Anda di halaman 1dari 8

Perencanaan Strategis ( 

Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang


digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada
masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan
organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke
depan ( Kerzner , 2001 ).
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk
menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber
dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai
teknik analisis bisnis dapat dgunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological),
atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).

Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka
mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah
bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic planning
( Brown, 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat
menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk
mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai
keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja
dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis Brown, 2005 ). Kemampuan
manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang
unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).
Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini
telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange, 1980;
Steiner, 1979). Lorange (1980), menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan yang
mencakup serangkaian proses dari inovasi dan mengubah perusahaan, sehingga apabila
strategic planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah kegagalan

engertian Perencanaan Strategis


Perencanaan strategis adalah kegiatan manajemen organisasi yang digunakan
untuk menetapkan prioritas, memfokuskan energi dan sumber daya, memperkuat
kinerja operasional. Perencanaan strategis juga memastikan bahwa karyawan dan
pemangku kepentingan lainnya bekerja menuju tujuan bersama dan menetapkan
kesepakatan tentang hasil yang diinginkan, serta menyesuaikan arah organisasi saat
terjadi perubahan. Ini adalah suatu upaya kedisiplinan yang menghasilkan keputusan
dan tindakan mendasar untuk membentuk organisasi tersebut mengetahui tentang
siapa yang dilayani organisasi tersebut, apa yang dilakukan organisasi tersebut, dan
mengapa harus melakukan hal tersebut.  Perencanaan strategis yang efektif tidak
hanya mengartikulasikan ke mana suatu organisasi berjalan dan tindakan yang
diperlukan untuk membuat kemajuan, tetapi juga bagaimana ia akan tahu jika ini
akan terus menerus berhasil.

Konsep Perencanaan Strategis


Perencanaan strategis terkait dengan masa depan. Suatu proses perencanaan pasti
akan melibatkan berbagai tingkat kegagalan. Beberapa bagian dari organisasi
memerlukan perencanaan selama bertahun-tahun ke depan, namun untuk divisi lain
membutuhkan perencanaan hanya untuk waktu yang singkat. Hal ini juga dapat
didefinisikan sebagai proses penentuan tujuan organisasi dan sumber daya yang
akan digunakan untuk menangani tujuan organisasi, mengatur akuisisi,
pemanfaatan, dan disposisi sumber daya .

Contoh perencanaan strategis dalam organisasi adalah seperti : diversifikasi bisnis


menjadi lini baru. Tingkat pertumbuhan perlu direncanakan dalam penjualan, jenis
produk baru yang akan ditawarkan, dan sebagainya. Perencanaan strategis
mencakup semua bidang fungsional bisnis dan dipengaruhi dalam kerangka kerja
jangka panjang yang mungkin berhubungan dengan faktor ekonomi, teknologi, sosial
dan politik.

Ini juga merupakan analisis berbagai faktor lingkungan – khususnya yang berkaitan
dengan bagaimana suatu organisasi berhubungan dengan lingkungannya.
Umumnya, untuk sebagian besar organisasi, periode perencanaan strategis berkisar
antara tiga hingga lima tahun.

Proses Perencanaan Strategis


Proses perencanaan ini mirip dengan Anda mencari analisa SWOT untuk bisnis atau
organisai Anda. Namun ada beberapa poin perbedaan dalam menetapkan
perencanaan strategis. Berikut adalah 5 langkh penerapa strategis:

1. Penentuan Misi dan Tujuan


Perencanaan strategis dimulai dengan penentuan misi untuk organisasi. Tujuan
utama organisasi yang telah ditetapkan harus didefinisikan dengan jelas.
Perencanaan strategis berkaitan dengan hubungan jangka panjang organisasi
dengan lingkungan eksternalnya. Jadi, misi bisnis harus cermat dalam
memperkirakan  dampak sosial organisasi dan eksternal

2. Analisis Lingkungan
Untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman, analisa lingkungan eksternal
organisasi perlu dilakukan. Catat  faktor penting yang mungkin memengaruhi
kegiatan organisasi kedepannya.

