JABATAN
NOTARIS
NOT/PPAT. AGUNG HERNING I.P., SH., M.HUM
KEWAJIBAN INGKAR NOTARIS
Kewajiban ingkar (Verschoningsplicht) Notaris merupakan salah satu bagian dari sumpah/janji
Notaris yaitu bahwa Notaris akan merahasiakan isi akta dan keterangan yang diperoleh dalam
pelaksaan jabatan Notaris (Ps 4 ayat (2) UUJN)
Notaris berkewajiban untuk merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala
keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan, kecuali UU
menentukan lain Ps 16 ayat (1) huruf f UUJN)
Notaris hanya dapat memberikan, memperlihatkan atau memberitahukan isi akta, Grosse akta, salinan
akta dan kutipan akta kepada orang yang berkepentingan langsung pada akta, ahli waris, orang yang
mempunyai hak, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan Ps 54 ayat (1) UUJN)
Hak dan Kewajiban Ingkar Notaris
“Dibebaskan dari Kewajibanya memberikan kesaksian”
Wajib Merahasiakan
Pasal 4 ayat (2) UUJN, Pasal 16 Ayat (1) huruf f UUJN Perubahan, Pasal 54 Ayat
(1) UUJN Perubahan
Dapat dikenakan pasal 322 ayat (1) dan (2) KUHP yaitu membongkar rahasia. Padahal Notaris
berkewajiban untuk menyimpannya.
Berdasarkan Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk merahasiakan isi akta Notaris
sehubungan dengan pembuatan akta tersebt adalah merupakan suatu kewajiban jabatan
Notaris. Untuk mengundurkan duru sebagai saksi atau menolak untuk memberikan keterangan
sebagai saksi merupakan suatu kewajiban bagi Notaris (Verschoningssplicht)
PENGAWASAN NOTARIS
Pengawasan terhadap Notaris sebelum diundangkan UUJN dilakukan oleh pengadilan Negeri
setempat.
Pasca diundangkan UUJN, pengawasan terhadap Notaris dilakukan oleh Majelis Pengawas yang
terdiri dari (Pasal 68 UUJN) :
1. Majelis Pengawas Daerah
2. Majelis Pengawas Wilayah
3. Majelis Pengawas Pusat
Majelis Pengawas adalah suatu badan yang mempunyai kewenangan dan Kewajiban untuk
melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Notaris
MPD ada ditingkat Kota/Kabupaten
MPW ada ditingkat Propinsi
MPP ada ditingkat Pusat
Majelis Pengawas Daerah
MPD dibantu oleh seorang sekretaris atau lebih yang ditunjuk dalam rapat MPD
KEWENANGAN MPD (Ps. 70 UUJN)
a. menyelenggarakan sidang untuk. memeriksa adanya dugaan pelanggaran Kode Etik Notaris atau
pelanggaran pelaksanaan jabatan Notaris;
b. melakukan pemeriksaan; terhadap Protokol Notaris secara berkala 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun atau setiap waktu yang dianggap perlu;
c. memberikan izin cuti untuk waktu sampai dengan 6 (enam) bulan;
d. menetapkan Notaris Pengganti dengan memperhatikan usul Notaris yang bersangkutan;
e. menentukan tempat penyimpanan Protokol Notaris yang pada saat serah terima Protokol Notaris
telah berumur 25 (dua puluh lima) tahun atau lebih;
f. menunjuk Notaris yang akan bertindak sebagai pemegang sementara Protokol Notaris
yang diangkat sebagai pejabat negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4)
g. menerima laporan dari masyarakat mengenai adanya dugaan pelanggaran Kode Etik
Notaris atau pelanggaran ketentuan dalam Undang-Undang ini; dan
h. membuat dan menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b,
huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf g kepada Majelis Pengawas Wilayah.
KEWAJIBAN MPD (Ps 71 UUJN)
a. mencatat pada buku daftar yang termasuk dalam Protokol Notaris dengan menyebutkan tanggal
pemeriksaan, jumlah akta serta jumlah surat di bawah tangan yang disahkan dan yang dibuat sejak tanggal
pemeriksaan terakhir;
b. membuat berita acara pemeriksaan dan menyampaikannya kepada Majelis Pengawas Wilayah setempat,
dengan tembusan k°pada Notaris yang bersangkutan, Organisasi Notaris, dan Majelis Pengawas Pusat;
c. merahasiakan isi akta dan hasil pemeriksaan;
d. menerima salinan yang telah disahkan dari daftar akta dan daftar lain dari Notaris dan merahasiakannya;
e. memeriksa laporan masyarakat terhadap Notaris dan menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut kepada
Majelis Pengawas Wilayah dalam waktu 30 (tiga puluh) hari, dengan tembusan kepada pihak yang
melaporkan, Notaris yang bersangkutan, Majelis Pengawas Pusat, dan Organisasi Notaris.
f. menyampaikan permohonan banding terhadap keputusan penolakan cuti.
Majelis Pengawas Wilayah
MPW dibentuk dan berkedudukan di Ibukota Provinsi
Keanggotaan MPW terdiri atas Unsur-unsur sebagaimana MPD
MPW dibantu oleh seorang sekretaris atau lebih yang ditunjuk dalam Rapat MPW
Kewenangan MPW (Ps 73 ayat (1) UUJN)
a. menyelenggarakan sidang untuk memeriksa dan mengambil keputusan atas laporan masyarakat yang
disampaikan melalui Majelis Pengawas Wilayah;
b. memanggil Notaris terlapor untuk dilakukan pemeriksaan atas laporan sebagaimana dimaksud pada
huruf a;
c. memberikan izin cuti lebih dari 6 (enam) bulan sampai 1 (satu) tahun;
d. memeriksa dan memutus atas keputusan Majelis Pengawas Daerah yang menolak cuti yang diajukan
oleh Notaris pelapor;
Lanjutan..
e. memberikan sanksi berupa teguran lisan atau tertulis;
f. mengusulkan pemberian sanksi terhadap Notaris kepada Majelis
Pengawas Pusat berupa:
1. pemberhentian sementara 3 (tiga) bulan sampai dengan 6 (enam)
bulan; atau
2. pemberhentian dengan tidak hormat.
SIDANG PEMERIKSAAN OLEH
MPW
Diatur dalam Pasal 74 UUJN:
1) Pemeriksaan dalam sidang Majelis Pengawas Wilayah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1) huruf a bersifat tertutup untuk umum.
2) Notaris berhak untuk membela diri dalam pemeriksaan dalam sidang
Majelis Pengawas Wilayah.
KEWAJIBAN MPW
Dengan lahirnya Majelis Kehormatan Notaris (MKN) maka fungsi MPD menjadi berkurang
karena fungsi pembinaan saat ini ada pada MKN
Apabila ada seseorang Notaris yang dipanggil/diperiksa oleh penyidik, Maka MPD dalam
waktu selambat-lambatnya 30 hari harus memberikan jawaban untuk menerima/ menolak
pemanggilan/ pemeriksaan tersebut.
Apabila lebih dari 30 hari Penyidik tidak memberikan jawaban, maka MKN
dianggap menyetujui pemanggilan/ Pemeriksaan Notaris Ybs.