Anda di halaman 1dari 7

SELAMAT DATANG

Terimakasih sudah hadir di


sini

ETIKA, KODE ETIK NOTARIS DAN ANALISA TINDAKAN


HUKUM
Kelompok 4

1
Nama Kelompok:

Acih 1111180083
Alif Niamal Aulia 1111180223
Bifadlika Satrio 1111180103
Gofar Rohman Santoso 1111180572
Nada Elvina Dwi Artanti 1111180003
Siti Nur Aisah 1111180173
Tsania el Untsa Fitria Rahma 1111180233

Jurusan Hukum
Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa

2
Pendahuluan

Pengertian Notaris Pengertian Kode Etik

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Pengertian kode etik  lainnya adalah suatu
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
aturan yang tertulis, secara sistematik
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
dengan sengaja di buat, berdasarkan
Jabatan Notaris (selanjutnya disebut UUJNP),
prinsip-prinsip moral yang ada serta ketika
Notaris didefinisikan sebagai pejabat umum yang
berwenang untuk membuat akta otentik dan memiliki
dibutuhkan bisa di fungsikan sebagai alat
kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam yang dapat digunakan menghakimi berbagai
Undang-Undang ini atau berdasarkan Undang- macam dari tindakan yang pada umumnya
Undang lainnya . dinilai menyimpang dari kode etik yang ada.

Fungsi Penting Notaris Fungsi Kode Etik

Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda


Fungsi penting dimiliki oleh Notaris dalam setiap yaitu sebagai perlindungan dan pengembangan
hubungan hukum kehidupan masyarakat, karena bagi profesi .fungsi seperti itu sama seperti apa
dalam melakukan hubungan hukum tersebut yang dikemukakan Gibson dan Michel(1945-449)
dibutuhkan adanya pembuktian tertulis berupa yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai
akta otentik. pedoman pelaksanaan tugas professional dan
pedoman bagi masyarakat sebagai seorang 3
professional..
Bagaimana Kaidah Hukum
memandang Kode Etik Notaris
sebagai dasar dalam melakukan
Tindakan Hukum?
Notaris dalam menjalankan jabatannya selain mengacu kepada Undang-
Undang Jabatan Notaris yaitu UUJN nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris, Para Notaris yang berpraktek di Indonesia bergabung dalam suatu
perhimpunan organisasi yaitu Ikatan Notaris Indonesia (INI). INI merupakan
kelanjutan dari De  Nederlandsch-Indische Notarieele Vereeniging, yang
dahulu didirikan di Batavia pada tanggal 1 Juli 1908 yang mendapat
pengesahan sebagai badan hukum dengan Gouvernements Besluit
(Penetapan Pemerintah) tanggal 5 September 1908 Nomor 9, Kemudian
mendapat pengesahan dari pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri
kehakiman RI pada tanggal 23 Januari 1995 Nomor C2-1011.HT.01.06 Tahun
1995, dan telah diumumkan dalam Berita Negara RI tanggal 7 April 1995
Nomor 28 Tambahan Nomor 1/P-1995. Kode Etik Notaris yang ditetapkan oleh
Ikatan Notaris Indonesia melalui alat perlengkapannya yaitu Kongres (Rapat
Anggota), dapat dikatakan merupakan penjabaran sebagian dari
ketentuan code of ethics yang diatur dalam UU Jabatan Notaris. Sistem
sanksi dan badan yang berwenang melakukan pembinaan terhadap notaris, 
yang diatur dalam UU Jabatan Notaris, berlaku dalam penegakan Kode Etik
Notaris yang ditetapkan oleh Kongres atau Rapat Anggota Ikatan Notaris
Indonesia, yaitu:

Pasal 9 ayat (1) huruf d UU Jabatan Notaris, berbunyi:


“Notaris diberhentikan sementara dari jabatannya, karena melakukan
pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan jabatan serta Kode Etik
Notaris.”

4
Pasal 73 ayat (1) huruf f UU Jabatan Notaris, berbunyi:
“Majelis Pengawas Wilayah berwenang: Mengusulkan pemberian sanksi terhadap Notaris kepada Majelis Pengfawas Pusat berupa pemberhentian sementara 3
(tiga)  bulan sampai dengan 6 bulan.”

