Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kehidupan manusia di zaman modern ini begitu cepat berputar. Setiap hari
manusia bekerja demi mempertahankan hidupnya. Kehidupan yang serba cepat
memcu manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup nya secara cepat pula.
Pemenuhan kebutuhan hidup secara cepat telah mendorong dan membuka
peluang bagi manusia untuk melakukan kegiatan bisnis. Aktifitas bisnis itu sendiri
diwarnai oleh berbagai bentuk hubungan bisnis atau kerjasama bisnis yang
melibatkan pelaku bisnis. Dengan semakin berkembangnnya aktifitas bisnis
sekarang ini maka keperluan akan modal atau dana bagi pelaku usaha atau
masyarakat perlu di perluas.
Umumnya dana yang di butuhkan tersebut dapat di sediakan oleh Lembaga
Perbankan melalui fasilitas kredit. Namun fasilitas kredit dari perbankan sangat
terbatas dan tidak semua pelaku usaha punya akses untuk mendapatkan bantuan
pendanaan dari bank. Selain itu lembaga perbankan ini juga memerlukan jaminan
yang kadang kala tidak bisa dipenuhi oleh pelaku usaha yang bersangkutan, maka
perlu suatu upaya lain yaitu tanpa jaminan dan lebih mudah prosesnya .Upaya lain
tersebut dapat di lakukan melalui suatu jenis badan usaha yaitu melalui Lembaga
Pembiayaan yakni Leasing dan Modal Ventura.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas ada beberapa rumusan masalah, diantaranya;
1. Apa Pengertian Leasing dan Modal Ventura?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Leasing dan Modal Ventura di Indonesia?
3. Apa saja Jenis-jenis Leasing dan Modal Ventura?
4. Siapakah Pihak-pihak yang terlibat dalam Leasing dan modal Ventura?
5. Dari mana Sumber Dana Leasing dan Modal Ventura?
6. Apa manfaat Leasing dan Modal Ventura bagi perekonomian Indonesia?

C. TUJUAN
1. Mengetahui Pengertian Leasing dan Modal Ventura?
2. BagaimanaMengetahui Sejarah perkembangan Leasing dan Modal Ventura di
Indonesia?
3. Mengetahui Jenis-jenis Leasing dan Modal Ventura?
4. Mengetahui para pihak yang terlibat dalam Leasing dan modal Ventura?
5. Mengetahui dari mana Sumber Dana Leasing dan Modal Ventura?
6. Mengetahui manfaat Leasing dan Modal Ventura bagi perekonomian Indonesia?

D. DASAR HUKUM
1. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan.
2. Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan.
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
4. Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tentang “kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal.

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. LEASING
1. Pengertian Leasing
Perusahaan sewa guna usaha di Indonesia lebih dikenal dengan nama
Leasing. Kegiatan utamanya adalah bergerak di bidang pembiayaan untuk
keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah. Pembiayaan
yang dimaksud jika seorang nasabah membutuhkan barang-barang modal
seperti peralatan kantor atau mobil dengan cara disewa atau dibeli secara
kredit dapat diperoleh diperusahaan leasing. Pihak Leasing dapat membiayai
keinginan nasabah dengan perjanjian yang telah disepakati kedua pihak.
Perusahaan Leasing dapat diselenggarakan oleh atau badan usaha
yang berdiri sendiri. Keterbatasan perusahaan leasing adalah tidak boleh
melakukan kegiatan yang dilakukan oleh bank seperti memberikan simpanan
dan kredit dalam bentuk uang.
Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara
lessor (perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah) di mana pihak lessor
memyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan
pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu.
Sedangkan pengertian sewa guna usaha sesuai dengan keputusan
Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 adalah “kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha
dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala”. Yang dimaksud dengan finance
lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa
kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha
berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya,operating lease tidak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.

2. Sejarah Perkermbangan Leasing di Indonesia

Sejarah perkembangan sewa guna usaha atau leasing moderen


menurut T.M Tom Clark dimulai sekitar tahun 1850, pada saat tercatatnya
perusahan pertama yang menyewakan kereta api, di America Serikat, The
Bell Telephone Company mulai memberikan layanan penyewaan telepon
kepada para langganannya melalui pembayaran secara cicilan pada tahun
1877. Sementara di tahun 1952, perusahaan Leasing di San Fransisco
mendatangi perusahan- perusahaan penghasil barang untuk menawarkan
jasa penjualan secara Leasing.
Kejadian ini mendorong munculnya usaha Leasing di Inggris, Jerman
dan Jepang. Di Indonesia, Leasing mulai muncul pada tahun 1974, dan
berkembang sedemikian rupa sehingga pada tahun 1984 telah berdiri 48
perusahaan leasing; dengan total kontrak mencapai 436,1 miliyar rupiah.

