Anda di halaman 1dari 23

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, Mei 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I
Latar Belakang..........................................................................................................................4
Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
BAB II
Sejarah Anjak Piutang..............................................................................................................6
Pengertian.................................................................................................................................8
Permodalan Anjak Piutang.......................................................................................................9
Pelaku Anjak Piutang...............................................................................................................9
Jenis Anjak Piutang..................................................................................................................11
Proses Anjak Piutang untuk tagihan dan Promes.....................................................................15
Jasa-jasa Anjak Piutang............................................................................................................18
Biaya Anjak Piutang.................................................................................................................19
Manfaat Anjak Piutang.............................................................................................................20
Struktur Organisasi...................................................................................................................22
BAB III
Kesimpulan..............................................................................................................................23

3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu kegiatan operasional perusahaan adalah penjualan barang dan jasa, baik
yang dilakukan secara tunai atau kredit yang sesuai dengan perjanjian. Pengelolaan piutang
perusahaan harus dilakukan dengan baik karena piutang tersebut merupakan sumber
pendapatan perusahaan yang tertunda dan merupakan hal yang sangat sensitive untuk
dibicarakan karena sebagian besar dana perusahaan dialokasikan dalam bentuk piutang dan
pengelolaan yang baik dapat memberikan kesan yang positif terhadap perusahaan dalam
kualitas manajemennya.
Ketika terjadi kemacetan dalam penagihan Piutang dagang, perusahaan akan mengalami
kerugian yang besar karena terganggunya perputaran barang dan perputaran keuangan. Dan
apa yang harus dilakukan ketika penjual tersebut sedang membutuhkan uang atau
membutuhkan perputaran modal yang cepat untuk perputaran selanjutnya. Salah satu
solusinya adalah dengan menjual piutang yang ada kepada pihak lain. Sehingga Bank,
Lembaga keuangan non Bank, dan perusahaan pembiayaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas atau Koperasi memberikan jasa anjak piutang yang bertujuan untuk memperlancar
kegiatan penyelesaian utang-piutang dan membantu perusahaan dalam mengelola penjualan
secara kreditnya agar baik dan teratur.
Kegiatan Anjak Piutang atau Factoring tersebut juga diperkuat dengan berbagai
macam peraturan seperti Peraturan Menteri Keuangan dan Undang-Undang Perbankan
karena adanya hubungan hukum yang berubah yaitu orang lain yang membeli piutang
tersebut menggantikan kedudukan si penjual dimana ia berhak untuk menuntut pembayaran
dari si pembeli atau konsumen.

4
Rumusan Masalah :
1. Jelaskan Sejarah dan Pengertian Anjak Piutang ?
2. Sebutkan Pelaku Anjak Piutang ?
3. Sebutkan Jenis-jenis Anjak Piutang ?
4. Bagaimana Proses Anjak Piutang ?
5. Apa saja Jasa-jasa Anjak Piutang?
6. Apa Saja Manfaat Anjak Piutang?
7. Bagaimana Struktur Organisasi Perusahaan Anjak Piutang?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Anjak Piutang

Sejarah usaha jasa anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan sebutan Factoring
sudah dikenal sejak 2000 tahun lalu-pertama kali digunakan di Mesopotamia. Pertama
kali,bentuk usaha anjak piutang memang masih sangat sederhana.Pihak factor,biasanya
bertindak sebagai agen penjualan yang sekaligus pemberi perlindungan kredit.Kegiatan
semacam ini dikategorikan sebagai general factoring.
General factoring ini kemudian berkembang di daratan Eropa,tepatnya di
Inggris.Perusahaan factor di Inggris pada saat itu sangat membantu para pedagang dari
Plymouth(Amerika) untuk mengageni penjualan mereka di daratan Eropa,dan juga
membelikan barang barang dagangan dari Inggris yang mereka inginkan untuk diimpor ke
Amerika.
Revolusi industri di akhir abad ke 18 turut mendorong pertumbuhan bisnis jasa
general factoring.Mekanisasi alat alat tenun tekstil di Inggris dan tingginya minat beli tekstil
di Amerika,telah menyebabkan meningkatnya transaksi ekspor impor.Perkembangan bisnis
tersebut,otomatis turut memacu pertumbuhan industri factoring di Amerika,terutama di New
York City.Perusahaan factoring di Amerika saat itu seperti ketiban rezeki.Mereka mengageni
produk tekstil Eropa atas dasar konsinyasi.Mereka juga memberikan kredit,menjamin kredit
tersebut,memberikan pembayaran awal terhadap piutang yang timbul,dan melakukan
penagihan untuk kepentingan clientnya,yaitu menjamin kredit,melakukan penagihan,dan
penyediaan ana.Bentuk bentuk usaha inilah yang kemudian menjadi embrio dari bisnis anjak
piutang modern seperti yang dikenal saat ini.Anjak piutang modern ini kemudian terus
berkembang tidak hanya di bidang usaha tekstil tetapi juga merambah ke berbagai sector
industri,baik untuk transaksi ekspor impor maupun transaksi local.
kegiatan anjak piutang mulai dikenal luas ketika perusahaan-perusahaan manufacture
di Inggris berusaha menjual produknya ke Amerika. Amerika pada waktu itu, sekitar tahun
1880-an, merupakan benua baru yang banyak didatangi dari benua eropa terutama inggris.
Kedatangan bangsa di eropa mau tidak mau menbawa konsekuensi bahwa mereka harus
melakukan kegiatan produksi dan konsumsi didaerah barunya, namun pada awalnya mereka