Pasal 77 huruf c UU Jabatan Notaris, berbunyi:


“Majelis Pengawas Pusat, berwenang: Menjatuhkan sanksi pemberhentian sementara.”
Kaedah moral positif atau code of ethics yang diatur dalam UU Jabatan Notaris, memiliki jenis sanksi tersendiri, yang secara khusus diatur untuk masing
masing jenis pelanggarannya, yaitu:

Pasal 9 ayat (1) huruf c UU Jabatan Notaris, berbunyi:


“Notaris diberhentikan sementara  dari jabatannya, karena melakukan perbuatan tercela.”
(Penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf c, berbunyi: yang dimaksud dengan melakukan perbuatan tercela adalah melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan norma agama, norma kesusilaan dan norma adat).

Pasal 12 huruf c UU Jabatan Notaris, berbunyi:


“Notaris diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya oleh Menteri atas usul Majelis Pengawas Pusat apabila melakukan perbuatan yang
merendahkan kehormatan dan martabat jabatan notaris.
(Penjelasan Pasal 12 huruf c UU Jabatan Notaris, berbunyi: yang dimaksud dengan “perbuatan yang merendahkan kehormatan dan martabat, misalnya
berjudi, mabuk, menyalahgunakan narkoba dan berzina)

Dalam hal ini Kode Etik Notaris, secara materil selain diatur dalam bentuk tertulis juga dalam bentuk tidak tertulis atau disebut dengan  sense of ethics yaitu
nilai nilai kepantasan, kepatutan, kesusilaan  yang bersumber dari kesadaran hukum masyarakat Indonesia. Norma perbuatan yang tidak tercela dan
penghormatan terhadap martabat notaris, yeng bersifat abstrak perlu  dijabarkan secara konkrit  dalam bentuk  nilai nilai yang hidup dalam masyarakat
maupun nilai nilai global yang disepakati melalui konvensi konvensi internasional atau hukum internasional yang mengikat Indonesia
Bagaimana Analisa Tindakan Hukum yang sesuai
dengan Kode Etik Notaris?
Dalam menjalankan jabatannya, Notaris berkewajiban bertindak jujur,
saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak
yang terkait dalam perbuatan hukum. Sebagai seorang Notaris
terdapat larangan-larangan yaitu sebagai berikut:

Menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya merangkap jabatan sebagai advokat

merangkap jabatan sebagai pemimpin atau


Meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 pegawai badan usaha milik negara, badan
(tujuh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan usaha milik daerah atau badan usaha swasta
yang sah
merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah
merangkap sebagai pegawai negeri
di luar wilayah jabatan Notaris

merangkap jabatan sebagai pejabat negara menjadi Notaris Pengganti

6
PENUTUP

KESIMPULAN SARAN
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk
Setelah kelompok kami melakukan diskusi untuk makalah yang
membuat akta otentik dan kewenangan lainnya
berjudul etika profesi notaris, kami dapat memberikan saran agar
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No.30
para notaris di Indonesia dapat mematuhi Kode Etik Notaris yang
Tahun 2004. Notaris berhimpun dalam satu wadah
berlaku agar pekerjaannya dilakukan berdasarkan kewajiban dan
Organisasi Notaris. Organisasi Notaris menetapkan
memenuhi semua persyaratan yang berkaitan dengan
dan menegakkan Kode Etik Notaris. Kode Etik Notaris
pelaksanaan tugas jabatan Notaris.
tersebut juga menjaga agar seorang notaris tidak
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
norma agama, norma, kesusilaan, dan norma adat.
Serta tidak melakukan perbuatan yang merendahkan
kehormatan dan
(Komalasari, 2014: 3) martabat misalnya berjudi, mabuk,
menyalahgunakan narkoba, dan berzina.Organisasi
Notaris memiliki buku daftar anggota dan salinannya
disampaikan kepada Menteri dan Majelis Pengawas
7

Anda mungkin juga menyukai