Anda di halaman 1dari 25

RINGKASAN MATERI KULIAH

ANALISIS KREDIT

DI SUSUN OLEH :

NUR AD’HA TAHIR


1910323025

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS FAJAR
MAKASSAR
2020
1

A. LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA


Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah aset menjadi kas atau
untuk mendapatkan uang tunai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Jangka pendek secara konvensional dipandang sebagai jangka waktu sampai
dengan satu tahun, meskipun diidentifikasi dengan siklus operasi normal
perusahaan (periode waktu yang meliputi beli – memproduksi – jual –
mengumpulkan siklus). Pentingnya likuiditas terbaik dilihat dengan
mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Likuiditas adalah masalah derajat.
Kurangnya likuiditas mencegah perusahaan dari mengambil keuntungan dari
diskon yang menguntungkan atau peluang yang menguntungkan. Masalah
likuiditas yang lebih ekstrim mencerminkan ketidakmampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban saat ini. Hal ini dapat menyebabkan penjualan
paksa investasi dan aset lainnya dengan harga berkurang dan, dalam bentuk
yang paling parah, insolvabilitas dan kebangkrutan
Modal kerja didefinisikan sebagai kelebihan aktiva lancar atas kewajiban
lancar. Hal ini penting sebagai ukuran aset likuid yang menyediakan bantal
pengaman kepada kreditor. Hal ini juga penting dalam mengukur cadangan
cair tersedia untuk memenuhi kontinjensi dan ketidakpastian seputar
keseimbangan perusahaan dari arus kas masuk dan arus keluar.
1. Aktiva Lancar dan Kewajiban
Aktiva lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan untuk
menjadi (1) diwujudkan dalam bentuk kas atau (2) dijual atau dikonsumsi
dalam satu tahun (atau siklus operasi normal perusahaan jika lebih besar
dari satu tahun). Akun – akun neraca biasanya dimasukkan sebagai aset
lancer yang uang tunai, surat berharga yang jatuh tempo dalam tahun
fiskal berikutnya, piutang, persediaan , dan biaya dibayar di muka .
Kewajiban lancar adalah kewajiban diharapkan puas dalam waktu
yang relatif singkat, biasanya satu tahun. Kewajiban lancar biasanya
meliputi hutang, wesel bayar, hutang bank jangka pendek, hutang pajak,
biaya masih harus dibayar, dan bagian lancar utang jangka panjang.
2

Analisis kami harus menilai apakah semua kewajiban saat ini dengan
cukup tinggi probabilitas pembayaran akhirnya dilaporkan dalam
kewajiban lancar. pengecualian mereka dari kewajiban lancar cacat
analisis modal kerja. Tiga masalah umum yang harus diperhatikan adalah :
1) Kewajiban kontinjensi terkait dengan jaminan pinjaman. Kita perlu
menilai kemungkinan dari terwujudnya kontingensi ini ketika kita
menghitung modal kerja.
2) Pembayaran sewa minimum masa sewa operasi noncancelable
perjanjian.
3) Kontrak pembangunan atau akuisisi aset jangka panjang sering
mewajibkan untuk pembayaran berkelanjuatan dalam jumlah besar.
Kewajiban ini untuk pembayaran dilaporkan dalam catatan kaki
sebagai "komitmen" dan bukan sebagai kewajiban di neraca. Ketika
komputasi modal kerja, analisis kami harus sering menyertakan
komitmen.
B. ANALISIS LIKUIDITAS BERDASARKAN AKTIVITAS OPERASI
Ukuran likuiditas berdasarkan aktivitas operasi penting dalam analisis
kredit. Bagian ini membahas tiga langkah aktivitas operasi berbasis pada
piutang, persediaan, dan kewajiban lancar.
1. Ukuran Likuiditas Piutang Usaha
Bagi kebanyakan perusahaan menjual secara kredit, rekening dan
wesel tagih merupakan bagian penting dari modal kerja. Dalam menilai
likuiditas, termasuk kualitas modal kerja dan rasio lancar, maka perlu
untuk mengukur kualitas dan likuiditas piutang. Baik kualitas dan
likuiditas piutang dipengaruhi oleh tingkat turnover mereka. Kualitas
mengacu pada kemungkinan koleksi tanpa kehilangan. Sebuah ukuran
kemungkinan ini adalah proporsi piutang dalam hal pembayaran yang
ditetapkan oleh perusahaan. Pengalaman menunjukkan bahwa piutang
lama yang beredar di luar tanggal jatuh tempo mereka, semakin rendah
kemungkinan koleksi. Tingkat turnover mereka merupakan indikator umur
piutang. Indikator ini sangat berguna bila dibandingkan dengan tingkat
3

