Anda di halaman 1dari 147

KEPAILITAN & PENUNDAAN

KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG


(PKPU)
Dr. M. Sudirman, SH, MH, SpN, MKn.
(Notaris, PPAT, Pejabat Lelang Kelas II, Kota Administrasi Jakarta Barat )
(Dosen Universitas Brawijaya, Universitas Tarumanagara, Universitas Jayabaya)

Pembekalan Ujian Pengangkatan Notaris Bagi Anggota Luar Biasa


PENGURUS PUSAT IKATAN NOTARIS INDONESIA
Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta
Senin, 9 April 2018
PENGADILAN NIAGA

PAILI PKPU
PENUNDAAN
KEWAJIBAN
T Kepailitan & PKPU
PEMBAYARAN
UTANG
Dr. M. Sudirman, SH, MH, SpN, MKn
Apa itu Pailit....?
 Menurut Poerwadarminta (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), “pailit” artinya “bangkrut” (menderita
kerugian besar hingga jatuh)
“bangkrut” =
“bankrupt” =  Black’s Law Dictionary: “Bankrupt is the state or
“banca rupta” condition of a person (individual, partnership,
corporation, municipality) who is unable to pay its
debt as they are, or become due.”

 Pasal 1 butir 1 UU 37/2004, Kepailitan adalah sita


umum atas semua kekayaan debitur pailit yg
pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh
kurator di bawah pengawasan hakim pengawas
Apa itu PKPU....?
 UUK No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU tidak
PKPU secara tegas memberikan definisi mengenai PKPU.
Penundaan
Kewajiban  Menurut Munir Fuady, PKPU adalah suatu masa yang
Pembayara diberikan oleh undang-undang melalui putusan hakim
n Pengadilan Niaga dimana dalam masa tersebut kepada pihak
Utang kreditur dan debitur diberikan kesempatan untuk
memusyawarahkan cara-cara pembayaran hutangnya dengan
memberikan rencana pembayaran seluruh atau sebagian dari
hutangnya, termasuk apabila perlu untuk merestrukturisasi
hutangnya tersebut. Jadi penundaan tersebut kewajiban
pembayaran utang (PKPU) ini pada dasarnya merupakan
sejenis legal moratorium (rencana perdamaian).
Penjelasan PKPU
dalam UUK &
PKPU....?
 Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang diajukan oleh
Debitor yang mempunyai lebih dari 1 (satu) Kreditor atau oleh
PKPU Kreditor
 Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan tidak akan
Penundaan
dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah
Kewajiban jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon penundaan
Pembayaran kewajiban pembayaran utang, dengan maksud untuk
mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran
Utang pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada Kreditor.
 Kreditor yang memperkirakan bahwa Debitor tidak dapat
melanjutkan membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan
dapat ditagih, dapat memohon agar kepada Debitor diberi
penundaan kewajiban pembayaran utang, untuk
memungkinkan Debitor mengajukan rencana perdamaian yang
meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang
kepada Kreditornya. (Pasal 222 UUK & PKPU)
DEFINIS TERKAIT KEPAILITAN-Pasal 1
 Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan
dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim
Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

 Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau Undang-
Undang yang dapat ditagih di muka pengadilan.

 Debitor adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau undang-
undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan.

 Debitor pailit adalah debitor yang sudah dinyatakan pailit dengan putusan
Pengadilan.

 Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan yang diangkat
oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta Debitor Pailit di bawah
pengawasan Hakim Pengawas sesuai dengan Undang-Undang ini.
DEFINIS TERKAIT KEPAILITAN-Pasal 1
 Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik
dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang
akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau undang-
undang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada
Kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitor.

 Pengadilan adalah Pengadilan Niaga dalam lingkungan peradilan umum.

 Hakim Pengawas adalah hakim yang ditunjuk oleh Pengadilan dalam putusan pailit atau
putusan penundaan kewajiban pembayaran utang.

 Hari adalah hari kalender dan apabila hari terakhir dari suatu tenggang waktu jatuh pada hari
Minggu atau hari libur, berlaku hari berikutnya.

 Tenggang waktu adalah jangka waktu yang harus dihitung dengan tidak memasukkan hari
mulai berlakunya tenggang waktu tersebut.

 Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi termasuk korporasi yang berbentuk
badan hukum maupun yang bukan badan hukum dalam likuidasi.
BAGIAN 1
DASAR DASAR HUKUM KEPAILITAN
SEJARAH HUKUM KEPAILITAN DARI
BERBAGAI NEGARA
SEJARAH KEPAILITAN INDONESIA
TUJUAN HUKUM KEPAILITAN
DASAR-DASAR HUKUM KEPAILITAN

1. Jenis-jenis Pinjaman
2. Kepercayaan sebagai dasar Pemberian Pinjaman
3. Asas Jaminan
4. Kreditor Preferen, Kreditor Konkuren & Kreditor dengan hak
istimewa
5. Urutan Prioritas diantara Para Kreditor
6. Fungsi UUK
7. Fungsi Kepailitan dalam UU PT
8. Sumber Hukum Kepailitan Indonesia
SEJARAH HUKUM KEPAILITAN DARI
BERBAGAI NEGARA

1. Zaman Romawi
2. Prancis
3. Inggris
4. Amerika Serikat
5. Belanda
SEJARAH KEPAILITAN INDONESIA

1. UUK sebelum 1945


2. UUK sejak 1945
3. UUK sejak 1945-1947
4. UUK 1947
5. UUK 1947-1998
6. UUK 1998-2004
7. UUK Nomor 37 Tahun 2004
Wetboek van Koophandel
Buku I, II, III Wetboek Van
(1838) Burgerlijke
Rechtsvordering
asas konkordasi (BRV)
Molengraaff
(1848)
K.B 19 November 1904 Nomor 46 LN 1905
Nomor 217 jo. LN 1906 Nomor 448 (1887)

Pasal II
Aturan Stb. (LN) 1906 Nomor 348
Peralihan
Faillissementsverordening
( FV ) UUD 1945
(1945)

Revisi
Perpu No FV1 Th 1998

UU No 4 tahun 1998 ttg Penetapan Perpu menjadi UU

UU No. 37 tahun 2004


Dasar Hukum Terkait Kepailitan & PKPU
 KUH Perdarta
 KUH Dagang
 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU.

 Formulir Putusan Pengadilan Niaga tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban


Pembayaran Utang.

 Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang Penghitungan Jumlah hak


Suara Kreditor (lembaran negara Ri Tahun 2005 nomot 27 tambahan Lembaran
Negara nomor 4484)
 Peraturan Menteri Kehakiman dan Hak Assi Manusia RI nomor M.01-HT.05.10 tahun
2005 tentang Pendafataran Kurator dan Pengurus.
 Kep. Menteri Kehakiman RI Nomor. M.01-HT.05.10 tahun 1998 tentang Pedoman
Besarnya imbalan Jasa Bagi Kurator dan Pengurus.
 Keppres No. 97 Tahun 1999

 Lainnya yang terkait


DASAR HUKUM UUK & PKPU

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun


2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004


Nomor 131
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4443
“Terdiri dari 308 Pasal”.
Tanggal UUK & PKPU
Diundangkan & Berlaku

Pasal II: Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.
Tanggal diundangkan:
18 Oktober 2004

Tanggal Berlaku:
18 Oktober 2004
BAGIAN 2
ASAS-ASAS UNDANG-UNDANG KEPAILITAN

ASAS-ASAS UUK PADA UMUMNYA

ASAS-ASAS UUK NOMOR 37 TAHUN 2004

PRINSIP-PRINSIP HUKUM UMUM


KEPAILITAN
ASAS-ASAS UUK PADA UMUMNYA

1. Mendorong Investasi & Bisnis


2. Memberikan Manfaat & Perlindungan yang Seimbang bagi Kreditor & Debitor
3. Pernyataan Pailit tidak dapat Dijatuhkan terhadap Debitor yang masih Solven
4. Persetujuan Putusan Pailit harus Disetujui oleh Para Kreditor Mayoritas
5. Keadaan Diam (Standstill atau Stay)
6. Mengakui Hak Separatis Kreditor Pemegang Hak Jaminan
7. Proses Putusan Pernyataan Pailit Tidak Berkepanjangan
8. Proses Pernyataan Pailit Terbuka Umum
9. Pengurus Perusahaan Debitor yang mengakibatkan perusahaan pailit harus
Bertanggung Jawab Pribadi
10. Memberikan kesempatan Restrukturisasi utang sebelum diambil Putusan
Pernyataan Pailit kepada Debitor yang masih memiliki usaha yang Prospektif
11. Perbuatan-perbuatan yang merugikan harta pailit adalah Tindak Pidana
ASAS-ASAS PAILIT DALAM UUK & PKPU
 Azas Keseimbangan Azas keadilan
Fungsi kepailitan adalah dapat Ketentuan mengenai kepailitan dapat
memenuhi rasa keadilan bagi para
mencegah terjadinya
pihak berkepentingan.
penyalahgunaan pranata dan
Azas ini mencegah terjadinya
lembaga kepailitan oleh debitur kesewenang-wenangan pihak penagih
yang tidak jujur dan dilain pihak yang mengusahakan pembayaran atas
mencegah kreditur yang tidak baik tagihan-tagihan masing-masing
terhadap debitur dengan tidak
memperdulikan krediturnya
 Azas kelangsungan Usaha
Terdapat ketentuan yang Azas Integrasi
memungkinkan perusahaan
Sistem hukum formil dan materiilnya
debitur yang prospektif tetap merupakan satu kesatuan yang utuh
dilangsungkan dari sistem hukum perdata dan hukum
acara perdata nasional
ASAS-ASAS UUK PADA UMUMNYA