2|Page
Kehadiran industri pembiayaan (multi finance) di Indonesia
sesungguhnya belumlah terlalu lama, terutama bila dibandingkan dengan di
negara-negara maju. Dari beberapa sumber, diketahui industri ini mulai
tumbuh di Indonesia pada 1974. Kelahirannya didasarkan pada surat
keputusan bersama (SKB) tiga menteri, yaitu Menteri Keuangan, Menteri
Perindustrian, dan Menteri Perdagangan. Setahun setelah dikeluarkannya
SKB tersebut, berdirilah PT Pembangunan Armada Niaga Nasional pada
1975. Kelak, perusahaan tersebut mengganti namanya menjadi PT (Persero)
PANN Multi Finance. Kemudian, melalui Keputusan Presiden (Keppres)
No.61/1988, yang ditindaklanjuti dengan SK Menteri Keuangan No.
1251/KMK.013/1988, pemerintah membuka lebih luas lagi bagi bisnis
pembiayaan, dengan cakupan kegiatan meliputi leasing, factoring,
consumer finance, modal ventura dan kartu kredit.
Sebagai sesama industri keuangan, perkembangan industri leasing relatif
tertinggal dibandingkan yang lain, perbankan, misalnya. terlebih lagi bila
dibandingkan dengan perbankan pasca Pakto 1988. Pada era Deregulasi
yang digulirkan pemerintah di bidang perbankan telah membuahkan banyak
sekali bank, walaupun dalam skala gurem. tetapi banyak kalangan menuding,
justru Pakto 88 inilah menjadi biang keladi suramnya industri perbankan di
kemudian hari. Puncaknya, terjadi pada 1996 ketika pemerintah melikuidasi
16 bank. Langkah itu ternyata masih diikuti dengan dimasukkannya beberapa
bank lain dalam perawatan Badan Penyehatan Perbankan Nasional(BPPN).
Meski demikian, perusahaan pembiayaan juga mampu berkembang
cukup mengesankan. Hingga saat ini leasing di Indonesia telah ikut berkiprah
dalam pembiayaan perusahaan. Jenis barang yang dibiayai pun terus
meningkat. Jika sebelumnya hanya terfokus pada pembiayaan transportasi,
kini berkembang pada keperluan kantor, manufaktur, konstruksi dan
pertanian. Hal ini mengindikasikan multi finance kian dikenal pelaku usaha
nasional.
Ada beberapa hal menarik jika kita mencermati konsentrasi dan
perkembangan perusahaan leasing. Pada era 1989, misalnya, industri ini di
Indonesia cenderung berupaya memperbesar asset. perburuan asset tersebut
diantaranya disebabkan tantangan perekonomian menuntut mereka tampil
lebih besar, sehat dan kuat. Perusahaan yang tidak beranjak dari skala
semula, tampak terguncang-guncang dana akhirnya tutup sama sekali.
Namun gairah menggelembungkan asset tersebut berangsur-angsur
mulai pudar. Karena pada tahun berikutnya (1990), industri leasing mulai
kembali pada prinsip dasar ekonomi. mereka lebih mengutamakan
keuntungan yang sebesar-besarnya.
Sebetulnya, berubahnya orientasi ini dipicu oleh kian sengitnya
persaingan di industri leasing. Akibatnya, kehati-hatian menjadi agak
terabaikan. Indikasinya, persyaratan untuk memperoleh sewa guna usaha
menjadi semakin longgar. Bahkan, kabarnya di Bengkulu, orang bisa
mendapatkan sewa guna usaha hanya dengan menyerahkan selembar kartu
tanda penduduk (KTP).
Pada tahun 1991, kembali terjadi perubahan besar-besaran pada
perusahaan pembiayaan. Seiring dengan kebijakan uang ketat (TMP = tight
money policy) – yang lebih dikenal dengan Gebrakan Sumarlin I dan II – suku
bunga pun ikut meroket naik. Akibatnya, banyak kredit yang sudah disetujui
terpaksa ditunda pencairannya. Dari sisi permodalan, TMP membuat

3|Page
perusahaan multi finance seperti kehabisan darah. Aliran dana menjadi seret.
kalaupun ada, harganya tinggi sekali. Itulah sebabnya banyak di antara
mereka yang menggabungkan usahanya. Dengan bergabung, mereka lebih
mudah dalam memperoleh kredit, termasuk dari luar negeri.

 Asosiasi Leasing

Asosiasi Lembaga Pembiayaan Indonesia (APLI). ALI didirikan sebagai


satu-satunya wadah komunikasi bagi perusahaan-perusahaan
pembiayaan. Di sini mereka secara bersama-sama membicarakan dan
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. ALI juga hadir untuk
memperjuangkan kepentingan anggotanya kepada pemerintah. Di sisi lain,
organisasi ini juga bermaksud menjadi jembatan untuk meneruskan
keinginan dan bimbingan pemerintah kepada para anggota.
Apli memiliki lima tujuan utama yaitu: memajukan dan
mengembangkan peranan lembaga pembiayaan di Indonesia serta
memberikan sumbangsih bagi kemajuan perekonomian nasional.
Dalam perjalanan sejarahnya, ALI mengalami pasang naik dan pasang
surut. Para pengurus yang silih-berganti berupaya memberikan yang
terbaik guna pemecahan, kemajuan dan perkembangannya. Sejak
didirikan, tercatat sudah 12 kali terjadi pergantian kepengurusan.
Sebetulnya, periodisasi kepengurusan ditetapkan tiap dua tahun. Namun
dalam beberapa kasus, terjadi pergantian kepengurusan sebelum masa
jabatan berakhir.

