Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPUTUSAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK, INVESTASI DAN TIME


VALUE OF MONEY

DI SUSUN

OLEH:

KELOMPOK 7

NIKEN AYU DIAH FITRI

DOSEN PEMBIMBING:

DELSI AFRINI, S.P, M. Si.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

SOLOK

TP 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Karena atas rahmat dan karunianNya saya dapat
menyelesaikan Makalah Keputusan Perencanaan Laba Jangka Pendek, Investasi dan Time
Value of Money. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Manajemen
Keuangan Agribisnis.

Sehubungan dengan selesainya tugas ini, saya yakin bahwa tanpa adanya bantuan dari semua
pihak, tugas ini tidak akan terwujud.

Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, baik kedalaman materi
maupun pembahasannya. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan kemampuan saya dalam
menyelesaikan tugas ini. Namun demikian, kesadaran akan keterbatasan inilah yang
memberikan dorongan bagi saya untuk menyelesaikan tugas ini.

Akhirnya saya memohon kritikan dan saran yang konstruktif demi perbaikan tugas
selanjutnya di waktu yang akan datang. Saya berharap semoga tugas makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Batusangkar, 7 Oktober 2023

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II REMBAHASAN

a. Keputusan berkaitan dengan perencanaan laba


b. Keputusan Ivestasi
c. Time Value of Money

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen keuangan adalah topik yang penting dalam bisnis. Alasannya adalah bahwa
perusahaan tidak dapat berfungsi tanpa menggunakan dan mengatur dana yang tepat.
Bahkan mungkin mengalami pengembangang bisnis yang terhambat. Untuk memahami
dan menerapkan praktik manajemen yang benar dalam penanganan dan penggunaan dana,
kita harus mengetahui betapa berharganya manajemen keuangan bagi bisnis.
Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-
fungsi keuangan tersebut meliputi begaimana memperoleh dana (raising of fund) dan
bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan
berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai
aktiva dan memilih sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
Berhasil atau tidaknya perusahaan adalah dapat melihat kemungkinan dan kesempatan
dimasa yang akan datang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Karena itu tugas
manajemen untuk membuat perencanaan yang pada dasarnya kegiatan membentuk masa
depan,yang pada intinya memutuskan berbagai macam alternatif dan perumusan
kebijakan yang akan di laksanakan di masa yang akan datang.Ukuran yang dipakai untuk
melihat berhasil tidaknya manajemen perusahaan adalah laba yang diperoleh
oleh perusahaan.
Perencanaan laba jangka pendek dilakukan oleh manajemen dalam proses penyusunan
anggaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen selalu
menghadapi
pertanyaan “what if’ yaitu pertanyaan apa yang akan terjadi jika sesuatu dipilih oleh
manajemen.
B. Rumusan Masalah
a. Keputusan berkaitan dengan perencanaan laba
b. Keputusan Ivestasi
c. Time Value of Money
C. Tujuan
a. Mengetahui Keputusan berkaitan dengan perencanaan laba
b. Mengetahui Keputusan Ivestasi
c. Mengetahui Time Value of Money
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keputusan Berkaitan dengan Perencanaan Laba


Menurut Supriyono (2002: 331) “Perencanaan laba (profit planning) adalah
perencanaan yang digambarkan secara kuantitatif dalam keuangan dan ukuran
kuantitatif lainnya. Didalamnya juga ditentukan tujuan laba yang dicapai oleh
perusahaan.
Analisis Cost-Volume-Profit Analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit
analysis) merupakan suatu metode untuk menganalisis bagaimana pengaruh
keputusan operasi dan pemasaran terhadap laba berdasarkan pemahaman atas
hubungan antara biaya variabel, biaya tetap, harga jual per unit, dan tingkat output
(Blocher et al, 2011 : 504).
Menurut Mulyadi (2001 : 232), impas merupakan “keadaan suatu usaha yang tidak
memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. “ Dengan kata lain, suatu usaha
dikatakan impas bila jumlah pendapatan (revenues) sama dengan jumlah biaya, atau
apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja.
Menurut Hansen dan Mowen (2005:232), analisis impas merupakan “suatu cara untuk
mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak mengalami kerugian,
tetapi juga belum memperoleh laba.” Dengan adanya analisis impas ini, perusahaan
dapat mudah melakukan pengawasan volume penjualan dalam mencapai target laba
yang ditentukan.
Elemen-Elemen Analisis Cost-Volume-Profit
1. Analisis Contribution Margin

Contribution Margin adalah jumlah yang tersedia dari penjualan dikurangi dengan
biaya variabel. Jumlah tersebut akan digunakan untuk menutup biaya tetap dan laba
untuk periode tersebut. Garisson et al. (2010:328), menyatakan “margin kontribusi
merupakan jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi biaya variabel”. Jumlah
tersebutlah yang akan menutupi biaya tetap, kemudian menjadi laba. Garrison, et al.
(2010:329), menyatakan formula yang dapat digunakan untuk menghitung
contribution margin ratio sebagai berikut.
Contribution Margin Ratio = Contribution