 
3. Penilaian Diri Sendiri
Pada langkah berikutnya, kekuatan dan kelemahan organisasiperlu dianalisa.
Analisis semacam ini akan memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan
kekuatannya dan untuk meminimalkan kelemahannya. Perusahaan dapat
memanfaatkan peluang eksternal dengan berkonsentrasi pada kapasitas
internalnya. Dengan menyesuaikan kekuatannya dengan peluang yang, perusahaan
dapat menghadapi persaingan dan mencapai pertumbuhan.

4. Pengambilan Keputusan Strategis


Keputusan strategis kemudian dibuat dan dievaluasi. Setelah itu, keputusan strategis
dibuat untuk mengimprovisasi kinerja operasional. Organisasi harus memilih pilihan
yang paling sesuai dengan kemampuannya. Misalnya, untuk berkembang, suatu
perusahaan harus masuk ke segmen pasar baru atau menjual produk baru namun
tetap di pasar yang sudah ada.

Pilihan strategi tergantung pada lingkungan eksternal, persepsi manajerial, sikap


manajer terhadap risiko, strategi masa lalu dan kekuatan manajerial juga efisiensi.

5. Implementasi dan Pengendalian Strategi


Setelah strategi ditentukan, strategi itu harus diterjemahkan ke dalam rencana
operasional. Program dan anggaran dikembangkan untuk setiap fungsi. Rencana
operasional jangka pendek disiapkan untuk menggunakan sumber daya secara
efisien. Kontrol harus dikembangkan untuk mengevaluasi kinerja sebagai strategi
yang mulai digunakan.

Jika terdapat hasil aktual berada di bawah ekspektasi, strategi harus ditinjau atau
dikaji ulang. hal ini dan disesuaikan dengan perubahan di lingkungan eksternal.

Contoh Perencanaan Strategis untuk Perusahaan


Karena tujuan serta visi dan misi serta bidang pekerjaan pada setiap perusahaan pastinya
berbeda-beda, perencanaan strategis yang dibuat pun akan berbeda. Maka dari itu di bawah
ini terdapat contoh perencanaan strategis yang umum digunakan.
 

Rencana Strategis Pemasaran


Rencana strategis pemasaran bertujuan untuk menghasilkan penjualan untuk bisnis baik
untuk meningkatkan penjualan atau meningkatkan jumlah pelanggan pada kuartal berikutnya.
Perencanaan strategis ini akan membantu untuk meningkatkan penghasilan dan
meningkatkan basis pelanggan mereka.
Rencana strategis pemasaran biasanya mencakup teknologi pemasaran, perangkat lunak, atau
platform yang berbasis web untuk memantau kemajuan bisnis agar mencapai tujuan. Rencana
tersebut juga harus bisa membahas jenis pemasaran spesifik yang akan dilakukan, misalnya
apakah bisnis yang sedang dijalankan sedang mengejar iklan cetak konvensional atau iklan
digital.
 

Rencana Strategis IT
Seiring dengan perkembangan zaman, industri IT akan terus berubah untuk mengikuti
perkembangan zaman. Hal ini menjadikan bahwa rencana strategis yang ada pada industri IT
juga akan berubah-ubah. Untuk rencana strategis pada bidang ini akan melihat satu hingga
beberapa tahun kedepan. Hal ini dilakukan agar bisnis bisa tetap digunakan dan
menyesuaikan dengan zaman.
Saat pembuatan rencana ini, Anda bisa melibatkan Chief Information Officer (CIO)
perusahaan. Karena CIO akan memberikan pengetahuan dan keahlian untuk membuat
perencanaan strategis teknologi perusahaan. 
 

