden untuk mendapatkan kondisi


seimbang antara biaya dan keuntungan atau profit nol ?!
JAWABAN SOAL UTS EKONOMI MIKRO ISLAM

NAMA: SUCI RAHMADANI

NIM: 2161206001

KELAS: 2B (MALAM)

1. Di dalam Teori Produksi ada dua macam keputusan, yaitu:


1. Jumlah output yang harus diproduksikan
2. Berapa dan dalam kombinasi bagaimana factor-faktor produksi(input) dipergunakan
2. Dalam konsep ekonomi Islam terdapat dialektika antara nilai-nilai spiritualisme dan materialisme.
Perbagai kegiatan ekonomi, khususnya transaksi harus berdasarkan keseimbangan dan kedua nilai
tersebut. Hal ini menunjukan sebuah konsep ekonomi yang menekankan nilai-nilai kebersamaan dan
kasih sayang di antara individu masyarakat. Konsep dialektika tersebut juga kita temukan dalam rukun
Islam. Di samping kita diperintahkan untuk mengakui ke-Esaan Allah Swt, membenarkan risalah
Muhammmad Saw dan mengerjakan shalat, kita juga diperintahkan untuk membayar zakat atas harta
kekayaan yang telah mencapai nisbah. (ketentuan). Karena dalam konsep zakat, terdapat nilai-nilai
spiritualisme dan materialisme, yaitu zakat merupakan ibadah yang berdimensi social. Dalam sejarah
manusia ada dua falsafah yang dapat menguasai dan mendominasi kebanyakan manusia, yakni falsafah
materialisme yang berorientasi pada materi saja, dan falsafah spiritualisme yang hanya berorientasi pada
rohani saja.
3. Mengacu pada pemikiran asy-syatibi bahwa kebutuhan dasar manusia mencakup 5 hal yaitu terjaganya
kehidupan beragama(ad-din),terpeliharanya jiwa(an-nafs),terjaminnya berkreasi dan berpikir(al-
aql),terpenuhinya kebutuhan materi(al-mal) dan keberlangsungan meneruskan keturunan(an-nasl)
Orientasi yang dibangun dalam melakukan produksi adalah tindakan yang seharusnya dilakukan oleh
setiap pelaku ekonomi muslim dalam mengarahkan kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia yang 5 tersebut. Orientasi yang ingin dicapai oleh proses produksi menjangkau pada aspek
universal dan berdimensi spiritual.
4. Tahapan produksi yang dinyatakan dalam The Law of Diminshing Returns:
1. Produksi total dengan increasing returns,
2. Produksi total dengan decreasing returns,
3. Produksi total yang semakin menurun.
5. Berdasarkan pengeluaran, biaya terbagi menjadi sebagai berikut :
1. Total fixed cost (biaya total tetap), yaitu jumlah pengeluaran tetap yang tidak dipengaruhi oleh
tingkat produksi. Contoh, penyusutan dan sewa. Biaya total (TFC) tidak bergantung pada kuantitas
output (Q), sedangkan biaya variabel total bergantung pada kuantitas output.
2. Total variabel cost (biaya variabel total), yaitu jumlah pengeluaran yang dibayarkan dan besarnya
berubah menurut tingkat yang dihasilkan. Contoh, tenaga kerja, biaya bahan baku.
3. Total cost (biaya total), yaitu penjumlahan Antara biaya total tetap dan biaya total variabel.
TC = TFC + TVC
4. Averege fixed cost (biaya tetap rata-rata) adalah biaya tetap yang dibebankan untuk setiap unit
output.
AFC = TFC
Q
(Q = banyaknya output)
5. Averege variabel cost (biaya variabel rata-rata) adalah pengeluaran variabel yang dibebankan
untuk setiap unit output.
AVC = TVC
Q
6. Averege total cost (biaya total rata-rata), yaitu biaya produksi yang dibebankan untuk setiap unit
output.
ATC = AFC + AVC
6. Pengertian Break Even Point Menurut Harahap
Menurut Harahap, Break Even Point adalah kondisi atau kinerja perusahaan di mana tidak adanya laba
dan tidak mengalami kerugian. Artinya semua biaya yang sudah dikeluarkan bisa tertutup dari
pendapatan suatu produk.
Pengertian Break Even Point Menurut Purba
Break Even Point menurut Purba adalah hal yang berdasarkan suatu pernyataan yang . Seperti berapa
jumlah unit produksi yang seharusnya bisa dijual untuk menutup biaya yang sudah dikeluarkan untuk
menghasilkan produk.
Pengertian Break Even Point Menurut Sigit
Menurut Sigit, BEP merupakan tingkat penjualan yang dibutuhkan sebagai penutup dari total biaya
operasional yang dikeluarkan. Hal ini di mana BEP adalah laba sebelum adanya bunga dan pajak atau
earning before interest.
Pengertian Break Event Point Menurut Rony
Rony turut mengungkapkan pendapatnya soal BEP. Menurutnya BEP adalah sarana dalam manajemen
yang bertujuan untuk mengetahui titik hasil penjualan apakah sama dengan biaya. Alhasil, perusahaan
tidak mempunyai keuntungan dan juga kerugian.
Pengertian Break Event Point Menurut Herjanto
Sementara menurut ahli Herjanto, Break Even Point merupakan analisis yang mempunyai tujuan untuk
menemukan kurva dalam biaya dan pendapatan yang senilai. Tidak heran jika disebut sebagai titik
pulang pokok.
7. Kelemahan BEP
Kelemahan Titik Impas

1. Membutuhkan banyak asumsi


2. Bersifat statis
3. Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir
4. Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik
5. Kurang mempertimbangkan resiko-resiko dalam masa penjualan

Manfaat BEP.

1. Alat perencanaan untuk hasilkan laba


2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan
kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
3. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
4. Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.

Fungsi Analisis BEP

Rumus BEP/analisis break even point (Analisis balik modal) digunakan untuk menentukan hal-hal
seperti:
 Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.
 Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau dapat
diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
 Menentukan jumlah penjualan yang harus harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu
 Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi.
Sehingga analisis terhadap BEP merupakan suatu alat perencanaan penjualan dan sekaligus
perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian.
Selanjutnya karena harus memperoleh keuntungan berarti perusahaan harus berproduksi di atas
BEP-nya (Prawirasentono : 1997).

8. Perusahaan Gorden menjual harga satu buah gorden Rp. 2.500.000,- dengan biaya Variabel sebesar Rp.
500.000,- per gorden dan biaya tetap sebesar Rp. 50.000.000,-
BEP = 50.000.000
(2.500.000 – 500.000)
= 50.000.000
2.000.000
= 25 gorden

Jadi, perusahaan harus memproduksi 25 gorden untuk mendapatkan kondisi seimbang Antara biaya dan
keuntungan atau profit nol.

Anda mungkin juga menyukai