Anda di halaman 1dari 25

SIKAP DAN PERILAKU NOTARIS

Badar Baraba, SH, SpN, MH.


(Notaris, PPAT, Kota Bandung, Dosen)

Pembekalan Ujian Pengangkatan Notaris Bagi Anggota


Luar Biasa
PENGURUS PUSAT IKATAN NOTARIS INDONESIA
Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta
Senin, 9 April 2018
Pendahuluan

Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia


menyelenggarakan pembekalan dan pendalaman materi
dalam menghadapi ujian pengangkatan Notaris Guna
Pembentukan Notaris yang Profesional dan beretika.

Notaris adalah Jabatan yang luhur dan bermartabat yang


dalam menjalankan Jabatannya, Notaris berada pada
ranah hukum privat, membantu masyarakat mengenai
pembuatan perjanjian dan ketetapan baik yang diharuskan
oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang
dikehendaki oleh yang berkepentingan.

Karenanya Notaris dalam menjalankan Jabatannya


seharusnya dilakukan secara profesional dalam arti ahli dan
bertanggung jawab
Sebelum memahami sikap dan perilaku Notaris kita perlu mengerti
dan memahami siapa itu Notaris

Pasal 1 ayat 1.
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk Akta
autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini atau berdasarkan
undang-undang lainnya.

Dari uraian pasal 1 kita memahami bahwa Notaris adalah Pejabat


Umum yang mempunyai kewenangan untuk membuat akta
otentik.

Pasal 1870 KUH Perdata Akta Otentik merupakan suatu bukti yang
sempurna tentang apa yang dimuat didalamnya.  
 
 
 Bukti yang sempurna mempunya arti bahwa
kebenaran dalam akta Otentik harus dipercaya
oleh Hakim sebagai benar sepanjang ketidak
benarannya dapat dibuktikan,
Notaris perlu menyadari bahwa Notaris
mempunyai peran yang penting dan strategis
dalam proses pembuktian, sehingga notaris
seharusnya di emban oleh orang yang
mempunyai ilmu yang mumpuni / ahli
dibidangnya dan memiliki integritas moral yang
tinggi
- Bagi seorang Notaris dalam menjalankan jabatannya
ia harus Amanah, Jujur, Saksama, Mandiri dan tidak
berpihak, hal ini dipertegas dalam Pasal 16 ayat 1 huruf a.
Ini menandakan begitu pentingnya hal tersebut bagi
Notaris.

- Sebagai seorang Notaris, pengemban profesi yang luhur


dan bermartabat, maka seorang Notaris dalam
menjalankan jabatannya berkewajiban untuk selalu
menjaga sikap, tingkah laku serta menjalankan jabatan
sesuai Kode Etik profesi, kehormatan, martabat dan
tanggung jawab sebagai Notaris.
 Notaris sebagai pejabat umum merupakan
pengemban profesi yang luhur yang
sekurang-kurangnya harus memenuhi
beberapa unsur :
 1. Mempunyai ilmu/ahli dibidangnya
 2. Ditujukan untuk kepentingan
masyarakat
 3. Taat dan patuh pada kode etiknya
 4. Tidak menjadikan penghasilan sebagai
tujuan.
Notaris mempunyai kewenangan dan kewajiban yang terbatas
sebagaimana terdapat dalam Pasal 15 UUJN.