 Dari ALI ke API

Pada awalnya, tepatnya tanggal 2 Juli 1982 telah dibentuk Asosiasi


Leasing Indonesia (ALI) yang berkedudukan di Jakarta sebagai satu-
satunya wadah komunikasi bagi perusahaan-perusahaan leasing di
Indonesia. Kehadiran ALI telah dirasakan manfaatnya oleh seluruh pelaku
usaha leasing di Indonesia dan ALI telah berhasil melakukan berbagai
aktivitas guna kepentingan para anggotanya, termasuk membantu
pengembangan industri usaha leasing di Indonesia bersama pemerintah.
Seiring dengan pertumbuhan sektor usaha jasa pembiayaan dan guna
menampung aspirasi seluruh anggota maka pada tanggal 20 Juli 2000
telah diambil keputusan untuk mengubah ALI menjadi ASOSIASI
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN INDONESIA (APPI).
Keputusan diatas sejalan dengan keberadaan usaha para anggota
sebagai perusahaan pembiayaan yang dapat melakukan aktivitas
usaha: sewa guna usaha (leasing), anjak piutang (factoring),
pembiayaan konsumen (consumer finance), dan kartu kredit (credit
card).
Dalam perkembangannya pada tanggal 21 Desember 2000 Asosiasi
Factoring Indonesia (AFI) juga telah bergabung ke dalam APPI. Sesuai
dengan tujuan didirikannya, APPI bersama pemerintah terus berupaya
memberikan andil dan peran lebih berarti dalam peningkatan
perekonomian nasional khususnya pada sektor usaha jasa
pembiayaan.

4|Page
Saat ini dampak “leasing” benar-benar menjamur sampai ke desa-desa
di seluruh Indonesia. Masyarakat bisa kredit motor atau mobil, melalui
program “leasing” ini. Imbas Leasing bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia
5,01%. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga Juli 2017 angka
Outstanding di Industri pembiayaan berada pada angka Rp 406,27 triliun.
Angka ini naik 4,8% dari posisi akhir tahun 2016 sebesar Rp 387.505 triliun
(https://keuangan.kontan.co.id).

3. Jenis-Jenis Leasing

Ada dua macam pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan leasing yaitu :
1) Operating lease adalah usaha leasing dimana pihak Lessee hanya
membayar sewa pembiayaan ( rental ) sesuai perjanjian, tanpa di ikuti
dengan pemilikan (hak opsi) barang modal tersebut oleh Lessee pada akhir
masa perjanjian.
2) Financial lease adalah usaha leasing dimana selain membayar sewa yang
ditetapkan; pada akhir masa kontrak pembiayaan lessee akan membeli
barang barang modal tersebut berdasarkan sisa yang disepakati bersama.
Jenis-jenis perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatannya
dibagi kedalam 3 (tiga) kelompok yaitu :
1. Independent Leasing
Merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat sekaligus
sebagai supplier atau membeli barang-barang modal dari supplier lain
untuk dileasekan.
2. Captive Lessor
Produsen dan supplier mendirikan perusahaan leasing dan yang
merekan leasekan adalah barang-barang milik mereka sendiri. Tujuan
utamanya adalah untuk dapat meningkatkan penjualan, sehingga
mengurangi penumpukan barang di gudang/toko.
3. Lease Broken
Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan
lessee untuk memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk
dileasekan. Jadi,dalam hal ini lease broken hanya sebagai perantara
antara pihak lessor dengan pihak lessee.

4. Manfaat Leasing

Pembiayaan melalui leasing menciptakan beberapa keuntungan antara lain :


1) Menghemat modal
Pemanfaatan sistem leasing memungkinkan pihak lesseemenghemat
modal kerja,karena untuk memulai produksinya,lessee tidak harus
menyediakan uang dalam jumlah besar untuk membelli mesin mesin dan
sebagainya. Uang tersebut selanjutnya dapat digeserkan untuk kebutuhan
usaha lainnya.

