Anda di halaman 1dari 27

RANGKUMAN MATA KULIAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN — B

ANALISIS AKTIVITAS KREDIT

Disusun oleh:
Yesica Arinda Damayanti (20013010024)

Dosen Pengampu:
Dr. Tantina Haryati, SE, M.Aks

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2023
ANALISIS AKTIVITAS KREDIT

1.1 Likuiditas
1.1.1 Likuiditas dan Modal Kerja
Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah aset menjadi kas atau
memperoleh kas untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Jangka pendek
secara konvensional dipandang sebagai jangka waktu hingga satu tahun,
meskipun jangka pendek diidentikkan dengan siklus operasi normal suatu
perusahaan (jangka waktu yang mencakup siklus pembelian-produksi-
penjualan-pengumpulan).
Modal kerja adalah ukuran likuiditas yang banyak digunakan. Modal
kerja didefinisikan sebagai kelebihan aset lancar atas liabilitas lancar. Hal ini
penting sebagai ukuran aset likuid yang memberikan bantalan keamanan
kepada kreditor. Hal ini juga penting dalam mengukur cadangan likuid yang
tersedia untuk memenuhi kontinjensi dan ketidakpastian seputar saldo arus
masuk dan arus kas keluar perusahaan.
a. Aset Lancar dan Liabilitas
Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan dapat (1)
direalisasikan dalam bentuk kas atau (2) dijual atau dikonsumsi dalam
waktu satu tahun (atau siklus operasi normal perusahaan jika lebih dari
satu tahun). Liabilitas lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan
dipenuhi dalam jangka waktu yang relatif singkat, biasanya satu tahun.
Analisis harus menilai apakah seluruh liabilitas lancar dengan
kemungkinan pembayaran akhir yang cukup tinggi dilaporkan dalam
liabilitas lancar. Pengecualian dari analisis hambatan liabilitas lancar
modal kerja. Tiga kekhawatiran umum adalah:
 Kewajiban kontinjensi terkait dengan jaminan pinjaman.
 Pembayaran sewa minimum di masa depan berdasarkan perjanjian
sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan.
 Kontrak untuk konstruksi atau akuisisi aset jangka panjang sering kali
memerlukan pembayaran kemajuan yang besar. Saat menghitung

1
modal kerja, analisis kita harus sering kali mencakup komitmen-
komitmen ini.
b. Ukuran Modal Kerja Likuiditas
Perjanjian pinjaman dan perjanjian obligasi sering kali memuat
ketentuan untuk mempertahankan tingkat modal kerja minimum. Analis
keuangan menilai besarnya modal kerja untuk keputusan dan rekomendasi
investasi. Namun jumlah modal kerja lebih relevan dengan keputusan
pengguna bila dikaitkan dengan variabel keuangan utama lainnya seperti
penjualan atau total aset. Nilainya terbatas untuk tujuan perbandingan
langsung dan untuk menilai kecukupan modal kerja.
c. Rasio Lancar Likuiditas
Ukuran relatif yang umum dalam praktiknya adalah rasio lancar.
Rasio lancar didefinisikan sebagai:
Current Assets
Current ratio=
Current Liabilities
Rasio ini menunjukkan gambaran yang berbeda untuk perusahaan
satu dan lainnya. Kemampuan untuk membedakan antar perusahaan
berdasarkan likuiditas membantu menjelaskan meluasnya penggunaan
rasio lancer.
 Relevansi Rasio Lancar
Alasan meluasnya penggunaan rasio lancar sebagai ukuran
likuiditas mencakup kemampuannya untuk mengukur:
1) Cakupan liabilitas lancar. Semakin tinggi jumlah (kelipatan)
aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek, maka semakin besar
pula keyakinan kita bahwa liabilitas jangka pendek akan terbayar.
2) Buffer terhadap kerugian. Semakin besar buffernya, semakin
rendah risikonya.
3) Cadangan dana likuid. Rasio lancar relevan sebagai ukuran
margin keamanan terhadap ketidakpastian dan guncangan acak
terhadap arus kas perusahaan.
 Keterbatasan Rasio Lancar
Langkah pertama dalam mengevaluasi secara kritis rasio lancar
sebagai alat analisis likuiditas dan solvabilitas jangka pendek adalah

2
dengan memeriksa pembilang dan penyebutnya. Rasio lancar adalah
ukuran statis sumber daya yang tersedia pada suatu waktu untuk
memenuhi liabilitas lancar. Cadangan sumber daya kas saat ini tidak
memiliki hubungan logis atau kausal dengan arus kas masuk di masa
depan. Namun arus kas masuk di masa depan merupakan indikator
likuiditas yang terbesar. Arus kas masuk ini bergantung pada faktor-
faktor yang tidak termasuk dalam rasio, termasuk penjualan,
pengeluaran tunai, laba, dan perubahan kondisi bisnis.
 Pembilang Rasio Lancar
Dibahas masing-masing komponen aset lancar dan implikasinya
untuk analisis menggunakan rasio lancar.
1) Kas dan setara kas. Kas yang dimiliki oleh perusahaan yang
dikelola dengan baik terutama digunakan untuk cadangan
pencegahan yang dimaksudkan untuk mencegah
ketidakseimbangan kas jangka pendek.
2) Surat berharga. Kas yang melebihi cadangan pencegahan sering
kali dibelanjakan pada sekuritas investasi dengan imbal hasil
melebihi setara kas. Investasi ini secara wajar dipandang tersedia
untuk melunasi liabilitas jangka pendek.
3) Piutang usaha. Analisis terhadap piutang sebagai sumber kas
harus mengakui, kecuali dalam likuidasi, sifat revolving dari aset
ini. Artinya, penagihan satu rekening digantikan dengan
pemberian kredit baru.
4) Persediaan. Penentuan arus kas masuk masa depan dari
penjualan persediaan bergantung pada margin keuntungan yang
dapat direalisasikan karena persediaan dilaporkan pada harga
yang lebih rendah antara harga perolehan dan harga pasar. Rasio
lancar tidak mengakui tingkat penjualan atau margin keuntungan,
namun keduanya merupakan penentu penting arus kas masuk di
masa depan.
5) Biaya dibayar dimuka. Biaya dibayar di muka adalah
pengeluaran untuk manfaat di masa depan. Karena manfaat ini

