Anda di halaman 1dari 13

Sumber Dana di Piranti Pasar Uang

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :

Aspek Hukum Dalam Perbankan Syariah

Dosen Pengampu : Nikmah Dalimunthe S. Ag.MH.

Disusun Oleh : Kelompok 2

Abdillah Aswari 0503182149


Abdi Satria Hasibuan 0503181065
Ade Ayu Oktapiani Harahap 0503183285

Dara Hafiza 0503183296


M. Chairiansyah 0503182208
T Wulan Arianti 0503183358

PERBANKAN SYARIAH VII-A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap Allah SWT. Penulis ucapkan atas rahmat dan karunia Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah “Aspek Hukum Dalam Perbankan Syariah
yang berjudul “ Sumber Dana di Piranti Pasar Uang". Terima kasih kepada dosen mata kuliah
yang sudah memberikan bimbingan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan oleh karena itu
penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Penulis juga menghargai kritikan
beserta saran yang membangun agar makalah menjadi lebih baik.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca atas perhatiannya.
Semoga dapat bermanfaat untuk penulis dan bisa menambah ilmu pengetahuan serta wawasan
bagi para pembaca.

Medan, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
A. Sumber Dana di Pasar Uang dan Pasar Sekunder ........................................................... 2
1. Pasar Uang ......................................................................................................................... 2
2. Pasar Sekunder .....................................................................Error! Bookmark not defined.
B. Objek perdagangan di pasar uang dan pasar skunder yang terorganisir ...................... 4
1. Objek perdagangan di pasar uang yang terorganisir .................................................... 4
2. Objek perdagangan di pasar sekunder yang terorganisir ............................................. 6
C. Objek Perdagangan di Pasar Uang Antar Bank dan Pasar Skunder Yang tidak
Terorganisir ............................................................................................................................... 7
1. Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) Tidak Terorganisir ....................................... 7
2. Pasar Uang Skunder Tidak Terorganisir ........................................................................ 8
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 9
B. Saran ...................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya, pasar yang dikenal oleh sebagian masyarakat hanya pasar konvensional,
tempat menjual barang dan jasa secara langsung. Namun, nyatanya ada pasar abstrak yang
tak memiliki barang maupun jasa untuk diperjualbelikan, tetapi ada modal atau uang yang
digunakan sebagai komoditasnya. Seperti yang dikenal, pasar itu disebut pasar uang dan
pasar modal. Namun apa perbedaan pasar uang dan pasar modal. Mungkin bagi orang
awam, ketika mendengar pasar uang ataupun pasar modal masih dianggap asing di
telinganya. Namun, hal ini tak berlaku bagi mereka para pemain bisnis. Pasar modal dan
pasar uang umumnya memang suatu tempat terjadinya transaksi, namun objeknya bukan
berupa barang konsumsi seperti halnya yang dijual di pasar-pasar pada umumnya.
Objek yang dijual berupa surat-surat berharga. Tujuangnya pun beragam, mulai dari
investasi jangka panjang hingga pendek, sebagai sumber pembiayaan modal kerja, dan
untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Untuk memahami dan
mengetahui perbedaannya, kamu perlu mengenali terlebih dahulu definisi dari keduanya.
Pasar modal adalah tempat untuk melakukan transaksi jual beli efek atau surat berharga
jangan panjang. Sedangkan pasar uang dapat merupakan tempat untuk melakukan transaksi
jual beli surat berharga jangka pendek
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sumber dana di Pasar Uang dan Pasar Sekunder ?
2. Bagaimana Objek Perdagangan di Pasar Uang dan Pasar Sekunder yang Terorganisir?
3. Bagaimana Objek Perdagangan di Pasar Uang antar Bank dan Pasar Sekunder yang tidak
Terorganisir ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Memahami Bagaimana Sumber dana di Pasar Uang dan Pasar Sekunder.
2. Untuk Memahami Objek Perdagangan di Pasar Uang dan Pasar Sekunder yang
Terorganisir.
3. Untuk Memahami Objek Perdagangan di Pasar Uang antar Bank dan Pasar Sekunder yang
tidak Terorganisir.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sumber Dana di Pasar Uang dan Pasar Sekunder