5|Page
2) Sangat luwes
Keluwesan ini menyangkut berbagai aspek antara lain struktur kontrak,
besarnya sewa,jangka waktu kontrak serta nilai sisa ( residu )
3) Sebagai sumber dana
Sumber dana yang di ciptakan usaha leasing adalahdari jenis sale and
lease back.
4) Menguntungkan cash flow
Keluwesan dalam penentuan besarnya sewa akan menguntungkan cash
flow lessee.
5) Menciptakan keuntungan dari pengaruh inflasi.
Pembayaran sewa bersifat tetap dan dalam jangka menengah atau
panjang. Oleh karena itu, nilai riil sewa ( serta residu )akan turun jika terjadi
inflasi dalam perekonomian.
6) Sarana kredit jangka menengah dan panjang
7) Dokumentasi sederhana
Dokumentasi leasing biasanya sudah standar, sehingga untuk melakukan
transaksi leasing berikutnya tinggal mengikuti dokumentasi yang sudah
ada.
8) Perlindungan akibat kemajuan teknologi
Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian akibat
barang yang di sewa tersebut mengalami ketinggalan modal atau sistem
yang di sebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi.
9) Sumber Pelunasan Kewajiban
Pembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit dapat di atasi melalui
leasing karena pelunasan atau pembayaran sewa hampir selalu di
perkirakan berasal dari modal kerja yang di hasilkan oleh adanya aktiva
yang di sewa.
10) Resiko keusangan
Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating lease yang
berjangka waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiaran lessee
terhadap resiko keuangan ( Obsolescence ).

5. Mekanisme Pemberian Leasing

Proses leasing secara umum meliputi hal – hal berikut :


1. Tahap perjanjian
 Calon lessee.
Badan ini melakukan negosiasi dengan pemasok tentang barang modal
yang diperlukan, meliputi, harga, garansi, perawatan dll.
 Pihak pemasok
Pemasok minta kepada lessor untuk membuat surat pesanan
pembelian barang modal yang diinginkan.
 Pihak lessor
Badan ini membuat perjanjian leasing dengan pihak lessee atas barang
tersebut. Lessee ini adalah pemilik ekonomis barang.
 Pihak – pihak yang berkepentingan dlm leasing
Pihak – pihak yang melaksanakan kontrak leasing yakni : pembayaran
sewa, periode leasing dan nilai sisa.

6|Page
2. Pricing menyangkut biaya yang harus dibayar oleh lessee
 Fee ( management fee)
 Bunga kredit
3. Rental yang akan dibayar oleh lessee
 Bunga kredit
 Cara pembayaran sewa : di depan setiap bulan sewa / di belakang

6. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Leasing

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing


adalah sebagai berikut:
1. Lessor
Merupakan perusahan leasing yang membiayai keinginan para
nasabahnya untuk memperoleh barang-barang modal.
2. Lessee
Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor
untuk memperoleh barang modal yang di inginkan.
3. Supplier
Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan di leasing sesuai
perjanjian antara lessor dengan lessee dan dalam hal ini suplier juga
dapat bertindak sebagai lessor.
4. Asuransi
Merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap
perjanjian antara lessor dengan lessee. Dalam hal ini lessee dikenakan
biaya asuransi dan apabila terjadi sesuatu, maka perusahaan akan
menanggung resiko sebesar sesuai dengan perjanjian terhadap barang
yang di leasingnya.

7. Teknik-Teknik Pembiayaan Leasing

Teknik pembiayaan leasing dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu finance
lease dan operating lease.
a. Finance Lease
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna (lessor) adalah pihak
yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee biasanya memilih
barang modal yang dibutuhkan dan, atas nama perusahaan sewa guna
usaha, sebagai pemilik barang modal tersebut, melakukan pemesanan,
pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang menjadi objek
transaksi sewa guna usaha. Dalam praktinya, finance lease dapat dibagi
dalam beberapa bentuk transaksi antara lain sebagai berikut :

7|Page
1) Direct finance lease
Dalam transaksi direct finance lease, pihak lessor membeli barang
modal atas permintaan dari lessee dan langsung disewagunausahakan
kepada lessee. Lessee dapat terlibat dalam proses pembelian barang
modal dari pemasok.
2) Sale and lease back
Pihak lessee menjual barang modalnya kepada lessor untuk kemudian
dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut dengan
jangka waktu yang disepakati bersama. Metode transaksi ini
membantu lessee yang mengalami kesulitan modal kerja.
3) Leveraged lease
Dalam proses sewa guna ini, pihak yang terlibat adalah lessor, lessee
dan kreditor jangka panjang dalam membiayai objek leasing. Pihak
kreditor inilah yang biasanya justru memberikan porsi yang besar
dalam pembiayaan. Kreditor jangka panjang, biasanya lembaga
keuangan misalnya bank yang akan menyediakan pembiayaan
sebesar 60% - 80% yang disebutkan leverage debt without recourse
kepada pihak leassor. Apabila pihak lessee mengalami default dan
tidak mampu mengangsur, lessor tidak ikut bertanggungjawab kepada
bank.

4) Syndicated lease. Metode ini terjadi apabila pembiayaan sewa guna


usaha dilakukan oleh lebih dari satu lessor. Kerja sama antara lessor
ini didasarkan pada pertimbangan risiko atau objek leasing yang
membutuhkan dana dalam jumlah besar.

