PROPOSAL
OLEH
YOKI PRANATA SINULINGGA
168400187
i
3.2.2. Sifat Penelitian ……………………………………… 36
3.2.3. Teknik Pengumpulan Data ………………………….. 37
3.2.4. Analisis Data ……………………………………….. 38
ii
BAB I
PENDAHULUAN
terkadang pelaku usaha harus berfikir lebih ekstra untuk tetap bertahan ditengah
Seperti halnya dalam situasi pandemic Covid-19 seperti sekarang ini, dimana
langsung terhadap para pelaku ekonomi di negeri ini. Berkaca dari krisis moneter
di era reformasi tahun 1998 banyak perusahaan yang bermasalah dalam hal
keuangan akibat dari situasi politik yang sedang kacau dan membuat investor
enggan untuk berinvestasi dan bahkan banyak juga investor yang menarik kembali
mengalami insolvensi. Hal ini menjadi pelajaran berharga buat para pelaku usaha
Dalam situasi tersebut tidak sedikit pula para pelaku usaha yang harus gulung
tikar atau bangkruft dan harus menghentikan seluruh kegiatan produksi karena
terkendala modal dan terlilit utang terhadap krediturnya dan tidak sedikit pula
1
para pelaku usaha tersebut mempailitkan perusahaanya untuk menyelesaikan
segala utang-utang yang masih ada terhadap krediturnya . Disisi lain tidak sedikit
pula para pelaku usaha mampu mensiasati kondisi tersebut dengan tetap mencari
tentunya hal ini akan menimbulkan suatu perbuatan hukum seperti perjanjian dan
lain sebagainya.
menimbulkan hak dan kewajiban. Dalam suatu perjanjian yang dalam hal ini
adalah perjanjian utang piutang tentunya memiliki batas waktu atau biasa dikenal
dengan istilah jatuh tempo. Namun bagaimana jika hal tersebut tidak dapat
dipenuhi oleh seorang debitur, sementara debitur tersebut ternyata memiliki le bih
dari satu kreditur yang secara bersamaan utang-utangnya telah jatuh tempo.
harus ada regulasi yang mengaturnya. Dalam dunia hukum di Indonesia sendiri
undang.
Sampai hari ini Indonesia telah melakukan dua kali penggantian Undang-
217 juncto Staatblad Tahun 1906 Nomor 348) yang tetap berlaku sampai dengan
2
tentang Perubahan atas Undang-Undang tentang Kepailitan menjadi Undang-
yang menjamin hak-hak kreditor dengan kekayaan debitor. Untuk itulah dilakukan
pelaksanaan likuidasi terhadap harta kekayaannya dalam hal debitur berada dalam
1
Siti Anisah, Studi Komparasi Terhadap Perlindungan Kepentingan Kreditor Dan
Debitor Dalam Hukum Kepailitan,Yogyakarta: Jurnal Hukum Fakultas Hukum Universitas I slam
Indonesia Vol. 16, 2009, Hlm 31.
2
Ibid., Hlm 34
3
keadaan insolven 3. Melalui cara ini debitur dapat membuat penawaran tata cara
perdamaian yang dilakukan melalui PKPU akan mengikat kreditor lain di luar
PKPU (Pasal 270 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
berada di luar PKPU. PKPU itu sendiri tergolong ke dalam suatu peristiwa
Debitor yang tidak dapat atau menyadari bahwa ia tidak akan dapat
melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih,
Mengingat hal ini hukum harus adil, seimbang sebagaimana asas yang
utang yaitu asas keseimbangan, asas kelangsungan usaha, asas keadilan, asas
3
Sutan Remy Syahdeini, Hukum Kepailitan, Memahami Fai ll issement s verordeni ng
Juncto Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, (Jakarta: PT. Pu st aka Ut ama Gra fit i, 2 0 0 2), h al.
321.
4
Kartika irwanti, PERMOHONAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG
TERHADAP PT. ASMIN KOALINDO TUHUP DAN AKIBAT HUKUM BERDASAR KAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PEN UNDAAN
KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (Putusan Nomor: 07/Pdt.Sus-
PKPU/2016/PN.Niaga.Jkt.Pst.), magister ilmu hukum Universitas Diponogoro
5
Lihat pasal 222 UU No 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan PKPU
4
dalam menghadapi konflik yang terjadi agar debitor nakal bisa dihindari dan
debitur dengan cara yang sesuai dengan kondisi dan situasi si debitur saat itu, dan
bila si debitur dan krediturnya beritikad baik, maka harapan kedua belah pihak itu
dan hak kreditur, yang kemudian dapat disetuji secara bersama dalam rapat7.
memperoleh laba kembali. Dengan cara seperti ini kemungkinan besar bahwa
6
Kartika irwanti, PERMOHONAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG
TERHADAP PT. ASMIN KOALINDO TUHUP DAN AKIBAT HUKUM BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PEN UNDAAN
KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (Putusan Nomor: 07/Pdt.Sus-
PKPU/2016/PN.Niaga.Jkt.Pst.), magister ilmu hukum Universitas Diponogoro
7
Rachmadi Usman, Aspek-Asepek Hukum Perbankan di Indonesia,
9Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001, Hlm 142
5
debitor dapat melunasi seluruh utang-utang yang merupakan kewajibannya 8.
