Anda di halaman 1dari 15

i

MAKALAH ASSETS MANAGEMENT

A. Latar Belakang
Manajemen aktiva dan passive yang disebut sebagai Assets Dan Liability
Management (ALMA) sudah dapat dipastikan ada pada setiap bank. Kedua
sisi neraca, yaitu sisi passiva yang menggambarkan penggunaan (alokasi) dan
harus dikelola secara efisien, efektif, produktif, dan seoptimal mungkin karena
merupakan bisnis utama bagi setiap bank. Aset dan liabilitas tersebut pada
setiap bank ini dikelola oleh (ALCO) yang secara organisasi tidak terlihat
dalam struktur organisasi, namun kegiatannya ada dan dikelola dalam team
work secara operasional utama/direksi yang membidanginya divisi treasury
dan kepala treasury umumnya sebagai ketua pelaksana.
Keberadaan ALMA ini untuk mengelola resiko-resiko yang mungkin timbul
dalam kegiatan bisnis sehari-hari yang dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat memaksimumkan pendapatan sekaligus membatasi resiko asset dan
liabilitas dengan mematuhi ketentuan kebijakan moneter dan pengawasan
bank melalui suatu organisasi yang disebut ALMA.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian assets management?
2. Bagaimana factor-faktor yang mempengaruhi assets management?
3. Bagaimana pendekatan dalam assets management?
4. Bagaimana struktur dalam assets management?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui pengertian assets management.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi assets management.
3. Untuk mengetahui pendekatan dalam assets management.
4. Untuk mengetahui struktur dalam assets management.

BAB II

PEMBAHASAN

1
A. Pengertian Asset Management
Asset Management (Pengelolaan Harta) adalah kegiatan
pengalokasian dana ke dalam berbagai kemungkinan investasi.1
Pertimbangan yang sentral dalam pengelolaan harta ini adalah
keseimbangan antara mencari laba yang optimal dengan tetap memelihara
tingkat likuiditas yang sehat. Asset Management suatu terminologi yang
digunakan untuk menggambarkan penggunaan dana diantara berbagai
alternatif investasi. Dalam hubungan dengan bank umum, terminologi ini
dikaitkan dengan distribusi/alokasi dana dalam bentuk kas, surat berharga
jangka pendek, kredit, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Dalam pengertian
lebih spesifik, Asset Management meliputi:
- Liquidity Management (Manajemen Likuiditas)
- Portfolio Management (Protective & Earning Asset)
- Loan Management (Manajemen Kredit)

Dana yang diperoleh bank dari masyarakat terikat oleh waktu. Karena
itu bank harus dapat memanfaatkan dana yang terikat oleh waktu itu pada
harta (investasi) yang paling menguntungkan.

Bank harus menanamkan dananya pada investasi yang risikonya


minim, yang mempunyai tingkat likuiditas relatif tinggi, akan tetapi
diharapkan memberikan keuntungan yang optimal.

Di samping itu, bank harus pula memperhatikan ketentuan-ketentuan


yang berlaku, karena bank adalah badan usaha yang sangat terikat oleh
banyak ketentuan. Bank tidak dapat menginvestasikan seluruh dana yang
diperolehnya dari masyarakat, tetapi harus menahan sebagian demi
memenuhi ketentuan yang berlaku seperti likuiditas dan giro wajib
minimum (GWM) baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing.

Faktor-faktor yang mendorong Asset Management2 :

- Dana pihak ke 3 yang dihimpun harus dikelola sesuai aturan yang telah
ditetapkan oleh otoritas moneter (government regulation)
1
Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2012), hlm. 49
2
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta; Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), hlm. 25