Rencana Strategis untuk Lembaga Non Profit


Rencana strategis untuk lembaga non profit atau organisasi nirlaba mencakup komponen
kunci yang sama. Pada bidang bisnis ini, perencanaan lebih berfokus pada faktor internal dan
eksternal yang dapat memicu untuk menimbulkan ancaman atau tantangan dalam bisnis.
Karena struktur organisasi pada lembaga non profit dapat berubah dengan cepat yang
disebabkan berbagai faktor, maka dari itu adanya pembuatan rencana ini akan mengatasi
adanya perubahan di masa depan.
 

Rencana Strategis untuk Bisnis


Rencana strategis untuk bisnis umumnya akan mencakup pernyataan tentang visi, misi,
tujuan perusahaan, sasaran konsumen, serta rencana tindakan untuk mencapainya.
Namun perlu diperhatikan bahwa rencana strategis ini berbeda dengan rencana bisnis. Jika
rencana bisnis biasanya digunakan untuk membantu dalam memulai bisnis dan memperoleh
dana yang diperlukan. Sedangkan untuk rencana strategis digunakan untuk menguraikan
strategi untuk pertumbuhan dan kesuksesan di masa depan dengan memanfaatkan sumber
daya yang tersedia.
 

Manfaat Perencanaan Strategis


Perumusan dan implementasi strategis dapat memakan waktu, tetapi bermanfaat besar bagi
perusahaan. Perencanaan yang tersusun rapi  memiliki gagasan yang lebih baik tentang tujuan
yang ingin dicapai dan dara untuk melakukannya. Produktivitas karyawan pun dapat
meningkat dengan perencanaan yang jelas dan terarah. Apakah ada manfaat lain dari
perencanaan strategis? Di bawah ini adalah manfaat dari perencanaan strategis: 
 

Meningkatkan Keterlibatan Karyawan


Proses perumusan dan implementasi rencana strategis harus melibatkan karyawan. Karyawan
yang terlibat dalam operasi sehari-hari dan dapat memberikan pandangan unik tentang
perusahaan. Karyawan akan berbagi apa yang mereka pikirkan terkait dengan bisnis dan
menginformasikan perencanaan untuk masa depan. Saat karyawan jauh lebih terlibat, maka
tingkat kepuasan kinerja karyawan akan naik. Melibatkan karyawan dalam proses rencana
strategis juga dapat meningkatkan produktivitas.  
 

Mengidentifikasi Kekuatan dan Kelemahan


Sebagai bagian dari proses rencana strategis, perusahaan akan memeriksa dan menganalisis
bisnis secara keseluruhan. Perusahaan akan melihat kondisi bisnis perusahaan dan area mana
yang perlu ditingkatkan. Dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, perusahaan bisa
berkembang jauh lebih besar di masa depan dan menjadi bisnis tangguh bahkan ketika
menghadapi berbagai risiko.
 

Menetapkan Arah Bisnis dan Membina Bisnis Proaktif


Pada akhir proses perencanaan strategis, perusahaan harus memiliki arah yang jelas dimana
bisnis akan berjalan di masa depan. Diskusi mengenai perencanaan itu sendiri membantu
menempatkan bisnis pada posisi terbaik untuk sukses di masa depan. Rencana strategis
membuat perusahaan  mencari tahu bagaimana cara berkembang selama beberapa tahun ke
depan dan bagaimana mengatasi peluang dan tantangan. Bisnis yang terarah dan proaktif pun
akan tercipta. 
 

Proses Perencanaan strategis


Perusahaan perlu merancang rencana strategis yang baik jika ingin  mencapai tujuan sesuai
harapan. Dalam perencanaan strategis, diperlukan beberapa proses yang akan diuraikan
sebagai berikut: 
 

Identifikasi Posisi Strategis 


Saat mengidentifikasi posisi strategis, ingatlah bahwa tujuan harus realistis dan terukur. 
Gunakan misi, visi, nilai-nilai perusahaan, dan budaya kerja di perusahaan untuk
mempermudah identifikasi posisi. 
 
