Anda di halaman 1dari 9

KODE ETIK NOTARIS

Notaris adalah seorang pejabat umum yang memiliki kewenangan untuk membuat akta otentik,
mengesahkan dokumen, serta memberikan saksi resmi dalam berbagai transaksi hukum, seperti
pembelian properti, pembuatan wasiat, atau pendirian perusahaan. Tugas utama seorang notaris adalah
memastikan keabsahan dan keandalan dokumen hukum yang dia tangani. Di banyak negara, notaris harus
memiliki lisensi khusus dan mengikuti peraturan yang ketat. Dasar Hukum Kode Etik Notaris berbeda-
beda di berbagai negara, tetapi umumnya didasarkan pada prinsip-prinsip etika, profesionalisme, dan
kepatuhan terhadap hukum. Kode Etik Notaris bertujuan untuk memastikan bahwa notaris menjalankan
tugas mereka dengan integritas dan kepercayaan publik. Undang-Undang Notaris: Setiap negara memiliki
undang-undang atau peraturan yang mengatur profesi notaris. Kode Etik Notaris sering kali mengacu
pada undang-undang ini sebagai dasar hukum utama. Integritas dan Kepatuhan Hukum: Notaris
diharapkan untuk menjalankan tugas mereka dengan integritas dan mematuhi semua hukum yang
berlaku. Independensi: Notaris harus menjaga independensi dalam pekerjaan mereka dan tidak terlibat
dalam konflik kepentingan yang dapat merusak integritas mereka. Kerahasiaan: Notaris harus menjaga
kerahasiaan dokumen dan informasi yang mereka tangani, kecuali jika diperlukan oleh hukum atau
dengan izin tertulis dari pihak yang bersangkutan. Kejujuran: Notaris diwajibkan untuk bertindak dengan
jujur dalam semua transaksi dan komunikasi mereka.

Profesionalisme: Notaris harus menjalankan tugas mereka dengan tingkat profesionalisme yang tinggi,
termasuk dalam hal pelayanan kepada masyarakat. Pengetahuan dan Keterampilan: Notaris diharapkan
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam hukum dan prosedur yang relevan.
Pelayanan Kepada Publik: Notaris memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang adil,
setara, dan berkeadilan kepada semua pihak yang membutuhkan jasanya. Menghindari Konflik
Kepentingan: Notaris harus menghindari konflik kepentingan dan memastikan bahwa mereka tidak
memanfaatkan jabatan mereka untuk keuntungan pribadi. Keadilan dan Kesetaraan: Notaris harus
memperlakukan semua pihak dengan adil dan setara tanpa memandang ras, agama, jenis kelamin, atau
faktor lainnya. Undang-undang yang mengatur Kode Etik dan Pedoman Perilaku Notaris di Indonesia
adalah Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014
tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Notaris. Peraturan ini mendefinisikan prinsip-prinsip etika yang
harus diikuti oleh notaris di Indonesia dan memberikan pedoman mengenai tugas, tanggung jawab, serta
perilaku yang diharapkan dari notaris. Beberapa poin penting dalam Kode Etik Notaris di Indonesia
mencakup prinsip-prinsip seperti kejujuran, independensi, kerahasiaan, dan pelayanan kepada publik.
Dokumen ini juga menjelaskan prosedur dan tata cara yang harus diikuti oleh notaris dalam menjalankan
tugasnya.

Pengangkatan dan pemberhentian notaris diatur oleh undang-undang dan peraturan di masing-masing
negara, termasuk Indonesia.

Pengangkatan Notaris:

1. Pendidikan dan Kualifikasi : Calon notaris biasanya harus memenuhi persyaratan pendidikan dan
kualifikasi tertentu, seperti lulus dari program pendidikan notaris yang diakui.

2. Ujian Notaris : Di banyak negara, calon notaris harus lulus ujian notaris yang mencakup materi
hukum dan etika yang relevan.

3. Permohonan : Calon notaris harus mengajukan permohonan ke otoritas yang berwenang,


seperti Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di Indonesia.
4. Pemeriksaan Latar Belakang : Biasanya, calon notaris akan menjalani pemeriksaan latar belakang
untuk memastikan bahwa mereka memenuhi syarat dari segi karakter dan integritas.