Itulah sebenarnya tujuan dari pada PKPU bagi debitur yang masih merasa mampu
dari debiturnya. Tujuan lainnya adalah sebagai suatu strategi dari kreditur itu
sendiri untuk mengantisipasi pernyataan pailit dari debitur. Karena jika debitur
akan dilakukan sendiri oleh curator yang ditunjuk debitur. Sehingga hal ini dapat
merugikan kreditur karena pembayaran utang tersebut bisa saja dibayarkan hany a
Perlu digaris bawahi penyelesaian utang piutang melalui PKPU hanya dapat
ditempuh di Pengadilan Niaga sebagaimana tertuang dalam pasal 224 ayat (1)
dalam Pasal 222 harus diajukan kepada Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam
8
Fred BG Tumbuan dalam Rudy A Lontoh &et. al (editor). Hukum Kepailitan:
PenyelesaianUtang Piutang melalui Pailit atau Penun daan K ewaj iba n Pemba yara n Ut a ng.
Alumni, Bandung, 2001,hlm. 50.
9
Lihat pasal 224 ayat 1 UU No 37 Tahun 2004
6
Tahun 1998 kompetensi absolute pengadilan niaga adalah memeriksa dan
utang.
Secara prinsip terdapat dua pola PKPU, yakni pertama, PKPU yang
oleh kreditornya. Kedua, pengajuan PKPU ini merupakan inisiatif sendiri oleh
mengajukan permohonan PKPU adalah debitor itu sendiri sebagai sarana untuk
menghidari dirinya dari kepailitan, bila mengalami keadaan likuid dan sulit untuk
memperoleh kredit.
persyaratan:
hukumnya;
7
6. Dapat dilampirkan rencana perdamaian yang meliputi tawaran
konkuren 10.
diangkat penulis sebagai bahan penelitian dalam karya ilmiah ini, pihak yang
pembayaran utang adalah debitur. Karena pada dasarnya yang mengetahui tentang
kondisi keuangan perusahaan dari debitur adalah debitur itu sendiri bukan
kreditur. Mengenai besaran utang dan kreditur mana saja yang piutangnya telah
pasal 222 ayat (1) dan (3) Undang-Undang No 27 Tahun 2004 tentang Kepailitan
oleh Kreditor.
10
FAJRUL UMAM ATMARAZAQI,. Pembuktian etikad baik debitur dalam
perdamaian PKPU.FH USI Yogyakarta 2016., Hlm 3-4
8
Debitor mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran
PKPU ke pengadilan niaga. Karena dalam hukum peniagaan ada dikenal beberapa
debiturnya yang dalam hal ini adalah PT. HUTAN ALAM LESTARI. Tbk
(selanjutnya disebut PT. HAL) yang bergerak dibidang industry CPO (Crude
palm oil) . Sementara ke-tujuh kreditur itu sendiri adalah supplier TBS (tandan
buah segar) yang selama ini menjadi pemasok bahan baku dari pada perusahaan
PT.HAL.
Permasalahan awal sehingga terjadinya gugatan PKPU oleh kreditur dari PT.
HAL dimulai ketika terjadinya perikatan jual beli antara PT. HAL dengan
sejumlah pemasok bahan baku pabriknya yang termuat dalam istilah DO (delivery
order). Dimana dalam DO tersebut termuat sejumlah aturan aturan yang mengikat
keduabelah pihak serta tertuang pula skema pendistribusian TBS dan pembayaran
atas TBS yang sudah diterima di pabrik PT. HAL. Kemudian timbulah
kewajibannya terhadap para pemasok yang dalam hal ini bertindak sebagai
kreditur tidak berjalan dengan lancar dan sering terjadi penundaan bahkan terjadi
11
Lihat pasal 222 UU No 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU
9
DO tetap menjalankan kewajibannya sebagaimana tertuang dalam isi perjanjian,
diupayakan mediasi oleh para kreditur terhadap PT. HAL dan mencapai
kesepakatan yang tertuang dalam sebuah nota kesepakatan. Namun hal itu juga
sebagai berikut:
10
2. Bagaimana akibat hukum yang ditimbulkan dari Putusan No.
kreditur.
