Latar Belakang
Dasar Hukum
Harapan
I
II
III
IV
©2020 2
Latar Belakang (1/3)
“revitalisasi Perum Perumnas menjadi badan “Pembentukan lembaga pencadangan “… Untuk melaksanakan tujuan tersebut
tanah bagi pembangunan untuk Pemerintah belum memiliki instrumen
pelaksana pembangunan perumahan
kepentingan umum (bank tanah) untuk kelembagaan yang khusus. Dengan demikian,
sekaligus pengelola Bank Tanah untuk
menjamin kepastian ketersediaan tanah diperlukan lembaga khusus yang mewakili
perumahan”
untuk keperluan pembangunan di berbagai negara untuk melakukan penyediaan tanah bagi
sector.” pembangunan sesuai dengan Rencana Tata
“Peningkatan efektifitas dan efisiensi
Ruang Wilayah (RTRW). Lembaga negara
manajemen lahan dan hunian di perkotaan
(PRIORITAS PENGUATAN KERANGKA tersebut disebut Lembaga Penyediaan Tanah atau
melalui fasilitasi penyediaan rumah susun
KELEMBAGAAN 2015-2019, butir 7 dikenal dengan “Bank Tanah”. Dalam
milik, fasilitas penyediaan dan revitalisasi
huruf I, hlm. 7-17) pelaksanaannya Bank Tanah diamanatkan untuk
rumah susun sewa, serta pengembangan
melakukan pembelian bidang-bidang tanah
instrumen pengelolaan lahan untuk
untuk dimanfaatkan pembangunan kepentingan
perumahan seperti konsolidasi lahan (land
umum atau menjual kembali dengan harga
consolidation), bank tanah (land banking),
tertentu bagi keperluan pembangunan. Dengan
serta pemanfaatan lahan seperti lahan milik
demikian, sasaran meningkatnya kepastian
Negara, BUMN, swasta, dan masyarakat, tanah
ketersediaan tanah bagi pembangunan untuk
terlantar, serta tanah wakaf”.
kepentingan umum diasumsikan tercapai dengan
Pembentukan Kelembagaan Penyediaan
(Sasaran Pembangunan Perumahan, Sasaran
Tanah (Bank Tanah) yang ditetapkan melalui
dan Arah Kebijakan Strategis, hlm. 6 – 97/98
penyusunan Peraturan Presiden (Perpres)»
Buku Pertama RPJMN 2015-2019)
(Butir 8.2.3 Pertanahan, angka 3, hlm. 8-43, Buku II
RPJM 2015-2019)
©2020 3
Latar Belakang (2/2)
Pencadangan tanah bagi pembangunan Pencadangan Tanah bagi Pencadangan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
untuk kepentingan umum Negara memiliki Pembangunan untuk kepentingan Kepentingan Umum Upaya mewujudkan
kewenangan untuk melakukan Umum Dalam rangka pencadangan institusi/lembaga pencadangan tanah, memerlukan
pencadangan tanah yang akan digunakan tanah bagi pembangunan untuk peran dan kerjasama dari beberapa instansi
sebesar-besarnya untuk kemakmuran kepentingan umum perlu pemerintah sebagai berikut :
rakyat. penyusunan kebijakan dan a. Kementerian PPN/Bappenas: Melakukan kajian
Dalam pelaksanaannya pencadangan tanah peraturan perundang-undangan pengembangan konsep bank tanah
oleh negara tidak terikat waktu untuk dalam bentuk Perpres untuk b. Kementerian Hukum dan HAM: Penyusunan
melakukan pemanfaatan pada bidang- pembentukan bank tanah yang peraturan perundang-undangan terkait bank
bidang tanah yang dikuasai. Kebijakan mengatur kelembagaan bank tanah.
tersebut dicapai dengan strategi sebagai tanah, kewenangan, sumber c. Kementerian Keuangan: (i) Mengalokasikan
berikut: pendanaannya serta pemanfaatan anggaran untuk pembentukan
a. Penyiapan regulasi pembentukan tanah yang berasal dari bank institusi/lembaga bank tanah; (ii)
lembaga bank tanah berupa Peraturan tanah. Mengalokasikan anggaran pembelian bidang-
Presiden (Perpres); bidang tanah pada kawasan yang diprioritaskan
b. Mewakili negara untuk melakukan (Buku II, RPJMN 2015 – 2019, hlm. pembangunannya.