5. Pengangkatan oleh Otoritas : Setelah memenuhi semua persyaratan dan dinyatakan layak, calon
notaris akan diangkat oleh otoritas yang berwenang dan diberikan sertifikat notaris.

Pemberhentian Notaris:

1. Pelanggaran Kode Etik : Jika seorang notaris melanggar Kode Etik atau melakukan
pelanggaran hukum, dia dapat dikenai sanksi, seperti peringatan, pembekuan sementara, atau
pencabutan izin.

2. Keputusan Otoritas : Otoritas yang mengawasi profesi notaris akan mengadakan penyelidikan dan
pemeriksaan jika ada keluhan atau dugaan pelanggaran. Keputusan pemberhentian biasanya diambil
oleh otoritas tersebut berdasarkan temuan penyelidikan.

3. Pensiun atau Pemberhentian Sukarela : Seorang notaris juga dapat memutuskan untuk pensiun atau
mengundurkan diri secara sukarela dari profesi notaris.

Notaris memiliki kewenangan dan tanggung jawab tertentu dalam menjalankan tugasnya, yang berbeda-
beda di berbagai negara. Membuat Akta Otentik Notaris memiliki kewenangan untuk membuat akta
otentik, yang merupakan dokumen resmi yang mencatat transaksi hukum tertentu, seperti pembelian
properti, perjanjian pinjaman, atau pembuatan wasiat. Akta otentik ini memiliki bukti hukum yang kuat.
Mengesahkan Dokumen Notaris dapat mengesahkan dokumen, seperti salinan dokumen asli, tanda
tangan, atau materai, sehingga mereka dapat digunakan secara sah dalam proses hukum. Memberikan
Saksi Resmi Notaris dapat bertindak sebagai saksi resmi dalam berbagai transaksi hukum. Ini mencakup
mengesahkan tanda tangan pihak-pihak yang terlibat dalam dokumen hukum. Mengesahkan Kewarisan
Notaris dapat membantu dalam proses pengesahan kewarisan, termasuk pembuatan surat wasiat dan
penyaluran harta warisan. Pemberian Nasihat Hukum Terbatas Notaris dapat memberikan nasihat hukum
terbatas kepada pihak-pihak yang mereka layani dalam transaksi hukum yang mereka tangani. Namun,
peran notaris dalam memberikan nasihat hukum terbatas berbeda-beda di berbagai negara. Pengesahan
Perjanjian Pernikahan Di beberapa negara, notaris memiliki kewenangan untuk mengesahkan perjanjian
pernikahan pranuptial. Menyimpan Dokumen Penting Notaris sering memiliki peran dalam menyimpan
dokumen hukum yang penting, seperti akta properti atau surat wasiat, sehingga dokumen tersebut dapat
diakses dengan mudah dan aman di masa depan.

Tempat kedudukan, formasi, dan wilayah jabatan notaris dapat berbeda-beda tergantung pada negara dan
yurisdiksi hukumnya. Tempat kedudukan atau kantor notaris biasanya berada di kota atau wilayah tertentu
di negara tersebut. Notaris akan menjalankan tugas dan pelayanannya dari kantor ini. Setiap notaris di
Indonesia biasanya memiliki kantor dengan alamat yang diberikan oleh otoritas yang mengawasi profesi
notaris. Notaris di Indonesia diangkat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham)
berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan. Mereka harus lulus ujian notaris dan memenuhi kualifikasi
yang ditentukan. Proses formasi notaris mencakup pelatihan khusus dan pemeriksaan latar belakang
sebelum dinyatakan layak menjadi notaris. Seorang notaris biasanya memiliki wilayah jabatan yang
terbatas. Ini berarti notaris tersebut hanya dapat menjalankan tugas dan melayani transaksi hukum di
wilayah tertentu, seperti kabupaten atau kota tertentu. Wilayah jabatan notaris disebut "Kantor Wilayah
Jabatan Notaris" (KWJN) dan diberikan oleh Menkumham berdasarkan permohonan notaris.
Pengaturan honorarium notaris, yaitu biaya atau bayaran yang dikenakan oleh notaris atas layanan
mereka, juga dapat berbeda-beda di setiap negara dan wilayah hukum. Pengaturan honorarium notaris
biasanya didasarkan pada undang-undang dan peraturan yang mengatur profesi notaris. Di beberapa
negara, ada ketentuan tetap untuk besaran honorarium, sementara di tempat lain, notaris memiliki
kebebasan dalam menentukan tarif mereka dengan batasan tertentu. Tarif Tetap Di beberapa negara, tarif
notaris ditetapkan oleh pemerintah atau otoritas yang mengawasi profesi notaris. Tarif ini biasanya
didasarkan pada jenis layanan yang diberikan, seperti pembuatan akta otentik, pengesahan dokumen, atau
saksi resmi. Notaris diwajibkan untuk mengikuti tarif yang ditetapkan. Pengaturan Fleksibel Di negara
lain, notaris mungkin memiliki kebebasan dalam menetapkan tarif mereka sendiri, tetapi tetap harus
mematuhi pedoman dan batasan yang ditetapkan oleh undang-undang atau peraturan. Mereka harus
menjelaskan tarif kepada klien mereka sebelum memulai pekerjaan notaris. Transparansi Di banyak
yurisdiksi, notaris diwajibkan untuk memberikan estimasi biaya atau honorarium kepada klien mereka
sebelum melakukan layanan. Ini memastikan transparansi dalam biaya yang dikenakan. Perubahan Tarif
Notaris biasanya dapat mengubah tarif mereka, tetapi biasanya perubahan ini harus diinformasikan
kepada otoritas yang mengawasi profesi notaris, dan dalam beberapa kasus, disetujui oleh otoritas
tersebut.