Penelitian ini tentunya harus memiliki manfaat baik bagi penulis maupun
bagi pembaca dan juga manfaat penelitian ini juga diharapkan dapat memberi
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Pembaca
11
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
1.5 HIPOTESIS
tetapi masih perlu dibuktikan. Hipotesis pada dasarnya adalah dugaan peneliti
tentang hasil yang akan dicapai. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan sengketa adalah perselisihan yang terjadi antara para pihak karena
Perjanjian adalah Perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap satu orang lain atau lebih, perjanjian tersebut sah menurut
1320 KUHPerdata bila Sepakat, cakap, hal apa yang diperjanjikan, apa yang
diperjanjikan itu halal dalam maksud tidak bertentangan dengan suatu Undang
itu timbul biasanya karena adanya permasalahan dalam masyarakat dan ada
12
Santoso, Urip. "Penyelesaian Sengketa Dalam Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan
Umum." Perspektif 21.3 (2016): 188-198.
13
Lihat pasal 1313 kuhperdata
13
dua hal yang menimbulkan masalah yaitu adanya perbedaan antara das sollen
dan das sein dan adanya perbedaan antara apa yang diinginkan dengan apa
yang terjadi, keduanya merupakan masalah dan bila masalah itu disebabkan
oleh pihak lain, maka masalah tersebut menimbulkan sengketa. Sengketa ini
bila berada dalam ruang lingkup tatanan hukum, maka ia akan menjadi
sengketa hukum dan sengketa hukum ini ada yang dibawa ke pengadilan dan
akan terjadi manakala ada dua kepentingan yang saling berbenturan yang tidak
dapat disatukan, hanya saja tidak semua sengketa itu harus diselesaikan melalui
pengadilan. Sengketa adalah perselisihan yang terjadi di antara para pihak yang
Sengketa dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Sengketa dapat
antara perusahaan dengan negara, antara negara satu dengan yang lainnya, dan
sebagainya.
14
Santoso, Urip. "Penyelesaian Sengketa Dalam Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan
Umum." Perspektif 21.3 (2016): 188-198.
15 Ibid
14
perdata di Pengadilan Negeri) di wilayah tempat tinggal tergugat itu tinggal
adapun jenis yang dipakai dalam praktik yaitu mediasi dan arbitrase, namun
perselisihan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang saling
dapat terjadi karena adanya suatu tindakan wanprestasi dari pihak-pihak atau
Utang adalah suatu bentuk tanggung jawab baik moril dan materil yang
membeli aktiva, bahan baku, dan lain-lain. Barang dan jasa yang diperoleh
membayar kepada pihak lain, untuk menentukan suatu transaksi sebagai hutang
15
Munawir (2004 : 18) berpendapat bahwa “hutang adalah semua
mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal
adalah suatu modal yang berasal dari pinjaman baik dari bank, lembaga
keuangan, maupun dengan mengeluarkan surat hutang, dan atas penggunaan ini
bagi perusahaan16.
Dengan kata lain hutang adalah kewajiban yang harus dibayar oleh
perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu dimasa yang akan
datang. Atau dapat diartikan hutang merupakan tagihan para kreditur kepada
perusahaan.
16
Pengaruh Penggunaan Hutang Terhadap Profitabilitas: Studi pada PT Gresik Tbk.,
Ripository.uma.ac.id., Diakses pada Tanggal 19 April 2021 Pukul 20.00 WIB
16
Menurut Hery, (2015:29) mendefinisikan Istilah piutang adalah
(umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat
hak atau klaim perusahaan terhadap klien atau pelanggan atas barang atau
jasa yang telah diberikan atau tagihan atas segala sesuatu hak perusahaan
baik berupa uang, barang maupun jasa atas pihak ketiga setelah
dengan tujuan dari kepailitan dan PKPU yang tidak sama. Kepailitan
17
PKPU bertujuan untuk menjaga agar debitor dapat terhindar dari pailit.
ini diatur pada Bab ketiga Pasal 222 sampai Pasal 294. Ketentuan tersebut
karena itu PKPU itu mempunyai tujuan yang berbeda dengan kepailitan 19.
18
Umar Haris Sanjaya,. Penundaan kewajiban pembayaran hutang dalam kepailitan di
indonesia,. Hlm 57-58
19 Ibid,. hlm 59
18
bahwa debitor dapat mempunyai harapan kembali dalam waktu yang relatif
melunasi utang-utangnya20.
debitor akan dapat meneruskan usahanya dan terhindar dari kepailitan 21.
semacam moratorium22.