3
biasanya diterima dalam waktu satu tahun dari siklus operasi
perusahaan, maka manfaat ini menghemat pengeluaran dana saat
ini.
 Penyebut Rasio Lancar
Liabilitas lancar adalah fokus dari rasio lancar yang merupakan
sumber kas seperti halnya piutang dan persediaan menggunakan kas.
Liabilitas lancar terutama ditentukan oleh penjualan, dan kemampuan
perusahaan untuk memenuhinya pada saat jatuh tempo merupakan
objek pengukuran modal kerja. Selain itu, liabilitas lancar yang
dimasukkan ke dalam perhitungan rasio lancar tidak mencakup
pengeluaran kas prospektif—contohnya adalah komitmen tertentu
berdasarkan kontrak konstruksi, pinjaman, sewa guna usaha, dan
pensiun.
d. Menggunakan Rasio Lancar Untuk Analisis
Dari pembahasan tentang rasio lancar, setidaknya ada tiga
kesimpulan yang bisa diambil:
 Likuiditas sangat bergantung pada arus kas prospektif dan sedikit
bergantung pada tingkat kas dan setara kas.
 Tidak ada hubungan langsung antara saldo akun modal kerja dan
kemungkinan pola arus kas masa depan.
 Kebijakan manajerial mengenai piutang dan persediaan diarahkan
terutama pada pemanfaatan aset yang efisien dan menguntungkan dan
yang kedua pada likuiditas.
Ada dua elemen yang harus dievaluasi dan ukur sebelum rasio lancar
dapat digunakan sebagai dasar analisis:
 Kualitas aktiva lancar dan liabilitas lancar.
 Tingkat perputaran aktiva lancar dan liabilitas lancar, yaitu waktu
yang diperlukan untuk mengubah piutang dan persediaan menjadi kas
dan untuk membayar liabilitas lancar.
Beberapa penyesuaian, rasio, dan alat analisis lainnya tersedia untuk
melakukan evaluasi ini dan meningkatkan penggunaan rasio lancar.

4
 Analisis Komparatif (Perbandingan)
Menganalisis tren rasio lancar seringkali memberikan
pencerahan. Namun, perubahan rasio lancar dari waktu ke waktu
harus ditafsirkan dengan hati-hati. Perubahan rasio ini tidak selalu
berarti perubahan likuiditas atau kinerja operasional.
 Manajemen Rasio
Analisis harus mencari “manajemen” rasio lancar, yang juga
dikenal sebagai window-dressing. Menjelang akhir suatu periode,
manajemen terkadang menekan penagihan piutang, mengurangi
persediaan di bawah tingkat normal, dan menunda pembelian normal.
Hasil dari kegiatan ini kemudian digunakan untuk melunasi liabilitas
lancar. Dampak dari kegiatan tersebut adalah meningkatkan rasio
lancar. Analisis juga harus melampaui pengukuran tahunan dan
menggunakan pengukuran interim dari rasio lancar.
 Analisis Aturan Praktis (Rule of Thumb Analysis)
Aturan praktis yang sering diterapkan adalah jika rasio lancar
adalah 2:1 atau lebih baik, maka perusahaan tersebut sehat secara
finansial, sedangkan rasio di bawah 2:1 menunjukkan peningkatan
risiko likuiditas. Evaluasi terhadap rasio lancar berdasarkan aturan
praktis mempunyai nilai yang meragukan karena dua alasan:
1) Kualitas aset lancar dan komposisi liabilitas lancar lebih penting
dalam mengevaluasi rasio lancar (misalnya, dua perusahaan
dengan rasio lancar yang sama dapat menyajikan risiko yang
sangat berbeda karena variasi kualitas komponen modal kerja).
2) Kebutuhan modal kerja bervariasi menurut kondisi industri dan
lamanya siklus perdagangan bersih suatu perusahaan.
 Analisis Siklus Perdagangan Bersih (Net Trade Cycle Analysis)
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh
investasi persediaan yang diinginkan dan hubungan antara persyaratan
kredit dari pemasok dan yang diberikan kepada pelanggan.
Pertimbangan ini menentukan siklus perdagangan bersih suatu

5
perusahaan. Semakin panjang siklus perdagangan bersih, semakin
besar pula kebutuhan modal kerja. Perbandingan dengan
menggunakan rasio lancar industri, dan analisis kebutuhan modal
kerja dengan menggunakan ukuran siklus perdagangan bersih,
berguna dalam analisis kecukupan modal kerja suatu perusahaan.
e. Pengukuran Rasio Berbasis Kas (Cash-Based Ratio) Likuiditas
 Rasio Kas Terhadap Aset Lancar (Cash to Current Assets Ratio)
Rasio aset “near-cash” terhadap total aset lancar merupakan
salah satu ukuran derajat likuiditas aset lancar. Ukuran ini, yang
dikenal sebagai rasio kas terhadap aset lancar, dihitung sebagai:
Cash+ Cash equivalents+ Marketable securities
Current assets
Semakin besar rasio ini, semakin likuid aset lancar tersebut.
 Rasio Kas Terhadap Liabilitas Lancar (Cash to Current Liabilities
Ratio)
Rasio lain yang mengukur kecukupan kas adalah rasio kas
terhadap liabilitas lancar. Itu dihitung sebagai:
Cash+ Cash equivalents+ Marketable securities
Current liabilities
Rasio ini mengukur ketersediaan kas untuk membayar liabilitas
lancar.
1.1.2 Analisis Aktivitas Operasi Pada Likuiditas
Ukuran likuiditas aktivitas operasi penting dalam analisis kredit. Bagian
ini membahas tiga ukuran aktivitas operasi berdasarkan piutang, persediaan,
dan liabilitas lancar.
a. Pengukuran Likuiditas Piutang
Dalam menilai likuiditas, termasuk kualitas modal kerja dan rasio
lancar, perlu dilakukan pengukuran kualitas dan likuiditas piutang.
Kualitas dan likuiditas piutang dipengaruhi oleh tingkat perputarannya.
Ukuran kemungkinan ini adalah proporsi piutang dalam jangka waktu
pembayaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Likuiditas mengacu pada
kecepatan dalam mengubah piutang menjadi kas. Tingkat perputaran
piutang adalah ukuran kecepatan ini.