turnover yang diharapkan dihitung dengan menggunakan persyaratan


kredit yang diijinkan. Likuiditas mengacu pada kecepatan dalam
mengkonversi piutang menjadi kas. Tingkat perputaran piutang adalah
ukuran kecepatan ini .
a) Perputaran Piutang usaha
Rasio perputaran piutang usaha dihitung sebagai berikut:
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑂𝑛 𝐶𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑠 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒
Piutang dari penjualan normal harus dimasukkan ketika
menghitung perputaran piutang. Kita juga harus mencakup hanya
penjualan kredit ketika menghitung rasio ini karena penjualan tunai
tidak menciptakan piutang. Sejak laporan keuangan jarang secara
terpisah mengungkapkan tunai dan penjualan kredit, analisis kami
sering harus menghitung rasio ini menggunakan total penjualan bersih
(yaitu, dengan asumsi penjualan tunai tidak signifikan). Jika penjualan
tunai tidak signifikan, maka rasio ini kurang berguna. Namun, jika
proporsi penjualan tunai terhadap total penjualan relatif stabil, maka
tahun ke tahun perbandingan perubahan dalam rasio perputaran
piutang dapat diandalkan.
Cara yang paling langsung bagi kita untuk menentukan piutang
rata – rata piutang adalah dengan menambahkan awal dan akhir
piutang untuk periode dan dibagi dengan dua. Menggunakan angka
bulanan atau kuartalan menghasilkan perkiraan yang lebih akurat.
Semakin bahwa penjualan berfluktuasi, semakin besar kemungkinan
rasio ini terdistorsi. Rasio perputaran piutang menunjukkan seberapa
sering, rata – rata, piutang berputar yaitu, yang diterima dan
dikumpulkan selama setahun. Ilustrasi 10.5 memberikan contoh :
4

b) Jumlah hari dalam Menagih Piutang

Meskipun rasio perputaran piutang usaha mengukur kecepatan


penagihan dan berguna untuk tujuan perbandingan, tidak langsung
dibandingkan dengan kondisi perdagangan perusahaan yang ke
pelanggan. Perbandingan ini dibuat dengan mengubah rasio perputaran
menjadi hari untuk menagih piutang. Jumlah hari 'penagiha piutang
adalah jumlah hari yang dibutuhkan, secara rata-rata, untuk menagih
piutang berdasarkan saldo akhir tahun piutang. Hal ini dihitung dengan
membagi piutang dengan rata-rata penjualan harian sebagai berikut:

c) Interpretasi Ukuran Likuiditas Piutang


Tingkat perputaran piutang dan periode penagihan akan berguna
dibandingkan dengan rata – rata industri atau dengan perjanjian kredit
yang diberikan oleh perusahaan. Ketika periode penagihan
dibandingkan dengan perjanjian penjualan yang diperbolehkan oleh
perusahaan, kita dapat menilai sejauh mana pelanggan yang membayar
tepat waktu. Misalnya, jika perjanjian kredit biasa dijual 40 hari, maka
periode pengumpulan piutang dari 75 hari mencerminkan satu atau
lebih dari kondisi berikut:
5

1) Usaha penagihan yang buruk.


2) Keterlambatan pembayaran pelanggan.
3) Pelanggan dalam kesulitan keuangan
Kondisi pertama menuntut tindakan korektif manajerial,
sementara dua lainnya merefleksikan kualitas dan likuiditas piutang
dan menuntut tindakan manajerial yang bijaksana. Langkah awal
adalah untuk menentukan apakah piutang mewakili aktivitas penjualan
perusahaan. Sebagai contoh, piutang dapat dijual kepada SPE dan, jika
SPE ini terstruktur dengan baik, piutang akan dihapus dari buku.
sementara penjualan piutang mungkin, oleh karena itu, mendistorsi
perhitungan rasio. Hal ini tidak biasa bagi perusahaan untuk terus
melayani akun untuk SPE. Dalam hal ini jumlah total piutang servis
disediakan dalam catatan kaki. Ini dapat ditambahkan dengan yang
dilaporkan di neraca untuk tiba di total piutang yang beredar. Rasio
perputaran kemudian dihitung dengan menggunakan total piutang yang
beredar.

analisis tren tertentu juga berguna bagi penelitian kami. Tren


periode penagihan dari waktu ke waktu sangat penting untuk
membantu menilai kualitas dan likuiditas piutang. Kecenderungan lain
yang perlu diwaspadai adalah hubungan antara penyisihan piutang tak
tertagih dan piutang kotor, dihitung sebagai berikut:
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛 𝐹𝑜𝑟 𝐷𝑜𝑢𝑏𝑡𝑓𝑢𝑙 𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑠
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑠 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒
6