Pasal 15 Kewenangan
(1) Notaris berwenang membuat akta autentik
mengenai Semua perbuatan, perjanjian, dan
penetapan yang diharuskan oleh peraturan
perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki
oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam
Akta autentik, menjamin kepastian tanggal
pembuatan Akta, menyimpan Akta, memberikan
grosse, salinan dan kutipan Akta, semuanya itu
sepanjang pembuatan Akta itu tidak juga
ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain
atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.
(2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Notaris berwenang pula:
a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal
surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;
b. membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar
dalam buku khusus;
c. membuat kopi dari asli surat di bawah tangan berupa
salinan yang memuat uraian sebagaimana
ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan;
d. melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya;
e. memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan
akta;
f . membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau
g. membuat akta risalah lelang
(3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1

dan ayat 2 Notaris mempunyai kewenangan lain yang


diatur dalam peraturan perundang-undangan
 Sikap dan perilaku notaris diatur dengan aturan atau
kaedah yang dapat dibagi :
 Notaris dalam menjalankan jabatan
 Notaris dalam berperilaku.
 Notaris didalam menjalankan jabatan mempunyai
kewajiban dan larangan yang dapat menjadi kompas
atau guidence dalam menjalankan jabatan dan
berperilaku sebagaimana terdapat dalam pasal 16 dan
pasal 17 UUJN dan pasal (3), pasal (4) serta Pasal
(5) Kode Etik Notaris serta Sumpah Jabatan Notaris.
 Notaris sebelum menjalankan jabatan wajib mengangkat
sumpah.
 Notaris sebagai pejabat umum yang
merupakan pejabat negara maka ada asas
dalam hukum publik sebagai pejabat negara
sebelum menjalankan jabatannya harus
mengucapkan sumpah sebagai pertanggung
jawaban kepada masyarakat, negara dan
kepada TUHAN YANG MAHA ESA.
 Pengucapan sumpah notaris terdapat dalam
pasal 4 UUJN
SUMPAH JABATAN NOTARIS :

SUMPAH.
Pasal 4.
(1) Sebelum menjalankan jabatannya, Notaris wajib
mengucapkan sumpah/janji menurut agamanya di
hadapan Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
(2) Sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berbunyi sebagai berikut:
"Saya bersumpah/berjanji:
bahwa saya akan patuh dan setia kepada Negara
Republik Indonesia, Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Undang-Undang tentang Jabatan Notaris serta
peraturan perundang-undangan lainnya.
bahwa saya akan menjalankan jabatan saya dengan
amanah, jujur, saksama, mandiri, dan tidak berpihak.

bahwa saya akan menjaga sikap, tingkah laku saya,


dan akan menjalankan kewajiban saya sesuai dengan
kode etik profesi, kehormatan, martabat, dan
tanggung jawab saya sebagai Notaris.

bahwa saya akan merahasiakan isi akta dan keterangan


yang diperoleh dalam pelaksanaan jabatan saya.

bahwa saya untuk dapat diangkat dalam jabatan ini, baik


secara langsung maupun tidak langsung, dengan nama
atau dalih apa pun, tidak pernah dan tidak akan memberikan
atau menjanjikan sesuatu kepada siapa pun."
 
Pasal 16 Kewajiban
(1) Dalam menjalankan jabatannya, Notaris wajib:
a. bertindak amanah, jujur, saksama, mandiri,
tidak berpihak, dan menjaga kepentingan
pihak yang terkait dalam perbuatan hukum;

Sikap dan perilaku Notaris harus atau wajib


mencerminkan kewajiban yang terdapat dalam
pasal 16 ayat 1 huruf a tersebut
Pasal 17 Larangan
(1) Notaris dilarang :
a. menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya;
b. meninggalkan wilayah jabatannya lebih dan 7 (tujuh)
hari
kerja berturut-turut tanpa alasan yang sah
c . merangkap sebagai pegawai negeri;
d. merangkap jabatan sebagai pejabat negara;
e. merangkap jabatan sebagai advokat;
f. merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai
badan Usaha milik negara, badan usaha milik daerah
atau badan usaha swasta;
 