6
 Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover)
Rasio perputaran piutang dihitung sebagai:
Net sales on credit
Average accounts receivable
Piutang wesel dari penjualan normal harus dimasukkan ketika
menghitung perputaran piutang. Juga harus memasukkan hanya
penjualan kredit ketika menghitung rasio ini karena penjualan tunai
tidak menghasilkan piutang.
 Penjualan Harian Dalam Piutang
Penjualan hari dalam piutang mengukur rata-rata jumlah hari
yang diperlukan untuk menagih piutang berdasarkan pada saldo akhir
tahun dalam piutang usaha. Hal ini dihitung dengan membagi akun
berdasarkan rata-rata penjualan harian sebagai berikut:
' Sales
Day s sales∈receivables= Accounts receivable+
360
 Interpretasi Pengukuran Likuiditas Piutang
Tingkat perputaran piutang dan periode penagihan berguna
untuk dibandingkan dengan rata-rata industri atau dengan persyaratan
kredit yang diberikan oleh perusahaan. Ketika periode penagihan
dibandingkan dengan ketentuan penjualan yang diperbolehkan oleh
perusahaan, akan dapat menilai sejauh mana pelanggan membayar
tepat waktu. Misalnya, jika syarat penjualan kredit biasa adalah 40
hari, maka periode penagihan rata-rata selama 75 hari mencerminkan
satu atau lebih kondisi berikut:
1) Upaya pengumpulan yang buruk.
2) Keterlambatan pembayaran pelanggan.
3) Pelanggan dalam kesulitan keuangan.
Kondisi pertama menuntut tindakan manajerial yang bersifat
korektif, sedangkan dua kondisi lainnya menuntut tindakan manajerial
yang bersifat korektif pada kualitas dan likuiditas piutang dan
menuntut pengelolaan yang bijaksana. Tren lain yang perlu
diperhatikan adalah hubungan antara penyisihan piutang ragu-ragu
dan piutang bruto, dihitung sebagai:

7
Provision for doubtful accounts
Grossaccounts receivable
b. Pengukuran Perputaran Persediaan
Evaluasi terhadap likuiditas jangka pendek dan modal kerja, yang
melibatkan persediaan, harus mencakup evaluasi terhadap kualitas dan
likuiditas persediaan. Ukuran perputaran persediaan adalah alat yang
sangat baik untuk analisis ini.
 Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Rasio perputaran persediaan mengukur tingkat rata-rata
kecepatan pergerakan persediaan masuk dan keluar dari suatu
perusahaan. Perputaran persediaan dihitung sebagai:
Cost of goods sold
Average inventory
Konsistensi mengharuskan menggunakan harga pokok penjualan
dalam pembilangnya karena, seperti halnya persediaan, harga pokok
penjualan dilaporkan berdasarkan harga perolehan.
 Penjualan Harian Dalam Persediaan
Ukuran lain dari perputaran persediaan yang berguna dalam
menilai kebijakan pembelian dan produksi perusahaan adalah jumlah
hari dalam penjualan persediaan, dihitung sebagai:
Cost of goods sold
Inventories+
360
Rasio ini menunjukkan jumlah hari yang diperlukan untuk menjual
persediaan akhir dengan asumsi tingkat penjualan tertentu.
 Menafsirkan Perputaran Persediaan
Rasio lancar memandang komponen aset lancar sebagai sumber
dana yang berpotensi melunasi liabilitas lancar. Dilihat dengan cara
yang sama, rasio perputaran persediaan menawarkan ukuran kualitas
dan likuiditas komponen persediaan aset lancar. Kualitas persediaan
mengacu pada kemampuan perusahaan untuk menggunakan dan
membuang persediaan. Ketika perputaran persediaan menurun seiring
berjalannya waktu, atau kurang dari norma industri, hal ini
menunjukkan pergerakan persediaan yang lambat karena keusangan,

8
permintaan yang lemah, atau tidak dapat dijual. Kondisi ini
mempertanyakan kelayakan perusahaan untuk memulihkan biaya
persediaan. Dalam mengevaluasi perputaran persediaan, analisis harus
waspada terhadap pengaruh prinsip akuntansi alternatif untuk menilai
komponen rasio.
c. Likuiditas Liabilitas Lancar
Liabilitas lancar penting dalam menghitung modal kerja dan rasio
lancar karena dua alasan terkait:
 Kewajiban lancar digunakan dalam menentukan apakah terdapat
kelebihan aset lancer atas kewajiban lancar memberikan margin
keamanan yang cukup.
 Kewajiban lancar dikurangkan dari aktiva lancar untuk dijadikan
modal kerja.
Dalam menggunakan modal kerja dan rasio lancar, sudut pandangnya
adalah likuidasi dan bukan melanjutkan operasi.
 Kualitas Liabilitas Lancar
Kualitas liabilitas lancar penting dalam analisis modal kerja dan
rasio lancar. Tidak semua liabilitas lancar mewakili permintaan
pembayaran yang mendesak atau mendesak. Kualitas kewajiban
lancar harus dinilai berdasarkan tingkat urgensi pembayarannya.
 Pembelian Harian Dalam Utang Usaha
Ukuran sejauh mana perusahaan “bersandar pada perdagangan”
adalah rata-rata hari uutang yang beredar. Ukuran ini dihitung sebagai:
Accounts payable
Average payable days outstanding=
C ost of goods sold+360
Rata-rata hari Uutang yang beredar memberikan indikasi rata-rata
waktu yang dibutuhkan perusahaan dalam membayar kewajibannya
kepada pemasok. Ukuran yang terkait adalah perputaran utang
usaha. Ini dihitung sebagai Harga Pokok Penjualan ÷ Rata-rata Utang
Usaha. Rasio ini menunjukkan kecepatan perusahaan membayar
pembelian secara kredit.
1.1.3 Pengukuran Likuiditas Tambahan
a. Komposisi Aset Lancar

9
Komposisi aktiva lancar merupakan salah satu indikator likuiditas
modal kerja. Penggunaan perbandingan persentase ukuran umum
memfasilitasi evaluasi terhadap perbandingan likuiditas, berapa pun
jumlah dolarnya.
b. Rasio Acid-Test (Quick)
Uji likuiditas yang lebih ketat menggunakan rasio acid-test (quick).
Rasio ini mencakup aset-aset yang paling cepat dapat dikonversi menjadi
kas dan dihitung sebagai:
Cash+ Cash equivalents+ Marketable securities + Accounts receivable
Current liabilities
Analisis harus menilai manfaat dari pengecualian persediaan dalam
mengevaluasi likuiditas. Penafsiran rasio acid-test serupa dengan
interpretasi rasio lancar.
c. Pengukuran Arus Kas
Sifat statis dari rasio lancar dan ketidakmampuannya (sebagai
ukuran likuiditas) untuk mengenali pentingnya arus kas dalam memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo telah menyebabkan pencarian ukuran
likuiditas yang dinamis. Rasio yang membandingkan arus kas operasi
dengan kewajiban lancar mengatasi sifat statis rasio lancar karena
pembilangnya mencerminkan variabel arus. Rasio arus kas ini dihitung
sebagai:
Operating cash flow
Current liabilities
d. Fleksibilitas Keuangan
Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk
mengambil langkah-langkah untuk mengatasi gangguan aliran dana yang
tidak terduga. Hal ini dapat berarti kemampuan untuk meminjam dari
berbagai sumber, meningkatkan modal ekuitas, menjual dan memindahkan
aset, atau menyesuaikan tingkat dan arah operasi untuk menghadapi
perubahan keadaan. Faktor tambahan yang mempengaruhi penilaian
fleksibilitas keuangan perusahaan adalah (1) peringkat surat berharga,
obligasi, dan saham preferen, (2) pembatasan penjualan aset, (3) sejauh
mana biaya bersifat diskresi. dan (4) kemampuan untuk merespons dengan