pembelian bidang-bidang tanah 8-88) d. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN: (i)
pada kawasan-kawasan yang Membentuk Badan Layanan Umum (BLU)
diprioritaskan pembangunannya. penyediaan tanah/Bank Tanah; (ii) Menyiapkan
(Buku II, RPJMN 2015 – 2019, hlm, 8 – 57) SDM dan mekanisme praktek pencadangan tanah
©2020 4
Latar Belakang (3/3)
©2020 5
Dasar Hukum (1/2)
BAB VIII
PENGADAAN TANAH
Bagian Kesatu
UU NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
Pasal 122
Umum Dalam rangka memberikan kemudahan dan kelancaran dalam pengadaan tanah untuk
kepentingan penciptaan kerja, Undang-Undang ini mengubah, menghapus, atau menetapkan
pengaturan baru beberapa ketentuan yang diatur dalam:
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum (UU 2/2012); dan
b. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (UU 41/2009)
Bagian Kedua
Terdapat:
Pengadaan Tanah bagi
a. perubahan 11 pasal dalam UU 2/2012 (Pasal 8, Pasal 10, Pasal 14, Pasal 19, Pasal 24,
Pembangunan
Pasal 28, Pasal 34, Pasal 36, Pasal 40, Pasal 42 dan Pasal 46); dan
Untuk Kepentingan Umum
b. penambahan 3 pasal dalam UU 2/2020 (Pasal 19A, 19B, dan 19C).
Bagian Ketiga
Perlindungan Lahan Terdapat perubahan 2 pasal dalam UU 41/2019 (Pasal 44 dan Pasal 73).
Pertanian dengan
Berkelanjutan
©2020 6
Dasar Hukum (1/2)
BAB VIII
PENGADAAN TANAH
UU NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
Pasal 127
Badan bank tanah dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat transparan,
akuntabel, dan nonprofit.
Pasal 128
Sumber kekayaan badan bank tanah dapat berasal dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. Pendapatan sendiri;
c. Penyertaan modal negara; dan
d. sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
©2020 7
Dasar Hukum (1/2)
BAB VIII
PENGADAAN TANAH
UU NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
Pasal 130
Badan bank tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 125 terdiri atas:
a. Komite;
b. Dewan Pengawas; dan
c. Badan Pelaksana.
©2020 8
Dasar Hukum (1/2)
BAB VIII
PENGADAAN TANAH
UU NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
Pasal 132
(1) Dewan Pengawas berjumlah paling banyak 7 (tujuh) orang terdiri atas 4
(empat) orang unsur profesional dan 3 (tiga) orang yang dipilih oleh
Pemerintah Pusat.
(2) Terhadap calon unsur profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan proses seleksi oleh Pemerintah Pusat yang selanjutnya disampaikan
ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk dipilih dan disetujui.
(3) Calon unsur profesional yang diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling sedikit berjumlah 2
(dua) kali jumlah yang dibutuhkan.
Pasal 133
(1) Badan Pelaksana terdiri atas Kepala dan Deputi.
(2) Jumlah Deputi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Ketua
Komite.
(3) Kepala dan Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Komite.
(4) Pengangkatan dan pemberhentian Kepala dan Deputi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat diusulkan oleh Dewan Pengawas.
©2020 9
Dasar Hukum (1/2)
BAB VIII
PENGADAAN TANAH
UU NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
Pasal 135
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan badan bank tanah diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
Paragraf 2
Penguasaan Perubahan 7 Pasal
Hak
Pengelolaan
Paragraf 3
Perubahan 3 Pasal
Satuan Rumah
Susun untuk
orang asing
Paragraf 4
Pemberian Hak
Perubahan 2 Pasal
atas Tanah/Hak
Pengelolaan
pada ruang
atas tanah dan
Ruang Bawah
Tanah
©2020 10
Aspek Tata Kelola (PP 64/2021)
No. Topik BBT LPS Issue
©2020 11
Aspek Tata Kelola (PP 64/2021)
No. Topik BBT LPS Issue
4. Sumber Kekayaan Pasal 27 Kekayaan LPS Apakah sumber kekayaan BBT ini
Sumber kekayaan Bank Tanah dapat Pasal 81 merupakan bagian dari
berasal dari: (1) Modal awal LPS ditetapkan sekurang- keseluruhan modal sebesar Rp
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja kurangnya Rp4.000.000.000.000,00 2,5 Triliun yang diatur dalam
Negara (APBN); (empat triliun rupiah) dan sebesar- Pasal 43 PP 64/2021.
