Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam mempertahankan hidupnya melakukan berbagai macam cara, salah satunya
adalah melakukan kegiatan atau aktivitas bisnis. Melalui kegiatan itu manusia dapat
memenuhi tuntutan hidupnya yang semakin hari semakin komplek. Kehidupan manusia di
zaman era modern ini begitu cepat berputar, kehidupan yang begitu cepat memacu manusia
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara cepat pula. Pemenuhan kebutuhan hidup
secara cepat telah mendorong dan membuka peluang bagi manusia untuk melakukan kegiatan
bisnis.
Aktivitas bisnis itu sendiri diwarnai oleh berbagai bentuk hubungan bisnis atau kerjasama
bisnis yang melibatkan para pelaku bisnis. Hubungan bisnis atau kerja sama bisnis yang
terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis apa yang telah dijalankan.
Dengan semakin berkembangnya aktifitas bisnis sekarang ini maka keperluan akan modal
atau dana bagi pelaku usaha juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu sarana
penyediaan dana yang dibutuhkan oleh pelaku usaha atau masyarakat perlu diperluas.
Umunya dana yang dibutuhkan tersebut dapat disediakan oleh lembaga perbankan melalui
fasilitas kredit.
Namun, fasilitas kredit dari perbankan sangat terbatas dan tidak semua pelaku usaha punya
akses untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari bank. Selain itu lembaga perbankan juga
memerlukan jaminan yang kadang kala tidak bisa dipenuhi oleh pelaku usaha yang
bersangkutan maka perlu adanya suatu upaya lain yang mudah prosesnya dan tanpa jaminan.
Upaya lain tersebut dapat dilakukan melalui suatu jenis badan usaha yaitu melalui lembaga
pembiayaan. Oleh karena itu di dalam makalah ini akan dijelaskan lebih rinci tentang
lembaga-lembaga pembiayaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lembaga pembiayaan ?
2. Apa saja bidang usaha lembaga pembiayaan ?
3. Mengetahui apa itu Pegadaian?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau barang modal. Berbeda dengan bank atau lembaga keuangan
bukan bank, lembaga pembiayaan tidak diperbolehkan untuk menghimpun dana secara
langsung dari masyarakat. Ketentuan tentang lembaga ini telah diatur dalam Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 Pasal 1 ayat 2. Keputusan Presiden
tersebut menjelaskan pengertian mengenai lembaga pembiayaan yaitu “ lembaga Pembiayaan
adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana
atau barang modal dengan tidak menarik secara langsung dari masyarakat”.[1]
B. Bidang Usaha Lembaga Pembiayaan
Keputusan Preseiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 menetapkan bidang usaha
lembaga pembiayaan antara lain:
1. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company)
Leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan kepada perusahaan (badan hukum) atau
perorangan dalam bentuk pembiayaan barang modal. Pembayaran kembali oleh peminjam
dilakukan secara berkala dan dalam jangka waktu menengah atau panjang. Perusahaan yang
menyelenggarakan leasing disebut lessor, sedangkan perusahaan yang mengajukan leasing
disebut Lessee.
Kegiatan leasing secara resmi diperbolehkan beroperasi di Indonesia setelah keluar keputusan
bersama antara meneteri keuangan, menteri perindustrian dan menteri perdagangan Nomor
Kep 122/MK/IV/1974, Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kpb/1/74 tanggal 7 Februari
1974 tentang Perizinan Usaha Leasing di Indonesia.
Selain lessor dan lesse dalam kegiatan sewa guna usaha seringkali melibatkan pihak
ketiga misalnya pemasok (Supplier), atau Credit Provider.Obyek kegiatan leasing meliputi
barang-barang modal pada sector transportasi, industry, kontruksi, pertanian, pertambangan,
perkantoran, kesehatan.
a. Jenis Leasing
Ada dua macam pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan leasing, yaitu:
1. Operating lessee
Operating lessee adalah usaha leasing dimana pihak lessee hanya membayar sewa
pembiayaan (rental) sesuai perjanjian tanpa diikuti dengan pemilihan (hak opsi) barang
modal tersebut oleh lessee pada masa akhir perjanjian.
Jenis barang modal yang sering disewakan dengan cara ini yitu barang yang memiliki nilai
tinggi, misalnya: alat-alat berat, traktor, mesin-mesin dan sebagainya.
2. Financial lessee
Financial lessee adalah usaha leasing dimana selain membayar sewa yang ditetapkan pada
akhir masa kontrak, pembiayaan lesse tersebut akan membeli barang-barang modal tersebut
berdasarkan sisa yang disepakati bersama.
3. Leverage lease
Leverage lease adalah finance lease yang melibatkan selain lessor dan lessee. Juga pihak
ketiga yaitu Credit Provider, peran pihak ketiga ini adalah membiayai sebagian barang modal
yang akan disewakan, pihak lessor hanya akan membiayai sebesar 20% sampai dengan 40%
harga barang modal, sedangkan sisanya dibiayai pihak ketiga tersebut.
4. Cross border lease
Cross border lease adalah usaha leasing yang melewati batas wilayah suatu Negara. Dalam
model ini diperlukan suatu penanganan khusus meliputi aturan hukumnya, perpajakan,
akuntansi dan sebagainya. Contoh baranng modal yang bisa disewa guna usahakan denganc
ara ini adalah pesawat terbang.

b. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Leasing


1. Lessor
Perusahaan yang membiayai kegiatan leasing atau diakatakan pula sebagai pemilik barang
modal secara hukum
2. Lessee
Pihak yang memperoleh manfaat ekonomi dari kegiatan leasing
3. Pemasok (supplier)
Penghasil, dealer atau distributor barang modal yang dibutuhkan oleh lessee
4. Bank
c. Manfaat Leasing
Pembiayaan melalui leasing menciptakan beberapa keuntungan antara lain:
1. Menghemat Modal
2. Sangat luwes (flexible)
Keluwesan ini menyangkut berbagai aspek antara lain struktur kontrak, besarnya sewa,
jangka waktu kontrak serta nilai sisa (residu)
3. Sebagai sumber dana
Sumberdana yang diciptakan leasing adalah dari jenis sale and lease back
4. Menguntungkan cash flow
Keluwesan dalam penentuan besarnya sewa akan menguntungkan cash flow lessee.
5. Menciptakan keuntungan dari pengaruh inflasi
Pembayaran sewa bersifat tetap dan dalam jangka menengah atau panjang. Oleh karena itu,
nilai riil sewa (serta residu) akan turun jika terjadi inflasi dalam perekonomian.
6. Sarana kredit menengah dan panjang
Semakin sulitnya mencari kredit jangka menengah dan panjang membuat leasing menjadi
alternative pembiayaan.
7. Dokumentasi sederhana
Dokumentasi leasing biasanya sudah standar sehingga untuk melakukan transaksi leasing
berikutnya tinggal mengikuti dokumentasi yang sudah ada.[2]
2. Perusahaan Jasa Anjak Piutang (Factoring Company)
Usaha jasa anjak piutang adalah usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan (debitur)
dari transaksi perdagangan dalam negri atau luar negri.
a. Pelaku Usaha Anjak Piutang
1. Kreditur : yaitu perusahaan penjual barang atau jasa yang menerima pembayaran secara
kredit jangka pendek
2. Debitur : yaitu pembeli barang atau pengguna jasa yang akan membayar secara kredit
jangka pendek
3. Factor : yaitu perusahaan anjak piutang yang akan membiayai pembayaran secara tunai
kreditur
b. Biaya Anjak Piutang
Ada dua biaya yang harus dibayar oleh perusahaan pengguna jasa anjak piutang :
1. Factoring Charge
Yaitu biaya yang dikenakan oleh perusahaan anjak piutang kepada perusahaan pengguna jasa
atau nasabah sebagai biaya administrative. Besarnya berkisar 0,5% sampai dnegan 2% dari
jumlah piutang yang dijual kreditur kepada perusahaan anjak piutang.
2. Intial Payment Charge (Bunga)
Yaitu biaya yang dikenakan pada dana yang telah dibayarkan lebih dulu pada kreditur. Bunga
dihitung untuk masa “pembelian” piutang sampai piutang tersebut jatuh tempo. Besarnya
bunga biasanya mengikuti sukubunga yang berlaku. Namun dapat pula bervariasi tergantung
volume transaksi, rata-rata transaksi, profit, sifat debitur dan sebagainya.