1. Pasar Uang
Pada umumnya, pasar yang dikenal oleh sebagian masyarakat hanya pasar
konvensional, tempat menjual barang dan jasa secara langsung. Namun, nyatanya ada
pasar abstrak yang tak memiliki barang maupun jasa untuk diperjualbelikan, tetapi ada
modal atau uang yang digunakan sebagai komoditasnya. Seperti yang dikenal, pasar itu
disebut pasar uang dan pasar modal. Namun apa perbedaan pasar uang dan pasar modal.
Mungkin bagi orang awam, ketika mendengar pasar uang ataupun pasar modal masih
dianggap asing di telinganya. Namun, hal ini tak berlaku bagi mereka para pemain
bisnis. Pasar modal dan pasar uang umumnya memang suatu tempat terjadinya
transaksi, namun objeknya bukan berupa barang konsumsi seperti halnya yang dijual di
pasar-pasar pada umumnya. Objek yang dijual berupa surat-surat berharga.
Tujuannya pun beragam, mulai dari investasi jangka panjang hingga pendek, sebagai
sumber pembiayaan modal kerja, dan untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar
di masyarakat. Untuk memahami dan mengetahui perbedaannya, kamu perlu mengenali
terlebih dahulu definisi dari keduanya. Pasar modal adalah tempat untuk melakukan
transaksi jual beli efek atau surat berharga jangan panjang. Sedangkan pasar uang dapat
merupakan tempat untuk melakukan transaksi jual beli surat berharga jangka pendek.
Seperti yang telah dijelaskan, pasar uang adalah sebuah mekanisme pasar yang
memungkinkan bagi seseorang untuk dapat melakukan transaksi melalui bank maupun
lembaga sekuritas keuangan bukan bank. Pasar uang dapat diartikan juga sebagai tempat
bagi sebuah pihak atau perseorangan untuk dapat meminjam dana dengan tingkat bunga
sebagai imbalan atau keuntungan yang ditawarkan kepada pemberi dana. Transaksi
yang boleh dilakukan di pasar uang sendiri bisa dilakukan secara sendiri ataupun bisa
dilakukan melalui perantara atau broker. Transaksi peminjaman dana yang dilakukan di
pasar uang memiliki jangka waktu yang sifatnya pendek, yaitu sekitar dari satu hari
hingga satu tahun maksimal. Dalam transaksinya, pasar uang memiliki beberapa

2
instrumen di dalamnya yang secara umum instrumen ini berbentuk surat berharga.
Berikut beberapa daftar surat berharga yang bisa diperdagangkan melalui pasar uang,
antara lain:
a. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
b. Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
c. Deposito
d. Promissory Notes.
e. Bills.
f. Banker’s Acceptance.
g. Paper.
h. Money.

2. Pasar Sekunder
Pasar sekunder merupakan lanjutan pasar primer pasca proses IPO. Setelah saham di
catatkan di Bursa, maka saham perusahaan tersebut bebas di jual belikan oleh publik. Harga
saham pada pasar sekunder ini bergerak fluktuatif berdasarkan banyaknya penawaran
(supply) dan permintaan (demand). Untuk bisa membeli saham yang sudah melantai di
Bursa Efek Indonesia kita perlu mendaftarkan diri melalui Anggota Bursa atau bisa disebut
Perusahaan Sekuritas. Pasar sekunder ini dibagi menjadi tiga, yaitu Pasar Reguler, Pasar
Negosiasi, dan Pasar Tunai.
a. Pasar Reguler
Saham-saham yang diperdagangkan di pasar regular memiliki satuan lot (1 lot = 100
lembar) dan transaksi settle T+3. Transaksi ini menggunakan sistem tawar menawar
yang berlangsung selama periode perdagangan melalui JATS (Jakarta Automatic
Trading System) sehingga saham akan kita miliki jika harga yang kita pasang (bid)
sesuai dengan harga penawaran yang ada (offer). Selain itu harga saham ini bisa
berubah setiap waktunya tergantung pada permintaan dan penawaran.