10
cepat terhadap perubahan kondisi (seperti pemogokan, pergeseran
permintaan, dan terputusnya sumber pasokan).

e. Pembahasan Manajemen dan Analisis


Bagian kondisi keuangan memerlukan pembahasan mengenai
likuiditas—termasuk tren, permintaan, komitmen, atau ketidakpastian
yang diketahui yang mungkin berdampak pada kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan kas yang cukup. Jika ditemukan adanya kekurangan
likuiditas yang material, manajemen harus mendiskusikan tindakan yang
telah diambil atau diusulkan untuk memperbaiki kekurangan tersebut.
Sumber likuiditas internal dan eksternal serta sumber material aset likuid
yang belum terpakai harus diidentifikasi dan dijelaskan.
f. Analisis What-If
Analisis what-if adalah teknik yang berguna untuk menelusuri
dampak perubahan kondisi atau kebijakan terhadap sumber daya
perusahaan.
1.2 Struktur Modal dan Solvabilitas
1.2.1 Dasar-Dasar Solvabilitas
Analisis solvabilitas melibatkan beberapa elemen kunci. Analisis struktur
modal adalah salah satunya. Struktur modal mengacu pada sumber pembiayaan
suatu perusahaan. Pembiayaan dapat berkisar dari modal ekuitas yang relatif
permanen hingga sumber pendanaan yang lebih berisiko atau bersifat
sementara dan berjangka pendek. Elemen kunci lainnya dari solvabilitas jangka
panjang adalah pendapatan (atau kekuatan pendapatan)—yang menyiratkan
kemampuan berulang untuk menghasilkan uang tunai dari operasi.
a. Pentingnya Struktur Modal
Struktur modal adalah pembiayaan ekuitas dan uutang suatu
perusahaan. Hal ini sering diukur berdasarkan besaran relatif dari berbagai
sumber pendanaan. Stabilitas keuangan suatu perusahaan dan risiko
kebangkrutan bergantung pada sumber pendanaan dan jenis serta jumlah
berbagai aset yang dimilikinya.
 Karakteristik Utang dan Ekuitas

11
Karakteristik modal ekuitas mencakup tingkat pengembalian
yang tidak pasti atau tidak dapat ditentukan dan tidak adanya pola
pembayaran kembali. Modal ekuitas berkontribusi terhadap stabilitas
dan solvabilitas perusahaan. Berbeda dengan modal ekuitas, baik
modal utang jangka pendek maupun jangka panjang harus dilunasi.
Semakin lama jangka waktu pelunasan utang dan semakin sedikit
tuntutan ketentuan pelunasannya, maka semakin mudah bagi
perusahaan untuk membayar modal utang. Bagi investor saham biasa,
utang mencerminkan risiko kehilangan investasi, diimbangi dengan
potensi keuntungan dari leverage keuangan. Leverage keuangan
adalah penggunaan hutang untuk meningkatkan pendapatan. Leverage
memperbesar keberhasilan manajerial (pendapatan) dan kegagalan
(kerugian).
b. Motivasi Modal Utang
Dari sudut pandang pemegang saham, utang merupakan sumber
pembiayaan eksternal pilihan karena setidaknya dua alasan:
 Bunga atas sebagian besar utang adalah tetap dan, dengan syarat biaya
bunga lebih kecil dari imbal hasil aset operasi bersih, kelebihan imbal
hasil tersebut akan menjadi keuntungan investor ekuitas.
 Bunga merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak, sedangkan
dividen tidak.
Masing-masing faktor tersebut penting dalam pembiayaan utang dan
analisis risiko.
 Konsep Leverage Keuangan
Leverage keuangan mengacu pada jumlah pembiayaan utang
dalam struktur modal perusahaan. Perusahaan dengan leverage
keuangan dikatakan memperdagangkan ekuitas. Pada umumnya: (1)
perusahaan dengan leverage berhasil memperdagangkan ekuitas
ketika laba atas aset melebihi biaya utang setelah pajak, (2)
perusahaan dengan leverage tidak berhasil memperdagangkan ekuitas
ketika laba atas aset operasi bersih lebih kecil daripada biaya setelah

12
pajak utang, dan (3) dampak leverage semakin besar baik pada tahun
baik maupun buruk.
 Pengurangan Pajak Atas Bunga
Salah satu alasan posisi utang yang menguntungkan adalah
pengurangan bunga pajak. Pada umunya: (1) bunga dapat dikurangkan
dari pajak, sedangkan dividen tunai kepada pemegang saham tidak,
(2) karena bunga dapat dikurangkan dari pajak, pendapatan yang
tersedia bagi pemegang sekuritas bisa jauh lebih besar, dan (3) tidak
terbayarnya bunga dapat menghasilkan kebangkrutan, sedangkan tidak
membayar dividen tidak.
 Efek Lain Dari Leverage
Di luar keuntungan dari keuntungan berlebih terhadap leverage
keuangan dan pengurangan bunga dari pajak, posisi utang jangka
panjang dapat menghasilkan manfaat lain bagi pemegang saham.
Misalnya, perusahaan yang sedang berkembang dapat menghindari
dilusi laba per saham melalui penerbitan utang. Selain itu, jika suku
bunga meningkat, perusahaan dengan leverage yang membayar
tingkat bunga tetap lebih rendah akan lebih menguntungkan
dibandingkan pesaingnya yang tidak memiliki leverage. Namun, hal
sebaliknya juga terjadi. Terakhir, pada saat inflasi, kewajiban moneter
(seperti sebagian besar modal utang) menghasilkan keuntungan pada
tingkat harga.
c. Penyesuaian Untuk Analisis Struktur Modal
Pengukuran dan pengungkapan akun liabilitas (utang) dan ekuitas
dalam laporan keuangan diatur oleh penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku. Analisis harus mengingat prinsip-prinsip ini ketika menganalisis
struktur modal dan implikasinya terhadap solvabilitas.
 Penyesuaian Nilai Buku Liabilitas
Hubungan antara liabilitas dan modal ekuitas, dua sumber utama
pendanaan perusahaan, merupakan faktor penting dalam menilai
solvabilitas jangka panjang. Ada liabilitas yang tidak sepenuhnya
tercermin dalam neraca, dan ada item terkait pembiayaan yang