c. Kegiatan Anjak Piutang


Perusahan anjak piutang merupakan jenis perusahaan yang relative baru dikenal di Indonesia.
Secara resmi adalah dengan dike;luarkan surat keputusan menteri keuangan Nomor
1251/KMK.031/1998 tanggal 20 Desember 1998. Padahal di banyak Negara lain kegiatan
perusahaan anjak piutang sudah dimulai sejak puluhan tahun lalu.
Kegiatan utama perusahaan anjak piutang yaitu mengambil alih perusahaan dengan tanggung
jawab tertentu tergantung kesepakatan dengan pihak kreditur (pihak yang punya utang).
Usaha- usaha yang dijalankan oleh perusahaan anjak piutang berkaitan dengan pengelolaan
piutang bagi perusahaan.
Bagi perusahaan kreditur dengan adanya perusahaan anjak piutang sangat membantu mereka
dalam hal mengurangi risiko yang dihadapkan terhadap macetnya tagihan perusahaan.
Disamping itu, mereka juga dapat berkonsentrasi terhadap kegiatan lain yang lebih strategis
diperusahaannya.[3]
3. Modal Ventura
Perusahaan modal ventura adalah suatu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan
pembiayaan untuk jangka waktu tertentu (Kepres N0.61 Tahun 1998)[4]. Perusahaan yang
meneriama bantuan pembiayaan disebut dengan perusahaan pasangan usaha (PPU). Balas
jasa yang di dapat oleh perusahaan modal ventura adalah bagi hasil jika perusahaan yang
dibiayai (perusahaan pasangan usaha/ PPU) dan berbagi beban jika PPU rugi.
Ada beberapa cirri khas dari modal ventura, yaitu sebagai berikut:
a. Pemberian bantuan tidak hanya berupa modal, tetapi juga perusahaan modal ventura
ikut terlibat dalam manajemen PPU
b. Pemberian bantuan yang dilakukan tidak permanen, tetapi bersifat sementara paling
tidak lima sampai sepuluh tahun
c. Motif pemberian bantuan bersifat bisnis
d. Pemberian bantuan tanpa jaminan
Secara garis besar tujuan pendirian modal ventura antara lain:
a. Pengembagan suatu teknologi baru atau pengembagan produk baru
b. Pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan
c. Kemitraan dalam rangka pengetasan kemiskinan
d. Alih teknologi yang dilakukan ke perusahaan yang masih menggunakan teknologi
lama
e. Membantu perusahaan yang sedang kekurangan likuiditas
f. Membantu perusahaan baru dimana tingkat risiko kerugiannya sangat besar[5]
4. Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance Company)
Pembiayaan konsumen merupakan salah satu lembaga pembiayaan yang dilakukan suatu
perusahaan financial (consumer finance company)[6].Perusahaan pembiayaan konsumen
adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang
berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistm pembayaran angsuran atau berkala oleh
konsumen. Target pasar dari model pembiayaan ini sudah jelas yaitu konsumen.[7]
Barang yang menjadi obyek pembiayaan konsumen umumnya adalah barang-barang seperti
alat elektronik, computer dan alat-alat rumah tangga yang menjadi kebutuhan konsumen .
besarnya pembiayaan yang diberikan kepada konsumen umumnya relative kecil, sehingga
risiko yang dipikul oleh perusahaan pembiayaan konsumen juga relative kecil.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan konsumen adalah kegiatan
pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan bagi konsumen dan ditunjukkan untuk
pembelian barang-barang yang bersifat konsumtif bukan untuk keperluan produktif. Aktivitas
pembiayaan konsumen dilakukan karena tidak semua konsumen mampu membeli barang
konsumsi dengan cara pembayaran tunai. Sebagian besar masyarakat saat ini terutama yang
memiliki pendapatan menengah ke bawah dapat membeli barang yang diinginkan dengan
cara mengangsur. Perusaaan pembiayaan konsumen akan menangani atau melakukan
pembayaran dengan cara tunai kepada pihak penjual. Selanjutnya, konsumen membayar
barang tersebut dengan cara mengangsur selama jangka waktu tertentu kepada perusahaan
pembiayaan konsumen.[8]
5. Perusahaan Kartu Kredit (Credit Card Company)
Perusahaan kartu kredit adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan untuk
membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit. Menurut Suryohadibroto dan
Prakoso (1987. Hal. 335) kartu kredit adalah alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai
yang sewaktu-waktu dapat digunakan konsumen untuk ditukarkan dengan produk barang dan
jasa yang diinginkannya pada tempat-tempat yang dapat menerima kartu
kredit(merchant) atau dapat digunakan konsumen untuk menguangkan kepada bank penerbit
atau jaringannya (cash advance).
Kartu kredit diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan atau lembaga pengelola kartu
kredit bagi para nasabahnya dan dapat digunakan oleh pemegangnya sebagai alat yang sah
secara kredit. Pedagang (merchant)yang menerima pembayaran dengan kartu kredit
kemudian menagih pembayarannya kepada bank atau pengelola kartu kredit tersebut. Pada
akhirnya bank atau lembaga keuangan atau pengelola kartu kredit akan menagih kembali
kepada pemegang kartu kredit atau mendebet secara langsung dari rekening nasabah yang
bersangkutan (pemegang kartu kredit). Dengan demikian bisnis kartu kredit melibatkan tiga
pihak yaitu:
1. Bank, lembaga keuangan atau lembaga pengelola yang menerbitkan kartu
kredit (issuer) bekerjasama dengan merchant.
2. Nasabah sebagai pemegang kartu kredit (cardholder).
3. Pedagang yang menerima pembayaran dengan kartu kredit (merchant).
Menurut Sukirman (1994, hal. 17-20) kartu kredit dapat digolongkan dari berbagai sudut
pandang.
Berdasarkan sudut pandang penerbitan kartu kredit dibedakan atas
1. kartu kredit yang diterbitkan oleh bank misalnya Visa Card, Master Card, dan BCA
Card.
2. Adapun yang diterbitkan oleh bukan bank misalnya Diners Club dan AMEX.
Berdasrkan sudut pandang cara pembayaran kartu kredit dibedakan atas
1. Credit Card
Cara pembayarannya dapat dilakukan secara bertahap atau secara angsuran yang oleh
karenanya dikenakan bunga terhadap lama waktu pembayaran. Misalnya Visa Card dan
Master Card.
2. Charge Card
Cara pembayarannya dapat dilakukan secara keseluruhan pada waktu tagihan jatuh tempo.
Misalnya Dinners Club dan AMEX.
3. Debit Card
4. Cara pembayarannya dilakukan dengan mendebit langsung rekening pemegang Debit
Card di bank penerbit Debit Card. Misalnya BCA, Visa Eectron ippo dan Visa Electron
Niaga.
Berdasarkan sudut pandang tujuan dibedakan atas
1. Kartu Kredit Umum
Dapat digunakan untuk semua pembayaran yang mempunyai logo Visa, Master, Dinners,
AMEX. Misalnya Master Card, Dinners Club
2. Kartu Kredit Khusus
Hanya dapat digunakan ditempat-tempat tertentu yang berada dijaringan penerbit kartu
kredit. Misalnya Golf Card (hanya untuk bermain golf), Matahari Card (hanya bisa dipakai di
matahari grup).

Berdasarkan sudut pandang fasilitas (jumlah limit kredit), kartu kredit dibedakan atas kartu
kredit Classic dan Gold. Kartu kredit Classic mempunyai limit kredit antara 1-10 juta.
Sedangkan kartu kredit Gold mempunyai limit kredit antara 10-30 juta. Dasar penggolongan
dari sudut pandang ini adalah jumlah pendapata calon pemegang kartu kredit. [9]

C. Pengertian Usaha Gadai


Menurut kitab Undang- Undang Hukum perdata pasal 1150 disebutkan bahwa gadai adalah
suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, dan yang
menberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu utuk mengambil pelunasan dari barang
tersebut secara didahulukan daripadaorang yang berpiutang lainya; dengan pengecualian
biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan
barang itu setelah digadaikan, biaya- biaya mana yang harus didahulukan.
Secara umum usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang- barang berharga kepada
kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan
ditebus kembali sesuai perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Pegadaian terdiri
dari dua macam, yaitu pegadaian konvensional dan pegadaian syariah. Pegadaian adalah
lembaga yang melakukan pembiayaan dengan bentuk penyaluran kredit atas dasar hukum
kredit. Dengan demikian, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai
memiliki cirri- cirri diantaranya:
1. Terdapat barang- barang berharga yang digadaikan;
2. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan;
3. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.[1]

D. Tujuan Usaha Pegadaian


1. Membantu orang- orang yang membutuhkan pinjaman dengan syarat mudah
2. Untuk masyarakat yang ingin mengetahui barang yang dimilikinya, pegadaian
memberikan jasa taksiran untuk mengetahui nilai barang
3. Menyediakan jasa pada masyarakat yang ingin menyimpan barangnya
4. Memberikan kredit kepada masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap seperti
karyawan
5. Menunjang pelaksana kebijakan dan program pemerintah dibinang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hokum
gadai
6. Mencega praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar lainya
7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah kebawa melalui
penyediaan dana atas dasar hokum gadai, dan jasa dibidang keuangan lainya berdasarkan
ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku
8. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai
kepada masyarakat
9. Di samping penyaluran kredit, maupun usaha- usaha lainya yang bermanfaat terutama
bagi pemerintah dan masyarakat
10. Membina pola pengkreditan supaya benar- benar terarah dan bermanfaat, terutama
mengenai kredit yang bersifat produktif dan bila perlu memperluas daerah operasionalnya.

E. Manfaat Pegadaian
1. Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh nasabah yang meminjam dari perum pegadaian adalah
ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih
cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu mengingat itu
jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, nasabah juga
memperolah manfaat sebagai berikut:
a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya Nasabah
yang akan berpergian, merasa kurang aman menempatkan barang bergeraknya ditempat
sendiri, atau tidak mempunyai sarana penyimpanan suatu barang bergerak dapat menitipkan
suatu barang bergerak dapat menitipkn barangnya di Perum Pegadaian.
2. Bagi Perusahaan Pegadaian
Manfaat yang diharapkan Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada nasabahnya
adalah:
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana;
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa
tertentu dari Perum Pegadaian;
c. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang
memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana;
d. Berdasarkan Beraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh oleh Perum
Pegadaian digunakan untuk:
1) Dana pembangunan semesta (55%);
2) Cadangan umum (5%);
3) Cadangan tujuan (5%);
4) Dana sosial (20%).[2]
F. Keuntungan Usaha Gadai
Tujuan utama usaha pegadaian adalah untuk mengatasi agar masyarakat yang sedang
membutuhkan uang tidak jatuh ke tangan para pelepas uang atau tukang ijon atau tukang
rentenir yang bunganya relatif tinggi. Perusahaan pegadaian menyediakan pinjaman uang
dengan jaminan barang-barang berharga. Meminjam uang ke perum pegadaian bukan saja
karena prosedurnya yang mudah dan cepat, tetapi karena biaya yang dibebankan lebih ringan
jika dibandingkan dengan para pelepas uang atau tukang ijon. Hal ini dilakukan sesuai
dengan salah satu tujuan dari perum pegadaian dalam pemberian pinjaman kepada
masyarakat dengan moto “meyelesaikan masalah tanpa masalah”.
Jika seseorang membutuhkan dana sebenarnya dapat diajukan ke berbagai sumber dana,
seperti meminjam uang ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Akan tetapi, kendala
utamanya adalah prosedurnya yang rumit dan memakan waktu yang relatif lebih lama.
Kemudian disamping itu, persyaratan yang lebih sulit untuk dipenuhi seperti dokumen yang
harus lengkap, membuat masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhinya. Begitu pula
dengan jaminan yang diberikan harus barang-barang tertentu, karena tidak semua barang
dapat dijadikan jaminan di bank.
Namun, di perusahaan pegadaian begitu mudah dilakukan, masyarakat cukup datang ke
kantor pegadaian terdekat dengan membawa jaminan barang tertentu, maka uang pinjaman
pun dalam waktu singkat dapat terpenuhi. Jaminannya pun cukup sederhana sebagai contoh
adalah jaminan dengan jam tangan saja sudah cukup untuk memperoleh sejumlah uang dan
hal ini hampir mustahil dapat diperoleh di lembaga keuangan lainnya.
Keuntungan lain di pegadaian adalah pihak pegadaian tidak mempermasalahkan untuk apa
uang tersebut digunakan dan hal ini tentu bertolak belakang dengan pihak perbankan yang
harus dibuat serinci mungkin tentang penggunaan uangnya. Begitu pula dengan sangsi yang
diberikan relatif ringan, apabila tidak dapat melunasi dalam waktu tertentu. Sangsi yang
paling berat adalah jaminan yang disimpan akan dilelang untuk menutupi kekurangan
pinjaman yang telah diberikan.
Jadi keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga keuangan bank
atau lembaga keuangan lainnya adalah:
1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu paada hari itu juga, hal ini
disebabkan prosedurnyayang tidak berbelit-belit;
2. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk
memenuhinya;
3. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi sesuai
dengan kehendak nasabahnya.[3]
G. Barang Jaminan
Jenis barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan pada prinsipnya adalah barang
bergerak, antara lain:
a. Barang dan perhiasan : yaitu semua perhiasan yang dibuat dari emas, perhiasan perak,
platina, baik yang berhiaskan intan, mutiara.
b. Barang-barang elektronik: laptop, TV, kulkas, radio, tape recorder,vcd/dvd, radio kaset.
c. Kendaran : sepeda, sepeda motor, mobil.
d. Barang-barang rumah tangga
e. Mesin,mesin jahit, mesin motor kapal.
f. Tekstil
g. Barang-barang lain yang dianggap bernilai seperti surat-surat berharga baik dalam bentuk
saham, obligasi, maupun surat-surat berharga lainnya.[4]

H. Sumber Pendanaan
Pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak diperkenankan menghimpun dana secara
langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, misalnya giro, deposito, dan tabungan.
Untuk memenuhi kebutuhan dananya, perum pegadaian memiliki sumber-sumber dana sbb:
1. Modal sendiri
2. Penyertaan modal pemerintah
3. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
4. Pinjaman jangka panjang yang berasal dari kredit lunak bank indonesia
5. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi
Aspek syariah tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya saja, pembiayaan kegiatan
pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber yang benar-benar terbebas dari unsur
riba. Dalam hal ini, seluruh kegiatan pegadaian syariah termasuk dana yang kemudian
disalurkan kepada nasabah, murni berasal dari modal sendiri ditambah dana pihak ketiga dari
sumber yang dapat dipertanggung jawaban. Pegadaian telah melakukan kerja sama dengan
bank muamalat sebagai pundernya, ke depan pegadaian jaga akan melakukan kerja sama
dengan lembaga keuangan syariah lain untuk mem-back up modal kerja.
I. Produk dan Jasa Sistem Konvensional

1. Jasa Taksiran
Layanan Pegadaian untuk memberikan penilaian berbagai jenis dan kualitas emas dan
berlian, para penaksir akan bergerak atau bertindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Jasa Titipan
Bagi nasabah yang ingin manyimpan barangnya yang berharga, dapat menyimpan
dipegadaian dengan layanan tititpan, dengan prosedur mudah, layanan murah, dan barang
akan dijamin oleh pegadaian. Selain itu, jika nasabah akan meninggalkan rumah dalam
jangka waktu yang lama, nasabah dapat manitipkan barang- barang dipegadaian.

3. Penjualan Koin Emas ONH


Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang dapat digunakan untuk tujuan
persiapan dana pergi menunaikan ibadah haji bagi pembelinya. Nasabah hanya cukup
membeli sejumlah koin emas ONH (yang tersedia dalam pilihan berat), baik sekali saja
maupun secara rutin. Setelah koin emas ONH milik nasabah telah mencapai sekitar 250-300
gram, secara otomatis nasabah akan didaftarkan sebagai calon jamaah haji melalui Sistem
Haji Terpadu (Siskoat). Selain untuk haji, dapat pula dibeli untuk tujuan investasi.
4. Unit Toko Emas “Galeri 24”
5. Krasida
Kredit angsuran system gadai merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro
kecil (dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang pengembalian
pinjamannya dilakukan melalui angsuran. Dengan janka waktu maksimal tiga tahun dan
jaminan bergerak,seperti: perhiasan, kendaraan bermotor, dan barang bergerak lainya.
6. Kreasi
Kreasi adalah pemberian pinjaman uang yang ditujukan kepada pengusaha kecil dengan
menggunakan konstruksi penjaminan kredit atas dasar fidusia. Kredit atas dasar fidusia
merupakan pengikatan jaminan dengan lembaga pengikatan jaminan yang sempurna dan
memberikan hak yang preferent kepada kreditor, dalam hal ini adalah lembaga jamin atau
fidusia. Kredit pada fitur fidusia, bagi kreditor dan debitur merupakan jaminan yang ideal.
7. Kresna
Kresna merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai atau karyawan dalam rangka
kegiatan produktif /konsumtif dengan pengembalian secara angsuran. Sampai saat ini kresna
baru bisa diambil oleh pegawai pegadaian. Kresna dimasa mendatang akan dikembangkan
menjadi produk yang bisa dimanfaatkan untuk cicilan kendaraan bermotor.

8. Jasa gadai (Kredit Cepat Aman/KCA)


Proses pemberian system gadai hanya memakan waktu 15 menit, selain itu, aman dan
prosedurnya mudah, yaitu dengan jaminan barang bergerak.
9. Usaha Sewa Gedung
Perum pegadaianjuga menyediakan sewa gedung, seperti : Gedung Langen Palikrama,
Gedung Serbaguna, dan Harco Pasar Baru, serta Kenari Baru.
10. Kredit Tunda Jual Komoditas Pertanian
Kredittunda jual komoditas pertanian ini diberikan kepada petani degan jaminan gabah kering
giling. Layanan kredit ini ditujuhkan untuk membantu para petani pasca panen terhindardari
tekanan akibat fluktuasi harga pada saat panen dan permainan para tengkulak. Sasaran utama
gadai gabah adalah membantu petani agar dapat menjual gabah yang dimilikinya sesuai
dengan harga dasar yang ditetapkan pemerintah.
11. Kredit Kelayakan Usaha
Suatu bentuk pengembangan dari kredit gadai yang diperuntukkan bagi para pengusaha kecil
dan mikro agar tidak lagi menggadaikan alat- alat produksinya. Dengan melihat kelayakan
usahanya, mereka tetap memperoleh kredit dan barang jaminanya tetap dapat digunakan
untukmenjalankan usahanya.
12. Lelang Barang Jaminan
Jika sampai batas waktu tertentu, nasabah tidak melunasi, mencicil atau memperpanjang
pinjaman, barang akan dilelang pada bulan ke-5. Pelelangan akan di dilaksanakan oleh
pegadaian sendiri. Tanggal lelang akan diumumkan pada papan pengumuman dan media
radio. Dalam hal barang jaminan akan dilelang, nasabah masih berhak menerimah uang
kelebihan yaitu hasil penjualan dalam lelang setelah setelah dikurangi uang pinjaman + sewa
modal, biaya lelang. Apabila kredit belum dapat dikembalikan dalam waktunya dapat
diperpanjang dengan cara dicicil atau gadai ulang. Kedua cara ini secara otomatis akan
memperpanjang jangka waktu kredit.[5]

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a) Pengertian Lembaga Pembiayaan
lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang dilakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan dana atau modal dengan tidak menarik dana secara
langsung dari masyarakat.
b) Peranan lembaga pembiayaan
Yakni sebagi salah satu lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk
menunjang pertumbuhan perekonomian nasional serta menampung dan
menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat, berperan aktif dalam pembangunan
dimana lembaga pembiayaan ini diharapkan masyarakat atau pelaku usaha dapat
mengatasi salah satu faktor yang umum dialami yaitu faktor permodalan.
c) Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan
 Sewa Guna Usaha (Leasing)
 Anjak Piutang
 Usaha Kartu Kredit
 Pembiayaan Konsumen
 Perusahaan Modal Ventura
B. Kritik dan Saran
Menurut saya pemerintah harus lebih giat mensosialisasi setiap perubahan
peraturan yang dibuat, khususnya dalam hal perusahaan pembiayaan infrastruktur
karena pada kenyataanya masyarakat masih banyak yang kurang mengetahui
tentang peraturan mengenai Lembaga Pembiayaan.

Anda mungkin juga menyukai