2. Ukuran Perputaran Persediaan


Persediaan sering merupakan bagian penting dari aktiva lancar.
Alasan untuk ini sering tidak ada hubungannya dengan kebutuhan
perusahaan untuk mempertahankan dana cair yang memadai. Persediaan
adalah investasi yang dilakukan untuk tujuan memperoleh kembali melalui
penjualan kepada pelanggan. Pada kebanyakan perusahaan, tingkat
tertentu persediaan harus disimpan. Jika persediaan tidak memadai,
volume penjualan menurun di bawah tingkat yang dapat dicapai.
Sebaliknya, persediaan yang berlebihan mengekspos perusahaan untuk
biaya penyimpanan, asuransi, pajak, usang, dan kerusakan fisik.
Persediaan berlebihan juga mengikat dana yang dapat digunakan
lebih menguntungkan di tempat lain. Karena risiko dalam menyimpan
persediaan, dan mengingat bahwa persediaan selanjutnya dihapus dari kas
dari piutang tersebut, mereka biasanya dianggap sebagai aset lancar yang
paling tidak likuid. Evaluasi kami likuiditas jangka pendek dan modal
kerja, yang melibatkan persediaan, harus menyertakan evaluasi kualitas
dan likuiditas persediaan. Ukuran perputaran persediaan adalah alat yang
sangat baik untuk analisis ini.
a) Perputaran Persediaan
Rasio perputaran persediaan mengukur rata – rata kecepatan di
mana persediaan bergerak melalui dan keluar dari perusahaan.
Perputaran persediaan dihitung sebagai berikut:
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑂𝑓 𝐺𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑆𝑜𝑙𝑑
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
Agar Konsistensi mengharuskan kita menggunakan harga pokok
penjualan dalam pembilang karena, seperti persediaan, dilaporkan
biaya. Jumlah, sebaliknya, termasuk margin keuntungan. Rata – rata
persediaan dihitung dengan menambahkan awal dan akhir saldo
persediaan, dan membaginya dengan dua. Perhitungan rata – rata ini
dapat disempurnakan dengan rata – rata angka persediaan triwulanan
atau bulanan. Ketika kita tertarik dalam mengevaluasi tingkat
7

persediaan pada tanggal tertentu, seperti akhir tahun, kita menghitung


rasio perputaran persediaan dengan menggunakan saldo persediaan
pada tanggal tersebut di penyebut.
b) Jumlah hari Penjualan dalam Persediaan
Ukuran lain perputaran persediaan berguna dalam menilai
pembelian dan produksi kebijakan perusahaan adalah jumlah hari
penjualan dalam persediaan, dihitung sebagai berikut:

Rasio ini memberitahu kita adalah jumlah hari yang diperlukan untuk
menjual persediaan akhir dengan asumsi tingkat tertentu penjualan.
Ilustrasi 10.6 memberikan contoh.

c) Interpretasi Perputaran Persediaan


Rasio lancar memperlihatkan komponen aktiva lancar sebagai
sumber dana untuk berpotensi melunasi kewajiban lancar. Dilihat dari
pandangan sama, rasio perputaran persediaan memberikan ukuran
kualitas dan likuiditas komponen persediaan aktiva lancar. Kualitas
persediaan mengacu pada kemampuan perusahaan untuk menggunakan
dan membuang persediaan. Kita harus mengakui, bagaimanapun,
bahwa perusahaan terus tidak menggunakan persediaan untuk
membayar kewajiban lancar karena setiap penurunan serius dalam
tingkat persediaan yang normal mungkin memotong ke volume
penjualan.
Ketika perputaran persediaan menurun dari waktu ke waktu, atau
kurang dari angka industri, ini menunjukkan bergerak lambat
persediaan dikaitkan keusangan, permintaan yang lemah, atau tidak
8

terjual. Kondisi ini mempertanyakan kelayakan sebuah perusahaan


pemulihan biaya persediaan. Kita perlu analisis lebih lanjut dalam hal
ini untuk melihat apakah penurunan perputaran persediaan adalah
karena penumpukan persediaan untuk mengantisipasi peningkatan
penjualan, komitmen kontrak, kenaikan harga, penghentian kerja,
kekurangan persediaan, atau alasan yang sah lainnya. Kita juga harus
menyadari manajemen persediaan (seperti just – in – time sistem) yang
bertujuan untuk menjaga tingkat persediaan yang rendah dengan
mengintegrasikan memesan, memproduksi, menjual, dan
mendistribusikan. Manajemen persediaan yang efektif meningkatkan
perputaran persediaan.

Berguna persediaan mengukur likuiditas lainnya adalah periode


konversi atau siklus operasi. Ukuran ini menggabungkan periode
penagihan piutang dengan hari untuk menjual persediaan untuk
mendapatkan interval waktu untuk mengkonversi persediaan uang
tunai. Menggunakan hasil dihitung dari dua ilustrasi independen kami
di atas, kami akan menghitung periode konversi sebagai berikut:

Ini berarti yang dibutuhkan 195 hari bagi perusahaan untuk menjual
persediaan dan untuk menagih piutang, berdasarkan tingkat lancar
piutang dan persediaan.
9