1. Hakikat Prinsip Hukum


2. Prinsip Paritas Creditorium
3. Prinsip Pari Passu Prorata Rate
4. Prinsip Structured Creditors
5. Prinsip Utang
6. Prinsip Debt Collection
7. Prinsip Debt Pooling
8. Prinsip Debt Forgiveness
9. Prinsip Universal dan Prinsip Teritorial
10. Prinsip Commercial Exit From Financial Distress dalam
kepailitan Perseroan Terbatas.
BAGIAN 3
SYARAT-SYARAT KEPAILITAN
Pembubaran & Kepailitan
(Badan Hukum, Badan Usaha & Badan Sosial)

Pembubaran & Likuidasi Kepailitan & PKPU

• Pengaturannya ada di UU • Pengaturannya ada di UU


Perseroan Terbatas Kepailitan & PKPU
Kepailitan & PKPU

• Pengaturannya ada di UU
Kepailitan & PKPU
Kepailitan
Orang
Perseorangan
SYARAT KREDITOR

1. Concursus Creditarium (2 atau >


Kreditur)
2. Pengertian Kreditor dalam UUK PKPU
Macam–Macam Kreditur
• Kreditur Konkuren (pasal 1132 KUHPdt)
Para kreditur dengan hak PARI PASSU DAN PRO RATA
Kreditur konkuren mempunyai kedudukan yang sama atas pelunasan utang tanpa ada yang
didahulukan

• Kreditur Preferen (pasal 1134 KUHPdt)


Kreditur yang karena UU, mendapatkan pelunasan terlebih dahulu
Mempunyai hak istimewa yaitu hak yg oleh UU diberikan kpd seorang berpiutang sehingga
tingkatnya lbh tinggi drpda orang berpiutang lainnya
Lihat kembali pasal 1139 dan 1149 BW

• Kreditur Separatis
Kreditur pemegang hak jaminan kebendaan
Hak yang dipunyai kreditur ini adalah hak kewenangan sendiri menjual / mengeksekusi objek
agunan, tanpa putusan pengadilan (parate eksekusi)
SYARAT ADANYA UTANG

1. Syarat Status Utang


2. Syarat Jumlah Utang dan Masalah
Insolvensi
Syarat-Syarat Pemohonan Pailit

“ Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan


tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang
telah jatuh tempo dan dapat ditagih, dinyatakan
pailit dengan putusan Pengadilan, baik atas
permohonan satu atau lebih krediturnya ”

Pasal 2(1) UUK


Adanya Dua kreditur atau lebih
(Concursus Creditorum)

 Jika debitor mempunyai 1 kreditor, maka seluruh


harta kekayaan debitor otomatis menjadi jaminan
atas pelunasan utang debitor dan tidak diperlukan
pembagian secara pro rata dan pari passu

 Debitor tidak dapat dituntut pailit, jika debitor


tersebut hanya mempunyai 1 kreditur
SYARAT & PUTUSAN PAILIT
1. Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit
dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas
permohonan satu atau lebih kreditornya.

2. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga diajukan oleh
kejaksaan untuk kepentingan umum.

3. Dalam hal Debitor adalah bank, permohonan pernyataan pailit hanya dapat
diajukan oleh Bank Indonesia.

4. Dalam hal Debitor adalah Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan
Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, permohonan pernyataan
pailit hanya dapat diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal.

5. Dalam hal Debitor adalah Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana


Pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan
publik, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Menteri
Keuangan.
BAB I. KETENTUAN UMUM KEPAILITAN
BAB II KEPAILITAN
 Bagian Kesatu Syarat dan Putusan Pailit
 Bagian Kedua Akibat Kepailitan
 Bagian Ketiga Pengurusan Harta Pailit
Paragraf 1 Hakim Pengawas
Paragraf 2 Kurator
Paragraf 3 Panitia Kreditor
Paragraf 4 Rapat Kreditor
Paragraf 5 Penetapan Hakim
 Bagian Keempat Tindakan Setelah Pernyataan Pailit dan Tugas Kurator
 Bagian Kelima Pencocokan Piutang
 Bagian Keenam Perdamaian
 Bagian Ketujuh Pemberesan Harta Pailit
 Bagian Kedelapan Keadaan Hukum Debitor Setelah Berakhirnya Pemberesan
 Bagian Kesembilan Kepailitan Harta Peninggalan
 Bagian Kesepuluh Ketentuan-ketentuan Hukum Internasional
 Bagian Kesebelas Rehabilitasi
BAB III – VII
 BAB III PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG
Bagian Kesatu Pemberian Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan
Akibatnya
Bagian Kedua Perdamaian

 BAB IV PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI

 BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN

 BAB VI KETENTUAN PERALIHAN

 BAB VII KETENTUAN PENUTUP


BAGIAN 4
PENGERTIAN UTANG, KREDITOR DAN
DEBITOR DALAM KEPAILITAN
PENGERTIAN UTANG:

DALAM UUK, PUTUSAN MA,


PENGERTIAN CLAIM MENURUT US
BANCRUPTCY CODE, MENURUT PAKAR
HUKUM, MENURUT UU N0.37 TAHUN
2004
PENGERTIAN UTANG MENURUT
PENGADILAN

Putusan MA No.03K/N/1998
Putusan MA No.02K/N/1999
Putusan MA No.03K/N/1999
Putusan MA No.04K/N/1999
Putusan MA No.05K/N/1999
Putusan MA No.20K/N/1999
Putusan MA No.27K/N/1999
Putusan MA No.30K/N/1999
PENGERTIAN DEBITOR & KREDITOR

Menurut UUK PKPU


Menurut Us Bancruptcy Code
DEBITOR YANG DAPAT DINYATAKAN
PAILIT

 Perorangan & Badan Hukum


 Holding Company
 Beberapa Jenis Perusahaan
 Penjamin
 Orang Mati
BAGIAN 5
PIHAK-PIHAK PEMOHON PAILIT
PIHAK PEMOHON PAILIT

 Debitor
 Kreditor
 Kredit Sindikasi
 Kejaksaan
 Bank (Bank Indonesia)
 Bapepam (Lembaga Tertentu)
 Menteri Keuangan (Asuransi & Reasuransi, Dana Pensiun, BUMN)
 Likuidator dalam hal PT Dibubarkan
PIHAK DALAM PROSES PAILIT & PKPU

o Debitor.
o Kreditor.
o Orang/Badan Hukum/Badan
WHO is the Usaha/Badan Sosial
parties......? o Advokat/Pengacara/Lawyer
o Hakim Pengawas
o Panitera
o Kurator
Pihak yang dapat dipailitkan..?
 Kepailitan terhadap Orang perorangan & Badan Hukum.
 Kepailitan terhadapa Badan Usaha dan Badan Sosial
 Kepailitan terhadap Perserikatan atau Perkumpulan tidak
berbadan hukum (Firma, CV)
 Kepailitan terhadap Perseroan, perkumpulan, koperasi
maupun yayasan yang berbadan hukum.
 Kepailitan terhadap Holding Company
 Kepailitan atas beberapa jenis perusahaan
 Kepailitan Penjamin
 Kepailitan Orang Mati
BAGIAN 6
TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN
PERNYATAAN PAILIT
TATA CARA PERMOHONAN PAILIT

 Advokat
 Debitor Perseroan Terbatas
 Para Kreditur
 Mekanisme Pengajuan Permohonan Pailit
 Sita Jaminan
BAGIAN 7
PENGADILAN NIAGA