5) Vendor Program
Vendor program adalah suatu metode penjualan yang dilakukan oleh
dealer kepada konsumen dengan mendapatkan fasilitas leasing.
Lessor akan membayar objek leasing kepada vendor/dealer dan
selanjutnya lessee akan membayar angsuran secara periodik langsung
kepada lessor atau melalui dealer.

b. Operating Lease
Dalam teknik operating lesae, pihak pemilik objek leasing atau
leasor membeli barang modal dan disewagunausahakan kepada lesee.
Pembayaran periodik yang dilakukan oleh lessee tidak mencakup biaya
yang dikeluarkan oleh lessor untuk mendapatkan barang modal tersebut
dan bunganya. Lessor mengharapkan keuntungan dari penjualan barang
modal yang disewa guna usahakan. Lessor dapat juga memperoleh
sumber penghasilan dari perjanjian sewa guna usaha yang lain.
Operating lease dapat juga disebut leasing biasa yaitu satu
perjanjian kontrak antara leasor dengan lessee, dengan catatan bahwa :

8|Page
 Lessor sebagai pemilik objek leasing menyerahkannya kepada pihak
lessee untuk digunakan dengan jangka waktu relatif lebih pendek dari
umur ekonomis barang modal tersebut.
 Lessee atas penggunaan barang modal tersebut, membayar sejumlah
sewa secara berkala kepada leasor yang jumlahnya tidak meliputi
jumlah keseluruhan biaya pemerolehan barang tersebut beserta
bunganya. Hal ini disebut nonfull pay out lease.
 Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas
barang-barang tersebut.
 Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek leasing pada
lessor.
 Lessee dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu.

B. MODAL VENTURA
1. Pengertian Modal Ventura
Modal ventura adalah merupakan suatu investasi dalam bentuk
pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta
sebagai pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu.
Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan modal
secara tunai yang ditukan dengan sejumlah saham pada perusahaan
pasangan usaha.
Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu resiko yang tinggi
namunmemberikan imbal hasil yang tinggi pula. Kapitalis ventura atau dalam
bahasaasing disebut venture capitalist (VC), adalah seorang investor yang
berinvestasipada perusahaan modal ventura. Dana ventura ini mengelola
dana investasi dari pihak ketiga (investor) yang tujuan utamanya untuk
melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki resiko tinggi sehingga
tidak memenuhi persyaratan standar sebagai perusahaan terbuka ataupun
guna memperoleh modal pinjaman dari perbankan.
Investasi modal ventura ini dapat juga mencakup pemberian bantuan
manajerial dan teknikal. Kebanyakan dana ventura ini adalah berasal dari
sekelompok investor yang mapan keuangannya, bank investasi, dan institusi
keuangan lainnya yang melakukan pengumpulan dana ataupun kemitraan
untuk tujuan investasi tersebut.

2. Sejarah Modal Ventura


Munculnya konsep pembiayaan dengan modal ventura diawali
antara tahun 1920-1930 pada saat keluarga – keluarga kaya di Amerika
serikat seperti ford, Rockefeller, payson dan lain lain membentuk suatu
pendanaan. Pendanaan ini dirahkan untuk menolong usaha uasaha
individu yang sedang mengalami kesulitan modal dalam suatu kegiatan
investasi yang potensial dan kegiatan ini terus menerus berkembang ke
seluruh dunia termasuk di Indonesia yang dikenal sebagai usaha modal

9|Page
ventura. Awal pemgakuan secara formal adanya usaha modal ventura di
indonesia adalah pada saat berlakunya paket 20 Desember 1988 (
pakdes 20, 88) menempatkan usaha modal ventura sebagai salah satu
kegiatang pembiayaan di samping bentuk bentuk kegiatan pembiayaan
yang lain. Pada kenyaataannya usaha model ventura relatif kurang
berkembang di indonesia di bandingkan lembaga pembiayaan yang lain.

Riset yang dibuat oleh AT. Kearney dan Geogle pada tahun 2017
sebanyak 46 perusahaan modal Ventura telah berinvestasi di Indonesia yang
berasal dari luar negeri, dengan total investasi 72% yang masuk ke dalam
negeri. Dua Unicorn asal Indonesia yaitu Tokopedia dan Traveloka.

Sedangkan menurut riset Mckinsey tahun 2008 sektor e-comerse di


Indonesia berhasil mendorong pertumbuhan daya beli masyarakat hingga 8
kali lipat, meningkatkan inlusi keuangan dan menghasilkan 26 juta lapangan
pkerja pada tahun 2022.

Menurut GIN, antara tahun 2007-2017 Investor sosial swasta telah


mengeluarkan dana investasi US$148,8 juta ke berbagai Industri seperti
keuangan, pertanian, energy dan manufaktur. Melihat pentingnya sektor
pelayanan dan industry terhadap ekonomi Indonesia(mencapai 86,2%) dari
GDP Indonesia), berinvestasi pada starup sosial bisa memberikan pengaruh
yang positif untuk masyarakat Indonesia(https://east.vc).

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251 Tahun 1988 pembiayaan.