Organisasi notaris merupakan entitas atau badan yang mewakili dan mengkoordinasikan notaris dalam
suatu negara atau wilayah hukum. Kedudukan dan peran organisasi notaris dapat bervariasi di berbagai
negara, tetapi secara umum, mereka memiliki beberapa fungsi utama, yaitu Mewakili Profesi Notaris
Organisasi notaris bertindak sebagai wakil bagi komunitas notaris di negara tersebut. Mereka
memperjuangkan kepentingan dan hak-hak notaris, serta menjaga martabat dan integritas profesi.
Pengembangan Standar Profesional Organisasi notaris sering kali terlibat dalam mengembangkan dan
memelihara standar profesional yang tinggi bagi notaris. Ini mencakup mengeluarkan pedoman etika,
standar pelayanan, dan praktik terbaik yang harus diikuti oleh notaris. Pelatihan dan Pendidikan Mereka
dapat menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan tambahan untuk notaris, membantu mereka dalam
memahami perubahan hukum, teknologi, atau praktik terbaru dalam profesi mereka. Pengawasan Etika
Organisasi notaris dapat memiliki peran dalam mengawasi pelanggaran etika oleh anggota profesi mereka
dan mengambil tindakan disiplin jika diperlukan. Advokasi Hukum Mereka bisa terlibat dalam advokasi
hukum dan ikut serta dalam proses legislatif untuk memastikan bahwa undang-undang yang berkaitan
dengan notaris sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan profesi. Pemberian Informasi Organisasi notaris
sering memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang peran dan tanggung jawab notaris, serta
tentang pentingnya menggunakan notaris dalam transaksi hukum tertentu. Pengembangan Jaringan
Profesional Mereka memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antara notaris, memungkinkan pertukaran
pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat.