2
- Debitur menginginkan tingkat bunga lebih rendah di lain pihak pemilik
dana (deposan) menginginkan imbalan suku bunga yang tinggi
(interest rate gap)
- Harapan investor mendapatkan rate of return yang tinggi untuk meng-
cover tingkat risiko yang mungkin dialami (owner objective).
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asset Management
Pengelolaan harta bank (Asset Management) merupakan kegiatan
yang complicated yang disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Bank Sentral
Bank adalah badan usaha yang paling banyak diatur oleh Bank
Indonesia (Bank Sentral) dibandingkan dengan badan usaha
perusahaan/lembaga lainnya. dana yang diperoleh bank dari
masyarakat harus dikelola sedemikian rupa disesuaikan dengan
peraturan-peraturan yang telah ditentukan oleh penguasa moneter. Di
antara beberapa pengaturan yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan harta bank adalah: Cash Ratio/Legal Liquidity, Legal
Lending Limit (LLL), Kredit Usaha Kecil (KUK), Loan to Deposit
Ratio (LDR) dan Capital Adequacy ratio (CAR).
2. Penanganan Kredit
Hubungan antara bank dengan kredit yang diberikan kepada
nasabahnya serta deposito/dana yang diterima dari nasabahnya perlu
mendapat penanganan khusus secara tersendiri. Para debitur (penerima
kredit) selalu berusaha untuk mendapatkan pinjaman dengan tingkat
bunga yang rendah dengan persyaratan yang ringan dan prosedur yang
sederhana; sebaliknya para deposan/penyimpan dana selalu
mengharapkan imbalan yang tinggi atas simpanannya.
3. Pemegang Saham
Para pemegang saham bank umum seperti halnya para investor
lainnya, selalu mengharapkan rate of return yang tinggi untuk
mengimbangi tingkat risiko yang mungkin dialaminya. Untuk
memperoleh rate of return yang tinggi tentu dengan cara
membebankan tarif bunga yang tinggi kepada para debitur dan
menekan pemberian bunga kepada para kreditur (penyimpan dana).
Hal ini sudah barang tentu sangat sulit mengingat bank harus
menghadapi persaingan dengan bank lainnya dan/ lembaga keuangan

3
bukan bank, baik dalam usaha menghimpun dana maupun
pengalokasiannya.3
C. Pendekatan dalam Asset Management
1. The Pool of Funds Approach
Pada pendekatan ini, semua dana dikumpulkan dulu dalam “satu
wadah” di-pool dulu sebelum di alokasikan pada berbagai
kemungkinan investasi. Artinya dari dana itu berasal tidak perlu
dipersoalkan. Bank memperoleh dana dari masyarakat dalam bentuk
titipan yang sewaktu-waktu tertentu baru boleh diambil, ataupun dana
yang dikategorikan sebagai modal. Semuanya menjadi satu tidak
dipisah-pisah, tidak perlu dibedakan. Yang perlu diperhatikan adalah
aspek likuiditas dan aspek rentabilitas secara keseluruhannya dan
bukan aspek likuiditas/rentabilitas secara individual dari komponen
sumber dana. Bila dibuatkan bagan terlihat sebagai berikut :

The Pool Of Funds Approach

Source Of Funds Allocation Of Funds

Demand Primary
Deposit Reserves

(Giro)
Saving Secondary
Reserves
(Tabungan) Pool Of Funds
Loans
Time Deposit

(Deposito)
Capital Other
Securition
(Modal)
3
Fixed Assets
Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), hlm.
51