b. Pendapatan sendiri; besarnya Rp8.000.000.000.000,00
c. Penyertaan modal negara; dan/atau (delapan triliun rupiah). Dalam definisi Pasal 1 angka 4 PP
d. Sumber lain yang sah sesuai dengan (2) Kekayaan LPS merupakan aset negara 64/2021 disebutkan bahwa
ketentuan peraturan perundang- yang dipisahkan. “kekayaan bank tanah” adalah
undangan. (3) LPS bertanggung jawab atas pengelolaan semua kekayaan yang dikuasai
dan penatausahaan semua asetnya. Bank Tanah baik berwujud atau
tidak berwujud yang bernilai …”
5. Fasilitas Pasal 29 ayat (2) Tidak ada pengaturan Perlu dilakukan identifikasi
Perpajakan Perolehan, pengadaan, kepemilikan, pengertian “tidak mendapatkan
penguasaan dan/atau pemanfaatan atas keuntungan” mengingat
tanah oleh Bank Tanah dikecualikan dari berdasarkan Pasal Pasal 23 huruf
kewjaiban membayar PBB dan/atau Bea d jo. Pasal 26 PP 64/2021
Perolehan Hak atas tanah dan Bangunan terdapat pengenaan tarif
sepanjang tidak dilakukan dalam rangka pelayanan untuk pemanfaatan
mendapatkan keuntungan. tanah dalam bentuk sewa, sewa
beli, jual beli, dan bentuk lainnya.
6. Struktur Pasal 31 Pasal 62 Berdasarkan Pasal 31, kedudukan
Organisasi Struktur Bank Tanah terdiri dari: Organ LPS terdiri atas Dewan Komisioner dan Komite bukan bagian dari organ
a. Komite; Kepala Eksekutif. BBT dalam pengambilan
b. Dewan Pengawas; dan Pasal 63 keputusan. Berdasarkan Pasal 2
c. Badan Pelaksana (1) Dewan Komisioner adalah pimpinan LPS. ayat (3) Bank Tanah
(2) Dewan Komisioner merumuskan dan bertanggungjawab kepada
Komite menetapkan “kebijakan strategis menetapkan kebijakan serta melakukan Presiden melalui Komite.
Bank Tanah” pengawasan dalam rangka pelaksanaan
tugas dan wewenang LPS sebagaimana Apakah sebelum disampaikan
Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana diatur dalam Undang-Undang ini. pertanggungjawaban kepada
merupakan “organ Bank Tanah.” (3) Dewan Komisioner dipimpin oleh seorang Presiden harus mendapat
Ketua Dewan Komisioner. persetujuan terlebih dahulu dari
Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud Pasal 64 Komite?
bertugas melakukan pengawasan dan (1) Salah satu anggota Dewan Komisioner yang
memberikan nasihat kepada Badan ditetapkan sebagai Kepala Eksekutif Pasal 32: Ketentuan tugas dan
Pelaksana dalam menjalankan kegiatan bertugas melaksanakan kegiatan tata cara penetapan Komite
penyelenggaraan Bank Tanah. operasional LPS. diatur dalam Peraturan
(2) Tugas dan wewenang Kepala Eksekutif Presiden.
ditetapkan dalam Keputusan Dewan
Komisioner.
©2020 13
Aspek Tata Kelola (PP 64/2021)
No. Topik BBT LPS Issue
©2020 14
Aspek Tata Kelola (PP 64/2021)
No. Topik BBT LPS Issue
10. Badan Pelaksana Pasal 34 Ketentuan terkait dengan Kepala Eksekutif Secara substantif, pengaturan Organ
1. Badan Pelaksana terdiri dari Kepala dan dan Direksi diatur dalam Undang-undang. BBT masih menunggu pengaturan
Deputi; dilevel Peraturan Presiden, termasuk
2. Jumlah Deputi ditetapkan oleh Ketua Struktur Organisasi Eksekutif hanya tata cara pengambilan keputusan.
Komite ditetapkan oleh Dewan Komisioner.
