Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RESUME PERATURAN JABATAN NOTARIS

PERATURAN JABATAN DAN KODE ETIK NOTARIS – PPAT

Disusun Oleh :

NANDA VIRDIA KUMALA

22/499176/PHK/11883

PERATURAN JABATAN DAN KODE ETIK NOTARIS – PPAT (D)

MAGISTER KENOTARIATAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2022
BAB I
PENGANGKATAN NOTARIS
1.1 Syarat Pengangkatan Notaris
Sebelum menjalankan jabatan dan kewenangan seorang notaris, maka calon
notaris harus mengurus izin pengangkatan notaris. Profesi notaris memberikan jasa
hukum kepada masyarakat seperti membuat akta. Sebagai pendahuluan untuk
membahas pengangkatan notaris, perlu diketahui pada Pasal 2 Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Notaris diangkat dan diberhentikan oleh
Menteri. Kemudian berdasarkan undang-undang sebagaimana pada Pasal 3 Undang-
Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris menegaskan syarat menjadi notaris, yaitu :

a. Warga negara Indonesia


b. Bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa
c. Berumur paling sedikit 27 (dua puluh tujuh) tahun
d. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan sehat dari
dokter dan psikiater
e. Berijazah sarjana hukum dan lulusan jenjang strata dua kenotariatan
f. Telah menjalani magang atau nyata-nyata telah bekerja sebagai karyawan notaris
paling singkat 24 (dua puluh empat) bulan bulan berturut-turut pada kantor notaris
atas Prakarsa sendiri atau atas rekomendasi organisasi notaris setelah lulus strata
dua kenotariatan
g. Tidak berstatus sebagai pegawai negeri, pejabat negara, advokat, atau tidak sedang
memangku jabatan lain yang oleh undang-undang dilarang untuk dirangkap
dengan jabatan Notaris
h. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih

Melihat pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor 19 tahun 2019 selain
syarat diatas, terdapat pula beberapa syarat khusus menjadi notaris, yaitu:

a. Membayar penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dengan ketentutan peraturan


perundang-undangan (Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2019)
b. Harus sesuai dengan formasi jabatan dan kategori daerah (Peraturan Menter
Hukum dan HAM nomo 19 tahun 2021)
c. Telah lulus ujian kode etik yang diadakan perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia
(INI)
d. Peraturan perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia
BAB II
PEMBERHENTIAN NOTARIS
2.1 Larangan dan Kewajiban Notaris
Sebelum masuk ke pemberhentian notaris, perihal kewajiban notaris pada
Pasal 16 ayat 1 huruf a UUJN bahwa notaris berkewajiban bertindak jujur, saksama,
mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan
hukum.

Kemudian disebutkan pula pada Pasal 17 UUJN larangan jabatan notaris.


Yaitu notaris dilarang :

a. Menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya;


b. Meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 (tujuh) hari kerja berturut-turut
tanpa alasan yang sah;
c. Merangkap sebagai pegawai negeri;
d. Merangkap jabatan sebagai pejabat negara;
e. Merangkap jabatan sebagai advokat
f. Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai badan usaha milik negara,
badan usaha milik daerah atau badan usaha swasta;
g. Merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah di luar wilayah jabatan
Notaris
h. Menjadi Notaris Pengganti; atau
i. Melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan,
atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan martabat jabatan
Notaris.

2.2 Pemberhentian Notaris


Notaris berhenti atau diberhentikan secara terhormat sebagaimana dalam Pasal
8 ayat (1) UUJN, karena :

a. Meninggal dunia
b. Telah berumur 65 (enam puluh lima) tahun
c. Permintaan sendiri
d. Tidak mampu secara rohani dan/atau jasmani untuk melaksanakan tugas jabatan
Notaris secara terus menerus lebih dari 3 (tiga) tahun
e. Merangkap jabatan

Pengaturan diatas mengenai berhenti atau diberhentikannya notaris secara


tetap.