PENGADILAN NIAGA DAN YURISDIKSINYA

PUTUSAN PAILIT PENGADILAN NIAGA

DAYA EKSEKUSI PUTUSAN PENGADILAN


NIAGA
PENGADILAN NIAGA (PN) DAN
YURISDIKSINYA

 Pembentukan PN
 Yurisdiksi PN
 Kewenangan Badan Arbitrase Memeriksa Kepailitan?
 Putusan PN dilakukan oleh Majelis Hakim
 Hakim Karir & Hakim Ad Hoc pada PN?
 Hukum Acara PN
 Pembinaan dan Pengawasan terhadap PN
PUTUSAN PAILIT
PENGADILAN NIAGA (PN)

 Pembuktian secara sederhana


 Dissenting Opinion dari Ketua/Anggota Majelis Hakim
DAYA EKSEKUSI PUTUSAN
PENGADILAN NIAGA (PN)

 Keharusan Kurator Mengumumkan Putusan Pailit Debitor


 Pengaruh Pelaksanaan Eksekusi dalam Penolakan Pailit Tingkat Kasasi
atau PK
Pengadilan Niaga di Indonesia-Keppres No. 97 Tahun
1999

Permohonan Kepailitan harus diajukan kepada


Pengadilan Niaga melalui kepaniteraan Pengadilan
Niaga yang daerah hukumnya meliputi tempat
kediaman Debitor (Pasal 3 ayat (1) UUKPKPU)

Pengecualian: Pasal 3 ayat (2), (3), (4) dan (5) UUKPKPU


PROSES PERMOHONAN PAILIT
KPN mempelajari,
Permohonan Menetapkan majelis
Pailit, diajukan Panitera menyampaikan
hakim, hari
kepada KPN Kepada KPN
sidang pertama
melalui panitera (maks. 2 hari)
(maks. 3 hari)

Dgn alasan yg cukup


Sidang Panggilan sidang
Sidang dapat ditunda
dilaksanakan (maks. 7 hari
(maks. 25 hari)
(maks. 20) Sebelum sidang 1)

Putusan Salinan putusan disampaikan kpd


(maks. 60 hari) yg berkepentingan
(maks. 3 hari setelah putusan)
Persidangan
• Proses persidangan perkara perdata niaga
tidak jauh berbeda dengan perkara perdata
umum, hanya dalam sidang permohonan
pailit tidak ada tahap replik dan duplik.
Persidangan
1. Sidang I, Pemohon Pailit membacakan permohonannya.

2. Sidang selanjutnya, Termohon Pailit dapat mengajukan


jawaban (tanggapan) atau mengajukan permohonan PKPU

3. Sidang selanjutnya, proses pembuktian pembuktian ini


dilakukan secara sederhana

4. Sidang selanjutnya, kesimpulan dari para pihak

5. Sidang terakhir, pembacaan putusan.


Pencabutan Putusan Pailit-Pasal18 UUK & PKPU
1. Dalam hal harta pailit tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan maka
Pengadilan atas usul Hakim Pengawas dan setelah mendengar panitia kreditor
sementara jika ada, serta setelah memanggil dengan sah atau mendengar Debitor,
dapat memutuskan pencabutan putusan pernyataan pailit.
2. Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum.
3. Majelis hakim yang memerintahkan pencabutan pailit menetapkan jumlah biaya
kepailitan dan imbalan jasa Kurator.
4. Jumlah biaya kepailitan dan imbalan jasa Kurator sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dibebankan kepada Debitor.
5. Biaya dan imbalan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus didahulukan
atas semua utang yang tidak dijamin dengan agunan.
6. Terhadap penetapan majelis hakim mengenai biaya kepailitan dan imbalan jasa
Kurator sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tidak dapat diajukan upaya hukum..
7. Untuk pelaksanaan pembayaran biaya kepailitan dan imbalan jasa Kurator
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Ketua Pengadilan
Dampak Pencabutan Putusan Pailit
 Si Debitur berada kembali dalam keadaan seperti sebelum ia dijatuhi
keputusan kepailitan

 Para kreditur memperoleh kembali hak2 mereka untuk mengadakan exekusi


secara individual.

 Selanjutnya pencabutan putusan kepailitan tidak akan mempengaruhi


segala perbuatan2 yang telah dilakukan sebelum dicabutnya putusan
kepailitan, dalam arti kata semua perbuatan yang dilakukan sebelumnya
atau sebelum dicabutnya keputusan pengadilan itu tetap sah

 Thd putusan pencabutan pernyataan pailit dpt diajukan Kasasi dan/atau


Peninjauan Kembali
Pelaksanaan Eksekusi

 Tugas Kurator adalah melakukan pengurusan


dan/atau pemberesan harta pailit (Pasal 69
UUKPKPU)

 Tugas Hakim Pengawas mengawasi pengurusan


dan pemberesan harta pailit (Pasal 65 UUKPKPU)
Pelaksanaan Eksekusi

Dalam perkara kepailitan, yang melaksanakan


putusan pailit adalah Kurator dan dalam perkara
kepailitan tidak ada yang memimpin eksekusi,
sebab UU hanya menyatakan bahwa dalam
melakukan pemberesan dan pengurusan harta
pailit, Kurator diawasi oleh Hakim Pengawas.
Tata Cara Eksekusi
1. Pembentukan Panitia Kreditor
Panitia Kreditor adalah pihak yang mewakili pihak Kreditor Pasal 79 s.d 112 UUKPKPU

2. Pencocokan Utang/Verifikasi
Piutang-piutang Kreditor atau utang-utang Debitor yang dinyatakan pailit didata oleh Kurator untuk dicocokkan mengenai
benar tidaknya pengakuan sebagai Kreditor, besarnya piutang Kreditor maupun kedudukannya sebagai Kreditor.
Tujuan:
melindungi Debitor pailit terhadap tagihan-tagihan yang tidak ada dasarnya dan bagi pihak Kreditor sebagai perlindungan
terhadap kemungkinan utang-utang fiktif yang dibuat oleh Debitor
Pasal 113 s.d 143 UUKPKPU

3. Pemberesan Harta Pailit


Pelaksanaan Pemberesan oleh Kurator
Jika dalam rapat pencocokan piutang tidak ditawarkan rencana perdamaian, rencana perdamaian yang ditawarkan tidak
diterima, atau pengesahan perdamaian ditolak berdasarkan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, demi
hukum harta pailit berada dalam keadaan insolvensi atau keadaan tidak mampu membayar.
Sejak insolvensi terjadi maka dimulailah proses pengurusan dan pemberesan harta pailit .
Pasal 178 s.d 203 UUKPKPU
Tata Cara Eksekusi
 Penjualan di muka umum harta pailit (Lelang)
 Dilakukan oleh Kurator/Balai Harta Peninggalan (BHP) dengan perantaraan
Kantor Lelang Negara (juru lelang) dengan seizin Hakim Pengawas
(penjualan di bawah tangan dapat dilakukan hanya dengan izin Hakim
Pengawas).
 Pengajuan permohonan lelang ke Kantor Lelang Negara oleh Kurator/BHP
harus dilampirkan salinan putusan pailit dan bukti-bukti kepemilikan atas
harta pailit yang akan dilelang tersebut dan apabila harta pailit tersebut
berupa tanah juga dilengkapi dengan Surat Keterangan Tanah (SKT) dari
Kantor Pertanahan setempat (BPN)
 Pasal 185 UUKPKPU

LELANG:
 Pejabat Lelang Kelas 1 (PNS Kemenkeu)
 Pejabat Lelang Kelas 2 (Swasta, dirangkap oleh Notaris atau Umum)
 Balai Lelang (Badan Hukum Berbentuk Perseroan Terbatas)
Pengertian Lelang
Lelang adalah penjualan barang yang terbuka
untuk umum dengan penawaran harga secara
tertulis dan/atau lisan yang semakin
meningkat atau menurun untuk mencaai
harga tertinggi yang didahului dengan
Pengumuman Lelang. (PMK).
KLASIFIKASI LELANG
LELANG EKSEKUSI LELANG NON EKSEKUSI

• Putusan/Penetapan • Lelang Barang


Pengadilan Milik/Dikuasai Negara
• Dokumen yang • Lelang Sukarela Atas Barang
dipersamakan dengan itu Milik Swasta
KLASIFIKASI LELANG

LELANG WAJIB LELANG SUKARELA (VOLUNTARY


(COMPULSARY AUCTION) AUCTION)

