PENDAHULUAN
dampak positif dan dampak negative, dari hal positif tercermin dari
1
2
1
Zainal Asikin, Hukum Kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran di
Indonesia, edisi revisi, PT.Raja Grafindo. Jakarta, 1994,hlm.24
2
J. Djohansah, “Pengadilan Niaga” di dalam Rudy Lontoh(Ed.)Penyelesaian Utang
Melalui Pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran utang.Bandung Aumni , 2004,hlm.23.
3
Ramlan Ginting, kewenangan Tunggal Bank Indonesia dalam kepailitan Bank,
Buletin Hukum perbankan dan kebanksentralan, Vol 2 Nomor 2 Agustus 2001 , hal 1.
Mengutip dari wjs poerdawaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai pPustaka. Jakarta
1999.
3
lain adalah seseorang yang oleh suatu pengadilan dinyatakan bangkrut, dan
hutang-hutangnya.5
secara tersirat untuk melakukan proses likuidasi yang lebih cepat terhadap
harta kekayaan debitor yang akan dinyatakan pailit. Hal ini tersurat dalam
4
Fred B.G Tumbuan, Pokok-Pokok Undang-Undang Tentang Kepailitan
Sebagaimana Diubah Oleh Perpu Nomor 1/1998 Dalam Penyelesaian Utang Melalui Pailit
Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Rudy Lontoh (Ed.).Bandung Alumni,
2001,hlm 125.
5
Abdurrahman A, dalam Munir Fuady, Hukum pailit dalam Teori dan praktek, PT.
Citra Aditya Bakti Bandung, 2005.hlm.8.
6
M.hadi Subhan, Hukum Kepailitan Prinsip, Norma Dan Praktek Peradilan.,
Kencana.Jakarta .2008,Hlm.71-72.
4
Pasal 2 ayat (1) debitur yang mempunyai dua atu lebih kreditor dan tidak
membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat
umum atas semua harta orang yang dinyatakan pailit, baik yang ada pada
Hakim Pengawas yang ditunjuk dari hakim Pengadilan. Kurator sendiri pada
5
seluruh harta debitur pailit dan hilangnya kewenangan debitor pailit untuk
9
debitor”. Terhadap penunjukan kurator baru pengadilan harus
pemberesan harta pailit, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 69 ayat (1) UU
1. Dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari setelah tanggal putusan
dalam Berita Negara RI dan paling sedikit dua surat kabar harian yang
PKPU).
9
Imran Nating,Peranan Dan Tanggung Jawab Curator Dalam Pengurusan Dan
Pemberesan Harta Pailit, PT Grafindo Persada.Jakarta 2005,hlm 63.
10
Rapat kreditor adalah rapat paa keditor yang dipimpin oleh hakim pengawas.
Pelaksanaan rapat kreditor untuk pertama kalinya dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak tanggal putusan ( pasal 86 UUK )
11
Ivida dewi amrih suci dan herowati poesoko, hukum kepailitan : kedudukan dan
hak kreditor separatis atas benda jaminan. LaksBang PRESSindo. Yogyakarta 2016,hlm82
7
sedikit dalam dua surat kabar harian (Pasal 17 ayat (1) UU Kepailitan
dan PKPU).
dan PKPU).
dengan surat tercatat atau melalui kurir, dan dengan iklan paling sedikit
dalam dua surat kabar harian untuk menghadiri rapat (Pasal 90 ayat (4)
7. Kurator wajib :
pailit; atau
8
dan PKPU).
9. Dalam hal kurator tidak menyetujui pendapat panitia kreditor maka kurator
dalam waktu 3 (tiga) hari wajib memberitahukan hal itu kepada panitia
10. Kurator harus melaksanakan semua upaya untuk mengamankan harta pailit
dengan menyimpan semua surat, dokumen, uang perhiasan, efek, dan surat
dan PKPU).