Kode Etik Notaris adalah seperangkat aturan dan prinsip yang mengatur perilaku dan etika notaris dalam
menjalankan tugas mereka. Kode Etik Notaris bertujuan untuk memastikan bahwa notaris menjalankan
tugas mereka dengan integritas, profesionalisme, dan kepatuhan terhadap hukum. Meskipun detailnya
dapat bervariasi berdasarkan yurisdiksi tempat notaris beroperasi. Integritas dan Kejujuran Notaris
diharapkan untuk bertindak dengan integritas yang tinggi dan kejujuran dalam semua interaksi mereka.
Kerahasiaan Notaris harus menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi yang mereka tangani, kecuali
jika diperlukan oleh hukum atau dengan izin tertulis dari pihak yang bersangkutan. Kepentingan Klien
Kepentingan klien atau pihak yang dilayani harus ditempatkan di atas kepentingan pribadi notaris.
Kepatuhan Terhadap Hukum Notaris harus mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku dalam
menjalankan tugas mereka. Pencegahan Konflik Kepentingan Notaris harus menghindari konflik
kepentingan dan memastikan bahwa mereka tidak memanfaatkan jabatan mereka untuk keuntungan
pribadi. Pelayanan Profesional Notaris diharapkan memberikan pelayanan yang adil, setara, dan
berkeadilan kepada semua pihak yang membutuhkan jasanya. Pengetahuan dan Keterampilan Notaris
harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam hukum dan prosedur yang relevan.
Transparansi dan Informasi Notaris harus memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada klien atau
pihak yang mereka layani tentang konsekuensi hukum dari tindakan yang mereka lakukan. Penghargaan
terhadap Wasiat dan Akta Notaris harus memastikan bahwa pembuatan wasiat dan akta lainnya
berdasarkan kehendak dan keputusan bebas dari pihak yang bersangkutan. Kode Etik Notaris juga
biasanya mencakup pedoman dan prosedur terkait dengan pelaporan pelanggaran etika, penegakan Kode
Etik, serta sanksi yang mungkin dihadapi oleh notaris jika mereka melanggar ketentuan Kode Etik
tersebut. Kode Etik Notaris bertujuan untuk memastikan bahwa notaris menjalankan peran mereka
sebagai pejabat umum dengan integritas dan kepatuhan yang tinggi terhadap hukum.

Notaris, sebagai pejabat umum yang memiliki kewenangan dalam membuat akta otentik dan melakukan
berbagai tindakan hukum lainnya, tunduk pada berbagai larangan perbuatan untuk menjaga integritas dan
etika dalam menjalankan tugas mereka. Meskipun larangan-larangan ini dapat bervariasi berdasarkan
yurisdiksi hukum tempat notaris beroperasi, berikut adalah beberapa larangan perbuatan yang umumnya
berlaku untuk notaris, yaitu. Konflik Kepentingan Notaris dilarang terlibat dalam konflik kepentingan di
mana kepentingan pribadi mereka atau pihak lain dapat memengaruhi atau meragukan independensi dan
integritas mereka dalam melaksanakan tugas notaris. Penerimaan Suap atau Imbalan yang Tidak Pantas
Notaris dilarang menerima suap, hadiah, atau imbalan lainnya yang tidak pantas dalam hubungannya
dengan pekerjaan mereka. Mereka harus menjalankan tugas mereka dengan integritas dan tanpa pengaruh
eksternal yang meragukan. Penyalahgunaan Informasi Pribadi Notaris harus menjaga kerahasiaan
informasi pribadi yang diberikan oleh klien atau pihak yang mereka layani. Mereka tidak boleh
menyalahgunakan informasi ini untuk kepentingan pribadi atau pihak lain.

Diskriminasi Notaris dilarang melakukan diskriminasi berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, orientasi
seksual, atau faktor lainnya dalam pelayanan mereka kepada klien atau pihak yang mereka layani.
Pelanggaran Hukum Notaris harus mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku dalam
menjalankan tugas mereka. Mereka dilarang terlibat dalam tindakan yang melanggar hukum atau etika.
Tidak Memahami Transaksi Notaris dilarang melakukan transaksi hukum yang mereka tidak memahami
sepenuhnya. Mereka harus memastikan bahwa mereka memiliki pemahaman yang memadai tentang
perjanjian yang mereka tanda tangani dan akibat hukumnya. Tidak Memberikan Nasihat Hukum yang
Tepat Notaris harus memberikan nasihat hukum yang tepat kepada klien atau pihak yang mereka layani.
Mereka tidak boleh memberikan nasihat yang salah atau menyesatkan. Pemalsuan atau Kecurangan
Notaris tidak boleh terlibat dalam pemalsuan dokumen atau tindakan kecurangan dalam pelaksanaan
tugas mereka. Pelanggaran Kode Etik Profesi Notaris harus mematuhi Kode Etik Profesi yang berlaku
untuk mereka dan dilarang melanggar ketentuan etika yang diatur dalam Kode tersebut.

Larangan-larangan ini bertujuan untuk memastikan bahwa notaris menjalankan tugas mereka dengan
integritas, kejujuran, dan kepatuhan terhadap hukum dan etika. Pelanggaran larangan-larangan ini dapat
mengakibatkan sanksi dan tindakan disiplin sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku di
yurisdiksi tempat notaris beroperasi.