• Lelang yang dilaksanakan • Lelang yang dilaksanakan


untuk memenuhi ketentuan atas kehendak/permintaan
(diwajibkan) Peraturan sukarela Pemilik Barang
Perundangan
LELANG EKSEKUSI (PL 1)
• Panitia Urusan Piutang • Barang Rampasan
Negara (PUPN) • Pasal 6 UUHT
• Pengadilan • Jaminan Fiducia
• Pajak • Eksekusi Gadai
• Harta Pailit • Bea Cukai
• Benda Sitaan Pasal 45 • Barang Temuan
KUHAP
• Benda Sitaan Korupsi
UUTPK
LELANG NONEKSEKUSI WAJIB
(PL 1)
• Barang Milik Negara/Daerah
• Barang Milik BUMN/BUMD
• Bea Cukai
• Benda Berharga Asal Muatan Kapal Yang
Tenggelam (BMKT)
• Lelang Kayu Dan Hasil Lainnya Dari Tangan
Pertama
LELANG NONEKSEKUSI SUKARELA
(PL 2)
• Barang Milik BUMN/BUMD Berbentuk Persero

• Harta Milik Bank Dalam Likuidasi (kecuali


ditentukan lain oleh perundang-undangan)

• Barang Milik Perwakilan Negara Asing

• Barang Milik Swasta


KEWENANGAN PL 1 & PL 2
PL 1 PL 2

• Semua Jenis Lelang • Hanya jenis


Noneksekusi Sukarela
• Atas permohonan
Penjual/Pemilik • Atas permohonan
Barang Balai Lelang atau
Penjual/Pemilik
Barang
BAGIAN 8
KEADAAN DIAM
KEADAAN DIAM

 Keadaan Diam dama UUK


 Automatic Stay menurut US Bancrupty Code
BAGIAN 9
UPAYA HUKUM
KASASI DAN PENINJAUAN KEMBALI
PERBEDAAN KEPAILITAN DENGAN PKPU
NO GAP KEPAILITAN PKPU
1 KEWENANGAN TERHADAP HARTA KEWENANGAN DEBITUR HILANG YG DEBITUR TIDAK KEHILANGAN HAK MENGURUS,
MENYANGKUT KEPENGURUSAN HARTA PAILIT, TETAPI DIDAMPINGI/DISETUJUI OLEH
DIGANTI OLEH KURATOR PENGURUS.

2 BATAS WAKTU DALAM KEPAILITAN TIDAK ADA BATAS WAKTU DALAM PKPU DIBATASI WAKTU 270 HARI HARUS
TERTENTU UTK PENYELESAIAN PROSES SELESAI, JIKA TIDAK SELESAI DAN TIDAK
KEPAILITAN TERCAPAI PERDAMAIAN, MAKA DEMI HUKUM
DEBITUR DINYATAKAN PAILIT.

3 PIHAK YG DPT MENGAJUKAN a. DEBITUR a. DEBITUR


PERMOHONAN b. KREDITUR b. KREDITUR
c. BI c. BI
d. KEMENKEU d. KEMENKEU
e. BAPEPAM e. BAPEPAM
f. KEJAKSAAN
4 PIHAK YG MELAKUKAN PENGURUSAN KURATOR (PASAL 1 ANGKA 5, PASAL 15 AYAT TIDAK ADA KURATOR, PENGURUS DIDAMPINGI
HARTA (1), DAN PASAL 16 UU K-PKPU DEBITOR (PASAL 225 AYAT (2) DAN AYAT (3) UU
K-PKPU
5 UPAYA HUKUM TERHADAP PUTUSAN ATAS PERMOHONAN TERHADAP PUTUSAN PKPU TIDAK DAPAT
PERNYATAAN PAILIT, DPT DIAJUKAN KASASI DIAJUKAN UPAYA HUKUM APAPUN (PASAL 235
DAN PK KE MAHKAMAH AGUNG (PASAL 11 AYAT (1) UU KEPAILITAN.
AYAT (1) DAN PASAL 14 UU K-PKPU)

6 JANGKA WAKTU PENANGGUHAN 90 HARI YANG DILANJUTKAN DENGAN 270 HARI YANG DILANJUTKAN DENGAN
PEMBERESAN KEPAILITAN
7 FUNGSI PERDAMAIAN PERDAMAIAN SEBAGAI CARA PENYELESAIAN PERDAMAIAN SEBAGAI RESTRUKTURISASI UTANG
PEMBAYARAN
8 JABATAN DI PERUSAHAAN DIREKTUR DAN KOMISARIS DALAM JANGKA DIREKTUR DAN KOMISARIS TETAP BOLEH
WAKTU 5 TAHUN SETELAH KEPAILITAN TIDAK MENDUDUKI JABATAN SELANJUTNYA
BOLEH MENDUDUKI JABATAN DI
PERUSAHAAN LAIN
KASASI & PENINJAUAN KEMBALI

 Kasasi
Upaya Hukum Kasasi
Mekanisme Pengajuan Permohonan Kasasi
 PK
Upaya Hukum PK
Mekanisme Pengajuan Permohonan PK
 Status Hukum Perdamaian sebelum Putusan Kasasi atau PK
 Pengumuman Putusan Kasasi dan PK
 Biaya Upaya Hukum Kasasi dan PK
PENCABUTAN EKSEKUSI
PUTUSAN PAILIT

PUTUSAN
PAILIT

UPAYA
HUKUM
UPAYA HUKUM LITIGASI SECARA UMUM
BANDING KASASI PK
Apabila tidak Apabila tidak Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau
menerima atau menerima atau tidak tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya
tidak puas puas terhadap diputus, atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian
terhadap putusan putusan dari oleh hakim pidana dinyatakan palsu.
dari Pengadilan Pengadilan Tinggi.
Negeri. Apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat
bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara
Alasan-alasan kasasi: diperiksa tidak ditemukan.

(1)tidak berwenang Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau
atau melampaui batas lebih daripada yang dituntut.
wewenang;
(2)salah penerapan Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu
hukum; soal yang sama atas dasar yang sama, oleh pengadilan
(3)lalai yang yang sama atau sama tingkatannya, telah diberikan putusan
menyebabkan yang bertentangan satu dengan yang lain.
batalnya putusan
Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum
diputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya.

Apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan


hakim atau suatu kekeliruan yang nyata.
KASASI
(Pasal 11, 12 dan 13

UPAYA UUKPKPU)

HUKUM
DALAM Peninjauan
PAILIT Kembali
(Pasal 295, 296, 297 dan 298
UUKPKPU)

Tidak Ada Banding Dalam Kepailitan


MA wajib memepelajari permohonan Kasasi
dan menetapkan hari sidang paling lambat 2 hr
setelah tgl permohonan Kasasi diteima MA.

Sidang atas permohonan Kasasi dilakukan


Mahkamah paling lambat 20 hr stl tgl permohonan kasasi
diterima MA.
Agung
Putusan Permohonan Kasasi hrs diucapkan
paling lambat 60 hr stl tgl permohonan Kasasi.
Proses
(Kasasi & Panitera MA wajib menyampaikan salinan
Peninjauan putusan MA kpd Panitera pd Pengadilan Niaga
paling lambat 3 hr stl keputusan diucapkan.
Kembali)
Juru sita wajib menyampaikan salinan putusan
Kasasi kpd Pemohon,Termohon,Kurator dan
Hakim Pengawas paling lambat 2 hr setelah
putusan Kasasi diterima.
Upaya Hukum dlm perkara permohonan
kepailitan adl kasasi Ke MA, diajukan paling
lambat 8 hari setelah putusan pengadilan
diucapkan diajukan melalui Panitera Pengadilan
yg telah memutus permohonan pernyataan pailit
tsb.