C. PENGUKURAN LIKUIDITAS
1. Ukuran Likuiditas Modal Kerja
Perjanjian kredit dan obligasi sering mengandung ketentuan untuk
pemeliharaan tingkat modal kerja minimum. Analis keuangan menilai
besarnya modal kerja untuk keputusan investasi dan rekomendasi. Instansi
pemerintah menghitung agregat modal perusahaan bekerja untuk tindakan
peraturan dan kebijakan. dan diterbitkan laporan keuangan membedakan
antara aset dan lancar dan tidak lancar kewajiban dalam menanggapi ini
dan kebutuhan pengguna lainnya. Namun jumlah modal kerja adalah lebih
relevan untuk keputusan pengguna bila terkait variabel keuangan utama
lainnya seperti penjualan atau total aset. Ini adalah nilai yang terbatas
untuk langsung tujuan perbandingan dan untuk menilai kecukupan modal
kerja. Ini terlihat dalam Ilustrasi 10.1.
ILLUSTRATION 10.1 The following two companies have an equal
amount of working capital. Yet, a quick comparison of the relation of
current assets to current liabilities indicates Company A’s working capital
position is superior to Company B’s.
Company A Company B
Current assets............... $300,000 $1,200,000
Current liabilities ......... (100,000) (1,000,000)
Working capital ........... $200,000 $ 200,000
2. Ukuran Likuiditas Dengan Rasio Lancar
Ilustrasi sebelumnya menyoroti kebutuhan untuk mempertimbangkan
modal kerja relatif. Itu adalah, $200.000 kelebihan modal kerja
menghasilkan kesimpulan yang berbeda untuk sebuah perusahaan dengan
$300.000 aktiva lancar dari satu dengan $1.200.000 aktiva lancar. Seorang
kerabat umum ukuran dalam praktek adalah rasio lancar. Rasio lancar
didefinisikan sebagai :
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Rasio Lancar =
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
10

Dalam Ilustrasi 10.1, rasio lancar adalah 3 : 1 ($300.000 / $100.000)


untuk Perusahaan A dan B adalah 1.2 : 1 ($1.200.000 / $1.000.000) untuk
Perusahaan B. Rasio ini menunjukkan gambar yang berbeda antara
perusahaan A dan B. Kemampuan rasio lancar untuk membedakan antara
perusahaan atas dasar likuiditas membantu account untuk meluasnya
penggunaan.
1. Relevansi dari Rasio Lancar
Alasan untuk digunakan Rasio lancar secara luas sebagai ukuran
likuiditas mencakup kemampuannya untuk mengukur :
1) Kemampuan memenui kewajiban lancar. Semakin tinggi jumlah
(kelipatan) dari aktiva lancer terhadap kewajiban lancar, maka
keyakinan yang lebih besar yang kita miliki bahwa kewajiban
lancar akan dibayar .
2) Penyangga terhadap kerugian. Semakin besar penyangga, semakin
rendah risiko. Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan
tersedia untuk menutup dalam penurunan aktiva lancar non kas
pada saat aset tersebut akan dilepas atau dilikuidasi.
3) Cadangan dana lancar. Rasio lancar relevan sebagai ukuran tingkat
keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan untuk arus kas
perusahaan . seperti pemogokan dan kerugian luar biasa
2. Keterbatasan Rasio Lancar
Langkah pertama dalam evaluasi kritis rasio lancar sebagai alat untuk
analisis solvabilitas jangka pendek dan jangka panjang bagi kita untuk
memeriksa pembilang dan penyebut. Jika kita mendefinisikan
likuiditas sebagai kemampuan untuk memenuhi arus kas dengan arus
kas yang memadai, termasuk penyisihan penurunan tak terduga dalam
arus masuk atau peningkatan arus keluar, maka tepat bagi kita untuk
bertanya: Apakah rasio lancar mencakup faktor – faktor penting dari
likuiditas ? Secara khusus, apakah rasio lancar :
1) Mengukur dan memprediksi pola arus kas masa depan dan keluar ?
2) Mengukur kecukupan arus kas masa depan untuk arus keluar ?
11