6
tidak bisa banyak melakukan kegiatan produksi karena terbatasnya sumber daya manusia,
capital dan peralatan. Keadaan ini memaksa mereka mendatangkan sebagian besar kebutuhan
mereka dari daerah asal, yaitu Inggris. Ketika perusahaan-perusahaan di Inggris ingin
memasarkan atau menjual produknya ke orang-orang Amerika, timbul masalah karena
mereka tidak saling mengenal. Resiko tidak terbayarnya penjualan secara kredit semakin
besar bukan saja karena mereka tidak saling mengenal tetapi juga karena jarak yang sangat
jauh. Kondisi ini mendorong perusahaan-perusahaan di Inggris untuk menemukan solusi
mengenai sistem penjualan yang sesuai. Perusahaan-perusahaan tertentu mulai tertarik untuk
menjembatani atau sebagai perantara antara pihak penjual di Inggris dengan pembeli di
Amerika, perusahaan-perusahaan ini selanjutnya mulai dikenal sebagai factor atau agen. Jasa
yang ditawarkan oleh factor pada waktu itu masih berkisar terutama pada pengurusan dan
pengalihan piutang saja.
Usaha factor ini menjadi semakin berkembang ketika perusahaan textile Inggris
memerlukan jasa penilaian kelayakan atas kredit dagang kepada pembeli di Amerika.
Mengingat factor ini dianggap sebagai perusahaan yang cukup berpengalaman dalam
berurusan dengan pembeli-pembeli di Amerika dan juga berpengalaman dalam hal
penyelesaian tagihan piutang. Maka perusahaan textile di Inggris cenderung menggunakan
jasa mereka untuk melakukan investigasi kredit kepada pembeli di Amerika. Tugas factor
dalam hal ini adalah menentukan kelayakan suatu pembeli untuk memperoleh fasilitas
pembelian dengan cara kredit (credit worthiness) dan juga menentukan tingkat atau
kemungkinan terbayarnya suatu piutang dari penjualan textile secara kredit. Lama kelamaan,
factor tidak hanya memberikan jasa investigasi kredit saja tetapi sekaligus membeli faktur-
faktur penjualan textile dari perusahaan textile. Factor kemudian menguangkan atau menagih
faktur tersebut pada pembeli saat jatuh tempo.
Dalam perkembangannya, kegiatan pemberian jasa anjak piutang ini tidak hanya
diberikan oleh suatu perusahaan sebagai salah satu dari kegiatan usahanya, tetapi juga oleh
suatu perusahaan yang secara khusus bergerak dalam bidang anjak piutang. Usaha mulai
berkembang mulai dari Amerika Utara, kemudian berkembang kebagian Amerika yang lain,
lalu berkembang di Eropa dan kemudian keseluruh dunia. Bidang usaha yang dilayani jasa
anjak piutang berkembang dari semula textile kebidang-bidang lain termasuk jasa.
Bisnis anjak piutang modern ini akhirnya berkembang ke Eropa,terutama setelah
berdirinya 3(tiga) grup anjak piutang internasional,yaitu:
1.Heller Overseas Corporation(Heller Group),dalam grup factoring ini Heller berperan
sebagai induk perusahaan dari mayoritas anggotanya dan bermarkas di Chicago.

7
2.International Factors Group (IFG), di mana setiap grup ini tidak dikenal adanya induk
perusahaan,setiap anggota bebas satu sama lain tanpa adanya kaitan permodalan.Grup ini
hanya menerima satu anggota dari setip Negara,bermarkas di Brussel.
3.Factors Chain International,di mana grup ini hampir sama dengan sistem IFG,yakni
tanpa kaitan permodalan antara sesama anggotanya.Namun grup ini dapat menerima lebih
dari satu anggota dari setiap Negara,bermarkas di Amsterdam.