Adapun notaris diberhentikan sementara, dalam Pasal 9 UUJN karena :

a. Dalam proses pailit atau penundaan kewajiban pembayaran utang


b. Berada di bawah pengampuan
c. Melakukan perbuatan tercela
d. Melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan jabatan

Atas pemberhentian sementara notaris diberikan kesempatan untuk melakukan


pembelaan secara berjenjang di hadapan Majelis Pengawas Daerah, Pusat dan Wilayah.
Pemberhentian sementara dilakukan oleh Menteri atas usul Majelis Pengawas Pusat.
Kemudian notaris diberhentikan sementara dapat diangkat kembali menjadi seorang
notaris sebagaimana yang telah diatur oleh Pasal 10 UUJN.

Pasal 12 UUJN, menjelaskan bahwa notaris dapat diberhentikan tidak hormat


oleh Menteri atas usulan Majelis Pengawas Pusat (MPP), apabila :

a. Dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh


kekuatan hukum tetap
b. Berada di bawah pengampuan secara terus-menerus lebih dari 3 (tiga) tahun
c. Melakukan perbuatan yang merendahkan kehormatan dan martabat jabatan
Notaris; atau
d. Melakukan pelanggaran berat terhadap kewajiban dan larangan jabatan

Pasal 13 UUJN, Notaris diberhentikan dengan tidak hormat oleh Menteri


karena dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
BAB III
SUMPAH / JANJI JABATAN
3.1 Sumpah Jabatan Notaris
Menyambung ke Pasal 4 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 :

(1) Sebelum menjalankan jabatannya, Notaris wajib mengucapkan


sumpah/janji menurut agamanya di hadapan Menteri atau pejabat yang
ditunjuk
(2) Sumpah/ janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbunyi sebagai
berikut “Saya bersumpah/berjanji:
- bahwa saya akan patuh dan setia kepada Negara Republik Indonesia,
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Undang-Undang tentang Jabatan Notaris serta peraturan
perundang-undangan lainnya. bahwa saya akan menjalankan jabatan
saya dengan amanah, jujur, saksama, mandiri, dan tidak berpihak.
- bahwa saya akan menjaga sikap, tingkah laku saya, dan akan
menjalankan kewajiban saya sesuai dengan kode etik profesi,
kehormatan, martabat, dan tanggung jawab saya sebagai Notaris.
bahwa saya akan merahasiakan isi akta dan keterangan yang diperoleh
dalam pelaksanaan jabatan saya.
- bahwa saya untuk dapat diangkat dalam jabatan ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dengan nama atau dalih apa pun,
tidak pernah dan tidak akan memberikan atau menjanjikan sesuatu
kepada siapa pun.”

Perihal sumpah tersebut pada Pasal 5 Undang-Undang Nomor 30 Tahun


2004 menyatakan pengucapan sumpah atau janji jabatan notaris tersebut dilakukan
dalam waktu paling lambat 2 bulan terhitung sejak tanggal keputusan
pengangkatan sebagai notaris. Disambung oleh Pasal 6 Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2004 dalam hal pengucapan sumpah/janji tidak dilakukan dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, keputusan pengangkatan Notaris
dapat dibatalkan oleh Menteri.
Dalam jarak waktu 30 hari sejak tanggal surat keputusan sumpah wajib, setelah
notaris diangkat dan mengucapkan sumpah, dalam waktu 30 hari harus melaksanakan
ketentuan Pasal 7 UUJN :

a. Menjalankan jabatannya dengan nyata


b. Menyampaikan berita acara sumpah/janji jabatan notaris kepada Menteri,
Organisasi Notaris, dan Majelis Pengawas Daerah dan
c. Menyampaikan alamat kantor, contoh tanda tangan, dan paraf, serta teraan
cap/stemple jabatan Notaris berwarna merah kepada Menteri dan pejabat lain yang
bertanggung jawab di bidang agrarian/pertanahan, Organisasi Notaris, ketua
pengadilan negeri, Majelis Pengawas Daerah, serta bupati atau walikota di tempat
Notaris diangkat.
BAB IV
INVENTARIS KANTOR NOTARIS YANG HARUS DIMILIKI
Dalam meningkatkan pelayanan yang maksimal dari seorang notaris salah
satunya adalah dari kantor notaris itu sendiri sebab dalam hal mengelola kantor yang
baik dapat menimbulkan kesan yang baik pula bagi notarisnya itu sendiri.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar sebuah kantor Notaris dapa


melaksanakan seluruh kegiatan dan aktivitasnya tersebut, meliputi :