 Sehingga dapat kita fahami dalam pasal 9
UUJN, Notaris diberhentikan sementara
antara lain karena melakukan perbuatan
tercela .
 yang dimaksud dengan perbuatan tercela
adalah melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan norma agama, norma
kesusilaan dan norma adat.
 Hal ini dikarenakan notaris adalah
pengemban profesi yang luhur dan
bermartabat.
Pasal 9
(1) Notaris diberhentikan sementara dari jabatannya
karena:
a. dalam proses pailit atau penundaan
kewajiban pembayaran utang;
b. berada di bawah pengampuan;
c. melakukan perbuatan tercela; atau
d. melakukan pelanggaran terhadap kewajiban

dan larangan jabatan serta kode etik Notaris


 Berkenaan dengan sikap dan perilaku
Notaris tidak saja terikat undang undang
jabatan notaris tetapi juga terikat pada
Kode Etik dan peraturan-peraturan
Perkumpulan serta keputusan-keputusan
organisasi perkumpulan Ikatan Notaris
Indonesia.
Pasal 83

(1) Organisasi Notaris menetapkan dan menegakkan


Kode Etik Notaris

(2) Organisasi Notaris memiliki buku daftar anggota dan

salinannya disampaikan kepada Menteri dan Majelis


Pengawas.

 
 
KODE ETIK

Pasal 3 Kewajiban
Notaris maupun orang lain (selama yang bersangkutan
menjalankan jabatan Notaris) wajib:
1. Memiliki moral, akhlak serta kepribadian yang baik;
2. Menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan
martabat Jabatan Notaris;
3. Menjaga dan membela kehormatan Perkumpulan;
4. Berperilaku jujur, mandiri, tidak berpihak, amanah,
seksama, penuh rasa tanggungjawab, berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan isi sumpah jabatan
Notaris;
Catatan

 Memiliki moral, akhlak serta kepribadian yang baik


merupakan sikap pokok dari Notaris, yang harus
dipunyai dan dijalankan oleh Notaris

 Kode Etik Notaris mempunyai fungsi sebagai upaya


mengatur perilaku Notaris melalui aturan atau kaedah.

 Aturan dan kaedah dalam Kode Etik dan UUJN dipakai


sebagai tolak ukur untuk menilai sikap dan perilaku
Notaris, apakah Notaris berperilaku baik atau patut
dalam menjalankan jabatan dan berperilaku, baik atau
tidak baik, patut atau tidak patut.
 Notaris yang menjalankan jabatan dengan
tidak menjalankan kewajiban-kewajiban
pasal 3 dan melanggar larangan yang
terdapat dalam pasal 4 kecuali yang
dikecualikan dalam pasal 5 Kode Etik
Notaris maka Notaris tersebut sudah dapat
dikatakan tidak bersikap dan berperilaku
sebagai Notaris
 Perlu kita ketahui dan fahami bahwa sikap dan perilaku
Pejabat Umum menjalankan 9 Prinsip :
 1. Prinsip Tanggung Jawab

 2. Prinsip Keadilan

 3. Prinsip Kemandirian

 4. Prinsip Integritas Moral

 5. Prinsip Mengutamakan kepentingan publik

 6. Prinsip Objektifitas

 7. Prinsip Kompetensi dan kehati-hatian

 8. Prinsip Kerahasiaan

 9. Prinsip kepastian hukum.

Kesembilan prinsip ini terdapat dalam Kode Etik Notaris


PENUTUP
 Sebagai penutup perlu diketahui dan difahami
bahwa sikap dan perilaku Notaris yang utama
adalah :
 Memiliki Moral, akhlak, serta kepribadian yang baik,
menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan
martabat jabatan Notaris.
 Bertindak amanah, jujur, saksama (teliti dan
berhati-hati), tidak berpihak dan menjaga
kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan
hukum.
 Menjalankan 9 (Sembilan) prinsip pelaksanaan
jabatan Notaris.
 Selamat berjuang mengikuti Ujian
penerimaan Notaris, semoga berhasil dan
menjadi Notaris yang berilmu dan
berintegritas.

 Sekian dan Terima kasih.

Jakarta, 9 April 2018

Badar Baraba, SH, MH.

Anda mungkin juga menyukai