Jawaban atas kedua pertanyaan ini umumnya tidak. Rasio lancar


adalah ukuran statis sumber daya yang tersedia pada suatu titik pada
waktunya untuk memenuhi kewajiban saat ini. Reservoir saat ini
sumber daya kas tidak memiliki hubungan logis atau kausal untuk arus
kas masa depan. Namun arus kas masa depan adalah indikator terbesar
dari likuiditas. Arus kas ini tergantung pada faktor – faktor dikeluarkan
dari rasio, termasuk penjualan, pengeluaran kas, keuntungan, dan
perubahan kondisi bisnis. Untuk memperjelas keterbatasan ini, kita
perlu mengkaji lebih erat masing – masing komponen rasio lancar.
3. Pembilang dari Rasio Lancar
Kami membahas setiap komponen aktiva lancar dan implikasinya
untuk analisis yang menggunakan rasio lancar.
1) Kas dan Setara Kas. Kas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan
yang dikelola dengan baik terutama dari cadangan pencegahan
yang dimaksudkan untuk menjaga terhadap ketidakseimbangan kas
jangka pendek. Sebagai contoh,penjualan dapat menurun lebih
cepat daripada pengeluaran kas untuk pembelian dan biaya
dalampenurunan bisnis, yang membutuhkan ketersediaan kelebihan
uang tunai.
2) Surat Berharga yang Diperjualbelikan. Kas yang melebihi
cadangan pencegahan sering dihabiskan untuk investasi sekuritas
dengan return melebihi dibandingkan setara kas. Investasi ini
cukup dianggap tersedia untuk melunasi kewajiban lancar.
3) Piutang Usaha. Faktor penentu utama piutang adalah penjualan. Itu
hubungan piutang dengann penjualan diatur oleh kebijakan kredit
dan penagihan metode. Perubahan piutang sesuai dengan
perubahan dalam penjualan, meski tidak harus selalu proporsional.
4) Persediaan. Seperti piutang, penentu utama persediaan adalah
penjualan atau taksiran penjualan, bukan tingkat kewajiban lancar.
Karena penjualan adalah fungsi permintaan dan penawaran,
metode manajemen persediaan (seperti pesanan ekonomis
12

kuantitas, tingkat persediaan pengaman, dan menyusun ulang poin)


mempertahankan kenaikan persediaan bervariasi tidak sebanding
dengan permintaan tetapi dengan jumlah yang lebih kecil.
5) Beban Dibayar di muka. Beban dibayar dimuka adalah pengeluaran
untuk manfaat masa depan. Karena manfaat ini biasanya diterima
dalam waktu satu tahun siklus operasi perusahaan, mereka tidak
mengubah pengeluaran dana lancar.
4. Penyebut Rasio Lancar
Kewajiban lancar adalah fokus dari rasio lancar. Mereka adalah
sumber uang tunai dalam piutang cara yang sama dan persediaan
menggunakan uang tunai. Kewajiban lancar terutama ditentukan oleh
penjualan, dan kemampuan perusahaan untuk menemui mereka saat
jatuh tempo adalah obyek langkah-langkah modal kerja. Sebagai
contoh, karena pembelian yang menimbulkan hutang adalah fungsi
penjualan, hutang berbeda dengan penjualan. Selama penjualan tetap
konstan atau meningkat, pembayaran kewajiban lancar adalah kegiatan
pendanaan. Dalam hal ini komponen rasio lancar memberikan sedikit,
jika ada, pengakuan terhadap kegiatan ini atau dampaknya pada arus
kas masa depan. Selain itu, kewajiban lancar masuk ke dalam
perhitungan rasio lancar tidak termasuk calon kas pengeluaran-contoh
adalah komitmen tertentu dalam kontrak konstruksi, pinjaman, sewa,
dan pensiun.
5. Menggunakan Rasio Lancar untuk Analisis
Dari pembahasan kita tentang rasio lancar, kita dapat menarik
setidaknya tiga kesimpulan.
1) Likuiditas tergantung untuk sebagian besar pada arus kas
prospektif dan pada tingkat lebih rendah pada tingkat kas dan
setara kas.
2) Tidak ada hubungan langsung ada antara saldo akun modal kerja
dan kemungkinan pola arus kas masa depan.
13

3) Kebijakan manajerial mengenai piutang dan persediaan diarahkan


terutama
pada pemanfaatan aset yang efisien dan menguntungkan dan
kemudian adalah likuiditas.
D. STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS
1. Dasar-dasar Solvabilitas
Analisis solvabilitas memiliki beberapa elemen kunci, salah satunya
analisis struktur modal. Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan
perusahaan. Pendanaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang relative
permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang lebih
berisiko. Elememen kunci solvabilitas jangka panjang lainnya adalah laba
atau kemampuan menghasilkan laba yang menunjukkan kemampuan
berulang untuk menghasilkan kas dari operasi. Arus laba yang stabil
merupakan ukuran penting atas kemampuan perusahaan untuk meminjam
saat kekurangan kas.
Hal itu juga merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk
bangkit dari kondisi kesulitan keuangan. Pemberi pinjaman biasanya
melindungi diri mereka dari kemungkinan gagal bayar dengan memberi
persyaratan utang. Persyaratan utang biasanya dirancang untuk :
a) Menekankan ukuran kekuatan keuangan utama seperti rasio lancar dan
rasio utang terhadap ekuitas
b) Menghindari penerbitan utang tambahan
c) Memastikan tidak adanya pengeluaran sumber daya perusahaan
melalui dividen yang berlebihan atau akuisisi
2. Pentingnya Struktur Modal
Struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu
perusahaan yang sering dihitung berdasarkan besaran relative berbagai
sumjber pendanaan. Tampilan dibawah ini menggambarkan distribusi
asset perusahaan yang umumnya beserta sumber pendanaannya. Tampilan
ini menekankan potensi perbedaan pada pos investasi dan pendanaan yang
14

dimiliki perusahaan yang tercermin dalam persamaan akuntansi, yaitu


asset sama dengan kewajiban ditambah ekuitas.

