ANALISIS KREDIT
DI SUSUN OLEH :
Analisis kami harus menilai apakah semua kewajiban saat ini dengan
cukup tinggi probabilitas pembayaran akhirnya dilaporkan dalam
kewajiban lancar. pengecualian mereka dari kewajiban lancar cacat
analisis modal kerja. Tiga masalah umum yang harus diperhatikan adalah :
1) Kewajiban kontinjensi terkait dengan jaminan pinjaman. Kita perlu
menilai kemungkinan dari terwujudnya kontingensi ini ketika kita
menghitung modal kerja.
2) Pembayaran sewa minimum masa sewa operasi noncancelable
perjanjian.
3) Kontrak pembangunan atau akuisisi aset jangka panjang sering
mewajibkan untuk pembayaran berkelanjuatan dalam jumlah besar.
Kewajiban ini untuk pembayaran dilaporkan dalam catatan kaki
sebagai "komitmen" dan bukan sebagai kewajiban di neraca. Ketika
komputasi modal kerja, analisis kami harus sering menyertakan
komitmen.
B. ANALISIS LIKUIDITAS BERDASARKAN AKTIVITAS OPERASI
Ukuran likuiditas berdasarkan aktivitas operasi penting dalam analisis
kredit. Bagian ini membahas tiga langkah aktivitas operasi berbasis pada
piutang, persediaan, dan kewajiban lancar.
1. Ukuran Likuiditas Piutang Usaha
Bagi kebanyakan perusahaan menjual secara kredit, rekening dan
wesel tagih merupakan bagian penting dari modal kerja. Dalam menilai
likuiditas, termasuk kualitas modal kerja dan rasio lancar, maka perlu
untuk mengukur kualitas dan likuiditas piutang. Baik kualitas dan
likuiditas piutang dipengaruhi oleh tingkat turnover mereka. Kualitas
mengacu pada kemungkinan koleksi tanpa kehilangan. Sebuah ukuran
kemungkinan ini adalah proporsi piutang dalam hal pembayaran yang
ditetapkan oleh perusahaan. Pengalaman menunjukkan bahwa piutang
lama yang beredar di luar tanggal jatuh tempo mereka, semakin rendah
kemungkinan koleksi. Tingkat turnover mereka merupakan indikator umur
piutang. Indikator ini sangat berguna bila dibandingkan dengan tingkat
3
Rasio ini memberitahu kita adalah jumlah hari yang diperlukan untuk
menjual persediaan akhir dengan asumsi tingkat tertentu penjualan.
Ilustrasi 10.6 memberikan contoh.
Ini berarti yang dibutuhkan 195 hari bagi perusahaan untuk menjual
persediaan dan untuk menagih piutang, berdasarkan tingkat lancar
piutang dan persediaan.
9
C. PENGUKURAN LIKUIDITAS
1. Ukuran Likuiditas Modal Kerja
Perjanjian kredit dan obligasi sering mengandung ketentuan untuk
pemeliharaan tingkat modal kerja minimum. Analis keuangan menilai
besarnya modal kerja untuk keputusan investasi dan rekomendasi. Instansi
pemerintah menghitung agregat modal perusahaan bekerja untuk tindakan
peraturan dan kebijakan. dan diterbitkan laporan keuangan membedakan
antara aset dan lancar dan tidak lancar kewajiban dalam menanggapi ini
dan kebutuhan pengguna lainnya. Namun jumlah modal kerja adalah lebih
relevan untuk keputusan pengguna bila terkait variabel keuangan utama
lainnya seperti penjualan atau total aset. Ini adalah nilai yang terbatas
untuk langsung tujuan perbandingan dan untuk menilai kecukupan modal
kerja. Ini terlihat dalam Ilustrasi 10.1.
ILLUSTRATION 10.1 The following two companies have an equal
amount of working capital. Yet, a quick comparison of the relation of
current assets to current liabilities indicates Company A’s working capital
position is superior to Company B’s.
Company A Company B
Current assets............... $300,000 $1,200,000
Current liabilities ......... (100,000) (1,000,000)
Working capital ........... $200,000 $ 200,000
2. Ukuran Likuiditas Dengan Rasio Lancar
Ilustrasi sebelumnya menyoroti kebutuhan untuk mempertimbangkan
modal kerja relatif. Itu adalah, $200.000 kelebihan modal kerja
menghasilkan kesimpulan yang berbeda untuk sebuah perusahaan dengan
$300.000 aktiva lancar dari satu dengan $1.200.000 aktiva lancar. Seorang
kerabat umum ukuran dalam praktek adalah rasio lancar. Rasio lancar
didefinisikan sebagai :
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Rasio Lancar =
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
10
Ukuran ini dapat dikatakan bahwa perusahaan 57% terdiri atas utang.
2. Total Utang terhadap Modal Ekuitas
Rumus:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠 ′ 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Contoh:
$2,355.6
= 1,31
$1,793.4
17
laporan laba rugi meskipun sebagian besar saldo ini biasanya dianggap
sebagai pelunasan pokok kewajiban.
Persyaratan dividen saham preferen anak perusahaan dengan
kepemilikan mayoritas. Dianggap sebagai beban karena memiliki prioritas
di atas distribusi laba untuk perusahaan induk. Rumus:
𝑃𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑟𝑒𝑑 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡
1 − 𝐸𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑇𝑎𝑥 𝑅𝑎𝑡𝑒
2. Persyaratan Pembayaran Kembali Pokok Pinjaman
Pembayaran kembali pokok pinjaman dari prespektif arus keluar
dianggap sama sulitnya dengan pembayaran bunga. Pada kasus
pembayaran sewa, kewajiban perusahaan untuk melunasi pokok dan bunga
harus dipenuhi secara bersamaan. Berikut beberapa alasan persyaratan
pembayaran kembali pokok pinjaman tidak diakui dalam perhitungan rasio
laba terhadap beban tetap :
1) Rasio laba terhadap beban tetap berdasarkan pendapatan. Diasumsikan
jika rasio berada pada tingkat yang memuaskan, perusahaan dapat
melakuklan pendanaan kembali kewajiban yang jatuh tempo. Karena
itu, pelunasannya tidak perlu berasal dari laba.
2) Jika suatui perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang
dapat diterima, maka perusahaan seharusnya mampu meminjam
kembali utang untuk melunasi pembayaran pokok.
3) Memasukkan pembayaran pokok pinjaman akan menghasilkan
perhitungan ganda. Argumentasi ini memiliki kebenaran jika utang
digunakan untuk memperoleh aset yang dapat disusutkan, dan jika
terdapat kaitan antara pola penyusutan dengan pembayaran kembali
pokok pinjaman. Kita harus mengakui bahwa penyusutan dapat
dipulihkan hanya jika terdapat keuntungan atau paling tidak saat
operasi mencapai titik impas. Karena itu, keabsahan argumen ini
bergantung pada beberapa kondisi.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/213054502/analisis - kredit