Ketiga grup factoring ini telah memiliki anggota yang tersebar di seluruh dunia,yaitu
di negara negara seperti Eropa Barat,Amerika Utara,Jepang,Korea Selatan,Australia,Selandia
Baru,Afrika Selatan,Asean-termasuk Indonesia,Hong Kong,dan berbagai Negara lainnya.

2.2 Pengertian

Kegiatan perusahaan anjak piutang di Indonesia diatur berdasarkan, Surat


Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988.
Berdasarkan KMK tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan anjak piutang meliputi:
1. Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.
2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga yang sesuai
dengan kesepakatan.
3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak piutang dapat
mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan.
Menurut Perpes No. 9 tahun 2009, Anjak Piutang adalah lembaga pembiayaan yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dalam jangka pendek suatu
perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut.
Jadi, Anjak Piutang adalah pengalihan serta pengurusan piutang kepada perusahaan
anjak piutang sehingga penjual tidak perlu menagih langsung piutang kepada pembeli.
Dengan demikian, kas yang diterima penjual dapat digunakan untuk membiayai modal kerja
demi kesinambungan usaha walaupun penjual harus membayar biaya tertentu.

2.3 Permodalan Anjak Piutang


Sesuai dengan PMK No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2009 tentang
pembiayaan, jumlah modal disetor atau simpanan pokok dan simpanan wajib dalam rangka
pendirian perusahaan pembiayaan adalah :

8
a. Perusahaan swasta nasional atau perusahaan patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp100
milyar.
b. Koperasi sekurang-kurangnya sebesar Rp50 milyar.

2.4 Pelaku Anjak Piutang


Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku utama yang terlibat yaitu :
a. Perusahaan anjak piutang (factor) adalah perusahaan atau pihak yang menawarkan jasa anjak
piutang.
b. Klien (supplier) adalah pihak yang menggunakan jasa perusahaan anjak piutang.
c. Nasabah (customer) atau disebut debitor adalah pihak-pihak yang mengadakan transaksi
dengan klien.

Istilah klien (client) dan nasabah (customer) dalam mekanisme anjak piutang memiliki
pengertian yang sangat berbeda. Lain halnya dengan bank yang memiliki nasabah atau
customer, sedangkan perusahaan anjak piutang hanya memiliki klien dalam hal ini supplier.
Selanjutnya, klien yang memiliki nasabah atau customer. Mekanisme anjak piutang ini
sebenamya diawali dari adanya transaksi jual beli barang atau jasa yang pembayarannya
secara kredit. Dari Gambar 16-1 dapat dilihat siklus penjualan tradisional yang umum
dilakukan oleh supplier dan pembeli atau debitor.

Selanjutnya, apabila suatu transaksi penjualan melibatkan jasa jasa perusahaan anjak piutang,
maka secara diagram dapat dijelaskan mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
anjak piutang sebagaimana dijelaskan pada Gambar berikut.

Siklus Penjualan Tradisional

Penggunaan jasa perusahaan anjak piutang sangat membantu perusahaan dalam kondisi
antara lain sebagai berikut:

1) Perusahaan yang sedang melakukan ekspansi pemasaran.

Perusahaan anjak piutang dapat memberikan informasi mengenai keadaan pasar yang
akan dimasuki oleh perusahaan yang bersangkutan (klien).

2) Perusahan baru yang berkembang pesat, sementara bagian kreditnya kurang mampu
mengimbangi ekspansi perusahaan. Dengan jasa factoring, pihak klien diharapkan
dapat menyusun rencana ekspansi secara lebih leluasa, clan fimgsi pengelolaan kredit
diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.

9
3) Perusahaan klien akan dapat beroperasi lebih efisien dengan menyerahkan
pengelolaan kreditnya kepada perusahaan anjak piutang karena tidak perlu lagi
membentuk unit organisasi yang berfungsi sebagai bagian kredit yang tentunya akan
menambah biaya operasi.

4) Perusahaan dapat memperoleh pembiayaan siap pakai (stand by facility) yang


disediakan oleh perusahaan anjak piutang.

Istilah dalam mekanisme anjak piutang perlu dipahami antara lain sebagai berikut:

Disclosed.

Fasilitas disclosed adalah penjualan atau penyerahan piutang kepada perusahaan anjak
piutang dengan sepengetahuan pihak debitor atau customer. Pada saat utang tersebut jatuh
tempo perusahaan anjak piutang, atau disebutfactor memiliki hak tagih pada nasabah yang
bersangkutan. Oleh karena itu biasanya di atas faktur dicantumkan pernyataan bahwa piutang
yang timbul dari faktur ini telah diserahkan atau dijual kepada perusahaan anjak piutang.