11. Kurator harus membuat pencatatan harta pailit paling lama 2 (dua) hari
harta pailit dapat dilakukan di bawah tangan oleh kurator dengan persetujuan
hakim pengawas (Pasal 100 ayat (1) dan (2) UU Kepailitan dan PKPU).
12. Kurator harus membuat daftar yang menyatakan sifat, jumlah piutang dan
utang harta pailit, nama dan tempat tinggal kreditor beserta jumlah piutang
13. Kurator wajib menyimpan semua uang, perhiasan, efek, dan surat berharga
lainnya milik debitur pailit kecuali hakim pengawas menentukan lain. Uang
tunai yang tidak diperlukan untuk pengurusan harta pailit wajib disimpan oleh
9
kurator di bank untuk kepentingan harta pailit setelah mendapat izin hakim
masing daftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 117, selama 7 hari sebelum
hari pencocokan piutang, dan setiap orang dapat melihatnya secara cuma-
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 kepada kurator yang dikenal, disertai
wajib diberikan semua keterangan yang diminta oleh mereka (Pasal 143 ayat
sedikit dalam 2 surat kabar harian (Pasal 116 ayat (1) dan (2) UU Kepailitan
dan PKPU).
10
kekuatan hukum tetap (Pasal 167 ayat (1) UU Kepailitan dan PKPU).
20. Kurator berkewajiban membayar piutang kreditor yang mempunyai hak untuk
(tiga puluh) hari setelah berakhirnya kepailitan (Pasal 202 ayat (3) UU
yang belum atau baru sebagian dipenuhi (Pasal 36 ayat (1) UU Kepailitan dan
PKPU).
12
Munir Fuady, Hukum Kepailitan dalam teori dan praktek., Citra Aditya Bakti
Bandung 2005,hlm 44-48
11
pembayaran utang dalam tingkat pertama akan diperiksa oleh Majelis Hakim,
sedangkan dalam perkara lainnya Ketua Mahkamah Agung akan menetapkan jenis
dan nilai perkara pada tingkat pertama dapat diperiksa oleh Hakim
Hukum acara yang berlaku pada peradilan umum berlaku juga pada
peradilan niaga kecuali undang-undang menentukan lain ( pasal 284 ayat 91)
undang-undang kepailitan). Dengan demikian berarti bahwa HIR dan Rbg telah
berlaku pada Pengadilan Niaga akan tetapi apabila Undang-Undang kepailitan
mengatur secara lebih khusus dari ketentuan-ketentuan HIR dan Rbg yang berlaku
umum, maka berlakulah asas Lex Specialis Derograt Lex generalis. Ketentuan-
ketetuan khusus tersebut antara lain berupa tata cara pemeriksaan, upaya hukum
dan kuasa pihak berperkara.14
pada pemeriksaan peninjauan kembali, kasus masalah antara curator dari debitur
pailit dengan para kreditur –krediturnya, yakni PT Bank SBI Indonesia yang
berkedudukan di Graha Mandiri Lantai 11 dan 15, Jalan Imam Bonjol Nomor 61
Jakarta Pusat 10210, yang pada perkara ini member kuasa kepada Nartojo, S.H.,
Modal Asing Setempat, turut sebagai pelawan II, CV Sari Rasa dan cita rasa, PT
13
Munir Fuady ,hlm 19.Loc.Cit.