Penjualan

Contribution Margin Ratio = 1- Biaya Variabel

Penjualan

2. Analisis Operating Leverage

Operating leverage adalah ukuran besarnya penggunaan biaya tetap dalam sebuah
perusahaan.Semakin tinggi biaya tetap, maka semakin tinggi operating leverage yang
dicapai dan semakin besar pula sensivitas laba bersih terhadap perubahan penjualan.
Jika sebuah perusahaan mempunyai operating of leverage tinggi, maka sedikit saja
peningkatan dalam penjualan dapat menghasilkan peningkatan persentase yang besar
dalam laba. Sebaliknya jika perusahaan mempunyai operating leverage rendah, maka
pengaruh peningkatan dalam penjualan terhadap peningkatan laba bersih adalah
rendah. Garrison, et al. (2010: 343), menyatakan formula yang dapat digunakan untuk
menghitung operating leverage sebagai berikut.

Tingkat Operating Leverage = Margin Kontribusi

Laba Bersih

3. Analisis Break Even Point

Suatu perusahaan dapat dikatakan impas (break even) apabila setelah disususun
laporan perhitungan laba-rugi untuk suatu periode tertentu, perusahaan memperoleh
laba sama dengan nol atau ruginya sama dengan nol. Dalam analisis BEP, hasil
penjualan (sales revenue) yang diperoleh untuk periode tertentu sama besarnya
dengan keseluruhan biaya (total cost) yang telah dikorbankan sehingga perusahaan
tidak menderita kerugian. Garrison et al. (2010:334), menyatakan formula yang dapat
digunakan untuk menghitung break even point sebagai berikut:

Metode Persamaan

Break Even Point ( nilai uang ) = Biaya Tetap

Rasio Margin Kontribusi

Break Even Point ( nilai uang ) = Biaya Tetap

1- Biaya Penjualan
Penjualan
4. Analisis Margin of Safety

Analisis margin of safety menunjukkan berapa banyak penjualan yang boleh turun
dari jumlah penjualan tertentu dimana perusahaan belum menderita rugi atau dalam
keadaan break even. Dengan kata lain, angka margin of safety memberikan petunjuk
tentang jumlah maksimum penurunan angka volume penjualan yang tidak
mengakibatkan kerugian. Margin of safety merupakan elemen untuk mengukur
tingkat keamanan penjualan perusahaan.

Garrison et al. (2010:348), menyatakan formula yang dapat digunakan untuk


menghitung margin of safety sebagai berikut.

MOS (%) = Total Pejualan Aktual – Penjual di Titik Impas

Total Penjualan Aktual

Berbagai Metode Menghitung Titik Impas

1. BEP = FC
1-VC
s

Dimana:

BEP = Penjualan pada titik impas (dalam rupiah)

FC = Biaya tetap keseluruhan (fixed cost)

VC = Biaya variabel keseluruhan (variabel cost)

S = Hasil penjualan keseluruhan (sales)

1 = Konstanta.

VC = Variabel cost ratio (VCR - perbandingan antara biaya variabel dengan hasil
penjualan)
2. BEP = FC
MR

Dimana, MIR = Marginal income ratio (rasio pendapatan marginal dengan hasil
penjualan ). MIR = 1 - VCR disebut juga profit-volume ratio (P/V).

3. BEP = FC + VC pada BEP + 0

Dimana, VC pada BEP = Persentase biaya variabel dari hasil penjualan pada titik
impas.

4. BEP = FC
P–V

Dimana BEP = Penjualan pada titik impas (dalam unit) P = Harga jual per unit (sales
price per unit) V = Biaya Variabel per unit (variabelcost per unit).

Hubungan Antara Break Even Point Dengan Perencanaan Laba Perencanaan


merupakan hal pertama yang biasa dilakukan dalam melaksanakan suatu kegiatan
usaha. Dalam suatu perencanaan manajemen dituntut untuk dapat menghasilkan
keputusan dari berbagai alternatif yang tersedia, dimana keputusan yang dihasilkan
dapat memberikan kontribusi yang positif bagi peerusahaan. Pada perencanaan laba
pihak manajer industri dapat dengan mudah mengambil keputusan untuk menentukan
apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan produksinya dengan melihat dari hasil
tahun sebelumnya serta dengan perencanaan laba yang baik dapat memacu
perusahaan menuju persaingan yang lebih ketat melalui efektivitas dan efisiensi.
Penerapan analisis break even point sangat bermanfaat untuk merencanakan jumlah
produksi maupun penjualan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang diharapkan.
Break even point memberikan informasi tentang tingkat penjualan suatu usaha yang
labanya sama dengan nol.

B. Keputusan Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai “Penanaman modal dalam suatu kegiatan yang
memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha (Kasmir dan
Jakftar, 2012). Penanaman modal yang ditanamkan dalam arti sempit berupa
proyek tertentu baik bersifat fisik atau pun non fisik, seperti proyek pendirian
pabrik, jalan, jembatan, pembangunan gedung dan proyek penelitian, dan
pengembangan.perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh
melalui hubungan perdagangan.” Sedangkan pengertian investasi menurut Ikatan
Akutansi Indonesia dalam PSAK No. 13 adalah :
“Suatu Aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti: bunga, royalty,
dividen, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain
bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui
hubungan perdagangan.”
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa investasi adalah penanaman modal
perusahaan pada suatu asset atau kegiatan dengan harapan memperoleh manfaat
yang lebih besar di masa yang akan datang. Investor berharap akan mendapatkan
keuntungan lebih sebagai kompensasi dari resiko dan waktu yang telah
dikorbankan.
2. Bentuk – bentuk Investasi
Menurut Fahmi dan Hadi (2011 : 7), investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu sebagai berikut :
a. Investasi nyata (real investment) Merupakan investasi dalam bentuk aktiva
berwujud fisik, seperti tanah, mesin, dan pabrik.
b. Investasi keuangan (financial investment) Yaitu investasi dalam bentuk surat-
surat berharga yang melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa (common
stock) dan obligasi (bond).
3. Perhitungan Keputusan Investasi
Menurut Sutrisno (2012:5), keputusan investasi adalah “Masalah bagaimana
manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi
yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang.”
Keputusan investasi adalah keputusan keuangan tentang aktiva yang harus dibeli
perusahaan (Sudana,2011). Sehingga dapat disimpulkan, keputusan investasi
adalah keputusan mengalokasikan dana ke dalam investasi yang dapat
menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang.
Menurut Asnawi dan Chandra (2015:40), arus kas investasi dapat dihitung dengan
rumus :
ICF = Gross 𝐹𝐴1 − 𝐹𝐴0 atau (Net-𝐹𝐴1 − Net-𝐹𝐴0) + depresiasi
Keputusan untuk komitmen jangka panjang dalam keputusan investasi sering kali
disebut sebagai penganggaran modal (capital budgeting). Keputusan investasi
modal berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan dan prioritas,
pengaturan pendanaan dan penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aktiva
jangka panjang (Hansen, 2005;400-401).

Menurut Horngren et al (2006;327-328) ada enam tahap dalam proses pengambilan


keputusan investasi:

1. Tahap identifikasi Menentukan jenis investasi modal yang diperlukan untuk


mencapai tujuan dan strategi organisasi. Pengidentifikasian terkait proyek yang
diperlukan dalam aktivitas investasi merupakan tanggung jawab manajemen lini.

2. Tahap pencarian Mengeksplorasi investasi modal mana yang dapat mencapai


tujuan organisasi, tim lintas fungsional dari semua bagian rantai nilai perusahaan akan
mengevaluasi alternatif proyek tersebut.

3. Tahap akuisisi informasi Mempertimbangkan biaya dan manfaat yang diharapkan


dari investasi modal. Biaya dan manfaat tersebut dapat bersifat kuantitatif maupun
kualitatif. Namun, penganggaran modal lebih menekankan pada faktorfaktor
keuangan kuantitatif.

4. Tahap pemilihan Memilih proyek yang akan diimplementasikan. Perusahaan


memilih proyek yang manfaat diharapkannya melampaui biaya yang diharapkan
dalam jumlah terbesar. Manajer mengevaluasi kesimpulan yang dicapai atas dasar
analisis kuantitatif formal dengan menggunakan pertimbangan dan intuisinya untuk
memperhitungkan faktor-faktor nonkeuangan.

5. Tahap pembiayaan Memperoleh pembiayaan proyek. Sumber pembiayaan meliputi


arus kas yang dihasilkan secara internal serta ekuitas dan sekuritas utang yang dijual
di pasar modal.

6. Tahap implementasi dan pengendalian Mulai menjalankan proyek dan memonitor


kinerjanya. Ketika suatu proyek diimplementasikan, perusahaan akan mengevaluasi
apakah investasi modal sesuai dengan jadwal dan sesuai anggaran. Jika proyek
menghasilkan arus kas masuk, pemantauan dan pengendalian akan mencakup audit
pasca investasi yang membandingkan prediksi yang dibuat pada tahap pemilihan dan
hasil aktual.

C. Time Value Of Money

Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah
merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih
berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu
pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu (Basri, 1989).
Dalam memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai yang akan datang maka kita
harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian maka konsep time value
of money sangat penting dalam masalah keuangan baik untuk perusahaan, lembaga
maupun individu. Dalam perhitungan uang, nilai Rp. 1.000 yang diterima saat ini akan
lebih bernilai atau lebih tinggi dibandingkan dengan Rp. 1.000 yang akan diterima dimasa
akan datang.

Bunga Sederhana

Apabila total bunga yang diperoleh berbanding linear dengan besarnya pinjaman
awal/pokok pinjaman, tingkat suku bunga dan lama periode pinjaman yang disepakati,
maka tingkat suku bunga sederhana ( simple interest rate ).

Total Bunga yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus :

I = P.i.n

Dimana : I= Total Bunga tunggal

P= Pinjaman Awal

i= Tingkat suku bunga

n= Periode pinjaman

Jika pinjaman awal P, dan tingkat suku bunga, I, adalah suatu nilai yang tetap, maka
besarnya bunga tahunan yang diperoleh adalah konstan. Oleh karena itu, total
pembayaran pinjaman yang harus dilakukan pada akhir periode pinjaman F, sebesar :

F=P+I
Bunga Majemuk

Apabila bunga yang diperoleh setiap periode yang didasarkan pada pinjaman pokok
ditambah dengan setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan awal periode
tersebut, maka bunga itu disebut bunga majemuk.

1. FUTURE VALUE ( nilai yang akan datang )


Adalah nilai uang dimasa yang akan datang dari uang yang diterima atau dibayarkan
pada masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat bunga setiap periode selama
jangka waktu tertentu.

26/10/11 26/10/12
Po FV
Rp. 1,000,000 ?
Rumus :
FV = Po ( 1+ I ) ⁿ
Keterangan :
FV : Nilai pada masa yang akan datang
Po : Nilai pada saat ini
i: Tingkat suku bunga
ⁿ : Jangka waktu
Contoh :
Sebuah perusahaan memperoleh pinjaman modal dari suatu bank sebesar Rp.
5,000,000 untuk membeli peralatan produksi dengan jangka waktu 5 tahun bunga
yang dikenakan sebesar 18 % pertahun berapa jumlah yang harus dibayar oleh
perusahaan tersebut pada akhir tahun ke 5 ?
FV = Po ( 1+r ) ⁿ
FV = Rp 5,000,000 ( 1+ 0.18) 5
FV = Rp 11,438,789
Jadi jumlah yang harus dibayarkan perusahaan kepada bank sebesar Rp 11’438,789

2. PRESENT VALUE ( nilai sekarang )


Adalah nilai uang yang akan diperoleh atau dibayar dimasa yang akan datang dengan
tingkat suku bunga tertentu pada setiap periode.
26/10/11 26/10/12
PV Po
? Rp. 1,000,000

Rumus :
PV = Po { 1 }
(1+i)ⁿ
Kereangan :
PV : Nilai sekarang
Po : Nilai dimasa yang akan datang
r: Tingkat suku bunga
ⁿ : Jangka waktu
Contoh :
Tn B menerima uang sebesar Rp 40,000,000 pada 6 tahun mendatang. Berapa
nilai uang yang akan diterima itu sekarang dengan tingkat suku bunga 20 %
pertahun ?
PV = Po { 1 }
(1+i)ⁿ
PV = Rp 40,000,000 x 1
( 1 + 0.2)
PV = Rp 13,396,000
Nilai uang Tn B sebesar Rp 40,000,000 yang akan diterima 6 tahun lagi pada
tingkat bunga 20 % pada saat sekarang adalah sebesar Rp 13,396,000.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Hubungan Antara Break Even Point Dengan Perencanaan Laba Perencanaan merupakan hal
pertama yang biasa dilakukan dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Dalam suatu
perencanaan manajemen dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan dari berbagai
alternatif yang tersedia, dimana keputusan yang dihasilkan dapat memberikan kontribusi
yang positif bagi peerusahaan.

Keputusan investasi modal berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan dan
prioritas, pengaturan pendanaan dan penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aktiva
jangka panjang (Hansen, 2005;400-401).

Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah
merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga
dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan
nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu (Basri, 1989).
DAFTAR PUSTAKA

Basri. Gitosudarmono, I. 1989. Manajemen Keunangan. Yogyakarta: BPFE.

Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta:

Penerbit Ekonisia.

Ponomban, C. P. (2013). Analisis break even point sebagai alat perencanaan laba pada PT.
Tropica Cocoprima. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 1(4).

Assa, R. L. (2013). Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) Dalam Pengambilan Keputusan


Perencanaan Laba Pada PT. Tropica Cocoprima. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(3).

Siregar, S. W. (2019). Analisis Pengaruh Break Even Point (BEP) sebagai Alat Perencanaan
Laba pada PT. Kalbe Farma, Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Doctoral
dissertation, Universitas Medan Area).

Anda mungkin juga menyukai