13
klasifikasi akuntansinya sebagai utang atau ekuitas tidak boleh
diterima begitu saja dalam analisis.
1) Pajak Penghasilan Tangguhan. Sejauh kemungkinan terjadinya
pembalikan di masa depan sangat kecil, karena perbedaan waktu
akibat percepatan penyusutan dapat terjadi, maka pajak tangguhan
harus dipandang sebagai pembiayaan jangka panjang dan
diperlakukan seperti ekuitas. Namun, jika kemungkinan besar
penarikan pajak tangguhan di masa mendatang tinggi, maka pajak
tangguhan (atau sebagiannya) harus diperlakukan seperti liabilitas
jangka panjang.
2) Sewa Operasi. Sewa yang tidak dapat dibatalkan ditampilkan
sebagai utang. Sewa operasi harus diakui di neraca untuk tujuan
analitis, meningkatkan aset tetap dan liabilitas.
3) Pembiayaan di Luar Neraca. Dalam menentukan utang suatu
perusahaan, analisis harus menyadari bahwa beberapa manajer
berusaha mengecilkan utang, seringkali dengan cara baru dan
terkadang rumit.
4) Kewajiban Kontinjensi. Analisis harus membuat penilaian
mengenai kemungkinan komitmen atau kontinjensi menjadi
kewajiban aktual dan kemudian memperlakukan hal-hal tersebut
dengan tepat.
5) Kepentingan Minoritas. Kepentingan minoritas dalam laporan
keuangan konsolidasi mewakili nilai buku kepemilikan pemegang
saham minoritas anak perusahaan dalam grup yang dikonsolidasi.
6) Utang Konversi. Utang yang dapat dikonversi biasanya
dilaporkan di antara liabilitas (atau sebagai item yang terpisah
dari daftar utang dan ekuitas
7) Saham Preferen. Sebagian besar saham preferen tidak
memerlukan kewajiban pembayaran dividen atau pembayaran
pokok.
1.2.2 Komposisi Struktur Modal dan Solvabilitas

14
Risiko mendasar dengan struktur modal leverage adalah risiko tidak
mencukupinya kas dalam kondisi sulit. Utang melibatkan komitmen untuk
membayar biaya tetap dalam bentuk pembayaran bunga dan pokok.
a. Pernyataan Ukuran Umum Dalam Analisis Solvabilitas
Ukuran umum risiko keuangan suatu perusahaan adalah komposisi
struktur modalnya. Analisis komposisi dilakukan dengan menyusun
laporan ukuran umum bagian kewajiban dan ekuitas di neraca.
Keuntungan dari analisis ukuran umum struktur modal adalah dalam
mengungkap besaran relatif sumber pendanaan bagi suatu perusahaan.
Analisis ukuran umum juga dapat digunakan untuk melakukan
perbandingan langsung antar perusahaan yang berbeda. Variasi analisis
ukuran umum adalah dengan melakukan analisis menggunakan rasio.
Variasi lainnya hanya berfokus pada sumber pendanaan jangka panjang,
tidak termasuk liabilitas lancar.
b. Pengukuran Struktur Modal Untuk Analisis Solvabilitas
Rasio struktur modal adalah cara lain untuk menganalisis
solvabilitas. Ukuran rasio struktur modal menghubungkan komponen-
komponen struktur modal satu sama lain atau totalnya.
 Total Utang Terhadap Total Modal
Rasio komprehensif tersedia untuk mengukur hubungan antara
total utang (Utang lancar + Utang jangka panjang + Liabilitas lain
sebagaimana ditentukan oleh analisis seperti pajak tangguhan dan
saham preferen yang dapat ditebus) dan total modal [Total utang +
Ekuitas pemegang saham (termasuk saham preferen)]. Rasio total
utang terhadap total modal (juga disebut rasio total hutang) dinyatakan
sebagai:
Total debt
Total capital
Total modal, menurut definisi, sama dengan total aset.
 Total Utang Terhadap Modal Ekuitas
Ukuran lain dari hubungan utang terhadap sumber modal adalah
rasio total utang terhadap modal ekuitas. Rasio total utang terhadap
modal ekuitas didefinisikan sebagai:

15
Total debt
'
Shareholder s equity
 Utang Jangka Panjang Terhadap Modal Ekuitas
Rasio utang jangka panjang terhadap modal ekuitas mengukur
hubungan utang jangka panjang (biasanya didefinisikan sebagai
seluruh kewajiban tidak lancar) terhadap modal ekuitas. Rasio yang
melebihi 1:1 menunjukkan pembiayaan utang jangka panjang yang
lebih besar dibandingkan modal ekuitas. Rasio ini biasanya disebut
sebagai rasio utang terhadap ekuitas dan dihitung sebagai:
Long term debt
'
Shareholder s equity
 Utang Jangka Pendek Terhadap Total Utang
Rasio utang yang jatuh tempo dalam jangka pendek relatif
terhadap total utang merupakan indikator penting kebutuhan kas dan
pendanaan jangka pendek suatu perusahaan. Utang jangka pendek,
dibandingkan dengan utang jangka panjang atau kebutuhan dana
pelunasan (sinking fund), merupakan indikator ketergantungan
perusahaan terhadap pembiayaan jangka pendek (terutama bank).
Utang jangka pendek biasanya sering mengalami perubahan suku
bunga.
c. Interpretasi Pengukuran Struktur Modal
Analisis ukuran umum dan rasio struktur modal pada dasarnya
merupakan ukuran risiko struktur modal perusahaan. Semakin tinggi
proporsi utang, semakin besar pula beban bunga dan pembayaran utang
tetap, dan semakin besar kemungkinan terjadinya kebangkrutan selama
periode penurunan pendapatan atau masa sulit. Ukuran struktur modal
berfungsi sebagai alat penyaringan. Analisis likuiditas jangka pendek
selalu penting karena sebelum menilai solvabilitas jangka panjang, yang
diinginkan adalah yakin dengan kelangsungan keuangan perusahaan dalam
jangka pendek. Pengujian analitis tambahan yang penting mencakup
pemeriksaan jatuh tempo utang (dalam hal jumlah dan waktu), biaya
bunga, dan faktor-faktor yang mengandung risiko. Faktor terakhir