Pihak-pihak yang terlibat dalam Factoring (Anjak Piutang)

2.5 Jenis Anjak Piutang

Transaksi anjak piutang berkembang sejalan dengan meningkatnya berbagai kebutuhan


supplier. Perusahaan anjak piutang menawarkan berbagai jenis fasilitas anjak piutang, namun
biasanya supplier melakukan negosiasi lebih dari satu perusahaan anjak piutang yang
disesuaikan dengan kebutuhan supplier tersebut dengan fasilitas yang disediakan perusahaan
anjak piutang. Apabila supplier atau klien telah mengetahui persis sejak awal kebutuhannya,
akan mempermudah dan mempercepat menenhukan perusahaan anjak piutang mana yang
menyediakan fasilitas sesuai dengan yang dibutuhkan.

Fasilitas anjak piutang yang ditawarkan oleh pentsahaan anjak piutang dapat dibedakan
dalam berbagai jenis sebagai berikut:

10
1. Berdasarkan Pemberitahuan

Disclosed / notification. Disclosed factoring atau juga disebut dengan notification factoring
adalah pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan pihak
debitor (customer). Oleh karena itu pada saat piutang tersebut jatuh tempo perusahaan anjak
piutang memiliki hak tagih pada debitor yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal
tersebut di dalam faktur dicantumkan pernyataan bahwa piutang yang timbul dari faktur ini
telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Notifikasi setiap transaksi anjak piutang
kepada pihak customer dimaksudkan antara lain:

a) untuk menjamin pembayaran langsung kepada perusahaan anjak piutang.

b) untuk mencegah pihak customer melakukan perbuatan yang merugikan pihak


perusahaan anjak piutang misalnya, pengurangan jumlah piutang sesuai dengan
kontrak klien sebagai penjual.

c) mencegah perubahan-perubahan yang ada dalam kontrak yang dapat mempengaruhi


perusahaan anjak piutang.

d) memungkinkan perusahaan anjak piutang untuk menuntut atas namanya apabila


terjadi perselisihan.

Mekanisme anjak piutang dengan fasilitas disclosed dapat diikuti pada Gambar dibawah ini.

11
Mekanisme Disclosed Factoring

Keterangan:

1) Penj ualan secara kredit kepada customer (debitor).

2) Kontrak factoring antara supplier (klien) dengan perusahaan factoring (factor)


disertai dengan penyerahan fakturfaktur dan dokumen terkait lainnya.

3) Pemberitahuan kepada customer mengenai kontrak factoring.

4) Pembayaran oleh perusahaan factoring yang dapat dilakukan dalam waktu 24 jam.
Pembayaran tersebut berjumlah sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya 20% akan
dibayar apabila telah dilakukan pelunasan penuh oleh customer atau debitor.

5) Penagihan oleh perusahaan factoring yang disertai dengan bukti-bukti pendukung.

6) Pelunasan utang customer kepada perusahaan fnctoring.

Undisclosed/non notification & Undisclosed atau juga disebut dengan non-notification


factoring adalah transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak
piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitor kecuali bila ada pelanggaran atas
kesepakatan pada pihak klien; atau secara sepihak perusahaan anjak piutang menganggap
akan menghadapi risiko.

Transaksi disclosed atau undisclosed factoring terhadap pengalihan piutang klien kepada
perusahaan anjak piutang akan memiliki dampak hukum pada masing-masing pihak yang
terkait. Mekanisme undisclosed factoring adalah seperti gambag sbb :.

12
Mekanisme Undisclosed Factoring

Keterangan:

1) Penjualan secara kredit oleh klien (supplier) kepada nasabahnya (customer).

2) Penyerahan faktur dan bukti-bukti pendukung lainnya tanpa ada pemberitahuan


mengenai kontrak anjak piutang.

3) Tembusan atau copy faktur diserahkan kepada perusahaan anjak piutang.

4) Pembayaran kepada klien sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya 20% akan
dibayar pada saat pelunasan utang oleh debitor (customer).

5) Pada saatjatuh tempo, debitor akan melunasi utangnya langsung kepada supplier atau
klien.

6) Klien kemudian meneruskan pelunasan tersebut (No.5) kepada perusahaan anjak


piutang. Perusahaan anjak piutang selanjutnya melunasi sisa pembayaran 20% kepada
klien.

2. Berdasarkan Penanggungan Risiko

Recourse factoring. Anjak piutang dengan cara recourse atau disebut juga with recourse
factoring berkaitan dengan risiko debitor yang tidak mampu memenuhi kewajibannya.
Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang merupakan ancaman risiko. Dalam perjanjian
with recourse, klien akan menanggung risiko kredit terhadap piutang yang dialihkan
kepada perusahaan anjak piutang. Oleh karena itu, perusahaan anjak piutang akan
mengembalikan tanggung jawab (recourse) pembayaran piutang kepada klien atas piutang
yang tidak tertagih dari customer.