Panitera wajib mengirimkan permohonan


kasasi dan memori kasasi kpd termohon kasasi.
Upaya Termohon kasisi dapat mengajukan kontra
Hukum memori kasasi kpd panitera pengadilan paling
lambat 7 hari stl termohon menerima memori
Dalam Pailit kasasi,dan panitera wajib menyampaikan kontra
memori kasasi kpd pemohon kasasi paling lambat
14 hr stl kontra memori kasasi diterima

Panitera wajib menyampaikan permohonan


kasasi,memori kasasi dan kontra memori kasasi
beserta berkas perkara yg bersangkutan kpd MA
paling lambat 14 hr setelah tgl permohonan
kasasi didaftarkan.
Kasasi (Pasal 11-13 UUKPKPU)
Permohonanan disertai Panitera
dg Memori Kasasi memberitahukan Termohon Kasasi dapat
diajukan adanya Menyampaikan
setelah putusan Kasasi pd
melalui P Niaga
Kontra memori kasasi
Termohon Kasasi (maks. 7 hari)
(maks. 8 hari) (maks. 2 hari)

MA mempelajari, Berkas kasasi disampaikan


Sidang Oleh panitera PNiaga
menetapkan hari sidang
Kasasi Kpd panitera MA
(maks. 2 hari sejak permohonan
(maks.20 (maks.14 hari sejak permohonan)
diterima MA)
hari)

Panitera MA menyampaikan
Salinan putusan kpd panitera PNiaga (maks.3 hari)
Putusan Dan Panitera PNiaga menyampaikannya
(maks. 60 hari) Kpd para pihak (maks. 2 hari setelah diterima PNiaga)
PK (Pasal 295-298 UUKPKPU)
Panitera
Permohonanan PK melalui memberitahukan Termohon PK dapat
Panitera PNiaga, dg: adanya menyampaikan
Novum (180 hari) PK pd jawaban
Kesalahan berat (30 hari) tmh PK (maks. 10 hari)
Sejak BHT (maks. 2 hari)

MA memeriksa dan Berkas PK disampaikan


memutus permohonan PK Oleh panitera PNiaga
(maks. 30 hari sejak permoho- Kpd panitera MA
nan diterima MA) (maks.12 hari sejak permohonan)

Putusan PK Panitera MA menyampaikan


diucapkan dalam salinan putusan kepada
sidang terbuka para pihak (32 hari setelah permohonan diterima MA)
untuk umum
BAGIAN 10
TRANSPARANSI DALAM KEPAILITAN
TRANSPARANSI DALAM KEPAILITAN

 Transparansi Kepailitan untuk Umum


 Pengumuman dalam Berita Negara
 Pencatatan dalam Register Umum
 Pemeriksaan dan Pengucpan Putusan Kepailitan Terbuka
untuk Umum
BAGIAN 11
HARTA PAILIT
Harta Pailit

 Harta Debitor yang termasuk harta pailit


 Harta Debitor yang tidak termasuk harta pailit
 Harta pailit menurut US Bankrupty Code
 Harta suami isteri dalam kepailitan (Harta suami isteri, Harta
pailit debitor perorangan yang tunduk pada perjanjian
perkawinan, harta pailit debitor perorangan dengan
persatuan harta)
BAGIAN 12
BERBAGAI AKIBAT
PERNYATAAN PAILIT
BERBAGAI AKIBAT PERNYATAAN
PAILIT
 Debitor pailit
 Kekayaan debitor pailit
 Perikatan debitor
 Penetapan pelaksanaan pengadilan
 Penyitaan
 Penahanan debitor
 Kewajiban pembayaran uang paksa
 Penjualan benda milik debitor
 Perjanjian pemindahtanganan
 Perjanjian-perjanjian tertentu
 Kreditor pemegang hak jaminan
 Hak retensi kreditor
 Tuntutan hukum oleh pihak lain terhadap Debitor
 Transfer dana dan transaksi efek
BAGIAN 13
KURATOR, HAKIM PENGAWAS DAN
PANITIA KREDITOR
KURATOR
 Pengangkatan, Penggantian & Pemberhentian Kurator
 Syarat-syarat menjadi Kurator
 Tugas Utama Kurator
 Batas-batas kewenangan Kurator
 Wewenang Kurator Untuk Meminta Pinjaman
 Kewajiban pelaporan oleh Kurator kepada Hakim Pengawas
 Pengamanan Harta Pailit oleh Kurator
 Inventarisasi/Pencatatan Harta Pailit oleh Kurator
 Kewajiban Kurator menyimpan benda-benda tertentu dari Harta Pailit
 Akibat kepailitan terhadap kewenangan debitor untuk dapat mengajukan gugatan
 Gugatan terhadap debitor pailit dan keberatan terhadap harta pailit melalui kurator
 Wewenang kurator untuk menghadap di sidang pengadilan
 Kelanjutan usaha debitor pailit oleh kurator
 Hak kurator untuk menerobos hak privasi debitor
 Biaya hidup debitor pailit
 Kewenangan kurator melanjutkan usaha debitor pailit
 Tanggung jawab pribadi kurator
 Perlawanan terhadap kurator
 Imbalan jasa kurator
 Liquidator menurut Insolvency Act 1986 Inggris
 Trustee dalam US Bancrupty Code
HAKIM PENGAWAS

 Pengangkatan Hakim Pengawas


 Tugas dan wewenang Hakim Pengawas
 Permohonan Bandiung terhadap penetapan Hakim
Pengawas
KURATOR

 Pembentukan Panitia Kreditor


 Wewenang Panitia Kreditor
 Rapat Panitia Kreditor
 Para Kreditor yang mempunyai hak suara
 Perhitungan jumlah hak suara Kreditor
BAGIAN 14
ACTIO PAULIANA
DALAM KEPAILITAN
ACTIO PAULIANA DALAM KEPAILITAN

 ACTIO PAULIANA DALAM KUH Perdata

 ACTIO PAULIANA DALAM UUK PKPU


Sebelum pernyataan pailit
Sesudah pernyataan pailit
BAGIAN 15
PENCOCOKAN PIUTANG
Apa itu Pencocokan
Piutang...?
 Pencocokan piutang atau disebut dgn SEKESTRASI atau tahapan
konsevator atau tahapan penyimpanan/penitipan dimaksudkan untuk
melakukan pencocokan mengenai utang Debitor atau utang kreditor.
Pencocokan dimaksud baik mengenai kedudukan kreditor, pengakuan
PENCOCOKAN sebagai krediteor maupun mengenai besarnya piutang.
PIUTANG

 Pengertian utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat


dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia
maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan
timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian
atau undang-undang dan yg wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak
dipenuhi memberi hak kepada Kreditor untuk mendapat pemenuhannya
dari harta kekayaan debitor
PENCOCOKAN PIUTANG
 Pengertian piutang dan tagihan
 Pencocokan piutang
 Penetapan hari dan tanggal pencocokan piutang
 Tugas kurator dalam pelaksanaan pencocokan piutang
 Rapat pencocokan piutang
 Berita acara rapat pencocokan piutang
 Syarat pengajuan piutang
 Daftar piutang yang diakui dan dibantah
 Sumpah kreditor atas piutang yang diakui
 Bantahan dan penyelesaian perselisihan mengenai piutang kreditor
 Pengajuan piutang yang terlambat
 Piutang berupa bunga
 Piutang bersyarat tangguh
 Piutang diangsur berkala
 Piutang jatuh tempo
 Piutang kreditor pemegang hak jaminan dan pemegang hak istimewa
 Piutang yang nilai tidak pasti
 Piutang atas tunjuk
 Piutang yang dijamin oleh penanggung
 Piutang tanggung jawab renteng
 Laporan pertanggungjawaban kurator setelah pencocokan piutang selesai
Ketentuan Mengenai Pencocokan Piutang

UTANG PIUTANG

1 2 3 3a 4 5 6 7
Penjelasan Bagan:

1. Pendaftaran permohonan pernyataan pailit;

2. Panitera menyampaikan permohonan pernyataan pailit ke Ketua


Pengadilan Niaga; (maksimal dua hari)

3. Pengadilan Niaga menetapkan hari sidang; (3 hari)

3a. Pemanggilan para pihak;

4. Sidang pemeriksaan; (20 hari)

5. Penundaan sidang; (25 hari)

6. Putusan pailit; dan (60 hari)

7. Pencocokan Utang (14 hari).


Pencocokan Utang- Pasal 113 dan 114 K-PKPU:

Paling lambat 14 hari setelah putusan penyataan pailit diucapkan, hakim


pengawas harus menetapkan :
a. Batas akhir pengajuan tagihan;
b. Bats akhir verifikasi pajak untuk menentukan besarnya kewajiban pajak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
c. Hari, tanggal, waktu dan tetmpat rapat kreditor untuk mengadakan pencocokan piutang.
d. Tenggang waktu antara tanggal pengajuan tagihan dan verifikasi pajak paling singkat
14 hari;
e. Kurator paling lambat 5 hari setelah penetapan wajib memberitahukan penetapan
tersebut kepada semua kreditor yang alamatnya diketahui dengan surat
mengumumkannya paling sedidkit dalam 2 (dua) surat kabar harian.
Hak dan kewajiban Kreditor dalam Pencocokan Piutang

 Semua kreditor wajib menyerahkan piutangnya masing-masing kepada


kurator disertai perhitungan atau keternangan tertulis lainnya yang
menunjukan sifat dan jumlah piutang, disertai dengan surat bukti atau
salinannya, dan suatu penrnyataan ada atau tidaknya kreditor mempunyai
suatu hak istimewa, hak gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek,
hak agunan atas kebendaan lainnya atau hak untuk menahan benda.
 Atas penyerahan piutang kreditor berhak memeinta suatu tanda terima dari
kurator.
Hak dan kewajiban Debitor dalam Pencocokan Piutang