16
mencakup stabilitas atau persistensi pendapatan perusahaan, kinerja
industri, dan komposisi aset.
d. Pengukuran Berbasis Aset (Asset-Based) Solvabilitas
 Komposisi Aset Dalam Analisis Solvabilitas
Aset yang digunakan perusahaan dalam aktivitas operasinya
sampai batas tertentu menentukan sumber pendanaan. Misalnya, aset
tetap dan aset jangka panjang lainnya biasanya tidak dibiayai dengan
pinjaman jangka pendek. Aset jangka panjang ini biasanya dibiayai
dengan modal ekuitas. Modal utang juga merupakan sumber
pendanaan aset jangka panjang yang umum, terutama di industri
seperti utilitas yang sumber pendapatannya stabil. Analisis komposisi
aset merupakan alat penting dalam menilai eksposur risiko struktur
modal suatu perusahaan. Komposisi aset biasanya dievaluasi
menggunakan laporan saldo aset berukuran umum.
1.2.3 Cakupan Pendapatan
Salah satu keterbatasan ukuran struktur modal adalah
ketidakmampuannya untuk fokus pada ketersediaan arus kas untuk membayar
utang perusahaan. Ketika utang dilunasi, ukuran struktur modal biasanya
membaik, sedangkan kebutuhan kas tahunan untuk membayar bunga atau dana
penyisihan tetap atau meningkat (contoh dari hal ini mencakup pembayaran
utang dengan ketentuan pembayaran besar atau obligasi tanpa kupon).
Keterbatasan ini menyoroti pentingnya peran cakupan pendapatan, atau
kekuatan pendapatan, sebagai sumber pembayaran bunga dan pokok.
a. Hubungan Pendapatan Dengan Biaya Tetap
Hubungan pendapatan dengan biaya tetap merupakan bagian dari
analisis cakupan pendapatan. Ukuran cakupan pendapatan fokus pada
hubungan antara biaya tetap terkait utang dan pendapatan perusahaan yang
tersedia untuk memenuhi biaya tersebut. Ukuran khas dari rasio
pendapatan untuk biaya tetap adalah:
Earnings available for ¿ charges ¿
¿ charges
 Menghitung Pendapatan Tersedia Terhadap Biaya Tetap

17
Analisa harus mengakui bahwa laba bersih yang tidak
disesuaikan belum tentu merupakan ukuran yang baik dari kas yang
tersedia untuk biaya tetap. Menggunakan laba sebagai perkiraan kas
dari operasi terkadang tepat, sementara di sisi lain hal ini dapat salah
menyajikan jumlah yang tersedia untuk membayar biaya tetap.
Tingkat pendapatan yang digunakan dalam menghitung rasio cakupan
pendapatan patut mendapat perhatian. Pendapatan rata-rata dari
operasi yang berkelanjutan yang mencakup siklus bisnis dan
disesuaikan dengan kemungkinan perubahan di masa depan mungkin
merupakan perkiraan yang baik dari rata-rata kas yang tersedia dari
operasi di masa depan untuk membayar biaya tetap. Jika salah satu
tujuan rasio cakupan laba adalah untuk mengukur eksposur
maksimum kreditur terhadap risiko, maka angka laba yang tepat
adalah yang terjadi pada titik terendah dalam siklus bisnis perusahaan.
 Menghitung Biaya Tetap
Komponen utama kedua dalam rasio pendapatan terhadap biaya
tetap adalah biaya tetap. Analisis biaya tetap mengharuskan kita
mempertimbangkan beberapa komponen penting.
1) Bunga yang Ditimbulkan. Bunga yang timbul adalah biaya tetap
yang paling langsung dan jelas timbul dari utang. Dapat
diperkirakan jumlah bunga yang timbul dengan mengacu pada
pengungkapan wajib atas bunga yang dibayarkan dalam laporan
arus kas.
2) Bunga Tersirat dalam Kewajiban Sewa. Ketika sewa
dikapitalisasi, bagian bunga dari pembayaran sewa dimasukkan
dalam beban bunga pada laporan laba rugi, sedangkan sebagian
besar sisanya biasanya dianggap sebagai pembayaran kembali
kewajiban pokok.
3) Persyaratan Dividen Saham Preferen Anak Perusahaan yang
Dimiliki Mayoritas. Hal ini dipandang sebagai biaya tetap
karena mempunyai prioritas di atas distribusi pendapatan kepada
induk perusahaan. Item yang akan atau dihilangkan dalam

18
konsolidasi tidak boleh dilihat sebagai biaya tetap. Persyaratan
dividen saham preferen pada anak perusahaan yang kepemilikan
mayoritasnya merupakan contoh dari biaya tetap yang tidak dapat
dikurangkan dari pajak. Dibuat penyesuaian untuk menghitung
jumlah "gross":
Preferred stock dividend requirements
1−Effective tax rate
4) Persyaratan Pelunasan Pokok. Kewajiban pembayaran pokok
dari sudut pandang arus kas keluar sama beratnya dengan
kewajiban bunga. Dalam hal pembayaran sewa, kewajiban
perusahaan untuk membayar pokok dan bunga harus dipenuhi
secara bersamaan.
5) Jaminan untuk Membayar Biaya Tetap. Jaminan untuk
membayar beban tetap pada anak perusahaan yang tidak
dikonsolidasi atau pada orang (entitas) yang tidak terafiliasi harus
ditambahkan ke beban tetap jika persyaratan untuk memenuhi
jaminan tersebut nampaknya sudah dekat.
6) Biaya Tetap Lainnya. Meskipun pembayaran bunga dan
persyaratan pembayaran pokok merupakan beban tetap yang
paling berhubungan langsung dengan timbulnya utang, tidak ada
alasan untuk membatasi analisis mengenai solvabilitas jangka
panjang pada beban atau komitmen ini. Analisa menyeluruh atas
biaya tetap harus mencakup seluruh kewajiban pembayaran sewa
jangka panjang (tidak hanya bagian bunga), dan terutama sewa
yang harus dipenuhi berdasarkan sewa yang tidak dapat
dibatalkan.
 Menghitung Pendapatan Terhadap Biaya Tetap
Rumus konvensional, dan yang diadopsi oleh SEC, untuk
menghitung rasio pendapatan terhadap biaya tetap adalah sebagai
berikut:

19
[ ( a) Pretax¿ income continuing operations +( b ) Interest expense+¿ ( c ) Amortization of debt e

Masing-masing komponen dalam rasio ini diberi label a-h dan


dijelaskan lebih lanjut di sini:
(a) Pendapatan sebelum pajak sebelum operasi dihentikan, pos luar
biasa, dan dampak kumulatif perubahan akuntansi.
(b) Bunga yang timbul dikurangi bunga yang dikapitalisasi.
(c) Biasanya termasuk dalam beban bunga.
(d) Sewa pembiayaan dikapitalisasi sehingga bunga yang tersirat di
dalamnya sudah ada termasuk dalam beban bunga. Namun, porsi
bunga dari sewa operasi jangka panjang disertakan dengan asumsi
banyak sewa operasi jangka panjang yang hampir tidak
memenuhi kriteria sewa modal namun memiliki banyak
karakteristik transaksi pembiayaan.
(e) Tidak termasuk semua item yang dieliminasi dalam konsolidasi.
Jumlah dividen ditingkatkan menjadi laba sebelum pajak yang
diperlukan untuk membayarnya.
(f) Berlaku untuk perusahaan non-utilitas. Jumlah ini tidak sering
diungkapkan.
(g) Hak minoritas atas pendapatan anak perusahaan yang dimiliki
secara mayoritas dan mempunyai beban tetap dapat dimasukkan
dalam pendapatan.
(h) Termasuk baik dibebankan atau dikapitalisasi.
 Perhitungan Pro Forma Pendapatan Terhadap Biaya Tetap
Dalam situasi di mana beban tetap yang belum terjadi diakui
dalam menghitung rasio pendapatan terhadap beban tetap (seperti
biaya bunga dalam penerbitan utang prospektif), maka dapat
dilakukan estimasi manfaat saling hapus yang diharapkan dari arus
kas masuk masa depan dan memasukkannya ke dalam pendapatan
proforma. Ketika dampak dari rencana refinancing prospektif