13
Without recourse factoring. Anjak piutang ini juga disebut non-recourse factoring, yaitu
perusahaan anjak piutang menanggung risiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah
dialihkan oleh klien. Namun, dalam perjanjian anjak piutang dapat dicantumkan bahwa di
luar keadaan macetnya tagihan dapat diberlakukan bentuk recourse. Ini untuk
menghindarkan tagihan yang tidak dibayar karena pihak klien ternyata mengirimkan
barang yang cacat atau tidak sesuai dengan perjanjian kepada nasabahnya. Dengan
demikian customer berhak untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan tersebut
dan terlepas dari kewaj iban pembayaran utang. Dalam hat terjadi kasus demikian,
perusahaan factoring dapat mengembalikan tagihan tersebut kepada klien.

3. Berdasarkan Pelayanan

Full servicefuctoring, yaitu perjanjian anjak piutang yang meliputi semua jenis jasa anjak
piutang baik dalam bentukjasa pembiayaan maupun jasa non-pembiayaan, misalnya urusan
administrasi penjualan (sale ledger administration), tagihan dan penagihan piutang termasuk
menanggung risiko terhadap piutang yang macet.

Financefactoring, yaitu perusahaan anjak piutang yang hanya menyediakan fasilitas


pembiayaan saja tanpa ikut menanggung risiko atas piutang tak tertagih. Penyediaan
pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan faktur kepada perusahaan factoring sampai
sejumlah 80% dari nilai seluruh faktur sesuai dengan besarnya plafon pembiayaan (limit
kredit). Klien tetap bertanggung jawab terhadap pembukuan piutang dan penagihannya,
termasuk menanggung risiko tidak tertagihnya piutang tersebut.

Bulk factoring. Jasa factoring ini juga disebut dengan agency factoring yaitu transaksi yang
mengaitkan perusahaan factoring sebagai agen dari klien. Bentuk fasilitas factoring ini pada
dasarnya hampir sama dengan full service factoring, namun penagihan piutang tetap
dilakukan oleh klien dan proteksi risiko kredit tidak dijamin perusahaan factoring.

Maturity factoring. Dalam maturity factoring, pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan
oleh klien tetapi oleh pengurusan penjualan dan penagihan piutang serta proteksi atas tagihan.
Fasilitas anjak piutang maturity memberikan kredit perdagangan kepada customer atau
nasabah dengan pembayaran segera. Misalnya, 2% 10 hari, net 30, artinya apabila debitor
membayar dalam jangka waktu 10 hari pertama, ia memperoleh potongan sebesar 2%.
Apabila tidak, pembayaran penuh harus dilakukan dalam waktu 30 hari. Dalam perjanjian
anjak piutang ini perusahaan factoring akan membayar kliennya tidak lebih dari 10 hari
setelah faktur jatuh tempo. Oleh karena itu tidak ada beban bunga yang diperhitungkan.
Pembayaran atas piutang yang dialihkan dapat dilakukan berdasarkan periode tertentu yang
didasarkan atas perkiraan rata-rata jatuh tempo faktur atau penyerahan copy faktur.

14
4. Berdasarkan Lingkup Kegiatan

Domestic factoring, yaitu kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan


perusahaan anjak piutang, klien dan debitor yang semuanya berdomisili di dalam negeri.

International factoring. Anjak piutang ini juga sering disebut export factoring, yaitu
adalah kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor barang yang melibatkan dua
perusahaan factoring di masing-masing negara sebagai export factor dan import factor.

5. Berdasarkan Pembayaran kepada Klien

Advanced payment, yaitu transaksi anjak piutang dengan memberikan pembayaran di


muka (prepayment financing) oleh perusahaan anjak piutang kepada klien berdasarkan
penyerahan faktur yang besarnya berkisar 80% dari nilai faktur.

Maturity, transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya dilakukan perusahaan anjak


piutang pada saat piutang tersebut jatuh tempo. Pembayaran tagihan tersebut biasanya
dilakukan berdasarkan rata-rata jatuh tempo tagihan (faktur). Untuk lebih jelasnya lihat
kembah maturity factoring yang telah dibahas terdahulu.

Collection, yaitu transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya akan dilakukan


apabila perusahaan anjak piutang berhasil melakukan penagihan terhadap debitor.

2.6 Proses Anjak Piutang untuk tagihan dan Promes

Pada umumnya kegiatan usaha anjak piutang sering dilakukan dalam bentuk pembelian
tagihan milik klien (supplier. Selanjutnya, proses kegiatan anjak piutang ini dapat dibedakan
dalam bentuk transaksi untuk tagihan atau account receivable dan promes atau promissory
notes.