Baca Juga: Menentukan Target Kerja Dengan Metode SMART
 

Kumpulkan Orang dan Informasi


Setelah Anda menetapkan posisi strategis, kumpulkan orang-orang yang akan terlibat dalam
proses perencanaan. Pastikan bahwa data dan informasi yang akan digunakan akurat sehingga
dapat dijadikan sebagai landasan dalam membuat keputusan. Periksa pula apakah ada
masalah internal atau eksternal yang mungkin dapat mempengaruhi tujuan. 
 

Lakukan Analisis SWOT


Analisis SWOT sering digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis,
serta mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin muncul. Setelah tim
mengidentifikasi semua kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, tim yang terlibat dalam
rencana strategis dapat bekerja sama untuk mengembangkan tujuan baru yang akan
membantu bisnis menghadapi segala kemungkinan dengan cara yang lebih positif.
 

Merumuskan Rencana Strategis


Setelah berhasil mengidentifikasi posisi strategis dan memiliki serangkaian tujuan yang
sejalan dengan misi perusahaan, tahapan selanjutnya adalah merumuskan rencana strategis.
Saat mengembangkan rencana, pertimbangkan aspek apa yang akan berdampak terbesar pada
bisnis dan mana yang paling membantu meningkatkan posisi perusahaan. Jangan lupa untuk
menggunakan pengukuran untuk memastikan dan mengontrol perkembangan dari
implementasi rencana.
 

Jalankan Rencana Strategis 


Perusahaan yang telah merumuskan rencana strategis siap untuk menerapkannya. Langkah ini
merupakan fase tindakan dari proses rencana strategis. Mulailah dengan membuat semua
orang yang terlibat dan membagikan tugas di antara individu atau divisi. Luangkan waktu
untuk memeriksa apakah individu atau divisi telah bekerja dengan benar. Jika ternyata tidak
memenuhi tujuan, lakukan perubahan jika diperlukan.
 

Pantau Performa Secara Terus-menerus


Proses perencanaan strategis tidak akan efektif jika semua orang dalam tim melakukan
kekeliruan. Alasan inilah yang mengharuskan perusahaan untuk terus memantau, mengelola
kinerja dan menyesuaikan komponen. Penting juga untuk meminta pertanggungjawaban dari
individu yang terlibat atas tugas yang diberikan. Pemantauan kinerja dan performa juga bisa
membantu pembentukan  rencana di masa depan. 
 