20
mengubah rasio sebesar 10% atau lebih, SEC biasanya memerlukan
perhitungan proforma dari rasio yang mencerminkan perubahan yang
akan dilakukan berdasarkan rencana tersebut.
b. Analisis Waktu Perolehan Bunga (Times Interest Earned Analysis)
Ukuran cakupan pendapatan lainnya adalah rasio waktu perolehan
bunga. Rasio ini menganggap bunga sebagai satu-satunya biaya tetap yang
memerlukan cakupan pendapatan:
Income +Tax expense+ Interest expense
Interest Expense
Pembilang dalam rasio ini terkadang disebut sebagai laba sebelum bunga
dan pajak, atau EBIT, dan kemudian rasio tersebut disebut sebagai EBIT/I.
c. Hubungan Arus Kas Dengan Biaya Tetap
Perusahaan harus membayar biaya tetap secara tunai sedangkan laba
bersih termasuk pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang terjadi
yang tidak selalu menghasilkan atau membutuhkan uang tunai segera.
 Rasio Arus Kas Terhadap Biaya Tetap
Rasio arus kas terhadap biaya tetap dihitung menggunakan kas
dari operasi dan bukan pendapatan dalam pembilang rasio pendapatan
terhadap biaya tetap. Kas dari operasi dilaporkan dalam laporan arus
kas. Rasio arus kas terhadap biaya tetap didefinisikan sebagai:
Pretax operating cash flow+ Adjusments ( b ) through
( g ) defined on page 19
¿ charges
 Permanenensi Kas Dari Operasi
Hubungan arus kas perusahaan dari operasi dengan biaya tetap
penting untuk analisis solvabilitas jangka panjang. Karena pentingnya
hubungan ini, dinilai “permanenensi” arus kas operasi. Biasanya
melakukan ini dalam mengevaluasi komponen yang membentuk arus
kas operasi.
d. Cakupan Pendapatan Terhadap Saham Preferen
Menghitung cakupan pendapatan dari dividen preferen harus
mencakup biaya tetap semua pengeluaran yang didahulukan dari dividen
preferen. Karena dividen preferen tidak dapat dikurangkan dari pajak,

21
maka pendapatan setelah pajak harus digunakan untuk menutupinya. Oleh
karena itu, cakupan pendapatan dari rasio dividen pilihan dihitung sebagai:
Pretax income+ Adjustments ( b ) through ( g ) defined on
page 19
¿ charges+ (
Preferred dividends
1−Tax rate )
Jika ada dua atau lebih saham preferen yang beredar, rasio cakupan
biasanya dihitung untuk masing-masing penerbitan dengan menghilangkan
persyaratan dividen saham junior dan memasukkan semua biaya tetap
sebelumnya dan saham senior dari dividen saham preferen.

e. Interpretasi Pengukuran Cakupan Pendapatan


Ukuran cakupan pendapatan memberi wawasan tentang kemampuan
perusahaan untuk memenuhi biaya tetap dari pendapatan saat ini. Terdapat
korelasi yang tinggi antara ukuran cakupan pendapatan dan tingkat gagal
bayar utang, yaitu semakin tinggi cakupannya, semakin rendah tingkat
gagal bayarnya. Peningkatan tingkat imbal hasil utang jarang memberikan
kompensasi kepada kreditor atas risiko kehilangan pokok. Jika
kemungkinan perusahaan memenuhi kewajibannya melalui operasi yang
berkelanjutan tidak tinggi, maka risiko kreditor cukup besar.
 Pentingnya Variabilitas Pendapatan dan Persistensi Untuk
Cakupan Pendapatan
Faktor penting dalam mengevaluasi ukuran cakupan pendapatan
adalah perilaku pendapatan dan arus kas sepanjang waktu. Semakin
stabil pola laba suatu perusahaan atau industri, maka semakin rendah
ukuran cakupan laba yang dapat diterima. Variabilitas laba dan
persistensi laba merupakan ukuran umum dari ketidakpastian
sepanjang waktu. Analisis dapat menggunakan salah satu atau kedua
ukuran ini dalam menentukan standar cakupan pendapatan yang
diterima. Persistensi pendapatan sering kali diukur sebagai korelasi
(otomatis) pendapatan sepanjang waktu.
 Pentingnya Pengukuran dan Asumsi Untuk Cakupan Pendapatan

22
Penentuan tingkat cakupan pendapatan yang dapat diterima
bergantung pada metode penghitungan ukuran cakupan pendapatan.
Kualitas pendapatan merupakan faktor penting lainnya. Tingkat
cakupan yang dapat diterima pada akhirnya harus mencerminkan
kesediaan dan kemampuan untuk menanggung risiko (relatif terhadap
keuntungan yang diharapkan).
f. Risiko dan Pengembalian Struktur Modal
Perusahaan dapat meningkatkan risiko (dan potensi keuntungan)
pemegang saham dengan meningkatkan leverage. Misalnya, pembelian
dengan leverage (leverage buyout) menggunakan utang untuk menjadikan
perusahaan menjadi swasta dengan membeli pemegang saham. Manfaat
potensial lainnya dari leverage adalah pengurangan pajak atas bunga-
dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan
dari pajak. Mengandalkan peringkat kredit atau peringkat pihak lain
merupakan pendelegasian tanggung jawab analisis dan evaluasi. Beresiko
untuk mengandalkan secara parsial atau eksklusif pada sumber-sumber
analisis ini. Tidak peduli seberapa bereputasinya, sumber-sumber ini tidak
dapat menangkap ekspektasi risiko dan keuntungan yang unik.
1.3 Lampiran 10A: Peringkat Utang
Sistem pemeringkatan surat utang yang komprehensif dan kompleks telah
diterapkan dalam perekonomian dunia. Pemeringkatan tersedia dari beberapa firma riset
investasi terkemuka: Moody's, Standard & Poor's (S&P), Duff and Phelps, dan Fitch
Ratings. Banyak lembaga keuangan juga mengembangkan peringkat internal mereka
sendiri.
1.3.1 Peringkat Kredit Obligasi
Peringkat kredit obligasi merupakan ekspresi gabungan dari penilaian
mengenai kelayakan kredit penerbit obligasi dan kualitas sekuritas tertentu
yang diperingkat. Peringkat mengukur risiko kredit dimana risiko kredit adalah
kemungkinan terjadinya perkembangan yang tidak menguntungkan bagi
kepentingan kreditur. Penilaian kelayakan kredit ini dinyatakan dalam
serangkaian simbol yang mencerminkan tingkat risiko kredit. Alasan utama
mengapa efek hutang diberi peringkat secara luas sedangkan efek ekuitas tidak