Proses Anjak Piutang untuk Tagihan

Kegiatan anjak piutang untuk tagihan ini atau disebut juga account receivable factoring
didasarkan pada suatu transaksi jual beli secara kredit jangka pendek dan menengah yang
dijual kepada perusahaan anjak piutang dengan kontrak pengambil alihan tagihan dari penjual
atau supplier kepada perusahaan anjak piutang. Pengalihan tagihan tersebut atas persetujuan

15
atau pengetahuan pembeli (customer). Proses anjak piutang untuk tagihan dapat diikuti pada
Gambar berikut

ProsesAnjakPiutang untuk Tagihan

Keterangan:

1) Supplier (klien) menjual barang atau jasa kepada pembeli (customer). Penyerahan
barang dengan D/0 yang ditandatangani pembeli. Asli D/0 kembali kepada supplier.

2) Karena alasan cashflow, supplier atau klien kemudian menjual tagihannya kepada
perusahaan anjak piutang atas persetujuan pembeli (customer).

3) Klien menyerahkan data tagihan, termasuk faktur-faktur atau D/0 kepada perusahaan
anjak piutang.

4) Kontrak persetujuan dan pengambilatihan tagihan antara klien dengan perusahaan


anjak piutang.

5) Pembayaran kepada klien atas penjualan tagihan.

6) Pada saatjatuh tempo perusahaan anjak piutang melakukan penagihan kepada


pembeli (customer).

7) Pelunasan utang oleh pembeli.

Proses Anjak Piutang untuk Promes

Transaksi anjak piutang dengan menggunakan promes atau promissory notes factoring
berbeda dengan proses anjak piutang tagihan. Proses anjak piutang untuk promes melibatkan
pihak lain misalnya bank dalam mekanisme pembayaran. Transaksi jual beli dilakukan

16
dengan penerbitan promes oleh pembeli sebagai bukti surat tttang kepada penjual yang
selanjutnya dapat didiskontokan kepada perusahaan anjak piutang. Proses anjak pitttang
untuk promes tersebut dapat diikuti pada Gambar dibawah ini

Proses Anjak Plutang untuk Promes

Keterangan:

1) Penjualan barang ataujasa kepada pembeli secara kredit.

2) Sebagai bukti utang atas transaksijual beli, pembeli mengeluarkan promes kemudian
diserahkan kepadasupplier.

3) Supplier kemudian meng-endors promes tersebut kemudian dijual kepada perusahaan


anjak piutang secara diskonto.

4) Perusahaan anjak piutang membayar promes atas dasar diskonto.

5) Setelah jatuh tempo, perusahaan anjak piutang menyerahkan promes tersebut kepada
bank untuk ditagihkan pembayarannya dari pembeli.

6) Pembayaran diteruskan oleh bank kepada perusahaan anjak piutang setelah ditakukan
penagihan.

17
2.7 Jasa-jasa Anjak Piutang

Jasa jasa anjak piutang dapat dibedakan dalam 2 (dua) jenis, yaitu :

1. jasa pembiayaan (financing services) dan

2. jasa non-pembiayaan (non financing services).

1. Jasa Pembiayaan

Perusahaan anjak piutang memberikan pembiayaan yang besarnya berkisar antara 60%-
80% dari total piutang setelah dilakukan kontrak anjak piutang dan penyerahan bukti-
bukti penjualan barang. Kontrak atau transaksi ini dapat dilakukan atas dasar with
recourse atau without recourse.

Dalam pengambilan keputusan mengenai dasar transaksi anjak piutang yang mana yang
akan dilakukan, perusahaan anjak piutang akan memperhatikan dan mempertimbangkan
besarnya risiko terjadinya kemacetan yang mungkin dihadapi oleh pihak nasabah
(customer).

2. Jasa Non-pembiayaan

Penyediaan jasa nonpembiayaan oleh perusahaan anjak piutang pada dasarnya merupakan
jasa untuk melayani kepentingan pengelolaan kredit klien (supplier). Produk jasa jasa
nonpembiayaan yang ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang antara lain sebagai
berikut:

a. Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit.

b. Sales ledger administration atatt sales accounting.

c. Pengawasan kredit dan penagihannya. Perusahaan anjak piutang dapat memberikan


jasa pengawasan atau monitoring terhadap penjualan yang dilakukan klien termasuk
pula menetapkan prosedur penagihannya.

d. Perlindungan terhadap risiko kredit. Perusahaan anjak piutang dapat mengusahakan


cara-cara pengamanan terhadap risiko piutang khususnya dalam hal export financing.
Untuk tujuan ini perusahaan dapat pula memberikan jasa perlindungan terhadap risiko
terjadinya fluktuasi kurs valuta asing.