20
Ibid,. hlm 60
21
Ibid,. hlm 61
22 Ibid,. hlm 61
19
oleh debitor dan pengajuannya dapat dibarengi dengan rencana perdamaian
(PKPU)
23 Ibid,. hlm 62
20
ditandatangani oleh advokat yang ditunjuk oleh pemohon saja 24.
dan
disertai daftar yang memuat sifat, jumlah piutang, dan utang debitor beserta
kreditor, pengadilan wajib memanggil debitor melalui juru sita dengan surat
Perdata Umum dan Perdata Khusus, dokumen yang harus dilenkapi terkait
(1), (2), (3), (4), dan (5) UU No 37 Tahun 2004 berlaku mutatis mutandis
24 Ulang Mangon Sosiawan, M.H., Syprianus Arietus, SH, M.H., Nevey Varidi Ariani, SH,
M.H,. kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran hutang (studi hukum dalam rangka
penyusunan naskah akademik rancangan undang undang nomor 37 tahun 2004. Badan
Penelitian Dan Pengembangan Hukum Dan HAM Kementrian Hukum Dan HAM 2017., hlm 113
25 Ibid., hlm 114
21
diajukan kepada Ketua Pengadilan. Panitera mendaftarkan permohonan
sebagai pemohon, debitor mengajukan daftar yang memuat sif at, jumlah
utang, dan utang debitor beserta surat bukti secukupnya dan, bila ada
26
Ibid., hlm 115
27 Lihat pasal 222 ayat (1) UU No 37 Tahun 2004
22
Sementara syarat substansial KPKU yang harus dipenuhi oleh Pemohon
membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon
kepada kreditornya29.
Dalam PKPU ada dua jenis kreditur yang dapat meohonkan PKPU
melanjutkan membayar utangnya yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih,
28
Lihat pasal 222 ayat (3) UU No 37 Tahun 2004
29
Umar Haris Sanjaya,. Penundaan kewajiban pembayaran hutang dalam kepailitan di
indonesia., hlm 84
23
sebagian atau seluruh utang kepada kreditornya. Kreditor yang dapat
hasil penjualan harta debitor, setelah dikurangi bagian kreditor khusus dan
kreditor istimewa.
(PKPU)
likuidasi harta kekayaan. Lebih khususnya lagi pada pelaku usaha dan
30 Ibid ., hlm 86
24
dengan melakukan penjadwalan pembayaran yang baru.90Jadi pada
juga31.
diikuti unsur minimal dari kreditor, maka perdamaian itu tidak dapat
(PKPU)
Sementara
31
Umar Haris Sanjaya,. Penundaan kewajiban pembayaran hutang dalam kepailita n d i
indonesia,. Hlm 67
32 Ibid., hlm 70
25
waktu tertentu, tergantung siapa yang mengajukan permohonan, debitor
atau kreditor33.
(satu0 atau lebih pengurus yang bersama dengan Debitor mengurus harta
Debitor”34 .
3. Pengangkatan pengurus;
33 Ulang Mangon Sosiawan, M.H., Syprianus Arietus, SH, M.H., Nevey Varidi Ariani, SH,
M.H,. kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran hutang (studi hukum dalam rangka
penyusunan naskah akademik rancangan undang undang nomor 37 tahun 2004. Badan
Penelitian Dan Pengembangan Hukum Dan HAM Kementrian Hukum Dan HAM 2017., Hlm 117
34 Lihat pasal 225 UU No 37 Tahun 2004
26
4. Imbalan jasa pengurus; dan
paling lama pada hari ke-45 terhitung sejak putusan PKPU sementara
diucapkan 35.
yakni;
35
Ulang Mangon Sosiawan, M.H., Syprianus Arietus, SH, M.H., Nevey Varidi Ariani, SH,
M.H,. kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran hutang (studi hukum dalam rangka
penyusunan naskah akademik rancangan undang undang nomor 37 tahun 2004. Badan
Penelitian Dan Pengembangan Hukum Dan HAM Kementrian Hukum Dan HAM 2017., hlm 117
27
1. Persetujuan lebih dari ½ (satu per dua) julah kreditor konkurenyang
palingsedkit 2/3 (dua pertiga) bagian dari seluruh tagihan yang diakui
atau yang sementara diakui dari kreditor konkuren atau kuasanya yang
hupotik, atau hak agunan atau kebendaan lainnya yang hadir dan meakili
paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari seluruh tagihan Kreditor atau
hak suara kreditor sebagaimana dimaksud pada 229 ayat (10 huruf a
diambil alih oleh hakim pengawas atas perselisihan mengenai hak suara
dinyatakan pailit37.