1. Kantor ;

2. Inventaris (Peralatan) kantor ;

3. Karyawan ; dan

4. Pendokumentasian/tata kearsipan.

Rinciannya yaitu:

1. Kantor

Salah satu daya tarik yang dapat memikat klien adalah kantor Notaris itu
sendiri. Sebuah kantor Notaris yang baik dapat menimbulkan kesan yang baik bagi
Notarisnya.

2. Inventaris (Peralatan) kantor

Kecepatan dan kenyamanan bekerja dapat terwujud jika minimal dalam


suatu kantor Notaris terdapat inventaris/peralatan sebagai berikut :

a. Komputer dan printer ;

b. Internet ;

c. Mesin ketik ;

d. Meja dan kursi ;

e. Lemari penyimpanan.

Dalam menentukan pilihan dan pengadaan perlengkapan inventaris kantor,


beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah:
a. Jenis pekerjaan dan cara penyelesaiannya.

b. Kemampuan dan kebutuhan pegawai yang menggunakannya.

c. Fleksibilitas penggunaan.

d. Kualitas dan kuantitas pekerjaan.

e. Harga dan layanan purna jual.

f. Nilai keindahan.

3. Karyawan

Demi kelangsungan kantornya, seorang Notaris memerlukan karyawan-


karyawan yang dapat membantu, baik dalam persiapan dan penyelesaian akta-akta
maupun dalam pengadministrasian akta/surat/dokumen.

4. Pendokumentasian/tata kearsipan

Tata kearsipan dapat diartikan sebagai cara pengaturan dan penyimpanan


dokumen secara teratur, sehingga setiap saat diperlukan dapat dengan mudah dan
cepat ditemukan kembali.
BAB V
KETERKAITAN PERIHAL KENOTARISAN PADA PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2019
Pada Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2019 tentang Jenis
dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara bukan Pajak yang Berlaku pada Kementrian
Hukum dan Hak Asasi Manusia, menyebutkan jenis penerimaan negara bukan pajak yang
berlaku pada kemenkumham meliputi penerimaan dari:

a. Pelayanan jasa hukum


b. Pendidikan dan Pelatihan
c. Pelayanan keimigrasian
d. Pelayanan kekayaan intelektual
e. Pelayanan kesehatan;
f. Kegiatan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka pembinaan kemandirian
warga binaan pemasyarakatan

Berdasarkan jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terdapat yang berasal
dari pelayanan jasa hukum, dimana salah satu jenisnya adalah notariat.

Berdasarkan peraturan tersebut diatas, bidang kenotariatan mempunyai beberapa


PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) diantaranya yang berkaitan dengan pengangkatan
Notaris, pengangkatan Notaris pindahan dan perpanjangan masa jabatan Notaris. Adapun
biaya PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) tersebut adalah:

1. Permohonan akses :
a. Pengangkatan Notaris (per orang) Rp. 200.000,00
b. Pengangkatan Notaris pindahan (per orang) Rp. 200.000,00
2. Pengangkatan Notaris (per orang) Rp. 1.000.000,00
BAB VI
PUTUSAN-PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI YANG
BERKAITAN DENGAN NOTARIS
• Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 16/PUU-XVIII/2020 tentang Persetujuan
Majelis Kehormatan Notaris Atas Pemanggilan Notaris Dalam Pemeriksaan
Perkara Tindak Pidana
• Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 49/PUU-X/2012 yang mencabut salah satu
wewenang dari Majelis Pengawas Daerah sebagaimana diatur dalam ketentuan
Pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004

Anda mungkin juga menyukai