 Debitor pailit wajib hadir sendiri dalam rapat pencocokan piutang, agar
dapat memberikan keterangan yang diminta oleh Hakim Pengawas
mengenai sebab musabab kepailitan dan keadaan harta pailit.
 Kreditor dapat meminta keterangan dari debitor pailit mengenai hal-hal
yang dikemukakan melalui hakim pengawas.
 Pertanyaan yang diajukan kepada debitur pailit dan jawaban yang
diberikan olehnya, wajib dicatat dalam berita acara.
Hak dan kewajiban Kurator dalam Pencocokan Piutang

 Mencocokan perhitungan piutang yang diserahkan oleh kreditor dengan


catatan yang telah dibuat sebelumnya dan keternangan debitor pailit, atau
 Berunding dengan kreditor jika terdapat keberatan terhadap penagihan
yang diterima;
 Kurator berhak meminta kepada kreditor agar memasukan surat yg belum
diserahkan, termasuk memperlihatkan catatan dan surak bukti asli;
 Kur wajib memasukan piutang yang disetujuinya ke dalam suatu daftar
piutang yang sementara diakui, sedangka piutnag yang dibantah termasuk
alasannya dimasukan ke dalam daftar tersendiri.
 Lanjutan….
Hak dan kewajiban Kurator dalam Pencocokan Piutang..lanjutan

 Dalam daftar dibubuhkan pula catatan terhadap setiap piutang apakah menurut
pendapat kurator piutang yang bersangkutan diistimewakan atau dijamin dengan
gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, hak agunan atas kebendaan lainnya
atau hak untuk menahan benda bagi tagihan yang bersangkutan dapat dilaksanakan.
 Apabila kurator hanya membantah adanya hak didahulukan atau adanya hak untuk
menahan benda, piutang yang bersangkutan harus dimasukan dalam daftar piutang
yang untuk sementara diakui berikut catatan kurator tentang bantahan serta
alasannya.
 Kurator wajib menyediakan di kepaniteraan pengadilan salinan dari masing-masing
daftar selama 7 (tujuh) hari sebelum hari pencocokan piutang, dan setiap orang dapat
melihatnya secara cuma-cuma.
Hak dan kewajiban Kurator dalam Pencocokan Piutang..lanjutan

 Kurator wajib memberitahukan dengan surat tentang adanya daftar kepada


kreditor yang dikenal, disertai panggilan untuk menghadiri rapat
pencocokan piutang dengan menyebutkan rencana perdamaian jika telah
diserahkan oleh debitor pailit.
Hak dan kewajiban Hakim Pengawas dalam Pencocokan Piutang

 Dalam rapat pencocokan piutang, hakim pengawas membacakan daftar piutang


yang diakui sementara dan daftar piutang yang dibantah oleh kurator;
 Setiap kreditor yang namanya tercantum dalam daftar piutang dapat meminta
agar kurator memberikan keterangan mengenai tiap piutang dan
penempatannya dalam daftar atau dapat membantah kebenaran piutang, adanya
hak untuk dihdaulukan, hak untuk menahan suatu enda atau dapat menyetujui
bantahan kurator.
 Kurator berhak menarik kembali pengakuan sementara atau bantahannya atau
menuntut supaya kreditor menguatkan dengan sumpah kebenaran piutangnya
yang tidak dibantah oleh kurator atau oleh salah seorang kreditor.
Hak dan kewajiban Hakim Pengawas dalam Pencocokan
Piutang…lanjutan

 Dalam hal kreditor asal telah meninggal dunia, para pengganti haknya
wajib menerangkan di bawah sumpah bahwa mereka dgn iktikad baik
percaya piutang itu ada dan belum dilunasi;
 Dalam hal dianggap perlu untuk menunda rapat maka hakim pengawas
menentukan rapat berikutnya yang diadakan dalam waktu 8 (delapan) hari
setelah rapat ditunda, tanpa suatu panggilan.
BAGIAN 16
PEMBERESAN HARTA PAILIT
PEMBERESAN HARTA PAILIT
 Tugas, wewenang dan pelaksanaan pemberesan harta pailit oleh kurator
 Utang baru dalam pemberesan harta pailit
 Perlawanan terhadap daftar pembagian
 Setelah daftar pembagian berkekuatan hukum pasti
- Pelaksanaan pemberesan berkenaan dengan hak-hak jaminan
- Perlakuan terhadap kreditor yang terlambat mengajukan permintaan untuk pencocokan
tagihan.
 Pertanggungjawaban kurator setelah pemberesan
 Sifat ketetapan mengenai pengurusan dan/atau pemberesan
HARTA PAILIT
 Harta Debitor yang termasuk harta pailit
 Harta Debitor yang tidak termasuk harta pailit
 Harta suami isteri dalam Kepailitan
- Harta suami isteri
- Harta pailit Debitor perorangan yang tunduk pada Perjanjian
Perkawinan.
- Harta pailit Debitor perorangan dengan persatuan harta.
BAGIAN 17
KOMPENSASI UTANG
KOMPENSASI UTANG

 Syarat-syarat Kompensasi Utang dalam Kepailitan


 Pelaksanaan Kompensasi Utang dalam Kepailitan
BAGIAN 18
KEDUDUKAN HAK JAMINAN
DALAM KEPAILITAN
KEDUDUKAN HAK JAMINAN DALAM
KEPAILITAN
 Sumber pelunasan utang
 Kekayaan debitor menjadi jaminan bagi utangnya
 Hak jaminan dan jenis-jenisnya
 Jenis-jenis kreditor
 Asas-asas hak jaminan
 Hak jaminan dan penjaminan
 Akibat kepailitan terhadap hak jaminan:
o Kedudukan hak separatis dalam kepailitan;
o Pengaburan konsep dan tujuan hak jaminan dalam UUK
o Pemerkosaan hak kreditor pemegang hak jaminan oleh UUK
o Pertentangan Pasal 56 UUK dengan UU Lain
o Siapa yang berhak melakukan penjualan barang tetap yang dibebani hak jaminan
o Pasal 59 UUK bagi kebutuhan praktik perbankan
o Status pemegang hak jaminan setelah eksekusi hak jaminannya
o Pilihan hukum
BAGIAN 19
KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM
INTERNASIONAL
KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM
INTERNASIONAL

 Pelunasan sepihak oleh seorang kreditor atas beban harta


pailit
 Masalah pelunasan atas beban harta pailit di luar negeri
 Pengalihan tagihan kepada pihak ketiga
BAGIAN 20
STATUS HUKUM DEBITOR SETELAH
BERAKHIRNYA PEMBERESAN
STATUS HUKUM DEBITOR SETELAH
BERAKHIRNYA PEMBERESAN

 Kewajiban Debitor setelah selesai tindakan pemberesan


 Pembebasan utang menurut US Bancruptcy Code
 Pemberesan utang bagi Debitor Pailit Perorangan
BAGIAN 21
PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN
UTANG
(PKPU)
PENUNDAAN KEWAJIBAN
PEMBAYARAN UTANG
(PKPU)

 Pengertian PKPU dan perbedaanya dengan kepailitan


 Pihak yang berhak mengajukan PKPU
 Hak Debitor mengajukan PKPU
 Hak Kreditor mengajukan PKPU
 Prosedur pengajuan permohonan PKPU
 Saat pengajuan permohonan PKPU
 Surat permohonan PKPU
 PKPU Sementara
 Hakim Pengawas dan Pengurus
 Pengangkatan Panitia Kreditor
 Sidang pemeriksaan pengadilan niaga
PENUNDAAN KEWAJIBAN
PEMBAYARAN UTANG
(PKPU)

 Persetujuan permohonan PKPU tetap


 Ketentuan-ketentuan pengadilan niaga dan hakim pengawas bagi kepentingan para
kreditor
 Putusan PKPU bersifat final
 Pengangkatan tenaga ahli
 Daftar umum
 Status hukum debitor selama PKPU.
 Status sita dan eksekusi jaminan
 Kedudukan kreditor preferen dan kreditor yang diistimewakan
 Pembayaran utang selama berlangsungnya PKPU
 Kompensasi utang dalam PKPU
PENUNDAAN KEWAJIBAN
PEMBAYARAN UTANG
(PKPU)