Jasa jasa nonpembiayaan yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang sebagaimana
dijelaskan di atas pada prinsipnya merupakan fungsi credit department bagi perusahaan
klien. Perusahaan anjak piutang menyampaikan laporan kepada kliennya yang
menyangkut antara lain hal-hal sebagai berikut:

18
a) Credit standing para nasabah (customer).

b) Posisi piutang klien termasuk tanggal jatuh temponya yang bagi klien berguna untuk
perencanaan penjualan kredit pada periode berikutnya.

c) Statement of account kepada nasabah. Dokumen ini sangat perlu bagi pihak nasabah
yang bersangkutan dalam melakukan rekonsiliasi atas pembayaran-pembayaran yang
telah dilakukannya, di samping sebagai informasi mengenai posisi utang dan tanggal
jatuh temponya.

d) Kegiatan penagihan yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Dalam proses penagihan ini, perusahaan factoring berusaha sebaik-baiknya untuk tidak
merusak hubungan klien dengan nasabah.

2.8 Biaya Anjak Piutang

Biaya biaya yang dibebankan oleh perusahaan anjak piutang antara lain terdiri atas service
charge dan initial payment charge atau juga disebut discount charge (biaya bunga).
Besamya service charge anjak piutang untuk jasa nonpembiayaan untuk anjak piutang
domestik berkisar antara 0,5%-1.5% dari jumlah tagihan. Sedangkan untuk anjak piutang
internasional antara 1,0%-2,5%. Pembayaran service charge tersebut biasanya dipotong dari
pembayaran pre financing yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang. Sedangkan biaya
bunga atau discount charge sehubungan dengan pembayaran di muka (initial payment),
perusahaan anjak piutang mengenakan biaya antara 2%-3% p.a. di atas prime rate. Biaya
yang terdiri atas 2 (dua) macam biaya : u:

1. Service charge. Service charge atau fee berkaitan dengan fungsi perusahaan factoring
dalam melakukan pembukuan penjualan (sales ledger) terhadap transaksi penjualan oleh
klien. Besarnya biaya tersebut sangat tergantung dalam, perjanjian atau persetujuan kedua
belah pihak antara perusahaan anjak piutang dengan klien sebelum kontrak anjak piutang
dilaksanakan dan biasanya dinyatakan dalam suatu persentase tertentu dari nilai faktur.

2. Discount Charge. Biaya ini secara langsung berhubungan dengan pembayaran di muka
yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang kepada klien setelah penyerahan faktur
dilakukan. Besarnya biaya tersebut juga dinyatakan dalam suatu persentase secara
tahunan (annual basis). Seperti halnya dengan service charge, biaya ini juga ditetapkan
berdasarkan negosiasi antara pihak perusahaan anjak piutang dengan klien sebelum
kontrak anjak piutang dilakukan.

19
2.9 Manfaat Anjak Piutang

Manfaat anjak piutang bagi klien dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:

a. Membantu administrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering and collection services)

Perusahaan anjak piutang memperoleh fee atau komisi sebesar persentase tertentu dari
jumlah piutang yang dianjak-piutangkan atas jasa jasa administrasi yang diberikan
sebagai bagian dari perjanjian anjak piutang. Jasa jasa tersebut meliputi administrasi
piutang yang dianjak-piutangkan dan membantu penagihannya. Dengan mengalihkan
tugas pembukuan kepada perusahaan anjak piutang akan timbul beban biaya atas klien.

b. Membantu beban risiko (credit inscrrance)

Kadang-kadang klien (supplier) membatasi penjualannya hanya kepada nasabah lama saja
karena alasan risiko kredit. Sehingga kemungkinan mereka menolak menjual kredit
kepada nasabah baru. Hal tersebut berarti suatu kerugian, bukan saja semata-mata rugi
materi yaitu akibat batalnya memperoleh keuntungan yang sudah di depan mata tetapi
juga rugi secara immateriel dalam hal goodwill. Sekiranya risiko dapat dibagi dengan
perusahaan anjak piutang berarti akan meningkatkan keuntungan karena pesanan barang
dari nasabah baru tidak perlu lagi ditolak.

c. Memperbaiki sistem penagihan

Keuntungan lain perusahaan anjak piutang adalah memperbaiki sistem penagihan.


Apabila suatu perusahaan anjak piutang membeli suatu tagihan, tentu perusahaan tersebut
mengharapkan untuk , dibayar pada saat jatuh temponya. Hat tersebut berarti perusahaan
anjak piutang akan memantau pembayarannya dan memberitahukan kepada klien tagihan-
tagihan yang telah jatuh tempo. Klien biasanya melakukan revisi posisi tagihan yang
dianjak-piutangkan. Dalam melakukan penagihan, perusahaan anjak piutang sedapat
mungkin tidak memperburuk hubungan antara kliennya dengan nasabah atau customer.

d. Membantu memperlancar modal kerja

Dengan anjak piutang, setiap penjualan praktis berarti penjualan tunai dan ini berarti
terlepas dari masalah kredit. Di samping itu, klien dapat menawarkan penjualan kredit
untuk jangka waktu yang sedikit lebih panjang untuk menarik lebih banyak nasabah. Hal
tersebut akan lebih kompetitif karena klien akan dapat meningkatkan pangsa pasarnya.