3. Kepala dan Deputi diangkat dan Anggota Komite merupakan jabatan
diberhentikan oleh Ketua Komite. ex-officio yang diketuai oleh Menteri
4. Pengangkatan dan pemberhentian yang menyelenggarakan urusan
kepala dan deputi dapat diusulkan oleh pemerintahan di bidang
DP. agraria/pertanahan dan tata ruang.
5. Ketentuan mengenai penetapan,
pengangkatan dan pemberhentian, Dalam PP ini belum diatur apakah
masa tugas, struktur organisasi, tugas Komite bersifat kolegial sehingga
dan wewenang dan kewajiban BP diatur keputusan Komite harus didasarkan
dalam Peraturan Presiden. rapat Komite.
11. Besaran Hak Pasal 35 Ketentuan terkait sistem kepegawaian, Secara substantif, pengaturan
Keuangan dan Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan sistem penggajian, penghargaan, program mengenai hak dan benefit masih
Fasilitas besaran hak keuangan dan fasilitas pensiun dan tunjangan hari tua, serta menunggu pengaturan dilevel
untuk Komite, Dewan Pengawas dan penghasilan lainnya bagi pegawai LPS Peraturan Presiden.
Badan Pelaksana pada Bank Tanah diatur ditetapkan oleh Dewan Komisioner.
dengan Peraturan Presiden
©2020 15
Aspek Tata Kelola (PP 64/2021)
No. Topik BBT LPS Issue
12. Pembentukan Pasal 36 Dalam UU LPS mengatur mengenai Berdasarkan Pasal 31 ayat (5)
Badan Usaha 1. BBT dapat bekerjasama dengan pihak kewenangan LPS untuk menunjuk, disebutkan bahwa BP bertindak
lain dalam menjalankan menguasakan, dan/atau menugaskan mewakili BBT didalam dan luar
kewenangannya; pihak lain untuk bertindak bagi pengadilan.
2. BBT dapat menerima tanah titipan dan kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna
mengelola dalam bentuk Kerjasama melaksanakan sebagian tugas tertentu (Ps. Dalam pembentukan badan usaha
usaha. 6 auay (1) huruf g). atau badan hukum dilakukan oleh
Pasal 37 Kepala Badan Pelaksana, apakah tidak
1. BBT dapat membentuk Badan Usaha Pembentukan badan hukum hanya untuk perlu melalui pengambilalian
atau badan hukum; pengelolaan asset sementara dan dibatasi keputusan dalam organ Badan
2. Pembentukan badan usaha atau badan hanya 2 (tahun) harus dilakukan divestasi. Pelaksana.
hukum dilakukan oleh Kepala Badan
Pelaksana setelah mendapat
persetujuan Komite.
13. Kewenangan Pasal 38 Berdasarkan Pasal 72 UU LPS keputusan DK Perlu diperhatikan tata Kelola dalam
Kepala Badan 1. Kepala Badan Pelaksana dapat didasarkan rapat Dewan Komisioner, untuk pengambilan keputusan dalam Badan
Pelaksana menghentikan atau membatalkan melakukan tindakan di dalam maupun di Pelaksana, apakah melalui Rapat
secara sepihak apabila tanah dialihkan, luar pengadilan. Badan Pelaksana atau bisa diskresi
mengalami kerusakan, ditelantarkan, Kepala Badan Pelaksana.
dan/atau tidak dimanfaatkan sesuai
kesepakatan Kerjasama;
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai
mekanisme penghentian dan
pembatalan Kerjasama diatur dalam
Peraturan Kepala Badan pelaksana,
©2020 16
Aspek Tata Kelola (PP 64/2021)
No. Topik BBT LPS Issue
16 Pengelolaan Pasal 42 ayat (1): Pasal 6 ayat (1) huruf c: Kegiatan pengelolaan kekayaan
Keuangan Bank Tanah menyelenggarakan kegiatan Dalam rangka melaksanakan tugas, LPS dalam UU LPS diatur secara tegas
pengelolaan keuangan yang didasarkan mempunyai wewenang melakukan sebagai wewenang dalam UU,
pada tata kelola yang baik. pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS sehingga pengelolaannya tidak
Pasal 42 ayat (5) tunduk pada ketentuan tentang UU
Ketentuan lebih lanjut mengenai mengenai perbendaharaan negara.
pengeiolaan keuangan diatur dengan
Peraturan Komite. Perlu dikaji, dalam PP ini Komite
ditetapkan bukan sebagai Organ BBT
tetapi bisa mengeluarkan
“Peraturan”.