Anggota notaris memiliki sejumlah kewajiban dan tanggung jawab yang harus mereka penuhi untuk
menjalankan tugas mereka dengan integritas dan profesionalisme. Kewajiban-kewajiban ini dapat
bervariasi berdasarkan yurisdiksi hukum tempat notaris beroperasi, namun umumnya mencakup hal-hal
berikut:

1. Kepatuhan Terhadap Hukum : Anggota notaris wajib mematuhi semua hukum, peraturan, dan pedoman
yang berlaku dalam menjalankan tugas mereka. Mereka harus menjalankan tugas mereka dengan
mematuhi aturan hukum yang berlaku.
2. Integritas dan Kejujuran : Notaris harus bertindak dengan integritas yang tinggi dan kejujuran dalam
semua interaksi mereka. Mereka tidak boleh terlibat dalam tindakan yang meragukan atau melanggar
etika.

3. Kerahasiaan : Anggota notaris harus menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi yang diberikan oleh
klien atau pihak yang mereka layani. Mereka tidak boleh mengungkapkan informasi ini kecuali jika
diperlukan oleh hukum atau dengan izin tertulis dari pihak yang bersangkutan.

4. Pemberian Nasihat Hukum yang Tepat : Notaris memiliki kewajiban untuk memberikan nasihat
hukum yang tepat kepada klien atau pihak yang mereka layani. Mereka harus memastikan bahwa klien
memahami implikasi hukum dari tindakan atau perjanjian yang mereka buat.

5. Kepentingan Klien : Kepentingan klien atau pihak yang mereka layani harus selalu ditempatkan di atas
kepentingan pribadi atau finansial notaris. Mereka tidak boleh menggunakan posisi mereka untuk
keuntungan pribadi.

6. Pelaporan Pelanggaran Etika : Jika notaris mengetahui atau memiliki alasan untuk menduga adanya
pelanggaran etika oleh sesama notaris, mereka memiliki kewajiban untuk melaporkannya kepada
otoritas yang berwenang atau badan pengawas profesi notaris.

7. Pendidikan dan Pengembangan Profesional : Anggota notaris harus terus meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan mereka dalam bidang hukum dan praktik notaris. Mereka juga harus mematuhi
persyaratan pendidikan dan pelatihan yang mungkin diperlukan oleh otoritas yang mengawasi profesi
notaris.

8. Transparansi : Notaris harus memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada klien atau pihak
yang mereka layani tentang biaya, prosedur, dan implikasi hukum dari tindakan yang mereka lakukan.

9. Kewajiban Profesi : Notaris memiliki kewajiban untuk menjaga martabat dan integritas profesi notaris.
Mereka tidak boleh melakukan tindakan yang dapat merusak reputasi profesi tersebut.

Kewajiban-kewajiban ini ditujukan untuk memastikan bahwa notaris menjalankan tugas mereka dengan
integritas, kepatuhan terhadap hukum, dan pelayanan terbaik kepada klien atau pihak yang mereka
layani. Pelanggaran kewajiban-kewajiban ini dapat mengakibatkan sanksi dan tindakan disiplin sesuai
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku di yurisdiksi tempat notaris beroperasi.

Pelanggaran etika atau hukum oleh seorang notaris dapat mengakibatkan pemberhentian atau sanksi
terhadap notaris tersebut. Proses pemberhentian atau sanksi biasanya diatur oleh undang-undang dan
peraturan yang mengawasi profesi notaris di yurisdiksi tempat notaris beroperasi. Berikut adalah beberapa
pelanggaran yang dapat menyebabkan pemberhentian atau sanksi terhadap notaris:

1. Pelanggaran Kode Etik Profesi : Pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris, yang mencakup tindakan-
tindakan seperti konflik kepentingan, penerimaan suap, pelanggaran kerahasiaan, atau perilaku yang
tidak etis, dapat mengakibatkan tindakan disiplin terhadap notaris. Sanksi dapat berupa peringatan,
denda, pembekuan sementara, atau pencabutan lisensi.

2. Pelanggaran Hukum : Jika notaris terlibat dalam pelanggaran hukum, seperti pemalsuan dokumen,
kecurangan, atau pelanggaran hukum lainnya, mereka dapat dihadapkan pada tindakan hukum dan
sanksi yang sesuai.
3. Kehilangan Kualifikasi : Jika notaris tidak memenuhi persyaratan pendidikan, pelatihan,
atau kualifikasi yang diperlukan untuk profesi notaris, mereka dapat kehilangan hak mereka
untuk menjalankan tugas notaris.