23
adalah karena adanya keseragaman pendekatan dan homogenitas tindakan
analitis yang jauh lebih besar dalam menganalisis kelayakan kredit
dibandingkan dalam menganalisis kinerja pasar efek ekuitas di masa depan.
Kriteria yang menentukan peringkat tertentu tidak pernah didefinisikan secara
pasti. Faktor-faktor tersebut melibatkan faktor kuantitatif (analisis rasio dan
komparatif) dan kualitatif (posisi pasar dan kualitas manajemen). Lembaga
pemeringkat utama menolak mengungkapkan kombinasi faktor-faktor yang
menentukan peringkat (yang biasanya merupakan keputusan komite).
1.3.2 Peringkat Obligasi Perusahaan
Dalam pemeringkatan obligasi industri, lembaga pemeringkat berfokus
pada perlindungan aset, sumber daya keuangan, kekuatan pendapatan,
manajemen, dan ketentuan spesifik utang perusahaan penerbit. Yang juga
penting adalah ukuran perusahaan, pangsa pasar, posisi industri, pengaruh
siklus, dan kondisi ekonomi secara umum. Perlindungan aset mengacu pada
sejauh mana hutang perusahaan ditutupi oleh asetnya. Salah satu ukurannya
adalah aset berwujud bersih terhadap utang jangka panjang. Sumber daya
keuangan mengacu pada sumber daya likuid seperti uang tunai dan rekening
modal kerja. Langkah-langkah analisis meliputi periode penagihan piutang dan
perputaran persediaan.
Kekuatan pendapatan di masa depan, dan kemampuan emiten dalam
menghasilkan uang, merupakan faktor penting dalam pemeringkatan surat
utang karena tingkat dan kualitas pendapatan di masa depan menentukan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, terutama yang bersifat
jangka panjang. Kekuatan untuk menghasilkan uang biasanya merupakan
sumber perlindungan yang lebih dapat diandalkan dibandingkan aset. Salah
satu ukuran perlindungan yang umum karena kekuatan pendapatan adalah rasio
cakupan pendapatan terhadap biaya tetap. Kemampuan manajemen, pandangan
ke depan, filosofi, pengetahuan, pengalaman, dan integritas merupakan
pertimbangan penting dalam pemeringkatan utang.
1.3.3 Batasan Dalam Peringkat Permainan
Peringkat utang berguna untuk sebagian besar penerbitan utang. Namun
harus dipahami keterbatasan yang melekat pada prosedur standar lembaga

24
pemeringkat. Seperti halnya analisis sekuritas ekuitas, analisis dapat
meningkatkan peringkat ini. Penerbitan utang mencerminkan berbagai
karakteristik. Konsekuensinya, mereka memberi peluang untuk
mengidentifikasi perbedaan dalam kelas pemeringkatan dan menilai dampak
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dalam kelas pemeringkatan
tersebut. Selain itu, terdapat bukti bahwa perubahan peringkat memperlambat
pasar. Efek kelambatan ini memberi peluang tambahan untuk mengidentifikasi
perubahan penting sebelum perubahan tersebut dilaporkan oleh lembaga
pemeringkat.

1.4 Lampiran 10B: Memprediksi Kesalahan Keuangan


Kegunaan umum dari analisis laporan keuangan adalah mengidentifikasi area
yang memerlukan penyelidikan dan analisis lebih lanjut. Salah satu aplikasinya adalah
memprediksi kesulitan keuangan. Model kesulitan keuangan, yang biasa disebut
model prediksi kebangkrutan, menguji tren dan perilaku rasio yang dipilih.
Karakteristik rasio ini digunakan dalam mengidentifikasi kemungkinan terjadinya
kesulitan keuangan di masa depan. Model berasumsi bahwa bukti adanya tekanan
muncul dalam rasio keuangan dan dapat mendeteksinya secara dini sehingga dapat
mengambil tindakan untuk menghindari risiko kerugian atau memanfaatkan informasi
ini.
1.4.1 Altman Z-Score
Altman Z-Score menggunakan beberapa rasio untuk menghasilkan
prediktor kesusahan Altman Z-Score menggunakan teknik statistik (analisis
diskriminan berganda) untuk menghasilkan prediktor yang merupakan fungsi
linier dari beberapa variabel penjelas. Prediktor ini mengklasifikasikan atau
memprediksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan atau tidak kebangkrutan.
Lima rasio keuangan yang termasuk dalam Z-score: X1 = Modal kerja/Total
aset, X2 = Laba ditahan/Total aset, X3 = Laba sebelum bunga dan pajak/Total
aset, X4 = Ekuitas pemegang saham/Total kewajiban, dan X5 = Penjualan/Total
aset. Kita dapat melihat X1, X2, X3, X4, dan X5, mencerminkan (1) likuiditas,
(2) umur perusahaan dan profitabilitas kumulatif, (3) profitabilitas. (4) struktur

25
keuangan, dan (5) tingkat perputaran modal, masing-masing. Altman Z-Score
dihitung sebagai:
Z=0,717 X 1 +0,847 X 2+ 3,107 X 3 +0,420 X 4 + 0,998 X 5
Z-score yang kurang dari 1,20 menunjukkan kemungkinan kebangkrutan
yang tinggi, sedangkan Z-score di atas 2,90 menunjukkan kemungkinan
kebangkrutan yang rendah. Skor antara 1,20 dan 2,90 berada di area abu-abu
atau ambigu.
1.4.2 Kesalahan Model dan Analisis Laporan Keuangan
Upaya penelitian mengidentifikasi peran rasio yang berguna dalam
memprediksi kesulitan keuangan. Namun, tidak boleh begitu saja menerapkan
model ini atau model lainnya tanpa analisis yang matang dan kritis terhadap
fundamental perusahaan. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa
penghitungan Z-score merupakan cara yang lebih baik untuk menganalisis
solvabilitas jangka panjang dibandingkan dengan penggunaan alat analisis
terpadu. Sebaliknya, ditegaskan penggunaan rasio sebagai prediktor kesusahan
adalah yang terbaik dalam melengkapi analisis laporan keuangan yang cermat.
Bukti menunjukkan bahwa Z-score adalah alat skrining, pemantauan, dan
pengarahan perhatian yang berguna.

26

Anda mungkin juga menyukai