Delapan Langkah Perencanaan Strategis:
1. Memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis;
2. Mengidentifikasi mandat organisasi;
3. Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi;
4. Menilai lingkungan eksternal: peluang dan ancaman;
5. Menilai lingkungan internal: kekuatan dan kelemahan;
6. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi;
7. Merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu;
8. Menciptakan visi organisasi yang efektif bagi masa depan.
Langkah 1: Memprakarsai dan menyepakati suatu Proses Perencanaan Strategis
Pada langkah ini merupakan langkah  menegosiasikan kesepakatan untuk menyelenggarakan
perencanaan strategis dengan orang-orang penting pembuat keputusan (decision makers) atau
pembentuk opini (opinions leaders) dan para stakeholder baik internal maupun eksternal. Dukungan
dan komitmen mereka merupakan hal yang sangat penting jika perencanaan strategis ingin berhasil. 
Keterlibatan orang-orang penting di luar organisasi adakalanya sangat krusial jika dalam
implementasinya melibatkan banyak pihak di luar organisasi.
Dalam tahap inilah dibentuk kelompok pemrakarsa, yang salah satu tugasnya menetapkan secara
tepat siapa saja yang tergolong orang-orang penting pembuat keputusan. Tugas berikutnya adalah
menetapkan orang, kelompok, unit atau organisasi manakah yang harus dilibatkan dalam
penyusunan perencanaan strategis ini.
Selanjutnya dalam kesepakatan ini harus mencakup: maksud upaya perencanaan; langkah-langkah
yang dilalui dalam proses; bentuk dan jadwal pembuatan laporan; peran, fungsi dan keanggotaan
suatu kelompok atau komite yang berwenang mengawasi upaya tersebut; peran, fungsi dan
keanggotaan tim perencana strategis; dan komitmen sumber daya yang diperlukan bagi keberhasilan
perencanaan strategis.
Langkah 2: Memperjelas Mandat Organisasi
Mandat formal dan mandat informal yang berada pada suatu organisasi merupakan keharusan yang
dihadapi. Mandat formal adalah tugas dan fungsi dari suatu organisasi yang tercantum dalam
undang-undang, peraturan-peraturan, piagam, pasal-pasal ataupun perjanjian-perjanjian yang
mengikat dalam surat keputusan. Mandat informal adalah norma-norma yang menjadi pegangan
beroperasinya organisasi yang tidak kalah mengikatnya.
Langkah 3: Memperjelas Misi dan Nilai-nilai
Misi organisasi, yang berkaitan erat dengan mandat yang harus dilaksanakan, merupakan deskripsi
tentang apa-apa yang harus dilakukan dalam rangka mengemban mandat organisasi. Rumusan misi
harus dapat menjawab enam pertanyaan:
1. Siapakah kita ini sebagai organisasi (komunitas)?
2. Secara umum, kebutuhan dasar sosial dan atau politik apa yang akan organisasi kita penuhi?
3. Secara umum, bagaimana kita bekerja untuk mengantisipasi dan merespon kebutuhan-
kebutuhan di atas?
4. Bagaimana kita harus memberikan respon terhadap stakeholder kunci?
5. Apa filosofi dan nilai-nilai inti kita? (menentukan integritas organisasi)
6. Apa yang membuat organisasi kita unik/beda dengan organisasi yang lain?
Misi harus dirumuskan melalui diskusi yang panjang dengan melibatkan para stakeholder, sehingga
diperoleh rumusan yang komprehensif. Nilai-nilai dimaksud dalam hal ini adalah norma-norma yang
tumbuh dan berkembang serta dipelihara yang menjadi spirit organisasi dalam melaksanakan
fungsinya, misal kejujuran, demokratis, keterbukaan/transparansi, tanggung jawab, dsb.
Langkah 4: Menilai Lingkungan Eksternal
Menilai lingkungan eksternal adalah tindakan mengeksplorasi lingkungan di luar organisasi untuk
mengindetifikasi peluang dan ancaman. Lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor yang diluar
kontrol organisasi, meliputi kecenderungan politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi (PEST),
kelompok masyarakat yang harus dilayani, dan pesaing (competitor). Anggota-anggota majelis
sekolah yang berasal dari luar sekolah, misal asosiasi profesi, praktisi industri pada umumnya lebih
tajam dalam menilai faktor eksternal.
Langkah 5: Minilai Lingkungan Internal
Menilai lingkungan internal adalah upaya mengenali kekuatan dan kelemahan yang ada dalam
organisasi. Kita dapat mengenalinya dari sumber daya (inputs), strategi yang dijalankan sekarang
(process), dan kinerja (outputs).
Langkah 6: Mengidentifikasi Isu Strategis