3
b. Pasar Negoisasi
Pada pasar negosiasi, satuan yang digunakan bukan satuan lot, melainkan satuan
lembar dan transaksi settle T+∞. Tawar menawar pun tidak dilakukan di Bursa Efek
melainkan antar nasabah yang ingin menjual sahamnya tetapi tetap dalam pengawasan
bursa dan dilakukan melalui Anggota Bursa (Sekuritas).
c. Pasar Tunai
Jika pada pasar reguler dan negosiasi transaksi settle T+3 dan T+∞. Maka sistem
pembayaran di pasa tunai adalah T+0. Jadi jika seseorang membutuhkan dana pada hari
yang sama bisa menjual sahamnya melalui pasar tunai dengan catatan biasanya harga
saham yang dijual akan berada di bawah harga saham beredar.
B. Objek perdagangan di pasar uang dan pasar skunder yang terorganisir
1. Objek perdagangan di pasar uang yang terorganisir
Pasar uang dalam teori ekonomi bukanlah suatu tempat secara fisik orang berjualan dan
menjajakan barang dagangnnya. Pasar diartikan secara lebih luas dan abstrak, namun tetap
mencakup pasar dalam pengertian sehari-hari, yaitu pertemuan antara permintaan dan
penawaran. Apabila permintaan bertemu penawaran di pasar, maka akan terjadi transaksi.
Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli dan apa yang
diinginkan penjual. Dalam transaksi seperti itu kedua belah pihak mencapai kesepakatan
mengenai dua hal, yaitu harga dan volume dari apa yang ditransaksikan.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pasar uang pertama, adalah pihak yang
membutuhkan dana yaitu bank ataupunperusahaan nonbank yang kebetulan membutuhkan
dana yang segera harus dipenuhi untuk kepentingan tertentu. Kedua adalah pihak yang
menanamkan dana atau pihak yang menjual dana baik bank maupun perusahaan
nonbank dengan tujuan investasi di pasar uang. Para pelaku pasar uang terdiri dari
bank komersial, perusahaan pemerintah, dan perusahaan swasta yang bergerak di bidang
keuangan yang terkait erat dengan pemerintah.Bagi pihak yang membutuhkan dan mencari
dana memilki tujuan, antara lain:
a. Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek, seperti membayar utang yang egera
akan jatuh tempo.
b. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, karena disebabkan kekurangan uang kas.

4
c. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, yaitu membayar biaya-biaya, upah
karyawan, gaji, pembelian bahan dan kebutuhan modal kerja lainnya.
d. .Sedang mengalami kalah kliring, hal ini terjadi dilembaga kliring dan harus segera
dibayar.Sedangkan bagi pihak yang bermaksud menanamkan dananya (investor) di
pasar uang

Sedangkan bagi pihak yang bermaksud menanamkan dananya (investor) di pasar uang:

a. Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu bagi lembaga
keuangankonvensional sedangkan bagi lembaga keuangan syariah tergantung dari akad
yang digunakan.
b. Bermaksud membantu pihak yang benar-benar mengalami kesulitan keuangan.
c. Spekulasi, dengan harapan memperoleh keuntungan besar dalam waktu yang relative
singkat dan dalam kondisi ekonomi tertentu (motif ini tidak diakui oleh islam).

Bank indonesia, sebagai bank sentral di indonesia telah mengambil beberapa


kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang sehat, meningkatkan
ketersediaan informasi bagi pelaku pasar, serta meningkatkan efektifitas kebijakan
moneter. Instrumen yang diterbitkan, antara lain:

a. Penggunaan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai peranti operasi pasar terbuka
dan sekaligus peranti pasar uang dengan tujuan utama sebagai peranti kebijakan
moneter khususnya untuk kontraksi moneter, sebagai peranti pasar uang, dan sebagai
salah satu alternatif bagi perbankan untuk menempatkan kelebihan likuiditas yang
dimiliki.
b. Penggunaan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) guna memberikan pilihan kapada
pelaku pasar uang dalam menempatkan dana yang tidak terpaka.
c. Pengembangan Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) yang merupakan suatu sistem
automasi yang tidsk hanya terbatas pada pasar uang rupiah dan valuta asing tetapi
juga informasi lainnya yangterkait dengan pasar keuangan bagi anggota (bank yang
memasok data baik mengenai transaksi pasar uang, transaksi devisa, perdagangan
surat berharga pasar uang di pasar sekunder, simpanan pihak ketiga, serta penyaluran
dana bank), pelanggan, dan Bank Indonesia.