Perusahaan mpdall ventura dapat membantu permodalan maupun bantuan
teknis yang diperlukan calon pengusaha maupun usaha yang sudah berjalan.
Peraturan ini menjadi pintu masuk sehingga Modal ventura ini menjadi
elemen penting kebangkitan ekonomi digital. Multifinace Indoneia,Tbk (07
April 1982) merupakan perusahaan penjaringan pembiayaan pemasaran
terluas dan terlama di Indonesia. Mencatatkan sahamnya (Go public) dengan
kode saham MFIN. Memiliki 7000 karyawan di 267 kantor cabang dan gerai
tersebar di 33 dari 37 propindi di Indonesia (https://money.kompas.com).

3. Mekanisme Modal Ventura


a. Single tier approach
Pembentukan modal ventura yang langsung dikelola oleh
manajemen perusahaan modal ventura itu sendiri. Mekanisme modal
ventura sejenis ini disebut modal ventura konvensional atau single tier
approach. Pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan investasi modal
ventura dalam mekanisme modal ventura sebagaimana dijelaskan pada
Gambar pertama. dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan modal ventura
itu sendiri sebagai badan hukum, atau dengan kata lain, suatu perusahaan
modal ventura dapat sebagai venture capital fund dan dalam waktu yang
sama menjadi management venture capital company. Oleh karena itu

10 | P a g e
kebijakan dan analisis investasi: pelaksanaan monitoring; keterlibatan
pada manajemen perusahaan pasangan usaha; serta pelaksanaan dalam
proses divestasi, dilakukan oleh perusahaan modal ventura yang
bersangkutan.
b. Two tier approach
Pembentukan modal ventura yang pengelolaannya diserahkan
kepada perusahaan manajemen investasi, yang memang memiliki
keahlian di bidang modal ventura. Pendekatan kedua ini disebut two tier
approach.Mekanisme modal ventura dengan pendekatan venture capital
fund company sebagaimana dijelaskankan pada Gambar kedua, berbeda
dengan metode pertama, seperti yang telah dijelaskan di atas.
Pelaksanaan semua kebijakan dan strategi investasi mulai dari analisis,
monitoring, sampai pada proses divestasi dan review merupakan tugas
dan tanggung jawab perusahaan manajemen investasi. Semua tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya tersebut didasarkan pada
kesepakatan yang telah diatur dalam perjanjian kontrak manajemen.Atas
tanggung jawabnya tersebut, perusahaan manajemen mendapatkan
contract fee atau management fee dan success fee.

4. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Modal Ventura


a. Perusahaan modal ventura
Perusahaan modal ventura adalah perusahaan yang dapat bertindak
sebagai investee management ataupun sebagai fund management dimana
dalam memberikan bantuannya tersebut juga memberikan dampingan
manajemen, baik penempatan ataupun pembianaan manajemen kepada
perusahaan pasangan usaha, dana mana, baik berupa penyertaan modal
ataupun dalam bentuk pinjaman dengan bagi hasil.
b. Perusahaan pasangan usaha
Merupakan perusahaan yang sudah menjadi badan hukum ataupun tidak,
yang dapat berupa Perseroan Terbatas ( PT ), Koperasi, Perseroan
Komanditer ( CV ), Firma, bahkan perusahaan perseorangan seperti usaha
dagang. Namun, yang paling sering dibiayai dengan modalventuraadalah
perusahaan dalam bentuk Perseroan Terbatas ( PT ), baik yang sudah ada
ataupun yang dibentuk kemudian.
c. Penyandang dana
Ada dua sumber dana perusahaan modal ventura yang diberikan kepada
pasangan usaha, yakni :
1. Model pendanaan yang berasal dari perusahaan modal ventura sendiri,
yakni yang biasanya diambil dari modal saham dan laba yang ditahan.
2. Model pendanaan yang berasal dari penyandang dana pihak ketiga,
yang dananya tidak disetor menjadi modal saham.