©2020 17
Aspek Tata Kelola (PP 64/2021)
No. Topik BBT LPS Issue
17. Permodalan Pasal 43 (1) Dalam UU LPS juga mengatur ketentuan Perlu diatur proses bisnis dalam
Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan permodalan dan tata cara penambahan pelaksanaan pinjaman dan mitigasi
kewenangannya, Bank Tanah diberikan modal atau pinjaman kepada pihak lain risiko terkait dengan proyeksi
modal sebesar Rp2.5 triliun lima ratus atau kepada Pemerintah. pengambilan pinjaman atau jaminan
miliar. yang diberikan sehubungan dengan
Pasal 44 pinjaman.
1. Bank Tanah dapat melakukan pinjaman
dalam rangka pembiayaan peningkatan
kapasitas pengeloiaan aset yang
dicantumkan dalarn rencana kerja dan
anggaran Bank Tanah.
2. Pelaksanaan pinjaman harus
mendapatkan persetujuan dari Komite
dan/atau Dewan Pengawas yang
ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Presiden.
18. Penghapusan aset Pasal 45 Di UU LPS, terdapat pengaturan secara Perlu dikaji apakah penghapusan aset
(1) Bank Tanah dapat melakukan tegas dalam pengelolaan kekayaan dapat ini dapat diatur dalam pengaturan
penghapusan aset tetap non tanah melakukan hapus buku dan hapus tagih dilevel PP.
dari pembukuan atau neraca Bank berdasarkan Pasal 46 ayat (5) UU PPKSK jo.
Tanah. Putusan MK No. 1/PUU-XVI/2018.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai
penghapusan aset tetap non tanah
sebagaimana diatur dengan Peraturan
Komite.
©2020 18
Aspek Tata Kelola (PP 64/2021)
No. Topik BBT LPS Issue
19. Laporan Tahunan Pasal 48 Pasal 86 UU LPS: Perlu diatur proses bisnis: apakah
dan 1. Badan Pelaksana wajib menyusun Rencana Kerja dan Anggaran LPS penyampaian laporan tahunan
Pertanggungjawab laporan tahunan Bank Tanah dan disampaikan oleh Kepala Eksekutif untuk kepada Presiden harus mendapat
an. disampaikan kepada Presiden melalui mendapat persetujuan Dewan Komisioner. persetujuan terlebih dahulu oleh
Komite. Komite.
2. Ketentuan mengenai tata cara Pasal 87 UU LPS
penyusunan laporan tahunan Bank Dewan Komisioner menyampaikan Banyak pengeturan lebih operasional
Tanah, pertanggungjawaban Badan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang diatur dalam Peraturan Presiden.
Pelaksana dan Dewan Pengawas, serta telah disetujui, serta evaluasi pelaksanaan
pengesahan laporan tahunan Bank anggaran tahun berjalan kepada Presiden
Tanah diatur dalam Peraturan dan Dewan Perwakilan Rakyat
Presiden.
20. Lain-lain Pasal 50 -- Perlu dikaji apakah diskresi ini dapat
Dalam hal Peraturan Pemerintah ini dilakukan dalam Rapat Komite,
memberikan pilihan tidak mengatur, tidak mengingat Menteri yang
lengkap, atau tidak jelas, dan/atau adanya menyelenggarakan urusan
stagnasi pemerintahan, Menteri dapat pertanahan juga menjadi anggota
melakukan diskresi untuk mengatasi Komite.
persoalan konkret dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan Apakah pasal 50 ini merupakan
di bidang Bank Tanah. delegasi pengaturan yang bersifat
blangko yang dilarang oleh butir 210
Lampiran UU No. 12 tahun 2011
tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan.
©2020 19
Harapan
©2020 20
21