36
Ibid., hlm 118
37 Ibid., hlm 119
28
2.3. TINJAUAN UMUM TENTANG PENGADILAN NIAGA
kolonial Belanda ini, sampai dengan tahun 1970 masih banyak perkara
38
Wijayanta, T. (2002). Urgensi Pembentukan Pengadilan Niaga Baru. Mimbar Hukum-Fakultas
Hukum Universitas Gadjah Mada, 22(2), 330-346.
39 Ibid., Hal 333
29
menyebutkan bahwa kekuasaan me-meriksa dan memutus perkara
Nomor 37 Tahun 2004 yang terdiri dari Pasal 19 sampai dengan Pasal 62.
40
Ibid., Hal 334
41
Aprita, S. (2019). KEWENANGAN PENGADILAN NIAGA DALAM MEMERIKSA DAN MEMUTUS
PERKARA PERMOHONAN PERNYATAN PAILIT. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 14(1), 61-79.
Scholar.google.com
30
harta kekayaan debitor pailit. Berdasarkan ketentuan Pasal 32 jo Pasal 31
dihentikan pelaksanaannya, dan sejak itu tidak ada suatu putusan yang
paksaan badan; (c) uang paksa; (d) penjualan barang untuk melunasi
Undang Nomor 37 Tahun 2004 dan hak pihak ketiga untuk menuntut
benda tidak bergerak maupun benda bergerak atau menjual harta pailit
yang berupa benda bergerak yang berada dalam penguasaan kurator dalam
31
rangka kelangsungan usaha debitor, dalam hal telah diberikan
dimiliki oleh Pengadilan Niaga, kita perlu mengacu kepada Pasal 284 ayat
sama dengan ketentuan hukum acara perdata Het Inlands Reglement (HIR)
kewenangan Pengadilan Niaga ini tidak jelas dan tegas disebutkan dalam
Undang”.
42
Ibid., Hal 63
43 Ibid., hal
32
Wewenang Pengadilan Niaga dalam kaitannya dengan tugas
1. Perbankan
2. Asuransi
33
3. Pasar Modal
4. Perseroan
5. HAKI
44 Ibid., hal 67
34
BAB III
METODE PENELITIAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul
2. Seminar Proposal
3. Penelitian
4. Penulisan dan
Bimbingan Skripsi
5. Seminar Hasil
Kelurahan No.8, Petisah Tengah, Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera
Utara
35
2.2 METODELOGI PENELITIAN
hukum normatif. Penelitian ini berfokus pada norma hukum positif berupa
Medan.
sebagai obyek kajiannya”. Dalam penelitian hukum normatif, hukum tidak lagi
dipandang sebagai sebuah hal yang bersifat utopia semata tetapi telah
terlembaga dan telah ditulis dalam bentuk norma, asas dan lembaga hukum
yang ada. Penelitian hukum normatif disebut juga sebagai penelitian hukum
normatif adalah “penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
45
Dr. Muhaimin, SH.,M.Hum. Metode Penelitian Hukum. 2020., hal 46 http://eprints.unram.ac.id/
Diakses pada 16 Januari 2022
36
penelitian hukum kepustakaan (di samping adanya penelitian hukum sosiologis
dengan tipe penelitian yang digunakan penulis. Oleh karena itu pendekatan
approach).
relevan dengan isu yang dihadapai dalam hal ini adalah Penyelesaian
46 Ibid., Hal 47
37
2.2.3 Teknik Pengumpulan Data
hukum yang dihadapi. Hal ini akan tergantung pada jenis pendekatan yang
data yaitu:
penelitian ilmiah, artikel ilmiah, media massa, dan jurnal hukum yang
- Data Primer
47 Ibid., Hal 64
38
Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang.
- Data Skunder
dalam hal ini berupa hasil penelitian, karya ilmiah dari para sarjana
39
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU-BUKU
Fred BG Tumbuan dalam Rudy A Lontoh &et. al (editor) (2001). Hukum Kepailitan:
Penyelesaian Utang Piutang melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban
PembayaranUtang.Alumni,Bandung,
B. JURNAL
40
Siti Anisah, Studi Komparasi Terhadap Perlindungan Kepentingan Kreditor Dan
Debitor Dalam Hukum Kepailitan,Yogyakarta: Jurnal Hukum
Fakultas HukumUniversitas Islam Indonesia Vol. 16, 2009.
C. UNDANG-UNDANG
KUHPerdata
D. WEBSITE
41