11 | P a g e
5. Sumber Pendanaan Modal Ventura
Sumber dana modal ventura dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain
sebagai berikut:
a. Investor Perseorangan
Umumnya, investor perseorangan lebih menyukai dan cenderung
melakukan investasi pada usaha yang telah berjalan lancar dan bersifat
jangka pendek. Investor individu yang memiliki kesabaran dan kesiapan
untuk menerima dan menanggung risiko tinggi dalam suatu usaha
dianggap sebagai seorang venture capitalist murni karena dalam usaha
modal ventura sulit diharapkan akan memberi hasil yang besar atas
investasi yang ditanam dalam kurun waktu satu atau dua tahun.
b. Investor Institusi
Biasanya perusahaan-perusahaan besar, terutama di negara-negara
industri, memiliki suatu divisi tersendiri yang khusus menangani bisnis
modal ventura. Tugas divisi khusus ini adalah menampung dan
mengevaluasi suatu ide-ide, terutama dalam bidang teknologi, yang dapat
dikembangkan menjadi suatu produk teknologi baru yang dapat
dipasarkan. Keikutsertaan investor institusi ini merupakan alternatif sumber
dana modal ventura.
c. Perusahaan Asruransi dan Dana Pensiun.
Lembaga keuangan non-bank ini merupakan sumber dana modal ventura
yang cukup besar. Potensi lembaga ini sebagai investor dalam usaha
modal ventura didukung oleh sumber dananya yang berjangka panjang.
d. Perbankan
Sumber dana modal ventura dapat diperoleh dari bank-bank yang tertarik
melakukan bisnis modal ventura. Namun, perlu dipertimbangkan mengenai
dana bank yang bersifat jangka pendek, sementara modal ventura bersifat
jangka panjang. Dana-dana yang berasal dari bank sebaiknya digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dengan pola bagi hasil yang
berjangka waktu pendek.
e. Lembaga Keuangan Internasional
Lembaga keuangan internasional dapat menjadi sumber dana modal
ventura, terutama yang berkaitan dengan upaya untuk membantu
pengembangan sektor-sektor tertentu. Kelebihan sumber dana ini, di
samping berbiaya murah, juga biasanya memiliki jangka waktu panjang
dengan masa tenggang waktu.

6. Tahap Pembiayaan Modal Ventura


Penentuan waktu pemberian bantuan pada pasangan usaha.
a. Pengembangan ide usaha
Tahap ini merupakan tahap yang paling berisiko.Pada tahap ini pada
pengembangan ide dasar.
b. Awal kegiatan usaha

12 | P a g e
Pada tahap ini calon pengusaha Usaha sudah sangat yakin akan
kelayakan dan prospek dari kegiatan usaha yang akan dilakukan.
c. Awal pengembangan usaha
Pada tahap ini Perusahaan Pasangan Usaha telah berhasil memulai
usahanya dan hasilnya menunjukan tanda-tanda adanya prospek
pengembangan usaha.
d. Ekspansi
Perusahaan kali ini melakukan pengembangan antara lain berupa
peningkatan omzet, peningkatan pangsa pasar, perluasan pasar, dan lain-
lain.
e. Kejenuhan atau penurunan
Kegiatan usaha yang awalnya menunjukan tanda-tanda baik dapat saja
berubah menjadi kurang menguntungkan karena berbagai macam sebab.
Penyebab terjadinya hal ini bisa sajakarena adanya pesaing, krisis
ekonomi, perubahan atau pergeseran selera konsumen, perubahan
kebijakan pemerintah, dan lain-lain.

7. Bentuk Pembiayaan
1. Penyertaan modal dalam bentuk saham.
2. Obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham.
3. Pinjaman yang dapat dikonversikan menjadi saham.
4. Pinjaman yang memberikan hak opsi bagi Perusahaan Modal Ventura
untuk membeli saham.
5. Pinjaman dengan tingkat bunga yang relatif rendah.
6. Pinjaman yang tidak perlu dibayar bila perusahaan belum mampu
menutupi biaya operasinya.
7. Pinjaman yang apabila terjadi likuidasi, maka pengembaliannya berada
pada prioritas setelah obligasi dan pinjaman lainnya.

BAB III. PENUTUP

a. Kesimpulan

Persamaan:
NO LEASING FACTURING MODAL VENTURA
1 Lembaga Keuangan Bukan Lembaga Keuangan Bukan Lembaga Keuangan
Bank (LKBB) Bank (LKBB) Bukan Bank (LKBB)
2 Merupakan bentuk pembiayaan- Sda Sda
pembiayaan yang memberikan
modal kepada para pihak-
pihak/perusahaan yang
membutuhkan dana untuk
dipakai dalam usaha/penambah
modal buat

13 | P a g e
memajukan/mengembangkan
usahanya.
3 Leasing adalah setiap kegiatan Factoring adalah badan usaha Modal ventura adalah sebagai
pembiayaan perusahaan dalam yang melakukan kegiatan pembiayaan yang memiliki
bentuk penyediaan barang- pembiayaan dalam bentuk risiko tinggi. Pembiayaan
barang modal untuk digunakan pembelian dan atau pengalihan modal ventura berbeda
oleh suatu perusahaan untuk serta pengurusan piutang atau dengan bank yang
jangka waktu tertentu, tagihan jangka pendek suatu memberikan pembiayaan
berdasarkan pembayaran- perusahaan dari transaksi berupa pemberian fasilitas
perdagangan dalam dan luar
pembayaran secara berkala kredit, sedangkan modal
negeri.
disertai dengan hak pilih bagi ventura memberikan
perusahaan tersebut untuk pembiayaan dalam bentuk
membeli barang-barang modal penyertaan langsung kedalam
yang bersangkutan atau perusahaan yang dibiayai.
memperpanjang jangka waktu
leasing berdasarkan nilai sisa
uang yang telah disepakati
bersama.
Perbedaan: a. Jasa Non Finance:
4 Kegiatan sewa guna usaha Kegiatan penatausahaan Pengembangan suatu
penjualan kredit
dilakukan dalam bentuk penemuan baru.
pengadaan barang modal bagi
penyewa guna usaha, baik
dengan maupun tanpa hak opsi
untuk membeli barang
tersebut.
5 Dalam kegiatan sebagaimana Penagihan piutang perusahaan Pengembangan
klien.
dimaksut butir 1 diatas perusahaan pada tahap awal
pengadaan barang modal dapat usahanya mengalami
juga dilakukan dengan cara kesulitan dana.
membeli barang penyewa guna
usaha yang kemudian
disewagunakan kembali.
6 Sepanjang perjanjian sewa Credit invesment. Sebelum factor Membantu perusahaan yang
memutuskan untuk memberikan
guna usaha masih berlaku, hak pembiayaan atas suatu tagihan, berada dalam tahap
milik atas barang modal objek harus mengetahui bonafiditas, kemunduran usaha.
reputasi serta main line of
transaksi sewa guna usaha business dari buyer yang
pada perusahaan berkaitan dengan kemungkinan
kemampuan pembayaran piutang
Pembiayaan dikemudian hari.