3. Karakteristik Utang dan Ekuitas


Kepentingan untuk menganalisis struktur modal berasal dari berbagai
perspektif, salah satunya adalah perbedaan antara utang dan ekuitas.
Ekuitas (equity) mengacu pada risiko modal suatu perusahaan.
Karakteristik modal mencakup:
a) Pengembaliannya yang tidak pasti dan tidak tentu serta tidak adanya
pola pembayaran kembali.
b) Biasanya bersifat permanen, tangguh di saat-saat sulit, dan tidak
memiliki persyaratan dividen wajib.
Modal utang (debt) jangka pendek maupun jangka panjang harus
dibayar kembali. Bagi investor saham biasa, utang mencerminkan risiko
kerugian invenstasi diimbangi potensi keuntungan dari leverage keuangan.
Leverage keuangan merupakan penggunaan utang untuk meningkatkan
laba. Motivasi memperoleh modal utang adalah :
a) Bunga atas sebagian besar utang jumlahnya tetap, dan jika Bungan
lebih kecil daripada pengembalian atas asset operasi bersih, selisih
pengembalian tersebut akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas.
b) Bungan merupakan beban yang dapat mengurangi pajak, sedangkan
dividen tidak.
4. Penyesuaian untuk Analisis Struktur Modal
15

a) Pajak penghasilan tangguhan (Deferred Income Tax). Pajak sebagai


utang atau ekuitas tergantung pada sifat tangguhan, pengalaman akun
di masa lalu (seperti pola pertumbuhhannya), dan kemungkinan
pembalikan di masa depan.
b) Sewa guna usaha operasi (Operating Lease). Saat ini praktik akuntasi
mewajibkan sebagian besar pendanaan sewa guna usaha jangka
panjang yang tidak dapat dibatalkan disajikan sebagai utang.
c) Pendanaan di luar neraca (Off – balance – sheet Financing). Beberapa
manager menyatakan utangnya terlalu rendah. Beberapa cara untuk
melakukan hal ini seperti perjanjian pendanaan di luar neraca
menggunakan entitas bertujuan khusus dan invenstasi metode ekuitas.
d) Kewajiban kontinjen (Contingent Liabilities). Umumnya cadangan
yang menimbulkan beban terhadap laba juga dianggap sebagai
kewajiban.
e) Hak minoritas (Minority Interest). Akun ini bukan kewajiban seperti
utang karena tidak ada kewajiban untuk membayar dividend an
pembayaran kembali pokok.
f) Utang yang dapat dikonversi (Convertible Debt). Biasanya disajikan
sebagai kewajiban lainnya (atau sebagai pos yang terpisah dari daftar
utang maupun ekutias). Jika dikonversi menjadi saham biasa, maka
utang ini dapat dikelompokkan menjadi ekuitas untuk tujuan analisis
struktur modal.
g) Saham preferen (Preferred Stock). Merupakan karakteristik ekuitas
(sebagian besar saham preferen tidak mengharuskan membayar
dividen). Namun jika diharuskan, harus dianggap sebagai utang.
5. Komposisi Struktur Modal dan Solvablitas
Risiko fundamental struktur modal dengan utang adalah risiko tidak
cukupnya kas pada saat – saat sulit. Laporan ukuran sama dalam analisis
solvabilitas
16

Alat komposisi dilakukan dengan membuat common size statement


atas bagian kewajiban dan ekuitas pada neraca. Tampilan di atas
menggambarkan analisis common size atas Tennessee Teletech, Inc.
6. Ukuran struktur modal untuk analisis solvabilitas
Rasio struktur modal merupakan alat analisis solvabilitas lainnya. Rasio
yang umum digunakan adalah:
1. Total Utang terhadap Todal Modal
Rasio total utang :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
Total utang = utang lancar + utang jangka panjang + kewajiban lainnya
Total modal = total utang + ekuitas pemegang saham
Contoh:

Ukuran ini dapat dikatakan bahwa perusahaan 57% terdiri atas utang.
2. Total Utang terhadap Modal Ekuitas
Rumus:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠 ′ 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Contoh:
$2,355.6
= 1,31
$1,793.4
17

Rasio ini menandakan pendanaan kredit perusahaan adalah 1,31 untuk


setiap $1 pendanaan ekuitas.
3. Utang Jangka Panjang terhadap Modal Ekuitas
Untuk mengukur hubungan antara utang jangka panjang (kewajiban
tak lancar) terhadap modal ekuitas.
Rumus :
𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠 ′ 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
4. Utang Jangka Pendek terhadap Total Utang
Merupakan indikator ketergantungan perusahaan terhadap pendanaan
jangka pendek. Biasanya terpengaruh oleh perubahan tingkat bunga.
7. Interpretasi Ukuran Struktur Modal
Analisis common size dan rasio struktur modal umumnya mengukur
risiko struktur modal perusahaan. Makin tinggi proporsi utang, makin
besar beban Bunga tetap dan pembayaran kembali utang, dan makin besar
kemungkinan gagal bayar pada periode penurunan laba atau masa sulit.
Ikuran struktur modal digunakan sebagai alat penyaring.
8. Ukuran Solvabilitas Berdasarkan Aset
Komposisi Aset dalam Analisis Solvabilitas
Analisis komposisi asset merupakan alat penting dalam menilai
risiko yang dihadapi struktur modal suatu perusahaan.
18

Diagram di atas menunjukkan proporsi asset yang relative tinggi adalah


asset lancar (61%), posisi kewajiban total sebesar 41% tidak terlalu
berlebihan.
E. CAKUPAN LABA

Salah satu keterbatasan ukuran struktur modal adalah


ketidakmampuannya untuk melihat ketersediaan arus kas untuk melunasi
utang perusahaan. Saat utang dilunasi, ukuran struktur modal biasanya
membaik, sementara persyaratan kas tahunan untuk membayar Bunga atau
menyisihkan dana tidak berubah atau meningkat. Pembatasan ini menyorot
pentingnya peranan cakupan laba perusahaan atau kemampuan menghasilkan
laba sebagai sumber pembayaran Bunga dan pokok pinjaman.
1. Hubungan Laba dengan Beban Tetap
Hubungan antara laba dengan beban tetap merupakan bagian dari analisis
cakupan laba. Rumus :
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐹𝑜𝑟 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒𝑠
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒𝑠
Menghitung beban Tetap
Bunga yang terjadi. Merupakan beban tetap yang paling jelas dan
nyata yang timbul akibat utang. Beban bunga berbeda dengan bunga yang
dibayar karena :
1) Perubahan utang bunga
2) Kapitalisasi Bunga yang disajikan bersih
3) Amortisasi diskon dan premium
Bunga implisit atas kewajiban sewa guna usaha. Saat sewa
dikapilitasi bunga pembayaran sewa dimasukkan dalam beban bunga pada
19

laporan laba rugi meskipun sebagian besar saldo ini biasanya dianggap
sebagai pelunasan pokok kewajiban.
Persyaratan dividen saham preferen anak perusahaan dengan
kepemilikan mayoritas. Dianggap sebagai beban karena memiliki prioritas
di atas distribusi laba untuk perusahaan induk. Rumus:
𝑃𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑟𝑒𝑑 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡
1 − 𝐸𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑇𝑎𝑥 𝑅𝑎𝑡𝑒
2. Persyaratan Pembayaran Kembali Pokok Pinjaman
Pembayaran kembali pokok pinjaman dari prespektif arus keluar
dianggap sama sulitnya dengan pembayaran bunga. Pada kasus
pembayaran sewa, kewajiban perusahaan untuk melunasi pokok dan bunga
harus dipenuhi secara bersamaan. Berikut beberapa alasan persyaratan
pembayaran kembali pokok pinjaman tidak diakui dalam perhitungan rasio
laba terhadap beban tetap :
1) Rasio laba terhadap beban tetap berdasarkan pendapatan. Diasumsikan
jika rasio berada pada tingkat yang memuaskan, perusahaan dapat
melakuklan pendanaan kembali kewajiban yang jatuh tempo. Karena
itu, pelunasannya tidak perlu berasal dari laba.
2) Jika suatui perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang
dapat diterima, maka perusahaan seharusnya mampu meminjam
kembali utang untuk melunasi pembayaran pokok.
3) Memasukkan pembayaran pokok pinjaman akan menghasilkan
perhitungan ganda. Argumentasi ini memiliki kebenaran jika utang
digunakan untuk memperoleh aset yang dapat disusutkan, dan jika
terdapat kaitan antara pola penyusutan dengan pembayaran kembali
pokok pinjaman. Kita harus mengakui bahwa penyusutan dapat
dipulihkan hanya jika terdapat keuntungan atau paling tidak saat
operasi mencapai titik impas. Karena itu, keabsahan argumen ini
bergantung pada beberapa kondisi.
20