14
Prawoto Wingjosumarto, “Hukum Kepailitan selayang pandang( himpunan makalah),”
Tatunusa.jakarta 2003, hlm 104
12
Green textile Co Ltd, PUK SP TSK – SPSI PT. Kizone Internasional terhadap
Kurator PT Kizone International ( dalam pailit ). Namun dalam kasus ini penulis
membatasi dari kasus yang ada dalam putusan, yakni hanya antara PT Bank SBI
BANK SBI Indonesia adalah sebagai Kreditor Separatis, dalam kasus ini terkait
berkedudukan dikantor dahulu Gedung Graha Eka Formula, 3th floor, 305 suite,
di Jalan Tebet Barat IX, Nomor 7b Tebet, Jakarta selatan. Termohon Peninjauan
pailit tersebut di pegang oleh Kurator. Karena merasa kurang menerima putusan
dari Mahkamah Agung pada permohonan Kasasi lalu, maka PT Bank SBI
kasus tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku dan sesuai dengan
peraturan yang ada, yang padahal dalam hal ini, PT Bank SBI Indonesia sebagai
26.354.012.026,76 ( dua puluh enam miliar tiga ratus lima puluh empat juta dua
belas ribu dua puluh enam rupiah jutuh puluh enam sen ). Yang baru dibayarkan
sebagian oleh Kurator belum lunas kemudian dalam pelelangan harta yang
pertama kedua tersebut curator mengambil fee dari hasil penjualan tersebut yang
terlalu besar dengan tidak memikirkan utang kepada para Kreditur yang belum
pada Permohonan Kasasi dari isi memori kasasi hakim menganggap bahwa
yang ada dan kasus lain sebagainya dalam penanganan harta pailit oleh kurator.
Pdt.Sus-Pailit/2013 ).
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
E. Kerangka Teori
hukum, orang tidak tahu apa yang harus diperbuatnya dan akhirnya timbul
mentaati peraturan hukum akibatnya kaku dan menimbulkan rasa tidak adil.
15
Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo, Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum,
Yogyakarta, PT.Citra Aditya Bakti, 1993, hlm.2.
16
Leni Candra Kartika, 2012206027, Fak Hukum UMJ
16
pejabat Negara yang diberi wewenang untuk itu, diucapkan dipersidangan dan
antara pihak, 18 dalam system hukum Indonesia dapat mendasarkan pada teori
Reine Rechtslehre (The pure theory of law) teori hukum murni dari Hans Kelsen.
Teori ini bermaksud melihat hukum sebagai kaidah yang dijadikan objek ilmu
sosiologis, filosofis dan sebagainya, akan tetapi yang dikehendaki adalah „teori
17
Darji Darmodiharjo dan Shidarta,Pokok-Pokok Filsafat Hukum: Apa dan
Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm.156.
18
Sudikno Mertodikusumo, Hukum Acara Perdata, Yogjakarta, Liberty, 1988, hlm. 167.
19
Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian Dan Penerapannya Di Bidang
Kenotariatan, Bandung, Citra Aditya, 2010, hlm. 76.
17
20
dilakukan dengan cara membatasi berbagai kepentingan di lain pihak.
kesepakatan itu terjadi pada saat pernyataan kehendak dianggap layak (secara
dipercayai. Definisi lain Rempel, Holmes dan Zanna (1985) yaitu kepercayaaan
merupakan rasa percaya diri seseorang yang akan ditemukan berdasarkan hasrat
dirinya pada pihak lain dengan resiko tertentu. Kepercayaan terhadap merek
terbentuk dari pengalaman masa lalu dan interaksi sebelumnya (Garbarino dan
Johnson, 1999). Anderson dan Narus dalam Aydin dan Ozer (2005) menekankan
20
Satijipto Raharjo, “Ilmu Hukum’, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000),hlm 5
18
bahwa trust terjadi ketika suatu kelompok percaya bahwa tindakan kelompok
F. Metode Penelitian
hukum sekunder secara kritis melalui proses klasifikasi secara logis sistematis
bahan hukum berupa literatur hukum. Bahan hukum yang telah diperoleh
berpikir secara deduksi yang didasarkan pada aspek hukum normatif dan
G. Sistematika Penulisan
secara sistematik dan dibagi lima bab serta terdiri dari beberapa sub bab,
BAB I : Pada bab ini memberikan gambaran yang bersifat umum dan
penulisan.
20
BAB IV: Pada bab ini membahas kepastian hukum mengenai Kurator,
BAB V: Dalam bab ini membahas hasil dari semua yang diteliti oleh