 Permohonan pernyataan pailit menyangkut perjanjian yang memuat klausul arbitrase


 Pengajuan gugatan selama PKPU
 Ketentuan hukum internasional
 Imbalan jasa pengurus dan tenaga ahli
 Kasasi
 Status debitor apabila permohonan PKPU tetap ditolak
 Berakhirnya PKPU
 Akibat bagi debitor apabila PKPU diakhiri
 Kepailitan debitor PKPU
 Konsep reorganization menurut US Bancruptcy Code
BAGIAN 22
PERDAMAIAN
P
Apa itu
E PERDAMAIAN...?
R  Isi rencana perdamaian (composition plan) adalah
kemungkinan :
D
1. Utang akan dibayar sebagian;
A
2. Utang akan dibayar dicicil;
M
3. Utang akan dibayar sebagian dan sisanya dicicil.
A  Dalam rencana perdamaian tersebut harus jelas
I alternatif perdamaian dimaksud, sehingga

A kreditornya mempersiapkan diri untuk


mempertimbangkannya dalam rapat yang
N
bersangkutan.
PERDAMAIAN DALAM RANGKA PKPU

 Pengajuan rencana perdamaian


 Pihak yang dapat mengajukan rencana perdamaian
 Kelayakan rencana perdamaian
 Bentuk-bentuk restrukturisasi utang
 Restrukturisasi atau penyehatan perusahaan debitor
 Peraturan perundang-undangan yang harus diperhatikan
 Penunjukkan tim konsultan ahli
 Utang baru
 Rencana perdamaian terbuka bagi umum
 Penetapan hari rencana perdamaian
 Uang muka
 Pencocokan tagihan dan pembuatan daftar tagihan
 Pengesahan rencana perdamaian oleh Pengadilan Niaga
 Status PKPU tetap setelah pengesahan perdamaian
 Peranan pengadilan terhadap reorganization plan menurut Chapter 11 dari US Bankrupty Code
 Konsekuensi penolakan rencana perdamaian bagi debitor
 Pihak-pihak yang berhak memberikan suara terhadap rencana perdamaian
 PKPU mengikat bagi debitor maupun kreditor
 Status perdamaian terhadap pemegang saham perusahaan debitor
PERDAMAIAN SETELAH DEBITOR
DINYATAKAN PAILIT

 Pengajuan rencana perdamaian dan pembahasannya


 Kuorom sahnya keputusan tentang rencana perdamaian
 Berita Acara Rapat
 Pengesahan dan penolakan rencana perdamaian oleh Pengadilan Niaga
 Kasasi
 Berlakunya perdamauan yang telah disahkan
Berita Acara dalam Perdamaian

 Berita acara dalam perdamaian wajib memuat :

1. Isi perdamaian;

2. Nama kreditor yg hadir dan berhak mengeluarkan suara dan menghadap

3. Suara yang dikeluarkan

4. Hasil pemungutan suaru, dan

5. Segala sesuatu yg terjadi dalam rapat.


 Berita acara rapat ditandatangani oleh Hakim Pengawas dan panitera
pengganti. Setiap orang yg berkepentingan dapat melihat dengan Cuma-
Cuma berita acara rapat yg disediakan palign lambat 7 (tujuh) hari setelah
tanggal berakhirnya rapat di Kepaniteraan Pengadilan.
BAGIAN 23
PENAHANAN DEBITOR PAILIT
DALAM KEPAILITAN
PENAHANAN DEBITOR PAILIT DALAM
KEPAILITAN

 Alasan penahanan
 Penahanan terhadap anggota pengurus badan hukum yang pailit
 Pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan penahanan
 Tempat penahanan
 Pelaksana penahanan
 Jangka waktu penahanan
 Beban biaya penahanan
 Jaminan pihak ketiga bagi kepentingan debitor
 Pertaturan MARI tentang Paksa Badan
BAGIAN 24
ASPEK HUKUM KEPAILITAN PERSEROAN
TERBATAS

TANGGUNG JAWAB PRIBADI DIREKSI DAN


KOMISARIS DALAM KEPAILITAN
ASPEK HUKUM KEPAILITAN
PERSEROAN TERBATAS

 Prinsip Commercial Exit From Financial Distress tidak


dinormakan dalam UUK
 Existensi yuridis PT yang telah diapilitkan atau telah Likuidasi
memnurut UUK & UUPT
 Kedudukan dan kewenangan organ-organ PT yang sedang
dinyatakan pailit
 Aspek hukum yang lain berkaitan dengan kepailitan PT
 Tanggung jawab organ PT atas terjadinya pailit PT (Direksi,
Komisaris, Pemegang Saham).
TANGGUNG JAWAB PRIBADI DIREKSI
DAN KOMISARIS DALAM KEPAILITAN

 Tanggung jawab pribadi Anggota Direksi


 Tanggung jawab pribadi Komisaris
TANGGUNG JAWAB PRIBADI DIREKSI DAN ATAU
KOMISARIS DALAM KEPAILITAN
Hubungan atau Kaitan antara Kepailitan dengan Pembubaran Badan Hukum,
Badan Usaha, Badan Sosial serta terhadap orang perorangan (Pemegang
Saham, Direktur, Komisaris, Pengurus, Pengawas, Pesero, Anggota dan
lainnya)

Tanggung Jawab Pribadi Anggota Direksi dan atau Komisaris


 Apabila dapat dibuktikan bahwa anggota direksi dan atau
komisaris tersebut melaksanakan tugas pengurusan perseroan
dengan itikad tidak baik dan tidak penuh tanggung jawab.
 Tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban atau larangan-
larangan sebagaimana ditentukan dalam UUPT, AD, RUPS
 Melampaui wewenangnya, sebagaimana ditentukan dalam
UUPT, AD dam RUPS
 Pasal 97, 98, 99, 104, 115 UUPT
PEMBUBARAN, LIKUIDASI, DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN
HUKUM PERSEROAN- Pasal 42-152 UUPT (UU No.40 Tahun 2007)
Pembubaran Perseroan terjadi:
a. berdasarkan keputusan RUPS;
b. karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah
berakhir;
c. berdasarkan penetapan pengadilan;
d. dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niagayang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit Perseroan tidak cukup untuk
membayar biaya kepailitan;
e. karena harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan
insolvensi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang; atau
f. karena dicabutnya izin usaha Perseroan sehingga mewajibkan Perseroan melakukan
likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 42 UUPT
BAGIAN 25
KELANJUTAN
PERUSAHAAN DEBITOR PAILIT
PENCABUTAN KEPAILITAN

 Pihak yang berhak mengusulkan kelanjutan perusahaan


Debitor Pailit
 Rapat tentang usul kelanjutan perusahaan Debitor Pailit
 Putusan Hakim Pengawas mengenai usul tentang kelanjutan
perusahaan Debitor Pailit
BAGIAN 26
PENCABUTAN KEPAILITAN
PENCABUTAN KEPAILITAN

 Pengusulan dan Putusan Pencabutan Kepailitan


 Perlawanan terhadap permohonan Pencabutan Kepailitan
 Pencabutan Kepailitan untuk Kedua Kalinya
 Prioritas Biaya Kepailitan dan Imbalan Jasa Kurator
BAGIAN 27
EKSEKUSI PUTUSAN PAILIT PENGADILAN
ASING
BAGIAN 28
KEADAAN HUKUM DEBITOIR
SETELAH PEMBERESAN HARTA PAILIT
Keadaan Hukum Debitor
Setelah Pemberesan Harta Pailit

 Rehabilitasi Debitor Pailit


 Pihak yang berhak mengajukan permohonan
rehabilitasi
 Syarat dan tata cara pengajuan permohonan
rehabilitasi
 Perlawanan terhadap permohonan rehabilitasi
 Pengumuman putusan rehabilitasi
 Upaya hukum terhadap putusan rehabilitasi
Berakhirnya Kepailitan & Rehabilitasi
 Debitor Pailit/ ahli warisnya berhak mengajukan rehabilitasi
ke Pengadilan Niaga yg memutus.

 Rehabilitasi : pemulihan nama baik Debitor Pailit, melalui


putusan pengadilan yg berisi keterangan bahwa Debitor telah
memenuhi kewajibannya.