4. Tindakan yang Merusak Martabat Profesi : Tindakan yang merusak martabat atau reputasi profesi
notaris, seperti pelanggaran serius etika atau perilaku yang tidak pantas, dapat mengakibatkan
pencabutan lisensi notaris.

5. Ketidakpatuhan Terhadap Kewajiban Hukum : Notaris memiliki kewajiban hukum tertentu,


seperti menjaga kerahasiaan dokumen atau mengikuti prosedur hukum tertentu. Ketidakpatuhan
terhadap kewajiban ini dapat mengakibatkan tindakan hukum atau disiplin.

6. Kelalaian Profesional : Jika notaris terbukti melakukan kelalaian profesional yang serius dalam
tugas mereka, seperti kesalahan yang menyebabkan kerugian finansial bagi klien, mereka dapat
menghadapi sanksi atau tuntutan hukum.

Proses pemberhentian atau sanksi terhadap notaris biasanya melibatkan penyelidikan oleh otoritas yang
mengawasi profesi notaris di yurisdiksi tersebut. Otoritas tersebut akan melakukan penyelidikan untuk
memverifikasi pelanggaran yang dilaporkan atau terdeteksi. Jika notaris terbukti melakukan
pelanggaran, mereka dapat dikenai sanksi yang sesuai dengan tingkat pelanggaran dan hukuman yang
diatur dalam undang-undang dan peraturan yang berlaku. Pemberhentian notaris biasanya terjadi jika
pelanggaran tersebut sangat serius dan tidak dapat diperbaiki dengan sanksi-sanksi lainnya.

Mekanisme persidangan Kode Etik Notaris dapat bervariasi berdasarkan yurisdiksi tempat notaris
beroperasi dan peraturan yang berlaku di negara atau wilayah tersebut. Namun, secara umum, proses
persidangan Kode Etik Notaris mencakup langkah-langkah berikut:

1. Pengajuan Keluhan : Persidangan Kode Etik Notaris biasanya dimulai dengan pengajuan keluhan oleh
pihak yang merasa ada pelanggaran Kode Etik oleh notaris tertentu. Keluhan ini bisa datang dari klien
notaris, pihak yang terlibat dalam transaksi hukum yang melibatkan notaris, atau pihak ketiga yang
mengetahui atau memiliki bukti terkait pelanggaran etika.

2. Peninjauan Awal : Otoritas atau badan yang mengawasi profesi notaris akan melakukan peninjauan
awal terhadap keluhan tersebut untuk menentukan apakah ada cukup bukti yang mendukung klaim
pelanggaran etika. Jika tidak, keluhan dapat ditolak. Jika iya, proses persidangan akan berlanjut.

3. Pengumpulan Bukti : Selama persidangan, pihak yang mengajukan keluhan dan notaris yang dituduh
pelanggaran etika akan diminta untuk mengumpulkan bukti yang relevan, seperti dokumen transaksi,
catatan komunikasi, atau saksi yang dapat memberikan keterangan.

4. Pengajuan Tanggapan : Notaris yang dituduh pelanggaran etika memiliki hak untuk mengajukan
tanggapan terhadap keluhan tersebut. Mereka dapat memberikan argumen atau bukti yang
mendukung posisi mereka.

5. Persidangan atau Pendengaran : Persidangan atau pendengaran akan diadakan, di mana pihak-pihak
yang terlibat akan memiliki kesempatan untuk menyajikan argumen, bukti, dan saksi. Persidangan
biasanya dipimpin oleh panel atau komite yang terdiri dari anggota otoritas atau badan yang mengawasi
profesi notaris.
6. Keputusan : Setelah persidangan atau pendengaran selesai, panel atau komite akan merenungkan bukti
dan argumen yang disajikan. Mereka akan mengeluarkan keputusan mengenai apakah notaris tersebut
bersalah atau tidak bersalah dalam melanggar Kode Etik Notaris.

7. Sanksi atau Tindakan Disiplin : Jika notaris dinyatakan bersalah, panel atau komite dapat
mengenakan sanksi atau tindakan disiplin. Sanksi tersebut dapat berupa peringatan, pembekuan
sementara lisensi, denda, atau pencabutan lisensi notaris.