Mengidentifikasi isu merupakan langkah yang sangat penting guna mengetahui persoalan kritis yang
sesungguhnya dihadapi organisasi. Dengan mempertimbangkan mandat, misi dan nilai, kekuatan dan
kelemahan internal, peluang dan ancaman eksternal akan dapat kita identifikasi persoalan kritis
organisasi. Pernyataan isu strategis harus mengandung tiga unsur: Pertama, isu harus disajikan
dengan ringkas, cukup satu paragrap dan disajikan dalam kalimat tanya.  Kedua, faktor yang
menyebabkan sesuatu isu menjadi persoalan kebijakan penting harus didaftar, yang mencakup aspek
mandat, misi, nilai-nilai, kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman. Ketiga, konsekuensi
kegagalan dalam menghadapi isu harus merupakan taruhan hidup dan matinya organisasi.
Ada tiga pendekatan dasar untuk mengenali isu strategis: pendekatan langsung (direct approach),
pendekatan sasaran (goals approach) dan pendekatan visi keberhasilan (vision of success).
Pendekatan langsung, merupakan proses mengidentifikasi isu dengan cara meruntut dari uraian
mandat, misi dan analisis SWOT, sehingga dirumuskan isu strategis organisasi. Pendekatan ini akan
sangat baik apabila tidak ada kesepakatan sasaran sebelumnya, tidak ada visi keberhasilan dan tidak
ada otoritas hirarkhi yang memaksakan sasaran. Pendekatan ini juga amat baik untuk menghadapi
lingkungan yang sangat bergolak. Pendekatan sasaran, lebih sejalan dengan teori perencanaan
konvensional, yang menetapkan bahwa organisasi harus menetapkan sasaran dan tujuan bagi
dirinya, kemudian mengembangkan strategi untuk mencapainya. Pendekatan visi keberhasilan,
dalam pendekatan ini organisasi mengembangkan suatu gambar yang terbaik atau ideal mengenai
dirinya sendiri di masa depan sebagai organisasi yang sangat berhasil mewujudkan misinya.
Sehingga isu strategis sebagai diskripsi tentang bagaimana organisasi harus beralih dari jalannya
sekarang, menuju bagaimana organisasi akan memandang dan berjalan sesuai dengan visinya.
Langkah 7: Merumuskan Strategi untuk Mengelola Isu-isu
Strategi didiefinisikan sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan atau alokasi
sumber daya yang menegaskan bagaimana organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, dan
mengapa organisasi harus melakukan hal tersebut. Strategi dapat berbeda-beda karena kerangka
tingkat, fungsi dan waktu.
Pengembangan strategi dimulai dengan identifikasi alternatif praktis, dan impian atau visi untuk
memecahkan isu strategis. Selanjutnya, kita memerinci hambatan yang kemungkinan dihadapi untuk
mencapai alternatif, impian atau visi tersebut. Setelah identifikasi alternatif, impian atau visi bersama-
sama dengan hambatan tersusun, langkah berikutnya kita mengembangkan usulan pokok untuk
mencapai alternatif, impian atau visi secara langsung atau tidak langsung dengan cara mengatasi
hambatan. Setelah usulan utama diajukan, kemudian kita mengidentifikasi tindakan-tindakan yang
diperlukan dalam dua hingga tiga atau empat/lima tahun mendatang. Terakhir kita menyusun program
kerja yang terperinci untuk setiap tahunnya.
Strategi yang efektif harus memenuhi beberapa kriteria: pertama, secara teknis strategi harus dapat
bekerja (dilaksanakan) untuk menghadapi isu strategis; kedua, secara politis dapat diterima oleh para
stakeholder kunci; dan ketiga, strategi harus menjadi etika, moral dan hukum organisasi.
Langkah 8: Menciptakan Visi Organisasi yang Efektif untuk Masa Depan
Langkah terakhir dalam proses perencanaan strategis adalah mengembangkan deskripsi mengenai
bagaimana seharusnya organisasi itu sehingga berhasil mengimplementasikan strateginya dan
mencapai seluruh potensinya. Deskripsi inilah yang disebut “Visi Keberhasilan” organisasi.  Secara
khusus yang termasuk dalam deskripsi ini adalah misi organisasi, strategi dasarnya, kriteria
kinerjanya, beberapa aturan keputusan penting, dan standar etika yang diharapkan oleh seluruh
pegawai.
Visi keberhasilan harus singkat – tidak lebih dari beberapa halaman – dan memberi ilham. Orang-
orang diilhami oleh visi yang jelas dan kuat yang disampaikan dengan penuh keyakinan. Jadi, visi itu
menfokus kepada masa depan yang lebih baik, mendorong harapan dan impian, menarik nilai-nilai
umum, menyatakan hasil yang positif, menekankan kekuatan kelompok yang bersatu,
mengemukakan entusiasme dan kegembiraan.

Anda mungkin juga menyukai