 Tidak ada upaya hukum terhadap putusan rehabilitasi

 Pasal 215-221UUKPKPU
BERBAGAI AKIBAT PERNYATAN PAILIT
Akibat Hukum Kepailitan Badan Hukum, Badan Usaha, Badan Sosial terhadap
Pengurus, Pengawas, Pemegang Saham, Persero, Anngota Badan tersebut
serta akibat hukum kepailitan perseorangan terhadap pembuatan akta
Notaris, PPAT dan Pejabat Lelang Kelas 2

 Debitor pailit
 Kekayaan Debitor pailit
 Perikatan Debitor
 Penetapan pelaksanaan pengadilan
 Penyitaan
 Penahanan Debitor
 Kewajiban pembayaran uang paksa
 Penjualan benda milik Debitor
 Penjualan pemindahtanganan
 Perjanjian-perjanjian tertentu
 Kreditor pemegang hak jaminan
 Hak retensi Kreditor
 Tuntutran hukum oleh pihak lain terhadap Debitor
 Transfer dana dan transaksi efek.
BAGIAN 29
KETENTUAN PIDANA DALAM KEPAILITAN
Ketentuan Pidana Dalam Kepailitan & PKPU

 Pemalsuan Surat (Pasal 263 & 264 KUHP)


 Memberikan Keterangan Palsu
 Pembelian Barang Secara Berutang (ngebon)
 Penipuan
 Perbuatan Debitor Pailit yang merugikan Kreditor
 Pemindahtanganan harta kekayaan Debitor yang merugikan Kreditornya
 Perbuatan Pengurus Perseroan Terbatas yang merugikan Para Kreditor
 Penipuan oleh Debitor pailit terhadap Para Kreditor
 Kesepakatan curang antara Kreditor dengan Debitor pailit
 Perbuatan Kreditor pailit yang mengurangi hak-hak Kreditor
 Perbuatan Direksi PT yang bertentangan dengan AD
 Tindak pidana dalam rangka PKPU
BAGIAN 30

KAITAN KEPAILITAN &


PKPU
DENGAN
NOTARIS, PPAT, PEJABAT
LELANG KELAS 2
KAITAN KEPAILITAN & PKPU DENGAN NOTARIS, PPAT & PL 2

 Notaris diminta untuk membuat dan menandatangani akta


baik pada saat proses pencocokan utang, pemberesan
maupun setelah pailit

 PPAT diminta untuk membuat dan menandatangani akta


PPAT sehubungan dengan penjualan aset-aset yang dalam
kepailitan dan atau pembebanan dalam rangka penjaminan

 PL 2 diminta untuk membuat dan menandatangani akta


risalah lelang sehubungan dengan penjualan aset-aset dalam
kepailitan yang dilakukan secara lelang.
WAJIB DIPERHATIKAN NOTARIS, PPAT, PL 2
YANG BERKAITAN DENGAN KEPAILITAN & PKPU

o UUJN, PJ PPAT & PERKABAN, PMK, Kode Etik


Notaris, Kode Etik PPAT, AD, ART dan
peraturan terkait lainnya
o Mengetahui seluruh ketentuan hukum yang
berlaku khususnya terkait Kepailitan & PKPU.
Sepengetahuan o Harus adanya persetujuan tertulis dari Hakim
Kurator dan APA SAJA YANG Pengawas sebelum pembuatan dan
Persetujuan Hakim
Pengawas –Pasal WAJIB penandatangan akta.
69 UUK & PKPU DIPERHATIKAN? o Harus ada persetujuan tertulis dan
sepengetahuan dari Kurator
o Ada Legal Opinion dari Lawyer
o Dokumen lengkap (asli-asli)
o Extra Hati-hati dan Teliti
AKTA NOTARIS, PPAT, PL 2 YANG BERKAITAN
DENGAN KEPAILITAN & PKPU

Sepengetahuan Kurator dan o Akta Perjanjian Kredit


Persetujuan Hakim
Pengawas–Pasal 69 UUK &
o Akta Fiducia
PKPU o Akta Gadai
o Akta Hipotik
o 8 AKTA PPAT (AJB, APHT, SKMHT dll)
o Akta Pengakuan Hutang
AKTA-AKTA o Akta Perkawinan
APA SAJA? o Akta Perdamaian/Berita Acara Perdamaian
o Akta Pembububaran Badan Hukum, Badan
Usaha, Badan Sosial.
o Jual Beli Lelang & Akta Risalah Lelang (PL 2)
o Lainnya
Lebih Hati-hati & Teliti
(ada Legal Opinion dari
Lawyer)
CONTOH AKTA NOTARIS, PPAT & PL2
(dibahas dalam bagian terpisah dan tersendiri)

Dijelaskan dalam Premise bahwa pembuatan dan penandatangan


akta yang dibuat dan ditandangani oleh Notaris, PPAT dan PL 2
tersebut didasarkan pada:
•Putusan Kepailitan & PKPU.
•Persetujuan Tertulis dari Hakim Pengawas
CONTOH •Persetujuan Tertulis dari Kurator
AKTA •Pendapat Hukum (Legal Opinion) (apabila ada)
•Lainnya (yang dianggap perlu)
•Dilekatkan dalam akta.

Kewenangan menghadap dalam pembuatan akta (Kurator


mempunyai kewenangan melakukan pinjaman dari pihak ketiga
dengan terlebih dahulu adanya persetujuan dari Hakim Pengawas)
Rujukan
• http://notariatundip2011.blogspot.com/2012/01/kurator.html
• http://roysanjaya.blogspot.com/2011/01/penundaan-kewajiban-pembayaran-utang.html
• http://unjalu.blogspot.com/2011/03/hukum-kepailitan_30.html
• http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/HUKUMKEPAILITAN/document/HUKUM_KEPAILITAN.ppt?
cidReq=HUKUMKEPAILITAN
• http://duniathoto.blogspot.com/2010/12/eksekusi-putusan-pailit.html
• https://vanplur.wordpress.com/2011/04/23/hukum-kepailitan/
• http://www.slideserve.com/vui/pengadilan-niaga
• http://dyaayankgix.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated
• http://dyaayankgix.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated
• http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt50c3529a6061f/perbedaan-antara-kepailitan-dengan-pkpu
• http://dasriladnin.blogspot.com/2010/01/aspek-aspek-internasional-dalam-hukum.html
• http://millamantiez.blogspot.com/2013/03/kepailitan.html
• http://click-gtg.blogspot.com/2010/09/penundaan-kewajiban
• http://nandoxodnan.blogspot.com/2013/09/pengertian-utang-kreditor-dan-debitor.html-pembayaran-utang.html
• http://www.hukum.blogspot.com/
• http://click-gtg.blogspot.com/2008/06/hukum-kepailitan-di-ind
• http://www.asiatour.com/lawarchives/indonesia/uu_kepailitan/uu_kepailitan_babI_bag5.htmonesia_7388.html
• http://dimarzuliaskimsah.blogspot.com/2011/06/tata-cara-kepailitan-perseroan-terbatas.html

144
Rujukan
• http://amroe-muamalah.blogspot.com/2009/06/hukum-kepailitan.html
• https://ml.scribd.com/doc/39333506/Prosiding-Seminar-Nasional-Kepailitan-Usaid-in-Acce-Project-Akpi
• https://lintangasmara.wordpress.com/2011/05/16/bab-11-kepailitan-dan-penundaan-kewajiban-pembayaran-utang/
• http://advokatku.blogspot.com/2010/01/permohonan-gijzeling-dalam-perkara.html
• http://nadiayolandam.blogspot.com/2011_04_01_archive.html
• https://klikakupailit.wordpress.com/category/kepailitan/
• https://ml.scribd.com/doc/152028722/perbedaan-kepailitan-dan-pkpu
• https://ml.scribd.com/doc/152028722/perbedaan-kepailitan-dan-pkpu
• https://ml.scribd.com/doc/21219902/HUKUM-KEPAILITAN
• https://ml.scribd.com/doc/94771376/Pailit-Dapat-Diartikan-Debitor-Dalam-Keadaan-Berhenti-Membayar-Hutang-Karena-
Tidak-Mampu
• https://radianadi.wordpress.com/2011/03/14/kedudukan-pengadilan-niaga-pn-menurut-uu-no-37-tahun-2004/
• https://ml.scribd.com/doc/95015007/Pengertian-Kepailitan-Dan-Dasar-Hukum
• https://vanplur.wordpress.com/2011/04/page/3/
• Bahan Ajar Hukum Kepailitan oleh Hotman Paris Hutapea Ning Yasmine Lisasih, Fakultas Hukum, Universitas 17 Agustus
1945 Jakarta, 2015
• Hukum Kepailitan (Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, SH)
• Hukum Kepailitan (Dr. M. Hadi Shubbhan SH, MH, CN).
• UUK & PKPU
• UUJN, PJ PPAT, PMK, Perkaban
• Lainnya
145
Dr. M. Sudirman, SH, MH, SpN, MKn.

m.sudirman321@gmail.com www.mdirman.blogspot.com
S y u k r
Salam Hormat n
o

Anda mungkin juga menyukai