4
Jadi setelah dana di-pool, barulah dialokasikan ke berbagai
kemungkinan investasi/harta : Primary Reserves, Secondary Reserves,
Loans, Investasi Jangka Panjang, Penyertaan dan aktiva tetap.
Pengalokasian dana ke dalam berbagai kemungkinan investasi dengan
memperhatikan likuiditas dan rentabilitas bank serta urutan
prioritasnya. Dari berbagai sumber dana ini di-pool dulu dan di hitung
poll rate-nya atau cost of funds-nya.
Prioritas pertama alokasi dana adalah Primary Reserves, kemudian
Secondary Reserves, Loans dan Invetasi untuk memperoleh
pendapatan, sedangkan yang terakhir pengalokasian pada harta tetap
dan investasi (fixed assets).
a. Primary Reserves
Prioritas pertama adalah pengaloakasian untuk cadangan
dengan primer atau utama. Primary Reserves suatu konsep untuk
menganalisis dan tidak ada dalam neraca sebagai suatu pos sendiri.
Cadangan ini merupakan sumber utama likuiditas bank umum.
Jadi, cadangan primer ini bila dikelompokkan terdiri dari likuiditas
minimum (legal likuiditi) yang harus dipertahankan dan modal
kerja (working capital) yang atas pertimbangan pimpinan bank
dianggap mencukupi. Biasanya cadangan primer disimpan dalam
rekening kas, saldo pada Bank Indonesia, bank lainnya, Bank
Koresponden dan rupa rupa tagihan yang dalam proses penagihan.
b. Secondary Reserves
Prioritas kedua adalah memenuhi kebutuhan non cash yang
likuid tetapi memberikan penghasilan untuk bank (earning ) ;
cadangan penyanggah yang disiapkan untuk menjaga likuiditas bila
Primary Reserves tidak mencukupi. Penempatan pada cadangan
ini harus sangat likuid sehingga sewaktu-waktu dapat dengan
mudah ditarik kembali atau dicairkan, tapi harus menghasilkan.
Tujuan utamanya adalah likuiditas, baru kemudian faktor
rentabilitas (keuntungan). Funsi utama cadangan sekunder ini
adalah sebagai penyanggah untuk menutupi kekurangan cadangan

5
primer, jadi merupakan suplemen dari cadangan primer, tapi
mempunyai peranan kembar.
c. Loans
Dalam pendekatan pool of funds tentang portepel
kredit/pinjaman yang diberikan menduduki prioritas ketiga setelah
cadangan primer dan cadangan sekunder sudah dianggap aman,
maka bank bebas memberikan pinjaman kepada para nasabahnya.
Pemberian kredit merupakan sumber penghasilan utama bank dan
biasanya merupakan bagian terbesar dari keseluruhan aktiva bank.4
Penghasilan pemberian kredit merupakan sumbangan terbesar bagi
laba perusahaan, tapi pada pemberian kredit itu banyak
mengandung risiko. Dengan demikian kredit bagi bank merupakan
earning assets sekaligus risk assets, artinya merupakan aktiva yang
menghasilkan tetapi sekaligus mengandung unsur risiko.
d. Other Securities
Dalam tangga prioritas, investasi dalam surat berharga lain-
lain menduduki tempat dibawah kredit. Instrumen yang dipakai
sama dengan instrumen untuk cadangan sekunder yaitu “surat
berharga” motivasi investasinya berbeda. Bedanya adalah tujuan
utama cadangan sekunder adalah likuiditas, baru kemudian
rentabilitas. Sebaliknya, dalam investasi lain-lain Other Securities
yang terpenting justru mencari laba, baru kemudian likuiditas.
Disamping itu, perbedaan terlihat pada jangka waktu surat berharga
yang digunakan. Pada cadangan sekunder, surat berharga yang
dipergunakan berjagka pendek sedangkan pada investasi lain-lain
dipergunakan surat berharga jangka panjang.
Persamaannya dengan Loans (pemberian kredit) adalah
 Motifnya sama-sama untuk mencari laba atau rentabilitas
 Mengandung risiko tinggi

Sedangkan perbedaannya :