5
d. Penetapan Jakarta Offered Rate (JIBOR) sebagai reference rate (arah
perkembangan suku bunga) yang dapat diakses pada PIPU. JIBOR merupakan hasil rata-
rata tertimbang suku bunga dari 18 bank yang dipilih berdasarkan keaktifan mereka
di pasar uang.
2. Objek perdagangan di pasar sekunder yang terorganisir
pasar sekunder merupakan pasar di mana saham dan sekuritas lain diperjual belikan secara
luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana.Harga saham di pasar sekunder
ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual, besarnya permintaan
dan penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Faktor internal perusahaan, yang berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu
perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai. Hal ini berkaitan dengan hal-hal yang
seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen. Misalnya, pendapatan per lembar
saham,besaran deviden yang dibagi, kinerja manajemen perusahaan, prospek perusahaan
di masa yang akan datang.
b. faktor eksternal perusahaan, yaitu hal-hal di luar kemampuan perusahaan atau di luar
kemampuan manajemen untuk mengendalikan. Misalnya, munculnya gejolak politik pada
suatu Negara, perubahan kebijakan moneter, dan laju inflasi yang tinggi.

Perdagangan pasar sekunder, bila dibandingkan dengan perdagangan pasar perdana


mempunyai volume perdagangan yang jauh lebih besar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pasar
sekunder merupakan pasar yang memperdagangkan saham sesudah melewati pasar perdana,
sehingga hasil penjualan saham biasanya tidak lagi masuk modal perusahaan, melainkan
masuk ke dalam kas para pemegang saham.Harga saham di pasar sekunder tidak lagi
ditentukan oleh emiten dan penjamin emisi (underwriter) sebagaimana halnya di pasar
perdana.

Akan tetapi, berdasarkan teori penawaran danpermintaan (supply and demand),


disamping juga ditentukan oleh prospek perusahaan yang menerbitkan saham (emiten). Atas
dasar itu, harga saham di pasar sekunder bisa lebih tinggi dari harga saham di pasar perdana.
Hal ini tergantung kepada permintaan pasar, sehingga harga saham di pasar sekunder bisa
berfluktuasi sangat tinggi, dan hal ini akan menjadikan para investor kebingungan dan
melakukan berbagai spekulasi. Misalnya, saham X secara drastis naik 30% dalam waktu

6
beberapa menit dan bisa turun sampai 60% dalam waktu beberapa jam kemudian. Turun
naiknya harga saham ini terjadi disebabkan adanya unsur permainan yang dilakukan oleh
spekulan untuk mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam waktu singkat. Islam
menempatkan dan memberi kebebasan kepada para pelaku ekonomi dalam menentukan harga
pasar dan turun naiknya harga secara normal ditentukan oleh mekanisme pasar. Namun Islam
mengecam dengan keras terjadinya kenaikan harga karena ulah para spekulan yang ingin
meraup keuntungan yang besar dalam waktu yang singkat, sebagaimana yang terjadi di pasar
sekunder. Dalam kaitan dengan ini Ibnu Taimiyyah mengemukakan bahwa setiap
penyimpangan dari pelaksanaan ekonomi yang jujur, seperti sumpah palsu, takaran yang tidak
tepat, dan niat jelek, dikecam oleh Islam.

C. Objek Perdagangan di Pasar Uang Antar Bank dan Pasar Skunder Yang tidak
Terorganisir
1. Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) Tidak Terorganisir
Pasar uang antarbank atau sering juga disebut interbank call money market merupakan
salah satu sarana penting untuk mendorong pengembangan pasar uang. Pasar uang antarbank
pada dasarnya adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya
untuk jangka waktu pendek. Yang pada umumnya digunakan untuk menghindarkan bank
dari status “kalah kliring”. Kalah kliring artinya sebuah bank kekurangan dana untuk
membayar kepada nasabahnya. Dana di pasar uang ini disebut call maney karena
transaksinya biasanya di lakukan melalui telephon atau alat komunikasi elektronika lain. Hal
ini sesuai dengan definisi baku dari BI yang menyatakan pasar uang antar bank sebagai
kegiatan pinjam meminjam dana jangka pendek antar bank yang dilakukan melalui jaringan
komunikasi elektronis. Pasar uang antarbank berdasarkan prinsip syariah yang selanjutnya
disebut PUAS adalah kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antarbank berdasarkan
prinsip syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing.
Menurut Fatwa DSN MUI No. 37/DSN-MUI/2002, perngertian Pasar Uang Antarbank
Berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS) adalah kegiatan investasi jangka pendek antarpeserta
pasar berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Pasal 1 butir 4 Peraturan Bank Indonesia No.
2/8/PBI/2000, memberikan definisi PUAS yang lebih teknis, yaitu kegiatan investasi jangka
pendek dalam rupiah antarpeserta pasar berdasarkan prinsip mudharabah. PUAS merupakan
salah satu sarana perangkat dan peranti yang memudahkan bank syariah untuk berintraksi

7
dengan bank syariah lain atau unit usaha syariah Bank Konvensional. PUAS menggunakan
peranti Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (IMA) yang berjangka waktu maksimum
90 hari. Menurut Pasal 1 butir 6 PBI No. 2/8/PBI/2000, IMA adalah sertifikat yang
digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan dana dengan prinsip mudharabah. IMA hanya
diterbitkan oleh Kantor Pusat bank Syariah atau Unit Usaha Syariah Bank Konvensional.

2. Pasar Uang Skunder Tidak Terorganisir


Salah satu persoalan utama yang dihadapi oleh investor obligasi di Indonesia adalah
pasar sekunder yang tidak jelas. Sejak efekefek diterbitkan tanpa warkat (scripless), obligasi
yang semula diterbitkan atas unjuk, kini semua diterbitkan atas nama.
Efek atas nama, apabila di inginkan terbentuk harga yang wajar, seyogianya tidak
diperdagangkan di over the counter. Setiap efek membutuhkan perdagangan terorganisasi
untuk tujuan price discovery dan likuiditas. Selain itu, transaksi efek atas nama di luar pasar
yang terorganisasi, menyulitkan administrasi kepemilikan Surat berharga negara (Surat
Utang Negara/SUN, Obligasi Ritel Indonesia/ORI, dan Surat Perbendaharaan Negara/SPN)
tidak dicatatkan dan ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sementara obligasi korporasi dicatatkan di BEI dan boleh diperdagangkan di bursa dan di
luar bursa. Transaksi di luar bursa diimbau untuk dilaporkan ke bursa. Boleh jadi tujuannya
untuk transparansi dan fair price. Saya tak punya data tentang berapa persen transaksi yang
dilaporkan, berapa persen yang tidak. Transaksi SUN, karena denominasinya yang besar dan
dimiliki oleh sejumlah terbatas investor instutisional, secara administratif tentu tidak rumit.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasar modal dan pasar uang umumnya memang suatu tempat terjadinya transaksi, namun
objeknya bukan berupa barang konsumsi seperti halnya yang dijual di pasar-pasar pada
umumnya. Objek yang dijual berupa surat-surat berharga. Tujuangnya pun beragam, mulai
dari investasi jangka panjang hingga pendek, sebagai sumber pembiayaan modal kerja, dan
untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Untuk memahami dan
mengetahui perbedaannya, kamu perlu mengenali terlebih dahulu definisi dari keduanya.
Pasar modal adalah tempat untuk melakukan transaksi jual beli efek atau surat berharga
jangan panjang. Sedangkan pasar uang dapat merupakan tempat untuk melakukan transaksi
jual beli surat berharga jangka pendek.
Pasar uang antarbank juga disebut interbank call money market merupakan salah satu
sarana penting untuk mendorong pengembangan pasar uang. Pasar uang antarbank pada
dasarnya adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya
untuk jangka waktu pendek. Yang pada umumnya digunakan untuk menghindarkan bank
dari status “kalah kliring”. Kalah kliring artinya sebuah bank kekurangan dana untuk
membayar kepada nasabahnya. Dana di pasar uang ini disebut call maney karena
transaksinya biasanya di lakukan melalui telephon atau alat komunikasi elektronika lain.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan
pembahasan makalah ini kami mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan untuk lebih baiknya makalah yang kami buat selanjutnya. Selamat membaca dan
semoga bermanfaat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aravik, H. (2017). Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer. Jakarta: Kencana.Aravik

http://e-journal.uajy.ac.id

https://investor.id/archive/menggerakkan-pasar-sekunder

Marzuki Usman.Pengetahuan Dasar pasar Modal, (Jakarta: IBI, 1997), 176.

Okezone (2019-01-19). "Mengenal Pasar Perdana dan Pasar Sekunder : Okezone


Economy"

Soemitra Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah (Jakarta:Kencana Prenada Media
Group, 2009) hal 210

Widayatsari.A, “Pasar Uang Antar Bank Syariah”, Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam,
Vol. 4, No. 2 (2014) Fakultas Ekonomi Universitas Riau, h. 14-15.

10

Anda mungkin juga menyukai