20
Manfaat anjak piutang dalam siklus manufaktur dapat dijelaskan dalam Gambar 16-7.

Manfaat Aujak Piutang dan Slklus Manufaktur

Keterangan:

1) Pemrosesan bahan mentah sesuai dengan klasifikasi produk.

2) Barang setengahjadi selanjutnya diproses selesai untukdikirimkan kepada nasabah.

3) Penjualan dilakukan secara kredit.

4) Alternatif imtuk memperoleh uang tunai melalui fasilitas anjak piutang tanpa perlu
menunggu jatuh temponya piutang yang biasanya berkisar antara 1-3 bulan.

5) Siklus produksi baru dapat dimulai kembali setelah piutang jatuh tempo.

e. Meningkatkan kepercayaan

Karena arus dana bukan lagi suatu masalah maka setiap tagihan dapat dibayar tepat waktu
yang pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan pihak klien. Reputasi yang baik
akan mengakibatkan mudahnya melakukan pembelian misalnya barang-barang mentah
secara kredit dengan harga yang lebih baik. Sedangkan dalam hal penjualan tunai klien
dapat memberikan discount yang lebih menarik.

21
f. Kesempatan untuk mengembangkan usaha

Manfaat lain anjak piutang yang cukup menarik adalah kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang khususnya bagi usaha kecil. Sekiranya ada permintaan atas produk atau jasa
jasa dan apabila mereka menjual kepada nasabah besar dengan reputasi baik.

2.10 Struktur Organisasi


Atas dasar struktur organisasinya, perusahaan anjak piutang dapat dibedakan menjadi
struktur organisasi perusahaan anjak piutang berskala kecil dengan struktur organisasi
perusahaan anjak piutang berskala besar. Perusahaan jasa anjak piutang beskala kecil
biasanya hanya memberikan jasa-jasa pembiayaan dan jarang sekali yang memberikan jasa-
jasa nonpembiayaan seperti administrasi penjualan dan lain-lain. Perusahaan jasa anjak
piutang berskala biasanya mampu memberikan kedua jenis jasa tersebut.

Perusahaan Anjak Piutang Kecil


Struktur organisasinya disesuaikan dengan jenis jasa yang ditawarkan yaitu jasa pembayaran.
Departemen Kredit
Departemen Faktur
Departemen Penyesuaian
Departemen Penagihan
Departemen Rekening Klien
Departemen Legal

Departemen Faktur adalah bagian perusahaan yang bertugas melakukan


administrasi dokumen piutang agar dapat secara tepat dan cepat digunakan untuk
perhitungan biaya, diskonto atau bunga dan jatuh tempo.
Departemen Penyesuaian ( Adjustment Departement) adalah bagian perusahaan
yang bertugas melakukan administrasi dan pengelolaan perubahan perubahan
terhadap persyaratan perjanjian, jumlah piutang.
Departemen penagihan adalah bagian perusahaan yang bertugas untuk melakukan
penagihan terhadap piutang yang jatuh tempo.
Departemen Rekening Klien adalah bagian dari perusahaan yang bertugas
melakukan seluruh pencatatan terhadap semua transaksi atau kegiatan yang
mempengaruhi kewajiban dan hak klien.
Departemen Legal adalah bagian dari perusahaan yang bertugas memberikan
pertimbangan dan saran yuridis mengenai kegiatan-kegiatan perusahaan.

Perusahaan Anjak Piutang Besar


Tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing bagian cenderung lebih spesifik, sehingga
secara umum jumlah menjadi lebih banyak. Bagian atau departemen yang menjadi sangat
banyak biasanya dikelompokkan menjadi 3 sampai 5 divisi saja.

22
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
Perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang melakukan pemberian jasa
penagihan, pembelian, dan pengelolaan penjualn kredit kliennya agar klien tersebut dapat
lebih terfokus pada kegiatan usaha lainnya. Berbagai macam fasilitas yang diberikan oleh
perusahaan anjak piutang semuanya didasari dengan mempertimbangkan faktor risiko
piutang yang tidak dapat ditagih atau macet.
Kegiatan anjak piutang merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan yang
memang sedang membutuhkan uang dengan segera yang semua kegiatannya diatur sesuai
dengan peraturan hukum yang berlaku agar tidak merugikan salah satu pihak

23

Anda mungkin juga menyukai