Pendahuluan
PENYEBAB : bank tidak mampu menghasilkan arus kas dari :
- Aset produktif,
- Hasil penjualan aset (termasuk aset likuid)
- Penghimpunan dana masyarakat
- Transaksi antar bank
- Pinjaman yang diterima
Funding LR Market LR
Meliputi :
kewenangan dan tanggungjawab manajemen likuiditas,
komposisi aset dan kewajiban, manajemen berdasar jenis
valuta, indikator peringatan dini, penetapan limit, stress
testing, sistem informasi, rencana pendanaan darurat
Indikator peringatan dini Internal :
(internal/eksternal) : 1. Kualitas aset yg memburuk
Dimaksudkan untuk 2. Peningkatan konsentrasi
mengidentifikasi risiko aset/sumber pendanaan
likuiditas dasar 3. Peningkatan currency mismatches
melakukan mitigasi 4. Pelampauan limit yangberulang
5. Peningkatan biaya dana scr umum
6. Posisi arus kas memburuk akibat
maturity mismatch
Eksternal :
1. Informasi publik yg negatif
2. Penurunan peringkat
3. Penurunan harga saham bank secara
terus menerus
4. Penurunan fasilitas credit line
5. Peningkatan penurunan deposito sblm
jatuh tempo
6. Keterbatas akses pendanaan jangka
panjang
PENETAPAN LIMIT :
Konsisten & relevan sesuai dgn :
kompleksitas, toleransi risiko,
Limit mismatch arus kas,
karakteristik produk, valuta, pasar,
limit konsentrasi pd aset &
data historis, tk profitabilitas, dan
kewajiban
modal yg tersedia. Disesuaikan dg
rencana pendanaan darurat
Mempertimbangkan kebutuhan
likuiditas baik dalam kondisi normal
dan stress testing, risk tolerance
dan profil risiko bank
a. Loan to Deposits Ratio (LDR) : seberapa besar sumber dana yang berasal dari
dana masyarakat (yang umumnya jangka pendek) digunakan untuk membiayai
aset yang tidak likuid (kredit), LDR yang semakin besar, berarti semakin kecil
tingkat likuiditas bank
b. Aset Likuid / Total Kewajiban : rasio yang semakin besar rasio mencerminkan kondisi
likuiditas yang lebih baik.
c . Aset Likuid Dikurangi Kewajiban Besar / Total Aset : Pada bank yang bergantung pada
pinjaman besar sebagai sumber pendanaan, rasio ini mungkin akan bernilai negatif karena
aset likuid (berupa kas, simpanan di bank lain dan surat‐surat berharga), mempunyai
jumlah lebih kecil dibandingkan pinjaman
d. Aset Likuid < 1 bulan / Kewajiban Likuid < 1 bulan : Rasio ini membandingkan aset likuid
yang akan jatuh tempo kurang dari 1 bulan (Kas, Giro di BI, SBI, penempatan antar‐bank)
dengan kewajiban/ passiva likuid yang akan jatuh tempo kurang dari 1 bulan (DPK,
Kewajiban Segera, Kewajiban pada Bank Lain termasuk call money)
e. Proyeksi Arus Kas 3 bulan / Dana Pihak Ketiga : Net proyeksi arus kas adalah selisih antara
proyeksi arus kas masuk dengan arus kas keluar yang diperoleh dari Liquidity gap kumulatif
selama periode 3 bulan ke depan. Angka ini mencerminkan ekses/defisit likuiditas bank yang
dibutuhkan sebagai sumber pendanaan atas potensi kebutuhan likuiditas yang dinyatakan
dalam nominal DPK
C. Maturity Ladder – Analisis Gap Likuiditas :
Metodologi untuk memproyeksikan arus kas masuk dan arus kas keluar di masa
mendatang, bisa surplus (positive Liquidity gap) atau defisit likuiditas (negative
Liquidity gap) menentukan strategi yang akan dilaksanakan oleh bank, seperti
strategi penempatan dana, strategi pendanaan dan strategi pricing dana.
Pasiva
Analisis Core Deposit : Bagian dari DPK yang bersifat stabil dan diperkirakan tidak akan
ditarikdalam jangka panjang disebut dengan simpanan inti
Indikator yang mencerminkan persentase kewajiban yang akan jatuh tempo dalam periode
tersebut yang tidak terpenuhi oleh aset yang jatuh tempo pada periode yang sama
Semakin besar rasio negatif (terdapat potensi kebutuhan likuiditas yang tidak terpenuhi
dari sumber dana yang ada) maka mencerminkan semakin besarnya risiko likuiditas yang
dihadapi
CONTOH :
LAPORAN MONITORING POSISI & RISIKO LIKUIDITAS
RUANG LINGKUP LAPORAN
I. LAPORAN
Laporan Pemantauan Posisi dan Risiko Likuiditas ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai posisi dan
II. RUANG LINGKUP LAPORAN 2. DATA yang digunakan untuk menyusun laporan
1. Secara umum, ruang lingkup laporan ini mencakup:
mencakup: a. Laporan Harian Transaksi Treasuri
a. Posisi dan Risiko Likuiditas b. Neraca Harian Konvensional dan Syariah
1. Pemenuhan ketentuan Giro Wajib Minimum c. RKAP
(GWM)
2. Ketersediaan aset likuid
3. Rasio likuiditas, yang ditujukan untuk
memberikan gambaran mengenai:
a) Kecukupan dari asset likuid yang dimiliki
oleh Bank
b) Komposisi dan ketersediaan sumber dana
b. Kesimpulan dan rekomendasi
1. PEMENUHAN KETENTUAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM)
Posisi & Data Historis Giro BI (Rupiah dan valas) untuk memenuhi ketentuan GWM primer, serta posisi Obligasi Pemerintah dan SBI
untuk memenuhi ketentuan GWM sekunder
Saldo Giro BI (Rupiah dan valas) maupun Obligasi Dibandingkan dengan Pekan IV September 2012, pada Pekan
Pemerintah dan SBI berada pada posisi yang I Oktober 201:
memenuhi ketentuan GWM, mengindikasikan 1. Posisi Giro BI (Rupiah) baik untuk Bank Konvensional
bahwa kondisi likuiditas Bank masih terjaga maupun pada UUS cenderung stabil.
2. Posisi Giro BI (valas) stabil.
3. Posisi saldo obligasi pemerintah dan SBI (GWM sekunder
Rupiah) stabil berada pada range 7,74% s.d 7,77%.
**) Ketentuan Pemenuhan GWM Sekunder berubah dari 2,5% menjadi 3% sejak 1 Oktober 2013 s.d 31 Oktober 2013, sesuai dengan PBI No
15/&/PBI/2013 Tentang Perubahan kedua atas PBI No 12/19/PBI/2010 Tentang GWM minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam rupiah dan
valas
2. KETERSEDIAAN ASET LIKUID
Posisi aset likuid maupun komposisinya dalam seluruh aset September 2012
Rasio ketersediaan aset likuid pada Pekan I Oktober 2012 cenderung meningkat apabila dibandingkan dengan posisi akhir Pekan IV September 2012.
Berdasarkan sistem scoring penilaian profil risiko likuiditas, ketersediaan aset likuid Bank pada awal pekan I Oktober 2012 berada pada kategori Cukup
Memadai, namun pada akhir pekan I peringkat tersebut menurun kembali menjadi Kurang Memadai. Hal ini mengindikasikan peningkatan aset likuid
didominasi oleh dana-dana jangka pendek.
Cakupan ASET LIKUID - Berdasarkan SE BI No.13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober 2011 Perihal Tingkat Kesehatan Bank Umum
Komponen Aset likuid primer terdiri atas: Komponen Aset likuid sekunder terdiri atas:
1. Kas; 1. Surat berharga pemerintah kategori trading dan AFS dengan kualitas baik,
2. Penempatan pada BI berupa FTO, Fasbi, dan lainnya diperdagangkan pada pasar aktif, dan memiliki sisa jatuh waktu lebih dari 1
3. Surat berharga kategori AFS/Trading tahun tapi kurang dari 5 tahun
4. Seluruh Surat Berharga Pemerintah kategori trading dan AFS yang 2. Surat berharga pemerintah kategori HTM dan memiliki sisa jatuh waktu
memiliki kualitas tinggi, diperdagangkan pada pasar aktif, dan sampai dengan 1 tahun
memiliki sisa jatuh waktu 1 tahun atau kurang 3. Surat berharga pemerintah kategori trading dan AFS dan memiliki sisa jatuh
waktu lebih dari 5 tahun, dengan nilai hair cut 25%
Memperhatihan cakupan dari Aset Likuid dan Secondary Reserve di atas, Secondary Reserve pada prinsipnya telah tercakup dalam Aset Likuid atau
dengan kata lain, cakupan Aset Likuid lebih luas apabila dibandingkan dengan Secondary Reserve.
2. KETERSEDIAAN ASET LIKUID
Posisi aset likuid maupun komposisinya dalam seluruh aset per 30/09/2012 s.d. 04/10/2012
PROYEKSI PEMENUHAN DPK PEKAN I OKTOBER 2012 UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS BANK
Posisi Kredit PROYEKSI PEKAN II OKTOBER 2012 TARGET ∆ POSISI PERSYARATAN
PROYEKSI
Akhir Pekan I KREDIT SESUAI PENAMBAHAN RANGE PERINGKAT
SKENARIO PERTUMBUH
Oktober TOTAL ASET POSISI KREDIT* ASET LIKUID RKAP ASET LIKUID RAL > 15,97% Sangat Memadai
AN DPK
2012 PENYESUAIAN SESUAI SKENARIO 13,42% < RAL ≤ 15,97% Memadai
Cukup Memadai 96.429.269 126.747.150 94.634.994 13.767.924 0 1.171.344 1.171.344 10,86% < RAL ≤ 13,42% Cukup Memadai
Memadai 96.429.269 126.747.150 94.634.994 17.003.807 0 4.407.227 4.407.227 8,31% < RAL ≤ 10,86% Kurang Memadai
Sangat Memadai 96.429.269 126.747.150 94.634.994 20.239.690 0 7.643.110 7.643.110 RAL ≤ 8,31% Tidak Memadai
*) Posisi kredit pada akhir pekan I Oktober 2012 telah melampaui target posisi kredit pada akhir pekan II Oktober 2012
Pertumbuhan DPK akhir pekan II Oktober 2012 yang harus dipenuhi untuk menjaga ketersediaan aset likuid pada peringkat
cukup memadai adalah minimum Rp 1,17 Trilyun, dengan asumsi tidak terdapat realisasi kredit selama pekan II Oktober
2012. Hal ini dikarenakan target posisi kredit pada pekan II Oktober 2012 telah dilampaui pada pekan I Oktober 2012.
Mengingat target posisi kredit pada pekan II Oktober 2012 telah terlampaui pada pekan I Oktober 2012, maka pertumbuhan
DPK ini sebaiknya diprioritaskan untuk pertumbuhan aset likuid. Target pertumbuhan DPK ini akan bertambah seiring dengan
jumlah realisasi kredit yang dilakukan selama pekan II Oktober 2012.
3. KOMPOSISI DAN KETERSEDIAAN SUMBER DANA
Rp. Milyar
DANA PIHAK KETIGA (DPK)
Kredit LDR
TANGGAL TOTAL DPK Pendanaan
GIRO TABUNGAN DEPOSITO DOC
Posisi ∆ Posisi ∆ Posisi ∆
27/09/2012 17.436 22.486 45.140 1.431 86.492 1,17% 98.938 95.794 0,27% 110,75% -0,89%
30/09/2012 18.004 22.880 46.156 1.531 88.571 2,40% 101.516 96.539 0,78% 109,00% -1,59%
01/10/2012 17.864 22.797 46.225 1.473 88.359 -0,24% 101.304 96.423 -0,12% 109,13% 0,12%
02/10/2012 17.623 22.689 46.282 1.412 88.007 -0,40% 100.952 96.403 -0,02% 109,54% 0,38%
03/10/2012 17.522 22.704 46.266 1.305 87.796 -0,24% 100.741 96.387 -0,02% 109,79% 0,22%
04/10/2012 17.474 22.757 46.316 1.272 87.819 0,03% 100.764 96.429 0,04% 109,80% 0,02%
KESIMPULAN & REKOMENDASI
Mengacu kepada data yang disajikan di atas, kesimpulan dan rekomendasi yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Kesimpulan
a. Saldo Giro BI (Rupiah dan Valas) maupun Obligasi Pemerintah dan SBI dari Bank berada pada posisi yang
memenuhi ketentuan GWM, mengindikasikan bahwa kondisi likuiditas Bank masih terjaga
b. Berdasarkan rasio aset likuid, ketersediaan aset likuid Bank pada awal pekan I Oktober 2012 berada pada
kategori Cukup Memadai, namun pada akhir pekan I Oktober 2012 peringkat tersebut menurun kembali
menjadi Kurang Memadai. Hal ini mengindikasikan peningkatan aset likuid didominasi oleh dana-dana jangka
pendek.
c. LDR Bank pada akhir pekan I Oktober 2012 adalah sebesar 109%, mengalami penurunan apabila dibandingkan
dengan posisi akhir pekan IV September 2013 (110%). Walaupun mengalami penurunan, nilai LDR ini masih
melampauai batas atas LDR Bank Umum, dimana sesuai dengan PBI No. 15/7/PBI/2013 tentang perubahan
kedua atas PBI No 12/19/PBI/2010 tentang GWM Bank Umum Pada BI Dalam Rupiah dan Valas, diatur bahwa
batas atas LDR target untuk Bank Umum s.d 1 Desember 2012 adalah 100%, sedangkan mulai tanggal 2
Desember 2013 batas atas LDR target ini berubah menjadi 92%.
2. Rekomendasi
??????????????
SUMMARY