14 | P a g e
7 Sales ladger administration. Membantu perusahaan yang
Kewajiban factor membuat
pembukuan atas penjualan dan berada dalam tahap
menyampaikan laporan tersebut pengembangan.
secara periodik kepada client
8 Credit control termasuk Pengembangan proyek
colection. penelitian dan rekayasa
9 Protection again at credir risk. Pengembangan berbagai
Factor hendaknya mengusahakan
cara yang baik untuk
teknologi baru dan alih
mengamankan risiko tidak teknologi baik dari dalam
tertagihnya dari piutang yang
telah dibiayai. maupun luar negeri.
b.Jasa Finance:
10 Peningkatan modal kerja, Membantu pengalihan
maksutnya degan mengalihkan
piutang kepada factor maka
pemilikan perusahaan.
client akan mendapatkan
pembayaran dimuka sehingga
perputaran dana untuk
peningkatan kegiatan usaha
tidak akan terganggu
11 Jasa financing merupakan
kegiatan pembelian atau
pengalihan piutang/tagihan
jangka pendek dari transaksi
perdagangan dalam atau luar
negeri
12 Jasa financing membebaskan
client dari kecemasan terhadap
masalah keterbatasan dana
akibat keterlambatan
pembayaran dari costumer
sehingga client dapat
berkonsentrasi dan mempunyai
lebih banyak waktu dan modal
kerja untuk penigkatan dan
pengembangan usaha.

b.Saran.

“Semakin banyak orang yang terjun menjadi pengusaha maka akan semakin
bagus dampaknya bagi kemajuan perekonomian kita”.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

15 | P a g e
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN
TEMA: LEASING DAN MODAL VENTURA

KELOMPOK V:
1. Rm. Pedro Noronha do Nascimento/8112191038 MM
2. Fidelis Seran/8112191017 MM
3. Egbert E.D. Balukh/8112191013 MM
4. Boby L. da Costa/8112191004 MM
5. Angelina Frebyarti/8112191002 MM
6. Marchi R.Nabuasa/8112191026 MM
7. Elis P. Ratu Kadja/8112191015 MM
8. Maria De Ziarah Fatima/8112191027MM
9. Egidius G. Paso Pale/8112191013MM
10. James P. Nenobais/811219020 MM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2020

16 | P a g e
DAFTAR ISI

NO URAIAN Hal
Cover depan…………………………………………………………………….. 1
Daftar isi ………………………………………………………………………… 1
I BAB I. PENDAHULUAN 1
A Pendahuluan……………………………………………………………………. 1
B Rumusan Masalah………………………………………………………………. 1
C Tujuan Penulisan ……………………….………………………………………. 1
D Dasar Hukum……………………………………………………………………. 1
II BAB II. PEMBAHASAN
A Leasing ………………………………………………………………………….. 2
1 Pengertian Leasing……………………………………………………………… 2
2 Sejarah Perkembangan Leasing di Indonesia………………………………. 2
3 Jenis-jenis Leasing……………………………………………………………… 5
4 Manfaat Leasing…………………………………………………………………. 5
5 Mekanisme Pemberian Leasing………………………………………………. 6
7 Pihak-pihak yang terlibat dalam Leasing……………………………………… 7
8 Teknik-teknik pembiayaan Leasing……………………………………………. 7
B Modal Ventura…………………………………………………………………... 9
1 Pengertian Modal Ventura …………………………………………………….. 9
2 Sejarah Modal Ventura…………………………………………………………. 9
3 Mekanisme Modal Ventura…………………………………………………….. 10
4 Pihak-pihak yang terlibat dalam modal ventura……………………………… 11
5 Sumber pendanaan modal ventura……………………………………………. 12
6 Tahap Pembiayaan Modal Ventura…………………………………………… 12
7 Bentuk pembiayaan…………………………………………………………….. 12
III BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………. 13
B Saran……………………………………………………………………………… 15

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai