PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam mempertahankan hidupnya melakukan berbagai macam cara, salah satunya
adalah melakukan kegiatan atau aktivitas bisnis. Melalui kegiatan itu manusia dapat
memenuhi tuntutan hidupnya yang semakin hari semakin komplek. Kehidupan manusia di
zaman era modern ini begitu cepat berputar, kehidupan yang begitu cepat memacu manusia
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara cepat pula. Pemenuhan kebutuhan hidup
secara cepat telah mendorong dan membuka peluang bagi manusia untuk melakukan kegiatan
bisnis.
Aktivitas bisnis itu sendiri diwarnai oleh berbagai bentuk hubungan bisnis atau kerjasama
bisnis yang melibatkan para pelaku bisnis. Hubungan bisnis atau kerja sama bisnis yang
terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis apa yang telah dijalankan.
Dengan semakin berkembangnya aktifitas bisnis sekarang ini maka keperluan akan modal
atau dana bagi pelaku usaha juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu sarana
penyediaan dana yang dibutuhkan oleh pelaku usaha atau masyarakat perlu diperluas.
Umunya dana yang dibutuhkan tersebut dapat disediakan oleh lembaga perbankan melalui
fasilitas kredit.
Namun, fasilitas kredit dari perbankan sangat terbatas dan tidak semua pelaku usaha punya
akses untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari bank. Selain itu lembaga perbankan juga
memerlukan jaminan yang kadang kala tidak bisa dipenuhi oleh pelaku usaha yang
bersangkutan maka perlu adanya suatu upaya lain yang mudah prosesnya dan tanpa jaminan.
Upaya lain tersebut dapat dilakukan melalui suatu jenis badan usaha yaitu melalui lembaga
pembiayaan. Oleh karena itu di dalam makalah ini akan dijelaskan lebih rinci tentang
lembaga-lembaga pembiayaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lembaga pembiayaan ?
2. Apa saja bidang usaha lembaga pembiayaan ?
3. Mengetahui apa itu Pegadaian?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau barang modal. Berbeda dengan bank atau lembaga keuangan
bukan bank, lembaga pembiayaan tidak diperbolehkan untuk menghimpun dana secara
langsung dari masyarakat. Ketentuan tentang lembaga ini telah diatur dalam Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 Pasal 1 ayat 2. Keputusan Presiden
tersebut menjelaskan pengertian mengenai lembaga pembiayaan yaitu “ lembaga Pembiayaan
adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana
atau barang modal dengan tidak menarik secara langsung dari masyarakat”.[1]
B. Bidang Usaha Lembaga Pembiayaan
Keputusan Preseiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 menetapkan bidang usaha
lembaga pembiayaan antara lain:
1. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company)
Leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan kepada perusahaan (badan hukum) atau
perorangan dalam bentuk pembiayaan barang modal. Pembayaran kembali oleh peminjam
dilakukan secara berkala dan dalam jangka waktu menengah atau panjang. Perusahaan yang
menyelenggarakan leasing disebut lessor, sedangkan perusahaan yang mengajukan leasing
disebut Lessee.
Kegiatan leasing secara resmi diperbolehkan beroperasi di Indonesia setelah keluar keputusan
bersama antara meneteri keuangan, menteri perindustrian dan menteri perdagangan Nomor
Kep 122/MK/IV/1974, Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kpb/1/74 tanggal 7 Februari
1974 tentang Perizinan Usaha Leasing di Indonesia.
Selain lessor dan lesse dalam kegiatan sewa guna usaha seringkali melibatkan pihak
ketiga misalnya pemasok (Supplier), atau Credit Provider.Obyek kegiatan leasing meliputi
barang-barang modal pada sector transportasi, industry, kontruksi, pertanian, pertambangan,
perkantoran, kesehatan.
a. Jenis Leasing
Ada dua macam pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan leasing, yaitu:
1. Operating lessee
Operating lessee adalah usaha leasing dimana pihak lessee hanya membayar sewa
pembiayaan (rental) sesuai perjanjian tanpa diikuti dengan pemilihan (hak opsi) barang
modal tersebut oleh lessee pada masa akhir perjanjian.
Jenis barang modal yang sering disewakan dengan cara ini yitu barang yang memiliki nilai
tinggi, misalnya: alat-alat berat, traktor, mesin-mesin dan sebagainya.
2. Financial lessee
Financial lessee adalah usaha leasing dimana selain membayar sewa yang ditetapkan pada
akhir masa kontrak, pembiayaan lesse tersebut akan membeli barang-barang modal tersebut
berdasarkan sisa yang disepakati bersama.
3. Leverage lease
Leverage lease adalah finance lease yang melibatkan selain lessor dan lessee. Juga pihak
ketiga yaitu Credit Provider, peran pihak ketiga ini adalah membiayai sebagian barang modal
yang akan disewakan, pihak lessor hanya akan membiayai sebesar 20% sampai dengan 40%
harga barang modal, sedangkan sisanya dibiayai pihak ketiga tersebut.
4. Cross border lease
Cross border lease adalah usaha leasing yang melewati batas wilayah suatu Negara. Dalam
model ini diperlukan suatu penanganan khusus meliputi aturan hukumnya, perpajakan,
akuntansi dan sebagainya. Contoh baranng modal yang bisa disewa guna usahakan denganc
ara ini adalah pesawat terbang.
Berdasarkan sudut pandang fasilitas (jumlah limit kredit), kartu kredit dibedakan atas kartu
kredit Classic dan Gold. Kartu kredit Classic mempunyai limit kredit antara 1-10 juta.
Sedangkan kartu kredit Gold mempunyai limit kredit antara 10-30 juta. Dasar penggolongan
dari sudut pandang ini adalah jumlah pendapata calon pemegang kartu kredit. [9]
E. Manfaat Pegadaian
1. Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh nasabah yang meminjam dari perum pegadaian adalah
ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih
cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu mengingat itu
jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, nasabah juga
memperolah manfaat sebagai berikut:
a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya Nasabah
yang akan berpergian, merasa kurang aman menempatkan barang bergeraknya ditempat
sendiri, atau tidak mempunyai sarana penyimpanan suatu barang bergerak dapat menitipkan
suatu barang bergerak dapat menitipkn barangnya di Perum Pegadaian.
2. Bagi Perusahaan Pegadaian
Manfaat yang diharapkan Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada nasabahnya
adalah:
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana;
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa
tertentu dari Perum Pegadaian;
c. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang
memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana;
d. Berdasarkan Beraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh oleh Perum
Pegadaian digunakan untuk:
1) Dana pembangunan semesta (55%);
2) Cadangan umum (5%);
3) Cadangan tujuan (5%);
4) Dana sosial (20%).[2]
F. Keuntungan Usaha Gadai
Tujuan utama usaha pegadaian adalah untuk mengatasi agar masyarakat yang sedang
membutuhkan uang tidak jatuh ke tangan para pelepas uang atau tukang ijon atau tukang
rentenir yang bunganya relatif tinggi. Perusahaan pegadaian menyediakan pinjaman uang
dengan jaminan barang-barang berharga. Meminjam uang ke perum pegadaian bukan saja
karena prosedurnya yang mudah dan cepat, tetapi karena biaya yang dibebankan lebih ringan
jika dibandingkan dengan para pelepas uang atau tukang ijon. Hal ini dilakukan sesuai
dengan salah satu tujuan dari perum pegadaian dalam pemberian pinjaman kepada
masyarakat dengan moto “meyelesaikan masalah tanpa masalah”.
Jika seseorang membutuhkan dana sebenarnya dapat diajukan ke berbagai sumber dana,
seperti meminjam uang ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Akan tetapi, kendala
utamanya adalah prosedurnya yang rumit dan memakan waktu yang relatif lebih lama.
Kemudian disamping itu, persyaratan yang lebih sulit untuk dipenuhi seperti dokumen yang
harus lengkap, membuat masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhinya. Begitu pula
dengan jaminan yang diberikan harus barang-barang tertentu, karena tidak semua barang
dapat dijadikan jaminan di bank.
Namun, di perusahaan pegadaian begitu mudah dilakukan, masyarakat cukup datang ke
kantor pegadaian terdekat dengan membawa jaminan barang tertentu, maka uang pinjaman
pun dalam waktu singkat dapat terpenuhi. Jaminannya pun cukup sederhana sebagai contoh
adalah jaminan dengan jam tangan saja sudah cukup untuk memperoleh sejumlah uang dan
hal ini hampir mustahil dapat diperoleh di lembaga keuangan lainnya.
Keuntungan lain di pegadaian adalah pihak pegadaian tidak mempermasalahkan untuk apa
uang tersebut digunakan dan hal ini tentu bertolak belakang dengan pihak perbankan yang
harus dibuat serinci mungkin tentang penggunaan uangnya. Begitu pula dengan sangsi yang
diberikan relatif ringan, apabila tidak dapat melunasi dalam waktu tertentu. Sangsi yang
paling berat adalah jaminan yang disimpan akan dilelang untuk menutupi kekurangan
pinjaman yang telah diberikan.
Jadi keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga keuangan bank
atau lembaga keuangan lainnya adalah:
1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu paada hari itu juga, hal ini
disebabkan prosedurnyayang tidak berbelit-belit;
2. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk
memenuhinya;
3. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi sesuai
dengan kehendak nasabahnya.[3]
G. Barang Jaminan
Jenis barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan pada prinsipnya adalah barang
bergerak, antara lain:
a. Barang dan perhiasan : yaitu semua perhiasan yang dibuat dari emas, perhiasan perak,
platina, baik yang berhiaskan intan, mutiara.
b. Barang-barang elektronik: laptop, TV, kulkas, radio, tape recorder,vcd/dvd, radio kaset.
c. Kendaran : sepeda, sepeda motor, mobil.
d. Barang-barang rumah tangga
e. Mesin,mesin jahit, mesin motor kapal.
f. Tekstil
g. Barang-barang lain yang dianggap bernilai seperti surat-surat berharga baik dalam bentuk
saham, obligasi, maupun surat-surat berharga lainnya.[4]
H. Sumber Pendanaan
Pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak diperkenankan menghimpun dana secara
langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, misalnya giro, deposito, dan tabungan.
Untuk memenuhi kebutuhan dananya, perum pegadaian memiliki sumber-sumber dana sbb:
1. Modal sendiri
2. Penyertaan modal pemerintah
3. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
4. Pinjaman jangka panjang yang berasal dari kredit lunak bank indonesia
5. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi
Aspek syariah tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya saja, pembiayaan kegiatan
pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber yang benar-benar terbebas dari unsur
riba. Dalam hal ini, seluruh kegiatan pegadaian syariah termasuk dana yang kemudian
disalurkan kepada nasabah, murni berasal dari modal sendiri ditambah dana pihak ketiga dari
sumber yang dapat dipertanggung jawaban. Pegadaian telah melakukan kerja sama dengan
bank muamalat sebagai pundernya, ke depan pegadaian jaga akan melakukan kerja sama
dengan lembaga keuangan syariah lain untuk mem-back up modal kerja.
I. Produk dan Jasa Sistem Konvensional
1. Jasa Taksiran
Layanan Pegadaian untuk memberikan penilaian berbagai jenis dan kualitas emas dan
berlian, para penaksir akan bergerak atau bertindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Jasa Titipan
Bagi nasabah yang ingin manyimpan barangnya yang berharga, dapat menyimpan
dipegadaian dengan layanan tititpan, dengan prosedur mudah, layanan murah, dan barang
akan dijamin oleh pegadaian. Selain itu, jika nasabah akan meninggalkan rumah dalam
jangka waktu yang lama, nasabah dapat manitipkan barang- barang dipegadaian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a) Pengertian Lembaga Pembiayaan
lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang dilakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan dana atau modal dengan tidak menarik dana secara
langsung dari masyarakat.
b) Peranan lembaga pembiayaan
Yakni sebagi salah satu lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk
menunjang pertumbuhan perekonomian nasional serta menampung dan
menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat, berperan aktif dalam pembangunan
dimana lembaga pembiayaan ini diharapkan masyarakat atau pelaku usaha dapat
mengatasi salah satu faktor yang umum dialami yaitu faktor permodalan.
c) Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan
Sewa Guna Usaha (Leasing)
Anjak Piutang
Usaha Kartu Kredit
Pembiayaan Konsumen
Perusahaan Modal Ventura
B. Kritik dan Saran
Menurut saya pemerintah harus lebih giat mensosialisasi setiap perubahan
peraturan yang dibuat, khususnya dalam hal perusahaan pembiayaan infrastruktur
karena pada kenyataanya masyarakat masih banyak yang kurang mengetahui
tentang peraturan mengenai Lembaga Pembiayaan.