8. *mProses Banding atau Apel : Notaris atau pihak yang mengajukan keluhan memiliki hak untuk
mengajukan banding atau apel terhadap keputusan panel atau komite. Ini dapat memicu proses
banding yang lebih lanjut.

Proses persidangan Kode Etik Notaris bertujuan untuk memastikan bahwa notaris menjalankan tugas
mereka sesuai dengan etika dan standar profesional yang berlaku dalam profesi notaris. Kepatuhan
terhadap Kode Etik Notaris adalah bagian penting dari menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat
terhadap profesi notaris.

Ikatan Notaris Indonesia (INI) adalah organisasi yang mewakili notaris di Indonesia. Berikut adalah profil
singkat tentang Ikatan Notaris Indonesia:

Nama Resmi Ikatan Notaris Indonesia (INI)

Tujuan INI bertujuan untuk mengoordinasikan, melindungi, dan meningkatkan martabat serta kualitas
pelayanan notaris di Indonesia. Mereka juga berkomitmen untuk memastikan bahwa notaris menjalankan
tugas mereka dengan integritas, kepatuhan terhadap hukum, dan profesionalisme yang tinggi.

Fungsi Utama
- Mewakili notaris dalam berbagai hal, termasuk perundingan dengan pemerintah dan badan-badan
terkait.
- Mengembangkan pedoman etika dan standar profesional bagi notaris di Indonesia.
- Menyelenggarakan pelatihan, seminar, dan acara pendidikan lainnya untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan notaris.
- Melakukan advokasi hukum untuk kepentingan notaris dan perbaikan lingkungan hukum
yang memengaruhi praktik notaris.

Kantor Pusat Jakarta, Indonesia.

Anggota INI terdiri dari notaris-notaris yang terdaftar dan berpraktik di seluruh Indonesia. Anggota INI
memiliki kewajiban untuk mematuhi Kode Etik Notaris dan standar profesional yang ditetapkan oleh
organisasi ini.

Kepemimpinan INI dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dari anggotanya. Pengurus INI terdiri dari
sejumlah notaris yang memiliki tanggung jawab tertentu dalam mengelola organisasi.

Peran dalam Masyarakat INI memainkan peran penting dalam menjaga kualitas layanan notaris di
Indonesia, serta dalam mengadvokasi perubahan hukum yang berhubungan dengan profesi notaris.
Mereka juga berperan dalam memberikan panduan dan arahan kepada notaris terkait dengan praktik
terbaik dan etika profesi.
Tata cara penegakan terhadap pelaku pelanggaran Kode Etik Notaris dapat bervariasi berdasarkan
yurisdiksi tempat notaris beroperasi dan peraturan yang mengatur profesi notaris di negara atau wilayah
tersebut. Namun, secara umum, berikut adalah beberapa langkah umum yang dapat terjadi dalam
proses penegakan terhadap pelaku pelanggaran Kode Etik Notaris:

1. Pengaduan atau Keluhan : Proses penegakan Kode Etik Notaris biasanya dimulai dengan pengajuan
pengaduan atau keluhan oleh pihak yang merasa ada pelanggaran etika oleh notaris tertentu. Pengaduan
ini bisa datang dari klien notaris, pihak yang terlibat dalam transaksi hukum yang melibatkan notaris,
atau pihak ketiga yang memiliki bukti terkait pelanggaran etika.

2. Peninjauan Awal : Otoritas atau badan yang mengawasi profesi notaris akan melakukan peninjauan
awal terhadap keluhan tersebut. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah ada cukup bukti yang
mendukung klaim pelanggaran etika. Jika tidak, keluhan dapat ditolak. Jika iya, proses penegakan akan
berlanjut.

3. Investigasi : Jika keluhan diterima, otoritas yang mengawasi notaris dapat melakukan investigasi
lebih lanjut. Investigasi ini mencakup pengumpulan bukti, wawancara dengan saksi, dan peninjauan
dokumen terkait.

4. Persidangan atau Pendengaran : Jika hasil investigasi menunjukkan bahwa ada cukup bukti untuk
melanjutkan kasus, persidangan atau pendengaran akan diadakan. Pihak yang mengajukan keluhan dan
notaris yang dituduh pelanggaran etika akan memiliki kesempatan untuk menyajikan argumen, bukti,
dan saksi. Persidangan dipimpin oleh panel atau komite yang terdiri dari anggota otoritas yang
mengawasi notaris.