 Invetasi jangka waktu lebih lama

4
Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), hlm.
54

6
 Realisasinya menunggu tersedia sisa dana yang bebas setelah
pemberian kredit, cadangan primer, dan cadangan sekunder
terpenuhi. 5
e. Fixed Assets
Pengalokasian untuk Fixed Assets ini tidak ada unsur
likuiditas dan rentabilitasnya, namun pengalokasian ke sektor ini
sangat penting. Fungsinya adalah untuk menunjang kelancaran
operasional bank, misalnya untuk pembelian tanah atau gedung,
kendaraan alat-alat kantor dan lain sebagainya. Penggunaan
oendekatan pool of funds adalah khas merupakan pengelolaan
aktiva dan menghasilkan laba yang memuaskan selama dalam
mengalokasikan dana tidak perlu memberikan perhatian khusus
pada macam-macam sumber dana dan biaya dana. Perhatian ini
hanya dipusatkan pada segi aktiva dan passiva dalam neraca. Ini
dapat dilakukan selama sumber dana bersifat stabil, bunga rendah.
2. Asset Allocation Approach
Pendekatan ini disebut juga “conversion of funds” menurut pola
ini dalam mengalokasikan dana membedakan sumber dananya dan
langsung mengkaitkannya denfan jenis investasinya. Di sini dipakai
asumsi bahwa dana yang harus dialokasikan untuk aktiva yang jangka
waktunya cocok dengan perputaran dana yang bersangkutan.
Maksudnya agar likuiditas dana yang bersangkutan selalu cocok
dengan kemungjinan penarikan kembali dana oleh si penyimpan dana.
Misalnya, giro dengan kecepatan perputaran yang tinggi supaya
diperguanakan untuk aktiva yang berjangka pendek yang memberikan
hasil yang relatif tinggi, deposito dengan kecepatan perpputaran
rendah supaya dipergunakan untuk aktiva yang berjangka panjang
yang memberi hasil tinggi, dan sebagainya. Pendekatan assets
allocation dapat digambarkan sebagai berikut :
The Assets Allocation Approach
Sumber Dana Penggunaan Dana

Demand Primary
Deposit Reserves
5 Saving
Frianto Pandia, Secondary
Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), hlm.
54 Deposit Reserves
7
Time Loans
Deposit
Securities
Capital Funds
Fixed Asset
Tergantung dari sumber dananya, sumber dana jangka pendek tidak
dapat diinvestasikan untuk jangka panjang. Degan cara ini suatu bank jasa
seolah-olah memiliki beberapa “Bank Mini” di dalamnya yaitu, (1) bank
untuk giro, (2) bank untuk deposito, (3) bank untuk tabungan, (4) bank
untuk modal dalam struktur bank tunggal.6
Beberapa kelemahan “pool of funds” maupun “assets allocation
approach” adalah sebagai berikut :
a. Kelemahan pool of Funds approach
- Hanya memperhatikan pengeloaan aktiva, tidak atau kurang
memperhatiakn segi hutang dalam neraca.
- Dalam mengambil keputusan menentukan hutang untuk aktiva yag
akan dibeli yang diperhatikan hanya “pool rate”.
- Tidak adanya pengarahan khusus untuk menentukan berapa jumalh
dana yang harus dijatahkan kepada masing-masing prioritas.
- Terlalu menekan faktor likuiditas hingga kurang memperhatikan
profitabilitas.
b. Kelemahan assets allocation approach
- Penggunaan kecepatan perputaran untuk mengukur pengadaan dana,
tidak memperhatikan geja diversivitas yang terjadi di bank.
Adakalanya titipan menurun, tapi justru permintaan kredit naik.
- Asumsi kurang realistis bahwa dana untuk memenuhi penarikan
oleh nasabah harus datang dari aktiva dana yang bersangkutan,
semula telah dialokasikan.
- Terlalu menitikberatkan kepada kerputusan-keputusan jangka
pendek yang tidak mengandung forecast sehingga merugikan
profitabilitas.
Peninjauan yang individual tidak memberikan gambaran yang utuh dan
sebenarnya dari suatu kesatuan bank.
D. Struktur Aset Bank
6
Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), hlm.
56

8
Pengelolaan aset bank mempunyai pengaruh terhadap tingkat
pendapatan,likuiditas, maupun keamanan usaha bank. Manajemen harus
mampu mengelola aset bank sedemikian rupa sehingga berhasil
menciptakan pendapatan yang optimal dengan tingkat likuiditas yang sehat
dan aman. Aset bank pada dasarnya terbentuk oleh dana yang dapat
dihimpun, pada hal sebagian besar dana berasal dari simpanan masyarakat.
Oleh karena itu, pengalokasian dana dalam bentuk aset bank perlu
berdasarkan pada prinsip kehati-hatian (prudent).
1. Liquid Asset (harta lancar)
Sebagian harta bank ditempatkan untuk tujuan likuiditas berupa
uang tunai dan saldo di bank sentral atau bank lainnya yang setiap saat
dapat dipergunakan untuk tagihan-tagihan dari kreditnya yang menarik
titipan dananya baik sudah jatuh tempo maupun sebab lainnya.
Fungsi Liquid Asset:
a. Legal liquidity/reserve requirement/cash ratio
b. Kesiapan bank untuk memenuhi penarikan simpanan (giro,
tabungan, dsb)
c. Memenuhi kewajiban transaksi kliring
d. Memenuhi permintaan kredit yang telah disetujui
e. Membayar jasa-jasa bank koresponden.

Pos-pos Liquid Asset:

a. Kas
b. Saldo Rekening Giro BI
c. Saldo Rekening Giro pada bank lain.7
2. Earning Asset (harta yang menghasilkan) penghasilan dalam bentuk:
a. Bunga
b. Bagi hasil/pembiayaan
c. Provisi/komisi
d. Keuntungan atau invesmen folio (dividen)
e. Selisih kurs valuta asing.

Pos-pos Earning Asset adalah Loans, Investment, dan Placement.

3. Fixed Asset (harta tetap dan inventaris), harta ini tidak termasuk
likuid dan tidak mendatangkan penghasilan bagi bank, tapi sangat
penting demi kelancaran operasional bank.
Pos-pos fixed asset adalah:
7
Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), hlm.
58

9
a. Aktiva tetap: gedung, tanah
b. Inventaris

Ditinjau dari umur dan sifatnya, fixed asset terdiri dari:

a. Umurnya tidak terbatas, contoh tanah


b. Umurnya terbatas tapi dapat diganti, contohnya gedung, mesin, dan
komputer
c. Umurnya terbatas tidak dapat diganti, contohnya sumber daya alam
seperti tambang batu bara, timah, minyak bumi, emas, dan pasir.8
4. Other Asset, adalah kekayaan bank yang tidak berbentuk materi:
Nama Baik Bank (Goodwill)
Penggunaan dana (application of funds) terlihat di sisi aktiva dari
suatu neraca, aktiva inilah yang berputar-putar secara aktif sehingga
menghasilkan pendapatan bagi bank yang sering disebut sebagai aktiva
produktif. Namun demikian ada juga aktiva yang tidak produktif
tetapi secara tidak langsung memberi kontribusi terhadap terbentuknya
pendapatan bagi bank yaitu aktiva tetap (fix Asset) seperti gedung,
kantor dan inventaris. Sedangkan kas dan penempatan dana pada Bank
Indonesia berfungsi sebagai likuiditas untuk mengantisipasi penarikan
yang dilakukan oleh pihak ketiga setiap harinya dan membayar biaya
operasional maupun kewajiban segera atau utang yang jatuh tempo.9
Aktiva tersebut dapat dilihat di bawah ini, yang secara garis
besarnya terdiri dari kas, giro pada BI sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh BI, giro pada bank lain dan penempatan pada bank
lain, kemudian diikuti dengan surat-surat berharga jangka pendek
sebagai cadangan (secondary reserve) untuk menopang kas apabila
diperlukan sehingga sering disebut sebagai protective asset dan
earning asset, selanjutnya pada sisi aktiva ini terdapat kredit yang
diberikan yang sebagian besar (75%-90%) berasal dari dana pihak
ketiga. Berikutnya adalah surat-surat berharga jangka panjang dan
aktiva tetap. Semua aktiva produktif yang dianggap memiliki risiko
dilakukan pencadangan seperti terlihat pada neraca dibawah ini yaitu

8
Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), hlm.
59
9
Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), hlm.
59

10
Penyisihan Penghapusan Aktiva (PPA). Aktiva produktif ini dibuat
pembobotan risikonya dalam Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR) yang digunakan untuk menghitung rasio kecukupan modal
(CAR).10

Bank
No Pos-Pos
2011 2010
1 kas 900.900 928.109
2 Penempatan Pada BI
a. Giro BI 2.480.938 1.921.074
b. Sertifikat BI 9.671.620 3.065.263
c. Lainnya 91.954 385.504
3 Giro Pada Bank Lain
a. Rupiah 37.029 60.913
b. Valuta Asing 828.761 1.317.720
4 Penempatan Pada Bank Lain
a. Rupiah 2.729.104 1.424.214
PPA - Penempatan Pada Bank Lain -/-- -24.790 -15.051
b. Valuta Asing 3.447.852 3.185.951
PPA - Penempatan Pada Bank Lain -/-- -42.738 -39.310
5 Surat Berharga yang Dimiliki
a. Rupiah
i. Diperdagangkan 10.070 -
ii. Tersedia untuk Dijual 817.333 41.372
iii. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo 2.037.090 1.746.657
PPA - Surat Berharga yang Dimiliki -/-- -32.589 -28.050
b. Valuta Asing
i. Diperdagangkan - -
ii. Tersedia untuk Dijual 453.415 202.713
iii. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo 119.300 472.125
PPA- Surat Berharga yang Dimiliki -/-- -5.727 -6.748
6 surat Berharga yang Dijual dengan
Janji Dijual Kembali 588.877 -
7 Obligasi Pemerintah
a. Diperdagangkan 18.493 73.440
b. Tersedia Untuk Dijual 3.338.167 33.174
c. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo 2.070.421 7.348.591
8 Tagihan Atas Surat Berharga yang
Dibeli dengan Janji Dijual Kembali (reserve
repo)

10
Ibid.,hlm. 60

11
a. Rupiah 8.000 127.606
PPA - Reserve Repo -/-- - -596
b. Valuta Asing - -
PPA - Reserve Repo -/-- - -
9 Tagihan - Derivatif 3.153 111.382
PPA - Tagihan Derivatif -32 -1.114
10 Kredit yang Diberikan
a. Rupiah
i. Pihak Terkait Dengan Bank 19.766 13.567
ii. Pihak Lain 37.102.851 31.955.471
PPA - Kredit yang Diberikan -/-- -1.038.704 -844.122
b. Valuta Asing
i. Pihak Terkait dengan Bank - -
ii. Pihak Lain 7.316.233 6.005.341
PPA - Kredit yang Diberikan -/-- -174.580 -424.238
11 Tagihan Aseptasi 516.905 722.167
PPA - Tagihan Aseptasi -/-- -5.169 -39.200
12 Penyertaan 215.424 179.131
PPA - Penyertaan -/-- -11.796 -10.064
13 Goodwill 17.853 25.787
14 Pendapatan yang Masih Akan Diterima 1.432.987 1.503.062
15 Biaya Dibayar Dimuka 87.674 62.363
16 Uang Muka Pajak - 1.239
17 Aktiva Pajak Tangguhan 127.198 114.540
18 Aktiva Tetap 2.924.645 2.619.663
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap -1.223.673 -948.797
19 Properti Terbengkalai 26.249 39.208
PPA - Properti Terbengkalai -13.125 -19.604
20 Aktiva Sewa Guna 2.479 1.260
Akumulasi Penyusutan Aktiva Sewa Guna -621 -341
21 Agunan yang Diambil Alih 495.802 459.965
PPA - Agunan yang Diambil Alih -120.080 -90.750
22 Aktiva Lain-lain 612.499 711.373
JUMLAH 77.857.418 64.391.960

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
Makalah ini diharapkan bisa memenuhi mata kuliah Asset
Liabilitas Manajemen Bank Syariah dan diharapkan dapat memberi
wawasan yang lebih luas lagi terhadap kami khususnya dan juga para
pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Pandia,Frianto. 2012. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.
Riyadi, Slamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Jakarta;
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

iv

Anda mungkin juga menyukai