4) Masalah memasukkan persyaratan membayar kembali utang pada


beban tetap adalah tidak semuaperjanjian utang mengharuskan
penyisihan dana atau kewajiban pembayaran kembali yang sama.
3. Jaminan untuk membayar beban tetap
Jaminan untuk membayar beban tetap atas anak perusahaan yang
tidak dikonsolidasi atau entitas yang tidak terafiliasi harus ditambahkan
pada beban tetap jika persyaratan untuk melunasi jaminan terlihat jelas.
4. Beban tetap lainnya
Analisis terhadap beban tetap seharusnya tidak hanya dibatasi pada
pembayaran bungan dan persyaratan pembayaran kembali pokok pinjaman
tapi juga mencakup seluruh kewajiban pembayaran sewa jangka panjang
dan terutama jika sewa tersebut adalah sewa yang tidak bisa dibatalkan.
Beban tambahan yang tidak langsung terkait dengan utang, tetapi dianggap
komitmen jangka panjang yang bersifat tetap adalah kontrak pembelian
jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan dan jumlahnya di atas
persyaratan normal.
5. Perhitungan Pro Forma Laba Terhadap Beban Tetap
Pada kasus di mana beban tetap yang belum terjadi diakui dalam
perhitungan rasio laba terhadap beban tetap, dimungkinkan untuk
mengestimasi ‘manfaat saling hapus’ yang diharapkan dari arus kas masa
depan dan memasukkannya ke dalam laba pro forma. Manfaat dari utang
prospektif dapat diukur dengan berbagai cara, termasuk penghematan
bunga dari aktivitas pendanaan yang direncanakan. Saat dampak
prospektif rencana pendanaan kembali mengubah rasio sebesar 10% atau
lebih, SEC biasanya mengharuskan perhitungan rasio pro forma untuk
mencerminkan perubahan yang disebabkan oleh rencana tersebut.
21

6. Analisis Periode Penagihan Bunga


Ukuran cakupan laba lainnya adalah rasio periode penagihdan bunga.
Rasio ini mengabaikan sebagian besar penyesuaian pada pembilang dan
penyebut seperti pada pembahasan rasio laba terhadap beban tetap.
𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 + 𝑇𝑎𝑥 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒 + 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒
Meskipun perhitungannya sederhana, rasio ini memiliki
kemungkinan kesalahan dan tidak seefektif alat analisis seperti rasio laba
terhadap beban tetap.
7. Hubungan Arus Kas dengan Beban Tetap
Perusahaan harus membayar beban tetap secara tunai, sementara laba
bersih mencakup pendapatan yang dihasilkan dan beban yang tidak selalu
menghasilkan atau membutuhkan kas dengan segera. Bagian ini
22

menjelaskan ukuran cakupan beban tetap berbasis kas untuk mengatasi


keterbatasan ini.
8. Cakupan Laba atas Dividen Saham Preferen
Analisis saham preferen sering kali memperoleh manfaat dari ukuran
cakupan laba atas dividen saham preferen. Analisis ini serupa dengan
analisis bagaimana laba menutup beban tetap terkait utang. Perhitungan ini
harus memasukkan seluruh beban yang terjadi sebelum dividen saham
preferen dalam beban tetap.

Karena dividen saham preferen bukan merupakan pengurang pajak,


dividen ini harus dibayar dengan laba setelah pajak. Rasio ini dihitung
dengan:
Jika terdapat dua atau lebih jenis saham prefern beredar, rasio cakupan
biasanya dihitung untuk tiap penerbitan dengan mengurangi persyaratan
dividen penerbitan berikutnya, serta mencakup seluruh beban tetap
sebelumnya dan dividen saham preferen yang telah diterbitkan
sebelumnya.
9. Interprestasi Ukuran Cakupan Laba
Ukuran cakupan laba memberikan pemahaman mengenai
kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dari laba
berjalan. Terdapat korelasi yang tinggi antara cakupan laba dengan tingkat
gagal bayar utang, yaitu makin tinggi cakupan, makin rendah tingkat gagal
bayar.
10. Pentingnya Keragaman Dan Daya Tahan Laba Untuk Cakupan Laba
Faktor penting dalam mengevaluasi ukuran cakupan laba adalah
perilaku laba dan arus kas dari waktu ke waktu. Makin stabil pola laba
perusahaan, makin rendah ukuran cakupan laba yang dapat diterima.
Ketidakpastian dapat menyebabkan perlunya rasio cakupan laba yang
lebih tinggi. Baik variabilitas laba maupun daya tahan laba merupakan
ukuran umum dari ketidakpastian ini sepanjang waktu.
23

11. Pentingnya Ukuran dan Asumsi Cakupan Laba


Dalam menentukan tingkat cakupan laba yang dapat diterima
tergantung dari metode perhitungan yang digunakan. Perhitungan rasio
laba terhadap cakupan beban tetap dapat dihitung menggunakan laba
sebelum operasi yang dihentikan, pos luar biasa, dan dampak kumulatif
perubahan akuntansi. Pengeluaran tiga pos tersebut menghasilkan arus kas
yang kurang berfluktuasi, juga mengeluarkan komponen penting yang
merupakan bagian dari aktivitas usaha perusahaan. Kualitas laba
merupakan faktor penting lainnya.
12. Risiko dan Pengembalian Struktur Modal
Suatu perusahaan dapat meningkatkan risiko (dan potensi
pengembalian) pemegang saham dengan meningkatkan utang, mengganti
ekuitas dengan utang sehingga menghasilkan struktur modal yang lebih
berbahaya, dan adanya hubungan yang spekulatif antara risiko dan
pengembalian pada struktur modal.
24

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/213054502/analisis - kredit

Anda mungkin juga menyukai