5. Keputusan : Setelah persidangan selesai, panel atau komite akan merenungkan bukti dan argumen
yang disajikan. Mereka akan mengeluarkan keputusan mengenai apakah notaris tersebut bersalah atau
tidak bersalah dalam melanggar Kode Etik Notaris.

6. Sanksi atau Tindakan Disiplin : Jika notaris dinyatakan bersalah, panel atau komite dapat
mengenakan sanksi atau tindakan disiplin. Sanksi tersebut dapat berupa peringatan, pembekuan
sementara lisensi, denda, atau pencabutan lisensi notaris.

7. Proses Banding atau Apel : Notaris atau pihak yang mengajukan keluhan memiliki hak untuk
mengajukan banding atau apel terhadap keputusan panel atau komite. Ini dapat memicu proses
banding yang lebih lanjut.

8. Pemantauan Kepatuhan : Setelah sanksi diberlakukan, otoritas yang mengawasi notaris dapat
memantau kepatuhan notaris terhadap sanksi dan tindakan disiplin yang diberikan.

Proses penegakan terhadap pelaku pelanggaran Kode Etik Notaris bertujuan untuk memastikan bahwa
notaris menjalankan tugas mereka dengan integritas, kepatuhan terhadap etika, dan profesionalisme yang
tinggi. Penegakan ini juga membantu menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi notaris dan
menjaga standar profesional yang tinggi dalam praktik notaris.

Sanksi bagi pelaku pelanggaran Kode Etik Notaris dapat bervariasi berdasarkan yurisdiksi tempat notaris
beroperasi dan peraturan yang mengatur profesi notaris di negara atau wilayah tersebut. Namun, berikut
adalah beberapa sanksi umum yang dapat diberlakukan terhadap notaris yang terbukti melanggar Kode
Etik Notaris:
1. Peringatan : Peringatan tertulis atau lisan dapat diberikan kepada notaris yang melanggar Kode
Etik Notaris. Ini adalah tindakan peringatan pertama dan biasanya diberikan sebagai peringatan untuk
pelanggaran ringan atau pertama kali.

2. Denda : Notaris yang terbukti melanggar Kode Etik dapat dikenai denda. Besarannya dapat
bervariasi tergantung pada tingkat pelanggaran dan peraturan di yurisdiksi yang bersangkutan.

3. Pembekuan Sementara Lisensi : Notaris dapat diberikan sanksi berupa pembekuan sementara lisensi
mereka. Selama periode pembekuan, notaris tidak diizinkan untuk menjalankan tugas notaris.

4. Pencabutan Lisensi : Jika pelanggaran Kode Etik sangat serius atau notaris telah melanggar Kode Etik
berulang kali, pencabutan lisensi notaris bisa menjadi sanksi yang diberikan. Ini berarti notaris tidak lagi
diizinkan menjalankan tugas notaris dan harus mengembalikan segala kewenangan atau materi yang
mereka miliki sebagai notaris.

5. Diskualifikasi : Sanksi ini dapat mengakibatkan notaris tidak lagi memiliki hak untuk menjadi
notaris di masa depan.

6. Sanksi Tambahan : Selain sanksi-sanksi di atas, notaris yang terbukti melanggar Kode Etik juga
dapat dikenai sanksi tambahan sesuai dengan peraturan yang berlaku di yurisdiksi mereka, seperti
larangan berpartisipasi dalam kegiatan notaris selama periode tertentu.

7. Pemantauan dan Pengawasan : Setelah sanksi diberlakukan, notaris yang terkena sanksi mungkin akan
dipantau atau diawasi untuk memastikan bahwa mereka mematuhi sanksi yang telah ditetapkan.

Sanksi yang diberlakukan tergantung pada beratnya pelanggaran dan peraturan yang berlaku di yurisdiksi
tempat notaris beroperasi. Tujuan sanksi adalah untuk menjaga integritas dan etika dalam praktik notaris,
serta untuk melindungi kepentingan klien dan masyarakat umum. Sanksi tersebut juga berfungsi sebagai
tindakan disiplin dan pencegahan agar notaris tidak melanggar Kode Etik Notaris di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai